Anda di halaman 1dari 2

Bahaya penggunaan obat pencernaan

1) Antagonis reseptor H2
Efek samping antagonis reseptor-H2 adalah diare dan gangguan saluran cerna lainnya,
pengaruh terhadap pemeriksaan fungsi hati (jarang, kerusakan hati), sakit kepala, pusing, ruam
dan rasa letih. Efek samping yang jarang adalah pankreatitis akut, bradikardi, AV block, rasa
bingung, depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua atau orang yang sakit parah, reaksi
hipersensitifitas (termasuk demam, artralgia, mialgia, anafilaksis), gangguan darah (termasuk
agranulositosis, leukopenia, pansitopenia, trombositopenia) dan reaksi kulit (termasuk eritema
ultiform, dan nekrolisis epidermal yang toksik). Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan
impotensi, namun jarang terjadi.
2) Obat Laxative/Pencahar
Efek Samping dan Bahaya Obat Laxative/Pencahar. Efek samping yang dapat ditimbulkan
obat pencahar bisa bervariasi, tergantung pada jenis obat pencahar yang digunakan. Namun,
beberapa efek samping berikut bisa terjadi setelah menggunakan obat pencahar, yaitu:
 Perut kembung
 Buang gas (kentut)
 Kram perut
 Tidak enak badan
 Diare yang bisa menyebabkan dehidrasi
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping yang telah disebutkan di atas tidak
kunjung membaik atau semakin memburuk. Segera ke dokter jika konstipasi tidak kunjung
membaik, diare terjadi terus-menerus dan tidak kunjung membaik, atau perdarahan dari
rektum. Selain itu, harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat yang bisa ditandai
dengan gejala tertentu, seperti bengkak pada bibir dan kelopak mata, muncul ruam yang
bengkak atau gatal, atau sulit bernapas.
3) Obat Laxative/Pencahar
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat pencahar jenis
apa pun, terlebih saat menderita kondisi berikut:
 Gangguan usus, seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan sindrom iritasi usus (irritable
bowel syndrome)
 Riwayat gangguan ginjal dan hati
 Sulit menelan
 Diabetes
 Intoleransi laktosa
 Kelainan genetik seperti fenilketonuria
Dokter akan meresepkan jenis obat pencahar sesuai dengan kondisi yang dimiliki.
Penggunaan Obat Pencahar pada Bayi, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui Tak hanya penderita
masalah kesehatan tertentu, bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui juga dianjurkan untuk
berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat pencahar. Berikut ini adalah
penjelasannya:
1. Ibu hamil
Obat pencahar berupa serat dan pelunak feses umumnya aman digunakan oleh ibu hamil.
Namun, obat pencahar stimulan sebaiknya dihindari.
2. Ibu menyusui
Obat pencahar tergolong aman digunakan oleh ibu menyusui. Namun, beberapa
kandungan obat pencahar dapat diserap tubuh dan disalurkan melalui ASI. Hal ini dapat
menyebabkan diare pada bayi. Jadi, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter sebelum
konsumsi obat pencahar pada ibu menyusui.
3. Bayi
Obat pencahar sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang masih menyusui atau usianya
kurang dari 6 bulan. Konstipasi pada bayi dan balita dapat diatasi dengan cara berikut ini:
 Memberikan ASI, bila terjadi pada bayi yang belum mengonsumsi makanan padat
 Memberikan lebih banyak ASI, air mineral, atau buah yang banyak mengandung air,
bila terjadi pada bayi yang sudah mulai MPASI
 Memijat perut bayi secara perlahan dan menggerakkan kakinya seperti sedang
mengayuh sepeda

DAPUS:

https://hellosehat.com/pencernaan/maag/efek-samping-antasida/

https://www.alodokter.com/hati-hati-saat-mengonsumsi-obat-pencahar

https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/13-antitukak/131-antagonis-reseptor-
h2#:~:text=Efek%20samping%3A%20Efek%20samping%20antagonis,pusing%2C%20ruam%20dan
%20rasa%20letih

https://www.alomedika.com/risiko-kanker-pada-penggunaan-penghambat-pompa-proton-jangka-
panjang

https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-cerna/antispasmodik-dan-antidiare/attapulgite/
kontraindikasi-dan-peringatan

Anda mungkin juga menyukai