ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan jenis gaya bahasa kiasan dan fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik lagu
Naif dan Payung Teduh. Ditemukan bahwa lirik lagu band Naif dan Payung Teduh menggunakan
gaya bahasa kiasan, yaitu (i) personifikasi, (ii) simile atau persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi.
Selain itu, fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh adalah (i)
memperindah lirik lagu, (ii) menyembunyikan sesuatu, (iii) menciptakan suasana tertentu, (iv)
mempunyai tujuan untuk membujuk, mengingatkan, atau meyakinkan, dan (v) menyindir.
Kata Kunci: gaya bahasa kiasan, lirik lagu, Naif, dan Payung Teduh.
107
108 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117
1984:113). Menurut Gorys Keraf, gaya bahasa oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993: 1). Jenis
kiasan terbagi menjadi persamaan atau simile, penentunya adalah daya pilah referensial,
metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi yaitu daya pilah yang menggunakan referen
atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, atau sosok yang diacu oleh satuan kebahasaan
sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, sebagai alat penentu (Kesuma, 2007: 52).
ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo, Peneliti menggunakan referen berupa gaya
antifrasis, dan pun atau paronomasia. bahasa pada penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan Metode agih adalah metode analisis
metode simak. Metode simak yaitu metode yang alat penentunya ada di dalam dan
yang dilakukan dengan menyimak merupakan bagian dari bahasa yang diteliti
penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik yang dipakai
Peneliti menyimak data gaya bahasa pada dalam metode agih adalah teknik perluas.
lirik lagu band Naif dan Payung Teduh Teknik perluas adalah teknik analisis data
menurut data lirik lagu di internet, yaitu dari dengan cara memperluas satuan kebahasaan
https:// lirik.kapanlagi.com/. Hingga saat ini Naif yang dianalisis dengan menggunakan satuan
telah mengeluarkan delapan album, yaitu kebahasaan tertentu (Kesuma, 2007: 59).
“Naif” (1998), “Jangan Terlalu Naif” (2000), Teknik perluas digunakan untuk menentukan
“Titik Cerah” (2002), “The Best of Naif” segi-segi kemaknaan satuan kebahasaan
(2005), “Retropolis” (2005), “Televisi” (2007), tertentu (Sudaryanto 1993: 55).
“A Night at Schouwburg” (2008), dan “Planet
Cinta” (2011). Sedangkan Payung Teduh telah
mengeluarkan tiga album, yaitu “Payung 3. HASIL PENELITIAN
Teduh” (2010), “Dunia Batas” (2012), dan DAN PEMBAHASAN
“Live and Loud” (2016). Teknik lanjutan yang
digunakan pada metode ini adalah teknik 3.1 Gaya Bahasa Kiasan
catat. Data yang sudah terkumpul kemudian yang Terdapat pada Lirik Lagu
dicatat pada kartu daya yang dilanjutkan Band Naif dan Payung Teduh
dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993: 135).
Untuk menganalisis gaya bahasa pada Jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat
lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan
Teduh, digunakan metode padan. Metode Payung Teduh adalah (i) personifikasi,
padan adalah metode analisis data yang alat (ii) simile atau persamaan, (iii) metafora, dan
penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak (iv) ironi.
menjadi bagian dari bahasa (langue) yang
bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto, 1993: 3.1.1 Personifikasi
13). Alat penentu yang digunakan peneliti
adalah metode padan referensial, yaitu metode Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan
padan yang alat penentunya berupa referen yang menggambarkan benda-benda mati atau
bahasa (Kesuma, 2007: 48). Referen bahasa barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah
adalah kenyataan atau unsur luar bahasa yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi
ditunjuk satu kebahasaan (Kridalaksana, 2001: merupakan suatu corak khusus dari metafora,
186). Metode padan referensial itu digunakan yang mengiaskan benda-benda mati bertindak,
untuk menentukan identitas satuan kebahasaan berbuat, berbicara, seperti manusia.
menurut referen yang ditunjuk (Kesuma, 2007: Personifikasi mengandung unsur kesamaan.
48). Teknik dasar dalam metode padan adalah Kalau metafora (sebagai istilah umum)
teknik pilah unsur penentu, yaitu teknik analisis membuat perbandingan dengan suatu hal yang
data dengan cara memilah-milah satuan lain, maka dalam penginsanan hal yang lain itu
kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu adalah benda-benda mati yang bertindak dan
berupa daya pilah yang bersifat mental yang berbuat seperti manusia, atau perwatakan
dimiliki manusia. Pokok yang dibandingkan
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............109
(2) Angin Pujaan Hujan (Payung Teduh, 2010) (a) Aku sedang berjalan
(b) Menyusuri relung di hatimu
(a) Datang dari mimpi semalam (c) Aku sedang mencari
(b) Bulan bundar bermandikan (d) Sesuatu di balik matamu
sejuta cahaya
110 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117
(e) Yang mampu membuatku 3.1.2.2 Gaya Bahasa Simile atau Persamaan
terpesona yang Terdapat pada Lirik Lagu
(f) Yang mampu membuatku Payung Teduh
terpesona Berikut ini gaya bahasa simile yang
(g) Apakah dirimu yang mampu terdapat pada lirik lagu dalam album Payung
(h) Membuat hatiku bagai Teduh:
melayang di awan
(i) Dan apakah dirimu yang mampu (4) Kucari Kamu
membuat hatiku bagai terpanah
asmara (a) Kucari kamu dalam setiap
(j) Dan ku yakin itulah cinta malam
(k) Aku sedang berjalan (b) Dalam bayang masa suram
(l) Mengikuti kata di hatiku (c) Kucari kamu dalam setiap
(m) Aku sedang mencari langkah
(n) Rahasia di balik matamu (d) Dalam ragu yang membisu
(o) Yang mampu membuatku (e) Kucari kamu dalam setiap
terpesona ruang
(p) Yang mampu membuatku (f) Seperti aku yang menunggu
terpesona kabar dari angin malam
(q) Apakah dirimu yang mampu (g) Aku cari kamu
(r) Membuat hatiku bagai (h) Di setiap malam yang panjang
melayang di awan (i) Aku cari kamu
(s) Dan apakah dirimu yang mampu (j) Kutemui kau tiada
membuat hatiku bagai terpanah (k) Aku cari kamu
asmara (l) Di setiap bayang kau tersenyum
(t) Dan ku yakin itulah cinta (m) Aku cari kamu
(u) Kuyakin itulah asmara (n) Kutemui kau berubah
(v) Kuserasa di surga (o) Kucari kamu dalam setiap jejak
(w) Dan hatiku berbunga-bunga (p) Seperti aku yang menunggu
(x) Apakah dirimu yang mampu kabar dari matahari
(y) Membuat hatiku bagai
melayang di awan Pada data (4), gaya bahasa simile
(z) Dan apakah dirimu yang mampu ditunjukkan di empat baris lirik yang berbeda
membuat hatiku bagai terpanah tetapi dengan kalimat yang mirip. Yang
asmara pertama, pada (4e) hingga (4f) kucari kamu
dalam setiap ruang seperti aku yang menunggu
Data (3) menunjukkan bahwa terdapat kabar dari angina malam dan yang kedua, pada
dua lirik yang mengandung gaya bahasa (4o) hingga (4p) kucari kamu dalam setiap jejak
simile. Pada data (3h) dikatakan membuat seperti aku yang menunggu kabar dari matahari.
hatiku bagai melayang di awan dan data (3i) dan
apakah dirimu yang mampu membuat hatiku 3.1.3 Metafora
bagai terpanah asmara. Pada kedua data
tersebut, terdapat kata bagai yang mewakilkan Metafora adalah analogi yang
gaya bahasa simile di dalamnya. Kedua data membandingkan dua hal secara langsung,
tersebut mengandaikan hati yang dapat tetapi dalam bentuk yang singkat. Misalnya:
melayang di awan dan panah asmara. bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera
mata, dan sebagainya (Keraf, 1984: 139).
Metafora sebagai perbandingan langsung
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............111
143) . Sengaja atau tidak, kalimat yang 3.2.1 Memperindah Lirik Lagu
digunakan mengingkari maksud yang
sebenarnya. Ironi akan dikatakan berhasil jika Lagu diciptakan dengan suatu estetika
pembaca atau pendengar dapat menemukan agar tersampaikan secara indah. Penulis lirik
dan mengetahui maksud sebenarnya di balik lagu tidak menciptakan lirik seakan sedang
kalimat tersebut. menulis berita. Kata demi kata yang
digunakan diperindah dengan gaya bahasa
3.1.3.1 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat tertentu agar terkesan lebih puitis. Bahkan,
pada Lirik Lagu Naif tak jarang beberapa pencipta lagu
Berikut gaya bahasa ironi yang terdapat mengadopsi puisi yang dibuatnya untuk
pada lirik lagu dalam album Naif: kemudian dijadikan sebuah lagu.
Pada data (3), penulis menyembunyikan menjadi salah satu cara berbicara suatu lirik
maksud melalui gaya bahasa metafora yang lagu. Bahasa kiasan hadir sebagai pencipta
ditunjukkan pada kalimat (m) wahai sang suasana. Suasana yang dimaksud dapat
bunga akulah si kumbang itu. Dalam kalimat beragam, misalnya romantis, senang, sedih,
“akulah si kumbang itu”, maksud yang kecewa, dan lain-lain.
disembunyikan adalah ia ingin
menyampaikan pada kekasihnya bahwa ialah 3.2.5.1 Fungsi Menciptakan Suasana
kekasih sejati yang selalu ada berdampingan Tertentu pada Lirik Lagu Naif
dengannya karena pada bunga selalu ada Berikut ini lirik lagu pada album Naif
seekor kumbang. yang memiliki fungsi menciptakan suasana
tertentu:
3.2.4.2Fungsi Menyembunyikan Sesuatu
pada Lirik Lagu Payung Teduh (5) Hai Monas
Berikut ini lirik lagu pada album
Payung Teduh yang memiliki fungsi (a) Bangun pagi-pagi, menghadapi hari
menyembunyikan sesuatu: (b) Ayam berdiri berkokok
(c) Ayo bersiap ‘tuk memulai hari ini
(4) Berdua Saja (d) Udara yang segar buat badan
bugar
(a) Ada yang tak sempat (e) Kuhirup dan kuberlari
tergambarkan oleh kata (f) Putari Monas tujuh kali tiap hari
(b) Ketika kita berdua (g) Di tiap hari ... slalu begini
(c) Hanya aku yang bisa bertanya (h) Berulang kali ... peristiwa yang
(d) Mungkinkah kau tahu kualami tiap hari tiap pagi
jawabnya (i) Mentari tlah datang
(e) Malam jadi saksinya (j) Hai Monas menantang
(f) Kita berdua diantara kata (k) Peluh mulai bercucuran
(g) Yang tak terucap (l) Kulitku kini memerah habis
(h) Berharap waktu membawa terpanggang
keberanian (m) Nafasku terengah, tubuhku pun
(i) Untuk datang membawa lelah
jawaban (n) Namun tanpa keluh kesah
(j) Mungkinkah kita ada (o) Kulari dan kuberlari pantang
kesempatan menyerah
(k) Ucapkan janji takkan berpisah (p) Di tiap hari ... slalu begini
selamanya (q) Berulang kali ... peristiwa yang
kualami tiap hari tiap pagi
Data (4) pada kalimat “malam jadi (r) Hai Monas kini tlah ramai lagi
saksinya” dan “berharap waktu membawa ... semua menari ... menikmati
keberanian untuk datang membawa jawaban” segarnya udara di pagi hari ini
menyembunyikan maksud bahwa “aku”
berharap bahwa sesuatu yang menjadi tanya Data (5) menunjukkan suasana semangat.
dalam dirinya akan terjawab di waktu yang Penulis mengajak pendengar dan pembaca
baik nanti. untuk berolahraga melalui lagu tersebut yang
direpresentasikan oleh “Monas”.
3.2.5 Menciptakan Suasana Tertentu
(q) Sudilah kau temani diriku (c) Kalau ditowel hati sebelah bisa jadi
(r) Namun bila kau ingin sendiri marah
(s) Cepat-cepatlah sampaikan (d) Towal-towel towal-towel
kepadaku (e) Towal-towel towal-towel
(t) Agar ku tak berharap dan buat kau (f) Towal-towel towal-towel
bersedih
(u) Bila nanti saatnya t’lah tiba Pada data (9), ditunjukkan gaya bahasa
(v) Kuingin kau menjadi istriku ironi yang bertujuan untuk menyindir.
(w) Berjalan bersamamu dalam
terik dan hujan
(x) Berlarian kesana-kemari dan 4. PENUTUP
tertawa
(y) Namun bila saat berpisah t’lah tiba Dalam pembahasan jenis dan fungsi gaya
(z) Izinkanku menjaga dirimu bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu
(aa) Sudilah kau temani diriku band Naif dan Payung Teduh, berdasarkan
sampel yang ditentukan oleh peneliti ditemukan
Pada data (8) gaya bahasa kiasan bahwa jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat
digunakan untuk membujuk serta meyakinkan pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh ada
kekasihnya untuk menikah dengannya. empat jenis yakni (i) personifikasi, (ii) simile
atau persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi.
3.2.7 Menyindir Lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh band Naif
menggunakan gaya bahasa personifikasi
Lagu dibuat salah satunya untuk sebanyak lima lagu, gaya bahasa simile
menjadi sarana komunikasi. Beberapa orang sebanyak satu lagu, gaya bahasa metafora
memilih untuk menulis lagu untuk sebanyak empat lagu, dan gaya bahasa ironi
melampiaskan beberapa kegelisahannya yang pada sebuah lagu dari total 26 lagu yang
tak jarang berupa sindiran. Lagu tersebut merupakan jumlah data sementara penelitian.
dikatakan berhasil jika pembaca atau Sedangkan lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh
pendengar dapat mengerti apa maksud lain di band Payung Teduh menggunakan gaya bahasa
balik lirik lagu tersebut. Bahkan ada salah personifikasi sebanyak sepuluh lagu, gaya
satu klasifikasi gaya bahasa yang memang bahasa simile sebanyak tiga lagu, gaya bahasa
ditujukan untuk menyindir. metafora sebanyak dua lagu, dan gaya bahasa
ironi pada sebuah lagu dari total dari total 16
3.2.7.1Fungsi Menyindir pada Lirik Lagu lagu yang merupakan jumlah data sementara
Naif penelitian.
Berikut ini lirik lagu pada album Naif Selain itu, fungsi gaya bahasa kiasan
yang memiliki fungsi menyindir: yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan
Payung Teduh, yaitu (i) memperindah lirik
(9) Towal-Towel lagu, (ii) menyembunyikan sesuatu,
(iii) menciptakan suasana tertentu, (iv) mempunyai
(a) Ditowal-towel jangan marah- tujuan untuk membujuk, mengingatkan, atau
marah meyakinkan, dan (v) menyindir.
(b) Ditowal-towel jangan marah-
marah
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............117