Anda di halaman 1dari 11

JENIS DAN FUNGSI GAYA BAHASA KIASAN

PADA LIRIK LAGU BAND NAIF DAN PAYUNG TEDUH

Anastasia Tita Pratiwi


Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma
Email: titapratiwi25@yahoo.com

ABSTRAK

Artikel ini mendeskripsikan jenis gaya bahasa kiasan dan fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik lagu
Naif dan Payung Teduh. Ditemukan bahwa lirik lagu band Naif dan Payung Teduh menggunakan
gaya bahasa kiasan, yaitu (i) personifikasi, (ii) simile atau persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi.
Selain itu, fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh adalah (i)
memperindah lirik lagu, (ii) menyembunyikan sesuatu, (iii) menciptakan suasana tertentu, (iv)
mempunyai tujuan untuk membujuk, mengingatkan, atau meyakinkan, dan (v) menyindir.
Kata Kunci: gaya bahasa kiasan, lirik lagu, Naif, dan Payung Teduh.

1. PENDAHULUAN masing-masing. Naif yang terbentuk dari


tahun 90-an masih mempunyai banyak
Lagu adalah salah satu sarana komunikasi penggemar hingga sekarang, juga Payung
yang disampaikan melalui liriknya. Dalam Teduh yang sejak pertama terbentuk
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lirik mempunyai tempat khusus di banyak hati
adalah karya sastra dalam (puisi) yang berisi penggemarnya. Naif terkenal dengan lirik
curahan perasaan pribadi, susunan kata lagunya yang indah dan mudah untuk
sebuah nyanyian. Lirik lagu ditulis dengan dipahami, sedangkan Payung Teduh dikenal
banyak maksud dan makna, beberapa hanya sebagai band indie yang memberikan unsur
bertujuan untuk menghibur, tetapi tak jarang ‘puisi’ di dalam lirik-lirik lagunya.
pula yang memakai lagu sebagai sarana untuk Penelitian ini bertujuan untuk
mencurahkan hati dan menyindir. Melalui mendeskripsikan jenis gaya bahasa kiasan
sebuah lagu, dapat didapatkan makna secara yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan
tepat dan dalam, tetapi dalam sebuah wadah Payung Teduh dan mendeskripsikan
yang tidak membosankan pula. Masyarakat perbandingan fungsi gaya bahasa kiasan yang
sekarang cenderung lebih tertarik terhadap terdapat pada lirik lagu band Naif dan Payung
sesuatu yang tidak terlalu serius, melainkan Teduh.
menghibur.
Objek kajian pada artikel ini adalah
gaya bahasa kiasan pada lirik lagu band Naif 2. TEORI DAN METODE
dan Payung Teduh. Naif merupakan sebuah
band indie yang terbentuk pada tahun 1995, Gaya bahasa kiasan pada lirik lagu band
sedangkan Payung Teduh yang merupakan Naif dan Payung Teduh dikaji gaya bahasa
band indie pula yang terbentuk pada tahun kiasannya. Gaya bahasa merupakan cara
2007. Kedua band tersebut terbentuk di dua mengungkapkan pikiran melalui bahasa
era yang berbeda, 90-an dan 2000-an. Naif dan secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
Payung Teduh mempunyai eksistensinya kepribadian penulis (pemakai bahasa) (Keraf,

107
108 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117

1984:113). Menurut Gorys Keraf, gaya bahasa oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993: 1). Jenis
kiasan terbagi menjadi persamaan atau simile, penentunya adalah daya pilah referensial,
metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi yaitu daya pilah yang menggunakan referen
atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, atau sosok yang diacu oleh satuan kebahasaan
sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, sebagai alat penentu (Kesuma, 2007: 52).
ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo, Peneliti menggunakan referen berupa gaya
antifrasis, dan pun atau paronomasia. bahasa pada penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan Metode agih adalah metode analisis
metode simak. Metode simak yaitu metode yang alat penentunya ada di dalam dan
yang dilakukan dengan menyimak merupakan bagian dari bahasa yang diteliti
penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik yang dipakai
Peneliti menyimak data gaya bahasa pada dalam metode agih adalah teknik perluas.
lirik lagu band Naif dan Payung Teduh Teknik perluas adalah teknik analisis data
menurut data lirik lagu di internet, yaitu dari dengan cara memperluas satuan kebahasaan
https:// lirik.kapanlagi.com/. Hingga saat ini Naif yang dianalisis dengan menggunakan satuan
telah mengeluarkan delapan album, yaitu kebahasaan tertentu (Kesuma, 2007: 59).
“Naif” (1998), “Jangan Terlalu Naif” (2000), Teknik perluas digunakan untuk menentukan
“Titik Cerah” (2002), “The Best of Naif” segi-segi kemaknaan satuan kebahasaan
(2005), “Retropolis” (2005), “Televisi” (2007), tertentu (Sudaryanto 1993: 55).
“A Night at Schouwburg” (2008), dan “Planet
Cinta” (2011). Sedangkan Payung Teduh telah
mengeluarkan tiga album, yaitu “Payung 3. HASIL PENELITIAN
Teduh” (2010), “Dunia Batas” (2012), dan DAN PEMBAHASAN
“Live and Loud” (2016). Teknik lanjutan yang
digunakan pada metode ini adalah teknik 3.1 Gaya Bahasa Kiasan
catat. Data yang sudah terkumpul kemudian yang Terdapat pada Lirik Lagu
dicatat pada kartu daya yang dilanjutkan Band Naif dan Payung Teduh
dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993: 135).
Untuk menganalisis gaya bahasa pada Jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat
lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan
Teduh, digunakan metode padan. Metode Payung Teduh adalah (i) personifikasi,
padan adalah metode analisis data yang alat (ii) simile atau persamaan, (iii) metafora, dan
penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak (iv) ironi.
menjadi bagian dari bahasa (langue) yang
bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto, 1993: 3.1.1 Personifikasi
13). Alat penentu yang digunakan peneliti
adalah metode padan referensial, yaitu metode Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan
padan yang alat penentunya berupa referen yang menggambarkan benda-benda mati atau
bahasa (Kesuma, 2007: 48). Referen bahasa barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah
adalah kenyataan atau unsur luar bahasa yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi
ditunjuk satu kebahasaan (Kridalaksana, 2001: merupakan suatu corak khusus dari metafora,
186). Metode padan referensial itu digunakan yang mengiaskan benda-benda mati bertindak,
untuk menentukan identitas satuan kebahasaan berbuat, berbicara, seperti manusia.
menurut referen yang ditunjuk (Kesuma, 2007: Personifikasi mengandung unsur kesamaan.
48). Teknik dasar dalam metode padan adalah Kalau metafora (sebagai istilah umum)
teknik pilah unsur penentu, yaitu teknik analisis membuat perbandingan dengan suatu hal yang
data dengan cara memilah-milah satuan lain, maka dalam penginsanan hal yang lain itu
kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu adalah benda-benda mati yang bertindak dan
berupa daya pilah yang bersifat mental yang berbuat seperti manusia, atau perwatakan
dimiliki manusia. Pokok yang dibandingkan
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............109

itu sekolah-olah berwujud manusia, baik (c) Di langit yang merah


dalam tindak-tinduk, perasaan, dan (d) Ranum seperti anggur
perwatakan manusia (Keraf, 1984: 140-141). (e) Wajahmu membuai mimpiku
(f) Sang pujaan tak juga datang
3.1.1.1 Gaya Bahasa Personifikasi yang (g) Angin berhembus bercabang
Terdapat pada Lirik Lagu Naif (h) Rinduku berbuah lara
Berikut merupakan gaya bahasa
personifikasi yang terdapat pada lirik lagu Pada data (2) ditunjukkan dua gaya bahasa
dalam album Naif: kiasan personifikasi, yaitu (2b) dan (2h). Pada (2b)
dikatakan bahwa bulan bundar bermandikan sejuta
(1) Puspa Indah cahaya yang di mana bulan bundar merupakan
benda mati yang tidak bisa melakukan kegiatan
(a) Telah lama terkenang mandi. Begitu halnya dengan data (2h) rinduku
(b) Puspa Indahku tersayang berbuah lara. Rindu merupakan suatu bentuk
(c) Selalu kumenunggu perasaan yang tak hidup, sedang menurut Kamus
(d) Surat dan kabarmu Besar Bahasa Indonesia rindu adalah sangat ingin
(e) Ah... puspa indahku dan berharap benar pada sesuatu. Ia tidak bisa
(f) Oh... buluh perindu berbuah. Penulis lirik memanusiakan benda mati.
(g) Ku takkan jemu-jemu
(h) ‘Tuk bersurat slalu
(i) Walau jauh di mata 3.1.2 Simile atau Persamaan
(j) Tapi dekatlah di hati
(k) Tempo-tempo bersua Persamaanatausimileadalah
(l) Di stasiun kota perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat
Pada data (1) terdapat satu gaya bahasa eksplisit ialah bahwa ia langsung menyatakan
kiasan personifikasi yaitu sesuai dengan judul sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
lagu tersebut “Puspa Indah”. Menurut Kamus memerlukan upaya yang secara eksplisit
Besar Bahasa Indonesia (2007), puspa berarti menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata:
bunga. Puspa indah merupakan nama salah seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
satu bunga yang ada di Indonesia, penulis sebagainya (Keraf, 1984: 138). Persamaan ada
lirik lagu mengandaikan seseorang dengan yang mengandung perincian mengenai sifat
sebutan Puspa Indah. Terlihat dari data (1c) persamaan itu dan ada pula yang tidak
dan (1d), bahwa penulis lirik selalu mengandung perincian mengenai sifat
menunggu surat dan kabar dari sang ‘Puspa persamaan itu kemudian pembaca diharapkan
Indah’. Penulis mengandaikan sebuah bunga akan mengira sendiri sifat persamaan tersebut.
dapat mengirim kabar melalui sebuah surat.
3.1.2.1 Gaya Bahasa Simile atau Persamaan
3.1.1.2 Gaya Bahasa Personifikasi yang yang Terdapat pada Lirik Lagu Naif Berikut
Terdapat pada Lirik Lagu Payung merupakan gaya bahasa simile yang terdapat
Teduh pada lirik lagu dalam album
Berikut merupakan gaya bahasa Naif:
personifikasi yang terdapat pada lirik lagu
dalam album Payung Teduh (3) Itulah Cinta

(2) Angin Pujaan Hujan (Payung Teduh, 2010) (a) Aku sedang berjalan
(b) Menyusuri relung di hatimu
(a) Datang dari mimpi semalam (c) Aku sedang mencari
(b) Bulan bundar bermandikan (d) Sesuatu di balik matamu
sejuta cahaya
110 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117

(e) Yang mampu membuatku 3.1.2.2 Gaya Bahasa Simile atau Persamaan
terpesona yang Terdapat pada Lirik Lagu
(f) Yang mampu membuatku Payung Teduh
terpesona Berikut ini gaya bahasa simile yang
(g) Apakah dirimu yang mampu terdapat pada lirik lagu dalam album Payung
(h) Membuat hatiku bagai Teduh:
melayang di awan
(i) Dan apakah dirimu yang mampu (4) Kucari Kamu
membuat hatiku bagai terpanah
asmara (a) Kucari kamu dalam setiap
(j) Dan ku yakin itulah cinta malam
(k) Aku sedang berjalan (b) Dalam bayang masa suram
(l) Mengikuti kata di hatiku (c) Kucari kamu dalam setiap
(m) Aku sedang mencari langkah
(n) Rahasia di balik matamu (d) Dalam ragu yang membisu
(o) Yang mampu membuatku (e) Kucari kamu dalam setiap
terpesona ruang
(p) Yang mampu membuatku (f) Seperti aku yang menunggu
terpesona kabar dari angin malam
(q) Apakah dirimu yang mampu (g) Aku cari kamu
(r) Membuat hatiku bagai (h) Di setiap malam yang panjang
melayang di awan (i) Aku cari kamu
(s) Dan apakah dirimu yang mampu (j) Kutemui kau tiada
membuat hatiku bagai terpanah (k) Aku cari kamu
asmara (l) Di setiap bayang kau tersenyum
(t) Dan ku yakin itulah cinta (m) Aku cari kamu
(u) Kuyakin itulah asmara (n) Kutemui kau berubah
(v) Kuserasa di surga (o) Kucari kamu dalam setiap jejak
(w) Dan hatiku berbunga-bunga (p) Seperti aku yang menunggu
(x) Apakah dirimu yang mampu kabar dari matahari
(y) Membuat hatiku bagai
melayang di awan Pada data (4), gaya bahasa simile
(z) Dan apakah dirimu yang mampu ditunjukkan di empat baris lirik yang berbeda
membuat hatiku bagai terpanah tetapi dengan kalimat yang mirip. Yang
asmara pertama, pada (4e) hingga (4f) kucari kamu
dalam setiap ruang seperti aku yang menunggu
Data (3) menunjukkan bahwa terdapat kabar dari angina malam dan yang kedua, pada
dua lirik yang mengandung gaya bahasa (4o) hingga (4p) kucari kamu dalam setiap jejak
simile. Pada data (3h) dikatakan membuat seperti aku yang menunggu kabar dari matahari.
hatiku bagai melayang di awan dan data (3i) dan
apakah dirimu yang mampu membuat hatiku 3.1.3 Metafora
bagai terpanah asmara. Pada kedua data
tersebut, terdapat kata bagai yang mewakilkan Metafora adalah analogi yang
gaya bahasa simile di dalamnya. Kedua data membandingkan dua hal secara langsung,
tersebut mengandaikan hati yang dapat tetapi dalam bentuk yang singkat. Misalnya:
melayang di awan dan panah asmara. bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera
mata, dan sebagainya (Keraf, 1984: 139).
Metafora sebagai perbandingan langsung
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............111

tidak mempergunakan kata-kata pembanding 3.1.3.2 Gaya Bahasa Metafora


seperti halnya pada simile, sehingga pokok yang Terdapat pada Lirik Lagu
pertama langsung dihubungkan dengan Payung Teduh
pokok kedua. Metafora ini menyatakan Berikut gaya bahasa metafora yang
sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga terdapat pada lirik lagu dalam album Payung
dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak Teduh:
sama (Pradopo, 2012: 66).
(6) Di Ujung Malam (2012)
3.1.3.1 Gaya Bahasa Metafora yang
Terdapat pada Lirik Lagu Naif (a) Di ujung malam, di antara lelap dan
Berikut ini gaya bahasa metafora yang sadar
terdapat pada lirik lagu dalam album Naif: (b) Mulailah sekarang bernyanyilah
bersamaku
(5) Stop (Air Mata Buaya) (c) Di ujung malam, di antara lelap dan
sadar
(a) Ku akan pergi, jangan khawatir (d) Mulailah sekarang menarilah
(b) Ku akan pergi, janganlah bersamaku
khawatir (e) Sunyi ini merdu seketika
(c) Sudahlah kau hentikan, segala (f) Sunyi ini merdu seketika
tangismu (g) Sunyi ini merdu seketika
(d) Ku tau semua yang kau inginkan (h) Di ujung malam, di antara lelap dan
(e) Hentikanlah! .. Hentikan saja sadar
tangismu! (i) Mulailah sekarang menarilah
(f) Ku mohon .. stop! Tak malukah bersamaku
dirimu (j) Sunyi ini merdu seketika
(g) Ku akan pergi, jangan khawatir (k) Sunyi ini merdu seketika
(h) Hendak ke mana tiada terpikir (l) Sunyi ini merdu seketika
(i) Ku pasti akan rindu .. air mata (m) Sunyi ini merdu seketika
buayamu (n) Sunyi ini merdu seketika
(j) Tapi ku tak mau jadi dombamu! (o) Sunyi ini merdu seketika
(k) Hentikanlah! .. Hentikanlah
semua! Pada data (6), gaya bahasa metafora
(l) Ku mohon .. stop!!! ditunjukkan pada kalimat sunyi ini merdu
(m) Ku pergi segera. Ke Bali, seketika. Sunyi diumpamakan sebagai suara
ke Hawaii, ke Paris, ke Belgi, ke merdu yang hanya seketika. Di situ yang
London ditunjukkan bukan pembandingnya, tetapi
(n) India .. Malaysia .. ke Cina .. sifat pembandingnya.
keliling-keliling dunia
3.1.4 Ironi
Gaya bahasa metafora yang ditunjukkan
pada data (5) ada pada judul dan (5i) yaitu air Ironi adalah suatu acuan yang ingin
mata buaya. Pada kenyataannya buaya tidak mengatakan sesuatu dengan makna atau
bisa menangis. Air mata buaya memiliki maksud berlainan dari apa yang terkandung
makna air mata palsu atau seseorang itu tidak dalam rangkaian kata-katanya. Sebagai bahasa
dengan sungguh sedih atau menangis. Ini kiasan, ironi adalah suatu acuan yang ingin
disebut metafora yang sudah klise hingga mengatakan sesuatu dengan makna atau
orang lupa bahwa itu merupakan sebuah maksud berlainan dari apa yang terkandung
metafora. dalam rangkaian kata-katanya (Keraf, 1984:
112 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117

143) . Sengaja atau tidak, kalimat yang 3.2.1 Memperindah Lirik Lagu
digunakan mengingkari maksud yang
sebenarnya. Ironi akan dikatakan berhasil jika Lagu diciptakan dengan suatu estetika
pembaca atau pendengar dapat menemukan agar tersampaikan secara indah. Penulis lirik
dan mengetahui maksud sebenarnya di balik lagu tidak menciptakan lirik seakan sedang
kalimat tersebut. menulis berita. Kata demi kata yang
digunakan diperindah dengan gaya bahasa
3.1.3.1 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat tertentu agar terkesan lebih puitis. Bahkan,
pada Lirik Lagu Naif tak jarang beberapa pencipta lagu
Berikut gaya bahasa ironi yang terdapat mengadopsi puisi yang dibuatnya untuk
pada lirik lagu dalam album Naif: kemudian dijadikan sebuah lagu.

(7) Towal-Towel 3.2.2 Fungsi Memperindah Lirik Lagu


pada Lirik Lagu Naif
(a) Ditowal-towel jangan marah-
marah Berikut ini lirik lagu pada album Naif
(b) Ditowal-towel jangan marah- yang memiliki fungsi memperindah lirik lagu:
marah
(c) Kalau ditowel hati sebelah bisa jadi (1) Air Dan Api
marah
(d) Towal-towel towal-towel (a) Apa mauku apa maumu
(e) Towal-towel towal-towel (b) Slalu saja menjadi
(f) Towal-towel towal-towel (c) Satu masalah yang tak
kunjung henti
Pada data (7), gaya bahasa ironi (d) Bukan maksudku bukan
ditunjukkan pada kata ‘towal-towel’, kata ini maksudmu
dapat menjadi ironi karena akan memberikan (e) Untuk selalu
pandangan makna yang berbeda bagi tiap (f) Meributkan hal yang itu-itu saja
pendengar atau pembaca. (g) Mengapa kita saling membenci
(h) Awalnya kita slalu memberi
3.1.3.3 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat (i) Apakah mungkin hati
pada Lirik Lagu Payung Teduh yang murni
Dalam analisis ini, tidak ditemukan (j) Sudah cukup berarti
gaya bahasa ironi pada lirik lagu yang (k) Ataukah kita belum mencoba
diciptakan oleh Payung Teduh. (l) Memberi waktu pada logika
(m) Jangan seperti selama ini
3.2 Fungsi Gaya Bahasa Kiasan (n) Hidup bagaikan air dan api
yang Terdapat pada Lirik Lagu
Band Naif dan Payung Teduh Pada data (1), fungsi memperindah lirik
lagu ditunjukkan melalui gaya bahasa simile
Fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik atau persamaan. Lirik jangan seperti selama ini
lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung hidup bagaikan air dan api menunjukkan bahwa
Teduh, yaitu (i) memperindah lirik lagu, (ii) penulis menggunakan majas agar lirik tidak
menyembunyikan sesuatu, (iii) menciptakan terkesan monoton. Penulis mempersamakan
suasana tertentu, (iv) mempunyai tujuan hidup dengan air dan api yang maksudnya
untuk membujuk, mengingatkan, atau adalah adanya rasa cinta dan benci di dalam
meyakinkan, dan (v) menyindir. kehidupan yang tidak bisa disatukan.
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............113

3.2.3 Fungsi Memperindah Lirik Lagu 3.2.4.1 Fungsi Menyembunyikan Sesuatu


pada Lirik Lagu Payung Teduh pada Lirik Lagu Naif
Berikut ini lirik lagu pada album Naif
Berikut ini lirik lagu pada album yang memiliki fungsi menyembunyikan
Payung Teduh yang memiliki fungsi sesuatu:
memperindah lirik lagu:
(3) Akulah Pasanganmu
(2) Tidurlah
(a) Sudah pernah kubilang selang kita
(a) Akhirnya malam tiba juga bertemu
(b) Malam yang kunantikan sejak (b) Jauh sebelum engkau menjadi
awal kekasihku
(c) Malam yang menjawab akhir kita (c) Dan engkau sadari itu
(d) Inikah akhir yang kita ciptakan terbenam di hatimu
(e) Dan pagi takkan terisi lagi (d) Tak perlu ku ingatkan ya kau dan
(f) Lonceng bertingkah aku satu
sebagaimana mestinya (e) Wahai sang bunga akulah si
(g) Membangunkan orang tanpa kumbang itu
membagi (f) yang setia untuk menunggu
(h) Sedikit asmara untuk memulai hari mekarmu
(i) Tidurlah (g) Engkau wanita ni akulah
(j) Malam terlalu malam pasanganmu
(k) Tidurlah (h) yang setia untuk slalu
(l) Pagi terlalu pagi bersamamu
(i) Saat kau ada ragu jangan lalu
Data (2) menggunakan frasa “lonceng membisu
bertingkah” untuk memperindah lirik lagu. (j) dengarlah lagu kita tak susah tuk
“Lonceng” digunakan sebagai pengganti ceria
(k) Saat kita bersama semua pun
subjek yang biasa digunakan untuk manusia.
berwarna
(l) udara berarom ramaikan hati kita
3.2.4 Menyembunyikan Sesuatu
(m) Wahai sang bunga akulah si
kumbang itu
Ada beberapa lirik lagu yang sulit
(n) yang setia untuk menunggu
ditemukan maknanya. Biasanya, sang penulis
mekarmu
sangat berhati-hati dalam menulis lirik
(o) Engkau wanita ni akulah
lagunya agar penikmat lagu tersebut sulit
pasanganmu
untuk menemukan artinya. Para penulis lirik
(p) yang setia untuk slalu
lagu lebih ingin para penikmat lagu
bersamamu
menikmati alunan melodi yang mereka buat
(q) yang setia untuk slalu
ketimbang mencari-cari makna lirik lagunya.
bersamamu
Lagu diciptakan juga untuk menyampaikan
(r) yang setia untuk slalu
suatu hal, sehingga para penulis lirik lagu
bersamamu
menggunakan gaya bahasa untuk
(s) slalu menjagamu
menyampaikan hal-hal tersebut secara tidak (t) slalu menghiburmu
langsung.
(u) slalu mendukungmu
(v) slalu yakinimu
(w) slalu bersamamu
114 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117

Pada data (3), penulis menyembunyikan menjadi salah satu cara berbicara suatu lirik
maksud melalui gaya bahasa metafora yang lagu. Bahasa kiasan hadir sebagai pencipta
ditunjukkan pada kalimat (m) wahai sang suasana. Suasana yang dimaksud dapat
bunga akulah si kumbang itu. Dalam kalimat beragam, misalnya romantis, senang, sedih,
“akulah si kumbang itu”, maksud yang kecewa, dan lain-lain.
disembunyikan adalah ia ingin
menyampaikan pada kekasihnya bahwa ialah 3.2.5.1 Fungsi Menciptakan Suasana
kekasih sejati yang selalu ada berdampingan Tertentu pada Lirik Lagu Naif
dengannya karena pada bunga selalu ada Berikut ini lirik lagu pada album Naif
seekor kumbang. yang memiliki fungsi menciptakan suasana
tertentu:
3.2.4.2Fungsi Menyembunyikan Sesuatu
pada Lirik Lagu Payung Teduh (5) Hai Monas
Berikut ini lirik lagu pada album
Payung Teduh yang memiliki fungsi (a) Bangun pagi-pagi, menghadapi hari
menyembunyikan sesuatu: (b) Ayam berdiri berkokok
(c) Ayo bersiap ‘tuk memulai hari ini
(4) Berdua Saja (d) Udara yang segar buat badan
bugar
(a) Ada yang tak sempat (e) Kuhirup dan kuberlari
tergambarkan oleh kata (f) Putari Monas tujuh kali tiap hari
(b) Ketika kita berdua (g) Di tiap hari ... slalu begini
(c) Hanya aku yang bisa bertanya (h) Berulang kali ... peristiwa yang
(d) Mungkinkah kau tahu kualami tiap hari tiap pagi
jawabnya (i) Mentari tlah datang
(e) Malam jadi saksinya (j) Hai Monas menantang
(f) Kita berdua diantara kata (k) Peluh mulai bercucuran
(g) Yang tak terucap (l) Kulitku kini memerah habis
(h) Berharap waktu membawa terpanggang
keberanian (m) Nafasku terengah, tubuhku pun
(i) Untuk datang membawa lelah
jawaban (n) Namun tanpa keluh kesah
(j) Mungkinkah kita ada (o) Kulari dan kuberlari pantang
kesempatan menyerah
(k) Ucapkan janji takkan berpisah (p) Di tiap hari ... slalu begini
selamanya (q) Berulang kali ... peristiwa yang
kualami tiap hari tiap pagi
Data (4) pada kalimat “malam jadi (r) Hai Monas kini tlah ramai lagi
saksinya” dan “berharap waktu membawa ... semua menari ... menikmati
keberanian untuk datang membawa jawaban” segarnya udara di pagi hari ini
menyembunyikan maksud bahwa “aku”
berharap bahwa sesuatu yang menjadi tanya Data (5) menunjukkan suasana semangat.
dalam dirinya akan terjawab di waktu yang Penulis mengajak pendengar dan pembaca
baik nanti. untuk berolahraga melalui lagu tersebut yang
direpresentasikan oleh “Monas”.
3.2.5 Menciptakan Suasana Tertentu

Lirik lagu merupakan salah satu sarana


untuk menyampaikan sesuatu. Bahasa kiasan
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............115

3.2.5.2Fungsi Menciptakan Suasana (7) Ajojing


Tertentu pada Lirik Lagu Payung
Teduh (a) Para pemuda pemudi kita
Berikut ini lirik lagu pada album ajojing bersama
Payung Teduh yang memiliki fungsi (b) Para pemuda pemudi kita
menciptakan suasana tertentu: ajojing bersama haa
(c) Turunlah ke lantai dansa
(6) Resah (d) Buat gairah suasana
(e) Ajaklah tiap pasangan
(a) Aku ingin berjalan bersamamu (f) Kita semua ajojing bersama
(b) Dalam hujan dan malam gelap
(c) Tapi aku tak bisa melihat Data (7) menunjukkan bahwa penulis
matamu mengajak pembaca atau pendengar lagu
(d) Aku ingin berdua denganmu untuk menari dan berdansa bersama.
(e) Di antara daun gugur
(f) Aku ingin berdua denganmu 3.2.6.2 Fungsi Membujuk, Mengingatkan,
(g) Tapi aku hanya melihat atau Meyakinkan pada Lirik Lagu
keresahanmu Payung Teduh
(h) Aku menunggu dengan sabar Berikut ini lirik lagu pada album Payung Teduh
(i) Diatas sini melayang-layang yang memiliki fungsi membujuk, mengingatkan, atau
(j) Tergoyang angin, menantikan meyakinkan:
tubuh itu
(8) Akad
Data (6) menunjukkan suasana sedih (a) Berjalan bersamamu
dalam nuansa romantis. Ditunjukkan pada
liriknya yang menggunakan “hujan”, (b) Menarilah denganku
“malam”, “daun gugur”, dan “angin”. (c) Namun bila hari ini adalah
yang terakhir
3.2.6 Membujuk, Mengingatkan, (d) Namun ku tetap bahagia
atau Meyakinkan (e) Selalu kusyukuri
(f) Begitulah adanya
Melalui sebuah lirik, para musisi (g) Namun bila kau ingin sendiri
melakukan kegiatan bicara dengan caranya (h) Cepat cepatlah sampaikan
masing-masing, salah satunya untuk kepadaku
mempengaruhi orang lain. Gaya bahasa (i) Agar ku tak berharap dan buat
kiasan hadir untuk berbicara dengan cara kau bersedih
yang lebih indah dan halus. Beberapa tujuan (j) Bila nanti saatnya t’lah tiba
yang ingin dicapai dari lirik lagu tersebut (k) Kuingin kau menjadi istriku
adalah membujuk, mengingatkan, atau (l) Berjalan bersamamu dalam
meyakinkan. terik dan hujan
(m) Berlarian kesana-kemari
3.2.6.1 Fungsi Membujuk, Mengingatkan, dan tertawa
atau Meyakinkan pada Lirik Lagu (n) Namun bila saat berpisah t’lah
Naif tiba
Berikut ini lirik lagu pada album Naif yang (o) Izinkanku menjaga dirimu
memiliki fungsi membujuk, mengingatkan, (p) Berdua menikmati pelukan
atau meyakinkan: di ujung waktu
116 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 107-117

(q) Sudilah kau temani diriku (c) Kalau ditowel hati sebelah bisa jadi
(r) Namun bila kau ingin sendiri marah
(s) Cepat-cepatlah sampaikan (d) Towal-towel towal-towel
kepadaku (e) Towal-towel towal-towel
(t) Agar ku tak berharap dan buat kau (f) Towal-towel towal-towel
bersedih
(u) Bila nanti saatnya t’lah tiba Pada data (9), ditunjukkan gaya bahasa
(v) Kuingin kau menjadi istriku ironi yang bertujuan untuk menyindir.
(w) Berjalan bersamamu dalam
terik dan hujan
(x) Berlarian kesana-kemari dan 4. PENUTUP
tertawa
(y) Namun bila saat berpisah t’lah tiba Dalam pembahasan jenis dan fungsi gaya
(z) Izinkanku menjaga dirimu bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu
(aa) Sudilah kau temani diriku band Naif dan Payung Teduh, berdasarkan
sampel yang ditentukan oleh peneliti ditemukan
Pada data (8) gaya bahasa kiasan bahwa jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat
digunakan untuk membujuk serta meyakinkan pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh ada
kekasihnya untuk menikah dengannya. empat jenis yakni (i) personifikasi, (ii) simile
atau persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi.
3.2.7 Menyindir Lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh band Naif
menggunakan gaya bahasa personifikasi
Lagu dibuat salah satunya untuk sebanyak lima lagu, gaya bahasa simile
menjadi sarana komunikasi. Beberapa orang sebanyak satu lagu, gaya bahasa metafora
memilih untuk menulis lagu untuk sebanyak empat lagu, dan gaya bahasa ironi
melampiaskan beberapa kegelisahannya yang pada sebuah lagu dari total 26 lagu yang
tak jarang berupa sindiran. Lagu tersebut merupakan jumlah data sementara penelitian.
dikatakan berhasil jika pembaca atau Sedangkan lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh
pendengar dapat mengerti apa maksud lain di band Payung Teduh menggunakan gaya bahasa
balik lirik lagu tersebut. Bahkan ada salah personifikasi sebanyak sepuluh lagu, gaya
satu klasifikasi gaya bahasa yang memang bahasa simile sebanyak tiga lagu, gaya bahasa
ditujukan untuk menyindir. metafora sebanyak dua lagu, dan gaya bahasa
ironi pada sebuah lagu dari total dari total 16
3.2.7.1Fungsi Menyindir pada Lirik Lagu lagu yang merupakan jumlah data sementara
Naif penelitian.
Berikut ini lirik lagu pada album Naif Selain itu, fungsi gaya bahasa kiasan
yang memiliki fungsi menyindir: yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan
Payung Teduh, yaitu (i) memperindah lirik
(9) Towal-Towel lagu, (ii) menyembunyikan sesuatu,
(iii) menciptakan suasana tertentu, (iv) mempunyai
(a) Ditowal-towel jangan marah- tujuan untuk membujuk, mengingatkan, atau
marah meyakinkan, dan (v) menyindir.
(b) Ditowal-towel jangan marah-
marah
Anastasia Tita Pratiwi – Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada Lirik Lagu.............117

DAFTAR PUSTAKA Lindsay, J. D. 1966. Teach Yourself Books:


Songwriting. London: English
Anonim. Kumpulan Lirik Lagu Naif. https:// Universities Press.
lirik.kapanlagi.com/. Diakses pada Marduita. 2015. “Gaya Bahasa Repetisi dalam
tanggal 25 September 2017, pukul 17.20 Lirik Lagu Ciptaan Ungu pada Album
WIB. Yogyakarta. Sayang”. Skripsi Program Studi Sastra
Anonim. Kumpulan Lirik Lagu Payung Teduh. Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas
https://lirik.kapanlagi.com/. Diakses pada Sanata Dharma.
tanggal 25 September 2017, pukul 17.20 Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian
WIB. Yogyakarta. Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. University Press.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses Selviawati, Evi. 2012. “Penggunaan Gaya Bahasa
pada tanggal 21 Oktober 2017, pukul dalam Kumpulan Cerpen Laluba Karya
21.16 WIB. Yogyakarta. Nukila Amal yang Mengacu pada Karya
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Grafis M. C. Escher: Analisis Stilistika”.
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Skripsi Program Studi Indonesia,
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Universitas Indonesia.
Cipta. Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: PT
Daewo. Pengertian Lirik Lagu. http:// Gramedia Widiasarana Indonesia.
daemoo.blogspot.co.id/2012/01/pengertian- Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik
lirik-lagu.html. Diakses pada 10 Oktober Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
2017, pukul 20.09 WIB. Yogyakarta. Wahana Kebudayaan secara Linguistis.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Yogyakarta: Duta Wacana University
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Press.
PT Gramedia Pustaka Utama. Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Universitas Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar Semantik. Bandung: Penerbit Angkasa.
(Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta:
Carasvatibooks.
Leech, Geoffrey. 2003. Semantik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai