Anda di halaman 1dari 4

Nama: Wildan Amjad Falih

Nim: 23010210123
Kelas: 4 PAI C
Tugas: UTS Pancasila

BIOGRAFI KH FAKHRUDDIN

KH Fakhruddin adalah sosok kiai kampung yang sangat sederhana dan cukup kharismatik
di mata masyarakat sekitar. Beliau adalah pendiri Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Banjarwaru
yang kala itu adalah madin terbesar di Kecamatan Bawang. Saat itu santri di Madrasah Diniyah
Miftahul Ulum Banjarwaru mencapai 600 (enam ratus)an. Sekarang, hampir setiap kampung sudah
terdapat madrasah diniyah, dan semua itu merupakan buah hasil dari didikan KH Fakhruddin alias
mutakhorrijin atau alumni Madin Miftahul Ulum Banjarwaru.
Beliau sangat aktif di bidang sosial keagamaan NU (Nahdlatul Ulama). Disamping itu, beliau
juga sangat dekat dengan dunia pesantren. Hal itu dikarenakan beliau merupakan alumni Pondok
Pesantren Annur Kersan Pegandon yang diasuh oleh KH Ahmad Nur Fatoni. KH Fakhruddin
kurang lebih nyantri di pondok tersebut selama 13 tahun sehingga beliau sangat dekat dengan
keluarga ndalem (keluarga kiai). Sewaktu beliau di pondok, beliaulah yang mengasuh putra kiai
yaitu KH Subkhan Nur yang konon adalah penerus pengasuh Pondok Pesantren Kersan Pegandon
Kendal dan saat ini sudah dilanjutkan oleh cucunya. Hingga saat ini keluarga besar KH Fakhruddin
masih sangat dekat dengan keluarga Pondok Kersan. Maka dari itu, sosok Kiai Fakhruddin menjadi
sangat menarik untuk di kaji dalam penulisan ini.
Riwayat hidup KH Fakhruddin
KH Fakhruddin lahir di Batang, 17 Mei 1931 M dari pasangan KH Hasan dan Hj Aisyah.
Beliau wafat pada 19 September 2003 M atau 22 Rajab 1424 H. Beliau di makamkan di TPU
Banjarwaru. KH Fakhrudin adalah anak ke tiga dari sembilan bersaudara yang mayoritas adalah
petani kecuali satu saudaranya yang berprofesi pedagang yakni KH Rohmat adik kandung ke
delapan.
KH Fakhruddin menikah dengan Hj Khomsatun dan dikaruniai 12 orang anak dan yang masih
hidup sampai saat ini adalah 7 anak, yaitu: 1) Hj Badriyah, 2) KH Masrur Fakhruddin (ketua
Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Bawang), 3) Kiai Masrokhan, 4) Mutiah, 5) Mustofiyah, 6) Ky
Nikmarofik, 7) Siti Aisyah.
Riwayat pendidikan.
KH Fakhrudin mengawali pendidikannya di Madrasah non formal/Pondok Pesantren di Desa
Pabelan Kecamatan Bawang (sekarang desa tersebut sudah tidak ada penghuninya dan sudah
berubah menjadi persawahan) kurang lebih sekitar tahun 1938-1940. Setelah itu beliau
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR) zaman penjajahan Jepang, namun beliau
hanya 2 (Dua) tahun di sekolah rakyat 1940-1942 di Desa Jlamprang. Setelah itu, KH Fakhruddin
melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Annur Kersan Pegandon Kendal 1942-1952.
Pengalaman organisasi
KH Fakhruddin merupakan sosok kiai kampung yang pada saat itu hanya berkutat di daerah
setempat, sehingga untuk pengalaman organisasinnya beliau hanya sampai pada tingkat kecamatan
saja. Walaupun seperti itu, sosoknya yang sangat kharismatik tetap menjadi panutan bagi banyak
orang. Saat KH Fakhruddin berada di pondok pesantren, beliau aktif di organisasi yang
berhubungan dengan NU, salah satunya adalah GP Ansor (saat itu belum ada IPNU-IPPNU).
Setelah pulang dari pondok pesantren tahun 1952, beliau tetap aktif melanjutkan di organisasi
sayap NU yakni GP Ansor. Kemudian berlanjut sampai beliau sepuh tetap selalu berhidmat
terhadap organisasi yang didirikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Beliau menjabat
sebagai Mustasyar MWC NU Bawang tahun 2003 sampai wafat.
Beliau juga pernah menjadi
pengurus KBIH NU Kecamatan Bawang tahun 2002, beliau juga aktif di organisasi perkumpulan
ustadz/ustadzah Madrasah Diniyah se kecamatan Bawang yang saat itu diketuai oleh Drs KH Muh
Hasyim Asy’ari, BA.
Selain itu, beliau juga aktif di organisasi NU Ranting Wonosari Bawang. Beliau juga
merupakan salah satu pencetus kegiatan selapanan NU Ranting Wonosari Bawang yang hingga
saat ini kegiatan tersebut masih dilestarikan dan dilanjutkan oleh Jam’iyyah NU Ranting Wonosari
Bawang. Selapanan Kamis Wage yang awalnya diadakan setiap malam kamis wage ini, seiring
berjalannya waktu, sekarang kegiatan tersebut dirubah menjadi sore hari setiap kamis wage.
Pengalaman pekerjaan
Setelah pulang dari pondok pesantren tahun 1952 KH Fakhruddin bekerja sebagai petani utun
(mligi). Disamping pekerjaan utamanya itu, beliau adalah petani yang kesehariannya tidak pernah
lepas dari urusan sosial keagamaan.
Setiap hari sehabis subuh beliau mengajar Al-Qur’an kepada
anak-anak di masjid kecuali setiap hari Jumat. Beliau juga memimpin kuliah subuh kajian Tafsir
Al-Qur’an Jalalain (umum).
Setelah selesai dari masjid, beliau lantas pulang untuk sarapan lalu melanjutkan pekerjaan
utama beliau yaitu ke sawah untuk bertani/bercocok tanam sampai menjelang waktu dzuhur.
Setelah dzuhur, beliau melanjutkan aktivitas untuk mengajar di Madin Miftahul Ulum Banjarwaru
sampai waktu asar. Setelah jama’ah shalat asar, beliau kembali ke sawah. Beliau juga tidak lupa
mutholaah kitab sampai maghrib tiba. Sehabis maghrib, beliau mengajar anak-anak lagi sampai
waktu isya’ tiba, sehabis jama’ah isya’ beliau kembali mengajar anak-anak sampai jam sembilan
malam.
Disamping kegiatan beliau sehari-hari seperti di atas, beliau juga aktif dibidang organisasi
sosial keagamaan, baik di Ranting NU, MWC NU, IPHI, juga Jam’iyyah Thoriqoh Almu’tabaroh
dan lain sebagainya. Karena jiwa dan raga beliau sudah diinfakkan untuk kegiatan sosial
keagamaan, terkadang istrinya sampai protes karena merasa bahwa sang suami kurang perhatian
terhadap keluarga, sampai-sampai urusan keuangan pun dipegang oleh istrinya (Hj Khomsatun).
Suatu ketika, istrinya (Hj Khomsatun) jatuh sakit dan kritis sehingga tetangga ramai berduyun-
duyun menjenguk ke rumah. Namun, pada saat itu KH Fakhruddin tetap istiqomah mengajar anak-
anak di masjid karena menjalankan tugas sehari-harinya. Pada saat acara selapanan kamis wage
kondisi cuaca sedang sangat buruk, angin ribut, atap rumah banyak yang jatuh, pohon-pohon
banyak yang tumbang. Akan tetapi, beliau tetap berangkat menghadiri acara selapanan tersebut.
Ketika beliau berangkat, beliau harus melewati jalur kebun yang sepi dan sangat gelap, sehingga
istrinya menangis karena khawatir jika terjadi sesuatu dengan KH Fakhruddin.
Peninggalan dan karya KH Fakhruddin
1. Pendiri Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Banjarwaru Bawang 1952.
2. Salah satu perintis selapanan Kamis Wagean NU Ranting Wonosari + 1977 yang
sampai saat ini masih berjalan lancar.
3. Salah satu pendiri MTs Hasyim Asy’ari Bawang Batang yang berlanjut berdirinya
Pondok Pesantren Khusnul Anwar Banjarwaru dan MA Hasyim Asy’ari Bawang Batang
oleh putranya yakni KH Masrur Fakhruddin.
Sikap dan watak KH Fakhruddin yang menjadi kebanggaan keluarga.
Istiqomah
KH Fakhruddin salah satu kiai yang punya sikap istiqomah dalam hal
mengabdikan dirinya untuk sosial dan agama. Tidak peduli cuaca buruk, keadaan sibuk ataupun
juga ada keluarga yang sakit beliau tetap mengutamakan kepentingan yang lain. Suatu ketika ada
orang yang mengancam akan membunuh beliau karena setiap Jumat selalu mengaji pakai pengeras
suara sehingga orang tersebut merasa terganggu dan tersinggung tetapi beliau tetap mengaji dan
tidak pernah gentar/mundur untuk menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat dengan motto
beliau “Qulil haqqa walau kaana murro”;
Tanggung jawab

Bliau ketika diberi amanah oleh warga selalu berusaha untuk selalu bertanggung jawab
melaksanakan amanah tersebut. Suatu ketika beliau dan tetangga-tetangga lain diundang untuk
menghadiri acara syukuran di desa sebelah, ternyata semua tetangga yang lain tidak ada yang
menghadiri undangannya bahkan tetangga desa yang berketempatan pun tidak ada yang hadir
kecuali dari pihak keluarga, sampai-sampai orang bertanya “kok mau-maunya pak KH Fakhruddin
berangkat, wong yang dekat saja tidak berangkat”.
Tidak pernah marah apalagi dendam
Tugas beliau adalah berdakwah dan melayani umat.
Sindiran, cacian dan lain sebagainya sudah menjadi makanan kesehariannya, namun hal yang
menjadikan keluarga bangga adalah karena bapak tidak pernah marah dan putus asa, seperti
mengurusi zakat fitrah yang katanya sisa berasnya dimakan sendiri, yang mengurusi akhirussanah
madin katanya keuntungannya untuk sendiri

Anda mungkin juga menyukai