Anda di halaman 1dari 2

Nama : intan efilisa zamna

Prodi : pmi 3
Nim : 22.31.00227

Biografi KH. MA. Sahal Mahfudh


Nama lengkap beliau Muhammad Ahmad Sahal bin Mahfudh bin Abdus Salam Al- Hajaini, yang akrab
di panggil kiai sahal. Lahir di kajen, Margoyoso pati pada tanggal 17 Desember 1937. Akan tetapi ada
perbedaan pendapat mengenai tanggal lahir beliau, di temukan catatan kecil milik ayahnya beliau
menerangkan bahwa tanggal lahir beliau bukan tanggal 17 Desember 1937 , melainkan tanggal 16
februari 1933 .

Ibunya Hj. Badi'ah (wafat pada 1945 ) dan ayahnya KH. Mahfudh bin Abdus Salam
(wafat pada 1944). Keluarga beliau memiliki jalur nasab dengan KH. Ahmad Mutamakkin.
Adapun silsilah beliau yaitu, KH. Sahal Mahfudh bin KH. Mahfudh Abdus Salam bin KH.
Abdus Salam bin KH. Abdullah bin Nyai muthiroh binti KH. Buyamin bin Nyai toyyibah
binti K. Endro Muhammad bin KH. Ahmad Mutamakkin.
Ayah Kiai Sahal, Kiai Mahfudh terkenal orang yang zuhud dan wira'i dengan
pengetahuan agama yang sangat mendalam, ilmu ushul yang luar biasa. Kiai sahal anak ke 3
dari 6 bersaudara, 2 laki laki dan 4 perempuan.
Umur 7 tahun ayahanda beliau meninggal dunia di penjara militer Ambarawa pada
tahun 1944 saat melawan tentara jepang. Kakak beliau yaitu Muhammad Hasyim juga
meninggal ketika melawan agresi militer Belanda ke II pada tahun 1949 data ini mengacu
apabila tanggal lahir beliau pada 17 Desember 1937. Dan apabila di tinggal wafat pada usia
11 tahun maka tanggal lahir beliau 16 Februari 1933.
Dari segi pendidikan, Kiai Sahal belajar agama mulai umur 6 tahun di madrasah
ibtida'iyah kajen pada tahun 1943 tamat para tahun 1949. Pada tahun 1950- 1953 berusia
12tayun melanjutkan studinya di perguruan islam mathali'ul falah kajen. KH. Sahal juga
mengikuti kursus ilmu filsafat, bahasa Inggris, administrasi, psikologi dan tata negara dengan
KH. Amin fauzan.
Setelah tamat Tsanawiyah, beliau melanjutkan studinya di pesantren bendo, pare, kediri
selama 4 tahun pada tahun 1943-1957. Pesantren yang di asuh oleh Kiai Muhajir. Di
pesantren sarang rembang selama 3 tahun pada tahun 1957-1960. Pesantren yang di asuh oleh
KH. Zubair. Selama di sarang beliau banyak melakukan diskusi melalui surat menyurat
dengan KH. M Yasin Fadani tokoh agama Karismatik dari padang yang menetap di makkah.
Beliau berkesempatan untuk bertemu dan berguru lagi kepada syeikh Yasin Al Fadani.
Bertemu kedua kalinya saat menunaikan ibadah haji bersama istrinya Hj. Nafisah.
Setelah nyantri di rembang beliau memutuskan untuk menetap di kajen, merawat
pesantren yang di wariskan ayahandanya dan menjadi direktur Madrasah Mathali’ul Falah.
Secara garis besar Kiai Sahal aktif 3 gerakan : gerakan bidang ekonomi, gerakan bidang
kesehatan dan gerakan bidang pendidikan. Gerakan ekonomi kiai sahal dimulai dari
pesantrennya sendiri dengan membentuk sebuah lembaga yaitu Biro Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat (BPPM). Lewat BPPM ini, Kiai Sahal mendorong pesantren agar
mampu mengatasi problem-problem sosial masyarakat. Program BPPM adalah memberikan
penyuluhan, pelatihan, dan pemberian pinjaman lunak berbentuk dana bergulir (re volving
fund) dengan dana pinjaman maksimal 12 bulan dengan sistem tanggung renteng, yaitu dana
bantuan ini hanya diberikan kepada orang yang tergabung dalam kelompok atau kegiatan
usaha kelompok.
Selain gerakan ekonomi, kiai sahal juga aktif di bidang kesehatan. Kiai Sahal
merupakan inisiator RSI pati untuk memberikan penanganan medis terkait permasalahan
kesehatan yang di rasakan masyarakat. Gerakan pendidikan, Kiai Sahal berupaya menjadikan
pendidikan karakter untuk menuju manusia yang sholih akrom. Selain mendidik santri di
pesantren Maslakul Huda dan Perguruan islam Mathali’ul Falah, Kiai sahal juga
menginisiasi berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIMAFA), yang kini sudah
beralih status menjadi Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) dan menginisiasi
berdirinya INISNU (kini UNISNU).
Kiai Sahal aktif menjadi Katib Syuriyah Nu Pati tahun 1967-1975. Menjadi ketua RMI
Jawa Tengah dan MUI Jawa Tengah, berlanjut hingga menjadi Wakil Rais Am Nahdlotul
Ulama sampai akhirnya terpilih menjadi Wakil Rais Am Nahdlotul Ulama selama tiga
periode berturut-turut. Bahkan ketika wafat, kiai sahal masih dalam masa menyelesaikan
masa bhaktinya di kedua lembaga tersebut.
Mengenai usia wafatnya, misalnya, jika merujuk pada tanggal lahir yang pertama, 17
Desember 1937, maka Kiai Sahal wafat pada usia 77 tahun. Namun jika merujuk pada data
tanggal lahir yang kedua, 16 Pebruari 1933, maka Kiai Sahal wafat pada usia 81 tahun. Kiai
Sahal Mahfudh wafat pada hari jumat, tanggal 24 Januari 2014, pukul 01.00 dini hari di
kediamannya, Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai