DISUSUN OLEH :
NAMA : MAKBUL SIDIK MUSTOFA
NO : 20
KELAS : X TBSM 1
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan kliping Biografi Tokoh-Tokoh Agama ini dengan baik. Karena dengan
izin-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan kliping ini, walaupun masih banyak
kekurangan.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing
kami. Besar harapan kami, kehadiran kliping ini dapat memberikan kontribusi bagi
terselenggaranya pendidikan yang berkualitas serta mendorong siswa untuk menjadi
generasi berprestasi.
Kami menyadari dalam penyusunan kliping ini masih banyak kekurangan, maka
dari itu dengan kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak
untuk/memperbaiki kliping ini sehingga menjadi lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
1. Biografi K.H. Hasyim Asy’ari.............................................................................1
2. Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)........................................................4
3. Biografi KH Ma’ruf Amin...................................................................................7
4. Biografi KH Ahmad Dahlan ..............................................................................11
5. Biografi Habib Luthfi...........................................................................................16
Daftar Pustaka............................................................................................................19
iii
K.H. HASYIM ASY’ARI
K.H Hasyim Asy’ari merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang ditetapkan
langsung oleh peresiden pertama suekarno tahun 1964.
Beliau putra dari Kyai Asy’ari dan Ibu Halimah sebagai anak ke-3 dari 11 bersaudara.
Beliau juga merupakan kakek dari salah satu presiden Indonesia, yaitu K.H Abdurrahman
Wahid atau dikenal dengan nama Gusdur.
Beliau mempunyai empat orang istri dari keturunan para Ulama Indonesia, yang bernama,
Khadijah, Nafiqah, Nafisah, dan Masrurah.
Dari hasil pernikahannya itu, beliau dikaruniai 15 orang anak, diantaranya:
1. Wahid Hasyim. 9. Fatimah.
2. Muhammad Ya’kub. 10. Khadijah.
3. Mashrurah. 11. Aisyah.
4. Abdul Hakim. 12. Hannan.
5. Azzah. 13. Abdullah.
6. Ubaidillah. 14. Muhammad Yusuf.
7. Khoiriyyah. 15. Abdul Qodir.
8. Abdul Karim.
Beliau lahir di desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur
pada tanggal 14 Februari 1871 tepatnya tanggal 21 juli 1947.
Beliau wafat pada tanggal 25 Juli 1947 dan dikebumikan di Tebuireng, Jombang.
1
Semasa hidupnya, KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai orang yang cerdas, maka tak heran
jika di usianya yang masih 13 tahun, beliau sudah bisa memahami kitab-kitab klasik yang
diajarkan oleh sang ayah yaitu Kyai Asy’ari.
Di usianya tersebut, beliau juga dipercaya untuk membantu ayahnya mengajar santri-santri di
Pondok Pesantren Jombang.
Setelah beberapa tahun berselang, Hasyim Asy’ari muda mulai pergi belajar mencari ilmu ke
beberapa Pondok Pesantren di Indonesia.
Dan salah satu guru besar beliau adalah Kyai Kholil Bangkalan, Madura.
Selain mondok di beberapa pesantren di Indonesia, beliau juga pernah menempuh pendidikan
di luar negeri seperti di kota Makkah, Arab Saudi.
Di sana, beliau di bimbing langsung oleh Guru Besar Kyai Mahfudh At-tirmisi yang juga
mengajarkan ilmu talqin tarekat Qadiriah Wa Naqsabandiah.
3
KH MAIMUN ZUBAIR (MBAH MOEN)
Ia dikenal sebagai kiai atau ulama kharismatik dari Indonesia. Selain menjadi seorang ulama,
ia juga dikenal sebagai seorang politikus. Berikut Profil dan Biografi KH Maimun Zubair
(Mbah Moen).
5
Karir Politik dan Organisasi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)
Pada tahun 1971, KH Maimun Zubair terjun ke dunia politik menjadi anggota DPR wilayah
Rembang hingga tahun 1978. Kemudian pada tahun 1987, beliau menjadi Anggota MPR RI
utusan Jawa tengah hingga tahun 1999.
KH Maimun Zubair juga dikenal aktif dalam organisasi Nahdatul Ulama yang didirikan oleh
KH Hasyim Asyari. Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa ia
pernah menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1985 hingga
1990. Beliau juga pernah menjadi Ketua Jam’iyah Thariqah NU.
Selain itu ia juga aktif dalam organisasi partai seperti menjadi Ketua MPP Partai Persatuan
Pembangunan dari tahun 1995 hingga 1999, dan kemudian menjadi Ketua Majelis Syari’ah
PPP sejak 2004.
Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa ia menikah dengan nyai
Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem. Istrinya Hj Fatimah meninggal
dunia pada tanggal 18 Oktober 2011.
Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai tujuh orang anak. Namun empat diantaranya meninggal
ketika masih kecil, sedangkan tiga orang anaknya yang lain diketahui bernama KH Abdullah
Ubab, KH Muhammad Najih dan Neng Shobihah.
KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga diketahui menikah dengan wanita bernama Nyai
Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai 8 orang anak,
yakni KH Majid Kamil, Gus Ghofur Gus Ro’uf, Gus Wafi, Gus Yasin, neng Shobihah
(meninggal), serta neng Rodhiyah.
Ia juga diketahui menikah dengan seorang wanita bernama Nyai Maryam. Sosok KH
Maimun Zubair atau Mbah Moen sangat dihormati oleh masyarakat. Pendidikan Ilmu agama
yang didapat olehnya bukanlah dari pendidikan formal namun kebanyakan melalui nonformal
seperti pesantren dan belajar langsung dari pada ulama.
6
KH MA’RUF AMIN
KH Ma’ruf Amin. Beliau merupakan seorang ulama yang kini menjabat sebagai Wakil
Presiden Indonesia juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Ketua PBNU. Selain sebagai ulama beliau juga merupakan seorang politisi yang pernah
menjabat sebagai Anggota MPR dan DPR mewakili partai PKB. Berikut profil dan Biografi
Kiai Haji Ma’ruf Amin.
Keluarga
KH Ma’ruf Amin menikah dengan Siti Huriyah yang juga berasal dari keluarga ulama pada
tahun 1963. Dari pernikahannya ini Ma’ruf Amin mempunyai dua orang anak.
7
Anak KH Ma’ruf Amin bernama Siti Haniatunnisa, Siti Makrifah. Pada tahun 2013, istri
beliau Siti Huriyah wafat. Setelah itu beliau menikah dengan Wury Estu Handayani pada
tahun 2014.
Masa Kecil
Masa kecil Ma’ruf Amin lebih banyak dihabiskan di desa Kresek, Tangerang. Ayahnya yang
bernama KH. Mohammad Amin merupakan seorang ulama besar Banten.
Aktifitas Ma’ruf Amin sewaktu kecil diwaktu pagi ia habiskan bersekolah di SD. Dan
sorenya, ia habiskan belajar mengaji di Madrasah Ibtidaiah. Diketahui Ma’ruf Amin sempat
belajar agama selama beberapa bulan di Pesantren Citangkil, Silegon, Banten milik KH.
Syam’un Alwiah.
Pindah Ke Jakarta
Setelah menikah dengan Siti Churiyah, beliau Pindah ke Jakarta dan menetap di Jakarta
Utara. Disana Ma’ruf Amin melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Universitas Ibnu
Khaldun Bogor di Fakultas Ushuludin. Beliau juga aktif di organisasi Gerakan Pemuda Ansor
Jakarta dan menjadi ketuanya pada tahun 1964.
8
Menjadi Anggota DPRD Jakarta
Berbekal pengalamannya sebagai ketua GP Ansor Jakarta, Karir Ma’ruf Amin di politik
menanjak. Ia berhasil menjadi anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Golongan Islam pada
gelaran pemilu 1971.
Dalam Biografi KH Ma’ruf Amin diketahui pada tahun 1989, Nama Ma’ruf Amin mulai
masuk di lingkaran PBNU setelah didaulat sebagai Khatib Aam Syuriah PBNU dalam
sebuah Mukhtamar NU yang digelar di Pesantren Krapyak.
Setelah Partai Kebangkitan Bangsa berdiri, KH. Ma`ruf Amin menjabat sebagai anggota
MPR RI dari perwakilan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia juga pernah menjadi Ketua
Komisi VI DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
9
Wakil Presiden Indonesia
Pada bulan Agustus 2018, Nama KH. Ma`ruf Amin ditunjuk sebagai calon wakil presiden
republik Indonesia mendampingi Joko Widodo sebagai calon presiden Indonesia pada
pemilihan presiden yang digelar pada tahun 2019.
Kemudian pada pemilihan presiden 2019, KPU (Komisi Pemilihan Umum) menetapkan KH.
Ma`ruf Amin sebagai Wakil Presiden Indonesia terpilih mendampingi Joko Widodo sebagai
Presiden Indonesia.
KH. Ma`ruf Amin menggantikan Jusuf Kalla yang sebelumnya menjabat sebagai wakil
presiden Indonesia. Ia dilantik secara resmi sebagai Wakil Presiden Indonesia pada tanggal
20 oktober 2019.
10
KH AHMAD DAHLAN
KH Ahmad Dahlan. Beliau dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi
islam terbesar di Indonesia.
Beliau juga merupakan seorang ulama dan salah satu tokoh pembaaharuan islam di
Indonesia. Berkat perjuangan jasa-jasa KH Ahmad Dahlan, Pemerintah Indonesia
menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya.
Berikut Profil dan biografi KH Ahmad Dahlan dan sejarah perjuangan KH Ahmad Dahlan.
Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil KH Ahmad
Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara
yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya.
Pendiri Muhammadiyah ini termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik
Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama
Islam di Jawa.
Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana ‘Ainul Yaqin,
Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig
(Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas,
Kyai Murtadla, KH Muhammad Sulaiman, KH Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy
(Ahmad Dahlan).
11
Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun.
Mendirikan Muhammadiyah
Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan dengan mendirikan sebuah organisasi yang
diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330).
Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah
beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.
12
Pemikiran KH Ahmad Dahlan
Pemikiran KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji melalui kacamata
modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara tradisional.
Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak
hanya pandai membaca ataupun melagukan Qur’an semata, melainkan dapat memahami
makna yang ada di dalamnya.
Dengan demikian diharapkan akan membuahkan amal perbuatan sesuai dengan yang
diharapkan Qur’an itu sendiri. Menurut pengamatannya, keadaan masyarakat sebelumnya
hanya mempelajari Islam dari kulitnya tanpa mendalami dan memahami isinya.
Sehingga Islam hanya merupakan suatu dogma yang mati. Di bidang pendidikan, ia
mereformasi sistem pendidikan pesantren zaman itu.
Yang menurutnya tidak jelas jenjangnya dan tidak efektif metodenya lantaran mengutamakan
menghafal dan tidak merespon ilmu pengetahuan umum.
Maka KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan pelajaran
pengetahuan umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada juga Sekolah Muhammadiyah seperti
H.I.S. met de Qur’an. Sebaliknya, beliau pun memasukkan pelajaran agama pada sekolah-
sekolah umum.
Ia terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga semasa hidupnya,
beliau telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan rumah
yatim piatu.
Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan dakwah dengan
ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal, beliau mengajarkan bahwa
semua ibadah diharamkan kecuali yang ada perintahnya dari Nabi Muhammad SAW.
Beliau juga mengajarkan larangan ziarah kubur, penyembahan dan perlakuan yang berlebihan
terhadap pusaka-pusaka keraton seperti keris, kereta kuda, dan tombak.
Di samping itu, beliau juga memurnikan agama Islam dari percampuran ajaran agama Hindu,
Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.
Mendirikan Aisyiyah
Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau bersama dengan istrinya yakni Nyai Ahmad
Dahlan membentuk organisasi Aisyiyah yang khusus untuk kaum wanita. Pembentukan
organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian dari Muhammadiyah ini.
13
Mendirikan Hizbul Wathan
Karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan perjuangannya sebagai
pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai Dahlan membentuk
Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan nama Pramuka – dengan nama Hizbul
Wathan disingkat H.W.
Di sana para pemuda diajari baris-berbaris dengan genderang, memakai celana pendek,
berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga mengenakan uniform atau pakaian seragam,
mirip Pramuka sekarang.
Pembentukan Hizbul Wathan ini dimaksudkan sebagai tempat pendidikan para pemuda yang
merupakan bunga harapan agama dan bangsa. Sebagai tempat persemaian kader-kader
terpercaya.
Ini sekaligus menunjukkan bahwa Agama Islam itu tidaklah kolot melainkan progressif.
Tidak ketinggalan zaman, namun sejalan dengan tuntutan keadaan dan kemajuan zaman.
Ia dikenal sebagai salah satu ulama yang terkenal di Indonesia. Ulama yang kini menjadi
ketua Majelis Ulama Indonesia ini berasal dari Pekalongan Jawa Tengah. Ia juga dikenal
sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Berikut Profil dan Biografi Habib
Luthfi.
17
Waktu yang diperlukan beliau untuk menyelesaikan sekolahnya di madrasah tersebut hanya 3
tahun saja. Untuk dapat menjadi ulama seperti sekarang, tentu saja tidak hanya pendidikan
salafiah saja yang sudah ditempuhnya.
Ada beberapa pesantren dan sekolah yang menjadi tempat menimba ilmu habib lutfi. Saat
Habib Luthfi berusia 12 tahun, ayahnya Habib Ali meninggal dunia.
Ia kemudian belajar pada pamannya, Habib Muhammad bin Hasyim. Setelah itu ia
menempuh pendidikan pesantren di pondok Bondokereo Cirebon dibawah asuhan KH.
Muhammad Kaukab. KH. Muhtadi dan KH. Arsyad.
Setelah nyantri di Jawa Barat, ternyata habib lutfi mendapat kesempatan untuk menempuh
ilmu di luar negeri, tepatnya di Hadramaut.
Di sana kira-kira tiga tahun, habib lutfi kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya
di beberapa pondok pesantren ternama, seperti Pondok pesantren Kliwet, Pondok pesantren
Tegal, dan Pondok pesantren di Purwokerto.
Bahkan demi menyempurnakan ilmu agamanya, beliau pernah berguru pada ulama besar,
Kyai Ma’shum yang berasal dari Lasem, Rembang.
18
seluruh Indonesia, dan rangkaian mauled kanzus yang bertempat di 60 daerah secara
bergiliran, khususnya di daerah Pekalongan dan sekitarnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://toriqa.com/tokoh-pendiri-nu/
https://www.biografiku.com/profil-dan-biografi-kh-maimun-zubair-mbah-moen.
https://www.biografiku.com/biografi-kh-maruf-amin.
https://www.biografiku.com/biografi-kh-ahmad-dahlan.
https://www.biografiku.com/biografi-habib-luthfi-ulama-paling-low-profile-di-kalangan-
masyarakat.
20