Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok Mata Kuliah Sumber Rujukan

Disusun Oleh:

-Abdurrasyiid Ridla (20101040004)

-Bintang Wildawan (20101040017)

 Informasi mengenai KH. Maimoen Zoebair dalam koleksi Biografi berjudul “Mbah Moen:
Kiai Kharismatik Penuh Inspirasi”:
1. Nama Tokoh : KH. Maimoen Zoebair.
2. Data Kelahiran atau Kematian
 Data Kelahiran
Tempat Lahir : Karang Mangu, Sarang, Rembang.
Waktu/Tanggal Lahir : Kamis Legi, 28 Oktober, 1928 M / Sya’ban, 1348 H.
Nama Ayah : Kiai Zubair Dahlan.
Nama Ibu : Nyai Mahmudah.
 Data Kematian
Tempat Wafat : Karang Mangu, Sarang, Rembang.
Waktu/Tanggal Wafat: Jam 04.17 waktu Makkah, 6 Agustus 2019.
Tempat pemakaman : Al-Ma’la, Mekkah, Arab Saudi.
3. Filosofi Hidup :
“Jangan abaikan kebaikan kecil”, “Jangan sering berburuk sangka agar hatimu tidak
gelap dan tidak hidup sengsara”, “Jangan tinggalkan ngaji” dst.
4. Sejarah Hidup :
KH. Maimoen Zoebair merupakan tokoh ulama yang juga merupakan keturunan ulama
baik dari jalur ayahnya maupun ibunya. Sejak kecil beliau sudahdibekali ilmu agama oleh
ayahnya, khususnya ilmu nahwu, shorof, manthiq, balaghah, dan berbagai ilmu syara
lain. Pada usianya yang menginjak 17 tahun, KH. Maimoen Zoebair sudah mampu
menghafal kitab Jurumiyah, imrithi, Alfiyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid,
Sullamul Munauroq, dan Rohabiyyah fil Faroid, selain itu beliau juga sudah bisa
membaca kitab Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab, dlsb. Pada tahun 1945
beliau melanjutkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa
Timur selama kurang lebih 5 tahun. Selanjutnya, di usia 21 tahun beliau melanjutkan
pendidikan agama Islam ke Makkah di bawah asuhan ulama-ulama Haramain. Setelah
berpulang dari Tanah Suci, beliau memperdalam lagi pengetahuannya terhadap ajaran
agama Islam dengan berguru pada ulama-ulama besar di Jawa. Pada tahun 1997, KH.
Maimoen Zoebair ini mengembangkan tradisi institusi pendidikan Islam “Pesantren”,
yakni dengan mendirikan Pondok Putri Al-Anwar di Sarang, Rembang. Adapun sebagai
seorang Kiai, beliau terkenal sebagai ulama kharismatik, nasionalis, sangat tawadhu, dan
sumber rujukan ulama Indonesia dalam bidang ilmu fikih. KH. Maimoen Zoebair sendiri
akrab disapa dengan sebtan Mbah Moen, beliau menikah pada umur 25 tahun dengan Hj.
Fatimah putri KH. Badlowi Lasem. Selain Hj. Fatimah, Mbah Moen juga menikah lagi
dengan Hj. Masthi’ah, kemudian menikah dengan Hj. Heni Maryam dari Kudus, beliau
dikaruniai 6 putra dan 2 putri, yakni KH. Majid Kamil, Gus Ghofur, Gus Ro’uf, Gus
Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Neng Shohibah, dan Neng Rodhiyah. Sebagai tokoh ulama
Nahdlatul Ulama, beliau juga sangat aktif dalam berbagai lini keorganisasian berupa
badan otonomi yang ada di lingkup Nahdlatul Ulama, hal ini dibuktikan dengan hadirnya
beliau pada tahun 1950 sebagai kader IPNU, 1960 sebagai bagian dari Ansor, 1970 di NU
cabang, 1980 di kepengurusan PWNU Jawa Tengah (Rais Syuriah), dan 1990 sebagai
Rais Aam PBNU. Uniknya, selain berkiprah dalam bidang keagamaan, Mbah Moen
dulunya juga seorang tokoh politik, bahkan pada tahun 1987 Mbah Moen diangkat
sebagai anggota MPR. Selain beliau, karir politik ini juga ditekuni oleh putranya yang
bernama Gus Yasin, dan sekarang Gus Yasin menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah
periode 2018-2023. Dalam akhir perjalanan waktu menuju wafatnya Mbah Moen,
berbagai firasat datang, ada firasat berupa mimpi yang datang kepada keponakannya, dan
ada juga yang justru datang dari beliau sendiri. Sebagai seorang ulama besar, wafatnya
KH. Maimoen Zoebair pada Jam 04.17 waktu Makkah, 6 Agustus 2019 di Makkah benar-
benar menyisakan duka mendalam bagi keluarganya, santrinya, dan bangsa Indonesia.
5. Ajarannya:
Sebagai seorang ulama, KH. Maimoen Zoebair banyak menyampaikan pentingnya
mengaji, rendah hati, mempertajam akal dan hati, hidup secara sederhana,
memperhatikan hal-hal kecil, hormat terhadap perempuan, cinta tanah air, dan prinsip
kemandirian.
6. Kontribusinya dalam Ilmu Pengetahuan :
Kiprah beliau dalam dunia pendidikan sangatlah jelas, beliau turut andil mengembangkan
dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, dengan mendirikan Pondok
Pesantren Putri Al-Anwar di Sarang, Rembang. Selain itu, beliau sangat berperan penting
sebagai ulama sumber rujukan dalam bidang ilmu fikih, dan ulama yang melahirkan
ulama-ulama besar, bahkan beberapa Kiai pondok pesantren besar yang ada di Jawa pun
juga pernah berguru kepada beliau. Kemudian, sebagai seorang ulama, KH. Maimoen
Zoebair banyak menghasilkan karya ilmiah, antara lain seperti: Tarajim Masyayikh al-
Ma’had ad-Diniyyah bi Saranj al-Qudama’, Maslak at-Tanassuk al-Makky fi al-Ittishalat
bi as-Sayyid Muhammad bin Alawy al-Makky, Tsunami fi Biladina Indonesia Ahuwa
‘Adzab am Mushibah, dan al-‘Ulama’ al-Mujaddidun.

 Data bibliografis buku

Judul : Mbah Moen : Kiai Kharismatik Penuh Inspirasi

Pengarang : Anom Whani Wicaksana, 1980

Penerjemah :-

Editor : Dyas

Keterangan edisi : Cetakan pertama, 2019

Penerbit : C-Klik Media

Tempat terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2019

Deskripsi fisik : 160 halaman : ilustrasi ; 20 cm

Nomor ISBN : 978-623-7333-15-9

Nomor panggil :-

Subjek : Mbah Moen,--1928-2019 Alim ulama - Indonesia

Jenis akses koleksi :-

Bahasa : Bahasa Indonesia


 Rincian sebaran 8 daerah dalam katalog :
1. Daerah 1 (judul dan pernyataan tanggungjawab): Biografi : Mbah Moen : Kiai
Kharismatik Penuh Inspirasi / Anom Whani Wicaksana ; C-Klik Media ; Editor
Dyas
2. Daerah 2 (keterangan edisi): Cetakan Pertama,2019
3. Daerah 3 (area khusus): -
4. Daerah 4 (keterangan terkait terbitan): C-Klik Media
5. Daerah 5 (deskripsi fisik): 160 halaman : ilustrasi ; 20 cm
6. Daerah 6 (serial): -
7. Daerah 7 (catatan): Bibliografi : halaman 159-159
8. Daerah 8 (nomor standar): 978-623-7333-15-9

 Cover Buku “Mbah Moen: Kiai Kharismatik Penuh Inspirasi”


 Daftar Isi Buku“Mbah Moen: Kiai Kharismatik Penuh Inspirasi”

Anda mungkin juga menyukai