Disusun Oleh :
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Biografi Bisri Mustofa..........................................................................................3
B. Sistematika, Metode, dan Corak Tafsir Al-Ibriz...............................................5
C. Contoh Penafsiran dalam Tafsir Al-Ibriz...........................................................7
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw sebagai Khatam al-Anbiya' (penutup para nabi), sehingga
tidak akan turun lagi kitab samawi setelah al-Qur'an. Al-Qur'an sebagai
pedoman pertama dan utama umat Islam diturunkan Allah Swt dalam bahasa
Arab. Untuk dapat memfungsikan al-Qur'an sebagai pedoman dan tuntunan
dalam menjalani kehidupan, diperlukan sebuah penafsiran bagi suatu umat,
apalagi bagi orang-orang selain bangsa Arab.
Penafsiran antara mufassir yang satu dengan yang lain tentunya berbeda
sesuai dengan corak penafsiran dan kecenderungan madhhab masing-masing,
terutama dalam menafsirkan ayat-ayat ahkam. Seperti halnya di Indonesia
yang cenderung menganut madzhab Syafi'i tentunya turut mempengaruhi
mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an. Berdasarkan fakta tersebut,
kiranya perlu dikaji mengenai kecenderungan madzhab yang mewarnai corak
penafsiran di Indonesia, salah satunya yaitu tafsir al-Ibriz karya KH Bisri
Mustofa yang ditulis dalam Bahasa Jawa dengan menggunakan aksara Arab
Pegon.
1
bagaimana kehidupan K.H Bisri Mustofa dan karyanya yang terkenal yaitu
Tafsir al-Ibriz.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Bisri Mustofa?
2. Bagaimana sistematika, metode, dan corak Tafsir al-Ibriz?
3. Bagaimana contoh penafsiran Tafsir al-Ibriz?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biografi Bisri Mustofa
2. Mengetahui sistematika, metode, dan corak Tafsir al-Ibriz
3. Mengetahui contoh penafsiran Tafsir al-Ibriz
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia
(Bandung: Mizan, 1999), hlm 85.
3
perjalanan pulang di pelabuhan Jedah, ayahnya yang tercinta wafat setelah
sebelumnya menderita sakit di sepanjang pelaksanaan ibadah haji.2
2
Saifuddin Zuhri, PPP, NU, dan MI: Gejolak Wadah Politik Islam (Jakarta: Integrita Press,
1983), hlm 24
4
tahun lebih Bisri menuntut ilmu di Mekah. Bisri pulang ke Kasingan tepatnya
pada tahun 1938 atas permintaan mertuanya. Setahun kemudian, mertuanya
(Kiai Cholil) meninggal dunia. Sejak itulah Bisri menggantikan posisi guru
dan mertuanya itu sebagai pemimpin pesantren.
3
Afif, “Al-Ibrîz: Menyajikan Tafsir Dengan Bahasa Mudah,” Al-Burhan 17, no. 1 (2017), hlm 78.
4
Mahbub Ghozali, “Kosmologi Dalam Tafsir Al-Ibriz Karya Bisri Mustafa: Relasi Tuhan, Alam
Dan Manusia,” Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman 19, no. 1 (2020). Hlm 126.
5
2. Metode Penafsiran
Kitab Tafsir al-Ibriz bisa dikategorikan dalam metode tafsir Tahlili
(analitis) yaitu menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam al-
Qur’an. Beliau mengemukakan penafsiran al-Qur’an runtut dari awal
hingga akhir, dengan menguraikan kosa kata dan lafadz, menjelaskan
asbabun nuzul, munasabah, dalil Rasulullah Saw, para sahabat, tabi’in,
maupun perkataannya sendiri, serta terdapat beberapa kisah israiliyyat.
Dilihat dari kecenderungannya, tafsir al-Ibriz tergolong kitab tafsir bi ar-
Ra’yi yaitu penafsiran al-Qur’an melalui pemikiran atau ijtihad. Tafsir bi
ar-Ra’yi dalam tafsir al-Ibriz bahwa KH. Bisri Mustofa banyak
mengambil ijtihad dari para mufassir terdahulu dan pemikiran-pemikiran
seseorang dalam menafsirkan al-Qur’an, meskipun terkadang beliau juga
menggunakan ijtihadnya sendiri.5
Ketika menceritakan kisah-kisah yang terkandung dalam Al-Quran,
Bisri Mustofa berusaha menceritakan dengan jelas. Sehingga beliau
banyak menukil cerita Isra’iliyyat dalam kitab ini. Sebab Al-Quran sendiri
ketika membahas tentang cerita isra’iliyyat hanya sebatas gambaran-
gambaran umum saja, tidak terlalu memperinci kisahnya. Sehingga beliau
menerangkannya dengan mengambil cerita Isra’iliyyat yang memang
sifatnya bercerita secara detail, seperti nama pelaku, tempat, dan waktu
terjadinya kisah.
Dari kisah Isra’iliyat ini, Bisri Mustofa mencoba untuk menjelaskan
kisah-kisah para Nabi dan umat terdahulu, terutama tentang sejarah
perkembagan Bani Israil (Yahudi). Sedangkan cerita isra’iliyyat yang
terkandung dalam kitab tersebut hanya berupa sejarah ataupun hikmah,
bukan sesuatu yang mengandung hukum atau aqidah. Dan ketika
dihubungkan dengan akal maupun syari’at cerita Isra’iliyyat yang diambil
termasuk dalam cerita yang maqbuldan maksut ‘anhu dan tidak ditemukan
sesuatu yang mardud. Sebab Beliau sangat berhati-hati dalam pengambilan
5
Ari Hidayaturrohmah and Saifuddin Zuhri Qudsy, “Unsur-Unsur Budaya Jawa Dalam Kitab
Tafsir Al-Ibriz Karya KH. Bisri Mustofa,” Hermeneutik 14, no. 2 (2020), hlm 289.
6
cerita Isra’iliyyat. Meskipun beliau tidak menyebutkan riwayat dari kisah
Isr’iliyyat.6
3. Corak Penafsiran
7
mengembalikan mahar tersebut. Maka kalian boleh memakan
pengembalian mahar tanpa ada halangan apa-apa. Dari tafsiran ayat
diatas kita ketahui bahwa hukum memberikan mahar kepada calon istri
itu wajib.
2. Persoalan fikih tentang poligami yakni pada Q.S. An-Nisâ (4): 3
8
ayat 2 turun, orang-orang khawatir tidak bisa berlaku adil dan banyak
orang yang terpojok. Kemudian Allah menurunkan ayat ke tiga ini. Jika
kalian khawatir tidak bisa berlaku adil terhadap anak-anak yatim yang
kamu didik, maka menikahlah dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat dari
27 perempuan yang kamu sukai. Jangan lebih dari empat. Namun jika
khawatir tidak bisa berlaku adil dalam hal nafkah dan menggilir, maka
lebih baik ikah satu saja. Atau nikahilah budak yang kamu miliki. Nikah
empat atau satu, atau menikahi budak sebenarnya lebih menjamin
keadilan.
Kata yang digunakan oleh Bisri Musthafa adalah loro-loro bahe,
utowo telu-telu, utowo papat-papat yang dalam terjemahan Bahasa
Indonesia nya adalah dua-dua, tiga-tiga, empat-empat. Sekilas akan
dipahami dua-dua adalah empat, tiga-tiga adalah enam, empat-empat
adalah delapan. Kemudian dijelaskan lagi, jangan lebih dari empat.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
KH. Bisri Musthofa, orang mengenalnya dengan Mbah Bisri Rembang.
Bisri Musthofa tinggal di Pondok Raudlat al-Thalibin Leteh Rembang Kota.
KH. Bisri Musthofa dilahirkan di desa Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah,
pada tahun 1915 dengan nama asli Masyhadi. Nama Bisri ia pilih sendiri
setelah kembali menunaikan ibadah haji di kota suci Mekah. Ia adalah putra
pertama dari empat bersaudara pasangan H. Zaenal Musthofa dengan isteri
keduanya yang bernama Hj. Khatijah.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Afif. “Al-Ibrîz: Menyajikan Tafsir Dengan Bahasa Mudah.” Al-Burhan 17, no. 1
(2017): 73–88.
Bruinessen, Martin van. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi
Islam di Indonesia. Bandung: Mizan, 1999.
Ghozali, Mahbub. “Kosmologi Dalam Tafsir Al-Ibriz Karya Bisri Mustafa: Relasi
Tuhan, Alam Dan Manusia.” Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Keislaman 19, no. 1 (2020): 112. https://doi.org/10.18592/al-
banjari.v19i1.3583.
Hidayaturrohmah, Ari, and Saifuddin Zuhri Qudsy. “Unsur-Unsur Budaya Jawa
Dalam Kitab Tafsir Al-Ibriz Karya KH. Bisri Mustofa.” Hermeneutik 14, no.
2 (2020): 283–306.
Rokhmad, Abu. “Telaah Karakteristik Tafsir Arab Pegon Al-Ibriz.” Analisa
XVIII, no. 01 (2011): 27–38.
Zuhri, Saifuddin. PPP, NU, dan MI: Gejolak Wadah Politik Islam. Jakarta:
Integrita Press, 1983.
12