Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

STUDI KITAB TAFSIR II (KLASIK INDONESIA PILIHAN)

AL-TAFSI><R AL-IBRI<Z

Disusun Oleh :

Nevia Ika Utami : 1718134013

Nurul Izzah Zulfa : 1718134019

Dosen Pengampu :

Masrul Anam, Lc.M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN DAN SAINS AL-ISHLAH

(STIQSI)

SENDANGAGUNG PACIRAN LAMONGAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis bisa merampungkan makalah yang berjudul AL-
TAFSI><R AL-IBRI<Z ini dalam waktu yang tepat. Tidak lupa shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan dari
jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang bagi seluruh umat manusia.

Makalah ini berisikan tentang kitab tafsir AL-TAFSI<>R AL-IBRI<Z yang


merupakan salah satu karya dari KH. Bisri Musthafa>, Makalah ini akan berusaha
untuk menjelaskan biografi singkat pengarangnya dan juga mengenai penafsirannya
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang mencakup bentuk, corak, metode, dan contoh
penafsiranya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. A<mi>n.

Sendangagung, 20 Maret 2018

Penulis

2 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3. Tujuan......................................................................................................................5
1.4. Manfaat....................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1. Biografi Imam K.H Bisri Musthafa...................................................................................6
2.2. Penafsiran Ayat Al-Qur’an Oleh K.H Bisri Musthafa..................................................8
2.3. Contoh Penafsiran K.H Bisri Musthafa dalam Kitab Al-tafsi>r Al-Ibri<z...............9
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

3 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Al-Qur’an pada hakikatnya menempati posisi sentral dalam studi keislaman.
Disamping berfungsi sebagai huda> (petunjuk), Al-Qur’an juga berfungsi sebagai
furqa>n (pembeda). Ia menjadi tolak ukur dan pembeda antara kebenaran dan
kebatilan, termasuk dalam penerimaan dan penolakan setiap berita yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Keberadaan Al-Qur’an ditengah-tengah umat Islam,
ditambah dengan keingintahuan mereka untuk memahami petunjuk dan mukjizat-
mukjizatnya, telah melahirkan sekian banyak disiplin ilmu keislaman dan metode-
metode penafsiran. 1

Di sisi lain, terdapat kaum terpelajar Muslim yang mempelajari berbagai


disiplin ilmu. Hal tersebut, tidak lain karena didorong keinginan untuk memahami
petunjuk, akan informasi dan mukjizat Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an berbicara
tentang berbagi aspek kehidupa serta mengemukakan beraneka ragam masalah, yang
merupakan pokok-pokok bahasan berbagai disiplin ilmu, maka kandungannya tidak
dapat dipahami secara baik dan benar tanpa mengetahui hasil-hasil penelitian dan
studi pada bidang yang dipaparkan oleh Al-Qur’an.

Dalam memahami Al-Qur’an diperlukan adanya ilmu tafsir, perkembangan dari


tafsir sendiri sangat pesat sekali. Terbukti dengan munculnya para mufasir dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu dari mufasir tersebut adalah KH. Bisri
Musthafa dengan kitab tafsirnya yang berjudul Al-Ibri>z Li Ma’rifah Tafsi>r al-

Qur’an al-‘Azi>z yang biasanya lebih dikenal denganAl-tafsi><r al-Ibri<z .


Untuk itu penulis akan membahas tentang biografi pengarang, teknik penulisan tafsir
tersebut, dan contoh penafsirannya.
1
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Penerbit Mizan, cet.13 Rajab 1417/November 1996:
Bandung, hlm:171.

4 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari K.H Bisri Musthafa ?
2. Bagaimana penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an oleh K.H Bisri Musthafa ?
3. Bagaimana contoh penafsiran K.H Bisri Musthafa dalam kitab tafsirnya Al-
tafsi>r Al-Ibri<z ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dari K.H Bisri Musthafa
2. Untuk memahami penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an oleh K.H Bisri Musthafa
3. Untuk memahami contoh penafsiran K.H Bisri Musthafa dalam kitab tafsirnya
Al-tafsi>r Al-Ibri<z

1.4. Manfaat
1. Menambah pengetahuan mengenai biografi K.H Bisri Musthafa
2. Memberikan pemahaman mengenai penafsiran Al-Qur’an oleh K.H Bisri
Musthafa
3. Memberikan pengetahuan mengenai contoh penafsiran K.H Bisri Musthafa
dalam kitab tafsirnya Al-tafsi>r Al-Ibri<z

5 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biografi Imam K.H Bisri Musthafa


KH. Bisri Musthafa lahir di Pesawahan, Rembang pada tahun 1915 dengan
nama kecil Mashadi. Nama Bisri diambil sendiri olehnya setelah kembali dari ibadah
haji di kota suci Mekkah. Ia adalah putra pertama dari empat bersaudara pasangan H.
Zaenal Musthofa dengan istrinya keduanya Hj. Khatijah. KH. Bisri Musthafa lahir
dari lingkungan pesantren, karena memang ayahnya seorang kyai. Sejak umur tujuh
tahun, belajar sekolah di sekolah Jawa “Ongko Loro” di Rembang. Hampir naik kelas
dua, ia diajak oleh orangtuanya naik haji, dan setelah pulang kemudin bersekolah di
HIS (Holland Indische School), namun dipaksa keluar oleh Kiai Cholil dan disuruh
kembali bersekolah di “Ongko Loro”. Pada usia 10 tahun (tahn 1925), Bisri
melanjutkan pendidikannya di pesantren Kajen, Rembang. Dan pada tahun 1930,
Bisri belajar lagi di Kasingan di pondok pesantren pimpinan Kiai Cholil.

Di usia 20 tahun, Bisri dinikahkan dengan Ma’rufah putri dari Kiai Cholil,
setahun setelah menikah, Bisri pergi ke Mekkah untuk memperdalam lagi ilmu
agamanya. Di Mekkah, pendidikan yang dijalani Bisri adalah non-formal, ia
berpindah dari satu guru ke guru yang lain secara langsung dan privat begitu
seterusnya. Dua tahun lebih Bisri menuntut ilmu dan kemudian pulang ke Rembang
tepat pada tahun 1938 atas permintaan mertuanya. Setahun kemudian kyai Cholil
(mertuanya tersebut) meninggal dunia dan KH. Bisri Musthafa yang menggantikan
posisi guru dan mertuanya itu sebagai pemimpin Pondok Pesantren.2

KH. Bisri Musthafa hidup pada tiga zaman, yakni pertama pada zaman
penjajahan dan menjabat ketua Masyumi cabang Rembang, kedua pada zaman orde

2
Maslukhin, Kosmologi Budaya Jawa dalam Tafsir Al-Ibriz Karya K.H Bisri Musthafa, Jurnal Keilmuan
Tafsir Hadis, Vol. 5, No.1, Juni 2015, hal.77-78.

6 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
lama, menjabat sebagai anggota konstituante MPRS, dan ketiga pada zaman orde
baru, menjabat sebagai DPRD I di Jawa Tengah.

K.H Bisri Musthafa ini terkenal sebagai pengarang kitab tafsir yang terkenal
yakni kitab tafsir Al-Ibri>z Li Ma’rifah Tafsi>r al-Qur’an al-‘Azi>z atau
biasanya dikenal dengan Al-Tafsi>r Al-Ibri<z, pengasuh Pondok Pesantren Leteh,
Rembang, Jawa Tengah, orator handal, politikus, dan pemikir moderat. Hal ini
merupakan sikap yang diambil dengan pendekatan fiqih yang mengedepankan
kemaslahatan dan kebaikan umat atas kondisi zaman dan kondisi masyarakat.3

Motivasi K.H Bisri Musthafa dalam mengarang kitab Al-Tafsi>r Al-Ibri<z


adalah motivasi religius, yakni motivasi untuk memahami dan menafsirkan Al-
Qur’an karena ibadah dan semata-mata mencari ridha Allah SWT. Namun, selain
motivasi religius tersebut, ada berkah tersendiri yakni dalam bidang ekonomi, sosial,
maupun politik dari K.H Bisri Musthafa kian membaik dan ini adalah sisi lain dari
keberkahan Al-Qur’an itu sendiri. Tafsir tersebut selesai pada tanggal 2 Rajab 1379
H, bertepatan dengan tanggal 28 Januari 1960 ( setelah kelahiran anak terakhirnya
perempuan yang bernama Atikah) dan sekitar tahun 1964 dicetak oleh Penerbit
Menara Kudus.

Ada hal yang menarik dan sulit diterima oleh akal sehat dari Al-tafsi>r Al-
Ibri<z ini yakni diralatnya salah satu surat dari tafsir tersebut oleh pengarangnya
setelah wafat, yakni surat Al-Fath ayat 18, ketika saat itu ada tamu dari Cirebon yang
kemudian mampir ke Pondok Pesantren Leteh, Rembang, Jawa Tengah untuk sowan
ke gusmus (anak dari K.H Bisri Musthafa) bahwa orang tersebut bertemu kyai Bisri
dan berpesan agar meralat tulisan di ayat tersebut, dan memang ketika diperiksa ada
sedikit kesalahan dari ayat tersebut.

3
Izzul Fahmi, Lokalitas Kitab Al-Tafsi>r Al-Ibri<zKarya K.H BisriMusthafa, Jurnal Keislaman dan
Humaniora, Vol.3, No.1, Juni 2017, hal.103.

7 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
2.2. Penafsiran Ayat Al-Qur’an Oleh K.H Bisri Musthafa
Sistematika teknik penulisan dari Al-Tafsi>r Al-Ibri<z ini menggunakan
sistematika musha>fi yakni urut dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri oleh
surat An-Na>s, ayat-ayat Al-Qur’annya dimaknai ayat - per ayat dengan makna
gandhul (lengkap dengan kedudukan dan fungsi kalimatnya, sebagai subjek, pediket,
objek, dan lain-lain), mengenai asbabun nuzulnya pun diterangkan secukupnya,
diterbitkan edisi pertama 3 jilid, masing-masing ada 10 juz, kemudian ada edisi kedua
30 jilid, masing-masing 1 juz dan tafsir ini ditulis selama kurang lebih empat tahun
yakni dari tahun 1957-1960.

Bentuk atau model tulisan penafsiran Al-tafsi>r Al-Ibri<z adalah sebagai


berikut:
1. Al-Qur’an ditulis dengan makna gandul.
2. Tarjamah tafsir ditulis dipinggir dengan tanda nomer. Nomer ayat terletak di
akhir, sedangkan nomer terjemah terletak di awalnya.
3. Keterangan-keterangan lain ditandai dengan kata Tanbih, Faidah, dan
Muhimmah, Qissah dan lain-lainnya.4

Metode yang digunakan dalam Al-tafsi>r Al-Ibri<z ini adalah metode


ijmali atau secara singkat dan global, sedangkan sumber penafsirannya sendiri
termasuk tafsir bi ar-ra’yi. Hal tersebut terlihat dari pernyataan K.H Bisri Musthafa
dalam muqaddimah kitabnya, yakni ia banyak mengambil ijtihad dan pemikiran-
pemikiran mufasir lain dan pendapatnya sendiri.
Bahasa dan gaya bahasa, dengan bahasa Jawa dan huruf Arab pegon, tafsir ini
menjadi eksklusif, dibaca dan dipahami oleh orang-orang yang familiar dengan
bahasa Jawa dan huruf Araf (santri). Itu berarti, tidak semua orang mampu
mengakses tulisan dan bahasa dengan karakter tersebut. Tetapi dalam sudut pandang

4
Lilik Faiqoh, Tafsir Kultural Jawa: Studi Penafsiran Surat Luqman Menurut K.H Bisri Musthafa, Jurnal
Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 10, No.1, 2016, hal.35.

8 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
hermeneutik, orang tidak akan meragukan otentisitas dan validitas gagasan yang
dituangkan penulisnya, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sangat
dikuasainya dan dipahami oleh masyarakat disekitarnya.
Huruf Arab dan bahasa Jawa ini atau pegon digunakan juga karena untuk
ditujukan kepada warga pedesaan dan komunitas pesantren yang mana sudah sangat
akrab dengan Arab pegon tersebut. Bahasa Jawa sendiri pun memiliki tingkatan-
tingkatan bahasa yang mana dalam Al-Tafsi>r Al-Ibri<z ini K.H Bisri Musthafa
memakainya dalam contoh ketika ada dialog misalnya, antara pemuda Ashabul Kahfi
dengan Raja Romawi menggunakan bahasa Jawa krama alus, menggunakan Gusti
sebelum asma Allah SWT, dan Kanjeng atas Nabi Muhammad SAW.
Corak dari Al-Tafsi>r Al-Ibri<z ini yang dominan adalah corak fiqhi,
walaupun tidak menafikan adanya corak adabi dan corak sufi juga.5

2.3. Contoh Penafsiran K.H Bisri Musthafa dalam Kitab Al-tafsi>r Al-
Ibri<z
Penulis mengambil contoh penafsiran K.H Bisri Musthafa dalam kitabnya Al-
tafsi>r Al-Ibri<z dari corak fiqhinya yaitu ayat-ayat yang berkenaan dengan shalat
fardhu. Shalat secara harfiah berarti doa atau memohon rahmat. Sedangkan menurut
syara’ shalat adalah ibadah yang dilakukan dengan perkataan dan perbuatan khusus
yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Dalam ajaran Islam, shalat merupakan ibadah yang sangat pokok dari lima
rukun Islam yang ada. Rasulullah melalui sabdanya mengisyaratkan keunggulan
ibadah yang satu ini. Shalat menjadi salah satu ibadah yang paling utama karena
shalat menjadi sarana untuk bermunajat dengan Allah SWT dan bertujuan untuk
dhikr Alla>h serta mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Secara garis
besarnya, shalat dibagi menjadi shalat fard{u dan shalat sunnah. Penulis hanya akan
menafsirkan ayat yang berkenaan dengan shalat fard{u.
5
Abu Rokhmad, Telaah Karakteristik TafsirArab Pegon Al-Ibriz ,Jurnal Analisa, vol XVIII, NO.01
Jan-Jun 2011.

9 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
Shalat fard{u dalam al-Qur’an disebut sebanyak 8 kali, terdapat dalam Q.S.
Al-Baqarah:238, Q.S. Hu>d:114, Q.S. Al-Isra>’:78, Q.S. T{aha>:130, Q.S. Al-
Ru>m:17-18, Q.S. Al-Insa>n:25-26.

Q.S. Al-Baqarah:238 berbunyi :

ِِ ِ ِ ُ‫الة الْوسطَى وق‬ ِ َّ ‫حافِظُوا علَى‬


ِ َّ ‫ات و‬
َ ‫وموا للَّه قَانت‬
‫ني‬ ُ َ ْ ُ ‫الص‬ َ ‫الصلَ َو‬ َ َ
Artinya: “Peliharalah segala salat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.
Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.”

Penafsiran K.H Bisri Musthafa pada ayat tersebut adalah sebagai berikut:
“sira kabeh supaya padha ngreksa shalat limang waktu khususe shalat kang luwih
pilihan, yaiku shalat ashar, wa qi>la shalat shubuh, lan padhaha anjungkunga sira
kabeh kanthi t}a’ah.”6

Artinya: “kamu sekalian supaya memelihara shalat khususnya shalat yang


lebih pilihan, yaitu shalat ashar (dan dikatakan) shalat subuh, dan sembahlah Allah
SWT dengan ketaatan.”

Q.S. Al-Baqarah ayat 238 ini berisi tentang perintah menjaga shalat, terutama
shalat wust}a>. Para imam mujtahid berbeda pendapat tentang shalat wust}a>,
diantaranya ulama Hanafi dan Hambali yang berpendapat bahwa shalat wust}a>
adalah shalat ‘as}ar. Menurut ulama Ma>liki dan Sha>fi’i>, shalat wust}a>
adalah shalat subuh. Pada tafsiran ayat tersebut KH. Bisri Musthafa menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan shalat wust}a> adalah shalat ‘as}ar.7

6
Bisri musthafa, al-Ibri>z li Ma’rifat Tafsir al-Qur’a>n al-‘Aziz bi al-Lughah al
Jawi>ya>h, Jilid 2. Kudus: Menara Kudus, t.th.
7
Mar’atus Sholihah, 2017, Pandangan Fiqih KH.Bisri Mustofa Dalam Tafsir Al-Ibri>z (Kajian Ayat-
Ayat Ibadah), Skripsi, Ponorogo: Iain Ponorogo.

10 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik sebagai jawaban dari pokok
masalah yang diajukan dalam pembahasan ini, adalah sebagai berikut :

1. KH. Bisri Musthafa lahir di Pesawahan, Rembang pada tahun 1915 dengan
nama kecil Mashadi. Beliau mengarang kitab Al-Tafsi>r Al-Ibri<z
dengan motivasi untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur’an karena
ibadah dan semata-mata mencari ridha Allah SWT.
2. Secara keseluruhan, metode penafsiran yang terdapat dalam kitab Tafsi>r
al-Ibri>z karya KH. Bisri Musthafa termasuk ke dalam metode
ijmali sedangkan sumber penafsirannya sendiri termasuk tafsir bi ar-ra’yi.
Adapun corak penafsiran dalam tafsir ini tidak memiliki kecenderungan
khusus pada satu corak yang spesifik secara mutlak, namun mencakup
berbagai corak penafsiran, baik fiqih, adabi, maupun sufi.
3. Contoh dalam penafsiran kitab Tafsi>r al-Ibri>z yang diambil penulis
adalah ayat yang bercorak fiqih dalam Q.S. Al-Baqarah : 238.

11 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Musthafa, Bisri, al-Ibri>z li Ma’rifat Tafsir al-Qur’a>n al-‘Aziz bi al-


Lughah al Jawi>ya>h, Jilid 2. Kudus: Menara Kudus, t.th
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Penerbit Mizan, 1996.

JURNAL
Fahmi, Izul, Lokalitas KitabAl-Tafsi>r Al-Ibri<z Karya K.H Bisri Musthafa,
Jurnal Keislaman dan Humaniora, Vol.3, No.1, Juni 2017.
Faiqoh, Lilik, Tafsir Kultural Jawa: Studi Penafsiran Surat Luqman Menurut K.H
Bisri Musthafa, Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 10, No.1, 2016
Maslukhin, Kosmologi Budaya Jawa dalam Tafsir Al-Ibriz Karya K.H Bisri
Musthafa, Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis, Vol. 5, No.1, Juni 2015.
Rokhmad, Abu, Telaah Karakteristik TafsirArab Pegon Al-Ibriz ,Jurnal Analisa, vol
XVIII, NO.01 Jan-Jun 2011.
Sholihah, Mar’atus, 2017, Pandangan Fiqih KH.Bisri Mustofa Dalam Tafsir Al-
Ibri>z (Kajian Ayat-Ayat Ibadah), Skripsi, Ponorogo: Iain Ponorogo.

12 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z
13 | AL-TAFSI>R AL-IBRI<Z

Anda mungkin juga menyukai