Disusun oleh :
SHABRIE RAJA W H
2023/2024
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya telah
memberikan kesabaran, kesungguhan dan kemampuan yang ada,sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “TAFSIR ISYARI”
dengan tepat waktu.
Tak lupa ucapan terima kasih juga kepada seluruh tim kelompok yang telah
mampu bekerja sama dengan baik,serta kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini dengan sepenuh hati kami ucapkan terima kasih.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi seluruh
pihak yang membutuhkan terutama bagi kami yang menyusun.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................III
II
BAB I
PENDAHULUAN
3
menyebarkan risalah akhlaqiyah, ajaranajaran moral yang mengacu kepada
keluhuran budi pekerti.
Klaim sebagai pengemban risalah
akhlaqiyah memberi peluang bagi kemungkinan bahwa para sufi mampu menerima
pengetahuan Tuhan berkat kebersihan hati
mereka ketika mencapai tahapan makrifat
dalam tahap-tahap muraqabah kepada Allah
SWT. Walhasil, dalam penafsiran sufi
mufassirnya tidak menyajikan penjelasan
ayat-ayat Al-Qur’an melalui jalan i’tibari
dengan menelaah makna harfiyah ayat secara
zahir. Tetapi lebih pada menyuarakan
signifikansi moral yang tersirat melalui
penafsiran secara simbolik atau dikenal
dengan penafsiran isyari.
Ketika ilmu-ilmu agama dan sains
mengalami kemajuan pesat serta kebudayaan
Islam menyebar keseluruh pelosok dunia dan
mengalami kebangkitan dalam segala seginya, maka berkembanglah ilmu tasawuf.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana perjalanan imam al alusi?
B. Ada berapa tafsir yang telah dihasilkan?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Alūsī memiliki nama lengkap Abu Al-Fadhl Syihab al-Din alSayyid Mahmud Afandi
al-Alūsī al-Baghdadi. Akan tetapi, dalam kitab karangan imam al-Dzahabi yang berjudul
al-Tafsīr wa al-Mufassirūn menulis Abu al-Tsana‟ sebagai ganti Abu Fadhl. Beliau lahir
di Baghdad, pada tahun 1217 H/1802 M. Beliau merupakan ulama tertua di Irak (Al-
Dzahabi, t.t: 250). Nama al-Alūsī merupakan nama sebuah desa yang bertempat di
tengah-tengah sungai Eufrat. Sebab, dari desa itulah nenek moyang al-Alūsī berasal.
Ketika beliau berusia 13 tahun, beliau telah disibukkan dengan mengajar dan mengarang.
Beliau juga menuntut ilmu dari beberapa guru. Selain menjadi mufassir, beliau juga
merupakan orang yang memiliki kecakapan dalam bidang ilmu naqli maupun aqli (Al-
Dzahabi, t.t:251). Pada tahun 1267 H/1850 M, imam al- Alūsī melakukan perjalanan ke
Istambul. Kemudian beliau singgah sejenak di rumah Mahmud Afandi alUmari di
Maushil yang dikenal sebagai filosofis. Sesampainya di sana beliau menunjukkan serta
membacakan tafsir al-Qur‟ān (rūh al-ma‟āni) yang telah beliau tulis sebelumnya di suatu
majlis yang dihadiri oleh ulama Maushil (Hati, 2013:26).
Pada saat beliau mengadakan perjalanan pulang dari Istambul menuju Baghdad, beliau
jatuh sakit yang berlangsung secara terus-menerus. Sehingga pada Jum‟at tanggal 25
Dzulqa‟dah 1270 H/1854 M al-Alūsī menghembuskan nafas terakhir pada usia 53 tahun.
Oleh pihak keluarga, beliau dimakamkan di pemakaman dekat kuburan Syaikh Ma‟ruf al-
Karkhi, yang merupakan salah seorang tokoh sufi yang sangat terkenal di kota Kurkh
pada saat itu. Sebelum beliau menduduki jabatan sebagai mufti dari madzhab Hanafi,
beliau juga pernah menjabat sebagai pemegang bidang wakaf Marjaniyah yang
merupakan sebuah yayasan pendidikan yang mensyaratkan bahwa penanggung jawabnya
merupakan seorang tokoh ilmuan. Selain itu, beliau juga memiliki kesibukan lain selain
mengarang, yaitu mengajar di berbagai perguruan. Banyak diantara murid beliau yang
datang dari berbagai pelosok negeri selain tempat beliau berasal (Ilyas, 1998:33).
Sementara itu, pada bulan Syawal 1263 H, setelah beliau menyelesaikan serta
menyempurnakan penulisan kitab tafsirnya, beliau melanjutkan perjalanan menuju
Konstantinopel yang saat ini dikenal sebagai Istanbul, Turki. Kemudian beliau
mengajukan karyanya tersebut kepada Rajan Abdul Majid Khan. Al-Alūsī merupakan
5
seorang ulama yang terkenal di Irak yang pernah menjadi seorang mufti di Baghdad,
beliau juga merupakan seorang pemikir dan ahli polemik serta memiliki pengetahuan
yang luas. Sehingga tidak heran apabila beliau dijuluki sebagai „allamah yang merupakan
seorang
ulama besar baik dalam ilmu naqli (al-Qur‟ān dan al-hadis) maupun aqli.
Terdapat sekitar 56 judul buku serta tulisan karangan beliau. Selain sebagai mufassir, Al-
Alūsī juga menaruh perhatian kepada beberapa ilmu, seperti: ilmu qira‟ah, ilmu munasabah
dan ilmu asbabun nuzul. Beliau juga memiliki kebiasaan melihat syair Arab yang
mengungkapkan suatu kata dalam menentukan sababun nuzul (Al-Dzahabi, t.t:252). Adapun
setelah beliau wafat, kitab Rūh al-Ma‟ānī disempurnakan oleh anaknya yang bernama As-
Sayyid Nu‟man Al-Alūsī. Disebutkan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, bahwa setelah
beliau kembali dari Istambul, beliau menulis tiga buah karya lagi, diantaranya:
Adapun kitab karangan beliau yang diterbitkan di Baghdad sebanyak dua kali, yaitu antara tahun
1291-1293 H/ 1874-1876 M, dan pada ketiga kalinya pada tahun 1327 H/1909 M (Al-Dzahabi,
t.t:251)
kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik)
6
Kata ( ( أهللahlaka / keluarga jika ditinjau dari masa turunnya ayat
ini, maka ia hanya terbatas pada istri Nabi Muhammad SAW yaitu Khadijah
ra. dan beberapa putra beliau bersama „Ali Ibn Abi Thalib ra. yang beliau
pelihara sepeninggal Abu Thalib. Tetapi bila dilihat dari penggunaan kata
ahlaka yang dapat mencakup keluarga besar, lalu menyadari bahwa perintah
Muhammad saw, termasuk semua istri dan anak cucu beliau. Bahkan
beliau.Putra kandung Nabi Nuh as.tidak dinilai Allah sebagai ahl / keluarga
beliau dengan alasan dia tidak beramal saleh. Dengan demikian, semua orang
yang beramal saleh dapat dinilai termasuk keluarga beliau dan karena itu
pula, Salman al-farisi yang tidak memiliki hubungan darah dengan Nabi
Muhammad saw. bahkan bukan orang Arab, tetapi dari Persia, dijadikan Nabi
(keluarga) kita, ahl al-Bait”. Ini karena keimanan dan kesalehan beliau.
karena shalat yang wajib bagi beliau hanya shalat lima waktu, tetapi juga
selama sekitar setengah malam setiap hari, ini memerlukan kesabaran dan
ketekunan melebihi apa yang diwajibkan atas keluarga dan umat beliau.
7
Firman- Nya: (ْ( زشقا سألًللla nas‟aluka rizqan / Kami tidak meminta
Artinya: “aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka
memiliki kekuatan lagi Maha Kokoh. (Departemen Agama RI, 2010: 523).
Kata (( زشقrizq pada mulanya, sebagaimana ditulis oleh pakar bahasa
arab, Ibn Faris, berarti pemberian untuk waktu tertentu. Namun demikian, arti
rezeki.
disadari bahwa yang menjamin itu adalah Allah yang menciptakan makhluk
selera dan keinginannya, rasa lapar dan hausnya, sampai kepada naluri
8
mempertahankan hidupnya, adalah bagian dari jaminan rezeki Allah kepada
makhluk-Nya. Tanpa itu semua, maka tidak akan ada dalam diri manusia
dorongan untuk mencari makan. Tidak pula akan terdapat pada manusia dan
sebagainya.
bumi dan langit dengan segala isinya. Dia menciptakan seluruh wujud dan
yang lebih umum tidak lain kecuali upaya makhluk untuk meraih kecukupan
hidupnya dari dan melalui lain. Semua makhluk yang membuthkan rezeki
isyari, sebagian mereka ada yang memperbolehkan (dengan syarat), dan sebagian
9
2. Tidak menyatakan bahwa itulah satusatunya makna untuk ayat yang ditafsirkan.
yang ditarik.
10
yang bertaqwa. (QS. At-Taubah:123).
sendiri.
sebagaimana dijelaskan Az-Zarqani dan AsSuyuti bahwa: “Nash-nash itu harus berdasarkan
zahirnya, memutarkan pada arti lain
11
Tetapi dalam tafsir Isyari diberi
makna bahwa ayat tersebut menunjukkan
isyarat dekatnya ajal Nabi Saw.
3. Contoh bentuk penafsiran secara Isyari
antara lain adalah pada ayat:
اذهب إلى فرعون إنه طغى
Artinya: “Pergilah kepada Fir’aun;
sesungguhnya ia telah melampaui
batas.” (QS. Thaahaa: 24)
Dalam hal ini para sufi mentakwilkan Fir’aun dengan Hati. Maksudnya
bahwa Fir’aun itu sebenarnya hati setiap
manusia yang mempunyai sifat melampaui batas.
4. Contoh bentuk penafsiran secara Isyari antara lain adalah pada ayat: 4’¯
ular dan) Musa melihatnya bergerakgerak seolah-olah dia seekor ular yang
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tafsir yang dalam memberikan penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an kental dengan takwil, aspek-
aspek esoterik dan isyarat-isyarat yang terkandung dalam teks ayat-ayat Al-Qur’an. Terlepas
dari kontroversi yang terjadi dalam mengomentari jenis tafsir ini, yang jelas tafsir isyari adalah
merupakan bentuk dari kontribusi dari ulama dalam memperkaya pembendaharaan literatur
tafsir yang sekaligus juga memperluas pemahaman tentang makna Al-Qur’an. Ala kulli hal
tafsir isyari telah memberi warna yang khas dalam diskursus tafsir dari masa ke masa.
Sebagaimana aliran tafsir lainnya yang berpaling untuk dikembangkan, tafsir isyari pun
berkemungkinan bagi upaya pengembangannya untuk masa kini dan masa mendatang. Tentu
saja perhatikan terhadap rambu-rambu penafsiran supaya termasuk tafsir isyari al-maqbul
bukan tafsir isyari almardud. Berbeda dengan tafsir bi al-ma’sur dan tafsir bi ar-ra’yi yang
kebenaran (termasuk pengembangannya) relatif mudah untuk diukur penerapan kriteria
kebenaran tafsir isyari sangatlah sulit. Ini terjadi karena sumbernya lebih mengandalkan hati
atau intuisi yang juga sangat sulit untuk dibedakan dari kemungkinan terkontaminasi dengan
hawa nafsu yang keliru.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/1194/1/Skripsi%20Pauji%20Amrullah%20-%201201111731.pdf
file:///C:/Users/Win7/Downloads/17-Article%20Text-65-1-10-20200814%20(1).pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/25685/BAB%20IV.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/macam-
macam-tafsir-lengkap-dengan-penjelasan-dan-kitabnya-1xGEE4x2DpQ?
amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16986846003377&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fkumparan.com%2Fberita-hari-ini%2Fmacam-
macam-tafsir-lengkap-dengan-penjelasan-dan-kitabnya-1xGEE4x2DpQ
14