Anda di halaman 1dari 14

TOKOH FILSAFAT ISLAM YANG BERPENGARUH DALAM

SEJARAH DAN POKOK PEMIKIRANNYA


Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. M. Suparta M.A Sabilil Muttaqin Ph. D

Oleh :
Kelompok 21
Rifa Adilla(111210140000091)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 / 1442 H
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana, semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
mempelajari “ Tokoh Filsafat Islam”
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad, kepada keluarganya, sahabatnya, serta semoga tercurah kepada kita
semua selaku penerus risalahnya. Aamiin.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan
pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya masukan-
masukan yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Brebes, 11 Desember 2021,


Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Pengertian Filsafat Islam...............................................................3
B. Tokoh Filsafat Islam......................................................................3
C. Pokok Pemikirannya......................................................................7
D. Sumbangasihnya dalam kajian ke-islaman....................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................10
B. Saran..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang
keberadaannya telah menimbulka star dan kontra. Sebagian mereka yang
berpikiran maju yang ditandai dengan sifat terbuka, rasional, kritis obyektif,
berorientasi ke depan, dinamis dan mau mengikuti zaman, tanpa meninggalkan
prinsip atau ajaran dasar yang bersifat asasidan bersifat liberal cenderung mau
menerima pemikiran Filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat
tradisional yakni berpegang teguh kepada doktrin ajaran al-Qur'an dan al-
Hadist secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan
menolaknya karena takut dapat melemahkan iman. Itulah beberapa
masalah yang mewarnai perkembangan penyebaran Islam pada masa lalu. Hal
tersebut menjadi latar belakang dari pembuatan makalah ini. Dengan harapan
dapat mengembangkan wawasan kita mengenai filsafat Islam, juga untuk
mengetahui metode dan pendekatan yang digunakan para peneliti dalam
meneliti filsafat Islam pada masa lalu beserta kehidupan dan ajaran para
tokohnya tersebut. Sehingga pada giliranya kita dapat mengembangkan
pemikiran filsafat Islam dalam rangka
menjawab berbagai masalah yang muncul dimasyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian filsafat islam?
2. Siapa saja tokoh filsafa islam?
3. Apa pokok pemikirannya?
4. Bagaimana sumbangasihnya dalam kajian ke Islaman?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tiga tokoh filsafat Islam yang berpengaruh dalam sejarah
pemikiran Islam Agar mahasiswa dapat mengetahui mengenai hukum poligami
dan poliandri.

1
2. Untuk mengetahui tiga tokoh filsafat Islam yang berpengaruh dalam sejarah
pemikiran Islam
3. Untuk mengetahui Sumbangasihnya dalam kajian ke Islaman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM


Filsafat merupakan serapan dari majemuk dalam bahasa Yunani
"Philosophia", "Philo" berarti suka atau cinta sedangkan "Sophia" adalah bijaksana,
maka Philosophia ialah orang yang cinta kepada kebijaksanaan. Istilah philosophia
(selanjutnya ditulis filsafat) pertama kali digunakan oleh Phytaghoras (580-500 SM)
sebagai reaksi terhadap cendekiawan di masa itu yang mengklaim dirinya sebagai
ahli pengetahuan, Phytaghoras menolak klaim tersebut karena ilmu pengetahuan
adalah perkara atau objek yang dicari oleh manusia dan dimanfaatkan secara riil oleh
manusia, dan manusia tak lain hanyalah pencari pengetahuan (filosof). Istilah ini
semakin popular ketika Socrates merumuskannya dalam kurikulum sekolahnya
sebagai ilmu pengetahuan tentang kegiatan jiwa manusia. Dari "Philosophia" ini
kemudian lahirlah falsafat dalam Bahasa Middle Easterner yang diwaznkan dengan
fa'lala, fa'lalah dan fi'lal. "falsafat" ini diserap oleh bahasa Indonesia menjadi
"filsafat", namun berhubung terdapat perubahan dari "falsafat" menjadi "filsafat",
Harun Nasution mempertanyakan serapan yang terdapat dalam bahasa Indonesia
tersebut berasal dari bahasa Middle Easterner atau langsung dari bahasa Yunani.
Terlepas dari konteks kebahasaan tersebut, Kamus besar bahasa Indonesia
menjelaskan filsafat yakni pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Artinya terdapat kesamaan
makna antara "philosophia", "filsafat" dan "falsafat". Kesamaan makna ini pula yang
menginspirasi sebagian kalangan menyebut "filsafat" dengan "hikmah", terminologi
"hikmah" sebagai kebijaksanaan dianggap sepadan dengan "philosophia".

B. TIGA TOKOH FILSAFAT ISLAM YANG BERPENGARUH


DALAM SEJARAH
1. AL KINDI
Orang yang dipandang sebagai seorang filosof Islam pertama adalah Al-
Kindi. Ia juga dikenal sebagai filosof Bedouin pertama, karena ia adalah satu-
satunya filosof Islam pertama yang berasal dari keturunan Bedouin asli.

3
Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya'qub Ishak Debris Shabah canister
Imran canister Ismail Al-Asy'ats canister Qays Al-Kindi dan berakhir pada
Ya'kub container Qahthan. Al-Kindi dilahirkan di Kuffah sekitar tahun 185 H
(801 M) dari keluarga kaya dan terhormat. Tahun wafatnya terdapat banyak
fersi, Philip Khitti, mengatakan ia meninggal di Baghdad pada tahun 873 M
(257 H). Dapat dikatakan bahwa Al-Kindi hidup pada masa keemasan dinasti
Abbasiyah. Ayahnya Ishaq, pernah menjabat sebagai gubernur Kuffah pada
masa pemerintahan al-Mahdi dan Al-Rasyid.

2. IBNU SINA
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Husain container Abdullah
receptacle Hasan canister Ali canister Sina. Ibnu Sina di lahirkan pada bulan
Safar 370 H atau Agustus-September 980 M di Afsyanah, sebuah kota kecil
yang berada di wilayah Uzbekistan saat ini. Di dunia Barat ia dikenal dengan
aviccenna dan dijuluki sebagai pangeran para dokter. Ibnu Sina dilahirkan di
desa Afsyanah. Ayahnya berasal dari Bahl, suatu kota yang dikenal dengan
sebgai Bakhtra Nama ini mengandung arti "cemerlang" menurut perpustakaan
Persia di zaman Tengah. Kota ini sebagai pusat perdagangan metropolitan
politik, kota intlektual dan keagamaan, serta pusat kehidupan agama dan
intelektual. Pendidikan dan perjalanan Ibnu Sina, sama halnya dengan
kehidupan orang lainnya. Diusianya yang masih muda yaitu umur 10 tahun ia
sudah bisa menyelesaikan hafalan alquran dan banyak tahu tentang sastra,
sehingga ia dikatakan manusia yang sangat luar biasa dan mengagumkan.
Ingatannya sangat kuat dan mengagumkan, ini tetap dimilkinya selama
hidupnya.
3. AL-FARABI
Al-Farabi nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad ibn
Muhammad ibn Tarkan ibn Auzalagh. Dikalangan orang-orang latin abad
tengah, Al-Farabi lebih dikenal dengan Abu Nashr. Ia lahir di Wasy, distrik
Farab (sekarang dikenal dengan kota Atrar), Tukistan pada 257 H(870 M).
Ayahnya seorang jendral berkebangsaan Persia dan ibunya berkebangsaan
Turki.19Sejak kecilnya, Al-Farabi suka belajar dan ia mempunyai kecakapan

4
luar biasa dalam lapangan bahasa. Bahasa-bahasa yang dikuasainya antara lain
ialah bahasa-bahasa Iran, Turkestan, Bedouin, dan Kurdistan. Selain di
kampung halamannya, al-Farabi pernah berdomisili di Bukhara untuk
menempuh studi lanjut fiqh dan ilmu religius lainnya. Kota Bukhara yang saat
itu berada dalam pemerintahan Nashr ibn Ahmad (260-279 H/874-892 M)
dikenal sebagai masa awal kebangkitan sastra dan budaya Persia dalam Islam.
Di sini lah al-Farabi mempelajari musik untuk pertama kalinya. Dan di kota
ini pula ia pernah menjadi hakim.

C. POKOK PEMIKIRANNYA
1. Pokok pemikiran Al-Kindi
a. Konsep ketuhanan al-Kindi dibangun atas dasar metafisika.
Dalam metafisikanya dititik beratkan kepada masalah hakikat Tuhan,
bukti-bukti, dan sifat Tuhan. Menurutnya Tuhan adalah wujud yang haq
(benar), yang bukan asalnya dari tidak ada menjadi ada, Ia selalu mustahil
tidak ada, Ia selalu ada dan akan selalu ada. Jadi Tuhan adalah wujud
sempurna yang tidak didahului wujud yang lain, tidak berakhir wujud-Nya
dan tidak ada kecuali dengannya.
b. Pemikiran Filsafat dan Agama
Al-Kindi orang Islam yang pertama meretas jalan
mengupayakan pemaduan antara filasafat dan agama atau antara akal
dan wahyu. Menurutnya antara keduanya tidak bertentangan karena
masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Sedangkan
kebenaran itu satu tidak banyak. Ilmu filasafat meliputi ketuhanan,
keesan-Nya, dan keutamaan serta ilmu-ilmu lain yang mengajarkan
bagaimana jalan memperoleh apa-apa yang bermanfaat dan
menjauhkan dari apa-apa yang mudarat. Hal seperti ini juga dibawa
oleh para rasul Allah dan juga mereka menetapkan keesaan Allah dan
memastikan keutamaan yang diridhai-Nya.
c. Tentang jiwa dan akal
Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad Saw. tidak
menjelaskan tegas tentang roh dan jiwa. Bahkan Al-Quran sebagai

5
pokok sumber ajaran Islam menginformasikan bahwa manusia tidak
akan mengetahui hakikat ruh karena itu urusan Allah bukan Manusia.
Dengan adanya hal tersebut, kaum filosof Muslim membahas jiwa
berdasarkan pada falsafat jiwa yang dikemukakan para filosof Yunani,
kemudian mereka selaraskan dengan ajaran Islam. Al-Kindi juga
mengatakan bahwa jiwa adalah tunggal, tidak tersusun, tidak panjang,
dalam dan lebar. Jiwa mempunyai arti penting, sempurna, dan mulia.
Subtansinya berasal dari subtansi Allah. Hubungannya dengan Allah
sama dengan hubungannya dengan cahaya dan matahari. Jiwa
mempunyai wujud tersendiri, terpisah, dan berbeda dengan jasad atau
badan. Jiwa bersifat rohani dan illahi sementara badan mempunyai
hawa nafsu dan marah.
2. Pokok pemikiran Ibnu Sina
a. Filsafat Emanasi atau Al-Faidh
Ibnu Sina dalam pandanganya mengenai teori emanasi
mengadakan sintesis antara teori filsafat dengan kalam. Misalnya,
teori Arisstoteles yang berpendapat bahhwa alam dunia adalah azalii
dan tidak ada dalil akall yang bisa menunjukkan bahwa duni ini
memiliki permulaannya. Alam dunia dipersepikan abadi dan kekal.
Sebaliknya pandangan Islam, alam tersebut merupakan baharu, fana,
dan kelak binasa. Maka dari itu, Ibnu Sina mengemukakan, bahwa
terciptanya alam ini adalahh melalui cara melimpah, seperti
melimpahnya cahaya dari matahari atau melimpahnya panas dari
programming interface, hal mana sudah menjadi tabiatnya. Dalam
teori emannasi, Ibnu Sina berppendapat bahwa alam dicipptakan oleh
Allah dalam keadaan ada bukan adanya alam dari ketidak adaan.
Dengan kata lain dipahami bahwa alam ini adalah diciptakan.
b. Filsafat Jiwa/Nafsu
Jiwa adalah sesuatu yang ghaib, hakikatnya hanya bisa
diketahui melalui petunjuk ilahi dalam alquran dan Sunnah, selain
dari itu hanyalah ijtihad dan dugaan yang sama sekali tidak
mengandung kebenaran. Ibnu Sina salah seorang filosofis yang

6
masyhur telah mencapai beberapa pemikiran yang besar tentang jiwa
manusia, dia mengatakan, " jiwa tidak mati karena kematian tubuh. Ia
merupakan rahasia kehidupan dalam tubuh. Sedangkan tubuh tempat
melekatnya jiwa selama hidup di dunia.
c. Ketiga, Daya manusia.
Semua daya nabati dan hewani yang tersebut di atas juga
terdapat pada manusia. Kecuali itu, manusia mempunyai daya-daya
lain yang khas yaitu daya fikir, (quwa nathiqah). Daya ini mempunyai
dua bagian: Daya praktis (amaliyyah) dan teoritis (nazariyah
amaliyyah). Masing-masing daya ini disebut "akal" daya praktis
adalah daya penggerak tubuh manusia untuk berbuat. Menurut Ibnu
Sina daya praktis menghasilkan etika "akhlak".
3. Pokok pemikiran Al-Farabi
a. Metafisika Adapun masalah ketuhanan, Al-Farabi menggunakan
pemikiran Aristoteles dan neo-platonisme yakniAl-Maujud Al-
Awwalsebab pertama bagi segala yang ada. Konsep ini tidak
bertentangan dengan keEsaan dalam ajaran islam. Dalam pembuktian
adanya Tuhan, Al-Farabi mengemukakan dalil wajib al-wujud dan
mumkin al-wujud. Menurutnya, segala yang ada ini hanya dua
kemungkinan dan tidak ada alternatif yang ketiga.
b. Jiwa Adapun tentang jiwa, Al-Farabi juga dipengaruhi oleh filsafat
Plato, Aristoteles, dan Plotinus, jiwa bersifat rohani, bukan materi,
terwujud setelah adanya badan dan jiwa tidak berpindah-pindah dari
suatu badan ke badan yang lain. Jiwa manusia sebagaimana halnya
dengan materi asal memancar dari Akal Kesepuluh.
c. Politik Menurut Al-Farabi manusia merupakanwarga negarayang
merupakan salah satu syarat terbentuknya negara.19Oleh karena
manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan
orang lain, maka manusia menjalin hubungan-hubungan(asosiasi).
Kemudian, dalam expositions yang panjang, pada akhirnya
terbentuklah suatu Negara. Menurut Al-Farabi, negara
ataukotamerupakan suatu kesatuan masyarakat yang withering

7
mandiri dan withering mampu memenuhi kebutuhan hidup antara
lain, sandang, pangan, papan, dankeamanan, serta mampu mengatur
ketertiban masyarakat, sehingga pencapaian kesempurnaan bagi
masyarakat menjadi mudah. Negara yang warganya sudah mandiri
dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan yang nyata , menurut al-
Farabi, adalah Negara Utama.

D. Sumbangsihnya dalam Kajian ke-Islaman


1. Al-Kindi (801-873)
Al-Kindi ialah pendiri sekolah filsafat Peripatik Islam dan telah
menulis sebanyak 270 buku, mulai dari logika, matematika, fisika dan
musik. Abu Yusuf Yaqub Ibn Ishaq alKindi dikenal sebagai "Filsuf
Middle Easterner" yaitu sebagai pengakuan atas usaha tak kenal
lelahnya untuk membuat filsafat diterima oleh para teolog dan
merupakan satu-satunya filsuf Muslim Middle Easterner kuno.
Menurut para Mu'tazilah, Al-Kindi menulis bahwa kebenaran itu
bersifat widespread dan tertinggi, dan filsafat adalah bentuk lain dari
pesan yang dibawa oleh para nabi. "kebenaran" untuk Al-Kindi
memiliki arti yang sangat pasti, dengan merujuk pada pemikiran Plato,
Aristoteles dan bijak Yunani lainnya. Al-Kindi berpendapat
bahwasanya tugas para ilmuwan adalah untuk menyelesaikan apa yang
dahulu orang belum sepenuhnya diungkapkan, sesuai dengan
penggunaan bahasa kita dan kebiasaan zaman kita, sejauh yang kita
bisa.
2. Al-Farabi (870-950)
Cendekiawan Muslim kedua adalah Al-Farabi adalah Abu
Muhammad ibn Muhammad IbnTarkhan ibn Auzalagh. Ia lahir di
Wasij, distrik Farab (sekarang dikenal dengan kota Atrar/Transoxiana).
Turkistan pada tahun 257 H/870 M.14 Al Farabi berkontribusi dalam
mensintesiskan filsafat politik Plato dan pemikiran politik Islam dalam
karya besarnya AlMadinah al-Fādilah (The Virtous City) 15, al-Siyasah

8
al-Madaniyah (Common Polity), kitab al-Nawamis (Epitome of Plato
Law), kitab al-Musiqa al-Kabir (The Large Music), dan sebagainya.
3. Ibnu Sina
Karya tulis yang dihasilkan Ibnu Sina cukup banyak.
Kebanyakan penulis menegaskan bahwa jumlahnya tidak kurang dari
276 buah, dalam bentuk buku, risalah, dan dalam bentuk karangan
ilmiah predisposition (prosa) atau dalam bentuk syair. Dan dalam buku
karya Al-Qifti Tarikh al-Hukama' ada deskripsi terperinci 21 buku
utama Ibnu Sina dan 24 buku yang lebih kecil yang berisi tentang obat-
obatan, filsafat dan sains. Selain itu, ia juga menulis seratus lebih
buklet dengan subjek berbeda-beda seperti geometri, aritmatika,
bahasa, musik, 'ilmu al-kalam dan lain-lain. Dari semua itu, buku
terbesar adalah Kitab Ash Shifa dalam 18 volume, an-Najah dalam 10
volume, al-Hikma dalam 10 volume (tentang filsafat) dan Qanun fi at-
Thibb. Empat buku ini merupakan sumbangan terbesarnya untuk umat
manusia. Kalau bukunya bukunya Ash-Shifa' menjadikannya salah satu
dokter terbesar dunia, buku al-Hikma menjadikannya dirinya sebagai
salah satu filsuf terbesar dunia. Abad demi abad berlalu, namun Ash-
Shifa' dan al-Hikma tetap menjadi bukti kebesarannya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lahir dan berkembangnya pemikiran filosofi dalam islam
merupakan sebuah realitas histori dan karena adanya interaksi yang
terbangun antara bangsa Bedouin muslim dengan daerah-daerah yang
ditaklukkan yaitu bangsa nonmuslim yakni bangsa Persia, India, dan yang
withering utama adalah bangsa Yunani, sehingga filsafat Islam dikatakan
banyak mengandung unsur Hellenisme. Pada dasarnya pemikiran filsafat
islam bukanlah berdasarkan atas pemikiran filsafat Yunani akan tetapi
dikembangkan dari sumber-sumber khazanah keislaman sendiri karena
adanya kebutuhan akan hal itu. Akan tetapi harus diakui juga bahwa hasil-
hasil peterjemahan Yunani telah membantu perkembangan Filsafat Islam
menjadi lebih pesat. Para tokoh filsafat mulai dari Al-Kindi sampai Ibnu
Rusyd, dengan caranya masing-masing selalu senantiasa berusaha untuk
menyelaraskan antara wahyu dan rasio, antara agama dan filsafat bukan
memisahkannya seperti yang dituduhkan oleh sebagian kalangan. Dalam
pengembangan selanjutnya pemikiran-pemikiran para filosofis muslim
berkembang sesuai dengan ajaran-ajaran dan akidah islam, agar tidak
bertentangan dengan hakikat islam yang sesungguhnya.

B. Saran
Penulis mengharapkan saran dari penulisan makalah ini, karena
makalah ini tak luput dari kesalahan penulisan tata bahasa, penyusunan
makalah dan lain sebagainya. Penulis berharap saran ini dapat memotivasi
penulis untuk membuat makalah yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Bandung : Penerbit Mizan 1998), hlm. 27. M. Nurdin Zuhdi & Anisah Indriati -
Kisah Teladan Kaum Perempuan....
9P-ISSN: 1410-881X (Print)Muhammad Asrul Pattimahu, Filosof Islam Pertama
(Al-Kindi)
Ahmad, R. S. (2017).Ibnu Sina Ilmuan, Pujangga, Filsuf Besar Dunia,
Yogyakarta: Sociality
Ahwani, Ahmad Fuad al-. Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus. 1995.
Al-Farabi, Ara Ahl al-Madinah Al-Fadilah(Maktabah Mathba‟ah Muhammad Ali,
tt),hlm. 8-9.
Ali Yunasril.Perkembangan Pemikiran Falsafah dalam Islam. Jakarta: Bumi
Aksara. 1991.
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT
Ciputat Press Group, 2005.
Ariwidodo, Eko. 2013. Logosentrisme Jacques Derrida dalam Filsafat Bahasa.
Arroisi Jarman, A. et.al.(Psikologi Islam Ibnu Sina, Studi Analisis Kritis
Tentang Konsep jiwa Persfektif Ibnu Sina
Asy‟arie, Musa. Filsafat Islam Suatu Tinjauan Ontologi.Yogyakarta: Lembaga
Studi Filsafat. 1992.
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam (Konsep, Filsuf, dan Ajarannya),
Bandung:Pustaka Setia, 2009
Hanafi, Ahmad, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang 1990.
Ibrahim Madkour, “Al-Farabi”, dalam M.M. Sharif, (ed), A History of
Muslim Philosofy, Vol. I (Wiesbaden: Otto Harrassowitz, 1963),
hlm. 456.
Konfrontasi: Jurnal Kultur,Ekonomi dan Perubahan Sosial, 4(1) Januari 2017,
T.J. De Boer, Tarikh Al-Falsafah Fi Al-Islam, terj. Abd Al-Hadi Abu Raidah
(Kairo: Lajnah At-talif wa al-Tarjamah wa Al-Nasyr, 1938 ), hlm
139.

11

Anda mungkin juga menyukai