DOSEN PENGAMPU:
Dr.sudirman, M.Pd.l.
HERLINA (230101037)
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan karunia, rahmat dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "filsafat
Islam Al-Farabi" Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam
menyelasaikan Makalah.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan menyemangati dalam penulisan makalah, yaitu:
bapak Dr.sudirman M.pd.l selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafa yang telah
memberi arahan dan bimbingan.Orang tua yang selalu mendoakan dan memberi
motivasi kepada penulis.Semua pihak yang telah memberi saran dan usulan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan,
agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga kreatifitas yang kita lakukan
senantiasa mendapat berkah dari-Nya Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
C. Karya-karya Al-Farabi.....................................................................................4
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
selama delapan tahun serta mempelajari seluruh silabus filsafat. Dalam
makalah ini, kami akanmembahas secara lebih lengkap tentang tokoh al-Farabi.
Biografi, pendidikan, karya-karya, hingga pemikirannya. Sehingga para
pembaca dapat mengetahui siapa itu al-Farabi.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Biografi dan pendidikan Al-Farabi ?
2. Apa saja karya karya Al-Farabi ?
3. jelaskan pokok pokok pemikiran Al-Farabi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Biografi dan pendidikan Al- Farabi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara, dan tinggal
di Kazakhstan sampai umur 50. Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di
sana selama 20 tahun. Setelah kurang lebih 10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu
kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi kemudian mengembara di kota Harran
yang terletak di utara Syria, dimana saat itu Harran merupakan pusat
kebudayaan Yunani di Asia kecil. Ia kemudian belajar filsafat dari Filsuf
Kristen terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad.
1
Ali Abdul Wahid Wafi, al-Madīnah al-Fadhīlah li al- Farabi, (Kairo: Nahdhoh Mishri,tt), 7
2
Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam: dari Masa Klasik hingga
Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 5.
3
Tahun 940 M, Al-Farabi melanjutkan pengembaraannya ke Damaskus dan
bertemu dengan Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala daerah (distrik) Aleppo,
yang dikenal sebagai simpatisan para Imam Syi’ah. Kemudian al-Farabi wafat
di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339 H/ Desember 950 M) di masa
pemerintahan Khalifah Al Muthi’ (masih dinasti Abbasiyyah).8
C. Karya-karya Al-Farabi
Karya Al-Farabi bila apabila dibandingkan dengan karya muridnya seperti
Ibnu Sina masih kalah dalam jumlahnya. Dengan modal karyanya yang pendek
berbentuk risalah dan sedikit sekali jenis karangannya yang berupa buku besar
dan mendalam dalam pembicaraannya. Sebagian karangan al-Farabi masih
3
H. Sirajuddin Zar, 2004. “Filsafat Islam”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hal. 32
4
ditemukan di beberapa perpustakaan, sehingga di dunia Islam dapat
mengenang dan mengabadikan namanya dengan ciri khas tertentu yang ada
pada karangannya adalah bukan saja mengarang kitab-kitab besar atau
makalah-makalah, namun juga memberikan ulasan-ulasan dan penjelasan
terhadap karya Aristoteles, Iskandar Fraudismy dan Plotinus. Contoh ulasan al
Farabi, terhadap karya Aristoteles adalah masalah Burhan (dalil), ibarat
(keterangan), Khitobah (cara berpidato), al Jadal (argumentasi/berdebat), Qiyas
(analogi), Mantiq (logika), dan Adapun ulasan ia terhadap karya Plotinus
adalah kitab Al Majesti fi-Ihnil Falaq, juga terhadap karya Iskandar Al-
Fraudismy tentang Maqalah Fin-nafsi. (A. Mustofa , 1997: 127)
7) Fi Ma’ani Al Aqli;
11) Al Ta’liqat.
5
Almania, bahasa Arab dan Prancis, Adapun karya yang pertama dari al-Farabi
yaitu
a. Ontologi
c. Wujud Nonmateri
2. Ilmu Ketuhanan
Merurut al-Farabi wujud dibagi dua bagian yaitu; pertama, wujud yang
mungkin atau wujud yang nyata karena lainnya, seperti wujud cahaya yang
tidak akan ada, jikalau tidak ada matahari. Kedua, wujud nyata dengan
sendirinya, wujud ini adalah wujud yang tabiatnya itu sendiri yang
menghendaki wujud-Nya yaitu wujud yang diperkirakan tidak ada, maka
akan timbul sebuah kemusyrikan. Kalau tidak ada, maka yang lain pun tidak
akan ada sama sekali, karena Ia adalah sebab pertama bagi semua wujud
yang ada, dan wajib yang wujud ini adalah tuhan. Al-Farabi menyatakan
bahwa Allah Swt adalah wujud yang sempurna dan yang ada tanpa suatu
sebab.
4. Sifat-sifat Tuhan
5. Epistemologi
disebutkan bahwa asal kata epistemologi adalah gabungan dari dua kata,
yaitu Episteme dan Logos. Dari gabungan dua kata tersebut, muncul istilah
epistemologi, yang diartikan sebagai cabang filsafat yang menyelidiki
tentang keaslian pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu
pengetahuan.
Atas dasar pandangan ini, maka al Farabi telah meletakkan dasar filsafat
bagi “Ontologi” dan Epistemologi, bagaimana al-Farabi memperhatikan
tentang daya dan kekuatan manusia dalam memperoleh ilmu. Kelihatannya
bangunan di aspek Ontologi dan Epistemologi telah dikupas oleh al Farabi
8
dalam berbagai risalahnya: Risalat Il Aqal Dan Fhusus al-Hikam. Dalam
risalahnya al-Farabi menjelaskan tentang eksistensi manusia untuk
memperoleh pengetahuan melalui lima tahap pertumbuhan, mengindera,
bernafsu, mengkhayal dan berpikir Dari kelima tahap itu secara sederhana
menurut al-Farabi manusia memperoleh pengetahuan melalui daya indera,
daya khayal dan daya pikir yang dilekatkan dengan pembagian diri manusia
dalam tiga aspek, yaitu nafs, jism dan ruh. (Hafid, 2017: 234)
6. Psikologi
b. Jiwa binatang yang mempunyai daya gerak, pindah dari satu tempat
ke tempat, dan daya menangkap dengan pancaindra
c. Jiwa manusia, yang mempunyai hanya satu daya, yaitu berpikir yang
disebut akal
Konsep moral yang ditawarkan oleh al-Farabi dan menjadi hal penting di
dalamkarya-karyanya, berkaitan dengan jiwa dan politik. Dalam buku
Risalah Fi At-Tanbin ‘ala As-Sa’adah, al-Farabi menekankan empat jenis
sifat utama yang harus menjadi perhatian untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat bagi setiap bangsa dan warga negara yang di dalamnya,
yakni:
9
a. Keutamaan teoritis, yaitu prinsip-prinsip pengetahuan diperoleh
melalui belajar dan mengajar.
d. Keutamaan amaliah.
8. Teori Kenabian
Filsafat kenabian Al-Farabi erat kaitannya antara nabi dan filosof dalam
kesanggupannya untuk mengadakan komunikasi dengan ‘Aql Fa’al.
Menurut al Farabi, manusia dapat berhubungan dengan ‘Aql Fa‘al melalui
dua cara, yakni penalaran atau renungan pemikiran dan intuisi
(ilham/wahyu).
9. Filsafat Politik
10
Filsafat kenabian dekat hubungannya dengan teori politik al-Farabi.
Uraian mengenai dalam hal ini terdapat di bukunya yang berjudul “Ara’
Ahl-Madinah al Fadilah” sebagai bagian-bagian yang satu dengan yang lain
dekat hubungannya dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang harus
dijalankan untuk kepentingan seluruh badan. Dalam kota (masyarakat)
kepada masing-masing anggota harus diberikan kerja yang sepadan dengan
kesanggupan masing-masing. Pekerjaan yang terpenting dalam masyarakat
adalah kepala masyarakat, yang dalam tubuh manusia serupa dengan
pekerjaan akal. Karena kepalalah sumber dari segala peraturan dan
keharmonisan dalam masyarakat. Ia mesti harus bertubuh sehat dan kuat,
pintar, cinta dan mengerti pada ilmu pengetahuan, juga pada keadilan.
(Harun Nasution, 1973: 32). Menurut al Farabi, negeri yang tidak baik itu
banyak macamnya, misalnya negeri yang fasik, negeri yang bodoh
(jahiliah), dan negeri yang sesat (dhallah).
Negara yang bodoh menurut Al Farabi ada lima macam; pertama, Negeri
darurat, yaitu negeri yang penduduknya hanya memperoleh minimum dari
kebutuhan hidup, makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Kedua,
Negeri kapisitas, yaitu negeri yang penduduknya mementingkan kekayaan
dan harta benda. Ketiga, Negeri gila hormat, yaitu negeri yang penduduknya
hanya mementingkan kehormatan saja. Keempat, Negeri hawa nafsu, yaitu
negeri yang hanya mementingkan prilaku kekejian dan berfoya-foya.
Kelima, Negeri anarkis, yaitu negeri yang setiap penduduknya ingin
merdeka dan melakukan keinginan masing masing. (Harun Nasution, 1973)
10. Logika
11. Emanasi
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama aslinya Abu Nasr Muhammad Bin Muhammad Bin Lharkhan ibn
Uzalagh al Farabi, lahir di kota Wesij tahun 259H/872M, 4 selisih satu tahun
setelah wafatnya filosof muslim pertama yaitu al-Kindi. Di Eropa ia lebih
dikenal dengan nama Alpharabius Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan
musik di Bukhara, dan tinggal di Kazakhstan sampai umur 50. Ia pergi ke
Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun. Setelah kurang lebih
10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi
kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di utara Syria, dimana saat
itu Harran merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. Ia kemudian
belajar filsafat dari Filsuf Kristen terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad
Al-Farabi meninggalkan lebih dari 100 karya tulis dan sebagai masih
terselamatkan dan tersusun di Baghdad dan Damaskus, di antaranya; 1) Al
jami;u Baina Ra’ya Al Hakimain Afalatoni Al Hahiy Wa Aristho-thials; 2)
Tahsilu as Sa’adah; 3) As Suyastu Al Madinah; 4) Fususu Al Taram; 5)
Arroo’u Ahli Al Madinati Al Fadilah; 6) As Syiyasyah; 7) Fi Ma’ani Al Aqli;
8) Ihsho’u Al Ulum; 9) At Tangibu ala As Sa’adah; 10) Isbatu Al Mufaraqat;
dan 11) Al Ta’liqat.
4
Ali Abdul Wahid Wafi, al-Madīnah al-Fadhīlah li al- Farabi, (Kairo: Nahdhoh Mishri,tt), 7
13
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat,apabila ingin memahami lebih luas tentang
materi mengenai filsafat al farabi, ada baiknya untuk membaca buku- buku
terkait masalah tersebut,karena kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan dan kami sangat berharap saran dan kritik dari pembaca agar
sekiranya kami dapat belajar dari kesalahan yang kami buat.Semoga makalah
ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pada pembaca pada
umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15