Anda di halaman 1dari 10

Al-Farabi

(256 - 339 H/870 – 950 M)


Tugas ini diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Nilai Pertengahan
Semester Ganjil Pada Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

DISUSUN OLEH:
Muhammad Zulkifli
NIM: 18107756

Dosen Pembimbing:
Muhammad Sapii Harahap, M.Pd.

Program Pendidikan Bahasa Arab


Semester III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SUNNAH


DELI SERDANG
T.A. 2019/2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur, saya panjatkan kepada Allah karena atas berkat dan
pertolonganNya, sehingga saya dapat menyelesaikan biografi ini. Melalui biografi
ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang turut
membantu terselesaikan biografi ini.

Dalam biografi ini, saya membahas tentang Al-Farabi. Telah kita ketahui
bahwa syarat pengambilan nilai ujian tengah semester ganjil pada mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam ini mengumpulkan biografi tokoh. Oleh karena itu, saya
diberi amanah untuk mengambil tema dalam pembuatan biografi ini.

Biografi ini akan menjelaskan mengenai Al-Farabi yang saya rangkum dari
berbagai sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber
lainnya. Untuk itu, semoga biografi yang saya buat ini dapat menjadi dasar dan
acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan.

i
DAFTAR ISI

Error! Bookmark not defined.

ii
BIOGRAFI AL-FARABI

A. Identitas Asli Al-Farabi


Nama lengkap Al-Farabi adalah Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan
Abu Nasr Al-Farabi.1 Ia lahir di Wasij dekat Farab di kawasan ma wara’a al-
nahr (Transoxiana) pada tahun 256 H/870 M pada zaman pemerintahan
Kerajaan Sammaniyyah. Di Barat ia terkenal dengan sebutan Avennasar.2
Bapaknya berasal dari Persia atau keturunan Persia (kendatipun nama
kakek buyutnya jelas menunjukkan nama turki). Sedangkan ibunya berasal
juga dari Persia. Bapak Al-Farabi bekerja sebagai seorang pegawai tentara
kerajaan, sedangkan pekerjaan ibunya tidak diketahui dengan jelas. Oleh
karena itu, Al-Farabi bias disebut orang Persia dan orang Turki.3
Pada bulan Rajab 339 H/950 M., ia meninggal di Damaskus, Suriah, saat
berusia 80 tahun. Ia dikebumikan di sebuah perkuburan di bagian luar pintu
selatan dan pintu samping kota tersebut. Dari data yang terhimpun
diinformasikan bahwa Al-Farabi hidup dalam keluarga seorang jenderal
Turki.4

1
Ahmad ‘Abd al-Hamid Ghorab, al-I’lam bi manakih al-Islam li Abi al-Hasan Muhammad
bin Yusuf al-Amiri, (Kairo: Dar al-Kutfib al-‘Arabi li ath-Thuiba’ah wa an-Nasr, 1967), h. 74.
2
‘Abd Sidiq, Islam dan Filsafat, (Jakarta: Triputra, 1984), h. 89.
3
Eliade, The Encyclopedia of Religion, (London: Macmillan Publishing Company, 1987),
Vol Ke-5, h. 284.
4
Ibid., h. 77.

1
B. Foto Al-Farabi5

C. Guru-guru Al-Farabi
1. Abu Bisyr Matta ibnu Yunus
2. Yuhanna ibnu Khaylan6

D. Tempat dan Pendidikan Al-Farabi


Selama hidupnya Al-Farabi selalu berpindah tempat tinggal dari waktu
ke waktu. Saat kecil ia dikenal sangat rajin belajar dan memiliki otak yang
cerdas. Ia banyak mempelajari agama dan bahasa di tempat kelahirannya yaitu
desa kecil bernama Wasij, Farab daerah dekat sungai Jaxartes dan di daerah
Transoxiana yang masuk wilayah Turkistan.7
Pendidikan dasar Al-Farabi dimulai dengan mempelajari dasar-dasar
ilmu agama dan bahasa. Ilmu agama meliputi Alquran, hadis, tafsir, dan fikih.
Dan bahasa meliputi Bahasa Arab, Persia, dan Turki. Ia juga mempelajari
matematika dan filsafat serta melakukan pengembaraan untuk mendalami
ilmu-ilmu lain.

5
Dikutip dari https://www.google.com/search?q=foto+Al-
Farabi&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRL9x5VDELVHnkoyJUhrpvl-
zw1KA:1571396077226&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=ZNwlb7U3L1za2M%253A%252Cr
HTwMOniLweboM%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kRXjhfMgEbDNCguMrl9Q8NiQYtl8A&sa=X&ved=2ahUKEwid2e_H0qXlAhUMX30KHVtHBf
oQ9QEwAHoECAcQBA&biw=911&bih=438&dpr=1.5#imgrc=_&vet=1, diakses pada tanggal 18
oktober pukul 15:56.
6
Amroeni Drajat, Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu, (Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama, 2006), h. 26.
7
M.M. Sharif, Para Filosof Muslim, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. Ke-7, h. 55-58.

2
Sejak muda hingga dewasa, ia bergelut dengan dunia ilmu, ia
mengunjungi Baghdad dan belajar pada ahli logika. Di bidang filsafat, ia
melahap habis karya-karya Aristoteles, sampai-sampai ia membaca de Anima
Aristoteles sebanyak 200 kali, dan Physics 40 kali.8 Berkat keseriusannya
mendalami karya-karya Aristoteles, ia pun dijuluki sebagai guru kedua.
Selama 20 tahun tinggal di Bagdhad, Al-Farabi tertarik pada pusat
kebudayaan Aleppo, tempat berkumpulnya manusia-manusia hebat
dilingkungan istana Saif al-Daulah al-Hamadi.9 Kecerdasan dan kemahirannya
pula yang membawanya ke lingkungan istana. Ibnu Khalikan memujinya
sebagai filsuf Muslim terbesar yang tak tertandingi dalam dunia sains dan
filsafat.

E. Karya-karya Al-Farabi
1. Syarh Kitab al-Burhan (Komentar atas Karya Aristoteles)
2. At-Tauthi’ah (Logika)
3. Al-Mukhtashar (Logika)
4. Kalam fi al-Juz wa ma la Yatajazza (Filsafat)
5. Al-Wahid wa al-Wahdah (Filsafat)
6. Al-Khair wa al-Miqdar
7. Kitab fi al-Aql
8. Kalam fi ma’na al-falsafah
9. Kitab fi al-Maujudat al-Mutaghayyirah
10. Syarah Kitab as-Sama’wa al-Alam (Komentar atas Kosmologi Aristoteles)
11. Kalam fi al-Jauhar
12. Risalah fi Mahiyah an-Nafs
13. Kitab fi al-Quwwah al-Mutanahiyah wa Ghair al-Mutnahiyah
14. Kitab fi al-Ijtima’at al-Madaniyah (Politik)
15. Kalam fi A’zha’ al-Hayawan (Anatomi)

Ahmad ‘Abd al-Hamid Ghorab (ed), Op.Cit., h. 79.


8
9
Charles H. Patterson Plato, Cliff’s Course Outlines Western Philosophy, (Nebraska:
Cliff’s Notes, 1970), Vol ke-1, h. 23.

3
16. Kitab fi al-Fahsh (Kedokteran)
17. Kitab ar-Rad ala Ibnu ar-Rawandi (tentang teknik dan tata cara debat)
18. Kitab at-Ta’liqat
19. Ad-Dawa’I al-Qalbiyah
20. Syarh Risalah Zinun
21. Al-Madinah al-Fadhilah
22. Ma Yanbaghi10
23. Al-Jam’bain Ra’yai al-Hakimain
24. Tahshil al-Sa’adat
25. Maqalat fi Aghradh ma ba’d al-Thabi’at
26. Risalat fi Isbat al-Mufaraqat
27. ‘Uyun al-Masa’il
28. Ara’ Ahl al-Madinat al-Fadhilat
29. Maqalat fi Ma’any al-‘Aql
30. Ihsha’ al-‘Ulum (Ensiklopedia Ilmu)
31. Fushul al-Hukm
32. Al-Siyasat al Madaniyyat
33. Risalat al-‘Aql11

F. Agama, Mazhab/Pemahaman Al-Farabi


Selain dari pendidikan dan bakat yang dilalui dan dimiliki seseorang,
kondisi lingkungan ikut membentuk kepribadian seseorang, bahkan
menentukan juga jalan pemikirannya, demikian juga halnya dengan Al-Farabi.
Sebelum kedatangan Al-Farabi, kebebasan berfikir dalam dunia Islam,
terutama dalam memahami nash-nash agama, yang menimbulkan beberapa
aliran fiqh atau mazhab, begitu pula aliran-aliran politik misalnya aliran Syi’ah,
Khawarij, dan aliran teologi.

10
Mushin Labib, Para Filosof: Sebelum dan Sesudah Mulla Sadra, (Jakarta: Penerbit al-
Huda, 2005), h. 92-93.
11
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 67-68.

4
Kebebasan berfikir dalam Islam ini juga merupakan faktor yang
membawa Al-Farabi sebagai seorang filosof muslim yang menguasai beberapa
bidang ilmu; ilmu alam, ilmu bintang, metafisika. Dia berkeyakinan filsafat itu
walaupun berbeda aliran dan coraknya, tujuan hanya satu yaitu mencari
kebenaran. Di antara aliran filsafat Yunani yang mempengaruhi Al-Farabi
adalah Plato, Aristoteles, dan Neo Platonisme. Misalnya, teori negeri utama
berdasarkan filsafat Plato, dalam metafisika bersumberkan filsafat Aristoteles,
dan mengenai emanasi dari Plotinus.12
Adapun diantara teori tasawuf Al-Farabi adalah sebagai berikut:
a. Tasawuf Al-Farabi sejak awal bersifat teoritis dan berlandaskan pada
studi dan analisa, karena dengan ilmu, dan hanya ilmu sematalah kira-
kira, kita akan mencapai kebahagiaan. Sedangkan amal berada pada
tahap kedua dan kepentingannya bagi suatu tujuan.
b. Terkait dengan perbedaan esensial. Berhubungan dengan Allah yang
dikatakan oleh Al-Farabi semata-mata peningkatan ke alam atas dan
hubungan antara manusia dan akal fa’al, tanpa dapat di-campuradukkan
satu sama lain.

Ciri khas dari tasawuf Al-Farabi adalah berlandaskan pada asas


rasional dan juga aspek spiritual, tapi bukanlah aspek spiritual semata
yang hanya berlandaskan pada sikap memerangi jisim dan meningkat
menuju derajat-derajat kesempurnaan, tetapi tasawufnya adalah
tasawuf teoritis yang berdasarkan pada studi dan analisa.13

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pemahaman Al-Farabi


berasal dari bakat yang dimilikinya, pendidikannya, situasi dan kondisi
lingkungannya, serta terpengaruh dari tokoh-tokoh yang hidup sezaman
dengannya atau sebelumnya, baik tokoh filsafat maupun tasawuf. Dan dapat
disimpulkan juga bahwa agama Al-Farabi adalah Islam.

12
Fachri Syamsuddin, Dasar-dasar Filsafat Islam, (Jakarta: Kartika Insan Lestari, 2004)
h. 25-26.
13
Ibrahim Madkour, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996), Bag 1, Cet. Ke-4, h. 30.

5
G. Pendapat Ulama Rabbaniyyin tentang Al-Farabi

Tidak ditemukan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Drajat, A. (2006). Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu. Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama.
Eliade. (1987). The Encyclopedia of Religion. London: Macmillan Publishing
Company.
Ghorab, A. '.-H. (1967). al-I'lam bi manakih al-Islam li Abi al-Hasan Muhammad
bin Yusuf al-Amiri. Kairo: Dar al-Kutfib al-'Arabi li ath-Thuba'ah wa an-
Nasr.
HYPERLINK "https://www.google.com/search?q=foto+Al-
Farabi&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRL9x5VDELVHnkoyJUhrpvl-
zw1KA:1571396077226&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=ZNwlb7U3L1za2M%2
53A%252CrHTwMOniLweboM%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kRXjhfMgEbDNCguMrl9Q8NiQYtl8A&sa=X&ved=2ahUKEwid2e_H0qXlAhUMX30
KHVtHBfoQ9QEwAHoECAcQBA&biw=911&bih=438&dpr=1.5" \l
"imgrc=_&vet=1" https://www.google.com/search?q=foto+Al-
Farabi&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRL9x5VDELVHnkoyJUhrpvl-
zw1KA:1571396077226&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=ZNwlb7U3L
1za2M%253A%252CrHTwMOniLweboM%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kRXjhfMgEbDNCguMrl9Q8NiQYtl8A&sa=X&ved=2ahUKEwid2e_H0q
XlAhUMX30KHVtHBfoQ9QEwAHoECAcQBA&biw=911&bih=438&d
pr=1.5#imgrc=_&vet=1 .
Labib, M. (2005). Para Filosof: Sebelum dan Sesudah Mulla Sadra. Jakarta:
Penerbit al-Huda.
Madkour, I. (1996). Filsafat Islam: Metode dan Penerapannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Plato, C. H. (1970). Cliff's Course Outlines Western Philosophy. Nebraska: Cliff's
Notes.
Sharif, M. (1994). Para Filosof Muslim. Bandung: Mizan.
Sidiq, '. (1984). Islam dan Filsafat. Jakarta: Triputra.
Syamsuddin, F. (2004). Dasar-dasar Filsafat Islam. Jakarta: Kartika Insan Lestari.
Zar, S. (2004). Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai