Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH FILSAFAT ISLAM

“Pemikiran Filsafat Al Razi”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat islam

Dosen Pengampu : Vika Fitrotul Uyun, S.Fil,I, M.Ag.

Disusun Oleh :

1. Abi Solhi Albari


2. M. Badrul alam
3. Tiara Sabila Fitri

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.


Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT atas ridha dan
rahmat- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pemikiran Filsafat Al-Razi. Tidak lupa, sholawat serta salam penyusun haturkan
kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang senantiasa kami
harapkan syafa’atnya kelak diyaumil qiyamah.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Islam: Vika Fitratul Uyun, S.Fil,I, M,Ag. yang senantiasa kami
harapkan bimbinganya, serta teman-teman mahasiswa yang telah membantu baik
secara moral maupun material sehingga dapat tersusunya makalah ini.
Makalah ini akan menjelaskan tentang Pemekiran Filsafat Al-Razi. Penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini.
Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari
pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas dalam
penyusunan makalah ke depanya.

Tegal, 10 Maret 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
1. Bagaimana biografi Al-Razi?................................................................1
2. Apa saja Karya-karya Al-Razi?............................................................1
3. Bagaimana Pemikiran Filsafat Al-Razi?...............................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Biografi Al-Razi............................................................................................2
B. Karya-karya Al-Razi.....................................................................................3
C. Pemikiran Filsafat Al-Razi............................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat diragukan lagi bahwa ada pemikiran filsafat yang
tumbuhdalam Islam yang mempunyai banyak tokoh dan aliran, problematika
danteori, di samping berbagai kekhususan dan keistimewaanya.1

Salah satu darialiran tokoh dan aliran dalam filsafat Islam adalah Al-
Razi. Al-Razi selama iniabad ke 12 dan 13 saat perkembangan teologi terus
meluasnya beliau termasuksalah satu tokoh yang menentang literalisme dan
tradisionalisme ibn Hasyimdan Ibnu Taimiyah. 2 Beliau juga termasuk seorang
rasionalis murni yang selaluMengkritik hasil dari pemikiran karya orang
lain. Untuk lebih mengerti secaraakan dibahas secara mendalam pada pembahasan
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari Al-Razi?
2. Apa saja karya-karya Al-Farabi?
3. Bagaimana pemikiran filsafat Al_razi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dari Al-Razi
2. Untuk mengetahui karya-karya Al-Razi
3. Untuk mengetahui pemikiran filsafat Al-Razi

1
Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2004),
Cet.3,hlm.1
2
Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam: Sebuah Peta Kronologis (Bandung : Mizan
MediaUtama, 2002), Cet.2,hlm.121.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Al-Razi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria bin
Yahya al-Razi. Di Barat dikenal dengan Rachel. Ia lahir di Ray dekat
Teheran pada 1 Sya'ban 251 H (865 M). Ia hidup pada pemerintahan
Dinasti Saman (204-395 H). pada masa mudanya, ia laki-laki jadi tukang
intan, penukar uang, dan sebagai pemusik kecapi. Singkatnya, Al-Razi
adalah seorang yang ulet dalam bekerja dan belajar, makanya tidak heran
kalau dia tampak menonjol dibandingkan rekan-rekannya semasanya,
bahkan ia sangat tenar. Di kota Ray ini ia belajar kedokteran kepadaAli ibn
Rabban al-Thabari (192-240 H/ 808-855 M), belajar filsafat kepada Al-
Balkhi, seorang yang senang mengembara, mengusai filsafat, dan ilmu-
ilmu kuno. Ia juga belajar matematika, astronomi, sastra dan kimia.3

Sebenernya ayahnya berharap agar Al-Razi mengikuti profesinya


sebagai pedagang. Oleh karena itu, ayahnya telah membekali diri Al-Razi
dengan ilmu-ilmu perdagangan. Namun, ternyata Al-Razi lebih memilih
bidang intelektual dari pada pedagang. Hal ini, menurut Abdul Latif
Muhammad Al-’Abd merupakan indikasi bahwa ia memilih perkara-
pekara yang lebih besar ketimbang hanya mementingkan materi belaka.
Akan tetapi, ayahnya tidak pernah menghalangi bakat Al-Razi menjadi
seorang intelektua. Hal ini, juga dapat dijadikan bukti bahwa ayahnya
sangat arif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.4

Perlu pula diingat tentang lingkungan Al-Razi tempat ia


berdomisili.Telah dimaklumi bahwa Iran, yang sebelumnya terkenal
dengan sebutanpersia, sejak lama sudah terkenal dengan sejarah peradaban
manusia. kota inimerupakan tempat pertemuan barbagai peradaban,
3
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Ga ya Media
Jakarta, 2002),Cet.3,hlm.24.
4
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), hlm.114
terutama peradabanyunani dan persia. dalam bidang penyatuan
kebudayaan persia dan yunaniinilah terletaknya salah satu jasa dari
Alexander yang Agung pada tahun 331SM. Oleh karena itu, peradaban
yang tinggi jauh sebelum bangsa arabmengenalnya. agaknya suasana
lingkungan ini termasuk yang mendorongbakat Al-Razi tampil sebagai
seorang intelektual.

Al-Razi terkenal sebagai seorang dokter yang dermawan dan


penyayang kepada pasien-pasiennya, karena itu ia sering memberikan
pengobatan cuma-cuma kepada orang miskin. Karena reputasinya di
bidang kedokteran ini, Al-Razi pernah diangkat menjadi kepala rumah
sakit Rayy pada masa pemerintahan Gubernur Al-Mansur Ibnu Ishaq.
Kemudian ia pindah ke Baghdad dan Muktafi. Setelah Al-Muktafi
meninggal, ia kembali ke kota kelahirannya, kemudian ia berpindah-
pindah dari satu negeri ke negeri lainnya dan meninggal dunia pada
tanggal 5 Sya’ban 313H/27 Oktober 925M dalam usia 60 tahun.

Disiplin ilmu Al-Razi meliputi ilmu falak, matematika, kimia,


kedokteran, dan filsafat. Ia lebih terkenal sebagai ahli kimia dan ahli
kedokteran dibandingkan sebagai filsof. Ia sangat rajin menulis dan
membaca, inilah salah satu penyebab penglihatannya berangsur-angsur
melemah dan akhirnya buta total. Sewaktu didesak supaya melakukan
operasi ia menolak dan berkata bahwa ia telah banyak menyaksikan dunia
dan telah muwak terhadapnya.

B. Karya-karya Al-Razi
Al-Razi termasuk seorang filsof yang rajin belajar dan menulis
sehingga tidak heran ia banyak menghasilkan karya tulis. Dalam
autoboigrafinya pernah ia katakan bahwa ia telah menulis tidak kurang
dari 200 buah karya tulis dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. 5 karya
tulisnya dalam bidang kimia yang terkenal ialah Kitab al-Asrar yang

5
M.M. Syafi’i, The History of Muslim Philosophy (Bandung: Penertbit Mizan, 1993),.
Hlm. 436
diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Geard fo Cremon. Dalam bidang
medis karyanya yang terbesar ialah al-Hawi yang merupakan ensiklopedia
ilmu kedokteran, diterjemahkan ke dalam bahasa latin dengan judul
Continens yang tersebar luas dan menjadi buku pegangan utama di
kalangan kedokteran Eropa sampai abad ke 17 M. bukunya dibidang
kedokteran juga ialah Mansuri Liber al-Mansoris 10 jilid disalin ke dalam
berbagai bahasa barat sampai akhir abad XV M. kitab al-Judar wa al-
Hasbab tulisannya yang berisi analisis tentang penyakit cacar dan campak
beserta pencegahannya, diterjemahkan orang ke dalam berbagai bahasa
barat dan terakhir ke dalam bahasa inggris tahun 1847M, dan dianggap
buku bacaan wajib ilmu kedokteran barat. Kemudian buku-bukunya yang
lain ialah al-Thibb al-Ruhani, al-Sirah al-Falsafiah, dan lainnya. Sebagian
karya tulisnya telah terkumpulkan menjadi satu kitab bernama al-Rasa’il
falsafiyyat yang banyak dikutip dalam buku ini.

Amat disayangkan karya al-Razi lebih banyak yang hilang daru


pada yang masih ada sehingga sulit mencantumkan nama buku dan isinya
satu per satu.

C. Pemikiran Filsafat Al-Razi


1. Filsafat Metafisika
Filsafat Al-Razi dikenal dengan ajarannya ‚lima kekal‛, yaitu:
a) Allah Ta’ala
b) Jiwa Universal
c) Materi Pertama
d) Ruang Absolut
e) Masa Absolut
Menurut Al-Razi, dua dari lima yang kekal itu hidup dan aktif,
yaitu Tuhan dan Jiwa/Roh Universal. Satu dari padanya tidak hidup dan
pasif, yaitu materi. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif dan tidak pula
pasif,yakni ruang dan masa.6
6
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 1999),
hlm.26.
Adapun ajaran lima kekal Al-Razi dapat dijelaskan berupa benda
(being) yaitu:
1) Materi: merupakan apa yang ditangkap dengan pancaindra tentang
benda itu.
2) Ruang: karena materi mengambil tempat.
3) Zaman: karena materi berubah-ubah keadaannya.
4) Diantara benda-benda ada yang hidup dan oleh karena itu perlu ada
roh. Dan diantara yang hidup ada pula yang berakal yang dapat
mewujudkan ciptaan-ciptaan yang teratur.
5) Semua ini perlu pada pencipta Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Tahu.7

Allah adalah Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam ini. Alam
diciptakan Allah bukan dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada.
Karena itu, alam semestinya tidak kekal, sekalipun materi pertama kekal,
sebab penciptaan di sini dalam arti di susun dari bahan yang telah ada.
Jiwa universal merupakan al-mabda’ al-qadim al-sany (sumber
kekal yang kedua). Pada benda-benda alam terdapat daya hidup dan gerak,
sulit diketahui karena ia tanpa bentuk yang berasal dari jiwa universal
yang juga bersifat kekal.8 Begitu pula Allah menciptakan akal. Ia
merupakan limpahan dari Allah, tujuan penciptaannya untuk menyadarkan
jiwa yang terlena dalam fisik manusia, bahwa tubuh itu bukanlah tempat
yang sebenarnya, bukan tempat kebahagiaan dan tempat abadi.
Kesenangan dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah melepaskan diri dari
materi dengan jalan filsafat.9

Materi pertama menurut Al-Razi adalah substansi yang kekal yang


terdiri dari atom-atom. Setiap atom-atom itu mempunyai volume. Tanpa

7
Harun Nasution, Filsafat Dan Mistisisme Dalam Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,
1992), hlm.22.
8
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 1999),
hlm.26-27.

9
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1994), hlm. 118.
volume, pengumpulan atom-atom itu tidak bisa menjadi suatu yang
terbentuk. Bila dunia dihancurkan, maka ia juga terpisah-pisah dalam
bentuk atom-atom. Materi itu kekal karena tidak mungkin menyatakan
bahwa sesuatu berasal dari ketiadaan. Materi yang padat sekali menjadi
substansi bumi, yang lebih renggang dari pada unsur bumi menjadi unsur
air, yang lebih renggang lagi udara dan yang terrenggang api.10

Untuk memperkuat pendapatnya tentang kekekalan materi pertama,


Al-Razi memajukan dua argumen. Pertama, adanya penciptaan
mengharuskan adanya pencipta. Materi yang diciptakan oleh pencipta
yang kekal tentu kekal pula. Kedua, ketidak mungkinan penciptaan dari
creation ex nihilo (penciptaan dari tiada). Telah disebutkan bahwa materi
bersifat kekal karena ia menempati ruang, maka ruang juga kekal. Ruang
dipahami oleh Al-Razi sebagai konsep yang abstrak, ruang menurut Al-
Razi dapat dibedakan menjadi dua macam: ruang partikular dan ruang
universal. Ruang yang pertama terbatas dan terikat dengan sesuatu wujud
yang menepatinya, yang kedua tidak terikat dengan maujud dan tidak
terbatas. Bagi Al-Razi ruang bisa saja berisi wujud atau yang bukan wujud
karena adanya kehampaan bisa saja terjadi. Sebagaimana ruang waktu atau
zaman dibedakan Al-Razi antara waktu mutlak (tak terbatas) dan waktu
mahshur (terbatas). Waktu mutlak atau absolut menurut Al-Razi sudah ada
sebelum adanya waktu terbatas ini yang terikat dengan gerakan bola bumi.
Waktu mahshur adalah waktu yang ber-landaskan pada pergerakan planet-
planet, perjalanan bintang-bintang dan mentari.11

2. Filsafat Moralnya

Adapun pemikiran Al-Razi tentang moral, sebagai tertuang dalam


bukunya Al-Thib Al-Ruhani dan al-sirah al-falsafiyyah, bahwa
tingkahlaku pun mestilah berdasarkan petunjuk rasio. Hawa nafsu harus

10
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 1999),
hlm. 27.

11
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1994), hlm. 119-120.
berada dibawah kendali akal dan agama. Ia memperingatkan bahaya
minuman khamar yang dapat merusak akal dan melanggar ajaran agama,
bahkan dapat mengakibatkan menderita penyakit jiwa dan raga yang pada
gilirannya menghancurkan manusia. Kebahagian menurut Al-Razi adalah
kembalinya apa yang telah tersingkir karena sesuatu yang berbahaya.
Misalnya orang yang meninggalkan tempat yang teduh menuju tempat
yang disinari panas matahari, akan senang ketika kembali ke tempat yang
teduh tadi. Dengan alasan ini kata Al-Razi, para filsuf alam
mendefinisikan kebahagiaan sebagai kembali pada alam.

3. Filsafat Kenabian

Al-Razi menyanggah anggapan bahwa untuk keteraturan


kehidupan, manusia memerlukan nabi. Pendapat yang kontroversial ini
harus dipahami bahwa ia adalah seorang rasionalis murni. Akal
menurutnya adalah karunia Allah yang terbesar untuk manusia, dengan
akal manusia dapat memperoleh manfaat sebanyak –banyaknya, bahkan
dapat memperoleh pengetahuan tentang Tuhan. Karena itu, manusia tidak
boleh menyia-nyiakan dan mengekang ruang gerak akal, tetapi memberi
kebebasan sepenuhnya dalam segala hal. Jika akal tidak ada samalah
halnya manusia dengan binatang atau anak-anak atau orang gila.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
pemikiran kefilsafatan Al-Razi terdapat lima hal yang kekal didunia ini
yaitu: Allah Ta’ala, Jiwa Universal, Materi pertama, Ruang Absolut dan
Masa Absolut. Pemikiran ini tergolong tidak lazim dalam pemahaman
ketauhidan dalam Islam. Begitu juga dalam hal moral, tingkah laku
seseorang mestilah berdasarkan akal, hawa nafsu juga harus dikendalikan
oleh akal. Penulis melihat akal bagi Al-Razi sangatlah istimewa
dibandingkan agama sehingga ia juga tidak mempercayai kenabian bahkan
ia berpendapat keberadaan Nabi dapat menjadi pertentangan umat dimuka
bumi karena hanya ajaran Nabi masingmasingnyalah yang benar bahkan
Al-Razi menyebutkan bahwa Nabi tidak berhak mengklaim dirinya
seorang yang memiliki keistimewaan khusus baik pikiran, maupun rohani,
karena semua orang sama hal ini merupakan keadilan Tuhan serta hikmah-
Nya tidak membedakannya antara seseorang dengan lainnya, perbedaan
timbul karena berlainan pendidikan dan berbeda suasana perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Penerbit Gaya Media


Pratama, 1999)
Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam (Jakarta : Bumi
Aksara, 2004)
Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam: Sebuah Peta Kronologis (Bandung :
Mizan MediaUtama, 2002)
M.M. Syafi’i, The History of Muslim Philosophy (Bandung: Penertbit
Mizan, 1993)
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1994)

Anda mungkin juga menyukai