Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU DOSEN PENGAMPU

PENGANTAR FILSAFAT DRS. AMAL FATHULLAH, M.Pd.I

FILSAFAT ISLAM (AL KINDI) DAN (AL-FARABI)

OLEH

ASSYIFAUL MAUIJAH :230101010456

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
TAHUN 2023/1445 H

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu faktor memungkinkan filsafat yunani dikaji oleh orang-
orang Islam adalah karena adanya karya-karya terjemahan filsafat
yang disalin secara bebas kedalam bahasa arab baik langsung bahasa
Yunani maupun dari teks asli. Didalam suasana kehidupan politik
dan pemikiran sedang berkembang pesat, munculah seorang filosof
Arab atau filosof Islam: Yakub bin Ishaq al-kindi dia seorang filosof
Islam peradaban islam pada abad ke-3 Hijriyah. Pemikiran yang
berkembang dalam filsafat islam memang didorong oleh pemikiran
filsafat Yunani yang masuk Islam. Namun hal itu tidak berarti bahwa
filsafat islam adalah nukilan dari filsafat yunani yang masuk islam.
Al-Farabi adalah penerus tradisi intelektual al-kindi tapi dengan
kompetensi, kreativitas, kebebasan berfikir. Jika al-kindi dipandang
sebagai seorang filososf Muslim dalam arti kata yang sebenarnya, al-
Farabi disepakati sebagai peletak sesungguhnya dasar piramida studi
falsafah dalam islam yang sejak itu terus dibangun dengan tekun, ia
terkenal dengan sebutan guru Kedua dan otoritas terbesar setelah
panutannya Aristatoles.
1. Bagaimana biografi filsufi islam Al-Kindi?
2. Bagaimana biografi filsuf islam Al-Farabi?
3. Apa saja perbandingan filsuf islam al-kindi al-farabi?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. AL-KINDI
1. Biografi Al-Kindi
Al-Kindi dilahirkan di Kuffah, beliu memiliki nama lengkap
Abu Yusuf Ya`kup ibn Ishaq Sabbah Ibn Ismail Al-Ash`ats
Qais(180-260H/769-873M) adalah filosof muslim pertama. Nama
Al-Kindi dinisbahkan pada salah satu suku besar Arab pra-islam,
yakni Kindah. Kakeknya, Al-Ash`ats ibn Qais, adalah salan seorang
muslim dan bahkan dianggap sebagai salah satu sahabat Nabi
SAW 1.
Sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh tentang
pendidikannya, ia pindah dari Kuffah ke Basrah, sebuag pusat studi
bahasa dan teologi Islam. Tidaklah mengherankan jika Al-Kindi
menguasai banyak macam ilmu pengetahuan, karena ia tumbuh dan
dibesarkan di Kuffah yang merupakan kota pusat perkembangnnya
ilmu. Semasa mada Al-Kindi menetap di Baghdad. Ibukota
Khalifah Bani Abasiyyah yang juga sebagai jantung kota kehidupan
intelektual pada waktu itu, ia sangat tekun mempelajari berbagai
disiplin ilmu, oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila Al-
Kindi mendapat pengetahuan dan menguasai ilmu astronomi, ilmu
ukur, ilmu alam, ilmi pasti, seni music, meteorleogi, optikal,
kedokteran, matematika, filsafat, dan poitik. Al-Kindi adalah
seorang Islam pertama keturunan Arab dalam jajaran filosof
termuka.
Terlepas dari sedikitnya informasi biografi tentang Al-Kindi,
sumber-sumber klasik menyebutkan bahwa sumbangan besar Al-
Kindi begi perkembangan filsafat dan sains islam, ibn Nadim

1
Taufik Abdullah, Ensikilopedi Tematis Dunia Islam, Ikhtiar Baru Van Hoven
Jakarta, hlm. 174

2
seorang pustakawan yang terpercaya menyebutkan adanya 242 buah
karya Al-Kindi. 2
Dalam bidang yang telah disebutkan diatas. Selain karya yang
berbentuk buku, Al-Kindi juga menulis sejumlah makalah yang
menyangkut studi agama India.
Khalifah al-Makmum menjadikan aliran mu`tazilah sebagai
mazhab Negara, lewat kesempatan inilah Al-Kindi menghalalkan
filsafat sebagai salah satu Khazanah pengetahuan islam setelah ia
menyesuaikan terlebih dahulu dengan pemahaman agama. Al-Kindi
dala risalahnya tentang “filsafat pertama” mengatakan diantara
usaha-usaha yang tinggi derajat dan dasar kemanusiaan ialah usaha
filsafat, yang tujuannya mengetahui semau yang ada dengan
hakekatnya sekeddar kekuatan otak manusia, karena maksud ahli-ahli
filsafat ialah mencari yang benar dengan ilmunya, beramal yang
benar dengan amalnya, bukan pekerjaan yang tidak tentu ujung
pangkalnya, karena perkerjan itu kita pegang dan pekerjaan itu
selesai apabila kita sudah sampai pada kebenaran.
Al-Kindi juga memperoleh kedudukan yang terhormat pada
masa itu, bahkan diangkat sebagai guru bagi Ahmad putra Khalifah
al-Mu`tasim, namun kedudukannya ini bukan berarti ia lepas dari
pengalaman pahit yang menimpa para pemikir. 3
Pada masa pemerintahan Al-Mutawakil, Daulah bani Abbas
Kembali menjadikan ahlusunnah wal-jama`ah sebagai mazhab
negara, suasana ini dimanfaatkan oleh kelompok yang berpekang
secara ketat pada doktrin ini tidak menyukai filsafat, akhirnya Al-
Kindi sebagai tokoh filsafat islam pada saat itu di era dan
perpustakaanya yangb Bernama Al-Kindiyyah disista, akan tetapi hal
ini tidak berlangsung lama kemudian perpustakaannya dikembalikan
lagi.

2
Madjid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam, Mizan, Bandung, 2001, hlm.
3
Havis Arafik, Hal-hal penting pemkiran Al-Kindi, Palembang, 2019,hlm. 191

3
2. Karya Tulisanya
Al-Kindi termasuk orang kreative dan produktif dalam kegiatan
tulis menulis, tulisannya cukup banyak dalam berbagai diplin ilmu,
akan tetapi amat disayangkan kebanyakan karya tulisanya telah
hilang, informasi terkhir suatu kegembiraan karena sebagaian risalah
Al-Kindi yang hilang tersebut telah ditemukan Kembali. Untuk lebih
jelasnya dibawah ini dikemukakan beberapa karya tulis Al-Kindi
sebagai berikut:
1. Fi Al-Falsafah al-Ula
2. Fi Hudud al-asy-ya`wa rusumuha
3. Fi al-fa`ill al-haq al-awwal al-fam
4. Fi ilati`i-kaun wl fasad
5. Fi al-qaul fi nafsih
6. Fi wahdaniyatillah wa tanahir jirmi`i alam

B. Al-Farabi
1. Biografi Al-Farabi
Nama aslinya Abu Nasr Muhammad Bin Muhammad Bin
Lharkhan ibn Uzalagh al Farabi, lahir di kota Wesij tahun
259H/872," selisih satu tahun setelah wafatnya filosof muslim
pertama yaitu al-Kindi. Ayahnya dari Iran menikah dengan wanita
Turki kemudian ia menjadi perwira tentara Turki. Atas dasar itulah
al-Farabi dinasabkan sebagai orang Turki." Karir pemikiran
filsafatnya dalam menjembatani pemikiran Yunani dan Islam
terutama dalam ilmu logika (manthiq) dan filsafat sangat gemilang,
sehingga gelar sebagai guru kedua (al-mu'allim ts ni), layak
disematkan. 4
Farabi dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertama bermula dari
sejak lahir sampai usia lima tahun. Pendidikan dasarnya ialah
keagamaan dan bahasa; ia mempelajari fikh, hadis, dan tafsir al-

4
Qasim Nurseha Dzhulhadi, Al-Farabi dan Filsafat Kenabian, 2014, hlm, 125

4
Qur'an. Ia juga mempalajari bahasa Arab, Turki dan Persia. Periode
kedua adalah periode usia tua dan kematangan intelektual. Baghdad
merupakan tempat belajar yang terkemuka pada abad ke-4/10Di sana
ia bertemu dengan sarjana dari berbagai bidang, diantaranya para
filosof dan penerjemah. Ia tertarik untuk mempelajari logika, dan
diantara ahli logika paling terkemuka adalah Pemikiran Metafisika.
Abu Bisyr Matta ibn Yunus, Untuk beberapa lama ia belajar
dengannya 16 Baghdad merupakan kota yang pertama kali
dikunjunginya.
Di sini ia berada selama dua puluh tahun, kemudian pindah ke
Damaskus. Di sini ia berkenalan dengan Gubernur Aleppo,
Saifuddaulah al-Hamdani. Gubernur ini sangat terkesan dengan al-
Farabi, lalu diajaknya pindah ke Aleppo dan kemudian mengangkat
al-Farabi sebagai ulama istana.
Kota kesayangannya adalah Damaskus. Ia menghabiskan
umurnya bukan di tengah- tengah kota, akan tetapi di sebuah kebun
yan terletak di pinggir kota. Di tempat inilah ia kebanyakan mendapat
ilham menulis buku-buku filsafat. Begitu mendalam penyelidikanya
tentang filsafat Yunani terutama mengenai filsafat Plato dan
Aristoteles, sehingga ia digelari julukan Mu'alim Tsani (Guru
Kedua), karena Guru Pertama diberikan kepada Aristoteles,
disebabkan usaha Aristoteles meletakkan dasar ilmu logika yang
pertama dalam sejarah dunia.
Al-Farabi menunjukkan kehidupan spiritual dalam usianya yang
masih sangat muda dan mempraktekkan kehidupan sufi la juga ahli
musik terbesar dalam sejarah Islam dan komponis beberapa irama
musik, yang masih dapat didengarkan dalam perbendaharan lagu sufi
music india.
2. Karya Tulis Al-Farabi
Karya al-Farabi tentang logika menyangkut bagian-bagian
berbeda dari karya Aristoteles Organon, baik dalam bentuk komentar

5
maupun ulasan panjang. Kebanyakan tulisan ini masih berupa
naskah; dan sebagain besar naskah-naskah ini belum ditemukan.
Sedang karya dalam kelompok kedua menyangkut berbagai cabang
pengetahuan filsafat, fisika, matematika dan politik. Kebanyakan
pemikiran yang dikembangkan oleh al-Farabi sangat berafiliasi
dengan system pemikiran Hellenik berdasarkan Plato dan Aristoteles.
Diantara judul karya al-Farabi yang terkenal adalah:
1. Magalah fi Aghradhi ma Ba'da al-Thabi'ah
2. Ihsha al-Ulum
3. Kitab Ara Ahl al-Madinah al-Fadhilah
4. Kitab Tahshil al-Sa'adah
5. "U'yun al-Masa il
6. Risalah fi al-Aql
7. Kitab al-Jami hain Ray al-Hakimain al-Aflatun wa Aristhu
8. Risalah fi Masail Mutafariqah
C. Perbandingan Filsuf Al-Kindi dan Al-Farabi
1. Pemikiran filsuf Al-Kindi
Al Kindi berusaha memadukan anatara filsafat dan agama.
Filsafat berdasarkan akal pikiran adalah pengetahuan yang benar
(knowledge of truth). al Quran yang membawa argument-argumen
yang lebih meyakinkan dan benar tidak mungkin bertentangan dengan
kebenaran yang dihasilkan filsafat. Karena itu mempelajari filsafat
dan berfilsafat tidak dilarang bahkan berteologi adalah bagian dari
filsafat, sedangkan Islam mewajibkan mempelajari Teologi.
Bertemunya filsafat dan agama dalam kebenaran deamn kebaikan
sekaligus menjadi tujuan dari keduanya. Agama disamping wahyu
mempergunakan akal dan filsafat juga mempergunakan akal. Yang
benar pertama (the first Truth) bagi Al kindi ialah Tuhan. Keselarasan
antara filsafat dan agama didasarkan pada tiga hal yaitu:
1. Ilmu agama merupakan bagian dari filsafat

6
2. Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan filsafat, saling
berkesuaian
3. Menuntut ilmu, secara logika diperintahkan dalam agama.

a. Filsafat Metafisika

Tuhan dalam filsafat al kindi tidak mempunyai hakiakat


dalam arti aniah atau mahaniah. Tidak aniah karena kerena
Tuhan tidak termasuk dealam benda-benda yang ada dalam
alam, bahkan la adalah pencipta alam. Ia tidak tersususn dari
materi dan bentuk, juga tidak mempunya hakiakat dalam bentuk
mahaniah, karena Tuhan bukan merupakan gensus dan species.
Tuhan hanya satu, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Tuhan
adalah unik, la semata-mata satu. Hanya la lah yang satu dari
pada-Nya mengandung arti banyak

b. Filsafat Jiwa

Menurut Al Kindi, roh itu tidak tersususn, mempunyai arti


penting. sempurna dan mulia. Substansi roh berasal dari
substansi Tuhan. Hubungan roh dengan Tuhan sama dengan
hubungan cahaya dengan matahari. Selain itu jiwa bersifat
spiritual, Hahiah, terpisah sdan berbeda dari tubuh. Roh adalah
lain dari badan dan mempunyai wujud sendiri. Keadaan badan
(jasmanni) mempunyai hawa nafsu dan sifat pemarah (passion).
Roh menentang keinginan hawa nafsu dan passion.

2. Pemikiraan filsuf Al-Farabi


Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat
falsafah al taufiqhiyah atau wahdah ala falsafah yang bebkembang

7
sebelumnya. terutama pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus,
juga antara agama dan filsafat.
a. Metafisika
Wajib al wujud adalah tidak boleh tidak ada, ada dengan
sendirinya, esensi dan wujudnya adalah sama dan satu. Ia
adalah wujud yang sempurna selamanya dan tidak didahului
oleh tiada jika wujud ini tidak ada, maka timbul kemustahilan,
karena wujud lain untuk adanya tergantung kepadanya. Inilah
yang disebut dengan Tuhan. Sedangkan mumkin al wujud
adalah sesuatu yang sama antara berwujud dan tidaknya.
Mumkin al wujud tidak akan berubah menjadi actual tanpa
adanya wujud yang menguatkan, dan dan yang menguatkan itu
bukan dirinya tetapi wajib al wujud.
b. Jiwa
Pendapat al Farabi tentang jiwa dipengaruhi oleh filsafat
Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Jiwa bersifat rohani, bukan
materi, terwujud setelah adanya badan dan jiwa, tidak berpindah-
pindah dari sutau badan ke badan yang lainnya. Jiwa manusia
disebut al nafs al nathiqoh, yang bersal dari alam ilahi,
sedangkan jasad berasal dari alam khalaq, berbentuk berupa,
berkadar, dan bergerak. Jiwa dicuiptakan tatkala jasad siap
menerimanya. 5

5
Ahmad Daudi, Kuliah Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta 1995, cet. 2, hlm. 66

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Kindi filsafat adalah pengetahuan yang benar (knowledge of
truth). Al-Qur'an yang membawa argumen-argumen yang lebih
meyakinkan dan benar tidak mungkin bertentangan dengan
kebenaran yang dihasilkan oleh filsafat. Karena itu mempelajari
filsafat dan berfilsafat tidak dilarang bahkan teologi bagian dari
filsafat, sedangkan umat Islam diwajibkan mempelajari teologi.
Bertemunya agama dan filsafat dalam kebenaran dan kebaikan
sekaligus menjadi tujuan dari keduanya. Agama disamping wahyu
mempergunakan akal, dan filsafat juga mempergunakan akal. Yang
benar pertama bagi Al-Kindi ialah Tuhan. Filsafat dengan demikian
membahas tentang Tuhan dan agama ini pulalah dasarnya. Filsafat
yang paling tinggi ialah filsafat tentang Tuhan.
Al-Farabi sebagai filosof Islam yang pertama kali membawa
filsafat secara lebih mendalam. Ia mendirikan tonggak-tonggak
filsafat Islam yang kemudian banyak diikuti oleh filosof Islam yang
lain. Gelar Guru Kedua terhadap dirinya membuktikan
keseriusannya dalam membina filsafat Islam walaupun harus
berjuang keras untuk itu. Walaupun pemikiran metafisikanya
banyak dikritik oleh pemikir muslim belakangan seperti al-
Ghazali.terutama dalam metafisika emanasi, figur al-Farabi masih
menarik untuk didiskusikan. Sumbangannya dalam bidang fisika,
metafiska, ilmu politik, dan logika telah memberinya hak untuk
menempati posisi terkemuka yang tidak diragukan lagi diantara
filosof-filosof Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA
Fakhy. Majid, Sejarah Filsafat Islam, Bandung: Mizan, 2001
Taufik Abdullah, Ensikilopedia Tematis Dunia Islam, Jakarta:
Ichtiar baru Van Houve, 2003
Aravik Havis, hal-hal penting pemikiran Al-Kindi, Palembang.
Raffah Press, 2019
Dzhulhadi, Al-Farabi dan Filsafat Kenabian ,”jurnal Kalimah, vol.
12, 125, 2014

10

Anda mungkin juga menyukai