Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 10 FILSAFAT UMUM:

1.YUSRIL ADE ERWNSYAH (1860405223182)

2.MOHAMMAD RIZQI (1860405223172)

3.EVA NOVIAIZATI (1860405223181)

4.BALQIS TREZA (1860405222156)

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ISLAM

PENDAHULUAN

1. Filsafat Islam adalah ilmu tentang pemikiran dan ajaran Islam


dalam konteks filosofis. Filsafat Islam berkembang seiring dengan
berkembangnya kebudayaan Islam pada masa lampau dan berkembang
hingga kini. Filsafat Islam mencakup berbagai aspek kehidupan manusia,
seperti metafisika, etika, epistemologi, dan sebagainya, sehingga menjadi
bagian penting dalam studi tentang Islam dan peradaban Islam. Filsafat
Islam menjadi salah satu kontribusi Islam terhadap peradaban dunia dan
memainkan peran penting dalam mengembangkan pemikiran Islam yang
berkembang pesat pada masa lalu dan hingga saat ini. Dimulai pada abad
ke-8 Masehi, ketika dunia islam mulai dimasuki filsafat yunani dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pengaruh pemikiran Aristoteles,
Plato, dan filsuf-filsuf Yunani lainnya menjadi sumber penting dalam
perkembangan filsafat Islam. Pada masa kejayaan kebudayaan Islam, yaitu
pada abad ke-9 hingga ke-12 Masehi, terdapat beberapa tokoh penting
yang berperan dalam perkembangan filsafat Islam, seperti Al-Kindi, Al-
Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali dan Ibnu Rushd. Mereka
merupakan tokoh-tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam
mengembangkan pemikiran filsafat Islam pada masa itu, dan banyak
dianggap sebagai pemikir-pemikir terkemuka dalam sejarah filsafat Islam.

1
Makalah ini membahas mengenai latar belakang filsafat Islam, yaitu
bagaimana filsafat Islam muncul dan berkembang pada masa lalu, serta
kecenderungan kajian filsafat pada masa Islam. Selain itu, juga akan diulas
beberapa tokoh dan pemikirannya yang berperan penting dalam perkembangan
filsafat Islam, sehingga diharapkan makalah yang saya buat, membuat kita faham
tentang filsafat Islam. penulisan makalah ini, kami berusaha untuk menghindari
plagiasi dengan melakukan riset dan merujuk pada berbagai sumber referensi
yang relevan dan terpercaya. Diharapkan makalah ini membantu kita dalam
pemahaman dan berkontribusi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dan pemikiran Islam.

PEMBAHASAN

A. Latar belakang kemunculan filsafat islam


Latar belakang munculnya filsafat Islam tidak bisa dipisahkan dari konteks
sejarah dan sosial pada masa itu. Islam muncul pada abad ke-7 di wilayah Arab,
yang pada saat itu merupakan daerah yang masih kental dengan tradisi paganisme
dan politeisme. Namun, Islam tumbuh dan berkembang pesat dengan cepat, dan
dalam waktu singkat, bangsa Arab yang sebelumnya tidak dikenal memiliki
peradaban dan kebudayaan yang maju.

Di tengah perkembangan Islam yang pesat, banyak orang yang ingin


memahami ajaran-ajaran Islam secara lebih mendalam. Hal ini memunculkan
keinginan untuk merenungkan dan memahami esensi ajaran Islam yang masuk
didalam Al-Quran dan Sunnah Nabi. Selain itu, pada masa itu terdapat banyak
tradisi filsafat dan pemikiran yang sangat maju di dunia Persia, Yunani, dan India.
Hal ini membuka peluang bagi pemikiran-pemikiran filsafat dari tradisi-tradisi
tersebut untuk memasuki dunia Islam.

Pada awalnya, banyak orang yang skeptis terhadap filsafat dan pandangan-
pandangan yang berbeda dari agama Islam. Namun, pemikiran-pemikiran ini
akhirnya diterima dan dikembangkan oleh para tokoh sarjana yang terkenal di
dalam islam,oleh Al-Farabi, Ibn Sina, dan Ibn Rushd. Para filsuf Muslim ini

2
menciptakan karya-karya besar dalam bidang filsafat dan berkontribusi dalam
perkembangan intelektual Islam. Kemunculan filsafat Islam didorong oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah

1. Pengaruh budaya Yunani sangat besar dalam perkembangan filsafat Islam.


Filsuf Yunani seperti Aristoteles dan Plato sangat dihormati dan dianggap
sebagai tokoh penting dalam filsafat. abad ke-9 sampai abad ke-10, para ulama
Islam mengartikan hasil karya filsuf Yunani ke dalam bahasa Arab dan
mengintegrasikannya dengan ajaran Islam. Dalam proses ini, terjadi dialog
antara pemikir Muslim dengan filsuf Yunani, sehingga tercipta sebuah
pemikiran yang terintegrasi.
2. pengaruh budaya Persia juga mempengaruhi perkembangan filsafat Islam.
Pengaruh Persia tercermin dalam penggunaan bahasa dan sastra Persia dalam
karya-karya filsafat Islam. Pemikiran filsuf Ibn sina dan al farabi yang
menekankan pentingnya filsafat politik dalam kehidupan sosial juga sangat
dipengaruhi oleh budaya Persia.1

B. Kencenderungan kajian filsafat pada masa islam

Kecurigaan serta penentangan kaum salaf terhadap ilmu-ilmu filsafat


memang bukan tanpa dasar. Kenyataannya, memang tidak sedikit tokoh
Muslim yang belajar filsafat akhirnya justru meragukan dan bahkan
menyerang ajaran Islam sendiri. perjuangan penentangan kaum salaf yang

1
Prof. Dr. Syukran Abdurrahman, "Filsafat Islam: Antara Ajaran dan Kebudayaan"2015 Hlm 23-
31
Ahmad Dallal, Islam, Sains, dan Tantangan Sejarah (New Haven: Yale University Press, 2010),
hlm 34-38.
Seyyed husain nasr, Filsafat Islam dari Asal Mulanya Hingga Saat Ini: Filsafat di Tanah Nubuat
(new york 2006),Hlm 12-19
Majid fahkry, Sejarah filsafat islam III, (New York: Columbia University Press, 2004), Hlm 54-
60.

3
dipelopori Ibnu Hanbal (780-855 M) terhadap ilmu-ilmu filosofis di atas
mencapai puncak serta keberhasilannya di masa khalifah al-Mutawakkil (847-
861 M). Al-Kindi (801-878 M) yang pakar filsafat ialah keliru satu contoh,
dipecat asal jabatannya sebagai guru istana sebab tidak sepaham dengan oleh
khalifah yg salaf. Meski demikian, kendala tadi sesungguhnya hanya terjadi
pada lingkar sentra kekuasaan, di Baghdad. di luar Baghdad, di kota-kota
propinsi otonom, khususnya pada Aleppo dan Damaskus, kajian-kajian
filsafat tetap giat dilakukan, sebagai akibatnya melahirkan seorang filsuf besar
, yakni Abu Nasr al-Farabi (870-950).

Pemikiran filsafat kemudian semakin berkibar pada per- caturan pemikiran


Arab-Islam di masa Ibnu Sina (980-1037M). M). Ibnu Sina yang muncul
sesudah al-Farabi mengembangkan lebih lanjut konsep emanasi al-Farabi.
akan tetapi, sesudah Ibnu Sina (980-1037 M), pemikiran filsafat pulang
mengalami kemunduran sebab agresi al-Ghazali (1058-1111 M), meski al-
Ghazali sendiri sebenarnya tidak menyerang inti filsafat, yaitu aspek
epistemologi. Pemikiran filsafat kemudian timbul kembali dalam kancah
pemikiran Islam pada masa Ibnu Rusyd (1126-1198 M). Lewat tulisannya
pada Tahâfut al-Tahâfut. Ibnu Rusyd (1126-1198 M) berjasa buat
mempertemukan antara kepercayaan serta filsafat. tidak selaras dengan al-
Farabi (870-950 M) yang mempertemukan dua hal tadi pada aspek
metafisikanya dan Ibnu Sina (980-1037 M) di aspek fungsional-nya. sesudah
Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pemikiran filsafat Islam umumnya diklaim telah
tamat, selesai atau berhenti, sang sebagian kalangan, sebab sudah tak terdapat
lagi tokoh filsafat yg ada. namun, yang terjadi sesungguhnya tidak demikian.
Pemikiran filsafat Islam terus berkembang pesat, bahkan lebih besar , hanya
dia berubah jalur serta mazhab.2

C. Tokoh – Tokoh dan Pemikirannya


2. Al Kindi

2
Wahyuningsih, S. (2021). Sejarah Perkembangan Filsafat Islam. Jurnal Mubtadii, Vol. 7 82-99

4
Al Kindi atau yang bernama lengkap Abu Yusuf Ya’qub Ishaq ibnu
Sabbah ibnu Imran ibnu Ismail al-Ash’ats ibnu Qais al-Kindi, adalah seorang
filsuf muslim pertama, lahir pada tahun 185 H/801 M, Ia dikenang sebagai
filsuf Muslim Arab pertama yaitu sebagai perintis jalan bagi penetrasi filsafat
ke dunia Islam, Karya Al Kindi dibidang filsafat antara lain Kitab al-Kindi ila
al-Mu’tashim billah fi Falsafalah al-Ula, Kitab al Falsafalah al-Dakhilah wa
al-Masail al-Mantiqiyyah al-Muqtashah wa ma fauqa al-Thabi’iyyah dan lain
sebagainya, Al Kindi menyatakan konsep filsafat pertama yaitu “Yang paling
luhur dan mulia di antara segala seni manusia adalah filsafat yang bertujuan
menyingkap hakikat kebenaran, bertindak sebagai kebenaran itu sendiri”
sejalan dengan Aristoteles, menurutnya Filsafat harus diterima menjadi bagian
dari peradaban Islam. Al Kindi menyatakan bahwa filsafat dengan agama
tidaklah bertentangan, karena keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu
Tuhan. Oleh karena itu ia berusaha memadukan keduanya, Bagi Al Kindi
filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan bagi segala kearifan. Filsafat
dalam pandangannya, bertujuan guna memperkuat agama serta bagian dari
budaya islam.
3. Al Farabi

Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan Abu Nasr Al-Farabi adalah salah
satu tokoh filosof islam. Ia lahir di wasij dekat Farab, pada tahun 258 H/870
M, dan Wafat pada tahun 339 H/950 M, Ia telah membuat tonggak-tonggak
filsafat islam yang kemudian diikuti oleh banyak filosof islam lainnya. Tetapi
dari beberapa ajaran Al Farabi masih terdapat berbagai macam penyimpangan
terhadap ajaran islam yang murni, seperti teori emanasinya yang
menggambarkan sosok tuhan seakan akan hanyalah bagian dari system yang
terus berkelanjutan, serta pemahaman mengenai nabi dan filosof lainnya
disamakan oleh Al Farabi, menganggap bahwa kenabian adalah suatu yang
dapat dicapai oleh semua orang melalui tingkatan-tingkatan proses
pembelajaran. Al Farabi juga mengatakan bahwa bagian sebuah negri
hubungannya sangat era antara satu sama lain, layaknya anggota badan apabila
bagian yang satu sakit maka bagian lain ikut sakit pula.

4. Ibnu Sina

5
Abu ali Husein ibnu Abdullah ibnu Sina lahir pada tahun 980 H/1037 M di
Afsyna, ia adalah filsuf Muslim yang ternama dengan penguasaan filsafat
Aristoteles dan Neo Platonis, pada bidang filsafat ia menulis al-Najat dan al-
Syifa, Ia menyebutkan bahwa jiwa adalah jauhar rohani, yaitu kesatuan antara
jiwa dengan jasad yang memiliki sifat accident, yakni binasa. Hancurnya
sebuah jasad tidak membuat binasa suatu jiwa. Menurutnya manusia
ditentukan oleh jiwa yang menguasainya, apabila jiwa tumbuhan dan binatang
tampak lebih domina, maka manusia tersebut akan serupa dengan sifat
binatang, tetapi apabila al-nafs al-nathiqah yang berkuasa, maka manusia
tersebut mendekati kesempurnaan, Tugas seorang manusia adalah membunuh
jiwa kebinatangan tersebut dengan nathiqah. Ibnu sina mengatakan bahwa
jiwa merupakan satu kesatuan yang memiliki wujud sendiri. Karena jiwa
berhubungan dengan hal abstrak dari Tuhan, maka apabila perpisahan jiwa
dengan badan dengan cara yang tidak sempurna akan terjadi penyesalan pada
jiwa, serta terkutuk selamanya di akhirat.

5. Ibnu Miskawaih

Ibnu Maskawaih atau yang bernama lengkap Abu Ali Ahmad ibnu
Muhammad Ibnu Miskawaih, Lahir di Rayy. Ia dikenal sebagai Filosof
Akhlak (al-filsafat al-‘amaliyat). Menurutnya akhlak adalah sikap untuk
mendorong untuk berbuat tanpa berfikir dan menimbang-nimbang. Ia juga
membagi tingkah laku menjadi dua unsur, watak naluri dan watak kebiasaan.
Dalam karya tulisnya Ibnu maskawaih menyatakan tujuan dari karyanya
adalah mengembangkan nilai moralitas dalam jiwa. Dalam pandangannya ia
mewujudkan jiwa sebagaib suatu yang bersifat immaterial, bukan bagian dari
anggota tubuh, tidak memerlukan tubuh, tak dapat ditangkap oleh indera
jasmani. Ibnu Miskawaih menyebutkan bahwa yang dapat membedakan jiwa
manusia dengan jiwa binatang adalah adanya potensi akal dalam suatu jiwa
manusia. Manusia yang benar benar sempurna kemanusiaanya adalah manusia
yang baik aktivitas berpikirnya dan mulia ikhtiarnya.

6
6. Al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad Al-Thus Al-


Ghazali, lahir di thus, pada tahun 450 H/1058 M. Menurut Al-Ghazali, segala
realitas yang ada, dari segi bentuknya, dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
empiric atau alam indriawi (‘alam al-syahidah) dan metafisik atau disebut juga
alam tak kasat mata (‘alam al-malakut atau alam al-ghaib), keduanya tidak
sama dan sederajat, namun berbeda dan berjenjang secara hierarkis.
Perbandingannya seperti kulit dengan isinya, kegelapan dengan cahaya atau
kerendahan dengan ketinggian. Alam malakut atau al ghaib disebut dengan
alam atas, alam ruhani, dan alam nurani, sedangkan alam syahadah adalah
alam bawah, alam jasmani, dan alam gelap. Al Ghazali juga membagi ilmu
dalam dua kategori yaitu ilmu esoterik (ilm al-mukasyafah) dan ilmu eksoterik
(‘ilm-al muamalah). Ilmu mukasyafah disebut juga dengan ilmu batin, yaitu
ilmu yang berusaha untuk menyingkap atau memahami makna yang
tersembunyi. Sedangkan ilmu muamalah adalah ilmu yang mengatur praktik
kebaktian (ibadah), atau ilmu yang berkaitan dengan rukun iman atau dasar
iman Islam. Kedua ilmu tersebut dicari karena menyelamatkan jiwa dan
kebahagiaan di hari akhir. Sementara itu, ilmu praktik kebaktian adalah ilmu
yang berkaitan dengan religious guna kewajiban manusia kepada jiwanya
sendiri.

7. Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd atau Abu Al-Walid Muhammad Ibn Ahmad bin Rusyd, Lahir
dikota Kordoba, Andalus di tahun 1126, dari keluarga bangsawan dan
terpelajar. Jika Ibnu Miskawaih pemikirannya cenderung mengenai akhlak
maka ibnu Rusyd cenderung terhadap hubungan agama dengan akal. Pokok
pikiran terhebat dari Ibnu Rusyd adalah penggabungan antara agama dan akal,
hal ini berarti mempertemukan pandanfan Aristoteles dengan islam.
Menurutnya filsafat mempelajari segala sesuatu yang berwujud, adalah bukti
bahwa adanya seorang pencipta. Jadi menurut Ibnu Rusyd hubungan filsafat
dan agama tidaklah bertentangan, karena keduanya merupakan suatu
kebenaran. Menurutnya Realitas dari segi bentuk ada dua bagian yaitu wujud

7
terpisah dan wujud terindra. Konsep Ibnu Rusyd dalam kaitannya dalam
pengetahuan tak leps dari upaya mempertemukan agama dengan filsafat,
Menurutnya, pengetahuan berasal dari dua hal yaitu realitas dan waktu,
Realitas tersebut sebagaimana pandangan metafisiknya,, terdiri dari dua hal,
yaitu realitas metafisik (ma’qulat) dan material (mahsusat) realitis metafisik
tersebutlah yang melahirkan filsafat, sedangkan realitas material melahirkan
sains. Lalu, wahyu melahirkan ilmu keagamaa (ulum-al Syariah). Meski
begitu, kedua sumber pengetahuan ini tidak bertentangan satu sama lain
namun selaras dan saling berkaitan karena keduanya berasal dari satu sumber
yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 3

E. Tanggapan Kelompok

1. Yusril Ade Erwansyah ( 1860405223182 )

Kemunculan filsafat islam pada zaman dahulu muncul karena beberapa


factor diantaranya disebabkan oleh pengaruh budaya yunani, pengaruh budaya
Persia, dan pengaruh ajaran agama islam, Tentang kecurigaan serta
penentangan kaum salaf terhadap ilmu-ilmu filsafat, menurut saya itu wajar
saja terjadi dikarenakan tokoh Muslim yang belajar filsafat akhirnya justru
meragukan dan bahkan menyerang ajaran Islam sendiri. Sedangkan untuk
perkembangan filsafat islam yang mengalami kemajuan dan kemunduran,
menurut saya itu terjadi factor dari tokoh-tokoh yang ada pada zaman tersebut.
Akan tetapi seiring dengan bertambahnya zaman, filsafat islam juga semakin
berkembang

2. M. Rizqi (1860405223172)

3
Khudori Soleh,Filsafat islam dari klasik hingga kontemporer, Halaman 72-13
Amroeni Drajat, Filsafat islam : buat yang pengen tahu 2006 Halaman 9-19,73-77,41-46

8
Saya berpendapat filsafat Islam tidak terlepas dari interaksi antara tradisi
intelektual Yunani dan tradisi intelektual Islam, serta dari usaha para ulama Islam
untuk memahami ajaran Islam secara lebih mendalam. Saya juga setuju bahwa
perkembangan filsafat Islam telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Namun, saya juga ingin menambahkan bahwa perkembangan filsafat
Islam tidak hanya terjadi di dunia Arab dan dunia Islam, tetapi juga menyebar ke
Eropa melalui perantaraan orang-orang Muslim seperti Averroes atau Ibn Rushd.
Karya-karya mereka telah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan filsafat di Eropa pada abad pertengahan.
3. Eva Noviaizati (1860405223181)

Menurut saya, Filsafat islam merupakan ilmu penting untuk dipelajari


serta dipahami terlebih lagi kita sebagai seorang muslim.Karena pada filsafat
islam bisa dikatakan sebagai ilmu untuk menjelaskan dan memahami cara Allah
menyampaikan kebenaran dengan bahasa pemikiran yang lebih rasional,
menggunakan logika dan metode dalam pengkajian suatu masalah. Filsafat dalam
islam juga membuat kita berfikir secara mendalam dan universal. Sehingga dari
sinilah penting bagi kita untuk menggali kembali konsep - konsep pemikiran
tokoh - tokoh filsuf islam terdahulu agar dapat membuat kita bisa berfikir lebih
rasional dan dapat menemukan kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi
dalam kehidupan ini.

4. Balqis Treza (1860405222156)

Saya menyetujui adanya filsafat islam, Filsafat islam erat kaitannya


dengan manusia dan Sang Penciptanya, dengan pemikiran yang rasional, terbuka
serta tidak meninggalkan indera, akal dan intuisi, hadirnya ilmu filsafat islam
mampu menjawab rasa ketidaktahuan secara kritis dan logis berdasarkan agama
dan kaidah keislaman, selain itu kita juga harus selektif, jika hal yang diajarkan
menentang dari syariat islam kita patut untuk menentang hal tersebut.

9
PENUTUP

Kesimpulan

1. Filsafat Islam adalah ilmu tentang pemikiran dan ajaran Islam dalam
konteks filosofis. Filsafat Islam berkembang seiring dengan
berkembangnya kebudayaan. Pada abad ke-8 Masehi, dunia islam mulai
dimasuki filsafat yunani yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab. Oleh karena hal itu, Filsafat Islam diangap didasarkan pada Filsafat
Yunani, namun sebenarnya pemikiran islam sudah ada sejak dan mapan
sebelum kedatangan filsafat yunani. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
hasil terjemahan karya yunani juga telah membantu perkembangan filsafat
islam menjadi lebih pesat. Pada masa kejayaan kebudayaan Islam, yaitu
pada abad ke-9 hingga ke-12 Masehi, terdapat beberapa tokoh penting
yang berperan dalam perkembangan filsafat Islam, seperti Al-Kindi, Al-
Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, Al-Ghzali dan Ibnu Rushd. Pasang
surut yang terjadi dalam pemikiran islam yang pada akhirnya melahirkan
tokoh-tokoh filsuf besar yang mengangkat kembali nilai penting filsafat
dalam tradisi keilmuan islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, S. (2015). Filsafat Islam: Antara Ajaran dan Kebudyaan.

Dallal, A. (2010). Islam, Sains, dan Tantangan Sejarah. New Haven:


Yale University Press

Fahkry, M. (2004). Sejarah Filsafat Islam III, New York: Columbia


University Press

10
Sholeh, K. (2016). Filsafat Islam Dari Klasik Hingga Kontemporer.
Jogjakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Sudarsono. (2010). Filsafat Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aziz, A. (2009). Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Gagasan Membangun


Pendidikan Islam. Komplek POLRI Gowok Blok D III : Penerbit
Teras

Nasr, S.H. (2006). Filsafat Islam dari Asal Mulanya Hingga Saat Ini:
Filsafat di Tanah Nubuat. New York: Columbia University Press

Drajat, A. (2006). Filsafat Islam : buat yang pengen tahu. Medan : PT


Gelora Aksara Pratama

Wahyuningsih, S. (2021). Sejarah Perkembangan Filsafat Islam. Jurnal


Mubtadii, Vol. 7 81-99

Sholeh, A.K. (2014). Mencermati Sejarah Perkembangan Filsafat Islam.


Jurnal TSAQAFAH, 10(1), 63-84

Harap, K., Salminawati. (2022). Sumber-Sumber Filsafat Islam Urgensi


Filsafat Islam Serta Tokoh-Tokoh Filsafat Islam. Jurnal of Social
Research, 1(4), 277-284

11

Anda mungkin juga menyukai