Disusun Oleh :
Salman (104230042)
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, TuhanYang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas makalah
ini dapat diselesaikan.Demikianlah tugas ini disusun semoga dapat bermanfaat
dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
Tugas ini tentu tidak lepas dari kekurangan, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan sarannya, sehingga penyusunan makalah yang akan
datang akan lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih.
Jambi, November
2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Hamzah Fansuri............................................................................................2
B. Syekh Bakri Syatha.......................................................................................2
C. Syekh Burhanuddin.......................................................................................3
D. Syaikh Abdus Shamad al-Palimbani.............................................................4
E. Raja Ali Haji..................................................................................................5
F. Syaikh Abdurrahman Siddik..........................................................................6
G. Ahmad hanafiah............................................................................................7
H. Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi........................................8
I. Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Besilam......................................................9
J. Syekh Burhanudin Imam Senggolo................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iv
2. Mengetahui karya-karya ulama-ulama islam di tanah melayu
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri adalah seorang ulama dan sufi besar pertama di Aceh.
Beliau adalah penulis produktif yang menghasilkan karya risalah
keagamaan dan juga prosa yang sarat dengan ide-ide mistis. Selain itu aktif
menulis karya-karya tentang tasawuf pada paruh ke dua abad ke- 16. dan
menguasai bahasa Arab, bahasa Parsi, disamping juga menguasai bahasa
Urdu. Paham tasawuf yang dibawanya adalah Wujudiyah.
Kepopuleran nama Hamzah Fansuri tidak diragukan lagi, banyak pakar
telah mengkaji keberadaan Hamzah yang sangat popular lewat karya-
karyanya yang monumental.
v
(1850 M). tiga bulan setelah kelahirannya, ayahnya, Sayid Muhammad Zayn
al- „Abidin wafat. Dia kemudian dididik oleh kakaknya Sayid Umar
Syatha. Pada usia tujuh tahun dia sudah menghafal al-Quran dan
sejumlah kitab-kitab dasar seperti Matn al-Jazuriyah, Matn Abi Syuja , Matn
Zubad, Matn‟ Ar-Ruhabiyah dan Matn alalfiyah. Dia kembali mempelajari
kitab-kitab yang telah dihafal tersebut kepada Sayid Ahmad Zayni Dahlan.
Kemudian dia melanjutkan belajar di Masjid al- Haram sehingga menguasai
ilmu „aql dan naql. Syekh Bakri Syatha memiliki beberapa karya. Kitabnya
fikihnya, I anat Ath-Thalibin merupakan salah satu yang paling banyak
digunakan‟ di pesantren-pesantren Indonesia. Kitab ini merupakan
kumpulan catatan muridnya atas komentar Syekh Bakri Syatha terhadap
kitab Fath al-Mu in. Beberapa murid asal Nusantara turut serta mencatat
kitab I anat Ath-Thalibin yang kemudian disatukan menjadi kitab
tersebut, termasuk Syekh Abd al-Majid Jambi. Syekh Bakri Syatha memiliki
beberapa karya fiqh dan tafsir al-Quran. Sebagian besar karyanya tentang
hukum syari ah seperti I anat At-Thalibin yang membahas fikih Syafi i secara
keseluruhan, hasyiah Tuhfah juga membahas‟ fikih, hasyiahUmdat al-Abrar
membahas tentang hukum haji dan, dan satu kitab tafsir yang hanya sampai
pada surat al-mu`minun.
C. Syekh Burhanuddin
vi
590 H / 1171 M hingga 610 H/1191 M guna menyebarkan agama Islam
kepada masyarakat Riau .Strategi yang digunakan Syekh Burhanuddin dalam
melaksanakan tugasnya dalam mengembangkan dakwah Islam di daerah
Kuntu dilakukan dengan pendekatan yang berbagai macam antara lain,
pendekatan kepada kepala sukudengan maksud untuk mengajak mereka
(kepala suku) memeluk agama Islam. Setelah kepala suku ini masuk Islam,
Syekh Burhanuddin berharap agar para kepala suku ini nantinya akan
menyampaikan dan mengajak anggota sukunya untuk memeluk agama Islam.
Cara seperti inilah yang dilakukan Syekh Burhanuddin ketika memasuki desa
Kuntu.
vii
sempat bertemu dengan beliau adalah: Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari,
Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis al- Batawi dan Daud al-Tatani.
Semasa hidup, Syekh Abdus Shomad tidak hanya aktif dalam berdakwah ke
berbagai daerah di Timur Tengah, tetapi juga menjadi seorang penulis yang
produktif. Kitabnya sampai sekarang masih dibaca dan dipelajari di
Palembang, terutama Hidayatus Salikin dan Sairus Salikin. Adapun beberapa
karangannya adalah:
Lahir di Selangor, 1808. Raja Ali Haji atau RAH adalah putra dari Raja
Ahmad dan Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor. RAH mendapat
pendidikan pertamanya dari lingkungan istana Kesultanan Riau-Lingga di
Pulau Penyengat. Pada 1822, saat RAH bepergian bersama dengan
rombongan ayahnya ke Betawi, ia juga mendapat pendidikan dari luar
lingkungan kesultanan. Pada 1828, RAH bersama ayahnya pergi ke Mekah
untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama Islam. Baca
juga: Perjanjian Postdam: Tokoh, Isi, dan Dampak Kiprah Raja Ali Haji
dikenal sebagai orang pertama yang mencatat dasar-dasar tata bahasa Melayu
viii
melalui buku Pedoman Bahasa. Mulai dari situ, bahasa Melayu kemudian
dijadikan sebagai bahasa nasional melalui Kongres Pemuda Indonesia pada
28 Oktober 1928. Saat berusia 20 tahun, RAH sudah dipercaya untuk
melaksanakan tugas kenegaraan penting. Sampai waktu ia menginjak usia 32
tahun, RAH bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, ditunjuk untuk
memerintah di daerah Lingga. Selain aktif di dunia politik, RAH juga telah
memiliki beberapa mahakarya. Ia menciptakan sebuah buku bertajuk Kitab
Pengetahuan Bahasa. Buku tersebut adalah Kamus Loghat Melayu-Johor-
Pahang-Riau-Lingga, kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara. Selain
itu, karyanya yang paling tersohor adalah Gurindam Dua Belas. Gurindam
Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji pada 1874, ketika ia berusia 38 tahun di
Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Karya sastranya ini terdiri atas 12 pasal
dan termasuk dalam kategori puisi didaktik yang berisi nasihat dan petunjuk
untuk hidup mulia.
ix
Risalah Syajaroh al Arsyadiyah" yang menyebutkan silsilah dari
Syekh M. Arsyad al Banjari', Singapura: Matba'ah Ahmadiah,
1354 H
Tazkirah li Nafsi wa li Amtsali, Singapura: Matba'ah Ahmadiah,
1354 H
Kitab al Fara-id, Singapura: Matba'al Ikhwan, 1338 H
Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar, Singapura:
Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
Bay'u al Hayawan li al Kafirin, Singapura: Matba'ah Ahmadiah,
1355 H
'Aqaid al Iman, selesai ditulis 1919 M. diterbitkan di Banjarmasin,
1984 M
Syair Ibarat Khabar Kiamat, Pertama kali dicetak di Singapura oleh
Matba'ah Ahmadiah, tahun 1344. Sebelumnya pada tanggal 1 Juli
1915 M/1344 H.
G. Ahmad hanafiah
x
sulung KH Muhamad Nur, pimpinan Pondok Pesantren Istishodiyah di
Sukadana yang termasuk menjadi pondok pesantren pertama di Provinsi
Lampung Konsep Syarikat Dagang Islam diterapkannya bersama umat Islam
di Sukadana dengan mengelola usaha-usaha berbasis akar rumput. Usaha
mebel, home industry sabun, bahkan rokok keretek pun digalakkanya. Selain
itu, Ahmad Hanfiah pun menggerakkan lembaga pendidikan.
xi
Ad Durratul Bahiyyah fi Kaifiyah Zakati Azd Dzurratil
Habasyiyyah
Fathul Khabir fi Basmalatit Tafsir
Al ‘Umad fi Man’il Qashr fi Masafah Jiddah
Kasyfur Ran fi Hukmi Wadh’il Yad Ma’a Tathawuliz Zaman
Hallul ‘Uqdah fi Tashhihil ‘Umdah
Izhhar Zaghalil Kadzibin fi Tasyabbuhihim bish Shadiqin
Kasyful ‘Ain fi Istiqlal Kulli Man Qawal Jabhah wal ‘Ain
As Saifu Al Battar fi Mahq Kalimati Ba’dhil Aghrar
Al Mawa’izh Al Hasanah Liman Yarghab minal ‘Amal Ahsanah
Raf’ul Ilbas ‘an Hukmil Anwat Al Muta’amil Biha Bainan Nas
Iqna’un Nufus bi Ilhaqil Anwat bi ‘Amalatil Fulus
Tanbihul Ghafil bi Suluk Thariqatil Awail fima Yata’allaq bi
Thariqah An Naqsyabandiyyah
Al Qaulul Mushaddaq bi Ilhaqil Walad bil Muthlaq
Tanbihul Anam fir Radd ‘ala Risalah Kaffil ‘Awwam, sebuah kitab
bantahan untuk risalah Kafful ‘Awwam fi Khaudh fi Syirkatil
Islam karya Ustadz Muhammad Hasyim bin Asy’ari yang
melarang kaum muslimin untuk bergabung di Sarekat Islam (SI)
Hasyiyah Fathul Jawwad dalam 5 jilid
Fatawa Al Khathib ‘ala Ma Warada ‘Alaih minal Asilah
Al Qaulul Hashif fi Tarjamah Ahmad Khathib bin ‘Abdil Lathif
xii
kebanyakan Muslim Karo dan tunduk kepada kedaulatan Kesultanan Aceh
sebelum akhirnya dijajah Belanda. Kesultanan tersebut sejak dulu
merupakan pusat pengembangan Islam.
Karya karya salah satunya adalah tabut Tabut di Bengkulu dibawa oleh
orang Benggali India pada tahun 1714 dikepalai oleh Syekh Burhanudin,
bergelar imam Senggolo. Di Bengkulu Syekh Burhanudin mempersunting
dua orang dara yang masing-masing berasal dari dusun Cinggri (pen.
Cenggri) dan Sungai Leman (pen. Sungai Lemau) (Pondok Kelapa sekarang)
menetap disebuah perkampungan yang terletak dipesisir bantai Berkas
dengan anak dan cucunya . Masuknya budaya Tabut ke Bengkulu pada masa
penjajahan Inggris abad XVII yang dibawa oleh orang-orang Islam berasal
dari India yang berasal dari suku Sipai dan Benggali. Selain bukti sejarah
berupa kebudayaan, tulisan, dan lain sebagainya, bukti lain yang
mengindikasikan masuknya dakwah Islam ke suatu daerah antara lain adalah
adanya makam orang Islam atau makam yang bercorak Islam. Seperti
ditemukannya batu nisan yang bertuliskan dan atau berarsitektur Timur
Tengah.
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xiv
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Dadang A. 2007. Cahaya dan Perajut Persatuan Waliullah Ahmad Khatib
Al Minangkabawy. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
xv