Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KITAB SHAFWA AL-TAFASIR KARYA ‘ALI AS-SHABUNI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Studi Kitab Tafsir
Era Modern

DOSEN PENGAMPU

Muhammad Taufiq

KELOMPOK II:

Parida Ulva Dalimunte : 4121019

Zihan Syahrial : 4121029

Moch Auric : 4121035

Alex Saputra : 4121047

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ISLAM (UIN) BUKITTINGGI

TAHUN 2023 M/1445 H

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji beserta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,


yang atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berguna unruk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Tafsir Era Modern. Shalawat beserta salam juga mari kita hadiahkan kepada
junjungan kita yakninya Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan petunjuk
bagi umat manusia dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang
benerang seperti saat sekarang ini.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Era Modern. Selain itu, makalah ini dapat bertujuan sebagai penambah wawasan
dan pengetahuan bagi pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing, dan juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dibilang dari kata


sempurna, Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan
saran baik dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang dibuat ini.

Bukittinggi, 04 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

A. Biografi Thanthawi Jauhari...................................................................6


B. Karya-karya Thantawi Jauhari..............................................................7
C. Sistematika dan Metode penafsiran Tafsir Al Jawahir Fi Tafsir
Al-Karim.............................................................................................8
D. Corak Penafsiran Tafsir Al Jawahir Fi Tafsir Al-Karim....................9
E. Karakteristik Kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim.........10

BAB III PENUTUP.........................................................................................13

A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Muhammad ‘Ali As-Shabuni


1. Biografi Muhammad ‘Ali As-Shabuni
Nama lengkap beliau adalah Muhammad Ali bin Jamil as-Shabuni.
Beliau lahir pada tahun 1930 M, di Syiria tepatnya di kota Halb Syu‟ba
(Aleppo) dimana kota ini merupakan tempat ilmu dan para ulama. Beliau
dilahirkan dari keluarga cendekiawan muslim, orang tuanya merupakan
ulama terkemuka di daerahnya. Beliau belajar ilmu-ilmu agama, seperti
faroidh, ilmu bahasa arab kepada ayahnya sendiri yaitu Syeh Jamil. Sejak
usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam
menyerap berbagai ilmu agama. Diusianya yang masih belia sudah hafal
Al-Qur’an, tak heran bila kemampuannya ini membuat banyak ulama
ditempatnya belajar sangat menyukai kepribadian As-Shabuni ini.
Ali ash-Sabuni memulai belajarnya dari kecil di Suriah, sehingga
menamatkan Tsanawiyah, itu merupakan akhir belajarnya di Suriah.
Beliau memutqinkan menghafal Al-Qur’an di Kuttab pada saat beliau
masih sekolah dijenjang Aliyah hingga hafalannya sempurna. Beliau
melanjutkan belajar ke jenjang selanjutnya di Universitas al-Azhar Mesir,
sehingga ia mendapatkan gelar Lc (sama dengan gelar Sarjana/S1) pada
tahun 1371 H/ 1952 M. Setelah selesai mendapatkan gelar tersebut Ali
ash-Sabuni meneruskan belajarnya di Universitas yang sama sampai
mendapatkan gelar Megister pada tahun 1954 M dalam bidang
spesialisasi hukum syar‟i. Ia menjadi utusan dari Kementran Wakaf Suria
untuk menyelesaikan al-Dirasah Al-Ulya (sekolah pasca sarjana).
Selepas dari Mesir, Syaikh Al Shabuni kembali ke kota
kelahirannya. Ia mengajar diberbagai sekolah menengah atas yang ada di
Aleppo. Pekerjaan sebagai guru sekolah menengah atas ini ia lakoni
selama delapan tahun, dari tahun 1955 hingga 1962. Setelah itu, ia
mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakultas Syariah Universitas
Umm Al Qura dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King
Abdul Aziz. Kedua universitas ini berada di Kota Makkah. Ia

5
menghabiskan waktu dengan kesibukannya mengajar didua perguruan
tinggi ini selama 28 tahun. Karena prestasi akademik dan kemampuannya
dalam menulis, saat menjadi dosen di Universitas Umm Al Qura, Al
Shabuni pernah menyandang jabatan ketua Fakultas Syari‟ah. Ia juga
dipercaya untuk mengepalai Pusat Kajian Akademik dan Pelestarian
Warisan Islam. Hingga kini, ia tercatat sebagai guru besar Ilmu Tafsir
pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz.
Di samping mengajar di kedua universitas itu, Syaikh Al-Shabuni
juga kerap memberikan kuliah terbuka bagi masyarakat umum yang
bertempat di Masjidil Haram. Kuliah umum serupa mengenai tafsir juga
digelar disalah satu masjid di Kota Jeddah. Kegiatan ini berlangsung
selama sekitar delapan tahun. Setiap materi yang disampaikannya dalam
kuliah umum ini, oleh Al-Shabuni, direkamnya dalam kaset. Bahkan,
tidak sedikit dari hasil rekaman tersebut yang kemudian ditayangkan
dalam program khusus di televisi. Proses rekaman yang berisi kuliah-
kuliah umum Syaikh Al Shabuni ini berhasil diselesaikan pada tahun
1998.
Di samping sibuk mengajar, Syaikh Al Shabuni juga aktif dalam
Organisasi Liga Muslim Dunia. Saat di Liga Muslim Dunia, menjabat
sebagai penasihat pada Dewan Riset Kajian Ilmiah mengenai al Qur‟an
dan Sunnah, bergabung dalam organisasi ini selama beberapa tahun.
Setelah itu, ia mengabdikan dirisepenuhnya untuk menulis dan melakukan
penelitian.
2. Guru Muhammad ‘Ali As-Shabuni
Guru-guru Muhammad ‘Ali As-Shabuni, selain As-Shabuni berguru
kepada ayahnya, Jamil As-Shabuni. As-Shabuni juga berguru kepada
ulama-ulama terkemuka di Aleppo, sebagai berikut:
a. Muhammad Najib Sirajuddin
b. Syaikh Ahmad Al-Shama
c. Syaikh Muhammad Said Al-Idlibi
d. Syaikh Muhammad Raghib Al-Tabbakh

6
e. Syaikh Muhammad Najib Khayatah
3. Karya Muhammad Ali As-Shabuni
a. Rawa’I Al-Bayan fi Tasair Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an
b. Al-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an
c. Para Nabi dalam Al- Qur’an
d. Qabasun min Nur Al-Qur’an
e. Safwah Al-Tafasir

B. Latar Belakang Kitab Shafwah Al- Tafasir

Kitab Shafwah at- Tafasir merupakan kitab sub disiplin agama Islam
yang membidangi ilmu tafsir. Dalam muqaddimah tafsirnya, Ash-Shabuni
menyatakan bahwa format “ Shafwah at-Tafasir” diambil berlatar belakang
karena di dalam kitab tafsirnya tersebut dikumpulkan beberapa sumber atau
pendapat yang berasal dari beberapa sumber atau pendapat yang berasal dari
beberapa kitab tafsir yang tersohor, hal ini memang tampak jelas pada
beberapa penafsiran beliau, yang menjadikan kitab-kitab tafsir yang mahsyur
sebagai maraji’ (referensi) dalam beliau menafsirkan.Demikianlah sekilas
tentang kitab tafsir shafwah at- Tafasir yang telah memperbanyak dan
memadati kitab-kitab islam, khususnya di bidang ilmu tafsir. Kitab Shafwah
at-Tafasir ini terdiri dari tiga jilid.

C. Metode Kitab Shafwah Al- Tafasir


Adapun yang dimaksud metode penafsiran al qur’an dalam hal ini adalah
merupakan cara atau metode menafsirkan ayat-ayat suci al-qur’an, baik yang
didasarkan atas pemakaian sumber-sumber penafsirannya, atau sistem
penjelasan tafsiran-tafsirannya, maupun yang didasarkan atas sasaran dan
tertib ayat-ayat yang di tafsirkan.
Apabila kita tinjau dari segi sumber penafsiran, maka kitab Shafwah at-
Tafasir dapat digolongkan sebagai kitab tafsir yang menggunakan metode
Izdiwaji, atau metode campuran antara metode tafsir bil ma’tsur dan bil
Ra’yi, adalah cara menafsirkan al-Qur’an yang didasarkan atas perpaduan
antara sumber tafsir riwayah yang kuat dan shahih, dengan sumber hasil
ijtihad akan pikiran yang sehat.

7
Disisi lain, kita dapat juga melihat bahwa referensi yang digunakan
oleh ash-Shahabuni di dalam Kitab tafsirnya adalah kitab-kitab tafsir, dimana
sebagian para ulama telah mengidentifikasikan sebagai kitab tafsir bil ra’yi,
seperti al-Kasyaf. Al-Baidawi, dan lain-lain., namun beliau juga menjadikan
referensi kitab-kitab tafsir yang telah dikenal sebagai tafsir bil ma’tsur,
seperti: at-Thabari, Ibn Katsir dan lain sebagainya. Sehingga dengan melihat
referensi ini kita juga dapat menganalisa bahwa kitab beliau Shafwah at-
Tafasir adalah salah satu kitab tafsir yang menggunakan metode tafsir bil
Izdiwaji sehubungan dengan sumber penafsiran nya. dari segi penafsirannya
kitab ini dibagi menjadi:

a. Ditinjau dari segi cara penjelasannya terhadap tafsiran ayat-ayat al-


Qur’an
Jika kita tinjau dari segi penjelasan maka kitab shafwah at-Tafasir
dalam hal ini dapat kita katakana menggunakan dua metode tafsir yaitu
Bayan (diskriptif) dan Muqarin (Komparatif). Metode Tafsir Bayan,
yaoyi metode tafsir yang dalam menafsirkan ayat-ayat alqur’an hanya
dengan memberikan keterangan secara deskriptif tanpa dengan
membandingkan Riwayat/pendapat yang satu dengan yang lain.
Sedangkan metode tafsir Muqarin/ Komparatif adalah metode tafsir yang
dalam menafsirkan ayat-ayat alqur’an dengan cara membandingkan
Riwayat-riwayat/ pendapat yang satu dengan yang lain, baik dalam Tafsir
bil ma’tsur maupun dalam Tafsir bil Ra’yi, baik daro ulama aslaf maupun
dari ulama khalaf, untuk dicari persamaan ds perbedaanya, serta factor-
faktor yang mempengaruhinya.
b. Ditinjau dari segi keluasan penjelasannya
Apabila kita lihat dari segi ini, maka Shafwah at-Tafasir dalam hal
ini dapat kita katakana memakai metode tafsir Ijmali. Metode Tafsir
Ijmali, yaitu dalam menafsirkan ayat-ayat al qur’an hanya secara global
saja, tidak secara mendalam dan Panjang lebar, sehingga mudah dipahami
oleh orang awam. Adapun contoh yang dapat kita jadikan acuan adalah

8
sebagaimana yang terdapat pada metode diskriptif diatas. Sedangkan
contoh lain yaitu ketika ash-Shabuni menafsirkan lafadz “ al-Balad al-
amin” (at-tin;3) dengan al-Makkah ak-Mukarramah, yang akan
mengalami keamana orang yang masuk didalamnya baik dirinya
( jiwanya) maupun harta bendanya.
c. Ditinjau dari segi sasaran dan tertib ayat-ayat yang ditafsirkan
Ada dua metode sehubungan dengan hal ini, yaitu metode tafsir
tahlili dan metode maudhu’i. adapun sehubungan dengan kitab Shafwah
at-Tafasir, maka apabila kita tinjau dari segi sasaran dan tertib ayat-ayat
yang ditafsirkan, kitab ini menggunakan metode tafsir tahlili, yaitu
metode tafsir yang dalam menafsirkan ayat-ayat dan surat-surat dalam
mushaf dari awal surat al-Fatihah hingga akhir sureat an-Naas.

D. Pandangan Ulama terhadap Al-Shabuni


Menurut Mudir Amm Haiah as-Shafwah, KH.Ihya Ulumiddin, Pengasuh
Pesantren Nurul Haramain, Malang, bahwa Syeikh al-Shabuni merupakan
salah seorang ulama yang daya analisanya sangat kuat, beliau itu layaknya
pena yang mengalir (al-qalam al-sayyal), kecintaannya terhadap menulis luar
biasa, pernah dalam suatu ketika beliau dalam kondisi sakit namun gairah
menulis masih kuat, akhirnya salah satu putranya menyembunyikan penanya
karena khawatir sang ulama masih terus menulis sementara kondisi
kesehatannya masih belum membaik.
M.Quraish Shihab, pada bagian akhir kata pengantar kitab Tafsir Al-
Mishbah Volume 1 terlihat juga telah menyebut nama Syeikh Muhammad Ali
al-Shabuni sebagai salah seorang ulama yang berperan dalam upaya
membuktikan kebenaran Al-Quran, sebagaimana juga ulama-ulama lainnya,
seperti Mahmud Syaltut, Sayyid Quthub, Syeikh Muhammad Al-Madani,
Muhammad Hijazi, Ahmad Baidhawi, Muhammad Sayyid Thanthawi,
Mutawalli asy-Sya`rani dan lain-lain.

9
E. Kitab Tafsir Shafwah Al-Tafasir
1. Latar belakang penulisan Kitab tafsir Shafwah Al-Tafasir
2. Spesifikasi kitab tafsir Shafwah Al-Tafasir
3. Sistematika penulisan kitab tafsir Shafwah Al-Tafasir
4. Contoh penafsiran kitab tafsir Shafwah Al-Tafasir
5. Komentar ulama tentang kitab tafsir Shafwah Al-Tafasir

10
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adib, Shohibul dkk, 2001. Profil Para Mufassir Al-Qur’an dan Para
Pengkajinya, Tangerang Selatan: Pustaka Dunia.
Ali, Muhammad ‘Iyazi, al-Mufassirun Hayatuhum wa manhajuhum, Wizarat at-
Tsaqafah wa al-Irsyad al-Islami.
Jauhari, Thanthawi, Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an (Kairo: Mathba’ah al-Bab al-
Halabi.

11

Anda mungkin juga menyukai