Anda di halaman 1dari 7

Sekilas tentang Sejarah FKMTHI1

Burhanudin, S.Th.I, MA

(Mantan Ketua BEMJ TH IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Periode 1999-2000)

Pengantar

Ingatan peristiwa Munas FKMTHI duabelas tahun lalu kembali terlintas ketika sebuah SMS
masuk dalam inbox hp saya: Salam kenal Mas Burhan, saya pengurus BEMJ Tafsir Hadis tahun
2012. Saya mohon informasi mengenai FKMTHI. Kami akan melaksanakan semiloka dan
Munas FKMTHI bulan September nanti. Ketika saya tanya apa yang bisa saya bantu?,
muncul balasan Kami perlu info ttg sejarah awal mula FKMTHI dan hasil keputusan Munas
FKMTHI.

Saya sempat heran mengapa setelah sekian lama FKMTHI beraktivitas, dengan serangkaian
semiloka dan munas tidak ada berkas apapun yang dimiliki oleh pengurus BEMJ TH UIN
Yogyakarta di tahun 2012 ini. Demikian juga ketika berkas-berkas hasil munas dilacak kepada
pengurus BEMJ TH di kota-kota lain, mereka memberikan jawaban seragam: kami tidak tahu
Nah, lho? Ada semacam keterputusan informasi sejak munas terakhir FKMTHI yang
diselenggarakan tahun 2005 di Yogyakarta.

Salah satu sebab keterputusan informasi ini, untuk konteks pengurus BEMJ TH di UIN
Yogyakarta, saya tengarai terkait dengan peristiwa gempa Yogya tahun 2006 yang pada saat
bersamaan sedang dilakukan pembangunan gedung baru di UIN Yogya. Kemungkinan besar,
berkas-berkas kesekretariatan yang ada di ruang BEMJ TH di gedung lama Fakultas Ushuluddin
belum sempat diamankan, ataupun kalau sempat diamankan, tidak ada kejelasan siapa yang
mengamankan dan selanjutnya disimpan dimana dan oleh siapa. Sementara setelah
pembangunan gedung-gedung baru UIN rampung di tahun 2007, kantor kegiatan kemahasiswaan
termasuk BEMJ TH dipusatkan di gedung baru Student Center.

Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa secara organisatoris lembaga internal
kampus masih sangat lemah dalam menangani dokumen-dokumen penting. Penanganan
dokumen perlu menempuh cara-cara yang lebih kreatif dan efisien. Misalnya, menyimpan semua
file dan dokumentasi kegiatan dalam bentuk digital dan diupload di internet. Sehingga informasi
tetap dapat diakses meskipun data fisiknya telah hilang atau musnah. Manfaat data digital di
dunia maya saya buktikan sendiri. Alhamdulilah, fosil hasil Munas I FKMTHI tahun 2000
berhasil saya gali dari miling list FKMTHI yang dulunya dimoderatori oleh teman BEMJ TH

1
Tulisan ini masih berupa draft, mohon hanya digunakan dalam kalangan terbatas untuk kepentingan terbatas
(sekedar informasi awal tentang pembentukan FKMTHI bagi adik-adik Mahasiswa TH yang sedang
menyelenggaran Munas FKMTHI di Yogyakarta)
Bandung. Meskipun anggota miling list ini sudah tidak pernah aktif lagi sejak tahun 2002,
ternyata data-datanya masih bisa dilacak pada tahun 2012 ini. Thanks to internet!

Kembali kepada sejarah FKMTHI yang menjadi fokus tulisan refleksi ini, saya hanya akan
membatasi tulisan ini pada peristiwa Semiloka dan Munas I FKMTHI yang diselenggarakan di
Yogyakarta tahun 2000 dan peristiwa lain yang mendahuluinya maupun sesudahnya.

Penyemaian Benih Gagasan FKMTHI

Saya menjabat sebagai ketua BEMJ TH untuk periode 1999-2000, menggantikan Ahmad
Anshori ketua BEMJ TH periode sebelumnya (1997-1998). Sebelum dipilih sebagai Ketua
BEMJ TH saya terlibat aktif dalam forum diskusi Forstudia, sebuah wadah kumpul bagi anak-
anak TH angkatan 1998 untuk menuangkan ide dan kreatifitas di bidang kajian ke-TH-an. Kami
beruntung, pada masa itu solidaritas, kekompakan, kreatifitas, dan ide-ide segar mengalir deras
dalam forum studi kami. Beberapa dedengkot Forstudia yang bisa saya sebut di sini antara lain:
Hasrul Hanif, Fachrurrozi, Dzulmani, Fakhr Rozi, Badrus Syamsul Fata, Saifuddin Zuhri, M.
Sidqi, Zunli Nadia, Dzikriyah, Aliyah Rohmah, Hanifah, Fazat Azizah, M. Fudail, Muhammad
Azhar, Suryo Putro, M. Nasih, Zuhri M. Thoha dan M. Alaika Salamullah. Melalui Forstudia
inilah angkatan kami berinteraksi aktif dengan angkatan TH sebelumnya yang nota bene adalah
para pengurus BEMJ TH. Sejumlah nama yang bisa saya sebut di sini antara lain, M. Anshori,
Khoirul Hudaya, Ade Alimah, Naharin, Ahmad Zaeni dan Dede Iswadi. Gairah akademik
menyala-nyala yang diindikasikan dengan maraknya pelbagai kegiatan akademik ke-TH-an, baik
berupa kajian rutin, sekolah metodologi studi quran dan hadis, penerjemahan, resensi dan bedah
buku tidak lepas dari dukungan para dosen muda yang konsen pada perkembangan studi Quran
dan Hadis. Beberapa nama yang perlu saya sebutkan disini antara lain, Sahiron Syamsuddin,
Ph.D (Alumni McGill University Kanada dan Bamberg University Jerman), M. Nur Ichwan
(Alumni Leiden University Belanda), Iskak Wijaya, Dr. Machasin, dan Dr. Mustaqim. Bersama
merekalah sayap kami berkembang dan membawa kami terbang melihat luasnya cakrawala
kajian ke-TH-an. Sebagai ilustrasi, betapa besar dukungan mereka pada aktivitas kami, sering
mereka bersedia menjadi pembicara dalam acara diskusi kami, baik dalam suasana formal
maupun informal, meskipun mereka tahu bahwa kami tidak memiliki dana untuk memberikan
honor. Tidak jarang, ketika kami berikan honor, mereka menolaknya. Kepuasan akademik dalam
berdiskusi dan menemukan gagasan-gagasan baru jauh lebih berharga dari sekedar rupiah yang
tidak seberapa. Proficiat untuk mereka!

Di rentang tahun 1998-1999, banyak program kerja BEMJ TH yang dipercayakan secara
langsung kepada kami untuk kami kelola, baik kegiatan yang bersifat insidental semacam
seminar dan bedah buku maupun kegiatan rutin seperti diskusi mingguan studi Quran dan hadis.
Bisa dibilang Forstudia saat itu berperan semacam event organizer bagi pelbagai kegiatan BEMJ
TH. Pada masa itu, fokus kegiatan lebih mengarah pada pemberdayaan internal komunitas
akademik TH. Isu atau tema tentang FKMTHI belum pernah disinggung ataupun didiskusikan.
Lalu darimana ide dan gagasan FKMTHI ini muncul?

Sepertinya, pengurus BEMJ TH 1997-1998 melihat potensi kesungguhan, kekompakan, dan


jaringan kerja yang ada pada angkatan kami. Sehingga, di awal kepengurusan BEMJ TH kami,
mereka meninggalkan dua warisan amanat yang belum bisa mereka tunaikan pada masa
kepengurusan mereka. Dua warisan tersebut adalah: 1) Himpunan naskah hasil Seminar Nasional
Studi Quran yang diadakan tahun 19972 (?) di Yogyakarta dan 2) Draft Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga FKMTHI. Seminar Nasional Studi Quran tahun 1997 menghadirkan
tokoh-tokoh nasional sekaliber M. Quraish Shihab, Abdul Samad Kamba, dan Roem Rowi.
Kurang lebih ada 10 naskah yang masih tersimpan dan diserahkan kepada kami. Mengingat
pentingnya informasi dan pengetahuan yang terkandung dalam naskah-naskah tersebut dan
banyaknya permintaan dari mahasiswa ataupun Dosen TH untuk menggandakannya, Pengurus
BEMJ TH sepakat untuk mengusahakan bagaimana naskah tersebut dapat diterbitkan menjadi
sebuah buku. Sebuah tantangan yang menarik!

Warisan yang kedua adalah amanat untuk menindaklanjuti gagasan mendirikan sebuah forum
yang bisa menghimpun ide, pemikiran, kreatifitas dan rekomendasi dari seluruh komunitas Tafsir
Hadis yang ada di Indonesia. Jadi, gagasan FKMTHI sendiri sudah muncul sejak bertemunya
para mahasiswa TH nusantara dalam kegiatan seminar Nasional studi al-Quran yang diadakan di
Yogyakarta tahun 1997. Hanya saja, pertemuan awal tersebut baru menghasilkan draft Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FKMTHI, belum ada pendeklarasian secara resmi bahwa
mahasiwa Tafsir Hadis se-Indonesia sepakat untuk mendirikan FKMTHI. Maka, kami sebagai
pengurus BEMJ TH yang baru (periode 1999-2000) mendapatkan amanat penting untuk
mempertemukan perwakilan seluruh mahasiswa Tafsir Hadis di Indonesia dalam rangka kegiatan
Musyawarah Nasional yang targetnya adalah dicapainya kesepakatan untuk membentuk Forum
Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis se-Indonesia atau disingkat FKMTHI.

Forum komunikasi bagi mahasiswa memiliki peran penting bagi masa depan jurusan Tafsir
Hadis yang sedang berada pada tahap pencarian jati diri. Secara resmi, jurusan tafsir Hadis
digeser dari Fakultas Syariah ke Fakultas Usuluddin pada tahun 1989. Mengingat usia jurusan
tafsir hadis di fakultas Ushuluddin masih tergolong muda (1989-2000=10 tahun), masih banyak
permasalahan mendasar yang perlu diselesaikan, terutama menyangkut problem akademis yang
meniscayakan paradigm baru dari TH yang berbasis syari menuju TH yang berbasis ushuli.
Belum lagi menyangkut orientasi output jurusan TH di masa depan. Pendek kata, masih banyak
pertanyaan yang salah satunya berbunyi TH, mau kemana?.

Problem-problem akademis semacam itu tidak bisa diselesaikan secara individual dalam arti
masing-masing IAIN atau STAIN membuat rumusan sendiri-sendiri tentang kurikulum,

2
Untuk validitas tanggal dan tahun pelaksanaan kegiatan Seminar Nasional Studi Quran ini perlu dicek dan recheck
lagi. Silahkan dicross cek di buku Hermeneutika Al-Quran Madzab Yogya terbitan Islamika dan BEMJ TH
Yogyakarta
metodologi, bobot materi dan kebijakan pengembangan jurusan. Perlu pembicaraan secara
terbuka dengan seluruh civitas akademika untuk menampung seluruh ide, gagasan, konsep, dan
pengalaman demi pengembangan jurusan TH di masa depan. Pada titik inilah, FKMTHI
memiliki momentum sekaligus peran penting.

Dua warisan amanat yang kami terima merupakan tugas yang sama-sama berat. Amanat pertama
terkait dengan proyek menerbitkan buku yang berisi hasil kajian studi Quran menuntut kami
untuk membuat daftar panjang pekerjaan: 1. Penyuntingan naskah, 2) pemberitahuan sekaligus
permohonan izin kepada setiap penulis naskah, 3) mencari sponsor penerbit yang bersedia
menerbitkan naskah tersebut. Akhirnya kami bentuk 3 tim utama: tim pertama bertanggung
jawab menulis ulang naskah dari hardcopy menjadi softcopy dan menyunting keredaksian
naskah; tim kedua fokus melacak alamat dan nomor kontak para penulis; sedangkan tim ketiga
menjajagi kerjasama dengan penerbit. Berawal proyek inilah kami menjalin kontak dengan
teman-teman BEMJ/HMJ TH di IAIN Jakarta, Bandung dan Surabaya. Karena sebagian penulis
naskah adalah para dosen yang berasal dari IAIN tersebut. Proyek penerbitan buku ini sendiri
akhirnya menuai sukses dengan terbitnya buku Hermeneutika Al-Quran Madzab Yogya yang
diberi kata pengantar oleh Prof. Dr. Amin Abdullah. Kami berhasil kerjasama dengan penerbit
Islamika Yogyakarta yang bersedia menerbitkan naskah tersebut dengan penambahan artikel-
artikel terbaru tentang studi al-Quran. Saya sendiri berkesempatan memasukkan salah satu artikel
saya tentang pemikiran studi al-Quran Kontemporer. Pada masa itu, penerbitan buku dengan
seluruh biaya ditanggung sponsor, bahkan mendapatkan hak royalty hasil penjualan buku,
merupakan prestasi besar bagi kami. Terimakasih untuk seluruh tim penyunting naskah dan
pelobi ulung sehingga buku tersebut terbit dan mendapat tanggapan luas dari civitas akademika.

Persiapan Munas FKMTHI

Sambil menyelam minum air, demikian kata pepatah. Dengan semakin intensifnya komunikasi
antara personal BEMJ TH Yogyakarta dengan BEMJ TH Bandung dan Jakarta, pembicaraan
mengarah pada usulan untuk mengadakan seminar nasional Studi Quran sekaligus rencana
penyelenggaraan Musyawarah Nasional mahasiswa Tafsir hadis se-Indonesia. Medio Maret-
April 2000, kami mengundang tim BEMJ TH IAIN Jakarta dan Bandung untuk mematangkan
rencana penyelenggaraan Seminar Nasional dan Munas FKMTHI. Beberapa kesepakatan awal
yang kami capai saat itu antara lain:

1. Ketua BEMJ TH Yogya (Burhanudin), Ketua BEMJ TH Jakarta (Izza Rohman) dan
Ketua BEMJ TH Bandung (Sri Murniati) ditunjuk sebagai tim perumus. Tugas utamanya
adalah menyiapkan draft acara dan agenda Munas FKMTHI (termasuk di dalamnya
AD/ART, GBHK, Susunan Kepengurusan, Tata tertib, dan rancangan Surat Keputusan).

2. Seminar Nasional dan Munas FKMTHI direncanakan diselenggarakan di bulan


September 2000, diselenggarakan di Yogyakarta.
3. BEMJ TH IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bertindak sebagai panitia pelaksana.

4. BEMJ IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung
bertanggungjawab untuk memastikan para pembicara dan penggalangan dana.

Berdasarkan kesepakatan awal tripartite ini, BEMJ TH membentuk kepanitiaan pelaksana


Munas FKMTHI. Terpilih sebagai ketua panitia Suryo Putro (TH 1998) dan Sekretaris panitia
M. Nur Syahid (TH 1998). Demi menjaga kesinambungan semangat dan gagasan tentang
FKMTHI, kami melibatkan adik angkatan (TH 1999) sebagai panitia pelaksana. Beberapa nama
yang bisa saya sebut disini antara lain Muchlis Kamil, M. Nur Hayid, Sundusiyah, Mafula, Siti
Rohmanatin Fitriani, dan Harnas Hajriyah.

Pelaksanaan Kegiatan Seminar Nasional dan Munas FKMTHI3

Secara umum, saya bisa simpulkan bahwa kegiatan Munas I FKMTHI dipersiapkan dengan
cukup matang. Kami merasakan banyak pihak yang mendukung kegiatan ini. Dari pihak kampus,
tentu saja Dekan Ushuluddin saat itu, Dr. Djamannuri dan Ketua Jurusan Tafsir Hadis, Fauzan
Naf, MA memberikan dukungan penuh. Sementara dari sisi kepanitiaan lokal, dua angkatan (TH
1998 dan 1999) cukup kompak, bahu membahu mensukseskan kegiatan ini. Angkatan TH 1999
menyumbangkan TeHa Nol Band untuk menghibur peserta di sela-sela kegiatan Munas. Pada
saat yang sama, panitia penggalangan dana dan penyebaran informasi/undangan yang
dikomandoi oleh pengurus BEMJ TH Jakarta dan Bandung cukup efektif menghadirkan para
peserta dari seluruh penjuru Indonesia.

Seluruh kerja keras panitia pelaksana, keseriusan peserta dan dukungan dari semua pihak
membuahkan hasil yang manis dan patut dikenang. Hasil utama kegiatan ini adalah
pendeklarasian Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis yang secara resmi didirikan pada
tanggal 25 September 2000 di Yogyakarta. Munas juga berhasil memilih kepengurusan FKMTHI
periode 2000-2002 yang terdiri atas seorang Sekretaris Jenderal dan 14 anggota Majlis
Pertimbangan Forum (MPF) sebagaimana daftar berikut ini:

Sekretaris Jenderal : Ahmad Karsidin Al Janky (IAIN Walisongo Semarang)


Anggota Majlis Pertimbangan Forum (MPF):
1. Muhammad Endy S (STAIN Surakarta)
2. Sudarno (STAIN Kediri)
3. Agus Setiawan (STAIN Ponorogo)
4. Ihsan Faisal (IAIN SGD Bandung)
5. Dzikri Nirwana (IAIN Antasari Banjarmasin)
3
Untuk gambaran selengkapnya tentang Munas FKMTHI I, silahkan merujuk pada naskah Hasil Munas FKMTHI I
di Yogyakarta.
6. Asman Azis (IAIN Alauddin Makasar)
7. Norman Ohira (IAIN Imam Bonjol Padang)
8. M Zarkasyi (IAIN Walisongo Semarang)
9. Syaiful Ihsan Harahap (IAIN Sumatra Utara Medan)
10. Ekawati (IAIN Raden Intan Lampung)
11. Nurman Apandi (IAIN Raden Fatah Palembang)
12. Merizon Basri (IAIN SUSQA Pekan Baru)
13. Izza Rohman (IAIN Syahid Jakarta)
14. M. Nur Hayid (IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Pasca Munas I FKMTHI

Pada tahun-tahun selanjutnya, bendera FKMTHI yang semula berkibar dengan megahnya
tampak layu. FKMTHI masih sempat jaya selama lima tahun pertama (2000-2005) dengan
indikasi berlangsungnya Munas FKMTHI pada tiap tahunnya. Namun setelah tahun 2005,
FKMTHI secara nasional bisa dikatakan mati suri. Tentu banyak faktor yang menyebabkannya.
Diperlukan kajian dan sumber informasi yang lebih luas untuk membahas hal tersebut.
Berdasarkan informasi dunia maya yang berhasil saya lacak, berikut daftar kegiatan Munas
FKMTHI yang pernah diadakan:

1. Munas I: Tanggal 22-25 September 2000, di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2. Munas II: 2003, STAIN Solo

3. Munas III: 11-14 September 2004, di IAIN Antasari Banjarmasin.

4. Munas IV: 15 Maret 2005, di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Munas V: 25 September 2012, di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk sementara, informasi ini yang bisa saya sajikan. Tulisan ini mungkin sebatas memberikan
ingatan awal tentang sejarah FKMTHI yang bersumber dari diri saya seorang. Untuk membuat
versi sejarah yang lebih lengkap dan valid perlu melibatkan pihak-pihak lain. Beberapa pihak
yang saya rekomendasikan untuk dimintai informasi dan pendapatnya tentang FKMTHI antara
lain:

1. Sri Murniati (mantan Ketua BEMJ TH SGD Bandung, tahun 2000)

2. Izza Rohman (mantan Ketua BEMJ TH Syahid Jakarta, tahun 2000)

3. Ahmad Anshori (mantan Ketua BEMJ TH Suka Yogyakarta, tahun 1998)

4. Sahiron Syamsuddin, Ph.D (Dosen TH UIN Suka Yogyakarta)


5. M. Nur Ichwan, Ph.D (Dosen Fak. Dakwah UIN Suka Yogyakarta)

Penutup

Saya pribadi mengucapkan salut dan selamat kepada adik-adik Mahasiswa TH di tahun 2012
yang kembali menghidupkan FKMTHI dari kematiannya. Momentum ini merupakan
pembuktian kebenaran firman Allah:

Adapun buih Itu akan hilang sebagai suatu yang tak ada nilainya;adapun yang memberikan
manfaat kepada manusia, ia akan tetap tinggal di bumi. Demikianlah Allah memberikan
perumpamaan-perumpamaan. (QS. Al-Ra`d: 17).

Jayapura, 25 September 2012

Anda mungkin juga menyukai