Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

STUDI KITAB TAFSIR II (KITAB KLASIK PILIHAN)

TAFSI<R TURJUMA<N AL-MUSTAFI<D

Disusun Oleh :

GIO VANI KLODIA DAMAYANTI : 1718134003

RAFITA SEPTI CAHYANI : 1718134020

Dosen Pengampu :

MASRUL ANAM, Lc. M. A

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN DAN SAINS AL-ISHLAH

(STIQSI)

SENDANGAGUNG PACIRAN LAMONGAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan bagi seluruh makhluk di dunia yang
senantiasa memberikan rahmatnya sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada Nabi Muhammad,
yang diutus sebagai cahaya kebenaran bagi seluruh umat manusia.

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas penulis


dalam mata kuliah Studi Kitab Tafsir I (Klasik Pilihan) dengan judul
“Turjuma>n Al-Mustafi>d”. Sebagaimana diketahui Kitab tafsir ini dikenal
sebagai tafsir tertua atau terawal di daerah melayu terutama di Indonesia. Kitab ini
merupakan salah satu karya besar ulama Aceh yakni ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li> yang telah diterbitkan di berbagai kota negara seperti Istanbul,
Singapura, Pulau Pinang dan Jakarta bahkan pernah di jumpai pada masyarakat melayu
daerah Afrika Selatan.1 Juga telah menjadi rujukan bagi kaum awam maupun
intelektual, diantaranya dari golongan intelektual yakni Peter G. Riddell seorang
peneliti asal Australia yang menulis tesis tentang tafsir tersebut. Sehingga dalam
makalah ini penulis ingin lebih mendalami setiap aspek mengenai tafsir tersebut,
terutama dari segi biografi penulis tafsir, metode yang digunakan serta coraknya,
serta contoh penafsiran dalam kitab tafsir tersebut yang mencerminkan metode
dan corak di dalamnya.

Penulis menyadari jika dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis ingin meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini
terdapat beberapa kesalahan baik berupa ejaan kata maupun yang tidak bahasa.
Maka hanya kepada Allah SWT penulis memohon agar usaha ini merupakan
usaha yang murni bagi-Nya dan semoga dapat berguna bagi kita semua.
A<mi>n Ya> Rabb al-‘A<lami>n.

Sendangagung, 25 Februari 2019

1
Akhmad Baha’ bin Mokhtar, Ikhtilaf Qira’at Kitab Turjuma>n Al-Mustafi>d Karya ‘Abd
al-Rau>f al-Fansuri : “ Satu Sorotan”. International Journal on Quranic Research, Vol.
(2), No.2, 2012. Hal. 112.

I | Turjuma>n Al-Mustafi>d
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Biografi ‘Abd Al-Ra’u>f Al-Sinki>li>................................................3
2.2 Metode dan Corak Penafsiran dalam Tafsir Turjuma>n Al-Mustafi>d4
2.3 Contoh Penafsiran Tafsir Turjuma>n Al-Mustafi>d............................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

II | Turjuma>n Al-Mustafi>d
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu tafsir memiliki perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan
munculnya berbagai mufasir dari berbagai intelektual muslim, sehingga
menghasilkan karya-karya yang sedikit banyak telah membantu pemahaman kita
mengenai Al-Qur’an. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim sudah sepatutnya
untuk mengenal dan meneladani beberapa tokoh ulama muslim khususnya para
mufasir dari Indonesia.

Salah satu tersebut adalah‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li>, mufasir dari


Aceh dengan karyanya yang berjudul Turjuma>n Al-Mustafi>d sebagai
tafsir yang pertama kali menggunakan bahasa melayu klasik dan berasal dari
daerah melayu. Dalam hal ini penulis tertarik untuk mengakaji tafsir tersebut
dengan alasan ingin lebih jauh memahami dan mempelajarinya sebagai tafsir
terawal dan yang telah menjadi rujukan dan kajian oleh para sarjana, baik dari
barat maupun timur.

Dengan demikian makalah ini akan membahas mengenai biografi dari


‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li, metode dan corak penafsirannya, serta
contoh penafsiran yang terdapat di surat al-Fa>tih}ah ayat 1-3.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana biografi dari ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li>>?

2. Bagaimana metode dan corak penafsiran dalam kitab tafsir Turjuma>n


al-Mustafi>d ?

3. Bagaimana contoh penafsiran surat al-Fa>tih}ah ayat 1-3 dalam kitab


tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d ?

1 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dari ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li>>?

2. Untuk memahami metode dan corak penafsiran dalam kitab tafsir


Turjuma>n al-Mustafi>d

3. Untuk mengetahui contoh penafsiran surat al-Fa>tih}ah ayat 1-3 dalam


kitab tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d

1.4 Manfaat
1. Memberikan pengetahuan mengenai biografi dari ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li

2. Memberikan pemahaman mengenai metode dan corak penafsiran dalam


kitab tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d

3. Menambah pengetahuan mengenai contoh penafsiran surat al-


Fa>tih}ah ayat 1-3 dalam kitab tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d

2 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi ‘Abd Al-Ra’u>f Al-Sinki>li>


‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li> memiliki nama lengkap A<mi>n
Al-Di>n ‘Abd al-Ra’u>f bin ‘Ali Al-Jawi> Al-Fansuri Al-Sinki>li>.
Lahir di Jati Aceh pada awal kurun abad ke 17, sedangkan untuk tanggal dan
tahunnya tidak diketahui secara pasti, namun berdasarkan kajian dan perkiraan
perhitungan yang dilakukan oleh Rinkes seorang sarjana dari Belanda
mengungkapkan bahwa ia lahir pada tahun 1615–1620 M.2 Keluarganya
merupakan kalangan melayu di daerah Fansur, Sinkil, wilayah Pantai Barat Laut
Aceh yang berpegang kuat terhadap ajaran-ajaran agama Islam.
Ketika berumur sekitar 20 tahun, ia pergi menuntut ilmu di Timur
Tengah, yakni Arab, Mekkah, Madinah, Mesir, Jeddah dan lain sebagainya selama
19 tahun (1642-1661 M),3 selama priode waktu tersebut digunakan dengan
sebaik-baiknya untuk mendalami ilmu agama hingga beliau menguasai berbagai
disiplin ilmu seperti ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, Hadi>th, akidah, fiqh dan lain-
lain bahkan selain menguasai Ilmu-Ilmu tersebut beliau juga menguasai ilmu
Qira’a>t yang jarang dikuasai oleh ulama pada zamannya. Selain mempelajari
ilmu-ilmu agama, ia juga mempelajari bidang ilmu tasawuf dan tarekat.
Sekitar tahun 1661-1693 M ia kembali dari Arab dan menetap di Aceh.
Empat tahun kemudian, ‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li> diangkat menjadi
mufti kerajaan Aceh dengan gelar “Qa>di Ma>lik al-‘Adl” pada tahun 1665
M, yakni semasa pemerintahan tiga ratu kerajaan Aceh Darussalam, yaitu
Sultanah Sri Ratu Nurul Alam Naqiyyatuddin (1675-1678 M), Sultanah
Zakiyyatuddin Inayat Syah (1678-1688 M), dan Sri Ratu Kamalatuddin Syah
(1688-1699 M).4

2
Evan Nurtawab, Discourse on Translation in Hermeneutics : Its Application to The Analysis of
Abdurra’uf ‘s Turjuma>n Al-Mustafi>d, (Jakarta : A Thesis of
InterdisciplinaryIslamic Studies (IIS) Program The Graduate School Syarif
Hidayatullah State Islamic Unirvesity, 2007), hal. 13-14.
3
Ibid, hal. 14.
4
Akhmad Baha’ bin Mokhtar, hal. 114.

3 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
Pada tahun 1693 M ia meninggal dan dimakamkan di dekat muara sungai
Aceh (Kuala Krueng Aceh), Banda Aceh dan mendapat gelar julukan “Tengku di
Kuala” atau “Syekh Kuala”.5 Menurut Shalahuddin Hamid dalam bukunya “100
Tokoh Islam yang paling berpengaruh di Indonesia”, ‘Abd al-Ra’u>f al-
Sinki>li meniggalkan 21 karya yang berbentuk buku, yakni 1 kitab
tafsir, 2 kitab hadi>th, 3 kitab fiqh dan sisanya kitab-kitab tasawuf. 6 Diantara
karya-karya tersebut adalah7:
1. Kitab fiqh : Mir’ah al-Tullab fi Tas}hi>l Ma’rifah al-Ah}ka>m
ash-Shar’iyyah li al-Ma>lik al-Wahhab (kajian tentang
mu’amalah dan pembolehan perempuan menjadi seorang qa>dhi> dan
pemimpin), Bida>yah al-Ba>lighah (mengenai pembuktian dalam
peradilan, kesaksian, dan sumpah), dan lain sebagainya.
2. Kitab tasawuf : Kifa>yahal- Muh}ta>ji>n ila> Mashrab al-
Muwah}h}idi>n al Qa>’ili>n bi Wah}dah al-Wuju>d
(mengenai ilmu tasawuf), Tanbi>h al-Mashi> al-Mansu>.b
ila> T{ar>iq al-Qusha>ishi (mengenai perjalanan tasawuf
‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li dengan gurunya Ahmad Qushasi), dan
lain sebagainya.
3. Kitab tafsir : Turjuma>n al-Mustafi>d
4. Kitab hadi>th : al-Mawa>i’z al-Badi>’ah (terdapat 32 hadi>th
beserta sharh}-nya yang berhubungan dengan tauhid, akhlak, ibadah dan
tasawuf), dan Sharh} Lat}if> ‘ala> Arba’i>n h}adi>tha>n li
al-Ima>m al-Nawa>wi> (Penjelasan tentang matan al-Arba’i>n
al-Nawa>wi>).

2.2 Metode dan Corak Penafsiran dalam Tafsir Turjuma>n Al-


Mustafi>d
Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini tafsir Turjuma>n al-
Mustafi>d sebuah karya tafsir al-Quran lengkap yang pertama dalam bahasa
5
Ibid, hal. 112.
6
Fadli Abdul Aziz, dkk. Studi Tokoh ‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li>, Tugas Makalah Mata
kuliah ‘Ulu>m Al-Tafsi>r ( Metro : Sekolah Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai
Siwo Metro, 2014), hal. 7-8.
7
Evan Nurtawab, hal.

4 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
dan peradaban Melayu.8 Tafsir ini dinamakan Turjuma>n al-Mustafi>d
dengan maksud “penunjuk bagi peraih faedah ilmu”9 atau
“terjemahan pemberi faedah”. Latar belakang penulisan tafsir ini karena
munculnya kaum salik buta yang menafsirkan ayat Al-Qur’an sesuai dengan
keinginan dan selera mereka, dan Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li ingin
membantu masyarakat untuk lebih memahami ajaran agama islam. Selama ini,
jika seseorang ingin memahai Al-Qur’an, ia harus mempelajari bahasa Arab atau
merujuk kepada para ulama untuk memahami isi kandungannya karena
kemampuan berbahasa arab yang masih rendah. Namun dengan adanya tafsir ini,
ia telah dapat memperluas pemahaman masyarakat terhadap tafsir-tafsir Al-
Qur’an.
Sementara mengenai sumber penerjemahan tafsir tersebut memiliki
kontroversi diantara para pengkaji, dan menghasilkan tiga pendapat10 :
1) Snouck Hurgronje, Rinkes, dan Voorhoeve (sarjana Belanda),
mengungkapkan bahwa tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d bersumber
pada al-Tafsi>r al-Baid}awi> dan diterjemahkan kedalam bahasa
melayu.
2) Riddell dan Harun, berpendapat bahwa Turjuma>n al-Mustafi>d
bersumber pada tafsir Jala>lai>n, Hanya bagian-bagian tertentu saja
yang diambil dari kitab Tafsi>r al-Baid}awi>.
3) Wahab Md. dan Salleh Nashruddin Baidan yang berpendapat bahawa tafsir
Turjuma>n al-Mustafi>d adalah tafsir tersendiri dengan argumen
metode yang digunakan berbeda, al-Sinki>li tidak memasukkan
perbincangan tentang nahwu dan i'rab kecuali beberapa tempat saja
sedangkan kitab al-Baid}awi membahas persoalan tersebut. al-
Sinki>li membahas ayat dengan agak ringkas, sedangkan Tafsi>r al-
Baid}awi> kadang kala membahas dengan panjang lebar, dan

8
Ibid, Hal. 114
9
Zulkifli Mohd Yossof, dkk. Turjuma>n al-Mustafi>d : Satu Analisa Terhadap Karya
Terjemahan, Jurnal Pengkajian Melayu, ]ilid 16, 2005, hal. 2.
10
Suarni, Karakteristik Tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d, dalam Substantia, Vol. 17, No. 2,
(Banda Aceh : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016), hal. 160.

5 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
penjelasan dalam tafsir Jala>lai>n lebih ringkas daripada penjelasan
dalam Turjuma>n al-Mustafi>d.11

Selanjutnya, berikut adalah klasifikasi metode yang digunakan dalam


kitab tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d :

1. Ditinjau dari sumber penafsiran : jika ditinjau dari segi sumber


penafsirannya, maka kitab tafsir ini menggunakan metode tafsir bi al-
Ra‘y / bial-Dira>yah / bi> al-Ma’qu>l / bi> al-ijtiha>d.
Menurut Manna>’ Khali>l Al-Qat}t}a>n, al-Tafsi>r bi> al-
Ra’yi adalah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya atau
maksudnya dengan hanya berpegang teguh pada pemahaman mufasir
tersebut, pengambilan kesimpulan pun didasarkan pada logikanya
semata.12

2. Cara penjelasan : yakni metode tafsir yang ditinjau dari segi cara
penjelasan terhadap penafsiran ayat-ayat al-Qur’an. Dalam kitab tafsir
Turjuma>n al-Mustafi>d menggunakan metode muqaran atau
bisa disebut dengan metode komparasi, yakni metode meanafsirkan al-
Qur’an dengan cara membandingkan ayat satu dengan ayat lainnya,
ayat dengan hadist, antara pendapat mufasir yang satu dengan mufasir
lainnya serta menonjolkan segi-segi perbedaan. ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li menjabarkan dan membandingkan dalam segi ilmu
qira’a>t, yakni membandingkan tiga imam qira>’ah
yakni Riwayat Qalu>n dari Imam Na>fi’, Riwayat al-Duri dari Imam
Abu> `Amr, dan Riwayat Hafs dari Imam ’A<s}im.

3. Keluasan penjelasan : berdasarkan keluasan penjelasanmya kitab tafsir


Turjuma>n al-Mustafi>d menggunakan metode tafsir
ijtima>li, yaitu cara menafsirkan ayat-ayat Al-Quran secara garis
besar atau global, ringkas dan menyeluruh, dengan menggunakan
kalimat-kalimat yang mudah sehingga mudah untuk dipahami.13
11
Akhmad Baha’ bin Mokhtar, hal. 160.
12
Manna>’ Khali>l Al-Qat}t}a>n, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Muzakir AS (Bogor :
Pustaka Lintera Antar Nusa, 2012), hlm. 494.
13
https://mahadulilmi.wordpress.com/2013/09/19/tafsir-ijmali/(12.05)

6 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
4. Sasaran dan tertib ayat yang ditafsirkan : ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li> > menggunakan metode Tahlili, yakni menafsirkan Al-
Qur’an sesuai dengan urutan ayat dan surat yang terdapat dalam
mushaf, dimulai dari surat Al-Fa>tih}ah sampai surat An-Na>s.

Sedangkan dari segi corak penafsiran, menurut Nasruddin Baidan dalam


bukunya Perkembangan Tafsir di Indonesia menyebutkan bahwa ‘Abd al-
Rau>f al-Sinki>li> lebih banyak menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan
kecenderungan umum, penafsiran yang diberikan tidak mengacu pada satu corak
tertentu, seperti fiqih, filsafat, dan ‘adab bi al-‘ijtima>’i. Namun
tafsirnya mencakup berbagai corak sesuai dengan kandungan
ayat yang ditafsirkan. Hal ini disebabkan ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li >
adalah seorang yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang baik ilmu fiqh,
filsafat, mantiq, tauhid, sejarah, ilmu falak dan Politik. 14

Penulis sendiri berdasarkan kajian yang dilakukan berpendapat bahwa


tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d memiliki corak lughawi>, yakni
penafsiran yang dilakukan dengan kecenderungan atau pendekatan melalui analisa
kebahasaan. Tafsir model seperti ini biasanya banyak diwarnai dengan kupasan
kata per kata (tahli>l al-lafz}), mulai dari asal dan bentuk kosa kata
(mufrada>t), sampai pada kajian terkait gramatika (ilmu alat), seperti tinjauan
aspek nah}wu, s}arf , kemudian dilanjutkan dengan qira>’at. Namun ‘Abd
al-Rau>f al-Sinki>li > sendiri tidak terlalu membahas masalah nah}wu
dan s}arf dalam tafsirnya, tetapi lebih banyak menjabarkan
mengenai ilmu qira>’at-nya.

2.3 Contoh Penafsiran Tafsir Turjuma>n Al-Mustafi>d


Berikut adalah contoh penafsiran surat al-Fa>tih}ah ayat 1-4 dalam
tafsir Turjuma>n Al-Mustafi>d :

14
Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir di Indonesia, Vol. 17 , No. 2 (Solo: Tiga Serangkai,
2003), hal. 68.

7 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
‫ اين سرة الفاتحثة تجثثه ايثات يثثع دبثثثاكن‬. ‫ وهى سبع ايات‬. ‫ سرة فاتحة الكتاب مكية‬. ‫بسم ا الرحمن الرحيم‬
‫ تيثثف فيثثاكيت‬-‫اى كفد مكه يعنى يع تورن دمكه مك ترسبت ددالم بيضاوى بهوا فاتحة ايت فناور بكثثى تيثثف‬
‫دان ترسبت ددالم منافع القران برعسياف ممباجدى اداله بكيث درفد فهلثا يع تياد دافت مغكندائ دى كتثثاب‬
15
‫ وا أعلم‬, ‫ بك اورع دان فركاسيه‬-‫دان ممبرى منفعة اكن بربايك‬

Berdasarkan kutipan diatas menunjukkan bahwa, sebelum menafsirkan


ayat ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li> terlebih dahulu memperkenalkan
kronologis ayat, yakni nama suratnya, jumlah ayatnya, tempat turunnya,
kemudian menjelaskan bagaimana penjelasan Baid}awi> terhadap surat
tersebut. Ia juga selalu mengawali dengan bacaan basmalah.
‫ دغن نام ا يع أمة موره ددالم دنيا اين لكى يثثع أمثثة مغسثثهانى همبثثاثا يثثع مثثؤمن‬. ‫بسم ا الرحمن الرحيم‬
‫ددالم نكرى أخرة ايت جواكو مغمبل بركة فد ممباج فاتحة اين ) الحمد ل رب العالمين( سكل فوج ثابت بكى‬
‫ا توهن يع ممفيأى سكل محلق ) الرحمن الرحيم( ل كى توهن يع أمة مثثوره ددالثثم دنيثثا ايثثن لكثثى يثع أمثة‬
16
‫مغسهانى همباثا يع مؤمن ددالم نكرى أخرة ) مالك يوم الدين( راج يع ممر نتهكن فد هرى قيمه‬

Pada tahap selanjutnya, ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li> menafsirkan


ayat dengan penjelasan yang sangat ringkas sesuai dengan
metode berdasarkan keluasan penjelasan yang ia gunakan, yakni
metode ijma>li.

‫)فاءدة( فد ميتاكن اختلف انتار اسكل قارى يع تيكا فثثدمملك مثثك أبثثو عمثثر دان نثثافع اتفثثاق كثثدواثا اتثثس‬
‫ممباج ملك د غن تياد ألف دان حفص دغن الف مك اداله معناثا تتكال دبثثاج دعثثن الثثف تثثوهن يثثع ممفيثثائ‬
‫سكل فكرجأن هارى قيمة )برمول( جكلو ترسبت فد يع لكى اكنثثداتع بجثثأن دورى دمكينلثثه مثثك يثثاءت بثثاج‬
17
‫و ا اعلم‬................. ‫مريد نافع دان ابو عمر كارن سكال امام قارى يع مشهور ايت توجه جوا مك‬

Kata ‫ ملثثك‬dalam ayat tersebut menurut Imam Abu> ‘Amr dan Imam
Na>fi’ keduanya sependapat membaca kata ‫ ملثثك‬itu dengan tidak beralif atau
tidak ada mad (bacaan panjang) pada huruf ‫( م‬mim). Sementara Imam H{afsh
membaca dengan beralif atau ada mad pada huruf ‫( م‬mim). Berdasarkan perbedaan
tersebut, makna keduanya berbeda. Ketika kata ‫ ملك‬itu dibaca dengan beralif atau
mad, maknanya adalah “Tuhan yang mempunyai segala pekerjaan pada hari
kiamat”. Akan tetapi, ketika dibaca dengan tanpa alif atau mad, maknanya adalah

15
Muhammad Idris ‘Abdurrauf Al-Marbawi Al-Zahari, Tarjuman Al-Mustafid, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1990 M/ 1410 H), hal. 1.
16
Ibid, hal. 1.
17
Ibid, hal. 1.

8 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
pemilik. Adapun makna yang dijelaskan oleh ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li>
terhadap ayat ini adalah “Raja yang memerintahkan di hari kiamat”.18

Cuplikan diatas juga membuktikan bahwa ‘Abd al-Rau>f al-


Sinki>li> menggunakan metode muqaran (perbandingan) dari segi cara
penjelasan, yakni dengan membandingkan kaidah qira>’a>h tiga orang imam
qira>’a>h. Serta menonjolkan corak atau kecenderungan
penafsiran yang ia lakukan, yakni lughawi> (bahasa).

18
Suarni, Karakteristik Tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d, hal. 161-164.

9 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li> memiliki nama lengkap A<mi>n
Al-Di>n ‘Abd al-Ra’u>f bin ‘Ali Al-Jawi> Al-Fansuri Al-Sinki>li>.
Lahir di Jati Aceh pada pada tahun 1615–1620 M. Ketika berumur sekitar 20
tahun, ia pergi menuntut ilmu di dataran Timur Tengah, dan mendalami
menguasai ilmu agama seperti ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, Hadi>th, akidah, fiqh,
ilmu Qira’a>t, dan lain sebagainya. Ia kemudian kembali dari Arab dan
mendapat gelar dari kerajan Aceh masa itu “Qa>di Ma>lik al-‘Adl” pada
tahun 1665 M. Pada tahun 1693 M ia meninggal dan dimakamkan di dekat muara
sungai Aceh (Kuala Krueng Aceh) dan mendapat gelar julukan “Tengku di Kuala”
atau “Syekh Kuala”. ‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li meniggalkan 21 karya
yang berbentuk buku, yakni 1 kitab tafsir, 2 kitab hadi>th, 3 kitab fiqh
dan sisanya kitab-kitab tasawuf.
Tafsir tersebut dinamakan Turjuma>n al-Mustafi>d dengan
maksud “penunjuk bagi peraih faedah ilmu” atau “terjemahan pemberi
faedah”. Dengzn latar belakang kepenulisan karena munculnya kaum salik buta
yang menafsirkan ayat Al-Qur’an sesuai dengan keinginan dan selera mereka, dan
Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li ingin membantu masyarakat untuk lebih
memahami ajaran agama islam. Klasifikasi metode yang digunakan dalam kitab
tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d berdasarkan sumber yakni bi al-ra’y
(ijtiha>d mufasir), berdasarkan cara penjelasan yakni muqaran (perbandingan),
berdasarkan keluasan penjelasan yakni ijmali> (ringkas atau global),
berdasarkan tertib ayat yakni tahlili> (urut mush>af). Sedangkan
coraknya adalah lughawi> (bahasa).
‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li> dalam penafsiran terlebih
dahulu memperkenalkan kronologis ayat, yakni nama suratnya,
jumlah ayatnya, tempat turunnya, kemudian menjelaskan bagaimana penjelasan
Baid}awi> terhadap surat tersebut. Ia juga selalu mengawali dengan bacaan

10 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
basmalah. Dalam surat al-Fatihah ayat 3 ia menyebutkan tata cara membaca ‫ملك‬
oleh tiga imam qira’ah.

11 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qat}t}a>n, Manna>’ Khali>l, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Muzakir AS,


Bogor Pustaka Lintera Antar Nusa, 2012.
Aziz, Fadli Abdul, dkk., Studi Tokoh ‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li>, Tugas
Makalah Mata kuliah ‘Ulu>m Al-Tafsi>r, Metro, Sekolah
Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro, 2014.
Baidan, Nashruddin, Perkembangan Tafsir di Indonesia, Vol. 17 , No. 2. Solo,
Tiga Serangkai, 2003.
Mokhtar, Akhmad Baha’ bin, Ikhtilaf Qira’at Kitab Turjuma>n Al-
Mustafi>d Karya ‘Abd al-Rau>f al-Fansuri : “ Satu
Sorotan”. International Journal on Quranic Research, Vol.(2), No.2,
2012.
Nurtawab, Evan, Discourse on Translation in Hermeneutics : Its Application to
The Analysis of Abdurra’uf ‘s Turjuma>n Al-Mustafi>d, Jakarta,
A Thesis of InterdisciplinaryIslamic Studies (IIS) Program
The Graduate School Syarif Hidayatullah State Islamic
Unirvesity, 2007.
Suarni, Karakteristik Tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d, dalam Substantia, Vol.
17, No. 2, Banda Aceh, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, 2016
Yossof, Zulkifli Mohd, dkk., Turjuma>n al-Mustafi>d : Satu Analisa
Terhadap Karya Terjemahan, Jurnal Pengkajian Melayu, ]ilid 16, 2005.
Al-Zahari, Muhammad Idris ‘Abdurrauf Al-Marbawi, Tarjuman Al-Mustafid,
Beirut, Dar al-Fikr, 1990 M/ 1410 H.

https://mahadulilmi.wordpress.com/2013/09/19/tafsir-ijmali/ diakses pada tanggal


27 Februari 2019 pukul 19.05 WIB.

12 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
Zahid
1. dua pendapat ttg sumber
2. alasan pengkajian oleh org2 barat
3. kriteria tafsir lughawi

Izzudin
1

13 | Turjuma>n Al-Mustafi>d

Anda mungkin juga menyukai