Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
(STIQSI)
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan bagi seluruh makhluk di dunia yang
senantiasa memberikan rahmatnya sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada Nabi Muhammad,
yang diutus sebagai cahaya kebenaran bagi seluruh umat manusia.
Penulis menyadari jika dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis ingin meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini
terdapat beberapa kesalahan baik berupa ejaan kata maupun yang tidak bahasa.
Maka hanya kepada Allah SWT penulis memohon agar usaha ini merupakan
usaha yang murni bagi-Nya dan semoga dapat berguna bagi kita semua.
A<mi>n Ya> Rabb al-‘A<lami>n.
1
Akhmad Baha’ bin Mokhtar, Ikhtilaf Qira’at Kitab Turjuma>n Al-Mustafi>d Karya ‘Abd
al-Rau>f al-Fansuri : “ Satu Sorotan”. International Journal on Quranic Research, Vol.
(2), No.2, 2012. Hal. 112.
I | Turjuma>n Al-Mustafi>d
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Biografi ‘Abd Al-Ra’u>f Al-Sinki>li>................................................3
2.2 Metode dan Corak Penafsiran dalam Tafsir Turjuma>n Al-Mustafi>d4
2.3 Contoh Penafsiran Tafsir Turjuma>n Al-Mustafi>d............................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
II | Turjuma>n Al-Mustafi>d
BAB I
PENDAHULUAN
1 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dari ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li>>?
1.4 Manfaat
1. Memberikan pengetahuan mengenai biografi dari ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li
2 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
BAB II
PEMBAHASAN
2
Evan Nurtawab, Discourse on Translation in Hermeneutics : Its Application to The Analysis of
Abdurra’uf ‘s Turjuma>n Al-Mustafi>d, (Jakarta : A Thesis of
InterdisciplinaryIslamic Studies (IIS) Program The Graduate School Syarif
Hidayatullah State Islamic Unirvesity, 2007), hal. 13-14.
3
Ibid, hal. 14.
4
Akhmad Baha’ bin Mokhtar, hal. 114.
3 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
Pada tahun 1693 M ia meninggal dan dimakamkan di dekat muara sungai
Aceh (Kuala Krueng Aceh), Banda Aceh dan mendapat gelar julukan “Tengku di
Kuala” atau “Syekh Kuala”.5 Menurut Shalahuddin Hamid dalam bukunya “100
Tokoh Islam yang paling berpengaruh di Indonesia”, ‘Abd al-Ra’u>f al-
Sinki>li meniggalkan 21 karya yang berbentuk buku, yakni 1 kitab
tafsir, 2 kitab hadi>th, 3 kitab fiqh dan sisanya kitab-kitab tasawuf. 6 Diantara
karya-karya tersebut adalah7:
1. Kitab fiqh : Mir’ah al-Tullab fi Tas}hi>l Ma’rifah al-Ah}ka>m
ash-Shar’iyyah li al-Ma>lik al-Wahhab (kajian tentang
mu’amalah dan pembolehan perempuan menjadi seorang qa>dhi> dan
pemimpin), Bida>yah al-Ba>lighah (mengenai pembuktian dalam
peradilan, kesaksian, dan sumpah), dan lain sebagainya.
2. Kitab tasawuf : Kifa>yahal- Muh}ta>ji>n ila> Mashrab al-
Muwah}h}idi>n al Qa>’ili>n bi Wah}dah al-Wuju>d
(mengenai ilmu tasawuf), Tanbi>h al-Mashi> al-Mansu>.b
ila> T{ar>iq al-Qusha>ishi (mengenai perjalanan tasawuf
‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li dengan gurunya Ahmad Qushasi), dan
lain sebagainya.
3. Kitab tafsir : Turjuma>n al-Mustafi>d
4. Kitab hadi>th : al-Mawa>i’z al-Badi>’ah (terdapat 32 hadi>th
beserta sharh}-nya yang berhubungan dengan tauhid, akhlak, ibadah dan
tasawuf), dan Sharh} Lat}if> ‘ala> Arba’i>n h}adi>tha>n li
al-Ima>m al-Nawa>wi> (Penjelasan tentang matan al-Arba’i>n
al-Nawa>wi>).
4 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
dan peradaban Melayu.8 Tafsir ini dinamakan Turjuma>n al-Mustafi>d
dengan maksud “penunjuk bagi peraih faedah ilmu”9 atau
“terjemahan pemberi faedah”. Latar belakang penulisan tafsir ini karena
munculnya kaum salik buta yang menafsirkan ayat Al-Qur’an sesuai dengan
keinginan dan selera mereka, dan Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li ingin
membantu masyarakat untuk lebih memahami ajaran agama islam. Selama ini,
jika seseorang ingin memahai Al-Qur’an, ia harus mempelajari bahasa Arab atau
merujuk kepada para ulama untuk memahami isi kandungannya karena
kemampuan berbahasa arab yang masih rendah. Namun dengan adanya tafsir ini,
ia telah dapat memperluas pemahaman masyarakat terhadap tafsir-tafsir Al-
Qur’an.
Sementara mengenai sumber penerjemahan tafsir tersebut memiliki
kontroversi diantara para pengkaji, dan menghasilkan tiga pendapat10 :
1) Snouck Hurgronje, Rinkes, dan Voorhoeve (sarjana Belanda),
mengungkapkan bahwa tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d bersumber
pada al-Tafsi>r al-Baid}awi> dan diterjemahkan kedalam bahasa
melayu.
2) Riddell dan Harun, berpendapat bahwa Turjuma>n al-Mustafi>d
bersumber pada tafsir Jala>lai>n, Hanya bagian-bagian tertentu saja
yang diambil dari kitab Tafsi>r al-Baid}awi>.
3) Wahab Md. dan Salleh Nashruddin Baidan yang berpendapat bahawa tafsir
Turjuma>n al-Mustafi>d adalah tafsir tersendiri dengan argumen
metode yang digunakan berbeda, al-Sinki>li tidak memasukkan
perbincangan tentang nahwu dan i'rab kecuali beberapa tempat saja
sedangkan kitab al-Baid}awi membahas persoalan tersebut. al-
Sinki>li membahas ayat dengan agak ringkas, sedangkan Tafsi>r al-
Baid}awi> kadang kala membahas dengan panjang lebar, dan
8
Ibid, Hal. 114
9
Zulkifli Mohd Yossof, dkk. Turjuma>n al-Mustafi>d : Satu Analisa Terhadap Karya
Terjemahan, Jurnal Pengkajian Melayu, ]ilid 16, 2005, hal. 2.
10
Suarni, Karakteristik Tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d, dalam Substantia, Vol. 17, No. 2,
(Banda Aceh : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016), hal. 160.
5 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
penjelasan dalam tafsir Jala>lai>n lebih ringkas daripada penjelasan
dalam Turjuma>n al-Mustafi>d.11
2. Cara penjelasan : yakni metode tafsir yang ditinjau dari segi cara
penjelasan terhadap penafsiran ayat-ayat al-Qur’an. Dalam kitab tafsir
Turjuma>n al-Mustafi>d menggunakan metode muqaran atau
bisa disebut dengan metode komparasi, yakni metode meanafsirkan al-
Qur’an dengan cara membandingkan ayat satu dengan ayat lainnya,
ayat dengan hadist, antara pendapat mufasir yang satu dengan mufasir
lainnya serta menonjolkan segi-segi perbedaan. ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li menjabarkan dan membandingkan dalam segi ilmu
qira’a>t, yakni membandingkan tiga imam qira>’ah
yakni Riwayat Qalu>n dari Imam Na>fi’, Riwayat al-Duri dari Imam
Abu> `Amr, dan Riwayat Hafs dari Imam ’A<s}im.
6 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
4. Sasaran dan tertib ayat yang ditafsirkan : ‘Abd al-Rau>f al-
Sinki>li> > menggunakan metode Tahlili, yakni menafsirkan Al-
Qur’an sesuai dengan urutan ayat dan surat yang terdapat dalam
mushaf, dimulai dari surat Al-Fa>tih}ah sampai surat An-Na>s.
14
Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir di Indonesia, Vol. 17 , No. 2 (Solo: Tiga Serangkai,
2003), hal. 68.
7 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
اين سرة الفاتحثة تجثثه ايثات يثثع دبثثثاكن. وهى سبع ايات. سرة فاتحة الكتاب مكية. بسم ا الرحمن الرحيم
تيثثف فيثثاكيت-اى كفد مكه يعنى يع تورن دمكه مك ترسبت ددالم بيضاوى بهوا فاتحة ايت فناور بكثثى تيثثف
دان ترسبت ددالم منافع القران برعسياف ممباجدى اداله بكيث درفد فهلثا يع تياد دافت مغكندائ دى كتثثاب
15
وا أعلم, بك اورع دان فركاسيه-دان ممبرى منفعة اكن بربايك
)فاءدة( فد ميتاكن اختلف انتار اسكل قارى يع تيكا فثثدمملك مثثك أبثثو عمثثر دان نثثافع اتفثثاق كثثدواثا اتثثس
ممباج ملك د غن تياد ألف دان حفص دغن الف مك اداله معناثا تتكال دبثثاج دعثثن الثثف تثثوهن يثثع ممفيثثائ
سكل فكرجأن هارى قيمة )برمول( جكلو ترسبت فد يع لكى اكنثثداتع بجثثأن دورى دمكينلثثه مثثك يثثاءت بثثاج
17
و ا اعلم................. مريد نافع دان ابو عمر كارن سكال امام قارى يع مشهور ايت توجه جوا مك
Kata ملثثكdalam ayat tersebut menurut Imam Abu> ‘Amr dan Imam
Na>fi’ keduanya sependapat membaca kata ملثثكitu dengan tidak beralif atau
tidak ada mad (bacaan panjang) pada huruf ( مmim). Sementara Imam H{afsh
membaca dengan beralif atau ada mad pada huruf ( مmim). Berdasarkan perbedaan
tersebut, makna keduanya berbeda. Ketika kata ملكitu dibaca dengan beralif atau
mad, maknanya adalah “Tuhan yang mempunyai segala pekerjaan pada hari
kiamat”. Akan tetapi, ketika dibaca dengan tanpa alif atau mad, maknanya adalah
15
Muhammad Idris ‘Abdurrauf Al-Marbawi Al-Zahari, Tarjuman Al-Mustafid, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1990 M/ 1410 H), hal. 1.
16
Ibid, hal. 1.
17
Ibid, hal. 1.
8 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
pemilik. Adapun makna yang dijelaskan oleh ‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li>
terhadap ayat ini adalah “Raja yang memerintahkan di hari kiamat”.18
18
Suarni, Karakteristik Tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d, hal. 161-164.
9 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li> memiliki nama lengkap A<mi>n
Al-Di>n ‘Abd al-Ra’u>f bin ‘Ali Al-Jawi> Al-Fansuri Al-Sinki>li>.
Lahir di Jati Aceh pada pada tahun 1615–1620 M. Ketika berumur sekitar 20
tahun, ia pergi menuntut ilmu di dataran Timur Tengah, dan mendalami
menguasai ilmu agama seperti ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, Hadi>th, akidah, fiqh,
ilmu Qira’a>t, dan lain sebagainya. Ia kemudian kembali dari Arab dan
mendapat gelar dari kerajan Aceh masa itu “Qa>di Ma>lik al-‘Adl” pada
tahun 1665 M. Pada tahun 1693 M ia meninggal dan dimakamkan di dekat muara
sungai Aceh (Kuala Krueng Aceh) dan mendapat gelar julukan “Tengku di Kuala”
atau “Syekh Kuala”. ‘Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li meniggalkan 21 karya
yang berbentuk buku, yakni 1 kitab tafsir, 2 kitab hadi>th, 3 kitab fiqh
dan sisanya kitab-kitab tasawuf.
Tafsir tersebut dinamakan Turjuma>n al-Mustafi>d dengan
maksud “penunjuk bagi peraih faedah ilmu” atau “terjemahan pemberi
faedah”. Dengzn latar belakang kepenulisan karena munculnya kaum salik buta
yang menafsirkan ayat Al-Qur’an sesuai dengan keinginan dan selera mereka, dan
Abd al-Ra’u>f al-Sinki>li ingin membantu masyarakat untuk lebih
memahami ajaran agama islam. Klasifikasi metode yang digunakan dalam kitab
tafsir Turjuma>n al-Mustafi>d berdasarkan sumber yakni bi al-ra’y
(ijtiha>d mufasir), berdasarkan cara penjelasan yakni muqaran (perbandingan),
berdasarkan keluasan penjelasan yakni ijmali> (ringkas atau global),
berdasarkan tertib ayat yakni tahlili> (urut mush>af). Sedangkan
coraknya adalah lughawi> (bahasa).
‘Abd al-Rau>f al-Sinki>li> dalam penafsiran terlebih
dahulu memperkenalkan kronologis ayat, yakni nama suratnya,
jumlah ayatnya, tempat turunnya, kemudian menjelaskan bagaimana penjelasan
Baid}awi> terhadap surat tersebut. Ia juga selalu mengawali dengan bacaan
10 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
basmalah. Dalam surat al-Fatihah ayat 3 ia menyebutkan tata cara membaca ملك
oleh tiga imam qira’ah.
11 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
DAFTAR PUSTAKA
12 | Turjuma>n Al-Mustafi>d
Zahid
1. dua pendapat ttg sumber
2. alasan pengkajian oleh org2 barat
3. kriteria tafsir lughawi
Izzudin
1
13 | Turjuma>n Al-Mustafi>d