DI SUSUN OLEH:
Mila aina (210303007)
Listhia Izzaty (210303034)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Literatur Tafsir mengenai
Penjelasan Tentang Kitab Ma’allim Tanzil Karya Imam al- Baghawi. Shalawat dan
salam kami sampaikan kepada Rasulullah saw. Sebagai suri tauladan bagi umatnya.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran bersifat membangun untuk makalah ini agar
dapat menjadi penulisan yang berikutnya lebih baik lagi. Semoga apa yang ditulis ini
dapat bermanfaat bagi semua khususnya mahasiswa. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Literatur Tafsir yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
B. Tujuan Masalah...................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Lingkup Kata........................................................................................................6
B. Biografi imam jalaluddin as-suyuti.....................................................................7
1. Asli, Kelahiran Dan Julukan...............................................................................7
1. Masa Meninba Ilmu Dan Berkelana...................................................................8
2. Guru-Guru Dan Muridnya..................................................................................9
3. Kaya-Karya........................................................................................................10
C. Biografi imam jalaluddin Mahalli.........................................................................12
D. Metode dan corak penafsiran................................................................................17
E. Setting Sosial Dan Pengaruh Dalam Penafsirannya............................................19
F. Sistematika Penulisan............................................................................................21
G. Contoh-Contoh Penafsiran....................................................................................22
H. Kelebihan Dan Kekurangan..................................................................................25
BAB III...........................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
Daftar Pusaka.................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Malik Madaniy, Israilliyyat Dan Maudhu’at Dalam Tafsir Al-Qur'an (Studi Tafsir AlJalalain). Doctoral Thesis,
Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010
Untuk menunjukkan kepopulerannya dalam kitab tafsir ini, Martin Van
Brunessen dalam karyanya menyebutkan bahwa Tafsir al-Jalalain adalah kitab tafsir
yang sangat mudah ditemukan di mana-mana. Dalam tabelnya ia menempatkan Tafsir
al-Jalalain pada urutan pertama sebagai kitab tafsir terbanyak yang dikaji oleh
pesantren-pesantren di penjuru Nusantara.2
Seiring dengan berjalannya perkembangan di masyarakat, tafsir menjadi
disiplin Ilmu yang terpisah dengan hadits. Pada saat ini banyak karya kitab-kitab tafsir
yang mengkaji dan menjelaskan seluruh ayat Alquran yang ditulis sesuai dengan
urutan ayat dan surah yang terdapat dalam Al-Mushaf. Salah satu nya adalah Kitab
Tafsir al- Jalalain yang sering di pakai di pondok pesantren sebagai rujukan kajian
pembelajaran kitab tafsir. Di lingkungan masyarakat sudah tidak asing lagi dengan
istilah pondok pesantren, karena pondok pesantren merupakan sebuah lembaga yang
mengkaji ilmu-ilmu keaagamaan.3
Dari segi sejarah di Indonesia, Taufik Abdullah mengatakan bahwa pesantren
yang pada awalnya disebut sebagai instuisi Pendidikan Islam tradisional telah
memainkan peranan yang penting dalam pembangunan masyarakat, seperti dalam
meningkatkan usaha meningkatkan keimanan, mengembangkan ketakwaan,
membimbing akhlak mulia, dan turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan Informal.4
A. Rumusan Masalah
Dalam kesempatan ini, pemakalah akan menguraikan tentang kitab Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Adhiim karya dua ulama terkemuka yakni Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam
Jalaluddin as-Suyuti. Pembahasan terhadap tafsir ini, akan mencoba difokuskan pada:
1. Biografi penulis,
2. Latar belakang keilmuan dari mufassir,
3. Bentuk, metode dan corak penafsiran,
4. Serta kelebihan dan kekurangan dari tafsir tersebut.
2
Martin Van Brunessen, Kitab Kuning Pesantren Dan Tarekat, Tradisi-Tradisi Islam Di Indonesia, Bandung:
Mizan, 1999, Hal. 156-160
3
Mohammad Mustari, Peranan Pesantren Dalam Pembangunan Pendidikan Masyarakat Desa, Multipress 2010
Hal. 3
4
Mohammad Mustari, Peranan Pesantren Dalam Pembangunan Pendidikan Masyarakat... Hal. 3
B. Tujuan Masalah
Penulisan makalah ini, diharapkan mampu memberikan gambaran secara ringkas tentang
siapa mufassirnya dan apa bentuk, metode serta corak dari tafsir tersebut. Selain itu,
diharapkan pula dapat diketahui tentang kelebihan dan kekurangan dari tafsir jallalain
tersebut. Dengan harapan, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam kaitannya
tentang tafsir-tafsir yang ditulis oleh para ulama’, khususnya pengetahuan tentang tafsir
jallalain ini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkup Kata
Tafsir al-Jalalain (bahasa Arab: تفسير الجاللين Tafsīr al-Jalālayn, arti harfiah:
"tafsir dua Jalal") adalah sebuah kitab tafsir al-Qur'an terkenal, yang awalnya
disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli pada tahun 1459, dan kemudian dilanjutkan
oleh muridnya Jalaluddin as-Suyuthi pada tahun 1505. Kitab tafsir ini umumnya
dianggap sebagai kitab tafsir klasik Sunni yang banyak dijadikan rujukan, sebab
dianggap mudah dipahami dan terdiri dari hanya satu jilid saja.
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir_al-Jalalain - cite_ref-1 Abdul Aziz bin Ibrahim bin Qasim (1420 H). Ad-
Dalil ila Mutun al-'Ilmiyyah. Riyadh: Dar ash-Shumai'i. hlm. 99.
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir_al-Jalalain - cite_ref-Qaththan457_2-3 Al-Qaththan, Syaikh
Manna' (2006). Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an (Mabahits fi Ulum al-Qur'an) . Penerjemah: H. Aunur Rafiq
El-Mazni, Lc. MA. Editor: Abduh Zulfidar Akaha, Lc. & Muhammad Ihsan, Lc. (edisi ke-1). Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar. hlm. 457. ISBN 979-592-349-8.
B. Biografi imam jalaluddin as-suyuti
1. Asli, Kelahiran Dan Julukan
Beliau dilahirkan di sebuah daerah yang terletak di Mesir yakni Suyuth pada awal
bulan Rajab tahun 849 H, Sebutan alSuyuthi diambil dari nama daerah tempat
kelahirannya. Beliau hidup menjadi seorang piatu setelah ibunya wafat sesaat
setelah beliau lahir, dan setelah usianya baru beranjak 6 tahun Ayahnya pun pergi
menyusul Ibunya. Ia hidup di lingkungan yang penuh dengan keilmuan serta
ketakwaan. Kedua matanya terbuka pada keilmuan dan ketakwaan karena
Ayahnya tekun mengajarkan membaca Al- Qur’an dan ilmu pengetahuan.
ayahnya meninggal pada tahun 855 H.
Imam Suyuthi banyak melakukan rihlah (perjalanan) untuk mencari ilmu. Beliau
pergi ke Al-Fuyum, Al-Mahallah, dan Dimyath, serta melakukan perjalanan jauh
ke negeri Syam, Hijaz, Yaman, Hindia, dan Maroko
Pada usia tujuh belas tahun As-Suyûthi telah diberi wewenang oleh guru-
gurunya mengajarkan Ilmu sastra Arab, pada usia dua puluh tujuh tahun
telah diberi wewenang mengajarkan hukum agama dan memberikan fatwa.
Sehingga terkenal dan dinobatkan sebagai maha Guru pada sekolah Ibnu
Thulus, As-Syaikhuniyah dan Al-Bibrisiyah.
1. Ibrahim ibn Ahmad ibn Yunus al-Ghaziy Tsamma al-Halbiy Burhan al-Din
(ibn al-Dhu’ayyaf), lahir tahun 792 H.
2. Ahmad ibn Ibrahim ibn Sulaiman al-Qalyubiy Abu al-‘Abbas (w. 868 H).
3. Ibrahim ibn Muhammad ibn ‘Abdillah ibn al-Dairiy al-Hanafiy Burhan al-Din
(w. 876 H).
4. Abu Bakr ibn Ahmad ibn Ibrahim al-Makkiy Fakhru al-Din al-Mursyidiy (w.
876 H).
5. Abu Bakr ibn Shidqah ibn ‘Aliy al-Munawiy Zakyu al-Din (w. 880).
6. Abu Bakr ibn Muhammad ibn Syaddiy al-Hushaniy (al-Hushkafiy) al-Syafi’i
Taqiyyu al-Din (w. 881 H).
7. Abu Bakr ibn ‘Aliy ibn Musa al-Hasyimiy al-Haritsiy al-Makkiy (w. 895 H).
Kebanyakan dari guru imam as-Suyuthi meninggal pada tahun 870-880
H. Ini artinya beliau belajar kepada guru-gurunya dalam usia kurang dari 30
tahun.
4. Kaya-Karya
Imam as-Suyuthi menulis buku yang sangat banyak dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan, yang tidak dapat penulis rincikan satu persatu. Namun,
beberapa diantaranya adalah ;
4. Tafsir al-Jalalain
5. Turjuman al-Quran
Bidang Hadis dan Ulum al-Hadis
7. Al-Musalsalat al-Kubro
1. Al-Hawi li al-Fatawi
4. ‘Ulum al-‘Arabiyyah
4. Wafat
Setelah al-Suyuthi berusia 40 tahun yakni sekitar tahun 809 H, beliau mulai
sibuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, berpaling dari dunia dan
segala kemewahannya, bahkan beliau sempat tidak mengenal orang-orang
sekitarnya. Selain dari beribadah, pada usianya yang seperti itu beliau juga
meninggalkan profesinya sebagai mufti, mengajar, sekaligus mengurangi
kegiatannya dalam menulis. Imam Jalaluddin al-Suyuthi wafat pada malam Jum’at
tanggal 19 Jumadil Awal 911 H/ 1505 M, genap berusia 61 tahun 10 bulan 18 hari
dan dimakamkan di Husy Qushun di luar Bab Qarafah, Kairo.
2. Pendidikan
Ia adalah sosok yang selalu tampil sederhana, jauh dari gemerlap dunia
meski ia juga seorang pedagang. Sejak kecil, Al-Mahalli sudah menunjukkan
tanda-tanda kecerdasan. Berkat keuletannya dalam menutut ilmu, ia banyak
menguasai berbagai disiplin ilmu. Karena itu, selain dikenal sebagai ahli tafsir,
Al-Mahalli juga dikenal fakih (ahli dalam bidang hukum Islam), ahli kalam
(teologi), ahli usul fikih, ahli nahwu (gramatika), dan menguasai mantik
(logika).
Murid-Muridnya :
1. Al-Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali bin Al-Qadhi Afifuddin Abdullah bin
Aham, lebih dikenal dengan nama As-Samhudi, Ulama, Mufti, Pengajar dan
Sejarawan di Madinah (844-911 H), ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Jam`ul
Jamami`, dan lain-lain.
2. Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abu Bakr bin Ali bin
Mas`ud bin Ridhwan Al-Mari Al-Maqdisi lebih dikenal dengan nama Ibnu Abi
Syarif (836 - 923 H ) lahir di Yerusalem kemudian pergi ke Kairo dan
mempelajari Syarh Jam`ul Jawami`.
3. Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-Fattah Ahmad bin Muhammad bin Ali bin
Ahmad bin Musa Al-Absyaihi Al-Mahalli, ia mempelajari Syarh al-Minhaj
dan Syarh Jam`ul Jamami`.
4. Asy-Syaikh Khairuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Daud
Ar-Rumi Al-Qahiri Al-Hanafi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Farra' (814
- 897 H), ia mempelajari bidang fikih dan ushul fikih.
5. Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Fadhl Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Bahadir Al-Maumani Ath-Tharablusi Al-Qahiri Asy-Syafi`i
(Wafat 877 H , ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Syarh Jam`ul Jamami`, Syarh
Alfiyah Al-`Iraqi, dan lain-lain.
6. Asy-Syaikh Shalahuddin Muhammad bin Jalaluddin Muhammad bin
Muhammad bin Khalaf bin Kamil Al-Manshuri Ad-Dimyathi, Qadhi di
Dimyath, lebih dikenal dengan nama Ibnu Kamil (Wafat 887 H ).
7. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Al-Barakay Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Baz Al-Asyhab Manshur bin Syibl Al-
Ghiraqi (795 - 858 H ).
8. Syaikh Asy-Najmuddin Muhammad bin Syarafuddin Muhammad bin
Najmuddin Muhammad bin Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Al-Qurasyi
Ath-Thanabadi Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Dan masi banyak lagi murid murid
lainnya.
4. Karya-Karya
7
Imam An-Nawawi
6. Al-Anwar Al-Madhiyah.
7. Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id.
8. Ath-Thib An-Nabawi.
9. Kitab fi Al-Manasik.
10. Kitab fi Al-Jihad.
11. Syarh Al-Qawa`id Ibnu Hisyam.
12. Syarh At-Tashil Ibnu Malik.
5. Wafat
Imam Jalaluddin Al-Mahalli wafat pada Sabtu pagi, pertengahan
Ramadhan 864 H, bertepatan pada tahun 1459 M. Selain itu, ada yang
menyebutkan wafatnya tahun 1455 M.
Menurut ilmu tafsir, cara penafsiran Tafsir Jalalain disebut dengan metode
tahlili (analisis) dengan corak tafsir bil Ra’y, yaitu ditulis dengan langsung
menerangkan kata dari segi sharafnya, mengambil struktur katanya, menerangkan
makna kata atau padanan kata jika dianggap belum dikenal atau mengandung
makna khusus, dan menjelaskan fungsi kata (subjek, objek, predikat, dll) dalam
kalimat.
Tafsir Jalalain tersusun atas baris-baris tulisan biasa. Namun, pembeda antara
teks Al Quran dan tafsiran terletak pada tanda kurung. Teks Al Quran berada
dalam dua tanda kurung, sedangkan penafsiran dan penjelasannya tanpa tanda
kurung. Tafsir Jalalain menggunakan judul Tafsir Al Quran Al-Adzim yang ditulis
dengan ukuran besar dan di bawahnya dituliskan nama kedua pengarang dengan
ukuran tulisan yang lebih kecil.
Corak Penafsiran Pada perkembangannya, Ada dua hal yang menjadi latar
belakang ditulisnya kitab tafsir ini, pertama keprihatinan sang mufassir akan
merosotnya bahasa arab dari kurun ke kurun dikarenakan banyaknya bahasa ajam
(selain arab) yang masuk ke negara arab, seperti bahasa persi, turki, dan india.
Sehingga mempengaruhi kemurnian bahasa Al-Qur' an sendiri, bahasa arab
semakin sulit untuk difahami oleh orang arab asli karena susunan kalimatnya
berangsur-angsur semakin berbelok kepada gramatika lughot ajam.
Kosa katapun banyak bermunculan dari lughot selain arab, sehingga
menyulitkan untuk mengerti yang mana bahasa arab dan yang mana bahasa ajam.
Hal inilah yang dikelnal "Zuyu' al Lahn " (keadaan dimana perubahan mudah
ditemui) sehingga banyak kaidah-kaidah nahwu dan shorof dilanggar. Kedua, Al-
Qur'an telah diyakini sebagai sumber bahasa arab yang paling autentik, maka
untuk mendapatkan kaidah yang benar, pegkajian dan pemahaman terhadap Al-
Qur' an harus dilakukan. Corak penafsiran ialah suatu warna, arah, atau
kecenderungan pemikiran atau ide tertentu yang mendominasi sebuah karya tafsir.
Adapun mengenai corak tafsir Jalalain, kami lebih condong untuk menamainya
dengan corak sastra budaya kemasyarakatan. Karena didalamnya tidak hanya
terdapat penjelasan mengenai kebahasaan, akan tetapi juga banyak membahas
cerita-cerita kemasyarakatan pada zaman dahulu, sebagaimana kisah-kisah
israiliyyat yang terdapat didalamnya.
dalam posisinya sebagai huda li al-nas (sebagai kitab petunjuk), al- Qur’an
diyakini tidak akan pernah lekang dan lapuk dimakan zaman. Kajian al-Quran
selalu mengalami perkembangan yang dinamis seiring dengan akselerasi
perkembangan kondisi sosial-budaya dan peradaban umat manusia. Hal ini
terbukti dengan munculnya karya-karya tafsir, mulai dari yang klasik hingga
kontemporer dengan berbagai corak, metode dan pendekatan yang digunakan.
Keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan al-Qur’an sebagai teks yang
terbatas dengan problem sosial kemanusiaan yang tak terbatas merupakan spirit
tersendiri bagi dinamika kajian tafsir al-Qur’an.
F. Sistematika Penulisan
G. Contoh-Contoh Penafsiran
Sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Nabi Musa ketika berguru kepada
Nabi Khidir tentang adab seorang murid kepada guru, terdapat dalam surat Al-
Kahfi ayat 66-76,35 sebagai berikut:
)٦٦( ك َعلَى َأن تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما عَلَّ ْمتَ ُر ْشدًا
َ قَا َل لَهُ ُمو َس ٰى هَلْ َأتَّبِ ُع
13
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1988), 13.
14
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Tafsir Al-Jalalain (Kairo: Dar alHadits, n.d.), 390.
H. Kelebihan Dan Kekurangan
Sebagai sebuah kitab tafsir yang sangat fenomenal, tentu saja tafsir jalalain
memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan kitab-kitab tafsir yang lainnya.
Diantara kelebihan dan keunggulan tafsir jalalain adalah:
Penggunaan bahasa yang singkat, padat dan mudah dipahami oleh kalangan
awam sekalipun.
Menyebutkan pendapat yang rajih atau kuat dari berbagai pendapat yang ada.
Tidak bertele-tele, Mudah dipahami
Menyebutkan pendapat yang rajih (kuat) dan beberapa pendapat yang ada
Sering menyebutkan sisi i’rab dan qira’at secara ringkas.
Karena kelebihannya inilah para ulama banyak menelaah kitab tafsir ini dan
bahkan ada yang memberikan catatan kaki, juga penjelasan (syarah). Diantara
syarah dari tafsir jalalain adalah:
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami sampaikan, tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan materi dalam
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk
memberikan kritik atau saran yang dapat membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Daftar Pusaka
Abdulloh Taufiq, Ambari hasan Muarif, Dahlan Abdul Aziz, Ensilkopedi Islam, PT.
Ahmad As-Shawiy al-Maliki. Hasiyatus Shawiy ‘ala Tafsir al-Jalalayn. Juz. I (Bairut: Daar
al-Fikr,1993)
As-Suyuthi dan al-Mahally. Tafsir Jalalain bi Hamisy al- Our'an al Karim, Muassasah Ar-
Royyan.
Dr. Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al- Qur'an, Ichtiar Baru : 2001. Cetakan ke-7
‚Yogyakarta: PustakaPelajar, 2000.
Husnul Muhadharah fi Tarikh Mishr wa Al-Qahirah, Jilid 1, Halaman 252, Jalaluddin As-
Suyuthi, 1967.
Falah Abdul Hayy bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Imad Al-`Akari Al-Hanbali,Syadzarat
adz-Dzahab fi Akhbar Man Dzahab, Jilid 9, Halaman 447-448.