Makalah
Diajukan Sebagai Bahan Presentasi Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah “Membahas Kitab Tafsir”
Semester VI (Enam) Tahun Akademik 2022
Oleh:
SITTI NURDUHA
NIM: 30300119041
Dosen Pengampu:
Dr. H. Muhammad Irham, M. Th.I.
Sitti Nurduha
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
hingga saat ini. Munculnya berbagai kitab tafsir dengan menggunakan berbagai
macam pendekatan dan metode penafsiran merupakan bukti nyata dari upaya
penafsiran Al-Qur’an yang tidak pernah berhenti. Proses dialektika dari teks yang
terbatas dan konteks yang tidak terbatas menjadi pemicu bagi pengembangan ilmu
tafsir Al-Qur’an.1
disebabkan karena banyak factor antara lain karena adanya perbedaan sosio-
historis lingkungan mufassir tinggal ataupun karena situasi politik yang terjadi
mufassir.
Dengan banyaknya karya kitab tafsir yang telah dicetuskan oleh ulama-
1
Ratna Umar, Ja>mi’ Al-Baya>n ‘An Ta’wi>l A<yi Al-Qur’a>n (Manhaj/Metode Penafsirannya),
Jurnal al-Asas, Vol. I No. 2, 2018.
1
2
Salah satu ktab tafsir yang sangat terkenal di Indonesia adalah Tafsir al-
Azhar karya Buya Hamka. Dalam tafsirnya beliau melakukan pendekatan dengan
maksud dan kandungan ayat dalam setiap surah dalam setiap surah dalam Al-
Qur’an.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Biografi Mufassir
Nasab dan keturunan beliau dimulai dari kakek beliau yang bernama
Muhammad Amarullah bin Syekh Abdullah Saleh bin Tuanku Pariaman Syekh
Abdullah Arif. Nama Ayah DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah.3 Nama ibu
beliau adalah Shafiyah binti Bagindo Nan Batuah. Nama istri beliau adalah Siti
Rahman binti Endan Sutan.4 Dan anak-anak beliau bernama Rusydi Hamka, Irfan
Hamka, Aliyah Hamka, Afif Hamka, Hisyam Hamka, Husna Hamka. Fathiyah
Hamka-Vickri, Helmi Hamka, Syakib Arsalan Hamka, Azizah Hamka, Fachry
Hamka, Zaki Hamka.
2
Avif Alviah, “Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir al-Azhar”, Jurnal Ilmu
Ushuluddin, Vol. 15, No. 1 (2016), h. 1-2.
3
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani, 2015), h. xv.
4
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 1, h. xii.
3
4
Buya Hamka hidup pada zaman orde lama yang dipimpin oleh Ir.Soekarno.
Pada masa itu, Buya Hamka pernah ditahan dan dipenjara oleh penguasa orde lama
atas tuduhan bekerja sama dengan kelompok yang ingin membunuh Ir Soekarno
meskipun pada akhirnya tuduhan itu terbukti salah pada masa orde baru.6 Dengan
tumbangnya Orde Lama dan munculnya Orde Baru, Hamka memperoleh kembali
mengadakan rapat gelap di Tangerang pada tanggal 11 Oktober 1963 dengan isi
rapat yaitu untuk membunuh Menteri Agama H. Saifuddin Zuhri dan hendak
melakukan kudeta serta menerima suap dari Perdana Menteri Malaysia empat juta
5
Saifuddin Herlambang Munthe, Studi Tokoh Tafsir dari Klasik Hingga Kontemporer,
(Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2018), h. 105.
6
Rusydi Hamka, Pribadi dan Martabat Buya Hamka, (Jakarta Selatan:Penerbit Noura,
2016), h. 293.
7
Hamka,Tafsir al-Azhar jilid 1, h. 48.
5
b. Pada usai 10 tahun beliau bersekolah di sekolah yang didirikan ayah beliau yang
c. Pada usia 8-15 tahun, beliau belajar agama di Diniyyah School dan Sumatera
d. Pada usia 16 tahun ia merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan
Yogyakarta.9
5. Rihlah Ilmiah
Rihlah Ilmiah Buya Hamka dimulai sejak usianya masih 16 tahun, tepatnya
iparnya, AR. St. Mansur, seorang tokoh Muhammadiyah. Hamka banyak belajar
tentang Islam dan juga politik. Ia kembali ke Sumatera Barat bersama AR. St.
Mansur.
Dua tahun setelah kembalinya dari Jawa (1927), Hamka pergi ke Mekkah
untuk menunaikan ibadah haji. Kesempatan ibadah haji itu ia manfaatkan untuk
akan tetapi singgah di Medan untuk beberapa waktu lamanya dan disinilah
8
Saifuddin Herlambang Munthe, Studi Tokoh Tafsir dari Klasik Hingga Kontemporer, h.
102.
Ibnu Ahmad Al-Fathoni, Biografi Tokoh Pendidik dan Revolusi Melayu Buya Hamka,
9
6. Integritas
pemikiran yang beliau utarakan bersifat dinamis, inovatif dan revolusioner. Buya
Hamka juga merupakan salah seorang tokoh pembaharu yang berupaya menggugah
dinamika umat dan mujaddid yang unik. Meskipun hanya sebagai produk
masyarakat (Islam).
7. Keahlian
8. Para guru
10
Ibnu Ahmad Al-Fathoni, Biografi Tokoh Pendidik dan Revolusi Melayu Buya Hamka,
h.40-41.
11
Saifuddin Herlambang Munthe, Studi Tokoh Tafsir dari Klasik Hingga Kontemporer, h.
103.
7
Wali Ahmad Baig, A. Hasan Bandung, Muhammad Natsir, AR. St. Mansur.12
9. Para murid
10. Karya-karya
Buku Tasawuf Modern (1983), Buku Lembaga Budi (1983), Buku Falsafah
Hidup (1950), Buku Lembaga Hidup (1962), Buku Pelajaran Agama Islam (1952),
Tafsir al-Azhar juz 1-30, Buku Ayahku, Buku kenang-kenangan Hidup Jilid I-IV
(1979), Buku Islam dan Adat Minangkabau (1984), Buku Sejarah Umat Islam Jilid
I-IV (1975), Buku Studi Islam (1976), Buku Kedudukan Perempuan dalam Islam
(1973), Buku Si Sabriyah (1926), Buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
(1979), Buku Di Bawah Lindungan Ka’bah (1936), Buku Merantau ke Deli (1977),
Melalui Tiga Zaman, Dari Lembah Cita-Cita, Merdeka, Islam Dan Demokrasi,
Nyl, Di Tepi Sungai Daljah, Buku Mandi Cahaya Di Tanah Suci, Empat Bulan Di
Pada tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa
(Doctor H.C.) dari Universitas al-Azhar, Kairo atas jasa-jasanya dalam penyiaran
12
Saifuddin Herlambang Munthe, Studi Tokoh Tafsir dari Klasik Hingga Kontemporer, h.
102.
13
H. Rusydi Hamka, Pribadi dan Martabat Buya Hamka, h. 373-378.
8
agama Islam dengan menggunakan bahasa Melayu.14 Kemudian pada 6 Juni 1974,
Malaysia pada bidang kesusasteraan, serta gelar Profesor dari Universitas Prof. Dr.
Moestopo.
Dikutip dari buku Abd. Haris yang berjudul Etika Hamka: Kontruksi etik
dikutip oleh Haris yang mengatakan bahwa “Buya Hamka adalah seorang ulama
dengan corak tersendiri. Pertama dia adalah ulama penulis dan kedua Hamka
multidimensional tetapi jarang yang sekaligus juga sastrawan dan budayawan dan
tercakup dalam berbagai kualitas ketokohan dan keahlian. Beliau adalah seorang
dan budayawan.
Tun Abdul Razak mengatakan bahwa “Prof. Dr. Hamka adalah seorang
pujangga yang menjadi kebangaan semua rumpun Melayu dan Hamka bukan hanya
b. Kontra:
-
14
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 1, h. 5.
9
12. Konklusi:
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa dikenal dengan sebutan
buya Hamka, lahir di Sungai Batang, Maninjau Sumatera Barat pada hari Ahad,
tanggal 17 Februari 1908 M atau 13 Muharam 1326 H dari kalangan keluarga yang
taat agama. Ayahnya adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau sering disebut Haji
Rasul bin Syekh Muhammad Amarullah bin Tuanku Abdullah Saleh. Sejak kecil,
Hamka menerima dasar-dasar agama dan membaca Alquran langsung dari ayahnya.
agama dan mendalami ilmu bahasa arab. Buya Hamka kurang menerima
Pendidikan formal, tetapi beliau seorang yang pandai belajar otodidak dalam
berbagai bidang serta memiliki keahilan Bahasa Arab yang tinggi. Pada masa
pengalaman dan ilmu serta mengajarkan ilmu yang telah ia dapatkan kepada orang
lain yang dia temui. Dalam perjalanannya, Buya Hamka aktif dalam berbagai
organisasi politik dan beliau juga pernah bekerja sebagai guru bahkan telah
dengan Pendidikan dan ilmu pengetahuan. Buya Hamka juga pernah bekerja
sebagai wartawan, budayawan, dan juga sebagai ulama besar. Banyak karya-karya
fenomenal yang telah beliau buat sehingga beliau juga terkenal sebagai sastrawan.
1. Selayang Pandang
i. Ukuran : 26,5 cm
dorongan dan desakan dalam diri Buya Hamka untuk segera meluncurkan kitab
tafsir karena dahsyatnya minat Angkatan muda islam di Indosia dan di daerah-
daerah yang berbahasa melayu untuk mengetahui betul isi Al-Qur’an dizaman
membaca Bahasa Arab. Kecenderungan beliau terhadap penulisan tafsir ini juga
sumber-sumber bahasa Arab. Hamka memulai penulisan Tafsir al-Azhar dari surah
3. Sumber Rujukan
Terdapat banyak sekali sumber rujukan yang digunakan oleh Buya Hamka
penafsiran tafsir ini, maka dapat diketahui bahwa sumber penafsirannya terbagi
menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Adapun beberapa sumber rujukannya
adalah sebagai berikut:
15
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 1, h. 42.
11
sahabat.
b. Sumber sekunder yang menjadi rujukan tafsir al-Azhar adalah Tafsir al-Thabari
karya Ibn Jarir al-Thabari, Tafsir Ibn Katsir, Tafsir al-Razi, Lubab al-Ta’wil Fi
karya al-Khazi, Fath al-Qadir, Nailu al-Athar, Irsyad alFuhul (Ushul Fiqh) karya
karya Sayyid Rasyid Ridha, Tafsir al-Jawahir karya Tanthawi Jauhari, Tafsir Fi
Zhilal Al-Qur’an karya Sayyid Qutb, Mahasin al-Ta’wil karya Jamaluddin al-
Idris dan AM Majoindo, Al-Qur’an dan Terjemahan Depag RI, Tafsir Al-
Qur’anul Karim karya Syaikh Abdul Halim Hasan, H. Zainal Arifin Abbas dan
Zadah Faidhullah al-Hasani, Fath al-Bari karya Ibn Hajar al-‘Asqalani, Sunan
16
Hamka, Tafsir al-Azhar jilid 9 , (Jakarta: Gema Insani, 2015). h. 706.
12
4. Sistematika Penyusunan
a. Pendahuluan
Pada halaman judul, nama judul kitab ditulis lebih besar dibanding nama
pengarang. Pada bagian bawah judul ditulis kalimat “diperkaya dengan pendekatan
sejarah, sosiologi, tasawuf, ilmu kalam, sastra, dan Psikologi. Kemudian, pada
bagian pendahuluan diuraikan dulu terkait apakah Al-Qur’an itu, apa I’jazul
sebagai lafaz dan makna, dan bagaimana cara menafsirkan Al-Qur’an, dan
bagaimana Haluan tafsir khususnya pada tafsir al-Azhar ini, serta dipaparkan
alasan mengapa dinamai tafsir al-Azhar, dan beberapa pengajaran hidup tentang
hikmat ilahi yang telah dialami oleh Buya Hamka yang kemudian menuangkannya
dalam kitab tafsir ini agar dapat menjadi pembelajaran bagi orang-orang yang
b. Pembahasan
Jilid 1 = Juz 1 - Juz 3 ( menafsirkan Surah al-Fa>tihah, al-Ba>qarah, dan ali-Imran)
Jilid 5 = Juz 13 – Juz 16 ( menafsirkan surah Yu>suf , ar-Ra’d, Ibrahi>m, al-H}ijr, an-
Nah}l, al-Isra>’, al-Kahf, Maryam, dan T}a>h}a)
17
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 1, h. 51-52.
13
c. Penutup
tafsir al-Azhar ini. Dan yang terakhir adalah bagian bibliografi yang berisi sumber
5. Langkah-Langkah Penafsiran
surah dicantumkan sebuah pendahuluan dan pada bagian akhir dari tafsirnya, Buya
Hamka senantiasa memberikan ringkasan berupa pesan nasehat agar pembaca bisa
surah, tiap surah itu ditulis dengan artinya, jumlah ayatnya, dan tempat turunnya
ayat.19 Contoh: QS al-Fa>tih}ah (pembukaan), surah pertama yang terdiri dari 7 ayat,
diturunkan di Makkah. Dan QS al-Takas|ur (bermegah-megahan), surah ke-102
18
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 9, h. 706-707..
19
Saifuddin Herlambang Munthe, Studi Tokoh Tafsir dari Klasik Hingga Kontemporer, h.
110.
14
yang terdiri dari 8 ayat dan diturunkan di Makkah. Penyajiannya ditulis dalam
bagian-bagian pendek yang terdiri dari beberapa ayat satu sampai lima ayatdengan
dengan penjelasan panjang, yang mungkin terdiri dari satu sampai lima belas
halaman dua puluh delapan. Dalam tafsirnya dijelaskan tentang sejarah dan
awal abad ke-20. Terkadang disebutkan pula kualitas hadis yang dicantumkan
tetapi tetap memberi kesempatan orang buat berfikir (ada beberapa kata yang perlu
b. Ilmu hadis
c. Ilmu Fiqh
d. Asbabun Nuzul
e. Nasikh Mansukh
f. Tasawuf
8. Penilaian Ulama
20
Avif Alviah, “Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir al-Azhar”, h. 29.
15
adalah kitab tafsir Al-Qur’an yang lengkap dalam bahasa Melayu yang boleh
dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dihasilkan untuk masyarakat Melayu
muslim.22
a. Metode Penafsiran
Penulis mengambil sampel dari dua surah dalam kitab tafsir ini yaitu surah
al-kaus|ar dan surah al-ka>firu>n. Berikut tabel jumlah baris yang dijadikan sampel:
1) Surah al-Kaus|ar
Dari tiga halaman tersebut, total keseluruhan baris tafsir adalah 178 baris
21
Muhammad Audy Ridhani, Hamka dan Tafsir al-Azhar,
(https://www.qureta.com/post/ulama-nusantara-hamka-dan-tafsir-al-azhar), diakses tanggal 28
Juni 2022 pukul 00:43.
22
Avif Alviah, “Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir al-Azhar”, h. 34.
16
M : 15 baris
R : 22 baris +
: 37 baris
b) Halaman 676
M : 16 baris
R : 67 baris +
: 83 baris
c) Halaman 677
M : 14 baris
R : 44 baris +
: 58 baris
Maka,
2) Surah al-ka>firu>n
Dalam tafsir al-Azhar surah al-Ka>firu>n dimulai dari halaman 678 sampai
Dari ketiga halaman tersebut, total keseluruhan baris tafsir adalah 185 baris
2) Halaman 679
M : 38 baris
R : 53 baris +
: 91 baris
3) Halaman 680
M : 23 baris
R : 44 baris +
: 67 baris
Berdasarkan hasil dari perhitungan baris dari dua sampel surah dalam kitab
tafsir al-Azhar, maka dapat disimpulkan bahwa dalam surah al-Kaus|ar terdapat
25,3% tafsir bi al-ma’s|u>r dan 74,7% tafsir bi al-ra’y. Dan pada surah al-Ka>firu>n
terdapat 36,8% tafsir bi al-ma’s|u>r dan 63,2% tafsir bi al-ra’y. Sehingga, dari kedua
surah ada 113 total baris M ( bi al-ma’s|u>r) dengan persentase 31,1%, dan 250 total
18
baris R (bi al-ra’y) dengan persentase 68,9% . Dari dua sampel surah tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan Buya Hamka dalam kitab
b. Pendekatan Tafsir
tahlili karena telah memenuhi syarat tafsir tahlili yaitu dengan memulai penafsiran
dari surah al-Fa>tih}}ah dan diakhiri dengan surah an-Na>s. Selain itu, tafsir ini juga
terdiri dari 9 jilid sebagaimana yang tertera diatas. Dalam kitab tafsir ini, Buya
untuk mengungkapkan maksud dan kandungan dari surat tersebut, penafsiran yang
dilakukan juga menggunakan sistematika penjelasan ayat per ayat dengan berbagai
aspek disiplin ilmu yang beliau paparkan dalam menafsirkan sebuah ayat untuk
mencari sinergi dan kaitannya dengan ayat sebelumnya atau dengan kehidupan
bermasyarakat, baik berupa sastra, sejarah, ilmu falak, geografi, fisika modern dan
sebagainya.23
c. Corak Penafsiran
bahwa Tafsir Al-Manar karya Rasyid Ridha, yang juga menggunakan corak
Sayid Rasyid Ridha, yang juga berdasar pada pemikiran gurunya Syaikh
Muhammad Abduh sangat menarik hati beliau untuk kemudian membawakannya
ke dalam tafsirnya. Dilihat pula dari integritas Buya Hamka sebagai seorang
23
Hamka, Tafsir al-Azhar jilid 1, h. 26-30.
19
beliau berupaya untuk menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan bahasa yang dipahami
semua golongan dan beliau juga aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan.
masyarakat. Corak tafsir adabi ijtima’i dalam Tafsir al-Azhar dapat dilihat dengan
dengan kehidupan sosial dalam rangka mengatasi masalah yang mungkin terjadi
Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, ketika hal itu terkait dengan isu-isu yang
terjadi pada masyarakat ketika beliau menulis tafsir al-Azhar ini, maka beliau
ada dalam Al-Qur’an sebagai jalan dari penyelesaian isu tersebut sesuai dengan
ajaran Al-Qur’an.
yang berbunyi:
ۤ ّض ََيلُق ما يش ۤاء ِۗي هب لّمن يَّش ۤاء ا ِۗ ت واْلر
اَْو٤٩ ۙ ب لّ َم ْن يَّ َشاءُ ال ُّذ ُك ْوَر ه
َ
ُ َ يوَّ ًث
ا َن
َ َ
ُ َْ ُ َُ َ َ َ َ ُ ْ ّ ّ َّ ك
َْ ْ َ الس هم هو
ّّ
ُ ۞ هٰلِل ُم ْل
ۤ
٥٠ يَُزّٰو ُج ُه ْم ذُ ْكَرا اَن َّواّ ََن اًث َۚوََْي َع ُل َم ْن يَّ َشاءُ َع ّقْي اما ِۗاّنَّهٗ َعلّْيم قَ ّديْر
Terjemahnya:
Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki
dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, 50. atau
Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan
mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.
24
Hamka, Tafsir al-Azhar jilid 1, h. ix-x.
20
laki-laki bahkan juga anak kembar atau orang-orang yang akan mandul.
Manusia tidak dapat menolak. Sebab itu suka atau tidak suka, memilih atau
menerima apa yang diberi, anak laki-laki atau anak kembar, ataupun anak
perempuan. Yang berlangsung adalah apa yang ditentukan Allah. Ada orang
yang telah bosan karena banyak anaknya lahir, tidak terbelanjai, katanya.
Namun anak bertambah juga. Ada yang ingin anak perempuan (kecuali Arab
jahiliah) tiba-tiba lahir anak laki-laki. Ada yang telah bertahun-tahun kawin,
ingin dapat anak, setelah berobat kemana-mana, namun anak juga tidak
dapat. Sebab semuanya itu Allah yang menentukan. Manusia zaman modern,
karena perkembangan ekonomi mengandalkan family planning atau keluarga
berencana. Menjadi persoalan besar, terutama di negeri yang jumlah
penduduk bertambah tambah dengan cepat, seumpama di India. Sedangkan
persediaan makanan tidak mencukupi. Islam tidak mengadakan larangan
manusia mencari segala ikhtiar untuk menyeimbangkan perkembangan
penduduk dengan persediaan makanan, asal saja tidak melanggar kodrat
alam yang yang akan merugikan manusia itu sendiri. Misalnya telah ada pil
yang kalau dimakan oleh suami istri sebelum bersetubuh, kandungannya
tidak akan menjadi. Tetapi pil itu dipergunakan pula oleh orang-orang yang
berzina. Ada pula perempuan yang dioperasi atau dipotong anaknya agar
anak jangan bertambah juga titik tiba-tiba beberapa tahun kemudian datang
saja keinginan yang keras pada perempuan itu buat mendapat anak lagi. Ingin
menggendongnya, ingin mendengar tangisnya. Namun, keinginannya itu
tidak dapat lagi terkabul sebab peranakannya sudah rusak. Sebab itu maka
masalah membatasi kelahiran dan family planning sampai saat ini masih
menjadi persoalan berat dalam dunia seluruhnya, di antara ahli ahli agama,
moral, ekonomi, dan kesehatan. Masih menjadi pertanyaan "Apakah benar,
Allah menakdirkan bumi untuk tempat hidup manusia tidak menyediakan
makanan cukup buat manusia?". Ahli agama telah menjawab dengan tegas
"tidak!" Itu tidak benar. Allah yang menguasai seluruh langit dan bumi,
menyediakan cukup bahan sandang dan bahan pangan untuk manusia yang
lahir ke dunia. Kalau itu tidak mencukupi, manusia lah yang belum tahu di
mana rahasianya. Sebab itu manusia wajib berusaha terus mencari di mana
letak persediaan itu. Dan itu akan ditunjukkan Allah asal manusia tetap
berusaha sebagaimana kemajuan-kemajuan yang dicapai sekarang ini dalam
perkembangan abad demi abad adalah atas petunjuk Allah jua. Namun satu
hal hendaklah dielakkan, yaitu mencegah perkembangan manusia itu sendiri
dengan kebebasan dengan kekerasan. Sebab itu maka orang yang beriman
perhatiannya kepada ujung, "Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui
Maha kuasa".25
25
Hamka, Tafsir al-Azhar Jilid 8, (Jakarta: Gema Insani, 2015). h. 216-217.
21
kadar mudharatnya.
Contoh penafsiran lain yang menggambarkan corak tafsir ini adalah pada
Redaksi dalam tafsir al-Azhar terkait ayat ini adalah sebagai berikut:
Ayat ini luas maksudnya. Dilukiskan keputus asaan karena hujan tidak juga
turun. Segala ikhtiar sudah dicoba namun hasilnya tidak ada. Dengan
kehendak Allah tiba-tiba mendung tebal dan hujan pun turun. Dalam
beberapa menit saja harapan yang hampir putus berhari-hari berminggu-
minggu oleh kembali. Rahmat tercurah di mana-mana. Kerap kali
pertolongan Allah datang dari luar dugaan dan perhitungan kita. Kalimat
harapan tidak boleh ada dalam kamus seorang mukmin. Yang perlu dalam
kamus mukmin ialah sabar dan tawakal. Sabar dan tawakal akan
menimbulkan Ilham. Dia adalah maha pelindung. Dia tidak akan
mengecewakan hamba-nya. Dia adalah maha terpuji. Setelah rahmatnya itu
turun di luar dugaan dan kemampuan kita baru akan terasa apa artinya sifat
Al Hamid, Maha Terpuji itu. Maka janganlah kita pikir bahwa ayat ini hanya
mengenai hujan begitu saja. Maka kita ambil misal kepada tanah Indonesia
khususnya dan negeri-negeri Islam umumnya yang sampai beratus tahun
diperbudak dan dijajah oleh bangsa asing sehingga kadang-kadang telah
menimbulkan putus asa. Kehendak Allah berlaku dengan caranya sendiri
maka merdekalah negeri-negeri itu dan turunlah Rahmat.26
“turunnya hujan setelah masa kekeringan” yang dimaksud bukan hanya hujan
secara fisik tetapi bisa pula berarti datangnya keringanan atau kelonggaran setelah
masa kesempitan atau kesusahan seperti yang dialami bangsa Indonesia yang
26
Hamka, Tafsir al-Azhar jilid 8, h. 205.
22
sebelumnya telah mengalami penjajahan tetapi kini telah merdeka dan terbebas
dari penjajah.
d. Keistimewaan
Tafsir al-Azhar adalah salah satu kitab tafsir yang membahas lengkap 30
juz Al-Qur’an. Dan Tafsir al-Azhar coraknya lebih sosiologis dan akademis dengan
didapatkan dari tafsir ini karena mengawali dengan pendahuluan yang berbicara
khususnya karena ditulis dengan Bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang
menggunakan gaya bahasa penulisnya yang tidak majemuk dan tidak kaku
e. Kontribusi (Manfaat)
dengan Bahasa Indonesia sehingga mudah dibaca, dipahami, dan ditelaah makna
f. Konklusi (Kesimpulan)
sastrawan yang terlahir dari tanah Minang. Jiwa pergerakan dan citra ulama yang
disandangnya diturunkan dari ayahnya, yaitu Abdul Karim Amrullah yang dikenal
dengan Haji Rasul. Sebagai seorang ulama Hamka menorehkan banyak karya, satu
27
Avif Alviah, Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir al-Azhar, h. 34.
23
karya yang menggemparkan dunia penafsiran Nusantara adalah lahirnya tafsir al-
Azhar lengkap 30 juz. Selain karya tafsirnya, ia juga punya puluhan karya dalam
dalam tahanan selama kurang lebih dua tahun, dengan tuduhan melakukan
Malaysia. Penamaan Tafsir al-azhar seirama dengan nama masjid yang dijadikan
majalah. Penulisan tafsir ini dimulai dari surat al-Kahfi juz 15. Tafsir al-Azhar
g. Implikasi
adalah adanya beberapa hadis yang sumbernya kurang diketahui dan adanya
menjadikan kitab ini sebagai acuan. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan
menambahkan keterangan lengkap terkait hadis-hadis yang digunakan serta
tentang adanya penggunaan hadis yang kualitasnya lemah dalam tafsir al-Azhar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir al-Azhar merupakan salah satu kitab tafsir berbahasa Indonesia yang
sangat masyhur yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang
dikenal dengan nama Buya Hamka. Beliau merupakan ulama besar Indonesia yang
berasal dari Sumatera Barat yang dalam perjalanan Pendidikan dan rihlah
ayat-ayatnya. Metode yang digunakan adalah metode tahlili yang dapat diketahui
dari selayang pandang kitabnya yang terdiri dari sembilan jilid dengan jumlah
halaman yang banyak. Corak tafsir yang digunakan adalah corak adabi ijtima’i
yang ditandai dengan integritas atau kemampuan Buya Hamka serta penafsiran
Tafsir al-Azhar ini sangat membantu orang-orang yang ingin belajar tafsir
menggunakan bahasa Indonesia karena penafsiran dalam kitab ini dijelaskan secara
B. Saran
Al-Qur’an dan Tafsir dapat mengetahui informasi terkait biografi Buya Hamka
dalam kitab tafsir al-Azhar ini. Karena kitab tafsir ini merupakan kitab berbahasa
Indonesia pertama dan menjadi rujukan utama tafsir bahasa Indonesia dalam
24
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fathoni, Ibnu Ahmad. Biografi Tokoh Pendidik dan Revolusi Melayu Buya
Hamka. td.: Arqom Datani, 2015.
Alviah, Avif. “Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir al-Azhar”. Jurrnal
Ilmu Ushuluddin. Vol. 15, No. 1 (2016).
Hamka, Rusydi. Pribadi dan Martabat Buya Hamka. Jakarta Selatan: Penerbit
Noura, 2016.
Hamka. Tafsir al-Azhar Jilid 1. Jakarta: Gema Insani, 2015.
________. Tafsir al-Azhar Jilid 8. Jakarta: Gema Insani, 2015.
________. Tafsir al-Azhar Jilid 9. Jakarta: Gema Insani, 2015.
Munthe, Saifuddin Herlambang. Studi Tokoh Tafsir dari Klasik Hingga
Kontemporer. Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2018.
Ridhani, Muhammad Audy. Hamka dan Tafsir al-Azhar.
https://www.qureta.com/post/ulama-nusantara-hamka-dan-tafsir-al-azhar.
(28 Juni 2022).
Umar, Ratna. Ja>mi’ Al-Baya>n ‘An Ta’wi>l A<yi Al-Qur’a>n (Manhaj/Metode
Penafsirannya). Jurnal al-Asas, Vol. 1 No.2 (2018).
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Selayang Pandang Kitab
B. Sumber Rujukan
Sumber Rujukan dari Tafsir Ruhul Ma’ani Sumber Rujukan dari Tafsir al-Kasysya>f
26
Sumber rujukan dari Tafsir al-Manar
27
C. Sistematika Penyusunan
Mukadimah Pendahuluan
28
Pembahasan tentang Isi Mukjizat al-Qur’an Pembahasan tentang al-Qur’an Lafazh
dan Makna
an
an
an an
29
Pembahasan mengapa dimanai al-azhar Pembahasan tentang Hikmat Ilahi
An
An
30