Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Perintisan Keilmuan Islam (Al-‘ulum Al- Islamiyah) dan Perkembangannya

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Intelektual


Islam

Dosen Pengampu : Dr. Aminullah M. Ag

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Mohammad Zaki Sulthon 204104040002

Siti Mas Nur Chofifah 201104040008

Wildatin Vinka Ainillah 201104040004

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB, HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2022-202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut dipanjatkan kepada Allah SWT. Hanya dengan
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah – Nya, karena berkat kemurahan-nya
makalah ini dapat terselesaikan, dalam kali ini kami membahas “Perintisan
Keilmuan Islam (Al-‘ulum Al- Islamiyah) dan Perkembangannya “.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sampai
pada kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah ini.

Terakhir, izinkan penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah mendukung adanya makalah ini. Mulai dari penulis yang
berdedikasi, tim editorial yang teliti, hingga para penerbit yang telah
memungkinkan terbitnya makalah. Tidak lupa pula kepada audien pembaca setia,
yang memberikan motivasi dan inspirasi bagi para penulis untuk terus berbagi
pengetahuan. Penyusun berharap audiens menikmati perjalanan yang akan
dibagikan melalui halaman-halaman makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan kecerahan dalam pemahaman audiens, mengilhami audiens untuk
terus belajar, dan memberikan manfaat yang tak terhingga bagi kehidupan Anda.
Semoga makalah ini bermanfaat dapat menambah wawasan yang lebih luas
kepada mahasiswa lainnya.

Jember, 23 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i

HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................6

2.1 Tafsir dan Ilmu Tafsir .............................................................................................6


2.2 Hadits dan Ilmu Hadits ………………………………………...............................8
2.3 Fiqh dan Ushul Fiqh………………………………………....................................8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................12


3.2 Saran .......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................13


BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Ilmu keislaman dan perkembangannya dapat ditelusuri ke masa awal


sejarah Islam. Islam muncul pada abad ke-7 Masehi di wilayah Arab dengan
munculnya Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dalam tradisi agama Samawi.
Islam menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Arab dan segera menjadi agama
dominan di wilayah tersebut. Sejak awal, Islam memberikan penekanan yang kuat
pada pengetahuan dan pendidikan. Nabi Muhammad sendiri menyampaikan
wahyu Allah dalam bentuk Al-Qur'an, yang menjadi sumber utama ajaran Islam.
Oleh karena itu, pemahaman dan pengkajian Al-Qur'an menjadi inti dari ilmu
keislaman. Pada masa setelah wafatnya Nabi Muhammad, muncul kajian-kajian
dan penafsiran Al-Qur'an yang lebih mendalam. Para cendekiawan Muslim,
dikenal sebagai ulama, mulai mengembangkan bidang-bidang ilmu keislaman
seperti tafsir (penafsiran Al-Qur'an), hadis (tradisi dan perkataan Nabi
Muhammad), fikih (hukum Islam), dan usul al-fiqh (metodologi hukum Islam).
Mereka juga mempelajari sejarah Islam, bahasa Arab, logika, filsafat, dan ilmu-
ilmu lainnya untuk memperluas pemahaman keislaman.

Pada masa kejayaan peradaban Islam di abad ke-8 hingga ke-14, ilmu
keislaman berkembang dengan pesat. Pusat-pusat pembelajaran seperti Baghdad,
Cordoba, dan Kairo menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan ilmuwan
Muslim. Mereka menghasilkan karya-karya penting dalam berbagai disiplin ilmu,
termasuk matematika, astronomi, kedokteran, serta ilmu-ilmu sosial dan
humaniora. Pemikiran filsafat Islam juga berkembang, di antaranya melalui
kontribusi dari para filosof Muslim seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.
Namun, pada abad ke-15, peradaban Islam mengalami kemunduran politik dan
sosial yang signifikan. Kolonialisasi oleh negara-negara Eropa serta perpecahan
internal dalam dunia Islam menyebabkan terhambatnya perkembangan ilmu
keislaman. Selama berabad-abad, banyak pusat pembelajaran Islam yang
berpengaruh ditutup atau dihancurkan, dan sumber-sumber ilmu keislaman
terancam hilang. Pada abad ke-19 dan 20, dunia Islam mengalami periode
pembaruan (tajdid) dan gerakan kebangkitan (nahdah) yang bertujuan untuk
memperbaiki situasi umat Islam secara sosial, politik, dan intelektual. Gerakan ini
memperjuangkan pembaruan dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan
ilmu keislaman. Dalam konteks modern, ilmu keislaman terus berkembang
dengan adanya universitas dan lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia.
Bidang studi dalam ilmu keislaman meliputi studi Al-Qur'an, hadist.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Tafsir dan Ilmu Tafsir ?


2. Apakah pengertian Hadits dan Ilmu Hadits ?
3. Apakah pengertian Fiqh dan Ushul Fiqh ?

I.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menjelaskan pengertian dari Tafsir dan Ilmu Tafsir


2. Untuk menjelaskan pengertian Hadits dan Ilmu Hadits
3. Untuk menjelaskan pengertian Fiqh dan Ushul Fiqh
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tafsir dan Ilmu Tafsir

Tafsir adalah disiplin ilmu dalam studi agama yang berfokus pada
penafsiran dan pemahaman terhadap teks suci, terutama Al-Qur'an. Ilmu tafsir
bertujuan untuk menggali makna yang terkandung dalam teks suci dan
menghubungkannya dengan konteks sejarah, budaya, dan sosial saat Al-Qur'an
diturunkan. Dalam materi ini, kita akan membahas konsep dasar tafsir dan
beberapa metode serta prinsip yang digunakan dalam ilmu tafsir.

Metode Tafsir
A. Tafsir Bil Ma'tsur (Tafsir Berdasarkan Naskah)
 Tafsir bil Riwayah (Tafsir Berdasarkan Riwayat), Definisi dan
pengertian riwayat dalam konteks tafsir. Peranan perawi dan sanad
dalam penelitian riwayat..
 Tafsir bil Dirayah (Tafsir Berdasarkan Penalaran)Definisi dan
pengertian dirayah dalam konteks tafsir. Peranan akal, logika, dan
penalaran dalam tafsir dirayah.
B. Tafsir Bil Maqashid (Tafsir Berdasarkan Tujuan)
 Tafsir Ahkam (Tafsir Berdasarkan Aspek Hukum)
Mengidentifikasi hukum syariat yang terkandung dalam teks.
Menghubungkan hukum syariat dengan prinsip-prinsip umum Islam.
 Tafsir Akhlaq (Tafsir Berdasarkan Aspek Moral)
Mengungkapkan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam teks.
Menerapkan ajaran moral dalam kehidupan sehari-hari.
 Tafsir 'Ilmi (Tafsir Berdasarkan Aspek Ilmu Pengetahuan)
Menjelaskan isu-isu ilmiah dan pengetahuan yang terkait dengan teks.
Menghubungkan teks suci dengan penemuan ilmiah kontemporer.
Prinsip-prinsip Tafsir
 Prinsip Kontekstual: Memperhatikan konteks sejarah, budaya, dan
sosial saat Al-Qur'an diturunkan.
 Prinsip Leksikal: Menganalisis makna kata-kata dalam teks suci
menggunakan kajian bahasa Arab.
 Prinsip Gramatikal: Memahami tata bahasa Arab dan aturan sintaksis
dalam Al-Qur'an.
 Prinsip Historis: Mempertimbangkan peristiwa sejarah yang berkaitan
dengan penurunan teks suci.
 Prinsip Ijaz: Menghargai keunikan dan keindahan bahasa Al- Qur’an

2.2 Hadits dan Ilmu Hadits

Pengertian Hadits, Hadits adalah perkataan, perbuatan, atau


persetujuan yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits
merupakan salah satu sumber utama dalam agama Islam selain Al-Quran.
Melalui hadits, umat Islam dapat memahami tuntunan Nabi Muhammad
SAW dalam berbagai aspek kehidupan.
Pentingnya Ilmu Hadits memiliki peran penting dalam pemahaman dan
aplikasi ajaran Islam. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Ilmu
Hadits penting:
 Memahami Sunnah Nabi: Hadits membantu umat Islam memahami
Sunnah Nabi Muhammad SAW yang merupakan contoh teladan
dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim.
 Menjaga Keharmonisan Ajaran Islam: Ilmu Hadits berperan dalam
menjaga keaslian ajaran Islam dan menghindari penyelewengan.
 Menjaga Keberkahan Ibadah: Hadits memberikan petunjuk dalam
melaksanakan ibadah dengan benar sehingga ibadah kita diterima
oleh Allah SWT.
 Menghindari Kesalahan dalam Praktik Keagamaan: Dengan
mempelajari Ilmu Hadits, kita dapat menghindari kesalahan dalam
melaksanakan praktik keagamaan seperti shalat, puasa, zakat, haji,
dan lain-lain.
 Menyaring Informasi: Ilmu Hadits membantu kita dalam
menyaring informasi dan membedakan antara hadits yang sahih
(terpercaya) dan hadits yang lemah atau palsu.

Cabang-cabang Ilmu Hadits


Ilmu Hadits terdiri dari beberapa cabang yang membantu dalam
mempelajari, memahami, dan menilai keotentikan hadits. Berikut adalah
beberapa cabang utama Ilmu Hadits:
 Ilmu Rijal (Ilmu Dirayah): Cabang ini mempelajari periwayatan
(sanad) hadits, melacak sejarah dan kehidupan perawi hadits, serta
menilai keadilan, kejujuran, dan kecerdasan mereka sebagai syarat
sahihnya suatu hadits.
 Ilmu Jarh wa Ta'dil: Cabang ini berkaitan dengan penilaian terhadap
perawi hadits, baik dalam hal pujian (ta'dil) atau kritikan (jarh).
Tujuannya adalah untuk menentukan kepercayaan terhadap perawi
hadits dan memastikan keabsahan sanad hadits.
 Ilmu Mustalah al-Hadits: Cabang ini mempelajari metode dan
terminologi yang digunakan dalam klasifikasi, kategorisasi, dan
penelitian hadits. Hal ini meliputi pengenalan terhadap kata-kata
kunci, terminologi, dan istilah-istilah yang digunakan dalam literatur
hadits.
 Ilmu Tahqiq al-Hadits: Cabang ini berfokus pada penelitian mendalam
terhadap hadits, termasuk analisis matan (isi teks) dan sanad
(periwayatan) hadits untuk menilai keotentikan dan keaslian hadits.
2.3 Fiqh dan Ushul Fiqh

Fiqh merupakan salah satu cabang utama dalam studi ilmu Islam
yang membahas hukum-hukum syari'at Islam yang berlaku untuk individu
muslim. Fiqh berfokus pada pemahaman dan aplikasi praktis terhadap
aturan-aturan syari'at dalam kehidupan sehari-hari. Secara harfiah, fiqh
berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu masalah. Sedangkan
Ushul Fiqh adalah ilmu yang membahas prinsip-prinsip dasar dalam
penentuan hukum Islam. Ushul Fiqh berupaya memahami dan menggali
metode serta alat pemahaman yang digunakan oleh para ahli hukum untuk
sampai pada kesimpulan hukum yang sahih. Dalam Ushul Fiqh, kita
mempelajari prinsip-prinsip dasar, metode interpretasi, dan argumen-
argumen hukum yang digunakan dalam merumuskan hukum-hukum
Islam.

Hubungan antara Fiqh dan Ushul Fiqh


Fiqh dan Ushul Fiqh saling terkait dan saling melengkapi dalam
memahami dan menerapkan hukum Islam. Berikut adalah beberapa poin
penting tentang hubungan antara keduanya :
a. Fiqh sebagai cabang utama: Fiqh merupakan cabang utama dalam ilmu Islam
yang memfokuskan pada pemahaman dan penerapan hukum Islam. Fiqh
bergantung pada prinsip-prinsip dan metodologi Ushul Fiqh untuk menyusun
pendapat-pendapat hukum yang akurat.
b. Ushul Fiqh sebagai metode: Ushul Fiqh memberikan metode dan prinsip-
prinsip dasar yang digunakan dalam penentuan hukum. Fiqh menggunakan
alat-alat tersebut untuk memahami, menganalisis, dan mengambil kesimpulan
dari sumber-sumber hukum Islam.
c. Ketergantungan saling: Fiqh tidak dapat berdiri sendiri tanpa Ushul Fiqh,
karena Fiqh membutuhkan prinsip-prinsip Ushul Fiqh untuk menyusun
pendapat-pendapat hukum yang akurat. Sebaliknya, Ushul Fiqh membutuhkan
Fiqh untuk menguji prinsip-prinsipnya dan memastikan keberlakuannya dalam
praktek.
Prinsip-prinsip Ushul Fiqh
Dalam Ushul Fiqh, terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan untuk
mengambil kesimpulan hukum. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam
Ushul Fiqh:
a. Al-Qur'an dan Sunnah: Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
adalah sumber utama dalam menentukan hukum Islam. Ushul Fiqh
memandang keduanya sebagai otoritas tertinggi dalam menetapkan hukum-
hukum agama.
b. Ijma' (Konsensus): Ijma' merupakan kesepakatan para ulama tentang suatu
hukum agama.

Perkembangan Al-‘Ulum Al- Islamiyah dan Peran Tokoh

Perintis Keilmuan Al-'Ulum Al-Islamiyah, Al-'Ulum Al-Islamiyah


mengacu pada bidang keilmuan Islam yang mencakup studi Al-Qur'an, Hadis,
Fiqh (hukum Islam), Tafsir (penafsiran Al-Qur'an), dan Ilmu Kalam (teologi
Islam). Para perintis keilmuan Islam, seperti ulama dan cendekiawan Muslim,
memainkan peran penting dalam pengembangan dan pemahaman Al-'Ulum Al-
Islamiyah.

Perkembangan awal, Perintis keilmuan Islam seperti Imam Abu Hanifah,


Imam Malik, Imam Shafi'i, dan Imam Ahmad ibn Hanbal adalah tokoh-tokoh
utama dalam pengembangan Fiqh (hukum Islam). Mereka mengembangkan
metodologi dan prinsip-prinsip hukum Islam yang menjadi landasan bagi
pengambilan keputusan dalam kehidupan Muslim.

Perkembangan ilmu Hadis, Tokoh seperti Imam Bukhari, Imam Muslim,


Imam Abu Dawud, dan banyak lainnya berperan dalam mengumpulkan,
mengklasifikasikan, dan menganalisis hadis-hadis Rasulullah SAW. Melalui
upaya mereka, kitab-kitab hadis yang dianggap otentik dan dapat dipercaya telah
disusun dan digunakan sebagai sumber ajaran agama dan hukum Islam.
Perkembangan Ilmu Kalam, Ilmu Kalam adalah cabang keilmuan yang
berkaitan dengan pembahasan teologis dalam Islam. Para perintis seperti Imam al-
Ash'ari dan Imam al-Maturidi berperan penting dalam membangun metodologi
dan argumen teologis untuk menjawab tantangan dan perdebatan yang muncul
dalam komunitas Muslim.

Perkembangan Tafsir, Para mufassir seperti Imam al-Tabari, Imam al-


Qurtubi, dan Imam Ibn Kathir menghasilkan karya-karya monumental dalam
bidang tafsir Al-Qur'an. Mereka memberikan penjelasan dan interpretasi yang
mendalam mengenai ayat-ayat Al-Qur'an, konteks historis, dan pesan-pesan yang
terkandung di dalamnya.

Perkembangan saat ini Perintis keilmuan Islam terus berlanjut hingga saat
ini. Ada banyak cendekiawan Muslim yang aktif dalam berbagai bidang ilmu
keislaman, seperti studi Al-Qur'an, Hadis, Fiqh, Tafsir, Ilmu Kalam, dan
sebagainya. Mereka terus mengembangkan pemahaman Islam dengan
memadukan warisan keilmuan tradisional dengan perspektif kontemporer dan
menjawab tantangan zaman modern.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan Al-'Ulum Al-Islamiyah melibatkan banyak
cendekiawan dan ulama yang memiliki kontribusi besar dalam
memahami dan mengembangkan ilmu Islam. Upaya mereka dalam
bidang Fiqh, Hadis, Ilmu Kalam, dan Tafsir telah memberikan landasan
penting bagi pemahaman agama Islam dan pengambilan keputusan dalam
kehidupan Muslim. Maka penulis berterimakasih atas segala kritik dan
saran membangun untuk perbaikan tutlisan ini. Wallahu a’lam.

3.2 Saran
Demikianlah pokok pembahasan makalah ini yang dapat kami
paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat, khususnya
untuk para pembaca. Oleh karna itu kritik dan saran di perlukan penulis
untuk melakukan perbaikan kedepannya, sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Faruqi, Ismail R. (1982). Islamization of Knowledge: General


Principles and Work Plan. Herndon, VA: IIIT.
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. (1978). Aims and Objectives
of Islamic Education. Kuala Lumpur: ISTAC.
Nasr, Seyyed Hossein. (1989). Knowledge and the Sacred:
Revisioning Academic Disciplines. Albany, NY: State University of New
York Press.
Hassan, Riffat. (1987). Knowledge and Religious Authority in the
Sociology of Islam. London: Mansell.
Fazlur Rahman. (1979). Islam and Modernity: Transformation of
an Intellectual Tradition. Chicago, IL: University of Chicago Press.
Al-Azmeh, Aziz. (1993). Muslim Kingship: Power and the Sacred
in Muslim, Christian, and Pagan Polities. London: I.B. Tauris.
Amin, Ahmad. (2007). The Reconstruction of Religious Thought
in Islam. Lahore: Islamic Book Service.
Arkoun, Mohammed. (2004). Rethinking Islam: Common
Questions, Uncommon Answers. Boulder, CO: Westview Press.
Esack, Farid. (1997). Qur'an, Liberation, and Pluralism: An Islamic
Perspective of Interreligious Solidarity Against Oppression. Oxford:
Oneworld Publications.
Tibi, Bassam. (2009). Islam Between Culture and Politics. New
York, NY: Palgrave Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai