Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 5

ISLAM NORMATIS DAN ISLAM HISTORIS

DOSEN PENAMPUNG:

Disusun Oleh:

Dhea Aqillah (12118001)

Risa Nursila (12118016)

Kelas: 3A

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK

2022 M/ 1443 H

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunian-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ISLAM NORMATIS DAN ISLAM
HISTORIS” dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah islam normatis dan islam historis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah pelajaran “Islam Dan Budaya Borneo”, yang berfungsi sebagai kegiatan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kreativitas kerja mahasiswa.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu selama
pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini memiliki
kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr. wb

Pontianak, 3 November 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Islam Normatif..........................................................................................6
B. Pengertian Islam Historis............................................................................................7
C. Kajian Atau Ruang Lingkup Keislaman Islam Normatif............................................7
1. Antropologi Agama.................................................................................................7
2. Sosiologi Agama......................................................................................................8
3. Psikologi Agama......................................................................................................9
D. Kajian atau Ruang LingkupKeislaman Islam Historis................................................9
1. Tafsir....................................................................................................................9
2. Teologi.................................................................................................................9
3. Filsafat................................................................................................................10
4. Tasawuf..............................................................................................................10
E. Hubungan Antara Islam NormatiF dan Historis........................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai subjek kajian keilmuan, dalam hal ini disebut Islamic Studies,
memang telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pemahaman Islam itu
sendiri, khususnya oleh para ulama dan ilmuwan. Melalui kajian kajian Islam ini, para
ulama dan cendekiawan semakin sadar bahwa Islam tidak lagi dipandang sebagai
doktrin yang definitif, kaku dan kaku, tetapi Islam sebenarnya berasal dari berbagai
disiplin ilmu yang sedang diteliti. Dengan demikian, Kajian Islam dan nama-nama
terkait lainnya telah menjadi sebuah academic branding yang saat ini memiliki
resonansi yang besar di berbagai universitas di berbagai belahan dunia, termasuk
Indonesia.
Terminologi Islam normatif dan historis atau faktual memang merupakan inti
yang kokoh dari kajian studi Islam. Bahkan landasan-landasan dasar kajian ini
sebenarnya berada dalam kerangka normatif dan historis Islam ini dan terus
diperdebatkan oleh para ulama dan cendekiawan.
Tidak semua ajaran agama dipahami sepenuhnya oleh penganutnya. Hal ini
terjadi karena penganut ajaran tersebut masih memiliki kekurangan dalam
mempelajari agamanya masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting untuk
melakukan upaya proporsional yang dirancang untuk mengatasi masalah yang terkait
dengan pemahaman agama yang dangkal. Di antara upaya yang dapat dilakukan
adalah pengembangan pendekatan yang berbeda untuk memahami Islam. Hal ini
karena ada pendekatan berada dalam Islam yang bersifat fungsional dan dapat diserap
oleh orang yang beriman.
Sumber ajaran Islam adalah Al-Quran dan Hadits. Selain itu, ada istilah rayu
atau akal, yang dapat menjadi pengikut untuk memahami dua sumber ajaran Islam.
Peran akal sangat penting dalam memahami kandungan Al-Qur'an dan Hadits,
sehingga memungkinkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya disesuaikan
dengan keadaan dan keadaan zaman. Islam adalah agama yang fleksibel dan toleran.
Hal ini menjadikan Islam sebagai agama tersendiri, secara normatif dan historis
menjadi magnet bagi pemeluk agama Islam dan pemeluk agama lain. Oleh karena itu,
kajian universal tentang Islam membutuhkan pendekatan yang berkaitan dengan Islam
dan aspek-aspeknya. Islam secara umum dapat dilihat dari dua sudut yang berkaitan:
normatif dan historis.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang singkat diatas dapat kelompok kami tarik sebagai
pertanyaan yang di bahasan di bab ii berikutnya yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana maksud dari islam normatif dan historis?
2. Bagaimana kajian atau ruang lingkup keislaman islam normatif dan islam historis?
3. Bagaimana hubungan islam normatif dengan islam historis?

C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini agar pembaca dan penulis dapat mengetahui
bagaimana maksud islam normative dan islam historis guna untuk mengetahui
berbedaan tersebut, selain itu juga agar dapat mengindentifikasi kajian atau ruang
lingkup dan dapat mengetahui hubungan islam normatif dan historis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Islam Normatif

Kata normatif berasal dari bahasa Inggris norm yang berarti norma, ajaran,
acuan, ketentuan tentang baik dan buruk, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Islam normatif juga dapat diartikan sebagai Islam yang berdimensi sakral. Hal ini
dipersepsikan sebagai realitas transendental yang bersifat mutlak dan universal serta
melampaui ruang dan waktu, atau sering disebut sebagai realitas ketuhanan. Dengan
kata lain, Islam normatif adalah Islam ideal dan Islam yang seharusnya, wujudnya
berupa aspek tekstual Islam (Nata, 2012). Dengan kata lain, aturan normatif Islam
yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadist bersifat mutlak dan tidak dapat
diganggu gugat, sebab Al Qur'an dan Hadits mengandung nilai-nilai yang sakral dan
tidak bisa berubah sampai kapan pun. Islam normatif melihat makna agama sebagai
upaya membangun pemahaman agama atas dasar konstruksi teologi yang bersumber
dari iman, dan menilai iman sebagai yang paling benar. (Nata, 2009)

Amin Abdullah (Abdullah, 2011) mengatakan pendekatan normatif didasarkan


pada beberapa hal. Secara spesifik, kecenderungan untuk mengutamakan kepentingan
kelompok, keterlibatan individu, dan ketaatan fanatik terhadap ajaran agama, yang
diungkapkan secara subjektif, yang merupakan karakeristik pemikiran yang melekat
dalam islam normatif. Penggabungan ketiga sifat secara individu atau kelompok
membuat mereka eksklusif, emosional, dan kaku. Ketika kondisi seperti ini terjadi,
pemeluknya bisa menjadi terlalu fanatik terhadap kelompok dan ajaran agama, yang
seringkali berujung pada persoalan antaragama. Bahkan, menurut Derrida (Susanto,
2009) keadaan ini menjadi lebih tragis ketika memasuki ranah dogmatisasi, yang
didukung oleh rasionalitas yang baku atau tidak berkembang

Pemahaman Islam secara normatif bersifat dogmatis (Muhaimin, 2007).


Dengan kata lain, Islam dianggap suci sebagai objek kajian dan merupakan ajaran
yang diturunkan secara ilahi tentang nilai (kebenaran) yang mutlak, mutlak, dan
universal. Pendekatan dogmatis juga berpendapat bahwa ajaran Islam yang benar
adalah ajaran Islam yang berkembang pada masa Salaf, sehingga memunculkan
berbagai aliran agama baik teologi maupun hukum atau fiqih, yang bersifat tetap dan
baku. Setelah periode ini, studi Islam dilakukan secara dogmatis. Yang pada akhirnya
Islam dianggap ketinggalan zaman.

2. Pengertian Islam Historis

Historis berasal dari bahasa Inggris history yang bermakna sejarah, yang
berarti pengalaman masa lampau dari umat manusia. Kata sejarah secara terminologis
berarti suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau gejala dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa
tersebut (Yusuf, 2003). Histori atau sejarah adalah bidang ilmu yang berkaitan dengan
peristiwa yang telah terjadi dan mengandung kepastian atau kebenaran. Oleh karena
itu, sejarah dapat didefinisikan dengan mempelajari masa lalu dan mengetahui masa
kini sehingga kita hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali pemahaman tentang
masa depan. Dalam kajian sejarah Islam, semua peristiwa yang berkaitan dengan
agama Islam dikaji dan dianalisis dengan menggunakan metode sejarah (Muhaimin,
2012).

Islam Historis ialah islam sebagai hasil dari sejarah (Nasution, 2010) yaitu
pemahaman tentang islam dan praktiknnya yang dilaksanakan oleh segenap umat
Islam di seluruh dunia sejak era Nabi Muhammad SAW. Islam historis berarti Islam
yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah kehidupan manusia dalam ruang dan waktu.
Apa artinya? Jenis Islam ini diikat bersama oleh konteks kehidupan pemeluknya.
Dengan kata lain, Islam historis adalah Islam yang senyatanya atau Islam sejati.
Wujudnya berupa aspek kontekstual Islam, yaitu penerapan secara praktis dari Islam
normatif. Dengan kata lain, bentuk-bentuk sejarah Islam dihasilkan dari upaya
menggali nilai-nilai normatif melalui pendekatan yang berbeda dalam berbagai
disiplin ilmu, termasuk ilmu pengetahuan.

Menurut M. Amin Abdullah dalam bukunya Studi Agama Normativitas dan


Historitas. Islam historis adalah Islam yang ditelaah lewat berbagai sudut pendekatan
keilmuan sosial keagamaan yang bersifat multi dan inter disipliner, baik lewat
pendekatan historis, filosofis. psikologis, sosiologis, kultural, maupun antropologis

3. Kajian Atau Ruang Lingkup Keislaman Islam Normatif

Kajian islam historis memunculkan berbagai kedisiplinan studi empiris:


antropologi agama, sosiologi agama, psikologi agama dan sebagainya.
4. Antropologi Agama

Antropologi agama adalah studi tentang perilaku manusia dalam meyakini


suatu ajaran agama dan keterkaitannya dengan kebudayaan. Salah satu ide kunci
dalam antropologi modern adalah holisme. Ini adalah tentang memahami tradisi
sosial yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan. Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan
sebagai upaya memahami agama dengan melihat bentuk-bentuk praktik
keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Melalui pendekatan ini,
agama berusaha untuk mengakrabkan dan mendekatkan manusia pada
permasalahannya, menjelaskannya, dan memberikan jawaban. Dengan kata lain,
metode yang digunakan untuk menyeleksi masalah di bidang antropologi juga
digunakan untuk memahami agama. Seperti dikemukakan Dhawan Raharjo,
dalam hal ini para antropolog mengutamakan pengamatan langsung, bahkan
partisipasi

5. Sosiologi Agama

Sosiologi agama adalah bidang ilmu yang mempelajari sistem hubungan


sosial dalam masyarakat dalam hubungannya dengan agama. Sosiologi dapat
digunakan sebagai pendekatan untuk memahami agama. Hal ini dapat dimengerti,
karena banyak bidang studi agama hanya dapat dipahami secara memadai dan
benar dengan bantuan sosiologi. Besarnya minat agama dalam masyarakat
mendorong umat beragama untuk memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk
memahami agama.
Dalam bukunya Islam Alternatif. Jalaluddin Rahmat menunjukkan bahwa
Islam menaruh perhatian besar terhadap masalah sosial dengan mengajukan lima
alasan:
a) Dalam Al-Qur'an dan Hadits, dua sumber hukum Islam itu kebanyakan
membahas masalah Muamalah.
b) Bahwa ditekankan masalah muamalah (sosial) dalam Islam ialah kenyataan
bahwa bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang
penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan, melainkan masih
tetap dikerjakan sebagaimana mestinya.
c) Ibadah yang mengandung hubungan kemasyarakatan diberikan ganjaran yang
lebih daripada ibadah yang bersifat individu.
d) Kifarat (denda bagi yang melanggar peraturan agama) berupa sesuatu yang
berhubungan dengan kemasyarakatan.
e) Ibadah yang mengandung hubungan kemasyarakatan diberikan ganjaran yang
lebih daripada ibadah sunah

6. Psikologi Agama

Psikologi agama adalah bidang ilmu yang mempelajari unsur-unsur


psikologi manusia yang berhubungan dengan agama. Ilmu jiwa atau psikologi
adalah ilmu yang mempelajari keadaan jiwa seseorang berdasarkan perbuatannya.
Psikologi yang terkemuka dalam pendekatan psikologi terhadap agama adalah
Sigmund Freud (1866-1939). Freud berhasil merumuskan satu pendekatan dalam
bidang psikologi agama, yang ia sebut dengan psiko-analisis. Teori psiko-analisis
Freud memandang bahwa kepercayaan agama, seperti keyakinan akan keabadian,
surga, dan neraka, tidak lain merupakan hasil dari pemikiran kekanak-kanakan
yang berdasarkan kelezatan yang mempercayai adanya kekuasaan mutlak bagi
pemikiran-pemikiran manusia. (Hidayatullah, 2011)

7. Kajian atau Ruang LingkupKeislaman Islam Historis

8. Tafsir

adalah ilmu yang fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah (Al-


Qur'an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan cara mengambil
penjelasan maknanya, hukum serta hikmah yang terkandung di dalamnya. Al-
Qur'an menjadi objek pembahasan tafsir merupakan sumber agama Islam. Kitab
suci ini menduduki posisi sentral, bukan hanya dalam perkembangan dan
pengembangan ilmu-ilmu keislaman, melainkan juga merupakan inspirator,
pemandu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang lima belas abad sejarah
pergerakan umat ini.

9. Teologi

Teologi adalah ilmu yang membicarakan masalah ketuhanan, sifat-sifat


wajibnya, sifat-sifatnya yang mustahil, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
perbuatannya. Dengan demikian, teologi adalah istilah untuk studi agama yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar agama atau kepercayaan yang berakar
pada hati. Teologi, sebagaimanaa kita ketahui, tidak bisa tidak pasti mengacu
pada agama tertentu. Loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen dan
dedikasi yang tinggi serta penggunaan bahasa yang bersifat subjektif, yakni
bahasa sebagai pelaku bukan sebagai pengamat adalah merupakan ciri yang
melekat pada bentuk pemikiran teologis. Dalam Islam terdapat teologi mu'tazilah,
Asy'ariyah, dan Maturidiyah. Dan, sebelumnya muncul teologi yang bernama
khawarij dan murjiah.

10. Filsafat

Filsafat ialah sebuah disiplin keimuan yang berkaitan dengan hakikat


keberadaan segala hal. Filsafat juga dapat diartikan dengan suatu cara pandang
dalam memahami segala tingkah laku manusiadan pengalaman-pengalamannya.
Cara pandang dari sudut filsafat dapat berfungsi sebagai cara pandang hukum
agama, dengan tujuan untuk memahami hikmah, sifat, atau esensi dari suatu
ajaran. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan pendekatan filosofis untuk
memahami konstruksi pemahaman dan ajaran yang dibangun dalam agama.

11. Tasawuf

Tasawuf secara umum dipahami dengan kecenderungan mistisme


universal yang telah terbangun dari dulu dengan berlandaskan perilaku
meninggalkan kemewahan dunia dan memilih kehidupan yang sederhana dengan
tujuan untuk menjalin hubungan dengan pencipta alam semesta yaitu Tuhan.
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa tasawuf tidak memonopoli suatu agama,
umat, filsafat atau kebudayaan tertentu. Tasawuf muncul di kalangan orang-orang
Yunani berawal dari filsafatnya Phytagoras. Phytagoras menciptakan filsafat
Mani dan Zoroaster di kalangan bangsa Persia.

12. Hubungan Antara Islam NormatiF dan Historis

Kedua pendekatan ini adalah dua sisi mata uang yang sama, tetapi tidak dapat
dipisahkan. Bukannya saling berhadapan saja, hubungan antara keduanya terjalin,
terjalin, dan dijalin bersama, sehingga menyatu menjadi satu kesatuan yang kokoh
dan kompak. Dengan memahami kompleksitas fenomena kebhinekaan manusia, maka
makna dan moral agama yang terdalam tetap ada, ditegaskan, dan ditegaskan,
sehingga tidak bisa otomatis lepas dari belenggu dan jebakan ruang dan waktu.
Pendekatan dan pemahaman fenomena keagamaan yang bersifat normatif dan
historis tidak selalu sejalan, juga tidak selalu kongruen. Hubungan mereka sering
ditandai dengan ketegangan kreatif dan destruktif. Pendekatan normatif, sebaliknya,
adalah pendekatan yang selalu didasarkan pada teks-teks yang tertulis dalam kitab
suci agama tertentu, sehingga pendekatan ini cenderung literal, tekstual, atau
alkitabiah. Pendekatan kedua, di sisi lain, melibatkan melihat fenomena sejarah, kitab
suci dan agama secara independen dari fitur kedua perspektif ilmiah sosio-religius
multidimensi.
Kesimpulannya hubungan keduanya tidak berdiri sendiri-sendiri dan berhadap-
hadapan, tetapi keduanya teranyam, terjalin dan terajut sedemikian rupa sehingga
keduanya menyatu dalam satu keutuhan yang kokoh dan kompak. Untuk mampu
saling mengisi dan melengkapi dibutuhan dialektika antara keduanya dengan
paradigma “interkonektifitas” dan “integrasi” antara agama dan sains.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zarkasyi, I. (n.d.). Al Burhan Fi Ulum Al-Qur'an. mesir: Isa Al-Baby Al Halaby.

Hidayatullah, S. (2011). Studi Agama: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Muhaimin. (2007). Kawasan dan Wawasan Studi Islam (II ed.). Jakarta: Kencna Prenad
Media Group.

Muhaimin. (2012). Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan. Jakarta: Prenada
Media Group.

Nata, A. (2012). Metodologi Studi Islam. Depok: PT. Raja Grafindo Putra Utama Offset.

Nata, A. (2009). Metodologi Studi Islam. Depok: Rajawali Pres

Susanto, H. (2009). Metode Dekontruksi Jacques Derrida: Kritik atas Metapisika dan
Epistemologi Modern. yogyakarta: Ar-Ruzz.

Yusuf, A. A. (2003). Studi Agama Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai