Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Prioritas Masalah
1.3 Manfaat Kegiatan
1.4 Luaran yang Diharapkan
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Analisis Potensi Usaha
2.2 Analisis Potensi Produksi
2.3 Peluang Pasar
2.4 Promosi
2.5 Rencana Pemasaran
2.6 Analisis Kelayakan Usaha Asumsi
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tahap Awal
3.2 Tahap Inti
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
4.2 Jadwal Kegiatan

i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, semakin marak tren back to nature dengan memanfaatkan bahan
bahan alami menjadi suatu produk yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah
produk sabun organik, banyak orang tertarik menggunakan sabun organik karena
sifat bioaktif. Sabun organik dibuat dengan mencampurkan ekstrak tanaman
herbal atau kita sebut rempah-rempah yang mengandung antiseptik didalamnya.
Sabun organik menjadi pilihan yang lebih eco friendly atau ramah lingkungan
karena dibuat menggunakan bahan alami. Sementara Tren gaya hidup ramah
lingkungan yang sedang marak juga semakin menambah popularitas dan
permintaan akan sabun mandi organik ini. Seperti halnya saat seseorang
membersihkan diri, rasanya kurang lengkap kalau tidak menggunakan sabun.
Selain mampu mengangkat kotoran, sabun juga mengandung wewangian yang
aromanya beragam. Mulai dari harum lembut, menyegarkan, maskulin, dan
sebagainya.
Orang dengan kulit sensitif harus berhati-hati saat memilih produk. Tidak
semua sabun yang ada di pasaran cocok untuk kondisi kulit sensitif dan reaktif,
karena bahan aktif sintetik tersebut dapat menyebabkan iritasi dan kekeringan
pada kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Namun, kini hadir
jenis sabun yang mulai banyak diminati, yaitu sabun organik. Sabun organik
adalah sabun mandi yang terbuat dari bahan natural (organic) tanpa campuran
bahan yang berbahaya bagi kulit karena semua bahannya alami. Sabun organik
memiliki zat cair yang bersifat hidroskopis atau menyerap dan mengikat uap air
dan udara. Itu sebabnya sabun organik cocok untuk kulit sensitif karena tidak
mengandung bahan yang berbahaya dan kulit menjadi aman dan segar.
Sabun organik ini dapat dikatakan ramah lingkungan karena mengandung
bahan yang alami. Seluruh bahan-bahan di dalamnya berasal dari tumbuhan
seperti minyak kelapa, minyak zaitun, minyak kelapa sawit, dan lainnya. Dari
ketiga jenis minyak tersebut, masing-masing mempunyai unsur atau komponen
yang berfungsi sebagai pembuat busa, penstabil, dan pelembab kulit. Sabun
organik merupakan senyawa natrium dengan asam lemak yang digunakan
sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa dengan atau tanpa zat
tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi terhadap kulit.
Menggunakan bahan alami dari tumbuhan atau rempah-rempah tidak hanya
menjaga lingkungan saja, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi tubuh
manusia. Rempah-rempah yang digunakan dalam pembuatan sabun organik ini
yang pertama ada rempah kunyit (Curcuma longa L). Kunyit merupakan salah

1
satu tanaman rempah-rempah yang berfungsi sebagai antibakteri. Kunyit
mengandung berbagai senyawa antara lain kurkumin dan minyak atsiri.
Minyak atsiri ini dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung
gugus fungsi hidroksil dan karbonil yang merupakan turunan fenol. Aktivitas
antibakteri curcumin dengan cara menghambat proliferasi sel bakteri. Adanya
kandungan minyak atsiri dan kurkumin pada kunyit menjadi alasan utama dipilih
sebagai bahan baku industri kosmetik karena merupakan bahan alami sehingga
aman untuk digunakan.
Selanjutnya, ada rempah temulawak (Curcuma xanthorriza). Temulawak
mengandung antioksidan dan komponen anti-inflamasi. Karakteristik ini dapat
memberikan kilau dan mencerahkan kulit. Kurkumin yang ditemukan dalam
temulawak dapat membantu menyembuhkan luka dengan mengurangi
peradangan dan oksidasi. Kurkumin juga menurunkan respons tubuh Anda
terhadap luka kulit. Dan juga berbagai kasus mengindikasikan temulawak dapat
membantu pengobatan eksim, lichen planus, dan masalah kulit lainnya.
Ada juga rempah serai (Cymbopogon nardus). Manfaat serai untuk kulit
berasal dari sifat alami antibakteri, antimikrophobi, antiseptik, astringen, dan
asam. Dalam Banyak kasus, Wanita paling rentan terhadap selulit atau stretch
mark, Suatu kondisi dimana kulit meregang dan menyusut dengan cepat. Sering
kali, Perubahan mendadak ini menyebabkan kolagen dan elastin di kulit rusak.
Karena terdapat sifat antibakteri dan antimikrophobia dapat mengatasi masalah
kulit tersebut.
Selain itu, ketiga bahan organik ini mengandung antioksidan yang sangat
dibutuhkan tubuh seseorang, terutama jika banyak melakukan aktivitas di luar
ruangan. Paparan radikal bebas dan polusi bisa ditangani oleh antioksidan pada
sabun organik. Antioksidan juga bisa berfungsi untuk memperbaiki jaringan-
jaringan kulit yang rusak. Manfaat lainnya yang bisa didapat dari sabun organik adalah
menjaga kelembutan kulit.
Tidak jarang seseorang mendapati kulitnya menjadi kering setelah mandi atau
mencuci tangan. Hal ini tidak akan dialami apabila menggunakan sabun organik
karena kandungannya yang alami. Ini juga yang menyebabkan tidak banyak
menghasilkan busa dan tidak memiliki aroma wangi yang kuat karena di buat
langsung dengan rempah. Tidak ada zat penghasil busa pada sabun organik dan
perlu diketahui bahwa busa justru dapat menganggu keseimbangan kelembapan
kulit

2
1.2 Prioritas Masalah
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang menyebabkan
Sebagian besar masyarakat mudah berkeringat, terutama saat beraktivitas
dibawah sinar matahari langsung. Hal ini menyebabkan bakteri tumbuh dan
berkembang pesat ke dalam tubuh. Intensitas aktivitas terkadang membuat kita
kurang menjaga kebersihan sehingga retan terkena penyakit. Dalam aktivitas
sehari – hari, tubuh bersentuhan dengan berbagai kuman , baik virus, bakteri,
parasit, maupun jamur. Oleh karena itu, perlindungan ekstra diperlukan untuk
menjaga kebersihan diri dan kesehatan yang baik. Salah satu caranya adalah
dengan menggunakan sabun antibakteri padat. Sabun mandi antibakteri yang
bersentuhan langsung dengan kulit dapat membersihkan kotoran dan bakteri
patogen yang menempel pada kulit, serta membuat kulit segar kembali.
Bahan Sabun padat antibakteri ini dapat di temukan pada rempah – rempah
seperti jahe, kunyit dan serai. Sangat mudah dan ramah lingkungan untuk
membuat sabun mandi padat dengan bahan herbal karena bahannya mudah
ditemukan. Diharapkan dengan terciptanya sabun padat anti bakteri dapat
meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan bahan alami untuk hidup
yang lebih sehat.

1.3 Manfaat kegiatan


Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PKM-K ini sebagai berikut:
a. Meningkatkan kreatifitas masyarakat untuk menghasilkan suatu karya atau
produk.
b. Membangun jiwa wirausaha bagi masyarakat, sehingga bisa melihat
peluang usaha yang ada dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang
bernilai ekonomis.
c. Menciptakan inovasi terbaru melalui bahan-bahan ramah lingkungan
sehingga mudah untuk didapatkan.
d. Membuka peluang usaha bagi masyarakat dan dapat membuka lapangan
pekerjaan.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari PKM-K ini sebagai berikut:
a. Laporan kemajuan PKM
b. Laporan akhir PKM
c. Produk usaha sabun mandi padat antibakteri
d. Terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

3
BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Analisis Potensi Usaha


Topik usaha ini diambil karena adanya isu mengenai pemanasan global dan
menurunnya keseimbangan ekosistem merupakan topik yang terus
diperbincangkan oleh dunia. Salah satu isu yang saat ini sedang ramai
diperbincangkan adalah mengenai terganggunya ekosistem air. Ekosistem air
yang tercemar disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah limbah
sabun. Sabun buatan pabrik yang non organik sangat membahayakan spesies
laut. Adam Balogh dari Olive Oil Skin Care Company mengatakan bahwa
setidaknya terdapat 10 bahan yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan yang
terkandung dalam sabun pabrik non organik, yaitu pewarna buatan (Blue 1, Red
33, Yellow 5, dan Titanium Dioxide), pewangi buatan, Triclosan, Sodium Lauryl
Sulfate dan Sodium Laureth Sulfate, Methylisothiazolinone,
Tetrasodium Etidronate, Propylene Glycol, kimia aditif seperti Mineral Oil
dan Petroleum Oil, Tetrasodium EDTA, dan Coca-midoproplyBetaine.
Sumber:https://www.adelaidenow.com.au/remote/check_cookie.html?url=https
%3a%2f%2f www.adelaidenow.com.au
Hal inilah yang dapat dijadikan potensi usaha karena sabun organik dari
rempah memberikan peluang besar untuk mengembangkan usaha dibidang
Industri.Seperti ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
sabun organik dari rempah ini, antara lain kualitas produk, perilaku konsumen,
dan kreativitas serta inovasi produk agar berbeda dengan pesaing. Dengan
adanya beberapa inovasi dibandingkan sabun batang pada umumnya, yaitu
seperti sabun organik terbuat dari bahan-bahan alami sedangkan sabun batang
pabrikan yang non organik dinilai terbuat dari bahan kimia yang berbahaya
seperti, sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate (SLES). Kedua
komposisi itu memang bisa memproduksi busa dan mengangkat kotoran serta
minyak secara langsung. Namun, bahan kimia itu bisa membuat kulit menjadi
kering dan berpotensi iritasi. Kandungan minyak nabati dalam sabun pabrikan
yang non organic juga sangat sedikit dan cenderung tidak ramah lingkungan
karena kandungan kimianya tersebut. Di sisi lain, sabun organik dari rempah
mengandung glycerin alami yang terbentuk dari proses saponifikasi alami.
Sehingga dapat menarik minat konsumen terhadap sabun batang organik dari
rempah yang memberikan manfaat bagi pengguna sabun organik. Bukan hanya
bermanfaat bagi pengguna sabun organik saja, tetapi limbah hasil penggunaan
sabun organik juga tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

4
2.2 Analisis Proses Produksi
Melihat tren yang sedang terjadi di masyarakat yaitu tren back to nature dan
pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif juga merupakan faktor
pendukung bagi usaha ini. Kondisi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam
juga mendukung usaha sabun organik ini untuk berkembang di Indonesia karena
mudah dalam proses pengadaan bahan baku. Mulai dari bahan utamanya yaitu
berbagai jenis minyak dan Natrium Hidroksida (NaOH) yaitu bahan kimia yang
berperan untuk mengubah minyak tumbuhan menjadi sabun sehingga tidak
berbahaya, sampai bahan pendukungnya seperti essential oil. Tidak hanya
itu,proses produksi pada produk usaha sabun organik ini sudah dilakukan
dengan persiapan yang baik dan perencanaan yang matang. Mulai dari kualitas
bahan baku dan rempah-rempah yang digunakan dalam pembuatan sabun
organik, manfaat yang terkandung dalam sabun organik berasal dari bahan alami
yang berbeda dengan sabun pada umumnya sehingga tidak menimbulkan efek
samping, maka dari itu, dapat dianalisa usaha poduksi ini akan mampu
menghasilkan produk sabun organik yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau dan memiliki biaya produksi yang efisien, hal tersebut dilakukan agar
produk sabun organik ini dapat dijangkau dari berbagai kalangan terutrma orang
yang memiliki alergi pada sabun non organik, dan juga sekolah- sekolah serta
masyarakat umum rumah tangga yang menggunakan sabun dalam aktivitas
sehari-hari.
2.3 Peluang Pasar
Berikut merupakan sejumlah pertimbangan faktor SWOT dalam
menganalisi keberlanjutan usaha sabun organic dari rempah.
Tabel 2.1. Analisis SWOT usaha sabun organik dari rempah.

Faktor dari dalam Faktor dari luar


Strength (Kekuatan) : Opportunities (Peluang) :
 Harga yang ditawarkan  Mampu memasuki dan
produk relative terjangkau bersaing dalam pasar.
untuk semua kalangan.  Menyesuaikan tren back to
 Memiliki kualitas produk nature. Karena masyarakat
yang konsisten dan terjamin. global mulai menggunakan
 Aman digunakan untuk jenis kata organik pada setiap aspek
kulit sensitive. sehari-hari, seperti makanan
 Ramah lingkungan. organiki, minuman organik,
kosmetik organik, dan lain-
lain. Oleh karena itu usaha

5
sabun organik ini berpeluang
besar untuk masyarakat dan
lingkungan.
 Berorientasi untuk masa depan
Weakness (Kelemahan) : Threats (Ancaman) :
 Memerlukan waktu yang  Adanya pesaing dari sabun
lama untuk proses pembuatan buatan pabrik yang lebih
sabun organik modern.
 Modal yang terbatas  Munculnya pesaing baru yang
 Tempat produksi yang dapat menarik minat
terbatas konsumen.

2.4 Promosi
Proses promosi pada usaha sabun organik ini dilakukan secara online dan
offline, promosi secara online melalui media sosial seperti whatsapp,
instagram, twitter, dan tik–tok yang dilakukaan dengan mengunggah foto sabun
organik disertakan dengan caption mengenai manfaat produk serta keunggulan
produk, kemudian membuat konten video edukasi singkat mengenai
kebaikan/manfaat menggunakan sabun mandi organik. Seperti bebas bahan
kimia, cocok untuk yang memiliki alergi dan mempercantik kulit lebih cepat
tanpa efek samping, lalu promosi secara offline di sampaikan secara langsung
kepada konsumen dengan cara berkunjung ke sekolah-sekolah atau menawarkan
langsung kepada masyarakat umum rumah tangga yang pastinya menggunakan
sabun untuk aktivitas sehari-hari. selain itu, ada pemberian diskon 10% yang
akan ditawarkan kepada 10 konsumen pertama. Hal tersebut dilakukan agar dapat
menarik minat konsumen terhadap produk yang kita buat. Dengan begitu, produk
sabun organikakan lebih capat dikenal masyarakat.

2.5 Rencana Pemasaran


Proses pemasaran usaha produk sabun organik ini dilakukan secara online dan
offline. Alasan mengapa usaha sabun organik ini dijual secara online yaitu
karena kita menyadari sibuknya aktivitas sehari-hari, khususnya di Ibu Kota
Jakarta, maka tepat untuk membuka toko online sebagai sarana untuk berjualan.
Selain itu, budaya belanja online sudah menyatu pada masyarakat saat ini.
Masyarakat khususnya remaja dan dewasa sudah terbiasa berbelanja secara
online dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga merupakan suatu peluang untuk
membuka bisnis berbasis online. Dengan usaha secara online, maka target pasar
usaha ini bukan hanya di sekitar kampus saja tetapi mencakup seluruh wilayah
Jakarta dan sejabodetabek, sehingga dapat dikatakan ruang lingkupnya akan

6
menjadi semakin luas dan dapat menjangkau lebih banyak calon pembeli. Selain
itu, dengan membuka usaha sabun organik secara online, maka produk ini
dapat diakses 24 jam oleh siapa saja dan di mana saja. Inilah yang menjadi
keuntungan usaha online yang tidak ditemui di toko offline yang cenderung
memiliki jam operasional kerja terbatas. Dengan perkembangan usaha online di
Indonesia, maka berdampak juga dengan perkembangan jasa logistik. Jasa
logistik yang semakin meluas di seluruh wilayah Indonesia membuat estimasi
pengiriman semakin cepat sampai di konsumen/pembeli. Selain itu, dengan
adanya jasa pengantaran paket berbasis aplikasi, seperti Grab dan Go-Jek yang
memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan produk pesanannya secara cepat
jika berada dalam keadaan mendesak. Dengan segala aspek tersebut, baik dari
kemajuan teknologi informasi, respon masyarakat terhadap belanja online,
dukungan logistik yang memadai, dan ditunjang oleh kepercayaan dari pihak
pembeli membuat budaya belanja online ini semakin berkembang pesat sampai
sekarang dan beberapa tahun ke depan. Konsep usaha yang diadopsi yaitu ingin
menawarkan produk sabun organik dari rempah dengan harga terjangkau.
Konsumen dapat membeli sabun batang organik dengan berbagai varian. Sabun
Organik dari rempah fokus pada penjualan secara onlinekarena dapat
menjangkau masyarakat luas tanpa batasan ruang dan waktu yang ditunjang oleh
beberapa platform e-commerce/situs jual-beli online seperti Tokopedia dan
Shopee Atau melalaui Status Whatsapp untuk menawarkan produk sabun organik
ini kepada teman dekat di media sosial Whatsapp. yang semakin tumbuh
berkembang di Indonesia dalam mewadahi dan memfasilitasi para pmilik Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dalam mengembangkan
usahanya secara online. Lalu untuk penjualan secara offline artinya penjualan
atau promosi dilakulan dengan jangkauan yang terbatas di area yang kami sebar
media promosi offlinenya. Untuk penjualan secara offline ini dapat kita
sampaikan langsung kepada konsumen dengan cara menawarkan langsung
kepada seluruh mahasiswa dan dosen disekitar kampus Unindra gedung A dan B,
atau berkunjung ke sekolah-sekolah dan menawarkan sabun organik untuk
mencuci tangan dilingkungan sekolah, atau juga menawarkan kepada masyarakat
umum rumah tangga yang pastinya menggunakan sabun dalam aktivitas sehari-
hari. Alasan mengapa usaha sabun organik ini juga dijual secara offline
karena memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi secara langsung
dan membuat konsumen lebih yakin untuk membeli produk yang ditawarkan
karena melihat produknya secara langsung.

7
2.6 Analisis Kelayakan Usaha Asumsi
Dalam perencanaan program ini, diasumsikan bahwa biaya dalam waktu
sebulan adalah sebagai berikut :

Biaya Operasional Produksi


Biaya Produksi Rp 1.170.000
Biaya Alat Rp 1.595.000
Biaya Lain-Lain Rp 3.090.000
Jumlah Rp 5.855.000

a. HPP Sabun Organik


= Biaya Produksi : Jumlah produk
= Rp1.170.000 : 200
= Rp 5.850/pcs
b. Harga Jual Produk
Harga Jual Sabun Organik = Rp 15.000
c. Hasil Usaha
HU = Jumlah produk x Harga Jual
= 200 x Rp 15.000
= Rp 3.000.000
d. Laporan Laba Rugi
L/R = Hasil Usaha – Biaya Produksi
= Rp 3.000.000 – 1.170.000
= Rp 1.830.000
e. Benefit Cost Ratio
= Total HasilUsaha : Total Biaya Produksi
= Rp 3.000.000 : 1.170.000
= Rp 1.830.000
f. Return Of Invesment (ROI)
= (Laba : Biaya Produksi) x 100%
= ( Rp 1.830.000 : 1.170.000) x 100%
= 156%
g. Jangka Waktu Balik Modal
= Total Modal Awal: (Laba x Lama Produksi)
= 5.855.000 : (Rp 1.830.000 x 1 bulan)
= 3,19 = 3 bulan. Artinya, modal akan kembali setelah lama produksi 3 bulan

8
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Secara umum, kegiatan produktif pada produk sabun organik berbahan dasar jamu
guna meningkatkan kesehatan kulit dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
3.1 Tahap Awal
Pada tahap awal, akan dilakukan beberapa perencanaan sebelum melakukan
tahap produksi, promosi dan pemasaran.
a. Pertama-tama akan dilakukan perencanaan tentang bagaimana membuat
produk Pocket Book Fisika berbasis augmented reality yang diintegrasikan
dengan smartphone guna meningkatkan pemahaman siswa tentang fisika,
Selain itu akan dilakukan perencanaan proses promosi dan pemasaran Pocket
Book Fisika berbasis augmented reality yang diintegrasikan dengan
smartphone guna meningkatkan pemahaman siswa tentang fisika ini supaya
dapat menarik minat masyarakat khusus nya siswa SMA terhadap produk ini.
b. Melaksanakan rapat anggota tentang kegiatan persiapan alat dan bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam proses produksi.
c. Merencanakan dan mempersiapkan desain brosur promosi untuk kegiatan
promosi.

3.2 Tahap Inti


Pada tahap inti ini, akan dilakukan tiga proses, yaitu proses produksi,
promosi, dan pemasaran Proses pembuatan Sabun.
Secara umum Sabun dibuat dengan dua tahapan. Tahap pertama ialah proses
pembuatan bahan dasar sabun yaitu proses kimia untuk merubah minyak menjadi
bahan dasar sabun (soap chip). Tahap kedua ialah Proses finishing yaitu proses
fisik dimana bahan dasar sabun mendapat perlakuan mekanis untuk membuat
tampilan fisik serta penambahan bahan pengaya sehingga sabun memiliki nilai
tambah serta daya. Dalam prakteknya, untuk mendapatkan sabun berkualitas
dapat menggunakan dua metode yaitu kontinu dan batch. Metode kontinu
merupakan metode yang banyak di gunakan di masa sekarang, dalam hal ini
minyak terhidrolisis oleh air pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan
katalis. Pada metode batch, lemak atau minyak terlebih dahulu dipanaskan
dengan sebuah alkali (NaOH atau KOH) berlebih pada sebuah ketel. Apabila
penyabunan selesai maka ditambahkan garam – garam agar mengendapkan
sabun. kedua metode ini mempunyai kesamaan pada tahapan proses hanya tidak
sinkron pengoperasiannya saja. Selanjutnya, Secara garis besar tahapan dalam
proses saponifikasi di bagi menjadi empat tahapan, yaitu :

9
1. Tahap Reaksi ( Saponification)
Pada Tahap ini minyak direaksikan dengan soda api dalam wadah (
Reaktor/ kettle ) untuk membentuk sabun mentah ( Curd Soap ) dan gliserin
sebagai produk samping. Reaksi berlangsung pada kisaran suhu 90 – 120◦ C
(tekanan atmosfir atau tekanan hingga 2 bar). Langkah pertama adalah soda
api (dalam bentuk larutan) dan air bersih (campuran soda api dan air yang
disebut lye) ditempatkan dalam wadah pada suhu 80°C. Kemudian minyak
(80°C) ditambahkan perlahan-lahan ke dalam cairan sambil diaduk/ diaduk
sampai semua komponen tercampur dan dipanaskan sampai suhu reaksi.
Jumlah soda api yang digunakan harus melebihi persyaratan reaksi sekitar 0,4-
0,8%. Penting agar reaksi berlangsung dengan sempurna. Jika soda tidak
cukup, sisa minyak di dalam sabun akan teroksidasi sehingga menimbulkan
bau yang tidak sedap. Adapun ciri indikasi minyak sisa yakni lye berwarna
kehijauan. Kemudian, apabila reaksi tersebut berlangsung dengan sempurna
maka campuran hasil reaksi dan lye perlu untuk dipisahkan.
2. Tahap Pemisahan ( Separation )
Sabun mentah ( Curd Soap ) dipisahkan dari lye dengan pendinginan.
Perbedaan berat jenis antara curd soap dan lye membentuk dua lapisan.
Lapisan atas berupa curd soap sedangkan bagian bawah adalah lye yang
mengandung gliserin (disebut juga sebagai spent lye). Temperatur terbaik
pemisahan curd soap dan spent lyeterjadi pada temperatur 86 – 88°C . Sabun
mentah hasil dari pemisahan kemudian dimurnikan pada tahap selanjutnya
sedangkan spent lye diproses untuk mendapatkan gliserin murni dengan
menggunakan distilasi.
3. Tahap Pemantapan ( Fitting )
Pada Tahap ini di bertujuan untuk mendapatkan kondisi pasta sabun
yang stabil atau sering disebut dengan neat soap.
4. Tahap Pengeringan ( Drying )
Pada tahap ini biasanya diperlukan jika ingin membuat sabun padat.
Secara umum kadar air yang ada pada sabun mandi padat yang sering kita
temui dipasar memiliki kandungan 13 – 15%. Untuk mengurangi kadar air
pada sabun dapat menggunakan vakum spray dryer. Semua jenis vakum spray
dryer bisa dipergunakan menjadi proses pembentuk sabun baik sistem tunggal
sampai multisystem. Pada vakum sistem tunggal melibatkan pemompaan
sabun murni melewati pipa heat exchanger dimana uap akan mengalir di
bagian luar pipa Jika sabun dipanaskan. apabila telah dikeringkan serta
didinginkan tersimpan pada dinding ruang vakum, sabun dipindahkan dengan
alat pengerik sehingga jatuh pada plodder, yang akan membarui bentuk sabun
sebagai oval panjang atau butiran.

10
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang ditargetkan seperti pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besar Dana (Rp)
1. Bahan Habis Pakai Belmawa
Perguruan Tinggi
Instansi Lain
2. Sewa dan Jasa Belmawa
Perguruan Tinggi
Instansi Lain
3. Transportasi Lokal Belmawa
Perguruan Tinggi
Instansi Lain
4. Lain-lain Belmawa
Perguruan Tinggi
Instansi Lain
Jumlah
Belmawa
Rekap Sumber Perguruan Tinggi
Dana
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan pelaksanaan PKM-K dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PKM-K
No. Jenis Kegiatan Bulan Person Penanggung
1 2 3 4 jawab
1. Persiapan kegiatan Priscilla Herari
Astutie
2. Pengadaan bahan Afifah Safira Rayhan
baku
3. Pembelian alat dan Chaerunisa Anwar
bahan
4. Pembuatan produk Nur Habibah

11
5. Uji coba produk Talitha Fasya

6. Pengemasan produk Priscilla Herari


Astutie
7. Pendaftaran HKI Afifah Safira Rayhan

8. Pemasaran produk Chaerunisa Anwar


usaha
9. Analisis produk usaha Nur Habibah

10. Evaluasi Talitha Fasya

11. Penyusunan artikel Priscilla Herari


ilmiah Astutie
12. Penyusunan laporan Afifah Safira Rayhan
kemajuan PKM-K
13. Penyusunan laporan Chaerunisa Anwar
akhir PKM-K

12

Anda mungkin juga menyukai