Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNOLOGI SEMI SOLID DAN

LIQUID
(Formulasi Sabun Cair Dari Ekstrak Kunyit Putih Yang
berkhasiat sebagai antimikroba dan antijamur)

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Lorean Yogi Pratama (30317038)

2. Dewi Mega Ayu Pertiwi (30318022)

3. Domas Artha Dewi Vionita (30318027)

4. Ika Nur Febriana (30318047)

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita semua.
Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah akal
budi pekerti kita untuk memanfaatkan karunia Allah SWT itu dengan sebaik-baiknya.

Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, anda akan menjadi generasi
bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu materi “Tekhnologi Sediaan
Farmasi Solid & Liquid”.

Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun, dalam
usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa kami jadikan sebagai motivasi.

Kediri, 28 Maret 2019

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………3

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………....4

1.1 Latar Belakang……………………………………………………4


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...5
1.3 Tujuan……………………………………………………………..5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….6

2.1 Klasifikasi Tanaman Kunyit Putih………………………………6


2.2 Manfaat Ekstrak Kunyit Putih…………………………………..6
2.3 Kandungan Ekstrak Kunyit Putih………………………………7
2.4 Formulasi Dan Metodologi ………………………………………8
BAB III PENUTUP………………………………………………………….11
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..12

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.Metode pembuatan sabun
pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang digunakan saat ini, walaupun
tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun dibuat dengan
metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida dengan soda kaustik (NaOH) sehingga
menghasilkan sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun
dapat berupa lemak hewani maupun lemak/minyak nabati.Penggunaan sabun dalam
kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya
yaitu membersihkan. Berbagai jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari
sabun cuci (krim dan bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan(cair) serta sabun
pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair).(Apriana,2013).

Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu mengandung
ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan
keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi oksidasi
diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat
atau mencegah terjadinya oksidasi pada substrat yang mudah teroksidasi dan telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat
menghambat reaksi radikalbebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler dan
penuaan dalam tubuh manusia serta menangkal radikal bebas yang berasal dari polusi,
radiasi dan asaprokok. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki
system pertahanan antioksidan yang cukup, sehingga apabila terjadi paparan radikal
berlebihan, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari luar).(Muchtadi
dalam Arsyad, 2014).

4|Page
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa saja manfaat dari kunyit putih ?
2. Apa saja kandungan dalam ekstrak kunyit putih yang akan digunakan untuk zat
antimikroba dan antijamur dalam sabun cair?
3. Apa formulasi dan bagaimana metodologi dari formulasi tersebut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui manfaat kunyit putih
2. Mengetahui kandungan ekstrak kunyit putih yang akan digunakan untuk zat
antioksidan dalam sabun cair.
3. Mengetahui cara pembuatan sabun cair dari ekstrak kunyit.

5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Kunyit Putih

Nama Indonesia : Kunyit putih.


Nama tanaman asal : Curcuma Mangga Val.
Kingdom : Plantae.
Divisi : Spermatophyta.
Sub Divisi : Angiospermae.
Classis : Monocotyledonae.
Ordo : Zingiberales.
Familia : Zingiberaceae.
Genus : Curcuma.
Spesies : Curcuma Mangga Val.

2.2 Manfaat Ekstrak Kunyit.

1. Obat Alergi Alami

Senyawa curcuminoids yang terkandung dalam kunyit putih, membuatnya sangat


bermanfaat sebagai anti-alergi, dan terbukti dapat mengatasi gejala alergi pada kulit.
Sebagai obat anti-alergi, kunyit putih bekerja layaknya antihistamin yang berfungsi untuk
menghambat aktivitas protein penyebab peradangan dan mencegah pelepasan histamin,
yaitu zat kimia yang memicu reaksi alergi.

6|Page
2. Antimikroba dan Antijamur

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kunyit putih memiliki sifat antimikroba
dan antijamur yang cukup baik. Ekstrak kunyit putih terbukti dapat melawan beberapa
spesies bakteri penyebab penyakit seperti E. Coli, bakteri penyebab berbagai gangguan
pencernaan, dan Staphylococcus Aureus, bakteri penyebab bisul, impetigo, selulitis,
sepsis, dan osteomielitis.

Kunyit putih untuk kesehatan juga mampu melawan infeksi jamur, seperti Candida
dan Aspergillus, serta menghambat aktivitas jamur-jamur lainnya pada tubuh manusia.
Selain itu, manfaat kunyit putih pun turut andil dalam mengurangi jumlah bakteri jahat di
mulut, dengan hasil yang setara dengan produk obat kumur yang biasa dijual di pasaran.

2.3 Kandungan Ekstrak Kunyit.

Kunyit mengandung senyawa kurkumin berada pada kesetimbangan antara diketo dan
keto-enol, kunyit mengandung banyak khasiat sebagai antibakteri, antioksidan, antijamur
dan antialergi, dari zaman dahulu kunyit digunakan sebagai obat gatal pada kulit, infeksi
pada kulit, lulur, cream muka dan obat dalam zat warna kuning dari tanaman kurkuma ini
sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan, bumbu atau obat-obatan dan tidak
menunjukkan efek toksik. Kurkimin dalam kunyit terdiri dari 3 yaitu kurkumin I
difreruloymethane (C21H2O6) 94% , kurkumin II atau desmethoxy kurkumin
(C20H18O5) 5,7 % dan kurkumin III bisdesmethoxy kurkumin (C19H16O4) 0,3%
(Meiyanto dalam Astuti, 2009).
Berdasarkan penelitian sebelumnya seperti pengolahan minyak jelantah menjadi sabun
dengan ekstrak kunyit, lidah buaya , dan pepaya kualitas sabun yang dihasilkan lebih
mendekati sabun cuci dibandingkan sabun mandi hal ini disebabkan karena komposisi
formula sediaan sabun tidak tepat sehingga mempengaruhi kualitas sabun (Wijaya dkk,
2014).
Dalam penelitian ini diharapkan sabun yang dihasilkan sesuai dengan standar SNI dan
produk yang dihasilkan minimal mendekati kualitas sabun cair yang beredar dipasaran,
penambahan ekstrak dalam penelitian ini ialah ekstrak kunyit sebagai antioksidan untuk
mendapatkan sediaan sabun cair yang sesuai dengan standar SNI.

7|Page
2.4 Formulasi dan Metodologi
a. formulasi

b. alat dan bahan


 ALAT
 blender
 pisau
 timbangan digital
 gelas ukur
 Erlenmeyer
 beker glass
 cawan penguap
 kaca arloji
 batang pengaduk,
 Corong
 Buret
 botol semprot
 Piknometer
 pipet tetes
 pH meter
 viskometer stormer
 sentrifuse.

8|Page
b.BAHAN
1. ekstrak Kunyit digunakan untuk antijamur
2. asam stearate digunakan untuk menstabilkan busa dalam sediaan sabun
3. adeps lanae digunakan untuk menyerap minyak-minyak dan kotoran di kulit
4. triethanolamin adalah detergen dan bahan pengemulsi atau pencampur atau pengikat
air dan minyak
5. gliserin sebagai humektan, sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit
selain itu sebagai pelarut.
6. Aquadest sebagai pelarut dalam sediaan
7. Parfum Rosae digunakan sebagai pewangi

c. metodologi
Pembuatan ekstrak kunyit putih

kunyit putih dicuci lalu diiris setebal 6-7 mm, dan dioven pada suhu 50 derajat
celcius sampai kadar air di bawah 10%. Simplisia kering digiling dan diayak dengan
ayakan 40 mesh sebanyak 250 g serbuk kering direndam dengan etanol 80% sebanyak
1000ml dan selama perendaman dilakukan pengadukan menggunakan stirer selama 4 jam
dan didiamkan selama 24 jam, serat disaring

Formula sabun cair ekstrak kunyit putih dibuat dengan menggunakan basis
sabun asam stearat, adepslanae, TEA dan gliserin. Formula dibuat dengan 3 variasi
jumlah ekstrak kunyit putih. Evaluasi yang dilakukan terhadap sabun cair meliputi ;
organoleptis, berat jenis, viskositas, uji daya busa, pH, dan uji iritasi kulit. Pemeriksaan
uji daya anti jamur ekstrak kunyit putih setelah diformula menjadi sabun cair dilakukan
dengan cara terlebih dahulu mensterilisasikan alat dan bahan, membuat medium
pertumbuhan, melakukan peremajaan mikroba, dan membuat suspensi mikroba.

Pembuatan Suspensi Mikroba Uji.


Mikroba uji yang sudah diremajakan digoreskan sebanyak 3-4 goresan,
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi NaCl 0,9% b/v,
kemudian dihomogenkan. Kekeruhan dari suspensi diukur dengan spektrofotometri UV-

9|Page
Vis sehingga diperoleh suspensi dengan transmitan 90% pada panjang gelombang 530
nm

Penentuan Aktivitas Sampel.


Sebanyak 1 ml suspensi mikroba uji dimasukkan ke dalam cawan petri yang
masingmasing berisi 15 ml media PDA, lalu dihomogenkan. Setelah media padat
diletakkan kertas cakram steril yang telah dicelupkan sediaan uji. Lalu diinkubasi selama
48 jam pada suhu 30oC. Diamati adanya pertumbuhan mikroba uji dan diukur daerah
hambatan dengan jangka sorong

10 | P a g e
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa sabun cair
dari ekstrak kunyit putih mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans pada konsentrasi ekstrak 7%. Sabun cair ekstrak kunyit putih stabil secara
fisika setelah 4 minggu penyimpanan.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.unri.ac.id/index.php/FPFI/article/viewFile/1241/1232

https://www.halodoc.com/5-manfaat-kunyit-putih-untuk-kesehatan

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kunyit/

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai