MUHAMMAD AL ASYRAF
NIS 187050
Disusun oleh
Muhammad Al Asyraf
NIS 187050
ABSTRACT
Soap is a cleanser that has been used for a long time because it can
remove impurities such as dust, bacteria and metabolic waste (sweat), so it can
prevent infection on the skin. This triggers the need for skin protection by using
cosmetics such as soap. The purpose of this study is how the quality of the liquid
bath soap containing goat's milk is in accordance with the Indonesian National
Standard (SNI 06-4085: 1996). The content of goat's milk is also useful as a
supply of nutrients that function to moisturize the skin surface to make it smoother
and supple. The quality test of liquid soap preparations carried out in this study
were pH, specific gravity, free alkali, and microbial contamination tests. The test
was carried out on the 1st, 3rd and 10th days to determine the difference in
quality during storage time. The results showed that liquid soap preparations
from goat's milk extract with variations of coconut oil and palm oil can be
formulated into liquid bath soaps that meet the requirements (SNI 06-4085:
1996).
i
KATA PENGANTAR
SWT karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis dapat selesaikan
Laporan Analisis Terpadu II dengan judul “Analisis Kualitas Sabun Mandi Cair
baik dari pihak sekolah maupun pihak instansi, oleh karena itu penulis
SMAK PADANG
PADANG
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dan
banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Batasan Masalah.............................................................................2
C. Perumusan Masalah........................................................................3
D. TujuanPenelitian.............................................................................3
E. Manfaat Penelitian..........................................................................4
F. Batasan Istilah.................................................................................4
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.........................................................................................29
B. Saran...............................................................................................29
KEPUSTAKAAN............................................................................................31
LAMPIRAN ...................................................................................................32
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUUAN
sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.
Metode pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode
yang digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat
ini jauh lebih baik. Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak
asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai
jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan
bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun pembersih
Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu
mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut
ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun
senyawa yang dapat menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi pada substrat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu setiap orang berhak
menjaga kesehatan kulit tetap sehat dan merawat kulit tubuh agar selalu bersih
dan mampu melembabkan kulit, kesehatan kulit perlu dijaga karena pada daerah
kulit ada banyak kotoran dan bakteri yang menempel pada kulit biasanya ketika
1
2
kita sedang berada diluar rumah atau beraktivitas dilingkungan yang terpapar
Sabun mandi cair adalah sediaan berbentuk cair yang digunakan untuk
pembersih kulit serta membuat kulit menjadi lebih segar dan lembut yang dibuat
pengawet, pewarna, dan pewangi yang diijinkan dan digunakan untuk mandi
tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Sabun cair dibuat dari reaksi saponifikasi
dari minyak lemak dari KOH. Sabun yang berkualitas baik harus memiliki daya
detergensi yang cukup tinggi, walaupun digunakan pada suhu dan tingkat
kesadahan air yang berbeda-beda. Sabun cair merupakan produk yang lebih
banyak disukai dibandingkan dengan sabun padat oleh masyarakat sekarang ini,
karena sabun cair lebih higienis dalam penyimpanannya dan lebih praktis di bawa
kemana-mana.
B Batasan Masalah
Subjek penelitian
Objek penelitian
Parameter penelitian :
C. Perumusan Masalah
layak?
D Tujuan Penelitian
mikroorganisme
E Manfaat Penelitian
pengetahuan penulis terhadap kualitas sabun mandi cair dan kepada masyarakat
mengenai referensi informasi terhadap kandungan sabun mandi cair yang ada di
F Batasan Istilah
1) Analisis
2) Kualitas
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat
sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan
3) Kadar
Kadar adalah ukuran atau satuan unsur tertentu dalam suatu materi.
4) Alkali
5
Adalah suatu zat basa yang larut dalam air yang mempunyai pH lebih
dari 7,0.
5) Mikroba
7) Asam
8) pH
9) Antibakteri
10) Parameter
11) SNI
12) Lemak
Adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh unsur Karbon (C),
KAJIAN PUSTAKA
A .Kajian Teori
1. Sabun
Sabun merupakan hasil hidrolisa asam lemak dan basa. Peristiwa ini
yang mereaksikan suatu lemak atau gliserida dengan basa. Menurut Dewan
Standarisasi Nasional (1996), sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit
berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan
penambahan bahan lain yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa
menimbulkan iritasi pada kulit. Sifat pencuci dari sabun disebabkan karena
sabun merupakan senyawa amfifil (yaitu yang mengandung gugus hidrofob dan
(Almazini, 2009).
sama dengan pH 4,5 (Gehring et al. 1991). Jadi sabun yang memiliki pH
juga lebih dapat menyebabkan kulit kering. Oleh karena itu, Dewan
Standarisasi Nasional menetapkan syarat mutu sabun cair yang tersaji pada
antara lain karakteristik pembusaan yang baik, tidak mengiritasi mata, membran
mukosa dan kulit, mempunyai daya bersih optimal dan tidak memberikan efek
yang dapat merusak kulit serta memiliki bau yang segar dan menarik
(Fahmitasari, 2004).
bahan dasar dan bahan tambahan. Bahan dasar sabun adalah bahan yang
a. Bahan pengental
non-ionik dan larut air yang diperoleh dari reaksi antara selulosa dan propilen
9
b. Stabilizer
baik dalam warna, bau dan bentuk fisik. Bahan-bahan tersebut adalah :
cairan tersebut.
c. Bahan pelembab
digunakan dalam produk kosmetika adalah gliserin, methyl glucose ester, turunan
lanolin, dan mineral oil. Bahan pelembab mempunyai peranan penting dalam
corneum. Hasilnya, fungsi kulit sebagai penghalang bakteri dan zat-zat yang
merugikan tubuh terganggu. Selain itu, beberapa produk pembersih kulit juga
11
dapat menyebabkan kulit menjadi kering. Untuk menghindari terjadinya hal ini,
2005).
12
3. Kegunaan Sabun
dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat
sabun :
Ujung anion molekul sabun, yang tertarik dari air, ditolak oleh ujung
Selain dapat membersihkan kulit dari kotoran, sabun juga dapat digunakan
untuk membebaskan kulit dari bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri
jumlah bakteri berbahaya pada kulit. Sabun antiseptik yang baik harus memiliki
standar khusus. Pertama, sabun harus bisa menyingkirkan kotoran dan bakteri.
Kedua, sabun tidak merusak kesehatan kulit, karena kulit yang sehat adalah
dimana lemak atau minyak langsung direaksikan dengan suatu basa, tetapi banyak
juga dilakukan pembuatan sabun dengan cara panas sehingga dihasilkan sabun
jenis khusus seperti sabun transparan yang pada proses pembuatannya perlu
dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
secara umum. biasanya sabun ini kita gunakan untuk mandi sehari-hari. Sabun
berbentuk cair biasanya sabun ini digunakan untuk cuci piring, cuci tangan serta
untuk sabun mandi. Sabun dengan bentuk busa atau biasa disebut foam sabun
yang satu ini biasanya digunakan untuk membersihkan wajah. Sabun dengan krim
atau gel sabun ini biasanya digunakan untuk mencuci peralatan dapur, sabun colek
serta sabun untuk mencuci wajah. Sabun dengan bentuk serbuk atau yang
biasanya sering kita sebut sebagai detergen, sabun ini biasanya digunakan untuk
yang mempunyai kandungan asam oleat tinggi dan perbandingan yang tajam dari
cairan yang setara normal warnanya agak gelap dan mempunyai bau yang kuat.
Komposisi sabun mandi cair sebagai berikut. Asam meristat, Asam laurat, KOH,
Asam stearat, Texapon, Propilen glikol, Gliserin, KCI, EDTA, Pewarna, Pewangi
dan Air.
efek lain pada kulit, pembengkakan dan pengeringan kulit, denaturasi protein dan
keduanya.
standar seperti yang telah ditetapkan dalam Dewan Standarisasi Nasional (DSN).
Syarat mutu dibuat untuk memberi acuan kepada pihak industri besar ataupun
industri rumah tangga yang memproduksi sabun mandi untuk menghasilkan sabun
dengan mutu yang baik dan dapat bersaing di pasaran lokal. Sifat mutu yang
paling penting pada sabun adalah total asam lemak, asam lemak bebas, dan alkali
di udara pada suhu 25 terhadap bobot air dengan volume dan kondisi
sifat asam atau basa yang dimiliki oleh terlalu basa, akan menyebabkan
kulit..
bebas pada sabun cair. Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang
15
tidak diikat sebagai senyawa. Kelebihan alkali bebas dalam sabun tidak
boleh lebih dari 0,1% untuk sabun Na dan 0,14% untuk sabun KOH
karena alkali mempunyai sifat yang keras dan menyebabkan iritasi pada
kualitasnya. Akan tetapi, produk sabun yang bebas alkali pun tidak
berarti bahwa kualitasnya lebih baik. Sabun yang bebas alkali justru
sanitasi dari suatu produk, analisis mikroba lingkungan pada produk jadi,
lempeng total maka semakin sedikit cemaran mikroba sabun cair yang
dihasilkan.
16
pada sabun cair diduga berasal dari banyaknya koloni mikroba yang
nilai angka lempeng total pada sabun cair diantaranya adalah higienitas
alat dan bahan, kondisi udara yang dipengaruhi oleh cuaca dan lamanya
C. Penelitian Relevan
relevan dengan penelitian ini, antara lain oleh Widyasanti & Ramadhan (2018),
Susinggih Wijana (2010) dan Umaya Nur Uswah (2019). Widyasanti &
Aquadest dalam Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbahan Dasar Virgin Coconut
Oil (VCO)”. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa bobot jenis sabun
mandi cair merek X sebesar 1,047 g/ml, alkali bebas sebesar 0,0557%, pH sebesar
Skala Produksi Sabun Cair dari Daur Ulang Minyak Goreng Bekas”. Berdasarkan
Bahan Baku Minyak Kelapa (Coconut oil) dengan Variasi Konsentrasi Infused Oil
Teh Putih (Camellia sinensis) pada Pembutan Sabun Cair”. Berdasarkan hasil
penelitiannya disimpulkan bobot jenis sabun mandi cair pembanding “F” sebesar
1,0233 g/ml, pH sebesar 9,29, dan angka lempeng total sebesar 0,825 x 105
koloni/g.
(Gusviputri dkk., 2013). Selain itu, salah satu desinfektan atau antiseptik yang
merupakan antiseptik yang sudah sering digunakan dalam air memandikan karena
METODOLOGI PENELITIAN
B. Rancangan Penelitian
Pada proses analisis ini, seluruh peralatan dan bahan kimia yang digunakan
D. Teknik Sampling
Populasi
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti.
Sampel
18
19
Sampel adalah sebagian dari populasi (sebagai wakil populasi yang diteliti),
dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi.
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Sampel yang akan
dianalisa adalah kopi bubuk merek x yang berasal dari Sumatera Barat.
pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari populasi
pada populasi (generalisasi). Dan teknik sanpling yang digunakan adalah Simple
random sampling.
Sampel acak sederhana adalah salah satu elemen dimana setiap populasi
memiliki kesempatan dan independen yang sama untuk dijadikan sebagai sampel,
yaitu sampel dipilih dengan metode pengacakan dimana sampel yang diambil yaitu
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada analisis sabun mandi cair merk T
ini adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian yang
asidimetri/alkalimetri
(ALT)
Pada penelitian ini digunakan alat dan bahan untuk mengumpulkan data
1) Alat
Alat Gelas
3. Erlenmeyer 250 ml
5. Pipet Gondok 10 ml
6. Buret 50 ml
7. Pipet Gondok 25 ml
8. Kaca Arloji
9. Oven
14. Corong
21. Piknometer 10 ml
1. Jarum Ose
2. Penangas Air
4. Standar
5. Klem
6. Kompor
8. Gas
9. Pinset
13. Baki
Alat Instrumen
22
1. Colony Counter
2. Ph Meter
3. Autoclave
4. Lemari Asam
5. Hot Plate
6. Neraca Kasar
7. Inkubator
8. Oven
9. Neraca Analitik
2) Bahan
1. Etanol Netral
3. Indikator PP 1%
6. Alkohol 70%
7. Spiritus
8. PH Universal
9. Aquades
11. Tissue
12. Vaseline
G. Prosedur Kerja
a. Penentuan pH
1. Timbang 1 gram contoh lalu larutkan dengan aquadest panas yang telah
contoh.
3. Baca dan catat nilai Ph pada skala ph meter yang ditunjukkan jarum
skala.
piknometer.
4. Diisi piknometer dengan aquades, lalu tutup dengan tutupnya dan dilap
6. Dibuang air dalam pikno lalu dibilas dengan sampel yang akan
alkalimetri
erlenmeyer tutup asah 250 ml, panaskan di atas penangas air sampai
3. Saat sabun terlarut seluruhnya, tuang cairan ke kertas saring atau cawan
gooch
5. Cuci residu pada kertas saring atau cawan gooch dengan etanol netral
7. Panaskan filtrat
merah), titrasi dengan larutan standar HCl sampai warna merah tepat
hilang
11. Hitung menjadi NaOH jika alkali atau menjadi asam oleat jika asam
40 ×V × N
Perhitungan Alkali Bebas = ×100
b
Keterangan :
282× V × N
Perhitungan Asam Lemak Bebas = ×100
b
Keterangan :
Sabun Badan T
6. Dituang medium PCA yang masih cair ke cawan petri yang sudah
hari.
27
8. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dapat diamati secara
Perhitungan :
1
Jumlah koloni per ml = jumlah koloni percawan ×
fp
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Data pengamatan
a. Penentuan pH
7,53 dan 7,54 dengan suhu 25,0℃ . Setelah dirujuk kepada SNI
28
29
dan sampel maka rumus yang digunakan yaitu berat sampel dibagi
dengan berat aquades. Karena volume yang digunakan juga sama antara
pada suhu 35-37℃ selama 24-48 jam. Hasil dari analisis yang
didapatkan yaitu 2,0 × 102 dan setelah dirujuk dengan SNI 4085:2017
PENUTUP
A. Simpulan
berikuit:
produk sabun mandi cair merk T memiliki kualitas yang bagus dan juga aman
sesuai dengan SNI yang berlaku. Dalam standar ada beberapa uji parameter
lain yang dilakukan, dan dari parameter yang penulis ujikan tidak dapat
B. Saran
peneliti sudah memahami prosedur yang akan dilakukan dan lakukan prosedur
sesuai dengan yang telah ditetapkan agar tidak keliru saat melakukan
penelitian. Sementara untuk pengujian pastikan reagen yang dibuat sudah benar
31
32
mempengaruhi hasil pengujian agar hasil yang didapat lebih akurat. Lakukan
33
Lampiran 1. Perhitungan pembuatan reagen
150 ml x 0,1 N
V(HCl pekat) =
9N
x
1% = x 100 %
50 ml
1% x 50 ml
1% =
100 %
x = 0,5 gram
G = V × N × BE
G = 0,9550 gram
34
35
mL
mL dengan aquades
analitik
36
37
panas sebanyak 90 mL
6. Beri label
Lampiran 3. Perhitungan hasil analisis
= 8oC x 0,0001 g
= 0,0008 g + 10,1798 g
= 10,1806 g
= 7oC x 0,0001 g
= 0,0007 g + 10,5174 g
= 10,5181 g
= 7oC x 0,0001 g
= 0,0007 g + 10,5176 g
= 10,5183 g
38
39
Kadar 1
Kadar 2
Ʃ ( X −x)² 0,0012
SD ¿
√ n
¿
√ 2
¿ 0,02
SD 0,02
RSD ¿ × 100 %= ×100 %=2,16 %
X 0,925
G
Nnatrium boraks ¿ × 1000
V × BE
0,9551 g
¿ ×1000=0,1000 N
50ml ×191 g /molek
Konsentrsi HCl
12,5 ml x N = 10 ml x 0,1 N
10 ml ×0,1 N
N = =0,08 N
12,5 ml
SD 0,1
RSD ¿ × 100 %= ×100 %=0,8 %
X 12,5
10-2
1 2+ 2 1
ALT ¿ jumlah koloni × ¿ × =2× 10²=200
FP 2 10¯ ²
10-3
1 2+ 4 1
ALT ¿ jumlah ko loni × ¿ × =3 ×10³=3000
FP 2 10¯ ³
(2,0×102)
Lampiran 4. Tabel 7.1.4 Standar Nasional Indonesia
42
43
44
45
Lampiran 5. Dokumentasi penelitian
46
47
48
49