Anda di halaman 1dari 7

Tugas Teknologi Kosmetika

Garam Mandi (Bath Salt)

Dosen Pengampu :
Amelia Febriani M.Farm., Apt

Disusun Oleh :
Amelia Alma Kholisah 17330502
Harika 17330737
Ersamukti RA 17330738
Muhammad Irfan R 17330744
Aldi Bayu Pamungkas 18330718

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t., berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan Tugas Teknologi Kosmetika yang
berjudul “Garam Mandi (Bath Salt)” yang telah penulis selesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Besar Muhammad s.a.w. yang
telah merubah dan memperbaiki akhlak umat manusia. Tugas ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Teknologi Kosmetika.
Pada penyusunan tugas ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya
tugas ini dapat selesai. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak, terutama kepada ibu Amelia Febriani M.Farm., Apt selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknologi Kosmetika.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran masih penulis harapkan untuk
penyempurnaan tugas ini. Atas kesediaan dan perhatian dari semua pihak yang
membantu dalam penulisan tugas ini penulis ucapkan terimakasih. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat.

Jakarta, Juni 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Garam yang dikenal sebagai penyedap makanan, ternyata punya manfaat
besar untuk perawatan kesehatan tubuh. Garam mandi mengandung garam
mineral tinggi, enzim, minyak esensial aneka aroma, pewangi dan pewarna.
Kandungan mineral garam mandi berfungsi untuk melenturkan ketegangan otot,
menyembuhkan infeksi, mengurangi rasa nyeri otot serta menurunkan gejala
inflamasi. Sementara, kandungan enzimnya berkhasiat sebagai kecantikan yang
berguna untuk membersihkan, menghaluskan dan melembutkan kulit (cleansing),
memacu pertumbuhan sel-sel kulit mati sekaligus meremajakan serta menjaga
kelembutan kulit. Saat badan terasa lelah dan otot tegang, garam mandi ini
memberikan kesegaran yang berdampak pada kesehatan dan kecantikan,
menurunkan stes dan bisa membuat rileks.
Dalam buku Cosmeticology, garam mandi didefinisikan sebagai bahan
aditif untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran beberapa bahan kimia
anorganik yang mudah larut yang diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna,
dan mungkin juga senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk
menimbulkan keharuman, pewarna, kebugaran, kesehatan, dan juga menurunkan
kesadahan air. Berdasarkan definisi di atas, jenis garam mandi dapat dibagi
berdasarkan komposisi bahannya yaitu garam mandi yang hanya mengandung
garam-garam anorganik, mengandung garam anorganik plus essentials oils,
essentials oil dan pewarna, essentials oil, pewarna, dan enzim. Komponen utama
garam mandi adalah garam-garam anorganik seperti natrium karbonat deka/mono
hidrat (Na2CO3, H2O/10 H2O), natrium seskuikarbonat (Na2CO3.NaHCO3.2H2O),
natrium klorida (NaCl),natrium ke-ksametafosfat, asam tartrat, dan asam sitrat.
(Guenther, 1987).
Garam mandi dapat membantu membersihkan tubuh, terutama saat
digunakan untuk berendam. Menciptakan suasana rileks atau santai, menurunkan
rasa stress dan sebagai sarana refreshing, juga mampu melenturkan otot-otot yang
tegang sehabis melakukan aktivitas, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit,
menurunkan gejala inflamasi atau peradangan serta menyembuhkan infeksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tujuan penggunaan bath salt?
2. Bagaimana cara pembuatan bath salt?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tujuan penggunaan bath salt.
2. Mahasiswa mengerti cara pembuatan bath salt.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
2.2 Kosmetik
Kosmetik merupakan bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis rambut, kuku,
bibir, gigi dan organ genital bagian luar untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Kepala BPOM, 2010). Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, kosmetik dibagi
menjadi 13 kelompok sediaan yaitu sediaan untuk bayi, mandi, mata,
wangi wangian, rambut, pewarna rambut, make up, kebersihan mulut,
kebersihan badan, kuku, perawatan kulit, cukur, suntan dan sunscreen
(Tranggono dan Latifah, 2007). Sediaan mandi dibedakan menjadi
beberapa kategori yaitu Sabun mandi cair, Sabun mandi antiseptik (cair),
Busa mandi, Minyak mandi (Bath oil), Garam mandi (Bath salt), Serbuk
untuk mandi (Bath powder),dan Sediaan untuk mandi lainnya (BPOM,
2010). Kosmetik dalam preparat mandi mempunyai fungsi utama bukan
hanya untuk membersihkan tubuh tetapi juga mempunyai efek terapi dan
relaksasi melalui spa dan sauna dimana air yang digunakan mengandung
mineral. Dalam pengembangannya, sediaan mandi terus berkembang dan
diperbarui seiring dengan kebutuhan higienitas masing-masing individu
sehingga timbul produk mandi yang modern (Hunting, 2000).
2.3 Garam
2.4 Bath salt
Menurut Wilkinson dan Moore (1982) bath salt terdiri dari garam organik
terlarut (berwarna dan memiliki bau harum) dan dirancang dengan tujuan
untuk memberikan efek lembut pada air (Water softener), dan pada saat
yang bersamaan memberikan aroma yang menyegarkan dan warna yang
menarik (Wilkinson and Moore, 1973). Terdapat tiga faktor yang menarik
bagi pengguna yaitu warna, bentuk dan keharuman parfum yang diberikan
(Wilkinson and Moore, 1973). Bath salt merupakan produk garam larut air
yang ditambahkan ke dalam air untuk meningkatkan kualitasnya dan
memberikan pengalaman yang lebih baik pada saat berendam. Air yang
digunakan saat berendam mengandung sangat sedikit garam sehingga air
akan melewati kulit untuk menyeimbangkan konsentrasi air dan garam
antara tubuh dan air yang digunakan pada saat berendam. Bath salt
mengurangi kemampuan kulit untuk menyerap air, oleh karena itu bath salt
juga mengurangi efek kerut pada kulit telapak tangan yang timbul pada
saat seseorang menghabiskan waktu yang lama untuk berendam (Ansto,
2018). Menurut Hunting (2000) penggunaan bath salt sangatlah mudah
dan sederhana sehingga dapat digunakan oleh semua orang, yaitu dengan
menyiapkan air yang akan digunakan untuk berendam lalu memasukkan
bath salt ke dalamnya, bath salt akan terurai dengan sendirinya dalam air
karena komponen utama dari bath salt adalah garam (Ansto, 2018). Garam
dapat terurai di dalam air ketika asam dan basa bercampur dengan air
sehingga terjadi reaksi kimia yang menghasilkan gas karbon dioksida,
reaksi yang terjadi yaitu H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3  Na3C6H5O7 +
4H2O + 3CO2 (Allen, Popovich dan Ansel, 2010).
Sediaan bath salt dalam bentuk padat atau yang disebut sebagai bath bomb
harus memenuhi syarat dan karateristik yang telah ditetapkan.
Karakteristik penting dari bath salt yang baik selain ukuran dan warna
adalah, bath salt juga seharusnya mudah mengalir dan mudah larut dengan
cepat dalam air, mempunyai tingkat kebasaan yang rendah dan lembut di
kulit (Wilkinson and Moore, 1982). Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu
mudah larut dan memiliki efek water softening yang efektif, memiliki
penampilan yang menarik, tetap stabil dibawah suhu kamar, mudah
diwarnai juga diberi parfum serta memiliki harga yang terjangkau
(Wilkinson and Moore, 1973).
DAFTAR PUSTAKA

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2008, Bahan
Kosmetik. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. 2007, Buku Pegangan Ilmu Kosmetik, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hunting, A.L.L. 2000, ‘Soap’, in Butler, H., Poucher’s Perfumes, Cosmetics and
Soaps, 10th ed. Kluwer Academic Puslisher, London.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2010, Kriteria
dan Tata Cara Pengujian Notifikasi Kosmetika. Jakarta : Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Wilkinson, J.B. and Moore, R.J. (eds). 1973, Harry's Cosmeticology, 6th ed., 235,
Leonard Hill Books, New York.
Wilkinson, J.B. and Moore, R.J. (eds). 1982, Harry's Cosmeticology, 7th ed., 101-
103, Chemical Publishing Company, New York.
Ansto. 2018. The Soapy Science of Natural Soap. Diakses pada 25 Juni
2019,http://www.ansto.gov.au/cs/groups/corporate/documents/document/
mdaw/mda3/~edis p/acs016598.pdf.
Allen, L. V., Popovich, N. G dan Ansel, H. C, 2010, Bentuk Sediaan Farmasetis
& Sistem Penghantaran Obat, diterjemahkan oleh Hendriati, L., Foe, K.,
Edisi IX, 215-235, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai