1. PERSYARATAN TEKNIS
BAHAN KOSMETIK
2. PENILAI KEAMANAN
(SAFETY ASSESSOR)
KOSMETIKA
1
Peraturan Badan POM No.23 Tahun 2019
tentang PERSYARATAN TEKNIS BAHAN
KOSMETIKA
D E F I N I S I
Bahan Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan
yang berasal dari alam dan/atau sintetik yang
merupakan komponen Kosmetika termasuk Bahan
Pewarna, Bahan Pengawet, dan Bahan Tabir Surya.
Bahan Pewarna adalah bahan atau campuran
bahan yang digunakan untuk memberi dan/atau
memperbaiki warna pada Kosmetika
Lampiran I
Bahan yang diizinkan digunakan dengan
pembatasan dan persyaratan penggunaan Lampiran II
Bahan yang diizinkan sebagai Bahan Pewarna.
Lampiran III
Bahan yang diizinkan sebagai Bahan Pengawet
Lampiran IV
Bahan yang diizinkan sebagai Bahan Tabir
Surya
Lampiran V
Bahan yang tidak diizinkan digunakan dalam
Kosmetika
Pelaku Usaha wajib menjamin Kosmetika
yang diproduksi untuk diedarkan di dalam negeri dan/atau
yang diimpor untuk diedarkan di wilayah Indonesia
memenuhi persyaratan teknis Bahan Kosmetika.
Keamanan
dibuktikan dengan:
hasil uji laboratorium dan/atau
referensi ilmiah/empiris lain yang
Kemanfaatan relevan
1. isopropylparaben, isobutylparaben,
Indonesia masih dan/atau benzylparaben diizinkan
sebagai bahan kosmetika di negara
memperbolehkan
asal; dan
2. tidak bertentangan dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III.
Ketentuan untuk Kosmetika
Mengandung
Alpha Arbutin dan Beta Arbutin
PerBadan POM No
23 Tahun 2019
Lampiran I
PerKa 18/2015
PerBadan POM No
23 Tahun 2019
Lampiran I
• Untuk semua sediaan pewarna rambut (baik oksidatif maupun non oksidatif):
Pada kolom c (jenis sediaan/kegunaan) ditambahkan keterangan “Penggunaan untuk
mewarnai bulu mata atau alis tidak diperbolehkan”.
Pada kolom f ditambahkan peringatan “Gunakan sarung tangan yang sesuai” dan “Tidak
boleh digunakan untuk mewarnai bulu mata dan alis” yang harus dicantumkan dalam
penandaan atau leaflet.
Lampiran I
• Glycolic and lactic acid (INCI), garam umum dan ester sederhananya
Perubahan pembatasan/persyaratan yaitu “penggunaan profesional” (kadar AHA > 10% - 20% ) diubah menjadi “diaplikasikan
oleh dokter”; sedangkan kadar AHA > 20% yang semula “diaplikasikan oleh dokter” diubah menjadi “diaplikasikan oleh dokter
spesialis kulit dan kelamin”.
Lampiran I
Hydrogen Peroxide
Pada Fungsi H2O2 sebagai
sediaan pemutih gigi
Penambahan kelompok dengan
kadar maksimum ≤ 0,1% H202
(diaplikasikan sendiri)
sehingga penggunaan
H2O2 sebagai pemutih gigi
dikelompokkan menjadi 3
Lampiran I
• Triclosan
penambahan
fungsi sabun cuci
tangan.
• Potassium Hydroxide
Penambahan fungsi Potassium Hydroxide sebagai pelunak dan mengangkat bagian kulit yang
menebal dan mengeras (kapalan/kalus).
• Silver nitrate
Silver nitrate dihapus dari daftar bahan Lampiran I karena ada pembatasan khusus digunakan untuk
pewarna bulu mata dan alis.
Lampiran I
Penambahan bahan
Penambahan bahan sebanyak 50 bahan (dari bahan nomor 155-nomor 205).
Climbazole
Polidocanol
Lampiran I
DEGEE
Lampiran I
Penambahan footnote “CAS Number yang tercantum dalam kolom ini tidak mencakup semua
CAS Number dari bahan tersebut dan hanya dicantumkan sebagai referensi.”
• Penambahan Carbon
Black/Pigment Black 6
& 7 dalam bentuk nano.
Perubahan pada Lampiran II
(Bahan Pewarna yang
Diizinkan dalam Kosmetika)
• Penambahan persyaratan Pigment White 4 “Tidak digunakan pada kosmetika yang dalam
penggunaannya dapat menyebabkan paparan terhadap paru-paru melalui inhalasi”.
Lampiran III
Ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM tentang Nomor
Perubahan pada
18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika PREAMBLE
Lampiran III
Bahan dengan tanda (+) (Bahan Pengawet yang
dapat ditambahkan pada diubah menjadi Diizinkan dalam Kosmetika)
sediaan Kosmetika dengan
kadar selain yang tertera Ketentuan pada Peraturan Badan POM No. 23
pada lampiran untuk Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan
penggunaan lain, misalnya Kosmetika
deodoran dalam sabun atau Bahan yang tercantum dalam Lampiran III
sebagai anti ketombe dalam dapat digunakan untuk penggunaan selain
sampo. pengawet dengan kadar maksimum,
batasan dan persyaratan yang sesuai
dalam Lampiran III, dikecualikan untuk
bahan yang juga tercantum dalam Lampiran
I, digunakan sesuai dengan batasan dan
persyaratan penggunaan dalam Lampiran I.
Penambahan batasan fungsi Ethyl Lauroyl Arginate HCl sebagai pengawet dalam moutwash dengan
kadar maksimum 0,15% dengan persyaratan “Tidak digunakan untuk anak di bawah usia 10 tahun”.
Perubahan pada Lampiran III
(Bahan Pengawet yang
Diizinkan dalam Kosmetika)
• Zinc Oxide
Lampiran V
Perubahan pada Lampiran V
Bahan yang Tidak Diizinkan dalam Kosmetika
• Perubahan redaksi
Sulphonamides (sulphanilamide dan turunannya yang dihasilkan dari substitusi satu atau
lebih atom H dari kelompok NH2) dan garamnya redaksi Sulphonamides dihapus agar
tidak membingungkan, sehingga menjadi:
43
Peran Safety Assessor Kosmetik
Bertanggung jawab dalam menilai keamanan produk yang diedarkan oleh perusahaan1.
Safety assessor kosmetik harus dilakukan oleh seseorang yang minimal merupakan
sarjana di bidang farmasi, toksikologi, kedokteran, atau disiplin ilmu lain yang sesuai
dari perguruan tinggi terakreditasi oleh Member State dan telah mengikuti pelatihan
tentang cosmetic safety assessment.
Farmasi
Toksikologi
Dermatologi
Kedokteran atau bidang keilmuan yang serupa
Telah mendapatkan pelatihan yang sesuai dalam
penilaian keamanan kosmetik
47
48
Contoh Laporan Penilaian Keamanan Produk kosmetik
49
KLAIM (keterkaitan klaim dgn penandaan)
TERCANTUM
INFORMASI KLAIM
PADA
KOSMETIK KEMANFAATAN
PENANDAAN
KLAIM
GAMBA
KALIMAT R
Menjaga
kelembaban
kulit
Persyaratan Klaim
Klaim yang dicantumkan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
dan berdasarkan pada keamanan serta kemanfaatan produk sehingga konsumen
terhindar dari klaim yang menyesatkan dan berlebihan
Klaim kosmetika tidak boleh berisi pernyataan seolah-olah sebagai obat dan bersifat tidak
rasional
Klaim dapat dicantumkan berdasarkan:
a) Bahan yang digunakan;
b) Data Pendukung, berupa :
hasil pengujian sesuai dengan protokol uji yang dapat diterima secara
ilmiah;dan/atau
data pendukung lain seperti namun tidak terbatas pada
jurnal ilmiah, sertifikat halal, surat keterangan asal.
REGULASI DAN UJI EFEKTIFITAS
WHITENING AGENT
TIGA UNSUR KLAIM KOSMETIKA
Objektivitas
1. Komposisi Kosmetika
Kosmetika tidak boleh mengandung bahan yang dilarang dan/atau melebihi batas
kadar dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
BAHAN PENGUJIA
Kadar efektif N
sesuai o - In vitro
jurnal/pustaka o - Uji klinik
yang digunakan
Untuk klaim
Untuk klaim
kualitatif &
kualitatif
kuantitatif
www.pubmed.com
www.scholargoogle.com
www.sciencedirect.com
Referensi tambahan