11
12
Hidrokuinon Kuinon
N N
2+ 2+
3 + Fe Fe
N
3
2+
o-Phenanthroline Senyawa Kompleks [(C 12H8 N2 )3 Fe]
Pada saat pencampuran larutan sampel dengan larutan Fe3+ dan pereaksi o-
phenanthroline dalam suasana asam terjadi 2 tahap reaksi, yang pertama adalah
reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ dengan bantuan hidrokuinon sebagai agen
pereduksi dan mengoksidasi hidrokuinon menjadi kuinon. Kemudian reaksi yang
kedua adalah reaksi pembentukan senyawa kompleks yang terjadi antara pereaksi
o-phenanthroline dengan Fe2+ membentuk senyawa kompleks [(C12H8N2)3Fe]2+
berwarna merah. Tujuan pencampuran dalam suasana asam adalah untuk
mencegah terbentuknya garam Fe (Endra Sendana, 2013).
Tahap kedua adalah penentuan panjang gelombang maksimum (λmaks).
Sebelum dilakukan pengukuran absorbansi sampel menggunakan spektrofotometri
UV-Vis dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum (λmaks) terlebih
dahulu. Penentuan λmaks bertujuan untuk mengetahui serapan maksimum dari
senyawa. Penentuan λmaks sangat perlu dilakukan karena pada panjang gelombang
13
Gambar 3.3 Kurva Hasil Penentuan Operating Time (OT) pada panjang gelombang 510 nm
Berdasarkan kurva hasil penentuam operating time (OT) terlihat bahwa serapan
warna yang dihasilkan telah stabil dari menit ke-0 sampai menit ke-30 dengan
serapan 0,491. Kestabilan warna ini menandakan bahwa reaksi pembentukan
warna senyawa kompleks [(C12H8N2)3Fe]2+ sudah optimum. Hasil pengukuran OT
ini akan digunakan untuk mengukur absorbansi sampel (Endra Sendana, 2013).
15
Berdasarkan data pada (Tabel 3.1) kemudian dibuat kurva kalibrasi. Kurva
kalibrasi merupakan suatu kurva untuk menghitung kadar senyawa secara tidak
langsung, yaitu dengan meregresikan nilai absorbansi dan konsentrasi kedalam
persamaan garis kurva kalibrasi y = ax + b, dimana y = absorbansi dan x =
konsentrasi (Eka, 2007). Sehingga dari data (Tabel 3.1) menghasilkan kurva
kalibrasi sebagai berikut :
16
Konsentrasi (ppm)
Berdasarkan (Tabel 3.2) diperoleh nilai absorbansi rata-rata sebesar 0,556. Nilai
ini diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai absorbansi yang didapat
selama proses pengukuran dan dibagi dengan banyak pengulangan. Untuk
menganalisis hidrokuionon didalam sampel digunakan persamaan regresi linear y
= ax + b. Dari (Gambar 3.4) diketahui perasamaan regresi y = 0,2494x + 0,1023.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh Niken Feladita didapatkan kadar
hidrokuinon didalam sampel sebesar 1,8 %. Hasil tersebut masih dikategorikan
aman untuk digunakan karena masih memenuhi persyaratan pada publik
warning/peringatan nomor KH.00.01.432.6081 tahun 2007 yang menyatakan
kadar hidrokuinon dalam krim pemutih wajah tidak boleh lebih dari 2% (Niken
Feladita, 2016).
Simpulan