OLEH:
LOLA ANDINI
08031381823076
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Lola Andini
08031381823076
Mengetahui,
Ketua Jurusan MIPA Kimia
ii
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang berjudul
“Identifikasi Senyawa 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon) dalam Kosmetik Krim
Sediaan Pemutih Wajah Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggo-Photo Diode
Array (62/KO/MA- PPPOMN/18)”. Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari
uraian kegiatan selama pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan pada tanggal
01 Februari 2021 sampai dengan 12 Februari2021.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan bukti bahwa
penulis telah menyelesaikan dan melaksanakan kerja praktek sebagai syarat mata
kuliah kerja praktek. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dankarunia-Nya.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara
doa, moral, danmaterial.
3. Bapak Dr. Hasanudin, S.Si., M.Si selaku ketua Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya sekaligus
dosen pembimbing yang telah menyetujui dan mengizinkan kegiatan kerja
praktekini.
4. Bapak Prof. Dr. Ishak Iskandar M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya yang telah menyetujui
dan mengizinkan kegiatan kerja praktek ini.
5. Bapak Yosef Dwi Irawan, S.Si., Apt selaku Kepala Balai Besar POM di
Palembang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk penulis
melaksanakan kerjapraktek.
6. Ibu Sri Arini, S.Si., Apt selaku kepala bidang pengujian di Balai Besar POM
Palembang.
7. Ibu Nurul Ilmiyati Bastari, S.farm., Apt., M.Sc selaku kepala kisi
laboratorium kimia di Balai Besar POM Palembang
8. Pembimbing laboratorium kosmetik mbak Henny Sartika, S.Si., Apt dan
mbak Dwi Romadhanayanti, S. Farm., Apt
iii
Universitas Sriwijaya
9. Seluruh staff Laboratorium, seluruh staff office, produksi, security Balai
Besar POM Palembang yang tak bisa di sebutkan satu persatu dan telah
banyak membantu dalam menyelesaikankerja praktek ini.
10. Semua pihak tertentu yang telah membantu dan memberikan informasi
baik secara langsung atau pun tidak langsung dalam pembuatan laporan
kerja praktek ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pada pembaca demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan kerja praktek ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu kimia di masa yang akandatang.
Lola Andini
NIM. 08031381823076
iv
Universitas Sriwijaya
Identifikasi Senyawa 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon) Dalam Kosmetik
Sediaan Krim Pemutih Wajah Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi-
Photo Diode Array
62/Ko/Ma-Pppomn/18
ABSTRAK
Lola Andini
Abstrak
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Kerja Praktik.................................................................................2
1.4 Manfaat Kerja Praktik...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Kosmetik...................................................................................................4
2.2 Krim Pemutih Wajah.................................................................................5
2.3 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon).................................................................6
2.4 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.............................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................10
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................10
3.3 Prosedur...................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................16
5.1 Kesimpulan..............................................................................................16
5.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTKA...............................................................................................17
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
vii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, maka
kebutuhan terhadap kecantikan terus berkembang, sejalan dengan kebutuhan
untuk mempercantik diri pun kini menjadi prioritas utama kaum perempuan dalam
menunjang penampilan sehari-hari. Kaum perempuan akan selalu berusaha untuk
mengubah penampilan atau mempercantik diri dengan menggunakan kosmetika.
Keinginan untuk mempercantik diri secara berlebihan, salah pengertian akan
kegunaan kosmetik, menyebabkan kaum perempuan sering berbuat kesalahan
dalam memilih kosmetik tanpa memperhatikan kondisi kulit dan pengaruh
lingkungan. Hasil yang didapatkan tidak membuat kulit menjadi sehat dan cantik,
tetapi malah terjadi berbagai kelainan kulit yang disebabkan oleh penggunaan
kosmetika tersebut (Pangaribuan, 2017).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang persyaratan Teknik Bahan
Kosmetika, Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Indriaty dkk,
2018).
Bentuk sediaan kosmetik cukup beragam. Umumnya, bentuk sediaan
kosmetik berupa cairan, krim, suspense dan serbuk. Dari beberapa bentuk sediaan
tersebut, krim adalah yang paling banyak dipilih sebagai bentuk sediaan kosmetik
terutama untuk produk perawatan kulit. Krim adalah bentuk sediaan setengah
padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Biasanya sebagai emulsi air dan lebih ditujukan untuk
penggunaan kosmetika dan estetika. Penggunaan krim pencerah wajah yang
semakin meningkat ini berpengaruh pula terhadap penelitian mengenai bahan
aktifyang dapat mencerahkan kulit. Di sisi lain, penambahan bahan-bahan
berbahaya yang berefek memutihkan juga sering terjadi. Beberapa penelitian
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kosmetik
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam
peraturan kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 tahun 2011
tentang Metode Analisis Kosmetik menyebutkan bahwa kosmetik adalah
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar),
atau gigi dan membrane mukosa mulut, terutama untuk membersihkan,
mewangukan, dan mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Briliani dkk,
2016).
Menurut Tranggono (1996), berdasarkan kegunaannya kosmetik dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kosmetik riasan (make-up) adalah kosmetik yang
diperlukan untuk merias atau memperindah penampilan kulit da kosmetik
perawatan kulit atau skin care adalah kosmetik yang diutamakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan kulit, bahkan kadang-kadang untuk
menghilangkan kelainan-kelainan pada kulit.
Menurut Tranggono (1996), Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan untuk membuat kosmetik yang aman, yaitu:
1) Tujuan pemakaian kosmetik, sesuai iklim lingkungan pemakainya, dan
bagaimana jenis kulit pemakainya.
2) Pemilihan bahan baku yang berkualitas tinggi dan tidak berbahaya untuk
kulit dan tubuh.
3) Pemilihan zat pewarna dan zat pewangi yang tidak menimbulkan reaksi jika
terkena sinar matahari.
4) Cara pengolahan yang ilmiah, modern, dan higienis.
5) Harus dibuat pH seimbang (pH-balanced)
6) Pengujian klinis hasil produk sebelum diedarkan ke masyarakat.
7) Pemilihan kemasan yang baik, yang tidak merusak produk dan kulit
pemakainya.
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
5
digunakan untuk memutihkan wajah yaitu krim racikan. Krim racikan saat ini
banyak dijual diberbagai tempat bahkan dipasaran dan yang menual krim racikan
tersebut tidak mengetahui apa saja zat-zat yang membahayakan yang terjandung
dalam krim racikan tersebut dan dengan saja menjual tanpa pengawasan dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan tidak memiliki izin edar (Anggi
dan Imelda, 2019).
2.2 Krim Pemutih Wajah
Produk kosmetika pencerah/pemutih kulit pada umumnya dibuat dalam
bentuk krim. Pemilihan bentuk krim ini memiliki tujuan untuk memudahkan
pemakaiannnya yaitu aplikasi pada kulit. Menurut farmakope Indonesia IV,
krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relative cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak
(A/M).
krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikro kristal
asam-asam lemak atau alcohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci
dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian yang estetika. Ada dua tipe
krim yaitu, krim tipe minyak air (m/a) dan krim tipe air minyak (a/m).
pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang
dikehendaki. Krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae,
koleterol, dam cera sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabut
monovalen seperti trietanolamin, natrium laurisulfat, kuning telur, gelatinum,
casenium, CMC, dan emulgidum (Haryanti, 2017).
Kestabilan krim akan terganggu atau rusak jika sistem campurannya
terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau
zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Penyimpanan krim
dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk. Krim pemutih
kulit yang beredar dipasaran biasanya merupakan campuran komponen bahan.
Tujuannya agar memberikan efek sebagaimana yang diinginkan. Namun
sayangnya, tidak semua produk krim pemutih kulit aman digunakan.
Universitas Sriwijaya
6
Akibatnya bukan kulit wajah yang putih bersih yang diperoleh namun
gangguan kulit maupun penyakit berbahaya seperti kanker, yang justru
didapatkan. Penyebabnya adalah adanya penambahan bahan berbahaya dalam
krim pemutih wajah itu (Bocca, 2014).
Berdasarkan hasil pengawasan rutin Badan POM seluruh Indonesia
terhadap kosmetika yang beredar dari Oktober 2014 sampai September 2015,
ditemukan 30 jenis kosmetika yang mengandung bahan berbahaya yang terdiri
dari 13 jenis kosmetika produksi luar negeri dan 17 jenis kosmetika produksi
dalam negeri. Bahan berbahaya yang teridentifikasi terkandung dalam
kosmetika tersebut, yaitu bahan pewarna Merah K3 dan Merah K10
(Rhodamin B), Asam Retinoat, Merkuri dan Hidrokuinon (Thaib dan Artha,
2020).
2.3 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon)
Hidrokuinon adalah bahan kimia larut dalam air dengan nama kimia
1,4-Benzenediol. Sinonimnya adalah Para-Dihidroxy benzene, Para-
Benzenediol dan 1-Hidrokuinonon. Kepadatannya berbentuk kristal berwarna
cokelat, abu-abu terang. Kandungan diatas 2% dikategorikan sebagai bahan
berbahaya bagi kesehatan dan bersifat toksik bagi tubuh. Hidrokuinon
merupakan zat alami ditemukan di beberapa makanan (jagung/buah-buahan),
minuman (diseduh kopi, daun the dan anggur merah) (Disinger et al, 1996).
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
(retention time) dipengaruhi oleh kekuatan interaksi dari material kolom dan
komponen sampel.
HPLC menggunakan dua fase kerja yaitu fase gerak (mobile phase) dan
fase diam (stationary phase). Fase gerak berupa cairan atau pelarut yang
berfungsi untuk membawa komponen campuran menuju detector sedangkan
fase diam adalah fase tetap didalam kolom berupa partikel dengan pri yang
kecil dan memiliki area surface tinggi.
Fase gerak ditampung dalam reservoir. Botol kaca merupakan jenis dari
reservoir yang paling umum digunakan, dari reservoir, fase gerak akan
dialirkan secara terus menerus dengan kecepatan alir yang tetap oleh pompa.
Pengaturan kecepatan alor fase geral dilakukan dengan menggunakan program
dalam HPLC. Kemudian sampel diinjeksikan melalui injector dan akan
terbawa oleh fase gerak menuju kolom. Didalam kolom akan terjadi proses
pemisahan dimana komponen sampel akan larut oleh fase gerak yang terus
menerus dialirkan sehingga melewati kolom untuk menuju ke detektor.
Detektor akan mendeteksi adanya komponen sampel didalam kolom dan
menghitung kadarnya sehingga keluar dalam bentuk angka pada layar
komputer (Anggraini dan Putri, 2020).
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai dengan 12
Februari 2021 yang dilaksanakan di Laboratorium Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Palembang dengan judul penelitian “Identifikasi senyawa
1,4-Benzenediol (Hidrokuinon) dalam Kosmetik Sediaan Krim Pemutih Wajah
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi-Photo Diode Array (62/KO/MA-
PPPOMN/18)”.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek berupa vortex,
penangas air, sentrifugan, dan seperangkat peralatan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor PDA, kolom C18, penyaring
membran filter PTFE 0,45µm, penyaring vakum, dan peralatan gelas.
3.2.2 Bahan
Krim pemutih wajah X, baku pembanding berupa 1,4-Benzenediol (Hi
drokuinon). Pereaksinya berupa air suling, Metanol (Kelas HPLC), fase gera
k: campuran air dan methanol dengan perbandingan 45:55.
3.3 Prosedur
3.3.1 Larutan Baku
Timbang sebanyak 0,05 gram senyawa 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon)
kedalam labu ukur 50 ml. kemudian ditambahkan 25 ml fase gerak dan diho
mogenkan. Lalu ditambahkan fase gerak sampai tanda batas. Kemudian pipe
t 5 ml larutan tersebut kedalam labu ukur 50 ml. lalu diencerkan dan tambah
kan fase gerak sampai tanda batas dan dihomogenkan (Larutan A).
3.3.2 Larutan Uji
Timbang 1±0,1 gram sampel X ke dalam gelas kimia 25 ml. lalu tamb
ahkan secara bertahap fase gerak sebanyak 25 ml, aduk hingga homogen. K
emudian pindahkan kedalam labu ukur 50 ml, lalu di vortex selama satu me
nit, lalu masukkan larutan sampel kedalam penangas air dengan suhu 60°C s
elama 15 menit, dan didinginkan pada suhu kamar.
10
Universitas Sriwijaya
11
Kemudian ditambahkan fase gerak sampai tanda batas, lalu saring larutan meng
gunakan filter membran 0,45µm (bila perlu di sentrifugasi selama sepuluh
menit) (Larutan B).
3.3.3 Cara Penetapan
Larutan A dan B masing-masing disuntikkan secara berurutan dan dila
kukan penetapan secara KCKT dengan kondisi sebagai berikut:
Kolom : C-18 (250 x 4,6 mm, ukuran partikel 5 µm), missal:
Waters-X Bridge
Fase Gerak : Metanol:Air (55:45)
Suhu Kolom: 40°C
Laju Alir :1,0 ml/menit
Detektor : PDA 295 nm
3.3.4 Interpretasi Sampel
Hasil uji dinyatakan positif jika waktu retensi, profil spektrum dan paj
ang gelombang maksimum dari Larutan Uji sama dengan Larutan Baku.
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji identifikasi senyawa 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon) dalam krim
pemutih wajah dilakukan berdasarkan metode analisis dari Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Palembang dimana identifikasi sampelnya
dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau
metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Uji ini dilakukan
untuk mengidentifikasi senyawa 1,4-Benzendiol (Hidrokuinon) dalam krim
pemutih wajah yang beredar dikalangan masyarakat.
Pada penelitian ini pemisahan campuran senyawa didasarkan pada
proses partisi yaitu fase diam dan fase gerak memiliki polaritas yang berbeda.
Sistem yang digunakan yaitu sistem fase terbalik (reversed phase), dimana
fase diam bersifat lebih non polar dari fase gerak. Kolom yang digunakan
pada KCKT mengandung silika gel yang terikat pada gugus oktadesil (C18)
yang bersifat non polar dan fase gerak terdiri dari campuran metanol dan air
(55:45) yang bersifat polar sehingga dapat menarik senyawa 1,4-Benzenediol
(hidrokuinon) didalam sampel.
Berdasarkan hasil pengujian untuk mengidentifikasi senyawa 1,4-
Benzenediol (Hidrokuinon) dalam krim pemutih wajahSecara Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi-Photo Diode Array, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. UKS (Uji kesesuaian Sistem)
UKS (Uji kesesuaian Sistem) dilakukan sebanyak 5 kali pada simpangan
baku relatif sehingga didapatkan hasil tabel dan gambar dibawah ini.
Tabel 1. Hasil Kromatogram UKS
Tailing Heoretical
Title Ret. Time Area Heigh
Factor plate
Uks 4.lcd 2.752 2312654 457021 1.580 5604.581
Uks 5.lcd 2.752 2368224 467974 1.573 5568.948
Uks 6.lcd 2.752 2391916 469872 1.604 5556.878
Uks 7.lcd 2.747 2345755 470308 1.578 5841.035
Uks 8.lcd 2.747 2409533 480665 1.578 5792.860
12
Universitas Sriwijaya
13
Tailing Heoretical
Title Ret. Time Area Height
Factor Plate
Uks 4.lcd 2.752 2312654 457021 1.580 5604.581
Pelarut.lcd 0.000 0 0 0 0.000
MATRIKS 1.1.lcd 0.000 0 0 0 0.000
MATRIKS 1.2.lcd 0.000 0 0 0 0.000
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam
identifikasi 1,4-Benzendiol (Hidrokuinon) dalam Krim Pemutih Wajah dengan
Metode kromatografi cair kinerja tinggi-Photo Diode Array menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1. Waktu retensi yang dihasilkan pada larutan baku adalah 2.752 dan terdapat
kromatogram yang lebar dan tidak simetris.
2. Waktu retensi yang dihasilkan pada larutan uji adalah 0 dan tidak terdapat
kromatogram pada sampel.
3. Kromatogram yang terdapat pada larutan baku dan larutan uji didapatkan hasil
berbeda sehingga sampel negatif senyawa 1,4-Benzenediol (Hidrokuinon).
5.2 Saran
Diharapkan untuk dapat mempelajari metode sekaligus menggunakan
instrumen yang lebih banyak lagi serta diperpanjang waktu kerja prakteknya
sehingga penulis akan benar-benar paham dengan prosedur kerja dari
Laboratorium pengujian yang baik dan benar di Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Palembang, sehingga nantinya bisa diterapkan di Laboratorium
manapun.
16
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTKA
Anggi, V dan Sanutu, I. 2019. Analisis Kandungan Hidrokuinon dalam Krim
Racikan Pencerah Wajah yang Beredar di Pasar Masomba Kota Palu
Sulawesi Tengah dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Acta
Holist. Pharm. 1(1):19-24.
Anggraini, N dan Desmaniar, P. 2020. Optimasi Penggunaan High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) untuk Analisis Asam Askorbat guna
menunjang Kegiatan Praktikum Bioteknologi Kelautan. Jurnal Penelitian
Sains. 22 (2):69-75.
Astuti, D. W., Prasetya, H. R., dan Irsalina, D. 2016. Hydroquinone Identification
in Whitening Creams Sold at Minimarkets in Minomartini, Yogyakarta.
Journal of Agromedicine and Medical Sciences. 2(1): 13-20.
Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK. 03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang
Metode Analisis Kosmetika:Jakarta.
Bocca, B., Pino, A., Alimonti, A., Forte, G. 2014. Toxic Metals Contained in
Cosmetocs. Regulatory Toxicologu and Pharmacology. 68(3):447-467.
Briliani, R. A dkk,. 2016. Analisis Kecenderungan Pemilihan Kosmetik Wanita di
Kalangan Mahasiswi Jurusan Statitiska Universitas Diponegoro
Menggunakan Biplot Komponen Utama. Jurnal Gaussian. 5(3):545-551.
Chakti, A. S dkk,. 2019. Analisis Merkuri dan Hidrokuinon pada Krim Pemutih
yang Beredar di Jayapura. Jurnal Sains dan Teknologi. 8(1):1-11.
Deisinger, 1996. Human exposure to Naturally Occurung Hydroquinon. Journal
of Toxicology and Environmental Health. 47:101-116.
Gritter, R. J., J. M. Bobbitt, A. E. Schwarting. 1985. Intpduction to
Chromatography Halden Day Inc Oaland, USA. Diterjemahlan oleh K.
Padmawinata. 1991. Pengantar Kromatografi. ITB Bandung.
Haryanti, R dkk,. 2018. Tinjauan Bahan Berbahaya dalam Krim Pencerah Kulit.
Farmaka. 16(2):214-224.
Haryanti, R. 2017. Krim Pemutih Wajah dan keamanannya. Majalah
Farmasetika. 2(2):5-9.
Hutahen. 2002. Perkembangan Embrio Mamalia. Jakarta:FKM Universitas
Indonesia.
Indriaty, S dkk,. 2018. Bahaya Kosemtika Pemutih yang Mengandung Merkuri
dan Hidroquinon serta Pelatihan Pengecekan Registrasi Kosmetika di
Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon. Jurnal Surya Masyarakat. 1(1):8-11.
Pangaribuan, L. 2017. Efek Samping Kosmetik dan Penanganannya Bagi Kaum
Perempuan. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 15(2):20-28.
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
Lampiran 1. Data UKS (Uji Kesesuaian Sistem)
19
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Data Identifikasi Hidrokuinon
20
Universitas Sriwijaya