Anda di halaman 1dari 24

Davit Nugraha

Obat masuk tubuh


(oral,parental,rektal,dermal,etc)

Absorpsi Distribusi Ekskresi

Obat dalam peredaran darah Sebagian kecil molekul obat utuh mencapai reseptor pada jaringan target
Sebagian besar berubah bentuk dan terikat pd biopolimer Tempat dimana obat terikat disebut sisi

kehilangan (site of loss)

Absorpsi obat melalui sal. Cerna terutama tergantung ukuran partikel molekul obat, kelarutan obat dlm lemak/air dan derajat ionisasi. ` Obat basa lemah (amin aromatik/Ar-NH2, aminopirin, asetanilid, kafein dan kuinin) sal. Cerna ion , yg mempunyai kelarutan sangat kecil sukar menembus membran lambung. kemudian masuk usus dan berubah menjadi ArNH2 yg mempunyai kelarutan dlm lemak besar mudah menembus membran usus

Obat asam lemah, seperti asam salisilat, asetosal, fenobarbital, asam benzoat dan fenol, pada lambung yg bersifat asam akan terdapat dalam bentuk tidak terionisasi mudah larut dlm lemak mudah menembus membran lambung

1.

2.

Pemberian secara oral anthelmintik turunan amonium kuartener yang bersifat basa kuat, seperti pirvinum pamoat (povan) dan ditiazanin iodida, ternyata obat tidak diabsorpsi oleh saluran cerna dan bersifat toksik terhadap cacing di usus. Bila terserap, senyawa tsb menimbulkan toksisitas sistemik yang tidak diharapkan. Kecepatan absorpsi obat yang mudah terionkan, seperti turunan amonium kuartener, dalam epitel usus lebih lambat dibanding molekul yang tidak bermuatan dan kecepatannya makin lama makin menurun. Hal ini disebabkan obat berinteraksi dengan gugus karboksilat atau sulfonat yang terdapat pada mukosa usus, membentuk senyawa kompleks yang sukar diabsorpsi.

Obat dapat diabsorpsi melalui epitel paru dan membran mukosa saluran napas. ` Karena paru mempunyai permukaan besar maka absorpsi melalui buluh darah paru berjalan sangat cepat ` Absorpsi melalui paru tergantung : 1. Kadar obat dalam alveoli 2. Koefisien partisi gas/darah 3. Kecepatan aliran darah paru 4. Ukuran partikel obat <10 m

Anda mungkin juga menyukai