Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KOSMETOLOGI (EARLY EXPOSURE)

LOKASI (APOTEK BHAKTI MEDIKA)

ANGGOTA KELOMPOK:

Kadek Ita Oktapianti (171200173)


Made Ayu Megantini (171200175)
Ni Kadek Mahess Sri Swardani (171200178)

JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA
2019
I. DEFINISI
I.1 Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang bisa memberi perlindungan endogen dan tekanan
oksidatif eksogen dengan menangkap radikal bebas. Antioksidan merupakan
molekul yang mampu menghambat oksidasi molekul lain, antioksidan alami dalam
tubuh terbagi menjadi antioksidan enzimatik dan non enzimatik. Antioksidan
enzimatik contohnya adalah superoxide dismutase yang bekerja dalam memperbaiki
sel yang mengalami kerusakan akibat superoksida. Antioksidan non enzimatik
biasanya jenis antioksidan yang berasal dari luar tubuh seperti vitamin A, C, dan E
(Kattappagari, 2015).
Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mengandung satu atau lebih
elektron bebas pada orbital luar. Terdapatnya elektron bebas menyebabkan senyawa
tersebut berusaha untuk menstabilkan diri sehingga bersifat reaktif. Molekul yang
reaktif akan berinteraksi dengan elektron lain yang berada disekitarnya dan biasa
disebut sebagai reactive oxygen spesies (ROS) dan dapat memicu timbulnya
kerusakan (Costa & Santos, 2017).
Pembentukan radikal bebas adalah mekanisme penting yang diterima secara
luas yang menyebabkan penuaan kulit. Radikal bebas memiliki molekul reaktif
sangat tinggi dengan elektron tak berpasangan yang dapat secara langsung merusak
berbagai struktur membran seluler, lipid,protein, dan DNA. Efek merusak dari
senyawa oksigen reaktif ini diinduksi secara internal selama metabolisme normal
dan eksternal melalui berbagai tekanan oksidatif. Produksi radikal bebas meningkat
seiring bertambahnya usia sementara mekanisme pertahanan endogen yang
menghambatnya menurun. Ketidakseimbangan ini mengarah pada kerusakan
progresif struktur seluler sehingga menghasilkan penuaan yang dipercepat (Costa &
Santos, 2017).
Secara alamiah, radikal bebas terbentuk melalui sistem biologis tubuh dan juga
dapat berasal dari lingkungan. Faktor eksternal pemicu radikal bebas antara lain
sinar UV, polusi, asap rokok, emisi kendaraan, maupun alkohol. Penghambatan
penuaan dini dapat dilakukan melalui 2 cara baik secara internal maupun eksternal.
Pencegahan secara internal dilakukan dengan memperbanyak konsumsi buah
maupun sayur yang tinggi antioksidan. Selain itu masyarakat juga mulai mencari
alternatif tambahan untuk menghambat proses penuaan dini akibat radikal bebas.
Salah satunya adalah penggunaan kosmetik yang memiliki zat aktif sebagai
antioksidan (Montenegro, 2014)
Mekanisme pertahanan terhadap oksidan terbagi dalam 3 jenis yaitu primer,
sekunder, dan tersier. Mekanisme pertahanan primer bekerja melalui prinsip
netralisir radikal bebas yaitu dengan memberikan satu elektron kepada molekul yang
reaktif. Contoh antioksidan ini adalah tokoferol, asam askorbat, dan flavonoid (Reis
Mansur et al., 2016)
Mekanisme pertahanan sekunder bekerja dengan cara mengikat logam dan
menyingkirkan logam transisi yang dapat memicu radikal bebas. Contoh antioksidan
ini adalah albumin, dan transferin (Reis Mansur et al., 2016)
Mekanisme pertahanan tersier bekerja dengan mencegah penumpukan
biomolekul agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Contohnya seperti
perbaikan DNA yang rusak oleh enzim metionin reduktase dan protein teroksidasi
oleh enzim proteolitik (Reis Mansur et al., 2016)
Paparan kronis terhadap radiasi UV menimbulkan banyak efek samping pada
kulit, seperti penuaan dini, kanker kulit dan penurunan kemampuan respon imun.
Masalah kesehatan inisecara langsung berkaitan dengan pembentukan spesies
oksigen reaktif (ROS) oleh radiasi UV. Mekanisme pertahanan antioksidan pada
kulit bisa dipengaruhi oleh ROS; ketika mekanisme pertahanan tidak seimbang,
stress oksidatif dapat merusak membran sel, protein, karbohidrat dan asam nukleat
yang memicu oksidasi (Reis Mansur et al., 2016)
I.2 Emollient
Pelembab adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi tanda atau gejala
kulit kering, bersisik, serta kasar dan dapat membuat kulit kasar menjadi halus dan
lembut. Pelembab adalah formulasi kompleks yang didesain untuk meningkatkan
mekanisme hidrasi pada kulit serta mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari
berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari, usia lanjut, temperatur,
berbagai penyakit kulit maupun penyakit yang dapat mempercepat penguapan air.
Komponen dasar pelembab terdiri dari oklusif, humektan dan emolien. Oklusif
merupakan substansi untuk melapisi stratum korneum serta mengurangi TEWL
(Transepidermal water loss). Humektan berguna untuk proses hidrasi kulit.
Sedangkan emolien adalah substansi yang ditambahkan ke kosmetik untuk membuat
kulit menjadi halus dan lembut. Apabila diberikan dalam jumlah yang banyak,
emolien dapat juga berfungsi sebagai oklusif. Komponen lainnya yaitu antioksidan,
vitamin, asam lemak esensial, asam lipoat, asam linoleat dan ekstrak herbal
(Baumann, 2009).
Mekanisme kerja dari emolien yaitu mengisi ruang antara keratinosit untuk
membentuk permukaan yang halus.Emolien dapat meningkatkan kohesi dari sel-sel
keratinosit sehingga ujung-ujung sel tidak menggulung.Selain itu, ada beberapa
bahan dengan mekanisme kerja emolien yang juga memiliki mekanisme kerja
pelembab sebagai humektan dan oklusif.Sebagai contoh lanolin, minyak mineral,
dan petrolatum (Baumann, 2009).
Komponen terpenting pada emolien adalah lipid. Lipid bisa berasal dari
tumbuhan dan hewan, minyak mineral atau sintetik. Asam lemak yang digunakan
berantai karbon 8-18 dan dapat jenuh maupun tidak jenuh. a. Lemak hewani : lemak
sapi, lemak domba. Lanolin (lemak domba penghasil wool) dahulu banyak
digunakan tetapi dapat menyebabkan sensitifitas, saat ini dipakai bermacam lanolin
yang telah diubah susunan kimianya. b. Lemak tumbuhan Minyak tumbuhan/biji-
bijian asli yang belum dimodifikas dimasukkan dalam formulasi emolien (contohnya
minyak kacang, bunga matahari, zaitun). Minyak tumbuhan asli tersebut ternyata
lebih disenangi pasien tetapi sangat berminyak. c. Minyak mineral Minyak yang
digunakan untuk emolien merupakan hasil destilasi vaselin dan mengandung
komponen organic dalam jumlah besar, terutama hidrokarbon alifatik rantai panjang
dan bercabang. Proses pembuatan termasuk destilasi, ekstrasi pelarut, kristalisasi dan
netralisasi alkali dan bleaching menghasilkan petroleum jelly dan light liquid
paraffin (white oil). Untuk pelembab medis digunakan paraffin oil.
I.3 Tabir Surya
Tabir surya atau Sunscreen digunakan untuk melindungi kulit dari efek
berbahaya matahari. Tabir surya membantu untuk mencegah kulit terbakar (sunburn)
dan penuaan dini (misalnya, keriput, kulit kasar). Tabir surya juga membantu untuk
mengurangi risiko kanker kulit dan juga dari reaksi kulit terbakar (seperti sunburn)
sinar matahari seperti (sensitivitas matahari) yang disebabkan oleh beberapa obat
(misalnya, tetrasiklin, obat sulfa, fenotiazin seperti chlorpromazine). Bahan aktif
dalam tabir surya bekerja baik dengan menyerap sinar ultraviolet (UV) radiasi
matahari, mencegah dari mencapai lapisan kulit yang lebih dalam, atau dengan
merefleksikan radiasi (Cefali et al, 2016).
Penggunaan tabir surya pada kulit dapat mengubah cara tubuh bereaksi
terhadap sinar matahari. Di satu sisi, produk tabir surya yang diaplikasikan pada
kulit dapat menjaga dan melindungi kesehatan. Pada umumnya, ada duajenis
produktabir suryayang diakui yakni tabir surya fisika dan kimia. Bahan aktif tabir
surya ini dapat diperoleh dari bahan alam, terutama jenis tabir surya kimia.
Kosmetik tabir surya berbahan dasar herbal harus mengandung satu atau lebih bahan
tabir surya aktif yang bersifat antioksidan untuk mencapai efek fotoproteksi yang
baik (Saric & Sivamani, 2016).
Tabir surya memiliki karakterisik dan persyaratan harus efektif dalam
menyerap radiasi eritomogenik di kisaran 290 – 320 nm tanpa menimbulkan
kerusakan yang akan mengurangi efisiensi atau menimbulkan iritasi, tidak mudah
menguap, tahan terhadap keringat dan air, tidak terlalu harum atau setidaknya cukup
ringan untuk dapat diterima oleh pengguna, dan mampu mempertahankan kapasitas
pelindung untuk beberapa jam. Tabir surya memiliki salah satu syarat yaitu harus
mengandung bahan yang bersifat ”water resistant” sehingga sediaan tabir surya
tahan terhadap air dan keringat sehingga dapat memberikan efek proteksi yang lebih
lama pada kulit (Saric & Sivamani, 2016).
Titanium dioksida banyak digunakan secara luas sebagai bahan tabir surya
karena nilai indeks refraksinya yang tinggi (menyebarkan cahaya yang diterima)
sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap sinar matahari. Popularitas tabir
surya terus meningkat karena dapat menghindari kanker ataupun antipenuaan.
Penggunaan tabir surya yang mengandung titanium dioksida menyebabkan kulit
lebih putih karena indeks reflektifnya yang besar (2,6) dan ukuran partikelnya.
Penggunaan partikel berukuran nano dari titanium dioksida atau seng oksida dalam
produk kosmetik atau tabir surya tidak memiliki resiko kesehatan. Adapun titanium
dioksida diterima oleh US FDA sebagai pewarna (color additive) dengan mengikuti
ketentuan sertifikasi sesuai penggunaannya. FDA juga menentukan penggunaan
titanium dioksida pada OTC sunscreen drug dan produk perawatan pribadi lainnya
pada konsentrasi hingga 25% (Gajbhiye et al, 2016).
Tabir surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan seperti krim, losio dan
salep. Sinar UVB dapat menyebabkan penggelapan kulit dan pembentukan kanker
kulit. Sebagian besar sinar UVB diabsorpsi oleh epidermis dan dapat menstimulasi
melanogenesis yang paling tinggi. Penggunaan krim tabir surya dapat mencegah
bahaya yang ditimbulkan oleh sinar UV, sehingga dapat menurunkan probabilitas
terjadinya kanker pada kulit. Krim tabir surya dapat menyerap sedikitnya 85% sinar
matahari pada panjang gelombang 290-320 nm (Cefali et al, 2016).
I.4 Antihiperpigmentasi
Hyperpigmentasi adalah suatu keadaan bertambahnya jumlah melanin pada
lapisan kulit yang mengakibatkan perubah warna kulit menjadi lebih gelap (Syarif M,
2011).

1.4.1 Penyebab terjadinya hiperpigmentasi

1. Genetik
2. Gangguan nutrisi : kekuranganprotein, asamfolat, vitamin B12
3.Hormonal : hormone estrogen dan progesteron
4.Sinar UV/matahari
5. Kosmetika yang bersifat fototoksik, parfum dan kosmetika pewanggi
6. Inflamasi(peradangan)
1.4.2 Bentuk-bentuk Kelainan Hiperpigmentasi
a. Melasma
Penyakit kulit yang ditandai dengan adanya bercak hyperpigmentasi dengan
bentuk yang tidak teratur dan umunya berpola simertis dikedua sisi wajah.
Melasma merupakan hyperpigmentasi yang paling sering terjadi,terutama didaerah
yang sering terpapar matahari diwajah (Syarif M, 2011). Melasma dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor eksternal
a. Sinar matahari
Dari semua penyebab sinar mataharilah factor pemicu utama munculnya
problema melasma/flek diwajah. Hal ini terlihat dari lokasi sering timbul pada
area terpapar sinar matahari.
b. Kosmetika
Kosmetik yang bersifat fototoksik seperti mercuri
c. Pajanan terhadap panas
2. Faktor internal
a. Genetik
Terdapat penyakit sejenis 20-70 % pada beberapa anggota keluarga Hormonal :
Kehamilan dan kontrasepsi yang bersifat hormonal
Obat oral Obat bersifat hormonal, klor promazin, minosiklin dll
b. Lain-lain seperi stress dan idiopati
Bentuk melasma dari segi lokasi dikenal 3 jenis yaitu: (Syarif M, 2011).
1. Tipe Sentrofacial: terjadi pada pipi,kening, bibir atas, hidung, dan dagu.
Merupakan jenis yang paling banyak
2. Tipe Malar : yang mengenai pipi dan hidung
3. Tipe mandibular : yang mengenai rahang bawah
b. Frekel
Suatu hiperpigmentasi berupa bercak-bercak hitam atau coklat pada kulit.
Efelid berukuran kecil (3-5 mm) dan sering terlihat pada daerah terkena sinar
matahari seperi muka, wajah dan lengan. Efelid sering mengenai orang di eropa
dan di Indonesia. Efelid terdapat pada mereka yang berkulit terang atau berdarah
campuran eropa. Intensitas warna efelid akan bertambah jika terpajan sinar
matahari dan pada musim panas dan sebaliknya. (Syarif M, 2011)
Efelid disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan secara autosomal
dominan sehingga akan terlihat beberapa anggota keluarga menderita hal yang
sama. Namun hiperpigmentasi dapat lebih jelas pada keadaan cuaca panas dan
pajanan sinar matahari pada daerah terkena (Syarif M, 2011).
c. Hiperpigmentasi Pasca Radang (PIH)
PIH merupakan bercak hiperpigmentasi akibat peradangan yang terjadii pada
kulit. Intensitas warna dan persistensi hiperpigmentasi seimbang dengan derajat
radang yang terjadi . PIH lebih banyak terjadi pada tipe kulit gelap lebih gejalanya
lebih nyata pada kulit tipe terang. Radang kulit bisa berasal dari penyakit kulit
seperti jerawat, eczema, alergi maupun tindakan-tindakan perwatan kulit wajah
seperti peeling kimia dan laser. Hiperpigmentasi pasca radang adalah
hiperpigmentasi yang dalamnya dapat terjadi pada lapisan kulit luar (epidermis)
dan lapisan dalam kulit (dermis) atau campuran. Makin dalam letak kelainan maka
makin sukar diobati (Syarif M, 2011).
I.5 Anti Acne
Acne atau jerawat adalah reaksi dari penyumbatan pori-pori kulit disertai
peradangan yang bermuara pada saluran kelenjar minyak kulit. Sekresi minyak kulit
menjadi tersumbat, membesar dan akhirnya mengering menjadi jerawat. Gangguan
kulit yang berupa peradangan dari folikel pilosebasea ini ditandai dengan adanya
erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat predileksinya (muka,
leher, lengan atas, dada dan punggung) (Singh & Rao, 2016).
Jerawat (Acne vulgaris) merupakan suatu keadaan di mana pori-pori kulit
tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat adalah
penyakit kulit yang cukup besar jumlah penderitanya. Kemungkinan penyebabnya
adalah perubahan hormonal yang merangsang kelenjar minyak di kulit. Perubahan
hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu timbulnya jerawat adalah masa
menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan stress (Nelson et al, 2016).
Masalah timbulnya jerawat pada wajah tentu juga disebabkan oleh kebersihan
perorangan dan kebersihan lingkungan. Namun hal yang sering dilakukan oleh
setiap orang untuk mengurangi dan mencegah terbentuknya jerawat adalah dengan
mencuci daerah wajah minimal 3 kali sehari. Selain itu juga hal yang paling penting
adalah pemilihan sabun pembersih wajah untuk mengangkat kotoran-kotoran pada
permukaan kulit dan biasanya beberapa produk pembersih wajah sering
menambahkan suatu senyawa aktif atau kombinasi beberapa senyawa aktif untuk
upaya membunuh bakteri penyebab jerawat (Gollnick & Dreno, 2015).
Saat ini, produk sabun pembersih wajah anti acne sangat banyak beredar
dimasyarakat. Produk-produk anti acne menjual bahan dagangannya dengan
memberikan informasi bahwa produk tersebut mengandung senyawa aktif
antibakteri seperti triclosan, benzoyl peroxide, sulfur, asam laurat, asam salisilat dan
senyawa-senyawa formulasi bahan alam. Seperti yang telah dilakukan oleh Ruth
(2015), dalam penelitiannya menguji tentang beberapa senyawa aktif pada bedak
terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa
hanya beberapa bedak yang mengandung triclosan yang terbukti memiliki pengaruh
daya hambat yang besar terhadap bakteri ini. Sedangkan bedak yang mengandung
sulfur dan asam salisilat memiliki pengaruh yang lebih rendah dalam menghambat
pertumbuhan Propionibacterium acnes.

II. PENJELASAN PRODUK


II.1 Antioksidan
1. Nama obat : Natur-e Advanced
2. Fungsi : Antioksidan untuk melembabkan dan menutrisi kulit sepanjang hari
karena mengandung formula unik untuk menjadikan kulit halus, sehat dan tampak
kencang.
3. Komposisi : Purified Water, Glyceryl Stearate, Cetearyl Alcohol, Caprylic/ Capric
Triglyceride, Glycerin, Dimethicone, Butyrospermum Parkii, Phenoxyethanol, PEG
20 Strearate, Xanthan Gum, Polysorbate 20, Fragrance, Sodium Polyacrylate,
Carbomer, Mannitol, Sodium Lactate, Sodium PCA, Cellulose, AMP,
Ethlhexylglycerin, Paraffin Liquidum, Disodium EDTA, Glucosyl Rutin, C12-15
Alkyl Benzoate, Trideceth-6, Sorbitan Laurate, Tocopheryl Acetate, Retynyl
Palmitate, CI 77891, CI 77491, Hydroxypropyl Methylcellulose, CI 15985,
Astaxanthin, Lycopene
4. Bentuk sediaan : Lotion
5. Cara penggunaan: Gunakan setiap hari. Oleskan ke bagian tangan dan kaki untuk
melindungi kulit sebelum beraktivitas.

Gambar 1. Natur-e Advanced hand body lotion


II.2 Emollient
1. Nama obat : Wardah Pure Olive Oil
2. Fungsi : Melembabkan kulit kering, mengurangi kantung mata, menghaluskan
tumit yang kering dan pecah-pecah, sebagai manicure-pedicure. Kulit tetap sehat,
halus dan lembut.
3. Komposisi : Olive (Olea Europaea) Oil, Fragrance, BHT.
4. Bentuk sediaan : Cair
5. Cara penggunaan: Tuangkan wardah pure olive oil ke telapak tangan, oleskan pada
bagian tubuh atau wajah yang kering, atau untuk membersihkan sisa-sisa make-up,
oleskan seluruh wajah.
Gambar 2. Wardah pure olive oil
II.3 Tabir surya
1. Nama obat : Parasol sunscreen
2. Fungsi : Krim pelindung terhadap sinar matahari yang mengandung Vitamin
E, bekerja melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar matahari seperti kulit menjadi
kemerahan, bintik-bintik hitam, kulit kering dan efek penuaan dini. Sekaligus dapat
merawat kelembaban kulit sehingga tetap lembut, halus dan tidak kering. Dapat
dipakai sebagai alas make-up yang baik.
3. Komposisi : Purified water, Petrolatum, Propylene glycol, Octyl dimethyl PABA,
Talc, Cetostearyl alcohol, Cetyl alcohol, Sorbitan Monostearate, Stearic acid,
Hydrogenated polyisobutene, Octyl methoxycinnamate, Titanium dioxide, Glyceryl
monostearate, Methyl benzylidene camphor, Propylene glycol, Tocopheryl acetate,
Isopropyl palmitate, Polysorbate 60, Triethanolamine, Diazolidinyl urea, Carbomer,
BHT, Methylparaben, Propylparaben, CI 77491, CI 77492, CI 7749
4. Bentuk sediaan : Krim
5. Cara penggunaan: Sebelum bepergian keluar kena sinar matahari, oleskan krim tipis-
tipis pada bagian kulit yang akan dilindungi. Pastikan bahwa seluruh kulit tersebut
sudah tertutupi dan bilamana perlu ulangi pemakaian untuk memastikan suatu
perlindungan yang cukup. Gunakan sesering mungkin terutama setelah mengeringkan
badan, berkeringat, dan berenang. Bersihkan krim pada waktu malam hari dengan
memakaian krem/sus pembersih atau dengan sabun dan air dan pakailah kembali
waktu pagi hari.
Gambar 3. Parasol sunscreen
II.4 Anti hiperpigmentasi
1. Nama obat : Melanox
2. Fungsi :
a. Flek hitam karena usia.
b. Flek hitam setelah proses kehamilan.
c. Bekas luka yang menyebabkan kulit kehitaman.
d. Hiperpigmentasi akibat penggunaan pil KB.
e. Flek hitam pada kulit akibat terapi hormonal pada masa menopouse.
3. Komposisi : Hydroquinone 2%
4. Kontraindikasi: Tidak boleh digunakan pada orang dengan riwayat
hipersensitifitas/alergi terhadap hydroquinone, dan hindari penggunaan pada wanita
hamil atau anak-anak di bawah 12 tahun karena keamanannya belum diketahui
5. Interaksi obat : Penggunaan bersamaan dengan obat yang mengandung peroksida
terutama yang berbentuk obat topikal dapat meningkatkan risiko munculnya noda
hitam yang tidak permanen pada kulit yang sedang diobati. Sebaiknya menghindari
penggunaan bersamaan dengan obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan efek
fotosensitifitas seperti obat anti depresan jenis trisiklik, obat anti jamur griseefulvin,
obat malaria jenis klorokuin dan kuinin, obat antipsikotik jenis fenotiazin, obat
diuretik jenis furosemid dan tiazid, obat kemoterapi jenis dacarbazin dan
methotrexate, obat jantung jenis aminodaron dan kuinidin.
6. Dosis : Melanox: bentuk tube 15 gram, tiap gramnya mengandung
hydroquinone 2%.
7. Bentuk sediaan : Krim
8. Cara penggunaan:
Gambar 4. Melanox krim
II.5 Anti acne
1. Nama obat : Mediklin TR
2. Fungsi : Untuk pengobatan acne vulgaris yang disertai sel inflamasi dan
komedo tertutup dan terbuka.
3. Komposisi : Clindamycin phosphate 1.2%, Tretinoin 0.025%
4. Efek samping : Kekeringan kulit,penglupasan kulit, rasa tegang atau terbakar pada
kulit, kemerahan kulit
5. Kontraindikasi:
a. Pasien yang hipersensitive terhadap Clindamycin, etretinate, isotretinoin, atau
derivat vitamin A.
b. Pasien yang mendapat pengobatan dengan acitretin, etretinate, oral tretinoin.
c. Pasien yang menderita seborrheic dermatitis, eczema, kulit terbakar sinar
matahari.
d. Pasien hamil dan menyusui.
6. Interaksi obat :
a. Dengan sabun atau kosmetik yang mengandung obat atau bersifat abrasive.
b. Cleanser atau preparat jerawat yang mengandung peeling agent seperti
resorcinol, salicylic acid, sulfur.
c. Preparat topikal yang menandung alkohol seperti after-shave lotion, astringent,
perfumed toiletries, shaving cream atau lotion
d. Kosmetik atau sabun yang mempunyai sifat mengeringkan
e. Dengan produk untuk rambut seperti semir rambut atau penghilang bulu.
f. Obat-obat yang membuat fotosensitif seperti fluoroquinolone, phenothiazine,
sulfonamide, thiazide diuretic
7. Bentuk sediaan : Gel
8. Cara penggunaan:
a. Sebelum digunakan, cuci muka dengan sabun yang lembut/ non alergenic atau
dengan cleanser dan air hangat, keringkan dengan lembut. Jangan menggosok
kulit dengan handuk atau spons.
b. Tunggu 20 sampai 30 menit agar pengeringan sempurna. (Penggunaan obat
pada kulit yang basah dapat menyebabkan iritasi pada kulit)
c. Oleskan obat tipis-tipis pada daerah yang berjerawat 1 kali sehari pada malam
hari menjelang tidur.
d. Konsultasikan dengan dokter bila tidak tampulak adanya perbaikan setelah 4
minggu.
e. Cucilah tangan setelah mengoleskan obat.

Gambar 5. Mediklin TR

III. TINGKAT PEMINATAN PRODUK


Hasil yang kami dapat adapun produk yang paling laku di Apotek Bhakti Medika yaitu
sebagai berikut:
1. Antioksidan
Produk dengan kandungan antioksidan yang paling laku yaitu Natur-e Advanced
dengan penjualan 3 produk dalam sebulan
2. Antihiperpigmentasi
Produk dengan kandungan antihiperpigmentasi yang paling laku adalah melanox
dengan penjualan 3 produk dalam sebulan
3. Tabir surya
Produk dengan kandungan tabir surya yang paling laku adalah parasol sunscreen
dengan penjualan mencapai 6 produk dalam sebulan
4. Moisturizer
Produk dengan kandungan ini yang paling laku adalah Cethapil moisturizing cream
dengan penjualan sekitar 2 produk dalam sebulan
5. Antiacne
Produk dengan kandungan ini yang paling laku adalah Mediklin TR dengan penjualan
sekitar 3 produk dalam sebulan
Dari hasil yang diatas dapat disimpulkan bahwa parasol sunscreen adalah kosmetika
yang paling laku di Apotek Bhakti Medika yang penjualan sekitar 6 produk dalam
sebulannya.
Hasil yang kami dapat adapun produk yang paling laku di Apotek Bhakti Medika
yaitu sebagai berikut:
1. Antioksidan
Natur-e Advanced dengan penjualan 3 produk dalam sebulan
3
x 100 % = 42%
7
2. Antihiperpigmentasi
Melanox dengan penjualan 3 produk dalam sebulan
3
x 100 %=42 %
7
3. Tabir surya
Parasol sunscreen dengan penjualan 6 produk terjual dalam sebulan
6
x 100 %=85,71%
7
4. Moisturizer
Cethapil moisturizing cream dengan penjualan sekitar 2 produk dalam sebulan
2
x 100 %=40 %
5
5. Antiacne
Mediklin TR dengan penjualan sekitar 3 produk dalam sebulan
3
x 100 %=60 %
5

IV. SWAMEDIKASI DI APOTEK


Gambar 6. Swamedikasi di Apotek
Apotek yang kami kunjungi yaitu Apotek Bhakti Medika yang beralamat di Jalan
Trenggana no. 157x, Denpasar. Pada produk tabir surya Apoteker merekomendasikan
parasol untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari
Berikut adalah percakapan antara pasien dan apoteker didalam Apotek, pada pagi hari
seorang pasien datang ke Apotek dengan keluhan kulit kering dan keriput, diketahui
bahwa keluhan pasien terjadi akibat seringnya beraktivitas disiang hari yang terpapar
sinar matahari tanpa perlingungan kosmetika.

Pasien : Selamat siang, saya ingin membeli krim untuk mengurangi kulit saya yang
terasa kering, keriput. Kebetulan juga tanda-tanda itu muncul setelah saya setiap siang
berlatih renang untuk mengikuti olimpiade. Apakah itu ada hubunganya?
Apoteker:Ada kulit kering dan keriput iItu juga merupakan tanda-tanda yang
meningkatkan kerusakan kulit bu, salah satu diantara akibat-akibat yang tampak karena
kontak terus-menerus dengan sinar matahari, saya sarankan ibu untuk menggunakan
Parasol sunscreen cream
Pasien: Kelebihan Parasol ini apa?
Apoteker: Kelebihannya tidak berminyak dan tidak lekat-lekat, tidak mengandung
alcohol, bebas dari wewangian, serta dapat dipakai sebagai alas make-up.
Pasien: Untuk pemakaiannya bagaimana?
Apoteker: Dapat dipakai sebelum beraktifitas pada saat berpergian terkena sinar
matahari, oleskan secara tipis pada kulit hingga merata. Serta ingat setelah beraktifitas
untuk membersihkan kulit pada malam hari dengan memakai krim pembersih atau
dengan sabun
Pasien : Apakah ini bisa dioleskan disemua bagian kulit?
Apoteker: Hindari kontak dengan mata atau mulut serta pemakaian krim dihentikan bila
timbul iritasi atau kemerahan pada kulit.
Pasien: Jadi saya bisa lama terkena sinar matahari
Apoteker: Maaf bu, jangan terlalu lama terpapar sinar matahari meskipun menggunakan
sediaan tabir surya ini.
Pasien : Iya terimakasih, krim ini penyimpanannya bagaimana?
Apoteker: Disimpan ditempat kering dan sejuk
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S. S., & Sharma, P.2017. Current status of mercury level in skin whitening
creams. Current Medicine Research and Practice. 7, 47–50.
Astuti, D. W., Prasetya, H. R., & Irsalina, D. 2016. Hydroquinone Identification in
Whitening Creams Sold at Minimarkets in Minomartini. Yogyakarta:
Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 2(1), 13-20
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.2015. Waspada Kosmetika
Mengandung Bahan Berbahaya “Teliti Sebelum Memilih Kosmetika”.
Jakarta: Badan POM RI
Baumann. 2009. Basic Science of the Epidermis; in Cosmetic Dermatology Principles
And Practice, Second Edition. New York: The McGraw-Hill Companies
Burger, P., Landreau, A., Azoulay, S., Michel, T., & Fernandez, X. 2016. Skin
Whitening Cosmetics : Feedback and Challenges in the Development of
Natural Skin Lighteners. https://doi.org/10.3390/cosmetics3040036
Cefali LC, Ataide JA, Moriel P, Foglio MA, Mazzola PG. 2016. Plant-based active
photoprotectants for sunscreens. Int J Cosmet Sci. Aug;38(4):346-5
Costa, R., & Santos, L. 2017. Delivery systems for cosmetics - From manufacturing to
the skin of natural antioxidants. Powder Technology, 322, 402–416.
https://doi.org/10.1016/j.powtec.2017.0 7.086
Desmedt, B.; Courselle, P.; De Beer, J.O.; Rogiers, V.; Grosber, M.; Deconinck, E.; De
Paepe, K. 2016. Overview of skin whitening agents with an insight into the
illegal cosmetic market in Europe. J. Eur. Acad. Dermatol. Venereol., 30,
943–950
Gajbhiye S, Sakharwade S.2016. Silver Nanoparticles in Cosmetics. Journal of
Cosmetics Dermatological Sciences and Applications. 6:48-53.
Gollnick H. and Dreno B. 2015. Acne and management: Pathophysiology and
management of acne. J European Academy of Dermatology and
Venereology. 29(4): 1-2.
Kattappagari, KK., CS, Teja., RK,Kommalapati., C, Poosaria., SR, Gontu., BVR,
Redyy. 2015. Role of Antioxidant in Facilitating the Body Functions.
Journal of Orofacial Sciences. Vol 7 (2). 71-75.
Montenegro, L.2014. Nanocarriers for skin delivery of cosmetic antioxidants. Journal of
Pharmacy & Pharmacognosy Research, 2(4), 73–92. Retrieved from
http://jppres.com/jppres/pdf/vol2/jppres 14.033_2.4.73.pdf
Naidoo, L.; Khoza, N.; Dlova, N. 2016. A fairer face, a fairer tomorrow? A review of
skin lighteners. Cosmetics, 3, 33.
Nelson et al. 2016. Anti-acne activity of Italian medicinal plants used for skin infection.
Front. Pharmacol. 10: 415-425.
Ruth, C. 2015. Efektivitas Kombinasi Triclosan, Asam Salisat, Sulfur Dalam Beberapa
Produk Bedak Antiacne Terhadap Petumbuhan Propionibacterium acnes.
Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Reis Mansur, M. C. P. P., Leitão, S. G., Cerqueira-Coutinho, C., Vermelho, A. B.,
Silva, R. S., Presgrave, O. A. F., …Santos, E. P.2016. In vitro and in vivo
evaluation of efficacy and safety of photoprotective formulations containing
antioxidant extracts. Brazilian Journal of Pharmacognosy, 26(2), 251–258.
https://doi.org/10.1016/j.bjp.2015.11.00
Saric, S., & Sivamani, R. K. 2016. Polyphenols and Sunburn. International Journal of
Molecular Sciences, 17(9), 1521
Singh R, Rao N. 2016. Acne and scars. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers
Syarif M. 2011. Dermatologi Kosmetic, edisi kedua. Jakarta: FKUI.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai