Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KEMASAN BERBEDATERHADAP DAYA SIMPAN


MASKER GEL PEEL OFF RUMPUT LAUT (Caulerpa racemosa)

OLEH :

INDRIANTI
STK118030

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA

MAKASSAR

2022
PENGARUH KEMASAN BERBEDA TERHADAP DAYA SIMPAN
MASKER GEL PEEL OFF RUMPUT LAUT (Caulerpa racemosa)

Proposal

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Institut
Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Program Studi

Teknologi Hasil Perikanan

Disusun dan Diajukan Oleh

Indrianti

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA


MAKASSAR
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Kemasan Berbeda terhadap Daya Simpan


Masker Gel Peel Off Rumput Laut (Caulerpa
racemosa)

Nama : Indrianti

Nim : STK118030

Prodi : Teknologi Hasil Perikanan

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Harianti, S. Pi., M.Si Yeni Savitri A Lawi, S.Pi., M.Si


NIDN: 0030127604 NIDN: 0906039102

Menyetujui
Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan

Zul Khairiyah, S.Pi.,M.Si


NIK: 81E21.H.I-01
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini dengan judul “Pengaruh Kemasan Berbeda

terhadap Daya Simpan Masker Gel Peel Off Rumput Laut (Caulerpa

racemosa)”

Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Institut Teknologi

Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar.

Penyusunan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapat

dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Penulis yakin sepenuhnya

bahwa proposal ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dan

dukungan oleh semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ketua Yayasan Pendidikan Balik Diwa Makassar Ibu Dr. Hj. Andi

Aslinda, M.Si

2. Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar Bapak

Dr. H. Muh Akmal Ibrahim, M.Si

3. Wakil Rektorat Bidang Pendidikan dan Pengajaran Institut Teknologi

dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar Bapak H. Awaluddin, S.P.M


4. Ketua Program Studi Tekonologi Hasil Perikanan Institut Teknologi dan

Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar Ibu Zul Khairiyah, S.Pi.,M.Si

5. Pembimbing utama Ibu Dr. Harianti, S.Pi., M.Si dan Pembimbing kedua

Ibu Yeni Savitri Andi Lawi, S.Pi., M.Si

6. Penasehat Akademik Ibu Yeni Savitri Andi Lawi, S.Pi., M.Si

7. Semua pihak Staf Administrasi Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik

Diwa Makassar.

8. Orangtua serta seluruh keluarga, tanpa bantuan moril dan material dan

semangat serta doanya kepada penulis dalam menyelesaikan proposal.

9. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan

proposal ini.

Semoga proposal penelitian ini memberikan tambahan informasi

bagi saya pribadi dan seluruh pembaca serta pelaku perikanan.

Diharapkan bermanfaat dalam pengembangan perikanan kedepannya.

Makassar, 15 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 5
A. Rumput Laut (Caulerpa racemosa) ................................ 5
B. Kemasan Aluminium Foil Sachet dan Kemasan Tube .... 9
C. Stabiitas Masker Gel Peel Off ........................................ 9
D. Masker Wajah ................................................................. 10
E. Fungsi Masker Wajah...................................................... 12
F. Jenis-jenis Masker........................................................... 13
G. Mekasnisme Masker ....................................................... 16
H. Masker Gel Peel Off ....................................................... 16
I. Sediaan Masker Gel Peel Off .......................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 23
A. Desain Penelitian ............................................................. 23
B. Waktu Dan Lokasi Penelitian ........................................... 27
C. Alat Dan Bahan ............................................................... 27
D. Unit Analisis ..................................................................... 28
E. Teknik Sampling .............................................................. 28
F. Objek Penelitian .............................................................. 29
G. Analisis Data .................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 30
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Komposisi kimia rumput laut Caulerpa racemosa ..................... 8


2.2 Syarat mutu sediaan masker SNI (16-6070-1999) .................... 12
3.3 Komposisi formula masker gel peel off Caulerpa racemosa .... 24
3.4 Alat dan kegunaan .................................................................. 27
3.5 Bahan dan kegunaan ............................................................... 29
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Rumput laut hijau jenis Caulerpa racemosa.............................. 7


3.2 Diagram alir tahapan pembuatan masker gel peel off Caulerpa
racemosa...................................................................................... 26
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumput laut adalah organisme tingkat rendah yang keberadaannya

sangat melimpah dan salah satu sumber daya alam hayati laut yang bernilai

ekonomis. Rumput laut sudah menjadi komoditas primadona bagi

masyarakat pesisir mengingat kontribusi positifnya terhadap serapan

tenaga kerja dan peningkatan pendapatan. Jenis rumput laut yang potensial

namun belum banyak dikembangkan budidayanya adalah Caulerpa

racemosa. dengan nama lokal ‘lawi-lawi’ (Sulawesi) dan ‘Latoh’ (Jawa).

Caulerpa atau anggur laut sebenarnya sudah dikenal luas oleh kalangan

masyarakat pesisir karena beberapa jenis dari rumput laut ini dimanfaatkan

secara langsung mau pun tidak langsung sebagai bahan pangan alami

sehari-hari di Sulawesi Selatan (Supriadi et al, 2016).

Caulerpa racemosa merupakan salah satu tanaman rumput laut

dengan bentuk unik menyerupai telur ikan dan berwarna hijau dimana

masyarakat kadang memanfaatkannya sebagai pelengkap menu sehari-

hari yang bisa dikonsumsi begitu saja dalam keadaan mentah atau disajikan

dengan ikan dan nasi. Lawi-lawi atau rumput laut hijau yang tumbuh dilaut

dangkal dan berair tenang ini disajikan sebagai pelengkap sushi atau

pengganti telur ikan. Selain bisa dikonsumsi sehari-hari, tanaman lawi

marak dibudidayakan karena kandungan di dalamnya yang dapat berfungsi

untuk obat-obatan dan kosmetik (Nurjanah, 2015).


2

Rumput laut Caulerpa racemosa bermanfaat untuk kecantikan

karena mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh kulit yaitu

vitamin B kompleks, vitamin C, magnesium, dan berbagai mineral lainnya

yang membantu metabolisme sel kulit. Pemakaian rumput laut dalam

bentuk masker secara teratur bisa membuat kulit halus dan bercahaya.

Kulitpun akan terlihat segar dan berseri, selain itu akan terlihat awet muda

dan terhindar dari masalah jerawat (Abdasah, et al., 2009).

Pengembangan rumput laut Caulerpa racemosa dibidang non

pangan saat ini memiliki potensi dan kandungan dalam kecantikan, dapat

membantu meningkatkan ketersediaan bahan kosmetik alami, salah

satunya yang sering digunakan dan memudahkan dalam perawatan adalah

masker gel peel off. Penggunaan masker gel berbahan alami lebih baik

dibandingkan bahan sintetis karena menimbulkan efek samping bahkan

dapat merusak bentuk alami dari kulit (Grace et al., 2015).

Masker gel peel off merupakan salah satu jenis masker yang

berbahan aktif yang bersifat alami dengan penambahan bahan pembentuk

gel (gelling agent), humektan, pengatur pH, dan pelarut. Masker gel peel off

mempunyai keunggulan tidak memberikan efek ketergantungan terhadap

produk, sediaanya berbentuk gel atau pasta yang sejuk, mampu

merelaksasikan dan membersihkan wajah lebih cepat serta

penggunaannya dapat dengan mudah dilepas atau diangkat seperti

membran elastis (Rahmawanty, et al., 2015).

Pengemasan merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap

mutu produk selama penyimpanan. Kemasan adalah desain kreatif yang


3

mengaitkan berbagai unsur antara lain bentuk, struktur, material, warna,

citra, tipografi, dan unsur-unsur desain dengan informasi produk agar

produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus,

melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan

membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Foil

sachet adalah jenis kemasan kecil berbahan aluminium foil. Kemasan

aluminium foil memiliki potensi yang sangat baik untuk mengemas produk

pangan maupun non pangan, karena terbuat dari bahan tidak transparan

dan sangat ideal produk yang membutuhkan 24 perlindungan dari cahaya.

Sifatnya yang kedap udara membuat kemasan berbahan aluminium foil

sering digunakan untuk produk-produk yang memang dikemas untuk

melindungi produk dalam jangka waktu panjang (Peter, 2012).

Kemasan Tube adalah kemasan yang biasa dipakai untuk

kebutuhan body care atau scincare. Biasanya digunakan untuk produk yang

setangah cair seperti pasta gigi, lotion, hand cream, body butter, atau cream

gel. Tube biasa terbuat dari aluminium atau plastik. Keunggulannya adalah

isinya tidak mudah keluar kecuali ketika di pencet (Lumei, 2015)

Penelitian yang telah dilakukan oleh Jusmianty Febriani, (2019)

mengenai aplikasi anggur laut (Caulerpa racemosa) pada pembuatan

masker gel dan sediaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan SNI, oleh

karena itu penelitian tersebut dilanjutkan oleh Nurhayanah (2021) dengan

melakukan perubahan formulasi sediaan masker gel peel off menggunakan

anggur laut (Caulerpa racemosa). Penelitian dilanjutkan oleh Andi Fitri

Ramadani, (2022) mengenai analisis kandungan senyawa bioaktif masker


4

gel peel off (Caulerpa racemosa) dengan analisis karakteristik fisik yang

meliputi uji organoleptik yang meliputi warna, bau dan tekstur, uji pH,

viskositas, homogenitas, daya sebar, waktu mengering, daya lekat,uji

mikrobiologi (ALT) dan analisis fitokimia. Penelitian yang dilakukan oleh

Andi Fitri Ramadani, (2022) belum menguji mengenai stabilitas masker peel

off rumput laut (Caulerpa racemosa) pada kemasan. Terkait hal tersebut

perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan judul “Pengaruh Kemasan

Berbeda terhadap Daya Simpan Masker Gel Peel Off Rumput Laut

(Caulerpa racemosa) ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

kemasan berbeda terhadap daya simpan masker gel peel off rumput laut

(Caulerpa racemosa)?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemasan

berbeda terhadap daya simpan masker gel peel off rumput laut (Caulerpa

racemosa)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat dalam pengaruh kemasan terhadap masker Gel Peel Off

Rumput Laut (Caulerpa racemosa).


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Laut (Caulerpa racemosa)

Caulerpa merupakan salah satu genus alga laut dari Famili

Caulerpaceae dan termasuk spesies dari Kelas Chlorophyceae (alga hijau).

Caulerpa racemosa pertama kali ditemukan pada tahun 1926 di sepanjang

pantai Tunisia perairan Mediterania. Makroalga laut jenis Caulerpa

racemosa memiliki thallus berwarna hijau seperti tanaman rumput, terdiri

dari banyak cabang tegak yang tingginya sekitar 2,5 - 6,0 cm. Batang pokok

berukuran antara 16-22 cm. Terdapat bulatan-bulatan seperti anggur pada

puncak cabang, panjang setiap puncak cabang sekitar 2,5 - 10,0 cm

(Raniello et al., 2004).

Caulerpa merupakan salah satu jenis rumput laut yang cukup

potensial untuk dibudidayakan karena telah dikenal dan digemari oleh

sebagian masyarakat.Caulerpa dimanfaatkan tidak hanya untuk konsumsi

sebagai makanan tetapi juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran obat

anti jamur. Di Indonesia Caulerpa dikenal dengan sebutan Latoh (jawa),

Bulung Boni (Bali), Lawi-Lawi (Sulawesi), sedangkan di Jepang disebut Umi

Budo. Caulerpamemiliki bentuk menyerupai telur ikan Caviar, sehingga

dikenal sebagai ”green caviar”. Bentuknya yang menyerupai anggur,

sehingga orang menyebutnya sebagai “sea grape” atau anggur laut

(Suhartini, 2003).
6

Caulerpa racemosa tumbuh bergerombol atau berumpun oleh

karena itu sering disebut sebagai anggur laut. Keberadaannya dapat

dijumpai di paparan terumbu karang dengan kedalaman hingga 200 m.

Sebagai fitobentik, tumbuhan ini hidup menancap atau menempel di

substrat dasar perairan laut seperti karang mati, fragmen karang, pasir dan

lumpur. Pertumbuhannya bersifat epifitik atau saprofitik dan kadang-kadang

berasosiasi dengan tumbuhan laut (Raniello et al., 2004).

Distribusi dari rumput laut jenis Caulerpa racemosa ini tersebar luas

di daerah tropis dan subtropis, seperti Filipina, Vietnam, Singapura,

Malaysia,Thailand, Taiwan, Cina, Indonesia, dan daerah barat perairan

Pasifik (FAO, 2007). Alga jenis ini tumbuh pada perairan keruh dan

permukaan substrat berlumpur lunak, tepi karang yang terbuka dan terkena

ombak laut yang keras serta perairan tenang yang jernih dan bersubstrat

pasir keras.Jenis ini sangat kuat melekat pada substrat karena akarnya

kokoh dan bercabang pendek. Beberapa daerah seperti Tapanuli dan

Kepulauan Seribu alga ini dapat konsumsi baik mentah maupun matang

(Suhartini, 2003).

1. Klasifikasi Caulerpa racemosa

Klasifikasi dari rumput laut Caulerpa racemosa adalah Kingdom :

Plantae, division : Chlorophyta, class : Thallophyta/Broypsidophyceae,

order : Siphon ales/Bryopsidales, family : Caulerpapacea, genus :

Caulerpa, Spesies : Caulerpa racemosa.


7

Gambar 2.1 Rumput laut hijau jenis Caulerpa racemosa (Ridhowati


dan Isnani, 2016)

2. Morfologi Caulerpa racemosa

Caulerpa racemosa disebut juga anggur laut yang memiliki thallus

berwarna hijau seperti tanaman rumput, terdiri dari banyak cabang tegak

yang tingginya sekitar 2.5-6.0 cm. Batang pokoknya berukuran antara 16-

22 cm. Keberadaannya dapat dijumpai di paparan terumbu karang dengan

kedalaman hingga 200 m (Suhartini, 2003).

Caulerpa racemosa memiliki ciri khas berwarna hijau, selain

mempunyai thallus dengan stolon berukuran kurang lebih 5 cm,

perakarannya relatif besar dan meruncing seperti paku dengan panjang

ramuli mencapai 8 cm. Ramuli merupakan organ cabang atau percabangan

dari stolon sebagai organ utama, substansinya agak lunak dan terkesan

kosong (gembos). Ramuli berdiameter antara 2-4 mm timbul pada stolon

yang bercabang dan memiliki bulatan-bulatan dengan ujung yang rata dan

bertangkai serta tersusun di sekitar dan sepanjang ramuli (Yudasmara,

2014).

3. Komposisi Gizi Rumput Laut Caulerpa racemosa.

Kandungan gizi pada rumput laut Caulerpa racemosa berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh (Dwihandita, 2009) disajikan pada


8

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi kimia rumput laut Caulerpa racemosa (Dwihandita


2009).
Senyawa Kadar (%)
Kadar air 88,8 ± 0,5
Kadar abu 2,1 ± 0,2
Protein 1,5 ± 0,5
Kadar lemak 0,5 ± 0,1
Kadar serat 7,3 ± 0,5

Rumput laut Caulerpa racemosa dapat dikonsumsi sebagai sayuran

segar. Rumput laut ini juga dikonsumsi mentah sebagai lalapan atau

dijadikan urap oleh masyarakat pesisir di bagian utara pulau Jawa,

khususnya di Jawa Tengah yaitu di Jepara, Pati, Juwana, dan Rembang,

namun masyarakat pesisir di Bali umumnya mengonsumsi rumput laut ini

dengan cara direbus terlebih dahulu. Rumput laut Caulerpa racemosa juga

mengandung insoluble dietary fiber (serat makanan tak larut) yang terdiri

dari selulosa dan hemiselulosa yang berperan penting dalam mencegah

kanker usus besar, sembelit, dan ambeien (Santoso et al., 2004).

Caulerpa racemosa mempunyai senyawa metabolit sekunder yang

cukup banyak.Metabolit yang dihasilkan adalah glycoglycerolipid dan

kelompok enol. Kandungan lainnya adalah algliceryldmannoside ammoniu

m yang digunakan sebagai antihelmintic (zat pembunuh cacing), juga

alkaloid yang digunakan sebagai penurun tekanan darah (Faulkner, 2001).


9

B. Kemasan Aluminium Foil Sachet dan Kemasan Tube

Kemasan aluminium foil memiliki potensi yang sangat baik untuk

mengemas produk pangan maupun non pangan, karena terbuat dari

bahan tidak transparan dan sangat ideal produk yang membutuhkan 24

perlindungan dari cahaya. Ketahanannya terhadap transmisi gas sangat

penting untuk melindungi ketahanan produk pangan maupun non

pangan. Aluminium foil dapat disegel dengan panas sehingga dapat

meningkatkan ketahanan dari produk (Peter, 2012).

Kemasan tube adalah kemasan yang memenuhi unsur

kenyamanan (convenience), mudah dan gampang digunakan serta

praktis terutama untuk produk yang memiliki viskositas yang tinggi yang

digunakan untuk mengatur keluarnya produk dan mudah ditutup

kembali. Dengan kemasan tube ini, kontaminsi dengan udara atau

polusi di sekitar bisa diminimalsasi sehingga tak menganggu isi dari

produk tersebut. Hal ini penting, terlebih bagi mereka yang memiliki

kondisi kulit yang sangat sensitif untuk menggunakan produk yang

benar-benar masih terjaga kesterilannya (Fimela, 2015).

C. Stabilitas masker gel peel off

Stabilitas suatu sediaan dapat dilihat dari profil stabilitasnya

selama penyimpanan. Pentingnya melihat profil stabilitas berhubungan

dengan keawetan (daya tahan) sediaan gel, meminimalkan efek

potensial yang tidak diinginkan dari ketidakstabilan suatu sediaan dan

dapat membuat database yang penting untuk formulasi produk lain

(Djajadisastra, 2008).
10

Stabilitas produk merupakan fungsi dari perubahan yang terjadi

pada komponen produk karena lingkungan dan faktor pemprosesan

misalnya paparan cahaya, kelembaban, suhu. Pelindung yang

diberikan selama pemrosesan, penyimpanan, dan penanganan tidak

hanya memperlambat kerusakan produk, tetapi juga dapat

meningkatkan kualitasnya. Pelindung yang dimaksud adalah kemasan

produk. Kemasan yang cocok bisa memperlambat 15 tingkat kerusakan

dan juga dapat memperpanjang umur simpan produk. Berbagai macam

kemasan dan pendekatan telah digunakan untuk mengetahui interaksi

dengan produk dan memberikan efek yang diinginkan (Peter, 2012).

D. Masker

Masker merupakan sediaan kosmetik perawatan kecantikan

yang digunakan untuk perawatan wajah, baik dalam bentuk gel, pasta,

dan serbuk (Yoem et al., 2011). Masker sebagai pembawa bahan-

bahan aktif yang berguna bagi kesehatan kulit, dapat berupa bahan

alam seperti ekstrak tumbuhan, minyak essensia, atau rumput laut yang

dapat diserap oleh permukaan kulit untuk dibawa ke sirkulasi darah

(Novita, 2009).

Pemanfaatan bahan-bahan alami sebagai sumber antioksidan

dalam sediaan kosmetika salah satunya masker wajah umumnya

terbuat dari bahan-bahan tradisional, herbal dan buah-buahan yang

umumnya digunakan untuk membuat masker wajah (Mario, 2001).

Berbagai jenis masker yang diperjual belikan, namun masker buatan

sendiri dari bahan-bahan alami juga menjadi pilihan. Hal ini dikarenakan
11

penggunaan kosmetik berbahan kimia telah dilaporkan memiliki efek

samping. Pemanfatan bahan alam sebagai zat aktif memiliki efek

samping yang lebih kecil, dibandingkan bahan dasar yang dibuat dari

bahan kimia. Pembuatan kosmetik dari bahan alami lebih baik

dibandingkan bahan sintetis karena dapat merusak bentuk alami dari

kulit (Grace et al., 2015).

Hidayah (2011), manfaat penggunaan perawatan alami/herbal

yang dapat diambil antara lain sangat mudah didapat dan murah.

Bahannya berasal langsung dari alam maka cenderung tidak memiliki

efek samping layaknya obat-obatan kimia sehingga banyak diminati

oleh wanita yang menginginkan wajah lebih putih, cerah, dan berseri.

SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan

untuk memberikan rasa kencang pada kulit dan efek membersihkan dan

menyegarkan kulit wajah. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan

POM RI No.HK.00.06.4.02894 menunjukkan uji mikrobiologi hasil

sedian masker terdapat mikroba dengan jumlah dalam batas yang

ditentukan SNI yaitu < 10 sehingga sediaan masker hanya dapat

digunakan selama 7 hari (Putri, 2019).


12

Tabel 2.2 Syarat mutu sediaan masker SNI (16-6070-1999)

Kriteria Uji Satuan Persyaratan


Deskripsi - Homogen
Bebas partikel asing
Zat aktif % Sesuai PerMenkes RI No.
445/Menkes RI/V/1998
Zat Warna % Sesuai PerMenkes RI No.
445/Menkes/Per/V/1998
Zat Pengawet % Sesuai PerMenkes RI No.
445/Menkes/Per/V/1998
Raksa dan - Sesuai PerMenKes RI No.
Senyawanya 445/ MenKes/Per/V/1998.
Hidrokinon - Sesuai PerMenKes RI No.
445/ MenKes/Per/V/1998.
Hidrokinon - Sesuai PerMenKes RI No.
Monobenzileter 445/ MenKes/Per/V/1998.
Cemaran Koloni/g Maks. 105
Mikroba
Angka lempeng Kooni/g Negatif
total
Staphylococcus Koloni/0,01g Negatif
Auerus Koloni/0,01g Negatif
Pseudomonas
aeruginosa
Candida albicans Koloni/0,01g Negatif

E. Fungsi Masker Wajah

Sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah berfungsi untuk

menyegarkan dan mengencangkan kulit dan sebagai antioksidan. Selain itu

untuk meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan dan kecantikan kulit,

memperbaiki dan meransang kembali aktivitas sel kulit. Masker wajah

berfungsi sebagai pembawa zat-zat aktif yang berguna bagi kesehatan kulit

seperti ekstrak tumbuhan, minyak essensial, ataupun rumput laut yang

dapat diserap oleh permukaan kulit untuk dibawa kesirkulasi darah (Novita,

2009). Pemakaian masker wajah bermanfaat untuk melembutkan kulit,

membuka pori-pori yang tersumbat, dan membersihkan sisa kosmetik yang


13

tidak bisa dihilangkan menggunakan pembersih biasa (Dechacare, 2011).

Selain itu, pemakaian masker wajah yang teratur juga dapat membantu

mencegah penuaan dini, mengurangi munculnya keriput dan garis-garis

halus, mencerahkan warna kulit, merilekskan otot-otot wajah,

menyembuhkan jerawat dan bekas jerawat (Fauzi, 2012).

Suriana dan Muliyawan (2013), kegunaan masker adalah sebagai

berikut:

1. Memperbaiki dan merangsang aktivitas sel-sel kulit yang aktif,

2. Mengangkat kotoran, dan sel-sel tanduk yang masih terdapat pada kulit

secara mendalam.

3. Memperbaiki dan mengencangkan kulit.

4. Memberi nutrisi, menghaluskan, melembutkan dan menjaga

kelembaban kulit.

5. Mencegah, mengurangi dan menyamarkan kerusakan-kerusakan pada

kulit seperti gejala keriput dan hiperpigmentasi.

6. Memperlancar aliran darah dan getah bening pada jaringan kulit.

F. Jenis-Jenis Masker

Prianto (2014). Masker sendiri dapat digolongkan menjadi 2

kelompok berdasarkan mekanisme pembersihannya:

a. Masker yang dibersihkan dengan air.

Masker ini biasanya dibersihkan dengan menggunakan air hangat.

Pada umumnya bahan dasar masker ini adalah bahan dasar bedak

yang terbuat dari seng oksida, titanium dioksida, kaolin, kalamin.

Masker tipe lain yang sering kita lihat diproses berdasarkan proses
14

pembentukan tanah liat atau lumpur alamiah. Sebagian masker

tersedia dalam bentuk pasta dan tidak tercampur dengan air lagi saat

akan dipakai. Kegunaan masker tipe ini biasanya menyerap

kelebihan minyak pada kulit wajah sehingga direkomendasikan bagi

mereka yang mempunyai kulit berminyak. Masker ini

didiamkandiwajah sekitar 15-20 menit baru kemudian dibilas dengan

air hangat atau sabun pembersih muka. Pada saat membilas

sebaiknya menggunakan waslap agar masker yang terangkat lebih

bersih.

b. Masker yang dikelupas.

Masker ini tidak menyerap kelebihan minyak pada kulit wajah.

Efek utama dari penggunaan masker ini adalah untuk mencegah

hilangnya kandungan air dari kulit wajah. Hasil akhir dari

penggunaannya berupa meningkatnya kelembaban didaerah wajah.

Masker ini biasanya direkomendasikan bagi mereka yang memiliki

kulit wajah yang kering. Pada saat pemakaian, masker ini biasanya

dilapisi kain kasa sehingga tetap memungkinkan penyerapan zat-zat

penting dari masker sekaligus mempermudah pada waktu

pengangkatan. Sekarang cara ini mulai ditinggalkan karena

sangatlah tidak efisien. Penggunaan yang menggunakan bahan

dasar plastic sangatlah populer dan mudah diaplikasikan. Masker ini

lebih efisien dalam pembersihannya.

Choirunnissa (2017), jenis-jenis dan penggunaan masker

berdasarkan bentuknya dikelompokkan sebagai berikut:


15

1. Masker bubuk

Masker ini terdiri dari bahan serbuk (koali, titanium,

dioksida, magnesium karbonat), gliserin, air, suling, hidrogen,

peroksida (H2O2). Berfungsi memutihkan dan mengencangkan

kulit. Dalam penggunaannya, bahan bubuk tersebut dicampurkan

dengan aquadestilator, hingga menjadi adonan kental. Dalam

membuat adonan tersebut memerlukan keahlian agar

tidak terlalu cair maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan

pada kulit wajah.

2. Masker gelatin (peel off mask)

Masker ini membentuk tembus terang (transparant) pada

kulit. Bahan dasar adalah bersifat jelly dari gum, tragacant, latex

dan biasanya dikemas dalam tube. Penggunaanya langsung

diratakan pada kulit wajah. Adapun cara mengangkatnya dengan

cara mengelupas, diangkat pelan-pelan secara utuh mulai dagu

ke atas sampai ke pipi dan berakhir didahi. Jenis masker yang

ada di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua

jenis kulit, ada yang dibedakan sesuai jenis kulit.

3. Masker bahan alami (biological mask)

Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya

ekstrak dari buah-buahan atau sayur-sayuran, kuning telur, putih

telur, kepalu susu, madu, minyak zaitun, dan sebagainya.


16

G. Mekanisme Masker

(Ningrum, 2018) mekanisme kerja masker wajah adalah

menyebabkan suhu kulit wajah meningkat sehingga peredaran darah

menjadi lebih lancar dan penghantaran zat-zat gizi ke lapisan permukaan

kulit muka terlihat lebih segar. Peningkatan suhu dan peredaran darah yang

menjadi lebih lancar maka fungsi kelenjar kulit meningkat, kotoran dan sisa-

sisa metabolisme dikeluarkan kepermukaan kulit kemudian diserap oleh

lapisan masker yang mengering. Cairan yang berasal dari keringat dan

sebagian cairan masker diserap oleh lapisan tanduk, meskipun lapisan

masker mengering tetapi lapisan tanduk tetap kenyal, bahkan sifat ini

menjadi lebih baik ketika lapisan masker dilepaskan yaitu terlihat keriput

pada permukaan kulit wajah menjadi berkurang dan tidak saja menjadi lebih

halus tetapi juga menjadi lebih kencang. Setelah masker dilepaskan, bagian

cairan yang telah diserap oleh lapisan tanduk akan menguap akibatnya

akan mengalami penurunansuhu kulit wajah sehingga memiliki efek

menyegarkan kulit.

Masker wajah bertindak merangasang sirkulasi aliran darah maupun

limpa, merangsang dan memperbaiki kulit melalui proses percepatan

proses regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit (Na’imah,

2018).

H. Masker Gel Peel Off

Masker peel off merupakan salah satu jenis masker wajah yang

mempunyai keunggulan dalam penggunaan yaitu dapat dengan mudah

dilepas atau diangkat seperti membran elastis (Rahmawanty et al., 2015).


17

Masker peel off mampu meningkatkan hidrasi pada kulit,

memperbaikisertamerawat kulit wajah dari masalah keriput, penuaan,

jerawat dan dapat juga digunakan untuk mengecilkan pori,

membersihkan serta melembabkan kulit serta bermanfaat dalam

merelaksasikan otot-otot wajah serta sebagai pembersih, penyegar,

pelembab dan pelembut bagi kulit wajah. Masker gel peel off umumnya

digunakan dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan kekulit muka tanpa

penambahan bahan lain. Setelah kandungan alkohol yang terkandung

dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan

transparant pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15-30 menit,

lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara dikelupas.

Masker gel peel off yang baik memilki karakteristik sediaan pH 4,5-6,5 dan

waktu kering 5-30 menit (Grace et al., 2015) daya sebar 5-7 cm, daya lekat

lebih dari 4 detik (Sukmawati, 2018).

Masker gel peel off efektif dalam mengangkat sel-sel kulit mati,

komedo, minyak berlebih, dan penyumbatan pori-pori. Selain itu mampu

membersihkan, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan wajah

karena dapat mengangkat kotoran dan sel-sel mati. Masker gel peel off jika

dibandingkan dengan masker lain seperti pasta, dan bubuk atau serbuk,

masker gel peel off memiliki beberapa keunggulan yaitu, dapat

menimbulkan efek dingin akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak

menghambat fungsi fisiologis kulit wajah khususnya respiration sensibilis

karena tidak membentuk lapisan lilin yang melapisi permukaan kulit,

memungkinkan pemakaian pada bagian permukaan tubuh yang berambut,


18

daya sebar dan daya lekat yang baik, serta mampu melepaskan zat-zat

aktifnya dengan baik (Ningsih et al., 2016).

Masker gel peel off memberikan keuntungan yang lebihmemberikan

rasa sejuk dan dapat membentuklapisan film yang elastis dengan memberi

sensasi rasa kencang pada kulit wajah sehingga lebih efektif mampu

mengangkat dan membersihkan kotoran pada lapisan kulit pada saat

masker diangkat dari permukaan kulit wajah (Velasco et al., 2014).

I. Sediaan Masker Gel Peel Off

Sediaan gel masker peel off mengandung beberapa bahan seperti

zat aktif, dan basis gel yang dapat membentuk lapisan film tipis (gelling

agent). Selain itu, terdapat pula bahan-bahan tambahan lainnya seperti

humektan, pengawet, chelating agents (pengikat logam), pewarna dan

pewangi. Beberapa senyawa pembentuk gel yaitu gum arab, karbomer

turunan selulosa, HPMC dan PVA. Konsentrasi PVA merupakan

faktorterpenting yang berpengaruh terhadap kinerja pembentukan film

dalam masker wajah peel off. Gel mengandung zat aktif atau bahan

berkhasiat sebagai obat dan dapat juga berupa bahan aktif sebagai

pembersih atau penyegar seperti pada kosmetik masker gel (Beringhs, et

al., 2013).

Konsentrasi agen pengental atau agen pembentuk gel dalam

formulasi masker wajah gel peel off juga dapat berpengaruh terhadap

viskositas dan waktu pengeringan sediaan, sehingga diperlukan

suatu optimasi formula untuk menghasilkan sediaan masker peel off

dengan karakteristik fisik yang baik (Haerani, 2018).


19

Bahan yang digunakan dalam sediaan masker gel peel off antara

lain:

1. Zat Aktif

Zat aktif dapat berfungsi membersihkan, mencerahkan, dan

menyegarkan kulit. Salah satu jenis tanaman yang berpotensi dibidang

kosmetik adalah rumput laut. Rumput laut mengandung senyawa aktif

fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain itu rumput laut juga

mengandung senyawa fitokimia lainnya yang penting untuk kesehatan

dan mempertahankan mutu pangan. Antioksidan pada rumput laut

dapat melawan radikal bebas dari tubuh dimana radikal bebas adalah

suatu molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai satu atau lebih

elektron yang tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat reaktif

sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh manusia. Efek

antioksidan untuk perawatan kulit wajah lebih baik diformulasikan dalam

bentuk topical dibandingkan oral karena zat aktif akan berinteraksi lebih

lama dengan kulit wajah (Sulastri, 2016).

2. Basis Gel

Basis gel atau gelling agent adalah suatau suatu polimer

penyusun matriks tiga dimensi yang akan mengikat air dan zat-zat

pengisi gel yang lain didalamnya. Basis gel yang sering digunakan

adalah polimer sintetik polivinil alkohol (PVA) atau polimer semisintetik

Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) yang berperan penting dalam

pembentukan lapisan film tipis ketika masker digunakan. Polivinil

alcohol merupakan serbuk berwarna putih agak krem dan tidak berbau.
20

Polivinil larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 96% dan tidak larut

dalam pelarut organik (Rowe et al., 2009). Polivinil alkohol termasuk

pembentuk film yang banyakdigunakan dalam sediaan topical dengan

konsentrasi 10-16%, sifatnya dapat menghasilkan gel yang cepat

mengering, dan membentuk lapisan film yang transparant, kuat, elastis,

dan melekat baik terhadap kulit. Polivinil alcohol dapat melembabkan,

mengangkat sel kulit mati, dan membersihkan kulit (Chakraborty et al.,

2013).

Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) merupakan polimer sintetik

yang berfungsi sebagai pembentuk film dalam pembuatan sediaan

masker gel peel off.Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat

peningkat viskositas, zat pendispersi, pengemulsi, penstabil, dan

pensuspensi, pengikat pada sediaan tablet, dan pengental. HPMC

dapat digunakan dengan rentang konsentrasi 2-4%. HPMC berbentuk

serbuk granular atau putih krem. HPMC larut dalam air dingin,

membentuk larutan koloid kental, praktis tidak larut dalam air panas

(Rowe, 2009).

3. Gliserin

Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai

pelembap pada kulit. Pada kondisi atmosfer sedang ataupun pada

kondisi kelembapan tinggi, gliserin dapat melembapkan kulit dan

mudah dibilas. Gliserin berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, kental, higroskopis serta berasa manisgliserin larut dalam air

(Arita et al., 2009).


21

Gliserin digunakan secara luas dalam preparasi oral, topical, dan

parenteral. Pada formulasi topical dan kosmetik, gliserin digunakan

sebagai humektan dan emolien pada konsentrasi 30%. Selain itu

digunakan dalam gel cair maupun non cair sebagai pelarut dan

kosolven. Bahan ini tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi kuat,

seperti kalium permanganate (Rowe, 2009).

4. Trietanolamin (TEA)

Triethanolamine (TEA) juga dikenal dengan trolamine, adalah

senyawa kimia organik cair, kental, dengan bau amonia

ringan.Kelarutannya dapat bercampur dengan aseton dalam benzene

1:24 larut dalam kloroform, bercampur dengan etanol. TEA akan

bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan ester

dengan adanya asam lemak tinggi. Stabilitas TEA dapat berubah

menjadi warna cokelat dengan paparan udara dan cahaya (Rowe,

2009).

5. Pewangi

Pewangi pada sediaan gel masker peel off bertujuan untuk

meningkatkan kenyamanan dan estetik saat digunakan. Bahan

yangdigunakan umumnya disesuaikan dengan zat berkhasiat yang

digunakan seperti pewangi oleum citrit untuk penggunaan zat vitamin

C. Parfum memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,

karena dapat memberikan kesenangan hidup (joys of live) serta

mewangikan bahan yang tidak berbau wangi (Hardiyati et al., 2019).


22

6. Pelarut

Aquades adalah cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.

Senyawa ini digunakan sebagai pelarut. Aquades memilki

inkompatibilitas dengan bahan yang mudah terhidrolisis, dapat

bereaksi dengan garam-garam anhidrat, serta material-material

organik kalsium koloidal (Syarifah et al., 2015).


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian percobaan

(experimental laboratories). Metode eksperimental laboratories

merupakan metode penelitian uji coba hal yang baru terhadap stabilitas

pada masker gel peel off rumput laut (Caulerpa racemosa). Dengan

parameter uji ALT, pH, Organoleptik, Viskositas. Pembuatan masker gel

peel off rumput laut Caulerpa racemosa terdiri dari beberapa tahap

antara lain;

1. Persiapan (Preparasi sampel)

Tahap persiapan penelitian, meliputi persiapan alat dan

bahan pembuatan masker, rumput laut Caulerpa racemosa sebagai

bahan baku yang diperoleh dari nelayan dalam bentuk segar

kemudian dilakukan beberapa tahap pembersihan. Rumput laut jenis

Caulerpa racemosasegar dicuci dan disortir dari kotoran, seperti

pasir, batu, dan cangkang kerang dan rumput laut jenis lainnya.

Setelah bersih, alga hijau Caulerpa racemosa dicuci kembali dengan

air tawar yang mengalir sebanyak lima kali. kemudian dikemas

dengan kantong palstik yang telah terisi air bersih dan dibawa ke

tempat penelitian.

2. Tahap pembuatan formula masker gel peel off Caulerpa racemosa

Rumput laut (Caulerpa racemosa) yang telah dicuci bersih


24

selanjutnya dilumatkan dengan menggunakan blender, kemudian

ditimbang sesuai dengan formula yang digunakan.

a. Komposisi formulasi masker gel Peel off Caulerpa racemosa

Adapun komposisi formula rumput laut Caulerpa racemosa

yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Komposisi formula masker gel Peel Off Caulerpa racemosa
(Nurhayanah, 2021)
Bahan Konsentrasi (b/b)
Caulerpa racemosa 10%
Polivinil Alkohol 10 %
Carbomer 940 0,5 %
Gliserin 5%
Trietinolamin (TEA) 0,5 ml
Pengawet 1%
Parfum 0,01 ml
Aquades Add 100 ml

b. Pembuatan masker

Pembuatan sediaan masker gel peel off Caulerpa racemosa

mengacu pada penelitian (Luthfiyana et al., 2019) yang dimodifikasi

sebagai berikut;

1. Pembuatan masker gel feel off diawali dengan penimbangan

bahan.

2. Polivinil alkohol (PVA) digerus hingga lebih halus kemudian

dikembangkan dengan cara dilarutkan kedalam aquadest panas

diatas penangas air pada suhu 70-80⁰C.

3. Carbomer 940 dikembangkan dengan aquades dingin hingga

larut, kemudian dicampur kedalam basis polivinil alkohol sambil

diaduk membentuk campuran yang homogen.


25

4. Gliserin dan TEA dihomogenkan kedalam basis polivinil alkohol

5. Tambahkan konsentrasi 10 grumput laut Caulerpa racemosa

6. Tambahkan pengawet dengan konsentrasi 1 % kedalam rumput

laut Caulerpa racemosa

7. Tambahkan parfum kedalam basis gel sambil lakukan

pengadukan hingga diperkirakan homogen.

8. Tambahkan aquades hingga mencapai 10 ml sampai membentuk

campuran basis gel yang homogen.

9. Terakhir dilakukan penyimpanan ke dalam dua kemasan berbeda

yaitu Aluminium foil sachet dan kemasan tube.

3. Tahap pengujian stabilitas dan mikrobiologi

Hasil dari optimasi formula terbaik dilanjutkan dengan pengujian

kualitas fisik sediaan masker gel peel off terhadap parameter uji ALT,

organoleptik, nilai pH, viskositas (Lisdawati dan Kardono, 2006).


26

Alur proses pembuatan masker gel peel off rumput laut (Caulerpa

racemosa) dapat dilihat pada Gambar 3.2

Pembuatan masker gel peel off

Penambahan konsentrasi 10 g
rumput laut Caulerpa racemosa

Pengemasan

Aluminium foil Tube


sachet

H-0 H-7 H-14 H-28

Uji Uji stabilitas


mikrobiologi

Gambar 3.2 Diagram alir penelitian stabilitas dan mikrobiologi masker gel
pell off Caulerpa racemosa.
27

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakasanakan pada bulan Mei – Juli Tahun

2022 di Kampus Universitas Hasanuddin yang terletak di Jl. Perintis

Kemerdekaan Km 10. Pengujian kualitas masker gel peel off rumput

laut (Caulerpa racemosa) dilaksanakan di Laboratorium Kimia Terpadu

FMIPA Universitas Hasanuddin.

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat disajikan dalam

tabel berikut ini;

Table 3.4 Alat dan kegunaan pembuatan masker gel peel off rumput laut
Caulerpa racemosa (Nurhayanah, 2021).
No. Alat Kegunaan
1. Timbangan Mengukur berat bahan
2. Blender Pelumat rumput laut ( Caulerpa
racemosa)
3. Penangas air Pemanas air
4. Thermometer Pengukur suhu
5. Spatula Penghomogen campuran
6. Tube Kemasan masker
7. Aluminium foil sachet Kemasan
7. Timbangan Pengukur berat sampel dan
media
8. Erlenmeyer Wadah pembuatan media
9. Autoclave Pensteril alat
10. Botol pengencer Wadah larutan
11. Tabung reaksi wadah pengenceran
12. Cawan petri Wadah medium agar
13. Pipet volume Mengambil larutan pengencer
14. Bunsen Sterilisasi dan pemijaran
16. Colony counter Penghitung koloni
17. Timbangan Menimbang sampel
18. pH meter Pengukuran asam basa
19. Gelas ukur Wadah sampel
20. Scoresheet Lembar penilaian
23. Timbangan analitik Menimbang sampel
28

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel

berikut ini:

Table 3.5 Bahan dan kegunaan pembuatan masker gel peel off rumput
laut Caulerpa racemosa (Nurhayanah, 2021)
Bahan Kegunaan
Caulerpa racemosa Zat Aktif
Polivinil Alkohol Basis Gel
Carbomer 940 Pembuatan hidrogel
Gliserin Humektan
Trietanolamin (TEA) Pengemulsi dan alkalizing agent
Pengawet (Phenoxyethanol) Menghambat timbulnya
mikroorganisme
Parfum Pewangi
Aquades Pelarut

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian masker gel peel off Caulerpa

racemosa menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

E. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) merupakan teknik

pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama

kepada populasi untuk dijadikan sampel (Apriliani, 2015).

Pengambilan sampel secara acak terhadap produk masker gel

peel off rumput laut Caulerpa racemosa dengan cara memilih langsung

secara acak dari populasi atau sampel masker gel peel off Caulerpa

racemosa yaitu pengambilan sampel produk masker gel peel off

Caulerpa racemosa dengan masing-masing isi kemasan yaitu 100 ml.


29

F. Objek Penelitian

Objek penelitian masker gel peel off Caulerpa racemosa adalah

analisis stabilitas fisik yaitu viskositas dan organoleptik, pengujian kimia

yaitu nilai pH, dan pengujian mikrobiologi yaitu ALT (Angka Lempeng

Total).

Analisis mikrobiologi dan stabilitas masker peel off. Stabilitas

masker peel off meliputi:

1. Stabilitas

Adapun analisis stabilitas masker gel peel off Caulerpa

racemosa sebagai berikut:

a. Organoleptik

Pengamatan dilakukan dengan melihat secara langsung warna

dan bau dari gel yang dibuat dengan menggunakan tiga orang

penelis (Septiani, 2011).

b. Uji pH (Derajat keasaman)

Sebelum digunakan, pH meter dikalibrasi dengan larutan bufer

pH 7 dan 4. Elektroda yang digunakan dibilas dengan aquades

sebelum dan setelah pengukuran. Sebanyak 1 gram gel di

encerkan dengan air suling hingga 10 mL. Diambil larutan

tersebut dan ditempatkan pada pH meter. Hasil pH akan muncul

pada layar setelah beberapa saat. Campuran dihomogenkan

dengan cara dibolak-balik selama 1 menit. Pembacaan pada alat

pH meter dilakukan setelah 5 menit untuk memastikan angka

sudah stabil dan tidak bergerak lagi (Froelicht et a., 2017).


30

c. Uji viskositas

Uji ini menggunakan viskometer Brookfield menggunakan spindle

yang dipasang pada alat kemudian dicelupkan kedalam masker

gel peel-off yang telah diletakkan dalam wadah. Atur kecepatan

dan tunggu hasil skala hingga stabil, kemudiaan dicatat hasilnya.

2. Uji Mikrobiologi (ALT)

Alat dan tempat lainnya disemprotkan alkohol karena

pengujiannya dikerjakan secara steril. Dinyalakan lampu bunsen.

Disiapkan 2 buah cawan petri dan masing-masing diberi label

10- 2 sampai 10- 3. Pada tabung reaksi 10-2 dihomogenkan lalu

dipijarkan dan dipipet 0,5 ml dengan menggunakan mikropipet

kemudian cawan petri dipijarkan dengan lampu bunsen kemudian

pengenceran 10- 2 tersebut dimasukkan dalam cawan petri dan diberi

label 10-2. Tabung reaksi 10-3 dipijarkan dilampu Bunsen dan

dipipet 0,5 ml dengan mikropipet dan dimasukkan kedalam cawan

petri yang sudah dipijarkan pada lampu bunsen dan diberi label 10 -
3. Goyangkan cawan petri dengan hati-hati sehingga tercampur

merata dan memadat. Masukkan semua cawan petri dalam keadaan

posisi terbalik kedalam incubator pada suhu 35-370c selama 48 jam.

Lakukan pengamatan setiap 24 jam. Amati dan hitung jumlah koloni

yang tumbuh. Setelah itu cawan petri dibungkus kembali dengan

kertas dan dimasukkan dalam autoklaf dengan suhu 12 0C selama

15 menit (Sundari, 2019).


31

Perhitungan jumlah koloni Angka Lempeng Total

mikroorganisme dipilih dari cawan petri yang jumlah koloninya antara

30-300. Pada penentuan angka lempeng total ini digunakan metode

agar tuang (pourplate), jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada

media agar dihitung setelah diinkubasi pada suhu 370C selama 24

jam. Setelah inkubasi 4 x 24 jam dilakukan perhitungan koloni. Dapat

dianggap bahwa tiap koloni berasal dari sebuah sel, maka jumlah

koloni dapat mewakili jumlah sel yang diperhitungkan dalam bahaya

dianalisis (Sundari, 2019).

G. Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian dapat dianalisa dengan Analiys

Of Varians (ANOVA) (Hanafiah, 2000). Selanjutnya untuk mengetahui

hubungan antar parameter, dilakukan uji regresi dan uji korelasi. Kekuatan

hubungan antar dikuantifikasi melalui suatu koefisin yang dikenal sebagai

koefisien korelasi (Hartono, 2001).

Dari hasil analisis ragam berbeda nyata maka dilakukan uji

normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov, apabila hasil uji

menunjukkan signifikan 0,05 maka data dikatakan menyebar normal

(Luthfiyana et al., 2019).


32

DAFTAR PUSTAKA

Aghina Y. 2015. Formulasi Masker Gel Peel Off Lendir Bekicot (Achantina
fulica) Dengan Variasi Bahan Pembentuk Gel. Jurnal Farmasi. 2 (1)
: 246-253.

Anandhita M. A., Istiqomah. 2015. Pengaruh Penggunan Hidroksi Profil


Metil Selulosa (HPMC) Sebagai Gelling Agent Terhadap Sifat Fisik
Masker PeelOffEkstrak Daun Sirih (Piper Betle L).Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Hasil Perikanan Vol 1. Hal. 2.

Anjani, 2018. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel
Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L). UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Arita S., Agustina T. E., Patrica D dan Rahmawati L. 2009. Pemanfaatan


Gliserin Sebagai Produk Samping dari Biodiesel menjadi Sabun
Transparan. Jurnal Kimia, Vol 4. Hal. 16.

Basir A, Tarman K, Desniar. 2017. Aktivitas Antibakteri Dan Antioksidan


Alga HijauHalimeda Gracilis Dari Kabupaten Kepulauan
Seribu.Jurnal Antibakteri Dan Antioksidan Alga Hijau, Vol 20.

Bintang I. A. K, Sinurat A. P, Purwadaria T. 2007. Penambahan Ampas


Mengkudu Sebagai Senyawa Bioaktif Terhadap Performans Ayam
Broiler. JITV 12(1) :1-5.

Chakraborty S., Vadakekkara A., George N., Bhaghiyasree T., Marry L.


2017. Aplication And Stability Evalution Of Polimer Blands In
Cosmetic. International Journal For Research In Applied Science
And Enginering Tecnology. 5(9) 849-861

Choirunnisa R. 2017. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Masker Gel
Dari Jagung (Zea Mays) Dengan Menggunakan Variasi Basis Gel.
Universitas Islam Negeri Alauddin.

Chew, Y. L. Y. Y., Lim, M., Omar, K. S. Khoo. 2008. Antioxidant Activity Of


Three Edible Seaweed From Areas In South East Asia. LWT- Food
Science And Technology 41(16) : 1067-1623

Draelos, Z. D, dan L. A Thaman. 2006. Cosmetic Formulation Of Skin Care


Product. 1 eld. Taylor & Francis Group. New York.

Dwihandita.2009. Perubahan Kandungan Antioksidan Anggur Laut


(Caulerpa racemosa) Akibat Pengolahan.Institut Pertanian Bogor.
33

Forestryana D, Putri A. N, Liani N. A. 2020. Pengembangan Formula


Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol 70% Akar Kelakai (Stenochlaena
palustris (Burn. F) Bedd). Farmasains. Vol 7 (1).

Gasali M, Nasution M. A. 2019. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut


Chaetomorpha Antennia Asal Pesisir Ujong Serangga Aceh Barat
Daya. Jurnal Ilmu Kelautan, Vol 1. Hal. 5.

Haerani A. Chaerunnisa Y. A, dan Subarnas A. 2018. Antioksidan Untuk


Kulit. Vol 16. Hal 2.

Hanafiah, K. A. 2000. Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi. PT


Rajagrasfindo Persada. Jakarta

Hardiyanti I., Simanjuntak P., Suwarno T. 2019. Pembuatan Dan Evaluasi


Parfum Padat Dari Minyak Atsiri Vanilla (Vanilla Flanifola), Melati
(Jasminum Sambac L) Ait. Jeruk Manis ( Citrus Sinensis L) Osbeck
Dalam Kemasan Bros. Journal Ilmiah Kedokteran. Medika Tadulako
6(3) : 101-106

Hartono, S. P. 2001. Analisa Data. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Herawati, H. (2008). Penentuan Masa Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal


Litbang Pertanian, 27(4):124-130.

Indahyani, Praharani, Barid dan Handayani A. Aktivitas Antioksidan dan


Total Pollisakarida Ekstrak Rumput Laut Merah, Hijau dan Cokelat
dari Pantai Jongkar Situbondo.

Lisdawati V, Broto. 2006. Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Fraksi Ekstrak


Daging Buah Dan Kulit Biji Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpo).
Artikel Media Litbang Kesehatan. 16(4)

Luthfiyana N, Nurhikma, Hidayat T. 2019. Karakteristik Masker Gel peel Off


dari sediaan bubur rumput laut (Eucheuma Cottoni).Jurnal
Pengolahan 2.

Muliyawan, Dewi dan Suriana N. 2013. A-Z Tentang Kosmetik PT. Elex
Media Komputindo Keompok Gramedia Jakarta.

Na’imah J. 2018. Optimasi Masker Beras Untuk Wajah. Jendela Kesehatan.


Jurnal Ilmu Kesehatan. 6(3): 1-83.

Niingrum, AW. 2018. Pembuatan Dan Evaluasi Fisik Sediaan Masker Gel
Peel Off Ekstrak Etanol Daun Teh (Camelia Sinensis L). Jurnal
Farmasi Sains Dan Praktis. 4(2): 57-61.

Ningsih W, Firmansyah, Fitri H. 2016. Formulasi Masker Peel Off Dengan


Beberapa Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Naga Super Merah
34

(Hylocereus Costaricensis)(F.A.C Weber)Britton Dan Rose Scientia.


6(1): 18-24.

Novita, Widiyah. 2009. Buku Pintar Merawat Kecantikan Di Rumah-


Kumpulan Tips Praktis dan Murah Merawat Kecantikan dari Ujung
Rambut HinggaUjung Kaki. PT Gramedia Pustaka: Jakarta

Nurjannah, Fauziyah S, Abdullah A. 2019. Karakteristik bubur rumput laut


Eucheuma cottonidan Turbinaria conoidessebagai bahan baku
Masker Peel Off. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 22
(2): 391- 402.

Nurjannah, Jacoeb M, Hidayat dan Chrystiawan. 2018. Perubahan


Komponen Serat Rumput Laut Caulerpa sp. (Dari Tual, Maluku)
Akibat Proses Perebusan.Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan
Tropis.

Nursandi N. M. N. J. 2014. Karakteristik Kimiawi Rumput Laut Lokal


(Caulerpa sp) Dan Potensinya Sebagai Sumber Antioksidan.Disajik
an dalam Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi
Pertanian Politeknik Negeri Lampung.

Pertiwi Y., Alipha T. P., Amalia dan Maya M. 2011. Formulasi Sediaan
Masker Gel Peel Off Antioksidan Ekstrak Daun Nipah (Nypa
Fructicans). Jurnal Ilmu Kefarmasiaan.ISSN 2685-8150.

Pratiwi L, Wahdaningsih S. 2018. Formulasi dan aktivitas Antioksidan


Masker wajah Gel Peel OFF Ekstrak Metanol Buah Pepaya (Carica
papaya L.). Pharmacy Medical Journal

Printo, J. 2014. Cantik Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah. PT


Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Pua, C. K., Sheikh, Abd., Hamid. N., Tan, C. P., Mirhosseini, H., Abd.,
Rahman R. and Rusul, G. 2008. Storage stability of jackfruit
(Artocarpus heterophyllus) powder packaged in aluminium laminated
polyethylene and metallized co-extruded biaxially oriented
polypropylene during storage. Journal of Food Engineering 89(4):
419-428.

Purwanto U. R. E, Ariani L. W. 2019. Optimasi Dan Analisa Kadar Total


Pigmen Klorofil Dalam Formula Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol
Kulit Buah Semangka Kuning ( Citrullus lanatus Thnb). Media
Farmasi Indonesia. 13(2).

Putnarubun C, Valentine R. Y. 2020. Pigmen Klorofil Pada Alga Caulerpa


sp. Di Kepulauan Kei.Jambura Fish Processing Journal Vol. 2.
35

Putri. 2019. Pengaruh Proporsi Tepung Biji Nangka Dan Daun Sirih (Piperis
Folium) Terhadap Sifat Fisik Dan Masa Simpan Masker Wajah
Tradisional. e-Journal.Vol 08.

Ridhowati, Asnani. 2016. Potensi Anggur Laut Kelompok Caulerpa


racemosa Sebagai Kandidat Sumber Pangan Fungsional Indonesia.
ISSN 0216-1877.

Rowe. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.


Washintong: Pharmaceutical Press And American Pharmacistis
Association.

Saragih D. E., Arsita E. V. 2019. Kandungan Fitokimia Zanthoxylum


acanthopodium Dan Potensi Sebagai Tanaman Obat Di Wilayah
Toba Samosir Dan Tapanuli Utara, Sumatera Uatara. Vol 5 (1).

Sudibyo, A., Hutajulu, T.F., dan Setyadjit. 2010 . Pendugaan Masa Simpan
Produk Kopi Instan Menggunakan Study Penyimpanan yang
diakselerasi dengan Model Kinetika Arrhenius. Warta IHP, 27(1):12-
24.

Sulastry A., Chaerunnisa Y. H. 2016. Formulasi Masker Gel Peel Off Untuk
Perawatan Kulit Wajah. Jurnal Farmaka. 14(3) : 17-26.

Sundari S. Fadhliani. 2019. Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada Sediaan
Kosmetik Lotion X Di BBPOM Medan.

Sunnah I, Erwiyani A. R., Yunisa K. O., Pratama N. M. 2020. Skreening


Fitokimia Masker Gel Peel Off Nano Ekstrak Daging Labu Kuning
(Cucurbita maxima). Indonesian Journal of Pharmacy And Natural
Product. Vol 03 (1).

Supriadi, Syamsuddin, Abustang dan Yasir Inayah. 2016. Pertumbuhan dan


Kandungan Karetonoid Lawi-Lawi Caulerpa racemosa yang
ditumbuhkan pada Tipe Substrat Berbeda. Jurnal Rumput Laut
Indonesia.1 (2):117-122.

Susanti M, Aditya C. A., Fatmawati E. R. 2019. Teknik Budidaya Rumput


Laut (Caulerpa racemosa) Dengan Metode Sebar Di Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah. Disajikan
dalam Prosiding seminar Nasional Mipa 2019 Universitas Tidar.

Talakua.2011. Analisis kandungan gizi makroalga Caulerpa racemosa dari


pantai arowi.fdokument com/document/analisis-kandungan-gizi-
makroalga-caulerpa-rcemosa-dari-pantai-arowi.html. (Diakses, 15
Mei 2022).

Tobuku R, Oedjoe M. D. R, Conceicao F. D. 2020. Pertumbuhan Caulerpa


racemosa Yang Dibudidayakan Pada Kedalaman Yang Berbeda
36

Dengan Metode Long Line Menggunakan Sistem Kantong Jaring Di


Perairan Semau Kabupaten Kupang.Jurnal Aquatik, Vol 3 (2).

Velasco, M. V. R., Viera, A. R. Fermandes, M.F. Dario, C. A. S. O. Pinto, C.


A. Pedriali, T. M. Kaneko, dan A. R. Baby. 2014. Short-Team Clinical
Of Peel-Off Facial Mask Moisturizers. International Jurnal Of
Cosmetic Science 36 (4) : 355-360.

Wati D. V. 2018.Pengaruh Proporsi Seledri (Apium Graveolens) Dan


Tepung Beras Terhadap Hasil Penggunaan Masker Wajah Untuk
Kulit Berjerawat.e-Journal Vol 07.

Widyarti S., Masluhiya S., Widodo. 2016. Formulasi Masker Alami


Berbahan Dasar Bengkoang Dan Jintan Hitam Untuk Mengurangi
Kerutan Pada Kulit Wajah.Jurnal Care Vol. 04 (02).

Yudasmara.2014. Budidaya Anggur Laut (Caulerpa racemosa)Melalui


Media Tanaman Rigid Quadrant Nets Berbahan Bambu. ISSN: 2303-
3142.

Zaman P. N., Gasali M, Nurjannah. 2019. Skreening Alga Hijau Halimeda


Opuntia (Linnaeus) as an Antioxidant From The Coast Of West Aceh.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 24 (3): 267-272.

Anda mungkin juga menyukai