Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL PENELITIAN

STABILITAS DAN MIKROBIOLOGI MASKER GEL PEEL OFF RUMPUT


LAUT (Caulerpa racemosa)

OLEH :

INDRIANTI
STK118030

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA

MAKASSAR

2022
STABILITAS DAN MIKROBIOLOGI MASKER GEL PEEL OFF RUMPUT
LAUT (Caulerpa racemosa)

Proposal

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Institut
Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Program Studi

Teknologi Hasil Perikanan

Disusun dan Diajukan Oleh

Indrianti

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA


MAKASSAR
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Stabilitas dan Mikrobiologi Masker Gel Peel Off


Rumput Laut (Caulerpa racemosa)

Nama : Indrianti

Nim : STK118030

Prodi : Teknologi Hasil Perikanan

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Harianti, S. Pi., M.Si Yeni Savitri A Lawi, S.Pi., M.Si


NIDN: 0030127604 NIDN: 0906039102

Menyetujui
Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan

Zul Khairiyah, S.Pi.,M.Si


NIK: 81E21.H.I-01
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini dengan judul “Stabilitas dan Mikrobilogi Masker

Gel Peel Off Rumput Laut (Caulerpa racemosa)”

Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Institut Teknologi

Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar.

Penyusunan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapat

dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Penulis yakin sepenuhnya

bahwa proposal ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dan

dukungan oleh semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ketua Yayasan Pendidikan Balik Diwa Makassar Ibu Dr. Hj. Andi

Aslinda, M.Si.

2. Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar

Bapak Prof. Dr. H. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si.

3. Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Institut Teknologi

dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar Bapak Ir.

Awaluddin, S.P.,M.Sc.
4. Ketua Program Studi Tekonologi Hasil Perikanan Institut Teknologi

dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar Ibu Zul Khairiyah, S.Pi.,M.Si.

5. Pembimbing utama Ibu Dr. Harianti, S.Pi., M.Si dan Pembimbing kedua

Ibu Yeni Savitri Andi Lawi, S.Pi., M.Si.

6. Penasehat Akademik Ibu Yeni Savitri Andi Lawi, S.Pi., M.Si.

7. Semua pihak Staf Administrasi Institut Teknologi dan Bisnis Maritim

Balik Diwa Makassar.

8. Orangtua serta seluruh keluarga, tanpa bantuan moril dan material dan

semangat serta doanya kepada penulis dalam menyelesaikan

proposal.

9. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan

proposal ini.

Semoga proposal penelitian ini memberikan tambahan informasi

bagi saya pribadi dan seluruh pembaca serta pelaku perikanan.

Diharapkan bermanfaat dalam pengembangan perikanan kedepannya.

Makassar, 15 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Rumput Laut (Caulerpa racemosa) ................................... 5
B. Kemasan Aluminium Foil Sachet dan Kemasan Tube ....... 9
C. Stabiitas Masker Gel Peel Off ........................................... 9
D. Masker Wajah .................................................................... 10
E. Fungsi Masker Wajah ........................................................ 12
F. Jenis-jenis Masker ............................................................. 13
G. Mekasnisme Masker .......................................................... 16
H. Masker Gel Peel Off ....................................................... 16
I. Sediaan Masker Gel Peel Off ............................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 23
A. Desain Penelitian ............................................................... 23
B. Waktu Dan Lokasi Penelitian ............................................. 27
C. Alat Dan Bahan .................................................................. 27
D. Unit Analisis ....................................................................... 28
E. Teknik Sampling ................................................................. 28
F. Objek Penelitian ................................................................. 29
G. Analisis Data ...................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 30
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Komposisi kimia rumput laut Caulerpa racemosa ...................... 8


2.2 Syarat mutu sediaan masker SNI (16-6070-1999) ..................... 12
3.3 Komposisi formula masker gel peel off Caulerpa racemosa ..... 24
3.4 Alat dan kegunaan ................................................................... 27
3.5 Bahan dan kegunaan ................................................................ 29
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Rumput laut hijau jenis Caulerpa racemosa.............................. 7


3.2 Diagram alir tahapan pembuatan masker gel peel off Caulerpa
racemosa..................................................................................... 26
.
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumput laut adalah tanaman laut yang mengandung senyawa

fenol yang berfungsi sebagai antioksidan, juga kaya akan serat Iodium

dan mineral-mineral penting lainnya. Selain itu rumput laut

mengandung senyawa-senyawa fitokimia lainnya yang penting untuk

kesehatan dan mempertahankan mutu pangan.Antioksidan pada

rumput laut dapat melawan radikal bebas dalam tubuh.dimana radikal

bebas adalah suatu molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sifatnya sangat labil

dan sangat reaktif sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh

manusia (Fithrani. D, 2009).

Rumput Caulerpa racemosa memiliki kemampuan menghasilkan

sumber antioksidan. Sifat Caulerpa racemosa yang aman dikonsumsi

dan telah dimanfaatkan sebagian masyarakat pesisir sebagai sayuran

segar, memungkinkan rumput laut ini dapat dieksplorasi sebagai

sumber antioksidan alami (Fithrani. D, 2009).

Pengembangan rumput laut Caulerpa racemosa dibidang non

pangan saat ini memiliki potensi dan kandungan dalam kecantikan,

dapat membantu meningkatkan ketersediaan bahan kosmetik alami,

salah satunya yang sering digunakan dan memudahkan dalam

perawatan adalah masker gel peel off. Penggunaan masker gel


2

berbahan alami lebih baik dibandingkan bahan sintetis karena

menimbulkan efek samping bahkan dapat merusak bentuk alami dari

kulit (Grace et al., 2015).

Masker wajah peel off merupakan salah satu jenis masker wajah

yang mempunyai keunggulan dalam penggunaanya yaitu dapat

dengan mudah dilepas atau diangkat seperti membran elastis

(Rahmawanty dkk., 2015). Masker wajah peel off dapat meningkatkan

hidrasi pada kulit kemunkinan karena adanya oklusi (Velasco dkk.,

2014). Penggunaan masker wajah peel off bermanfaat untuk

memperbaiki serta merawat kulit wajah dari masalah keriput, penuaan,

jerawat dan dapat juga digunakan untuk mengecilkan pori (Grace dkk.,

2015). Selain itu, masker peel off juga dapat digunakan untuk

membersihkan serta melembabkan kulit. Kosmetik wajah dalam bentuk

masker peel off bermanfaat dalam merelaksasi otot-otot wajah,

sebagai pembersih, penyegar, pelembab dan pelembut bagi kulit

wajah (Vieira dkk., 2009).

Pengemasan merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap

mutu produk selama penyimpanan. Kemasan adalah desain kreatif

yang mengaitkan berbagai unsur antara lain bentuk, struktur, material,

warna, citra, tipografi, dan unsur-unsur desain dengan informasi

produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk

membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,

mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk

dan Krasovec, 2006). Foil sachet adalah jenis kemasan kecil berbahan
3

aluminium foil. Kemasan aluminium foil memiliki potensi yang sangat

baik untuk mengemas produk pangan maupun non pangan, karena

terbuat dari bahan tidak transparan dan sangat ideal produk yang

membutuhkan 24 perlindungan dari cahaya. Sifatnya yang kedap

udara membuat kemasan berbahan aluminium foil sering digunakan

untuk produk-produk yang memang dikemas untuk melindungi produk

dalam jangka waktu panjang (Wijayanti, et al., 2015). Tube, squeeze

tube, atau collapible tube adalah kemasan yang dapat dilipat yang

dapat digunakan untuk cairan kental seperti pasta gigi, cat air, perekat,

dempul, dan salep. Pada dasarnya kemasan tube adalah benda

silindris, berongga dengan profil bulat atau lonjong, terbuat dari plastik,

aluminium, atau logam lainnya. Secara umum, di salah satu ujung

badan tabung ada lubang bundar, yang dapat di tutup dengan penutup

yang memiliki berbagai macam bentuk berbeda (Wikipedia, 2022).

Pemilihan kemasan bergantung paa banyak hal. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan kemasan adalah stabilitas dan visikositas

masker terhadap kemasan. Alasan saya memilih kemasan aluminium

foil dan kemasan tube yaitu untuk kemasan aluminium foil karena

sifatnya yang kedap udara membuat kemasan berbahan aluminium foil

ini sering digunakan untuk produk-produk yang memang dikemas

untuk melindungi produk dalam jangka waktu panjang. Sedangkan

untuk kemasan tube sendiri, kontaminasi dengan udara atau polusi di

sekitar bisa diminimalisasi sehingga tidak mengganggu isi dari produk

tersebut. Hal ini penting produk khususnya untuk produk kecantikan,


4

terlebih bagi mereka yang memilki kondisi kulit sangat sensitif untuk

menggunaka produk yang benar-benar masih terjaga kesterilannya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Jusmianty Febriani, (2019)

mengenai aplikasi anggur laut (Caulerpa racemosa) pada pembuatan

masker gel dan sediaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan SNI, oleh

karena itu penelitian tersebut dilanjutkan oleh Nurhayanah (2021)

dengan melakukan perubahan formulasi sediaan masker gel peel off

menggunakan anggur laut (Caulerpa racemosa). Penelitian dilanjutkan

oleh Andi Fitri Ramadani, (2022) mengenai analisis kandungan

senyawa bioaktif masker gel peel off (Caulerpa racemosa) dengan

analisis karakteristik fisik yang meliputi uji organoleptik yang meliputi

warna, bau dan tekstur, uji pH, viskositas, homogenitas, daya sebar,

waktu mengering, daya lekat,uji mikrobiologi (ALT) dan analisis

fitokimia. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Fitri Ramadani, (2022)

belum menguji mengenai stabilitas masker peel off rumput laut

(Caulerpa racemosa) pada kemasan. Terkait hal tersebut perlu

dilakukan penelitian lanjutan dengan judul “Stabilitas dan

Mikrobiologi Masker Gel Peel Off Rumput Laut (Caulerpa

racemosa) ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

kemasan berbeda terhadap daya simpan masker gel peel off rumput laut

(Caulerpa racemosa)?
5

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemasan

berbeda terhadap daya simpan masker gel peel off rumput laut (Caulerpa

racemosa)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat dalam pengaruh kemasan terhadap masker Gel Peel Off

Rumput Laut (Caulerpa racemosa).


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Laut (Caulerpa racemosa)

Caulerpa merupakan alga yang banyak dijumpai pada pantai dengan

rataan terumbu karang. Rumput laut jenis ini tersebar merata di perairan

Indonesia (Poncomulyo et al, 2006). Caulerpa merupakan salah satu

genus alga laut dari Famili Caulerpaceae dan termasuk spesies dari Kelas

Chlorophyceae (alga hijau). Caulerpa racemosa pertama kali ditemukan

pada tahun 1926 di sepanjang pantai Tunisia perairan Mediterania.

Makroalga laut jenis Caulerpa racemosa memiliki thallus berwarna hijau

seperti tanaman rumput, terdiri dari banyak cabang tegak yang tingginya

sekitar 2,5 - 6,0 cm. Batang pokok berukuran antara 16-22 cm. Terdapat

bulatan-bulatan seperti anggur pada puncak cabang, panjang setiap

puncak cabang sekitar 2,5 - 10,0 cm (Raniello et al., 2004).

Diantara pulau-pulau di Indonesia, Pulau Papua memiliki potensi

rumput laut yang cukup menjanjikan untuk dimanfaatkan. Salah satu jenis

rumput laut yang telah banyak dimanfaatkan adalah Caulerpa racemosa.

Fithriani (2009) melaporkan bahwa Caulerpa racemosa adalah salah satu

jenis rumput laut hijau yang tumbuh secara alami di perairan Indonesia,

bersifat edible atau dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran

segar atau lalapan (makanan kesehatan).


7

Caulerpa racemosa tumbuh bergerombol atau berumpun oleh

karena itu sering disebut sebagai anggur laut. Keberadaannya dapat

dijumpai di paparan terumbu karang dengan kedalaman hingga 200 m.

Sebagai fitobentik, tumbuhan ini hidup menancap atau menempel di

substrat dasar perairan laut seperti karang mati, fragmen karang, pasir

dan lumpur. Pertumbuhannya bersifat epifitik atau saprofitik dan kadang-

kadang berasosiasi dengan tumbuhan laut (Raniello et al., 2004).

Distribusi dari rumput laut jenis Caulerpa racemosa ini tersebar luas

di daerah tropis dan subtropis, seperti Filipina, Vietnam, Singapura,

Malaysia,Thailand, Taiwan, Cina, Indonesia, dan daerah barat perairan

Pasifik (FAO, 2007). Alga jenis ini tumbuh pada perairan keruh dan

permukaan substrat berlumpur lunak, tepi karang yang terbuka dan

terkena ombak laut yang keras serta perairan tenang yang jernih dan

bersubstrat pasir keras.Jenis ini sangat kuat melekat pada substrat karena

akarnya kokoh dan bercabang pendek. Beberapa daerah seperti Tapanuli

dan Kepulauan Seribu alga ini dapat konsumsi baik mentah maupun

matang (Suhartini, 2003).

1. Klasifikasi Caulerpa racemosa

Klasifikasi dari rumput laut Caulerpa racemosa adalah Kingdom :

Plantae, division : Chlorophyta, class : Thallophyta/Broypsidophyceae,

order : Siphon ales/Bryopsidales, family : Caulerpapacea, genus :

Caulerpa, Spesies : Caulerpa racemosa.


8

Gambar 2.1 Rumput laut hijau jenis Caulerpa racemosa


(Dokumentasi pribadi, 2022)

2. Morfologi Caulerpa racemosa

Ciri umum dari Caulerpa racemosa disebut juga anggur laut yang

keseluruhan tubuhnya terdiri dari satu sel dengan bagian bawah yang

menjalar menyerupai stolon yang mempunyai rhizoid sebagai alat pelakat

pada subrat bagian yang tegak, terdiri dari banyak cabang tegak yang

tingginya sekitar 2.5-6.0 cm. Batang pokoknya berukuran antara 16-22

cm. Keberadaannya dapat dijumpai di paparan terumbu karang dengan

kedalaman hingga 200 m (Suhartini, 2003).

Caulerpa racemosa memiliki ciri khas berwarna hijau, selain

mempunyai thallus dengan stolon berukuran kurang lebih 5 cm,

perakarannya relatif besar dan meruncing seperti paku dengan panjang

ramuli mencapai 8 cm. Ramuli merupakan organ cabang atau

percabangan dari stolon sebagai organ utama, substansinya agak lunak

dan terkesan kosong (gembos). Ramuli berdiameter antara 2-4 mm timbul


9

pada stolon yang bercabang dan memiliki bulatan-bulatan dengan ujung

yang rata dan bertangkai serta tersusun di sekitar dan sepanjang ramuli.

Caulerpa racemosa memiliki bagian yang tegak disebut asimilator karena

mempunyai klorofil. Stulon dan rhizoid bentuknya hampir sama dari jenis

ke jenis. Sedangkan asimilatornya mempunyai bentuk yang bermacam-

macam tergantung jenisnya (Yudasmara, 2014).

3. Komposisi Gizi Rumput Laut Caulerpa racemosa.

Kandungan gizi pada rumput laut Caulerpa racemosa berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh (Dwihandita, 2009) disajikan pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi kimia rumput laut Caulerpa racemosa (Dwihandita


2009).
Senyawa Kadar (%)
Kadar air 88,8 ± 0,5
Kadar abu 2,1 ± 0,2
Protein 1,5 ± 0,5
Kadar lemak 0,5 ± 0,1
Kadar serat 7,3 ± 0,5

Caulerpa racemosa mempunyai senyawa metabolit sekunder yang

cukup banyak.Metabolit yang dihasilkan adalah glycoglycerolipid dan

kelompok enol. Kandungan lainnya adalah algliceryldmannoside ammoniu

m yang digunakan sebagai antihelmintic (zat pembunuh cacing), juga

alkaloid yang digunakan sebagai penurun tekanan darah (Faulkner, 2001).


10

B. Kemasan Aluminium Foil Sachet dan Kemasan Tube

Kemasan aluminium foil memiliki potensi yang sangat baik untuk

mengemas produk pangan maupun non pangan, karena terbuat dari

bahan tidak transparan dan sangat ideal produk yang membutuhkan

24 perlindungan dari cahaya. Ketahanannya terhadap transmisi gas

sangat penting untuk melindungi ketahanan produk pangan maupun

non pangan. Aluminium foil dapat disegel dengan panas sehingga

dapat meningkatkan ketahanan dari produk (Wijayanti, et al., 2015).

Kemasan tube adalah kemasan yang memenuhi unsur

kenyamanan (convenience), mudah dan gampang digunakan serta

praktis terutama untuk produk yang memiliki viskositas yang tinggi

yang digunakan untuk mengatur keluarnya produk dan mudah ditutup

kembali. Dengan kemasan tube ini, kontaminsi dengan udara atau

polusi di sekitar bisa diminimalsasi sehingga tak menganggu isi dari

produk tersebut. Hal ini penting, terlebih bagi mereka yang memiliki

kondisi kulit yang sangat sensitif untuk menggunakan produk yang

benar-benar masih terjaga kesterilannya (Fimela, 2015).

C. Jenis-jenis kemasan

1. Kemasan gelas

Kemasan gelas merupakan bahan kemas tertua dan telah

populer sejak 3000 SM . Kemasan gelas sudah digunakan oleh

bangsa Mesir Kuno. Secara fisika gelas dapat didefenisikan sebagai

cairan yang lewat dingin (supercolled liquid), tidak mempunyai titik lebur
11

tertentu dan mempunyai viskositas yang tinggi (> 103 Poise) untuk

mencegah kristalisasi (Syarief, et al, 1989).

2. Kemasan plastik

Bahan pembuat plastik pada mulanya adalah minyak dan gas sebagai

sumber alami, tetapi di dalam perkembangannya bahan-bahan ini

digantikan dengan bahan sintesis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat

plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi dan

ekstruksi. Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah

monomer yang merupakan bagian atau rantai paling pendek. Misalnya

plastik polivinil klorida mempunyai monomer vinil klorida. Di samping

bahan dasar berupa monomer plastik, maka terdapat bahan-bahan

tinambah non plastik atau bahan aditif yang diperlukan untuk

memperbaiki sifat-sifat plastik. Bahan-bahan aditif dalam pembuatan

plastik ini merupakan bahan dengan berat molekul rendah, yaitu berupa

pemlastis, antioksidan, antiblok, antistatis, pelumas, penyerap sinar

ultraviolet, bahan pengisi dan penguat (Syarief, et al, 1989)

3. Kemasan kertas

Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama

sebelumn ditemukannya plastik dan aluminium. Sifat-sifat kemasan

kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan

tambahan pada proses pembuatannya. Bebarapa jenis kertas yang

dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas

tahan lemak (grease proof). Wadah kertas biasanya dibungkus lagi

dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang

lebih bersifat protektif.


12

4. Kemasan aluminium foil

Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan

bentuk kantong bersama-sama/ dilaminasi dengan berbagai jenis plastik,

dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan

sebagainya. Sifat-sifat dari aluminium foil adalah hermetis, fleksibel, tidak

tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-

bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya

seperti margarin dan yoghurt. Aluminium foil banyak digunakan sebagai

bahan pelapis atau laminan (Herman, 1990).

5. Kemasan aerosol

Kemasan aerosol banyak digunakan untuk mengemas produk-produk non

pangan seperti kosmetika (parfum), pembersih kaca, pengharum

ruangan, cat semprot, pemadam kebakaran dan pestisida. Penggunaan

kemasan aerosol untuk bahan pangan adalah untuk whipped cream yaitu

krim sebanyak 90% erdiri dari susu, sirup jagung, sukrosa dan minyak

nabati yang diberi cita rasa dan bahan penstabil (Syarief, et el, 1989).

D. Stabilitas masker gel peel off

Stabilitas suatu sediaan dapat dilihat dari profil stabilitasnya

selama penyimpanan. Pentingnya melihat profil stabilitas

berhubungan dengan keawetan (daya tahan) sediaan gel,

meminimalkan efek potensial yang tidak diinginkan dari

ketidakstabilan suatu sediaan dan dapat membuat database yang

penting untuk formulasi produk lain (Djajadisastra, 2008).

Stabilitas produk merupakan fungsi dari perubahan yang terjadi

pada komponen produk karena lingkungan dan faktor pemprosesan


13

misalnya paparan cahaya, kelembaban, suhu. Pelindung yang

diberikan selama pemrosesan, penyimpanan, dan penanganan tidak

hanya memperlambat kerusakan produk, tetapi juga dapat

meningkatkan kualitasnya. Pelindung yang dimaksud adalah kemasan

produk. Kemasan yang cocok bisa memperlambat 15 tingkat

kerusakan dan juga dapat memperpanjang umur simpan produk.

Berbagai macam kemasan dan pendekatan telah digunakan untuk

mengetahui interaksi dengan produk dan memberikan efek yang

diinginkan (Peter, 2012).

E. Masker

Masker wajah merupakan kosmetik yang digunakan untuk

merawat kondisi wajah seseorang agar tetap sehat serta

penggunaannya dapat mengatasi masalah-masalah kulit wajah

(Melayanti, 2017).

Efek antioksidan dan antijerawat untuk perawatan kulit wajah akan

lebih baik diformulasikan dalam bentuk topikal dibandingkan dengan

oral karena zat aktif akan berinteraksi lebih lama dengan kulit wajah

(Draelos & Thaman, 2006). Kosmetik wajah dapat diperoleh dalam

berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah

gel peel off (Vieira dkk., 2009). Masker wajah merupakan kosmetik

perawatan kecantikan yang sangat popular untuk meningkatkan

kualitas kulit (Yeom dkk., 2011).

Masker wajah peel off diformulasikan dengan basis polivinil alkohol

(PVA), setelah pengolesan dan pengeringan akan membentuk lapisan


14

oklusif pada wajah (Vieira dkk., 2009). Zat aktif ditambahkan ke dalam

formulasi untuk meningkatkan efek oklusi dan tensor. Formulasi

tersebut mengandung bahan pelunak, pelembab, pengawet, surfaktan,

pewangi dan zat aktif (Zague dkk., 2008).

Hidayah (2011), manfaat penggunaan perawatan alami/herbal

yang dapat diambil antara lain sangat mudah didapat dan murah.

Bahannya berasal langsung dari alam maka cenderung tidak memiliki

efek samping layaknya obat-obatan kimia sehingga banyak diminati

oleh wanita yang menginginkan wajah lebih putih, cerah, dan berseri.

SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan

untuk memberikan rasa kencang pada kulit dan efek membersihkan

dan menyegarkan kulit wajah. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala

Badan POM RI No.HK.00.06.4.02894 menunjukkan uji mikrobiologi

hasil sedian masker terdapat mikroba dengan jumlah dalam batas

yang ditentukan SNI yaitu < 10 sehingga sediaan masker hanya dapat

digunakan selama 7 hari (Putri, 2019).


15

Tabel 2.2 Syarat mutu sediaan masker SNI (16-6070-1999)

Kriteria Uji Satuan Persyaratan


Deskripsi - Homogen
Bebas partikel asing
Zat aktif % Sesuai PerMenkes RI No.
445/Menkes RI/V/1998
Zat Warna % Sesuai PerMenkes RI No.
445/Menkes/Per/V/1998
Zat Pengawet % Sesuai PerMenkes RI No.
445/Menkes/Per/V/1998
Raksa dan - Sesuai PerMenKes RI No.
Senyawanya 445/ MenKes/Per/V/1998.
Hidrokinon - Sesuai PerMenKes RI No.
445/ MenKes/Per/V/1998.
Hidrokinon - Sesuai PerMenKes RI No.
Monobenzileter 445/ MenKes/Per/V/1998.
Cemaran Koloni/g Maks. 105
Mikroba
Angka lempeng Kooni/g Negatif
total
Staphylococcus Koloni/0,01g Negatif
Auerus Koloni/0,01g Negatif
Pseudomonas
aeruginosa
Candida albicans Koloni/0,01g Negatif

E. Sediaan Masker Gel Peel Off

Sediaan gel masker peel off mengandung beberapa bahan seperti

zat aktif, dan basis gel yang dapat membentuk lapisan film tipis (gelling

agent). Selain itu, terdapat pula bahan-bahan tambahan lainnya seperti

humektan, pengawet, chelating agents (pengikat logam), pewarna dan

pewangi. Beberapa senyawa pembentuk gel yaitu gum arab, karbomer

turunan selulosa, HPMC dan PVA. Konsentrasi PVA merupakan

faktorterpenting yang berpengaruh terhadap kinerja pembentukan film

dalam masker wajah peel off. Gel mengandung zat aktif atau bahan

berkhasiat sebagai obat dan dapat juga berupa bahan aktif sebagai
16

pembersih atau penyegar seperti pada kosmetik masker gel (Beringhs, et

al., 2013).

Konsentrasi agen pengental atau agen pembentuk gel dalam

formulasi masker wajah gel peel off juga dapat berpengaruh terhadap

viskositas dan waktu pengeringan sediaan, sehingga diperlukan

suatu optimasi formula untuk menghasilkan sediaan masker peel off

dengan karakteristik fisik yang baik (Haerani, 2018).

Bahan yang digunakan dalam sediaan masker gel peel off antara

lain:

1. Zat Aktif

Zat aktif dapat berfungsi membersihkan, mencerahkan, dan

menyegarkan kulit. Salah satu jenis tanaman yang berpotensi dibidang

kosmetik adalah rumput laut. Rumput laut mengandung senyawa aktif

fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain itu rumput laut juga

mengandung senyawa fitokimia lainnya yang penting untuk kesehatan

dan mempertahankan mutu pangan. Antioksidan pada rumput laut

dapat melawan radikal bebas dari tubuh dimana radikal bebas adalah

suatu molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai satu atau lebih

elektron yang tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat

reaktif sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh manusia.

Efek antioksidan untuk perawatan kulit wajah lebih baik diformulasikan

dalam bentuk topical dibandingkan oral karena zat aktif akan

berinteraksi lebih lama dengan kulit wajah (Sulastri, 2016).

2. Basis Gel
17

Basis gel atau gelling agent adalah suatau suatu polimer

penyusun matriks tiga dimensi yang akan mengikat air dan zat-zat

pengisi gel yang lain didalamnya. Basis gel yang sering digunakan

adalah polimer sintetik polivinil alkohol (PVA) atau polimer semisintetik

Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) yang berperan penting dalam

pembentukan lapisan film tipis ketika masker digunakan. Polivinil

alcohol merupakan serbuk berwarna putih agak krem dan tidak

berbau. Polivinil larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 96% dan

tidak larut dalam pelarut organik (Rowe et al., 2009). Polivinil alkohol

termasuk pembentuk film yang banyakdigunakan dalam sediaan

topical dengan konsentrasi 10-16%, sifatnya dapat menghasilkan gel

yang cepat mengering, dan membentuk lapisan film yang transparant,

kuat, elastis, dan melekat baik terhadap kulit. Polivinil alcohol dapat

melembabkan, mengangkat sel kulit mati, dan membersihkan kulit

(Chakraborty et al., 2013).

Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) merupakan polimer sintetik

yang berfungsi sebagai pembentuk film dalam pembuatan sediaan

masker gel peel off.Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat

peningkat viskositas, zat pendispersi, pengemulsi, penstabil, dan

pensuspensi, pengikat pada sediaan tablet, dan pengental. HPMC

dapat digunakan dengan rentang konsentrasi 2-4%. HPMC berbentuk

serbuk granular atau putih krem. HPMC larut dalam air dingin,

membentuk larutan koloid kental, praktis tidak larut dalam air panas

(Rowe, 2009).
18

3. Gliserin

Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi

sebagai pelembap pada kulit. Pada kondisi atmosfer sedang ataupun

pada kondisi kelembapan tinggi, gliserin dapat melembapkan kulit dan

mudah dibilas. Gliserin berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, kental, higroskopis serta berasa manisgliserin larut dalam air

(Arita et al., 2009).

Gliserin digunakan secara luas dalam preparasi oral, topical,

dan parenteral. Pada formulasi topical dan kosmetik, gliserin

digunakan sebagai humektan dan emolien pada konsentrasi 30%.

Selain itu digunakan dalam gel cair maupun non cair sebagai pelarut

dan kosolven. Bahan ini tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi

kuat, seperti kalium permanganate (Rowe, 2009).

4. Trietanolamin (TEA)

Triethanolamine (TEA) juga dikenal dengan trolamine, adalah

senyawa kimia organik cair, kental, dengan bau amonia

ringan.Kelarutannya dapat bercampur dengan aseton dalam benzene

1:24 larut dalam kloroform, bercampur dengan etanol. TEA akan

bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan ester

dengan adanya asam lemak tinggi. Stabilitas TEA dapat berubah

menjadi warna cokelat dengan paparan udara dan cahaya (Rowe,

2009).

5. Pewangi
19

Pewangi pada sediaan gel masker peel off bertujuan untuk

meningkatkan kenyamanan dan estetik saat digunakan. Bahan

yangdigunakan umumnya disesuaikan dengan zat berkhasiat yang

digunakan seperti pewangi oleum citrit untuk penggunaan zat vitamin

C. Parfum memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,

karena dapat memberikan kesenangan hidup (joys of live) serta

mewangikan bahan yang tidak berbau wangi (Hardiyati et al., 2019).

6. Pelarut

Aquades adalah cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.

Senyawa ini digunakan sebagai pelarut. Aquades memilki

inkompatibilitas dengan bahan yang mudah terhidrolisis, dapat

bereaksi dengan garam-garam anhidrat, serta material-material

organik kalsium koloidal (Syarifah et al., 2015).


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian percobaan

(experimental laboratories). Metode eksperimental laboratories

merupakan metode penelitian uji coba hal yang baru terhadap

stabilitas pada masker gel peel off rumput laut (Caulerpa racemosa).

Dengan parameter uji ALT, pH, Organoleptik, Viskositas. Pembuatan

masker gel peel off rumput laut Caulerpa racemosa terdiri dari

beberapa tahap antara lain;

1. Persiapan (Preparasi sampel)

Tahap persiapan penelitian, meliputi persiapan alat dan

bahan pembuatan masker, rumput laut Caulerpa racemosa sebagai

bahan baku yang diperoleh dari nelayan dalam bentuk segar

kemudian dilakukan beberapa tahap pembersihan. Rumput laut

jenis Caulerpa racemosasegar dicuci dan disortir dari kotoran,

seperti pasir, batu, dan cangkang kerang dan rumput laut jenis

lainnya. Setelah bersih, alga hijau Caulerpa racemosa dicuci

kembali dengan air tawar yang mengalir sebanyak lima kali.

kemudian dikemas dengan kantong palstik yang telah terisi air

bersih dan dibawa ke tempat penelitian.

2. Tahap pembuatan formula masker gel peel off Caulerpa racemosa

Rumput laut (Caulerpa racemosa) yang telah dicuci bersih


21

selanjutnya dilumatkan dengan menggunakan blender, kemudian

ditimbang sesuai dengan formula yang digunakan.

a. Komposisi formulasi masker gel Peel off Caulerpa racemosa

Adapun komposisi formula rumput laut Caulerpa racemosa

yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Komposisi formula masker gel Peel Off Caulerpa racemosa
(Nurhayanah, 2021)
Bahan Konsentrasi (b/b)
Caulerpa racemosa 10%
Polivinil Alkohol 10 %
Carbomer 940 0,5 %
Gliserin 5%
Trietinolamin (TEA) 0,5 ml
Pengawet 1%
Parfum 0,01 ml
Aquades Add 100 ml

b. Pembuatan masker

Pembuatan sediaan masker gel peel off Caulerpa racemosa

mengacu pada penelitian (Luthfiyana et al., 2019) yang dimodifikasi

sebagai berikut;

1. Pembuatan masker gel feel off diawali dengan penimbangan

bahan.

2. Polivinil alkohol (PVA) digerus hingga lebih halus kemudian

dikembangkan dengan cara dilarutkan kedalam aquadest panas

diatas penangas air pada suhu 70-80⁰C.

3. Carbomer 940 dikembangkan dengan aquades dingin hingga

larut, kemudian dicampur kedalam basis polivinil alkohol sambil

diaduk membentuk campuran yang homogen.


22

4. Gliserin dan TEA dihomogenkan kedalam basis polivinil alkohol

5. Tambahkan konsentrasi 10 grumput laut Caulerpa racemosa

6. Tambahkan pengawet dengan konsentrasi 1 % kedalam rumput

laut Caulerpa racemosa

7. Tambahkan parfum kedalam basis gel sambil lakukan

pengadukan hingga diperkirakan homogen.

8. Tambahkan aquades hingga mencapai 10 ml sampai

membentuk campuran basis gel yang homogen.

9. Terakhir dilakukan penyimpanan ke dalam dua kemasan

berbeda yaitu Aluminium foil sachet dan kemasan tube.

3. Tahap pengujian stabilitas dan mikrobiologi

Hasil dari optimasi formula terbaik dilanjutkan dengan pengujian

kualitas fisik sediaan masker gel peel off terhadap parameter uji ALT,

organoleptik, nilai pH, viskositas (Lisdawati dan Kardono, 2006).


23

Alur proses pembuatan masker gel peel off rumput laut (Caulerpa

racemosa) dapat dilihat pada Gambar 3.2

Pembuatan masker gel peel off

Penambahan konsentrasi 10 g
rumput laut Caulerpa racemosa

Pengemasan

Aluminium foil Tube


sachet

H-0 H-7 H-14 H-28

Uji Uji stabilitas


mikrobiologi

Gambar 3.2 Diagram alir penelitian stabilitas dan mikrobiologi masker gel
pell off Caulerpa racemosa.
24

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakasanakan pada bulan Mei – Juli Tahun

2022 di Kampus Universitas Hasanuddin yang terletak di Jl. Perintis

Kemerdekaan Km 10. Pengujian kualitas masker gel peel off rumput

laut (Caulerpa racemosa) dilaksanakan di Laboratorium Kimia

Terpadu FMIPA Universitas Hasanuddin.

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat disajikan dalam

tabel berikut ini;

Table 3.4 Alat dan kegunaan pembuatan masker gel peel off rumput laut
Caulerpa racemosa (Nurhayanah, 2021).
No. Alat Kegunaan
1. Timbangan Mengukur berat bahan
2. Blender Pelumat rumput laut ( Caulerpa
racemosa)
3. Penangas air Pemanas air
4. Thermometer Pengukur suhu
5. Spatula Penghomogen campuran
6. Tube Kemasan masker
7. Aluminium foil sachet Kemasan
7. Timbangan Pengukur berat sampel dan
media
8. Erlenmeyer Wadah pembuatan media
9. Autoclave Pensteril alat
10. Botol pengencer Wadah larutan
11. Tabung reaksi wadah pengenceran
12. Cawan petri Wadah medium agar
13. Pipet volume Mengambil larutan pengencer
14. Bunsen Sterilisasi dan pemijaran
16. Colony counter Penghitung koloni
17. Timbangan Menimbang sampel
18. pH meter Pengukuran asam basa
19. Gelas ukur Wadah sampel
20. Scoresheet Lembar penilaian
23. Timbangan analitik Menimbang sampel
25

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel

berikut ini:

Table 3.5 Bahan dan kegunaan pembuatan masker gel peel off rumput
laut Caulerpa racemosa (Nurhayanah, 2021)
Bahan Kegunaan
Caulerpa racemosa Zat Aktif
Polivinil Alkohol Basis Gel
Carbomer 940 Pembuatan hidrogel
Gliserin Humektan
Trietanolamin (TEA) Pengemulsi dan alkalizing agent
Pengawet (Phenoxyethanol) Menghambat timbulnya
mikroorganisme
Parfum Pewangi
Aquades Pelarut

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian masker gel peel off Caulerpa

racemosa menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

E. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) merupakan

teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang

sama kepada populasi untuk dijadikan sampel (Apriliani, 2015).

Pengambilan sampel secara acak terhadap produk masker gel

peel off rumput laut Caulerpa racemosa dengan cara memilih

langsung secara acak dari populasi atau sampel masker gel peel off

Caulerpa racemosa yaitu pengambilan sampel produk masker gel

peel off Caulerpa racemosa dengan masing-masing isi kemasan yaitu

100 ml.
26

F. Objek Penelitian

Objek penelitian masker gel peel off Caulerpa racemosa adalah

analisis stabilitas fisik yaitu viskositas dan organoleptik, pengujian

kimia yaitu nilai pH, dan pengujian mikrobiologi yaitu ALT (Angka

Lempeng Total).

Analisis mikrobiologi dan stabilitas masker peel off. Stabilitas

masker peel off meliputi:

1. Stabilitas

Adapun analisis stabilitas masker gel peel off Caulerpa

racemosa sebagai berikut:

a. Organoleptik

Uji organoleptis dilakukan dengan melihat warna, mencium bau,

dan tekstur dari gel alami yang dibuat (Ansel, 1989). Dilakukan

3 kali replikasi dengan 3 orang relawan (Depkes RI, 1979).

b. Uji pH (Derajat keasaman)

Uji pH menggunakan kertas pH, dengan ditimbang 1 gram

sediaan yang telah ditambahkan aquadest, dicelupkan kertas

pH kedalam sediaan, kemudian ditunggu hasil yang didapat

disesuaikan dengan angka pH. Hasil pembacaan yang stabil

merupakan pH gel tersebut, yang diharapkan sama dengan pH

kulit yaitu 4,5-6,5 (Depkes RI, 1979).

c. Uji viskositas

Pengujian viskositas dengan menggunakan viskometer VT-04E

dilakukan dengan menempatkan sejumlah sampel dalam


27

viskometer. Ukuran spindle dan kecepatan putaran yang akan

digunakan diatur, dan selanjutnya alat dinyalkan, dan viskositas

dari masker gel peel off akan terbaca (Septiani dkk. 2011). Nilai

viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000- 4000centi poins

(Garg dkk., 2002). Pengujian viskositas dilakukan 3 kali

replikasi.

d. Uji Mikrobiologi (ALT)

Menurut SNI 7388 tahun 2009, yang dimaksud dengan ALT

adalah jumlah mikroba aerob mesofilik yang ditemukan dalam

per gram atau per milliliter contoh yang ditentukan melalui

metode standar.7 Mikroba yang dimaksud termasuk bakteri,

kapang, dan ragi.13 Metode standar yang disarankan merujuk

pada metode berdasarkan FDA. ALT dapat dipergunakan

sebagai indikator proses higine sanitasi produk,analisis mikroba

lingkungan pada produk jadi, indikator proses pengawasan, dan

digunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidak

diterimanya suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya.

Alat dan tempat lainnya disemprotkan alkohol karena

pengujiannya dikerjakan secara steril. Dinyalakan lampu

bunsen. Disiapkan 2 buah cawan petri dan masing-masing

diberi label 10- 2 sampai 10- 3. Pada tabung reaksi 10-2

dihomogenkan lalu dipijarkan dan dipipet 0,5 ml dengan

menggunakan mikropipet kemudian cawan petri dipijarkan

dengan lampu bunsen kemudian pengenceran 10- 2 tersebut


28

dimasukkan dalam cawan petri dan diberi label 10 -2. Tabung

reaksi 10-3 dipijarkan dilampu Bunsen dan dipipet 0,5 ml

dengan mikropipet dan dimasukkan kedalam cawan petri yang

sudah dipijarkan pada lampu bunsen dan diberi label 10 -


3. Goyangkan cawan petri dengan hati-hati sehingga tercampur

merata dan memadat. Masukkan semua cawan petri dalam

keadaan posisi terbalik kedalam incubator pada suhu 35-370c

selama 48 jam. Lakukan pengamatan setiap 24 jam. Amati dan

hitung jumlah koloni yang tumbuh. Setelah itu cawan petri

dibungkus kembali dengan kertas dan dimasukkan dalam

autoklaf dengan suhu 120C selama 15 menit (Sundari, 2019).

Perhitungan jumlah koloni Angka Lempeng Total

mikroorganisme dipilih dari cawan petri yang jumlah koloninya

antara 30-300. Pada penentuan angka lempeng total ini

digunakan metode agar tuang (pourplate), jumlah koloni bakteri

yang tumbuh pada media agar dihitung setelah diinkubasi pada

suhu 370C selama 24 jam. Setelah inkubasi 4 x 24 jam

dilakukan perhitungan koloni. Dapat dianggap bahwa tiap koloni

berasal dari sebuah sel, maka jumlah koloni dapat mewakili

jumlah sel yang diperhitungkan dalam bahaya dianalisis

(Sundari, 2019).
29

G. Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian dapat dianalisa dengan Analiys

Of Varians (ANOVA) (Hanafiah, 2000). Selanjutnya untuk mengetahui

hubungan antar parameter, dilakukan uji regresi dan uji korelasi. Kekuatan

hubungan antar dikuantifikasi melalui suatu koefisin yang dikenal sebagai

koefisien korelasi (Hartono, 2001).

Dari hasil analisis ragam berbeda nyata maka dilakukan uji

normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov, apabila hasil uji

menunjukkan signifikan 0,05 maka data dikatakan menyebar normal

(Luthfiyana et al., 2019).


30

DAFTAR PUSTAKA

Fithriani D. 2009. Potensi Antioksidan Caulerpa racemosa Diperairan


Teluk Harun Lampung. Thesis. Program Pasca sarjana. Institut
Pertanian Bogor.

Aghina Y. 2015. Formulasi Masker Gel Peel Off Lendir Bekicot (Achantina
fulica) Dengan Variasi Bahan Pembentuk Gel. Jurnal Farmasi. 2 (1)
: 246-253.

Anandhita M. A., Istiqomah. 2015. Pengaruh Penggunan Hidroksi Profil


Metil Selulosa (HPMC) Sebagai Gelling Agent Terhadap Sifat Fisik
Masker PeelOffEkstrak Daun Sirih (Piper Betle L).Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Hasil Perikanan Vol 1. Hal. 2.

Arita S., Agustina T. E., Patrica D dan Rahmawati L. 2009. Pemanfaatan


Gliserin Sebagai Produk Samping dari Biodiesel menjadi Sabun
Transparan. Jurnal Kimia, Vol 4. Hal. 16.

Basir A, Tarman K, Desniar. 2017. Aktivitas Antibakteri Dan Antioksidan


Alga HijauHalimeda Gracilis Dari Kabupaten Kepulauan
Seribu.Jurnal Antibakteri Dan Antioksidan Alga Hijau, Vol 20.

Bintang I. A. K, Sinurat A. P, Purwadaria T. 2007. Penambahan Ampas


Mengkudu Sebagai Senyawa Bioaktif Terhadap Performans Ayam
Broiler. JITV 12(1) :1-5.

Chakraborty S., Vadakekkara A., George N., Bhaghiyasree T., Marry L.


2017. Aplication And Stability Evalution Of Polimer Blands In
Cosmetic. International Journal For Research In Applied Science
And Enginering Tecnology. 5(9) 849-861

Choirunnisa R. 2017. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Masker


Gel Dari Jagung (Zea Mays) Dengan Menggunakan Variasi Basis
Gel. Universitas Islam Negeri Alauddin.

Chew, Y. L. Y. Y., Lim, M., Omar, K. S. Khoo. 2008. Antioxidant Activity Of


Three Edible Seaweed From Areas In South East Asia. LWT- Food
Science And Technology 41(16) : 1067-1623

Draelos, Z. D, dan L. A Thaman. 2006. Cosmetic Formulation Of Skin


Care Product. 1 eld. Taylor & Francis Group. New York.

Dwihandita.2009. Perubahan Kandungan Antioksidan Anggur Laut


(Caulerpa racemosa) Akibat Pengolahan.Institut Pertanian Bogor.
31

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta, 378; 353; 59

Fimela.com, “Tube, Solusi Terbaik untuk Kemasan Kosmetik” 04 Maret


2015” (https://m.fimela.com/amp/3511336/tube-solusi-terbaik-untuk-
kemasan-kosmetik) [Diakses, 15 Mei 2022]

Fithriani, D. 2009. Potensi antioksidan Caulerpa racemosa di perairan


Teluk Hurun Lampung. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor (IPB). Bogor.

Forestryana D, Putri A. N, Liani N. A. 2020. Pengembangan Formula


Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol 70% Akar Kelakai
(Stenochlaena palustris (Burn. F) Bedd). Farmasains. Vol 7 (1).

Gasali M, Nasution M. A. 2019. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut


Chaetomorpha Antennia Asal Pesisir Ujong Serangga Aceh Barat
Daya. Jurnal Ilmu Kelautan, Vol 1. Hal. 5.

Grace, X.F., C, D., K V, S., Afker, A., dan S, S. 2015. Preparation and
Evaluation of Herbal Dentifrice. International Research Journal of
Fharmacy. 6(8) : 509-511.
Garg. A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K. Sigla. 2002. Spreading of
Semisolid Formulation. USA : Pharmaceutical Technology, 84-104
Haerani A. Chaerunnisa Y. A, dan Subarnas A. 2018. Antioksidan Untuk
Kulit. Vol 16. Hal 2.

Hanafiah, K. A. 2000. Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi. PT


Rajagrasfindo Persada. Jakarta

Hardiyanti I., Simanjuntak P., Suwarno T. 2019. Pembuatan Dan Evaluasi


Parfum Padat Dari Minyak Atsiri Vanilla (Vanilla Flanifola), Melati
(Jasminum Sambac L) Ait. Jeruk Manis ( Citrus Sinensis L) Osbeck
Dalam Kemasan Bros. Journal Ilmiah Kedokteran. Medika Tadulako
6(3) : 101-106

Hartono, S. P. 2001. Analisa Data. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Herawati, H. (2008). Penentuan Masa Simpan Pada Produk Pangan.


Jurnal Litbang Pertanian, 27(4):124-130.

Herman, A.S., 1990. Kandungan Timah Putih (Sn) Dalam Makanan


kaleng. Di dalam : S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar
Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang Pengembangan
Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta .

Indahyani, Praharani, Barid dan Handayani A. Aktivitas Antioksidan dan


Total Pollisakarida Ekstrak Rumput Laut Merah, Hijau dan Cokelat
dari Pantai Jongkar Situbondo.
32

Lisdawati V, Broto. 2006. Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Fraksi


Ekstrak Daging Buah Dan Kulit Biji Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpo). Artikel Media Litbang Kesehatan. 16(4)

Luthfiyana N, Nurhikma, Hidayat T. 2019. Karakteristik Masker Gel peel


Off dari sediaan bubur rumput laut (Eucheuma Cottoni).Jurnal
Pengolahan 2.

Melayanti PC, Dwiyanti S. 2017. Pengaruh Presentase umpi rumput teki


dan tepung beras terhadap kulit wajah hiperpigmentasi. e-Journal.
6(1):89-98.

Muliyawan, Dewi dan Suriana N. 2013. A-Z Tentang Kosmetik PT. Elex
Media Komputindo Keompok Gramedia Jakarta.

Na’imah J. 2018. Optimasi Masker Beras Untuk Wajah. Jendela


Kesehatan. Jurnal Ilmu Kesehatan. 6(3): 1-83.

Niingrum, AW. 2018. Pembuatan Dan Evaluasi Fisik Sediaan Masker Gel
Peel Off Ekstrak Etanol Daun Teh (Camelia Sinensis L). Jurnal
Farmasi Sains Dan Praktis. 4(2): 57-61.

Ningsih W, Firmansyah, Fitri H. 2016. Formulasi Masker Peel Off Dengan


Beberapa Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Naga Super Merah
(Hylocereus Costaricensis)(F.A.C Weber)Britton Dan Rose Scientia.
6(1): 18-24.

Novita, Widiyah. 2009. Buku Pintar Merawat Kecantikan Di Rumah-


Kumpulan Tips Praktis dan Murah Merawat Kecantikan dari Ujung
Rambut HinggaUjung Kaki. PT Gramedia Pustaka: Jakarta

Nurjannah, Fauziyah S, Abdullah A. 2019. Karakteristik bubur rumput laut


Eucheuma cottonidan Turbinaria conoidessebagai bahan baku
Masker Peel Off. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 22
(2): 391- 402.

Nurjannah, Jacoeb M, Hidayat dan Chrystiawan. 2018. Perubahan


Komponen Serat Rumput Laut Caulerpa sp. (Dari Tual, Maluku)
Akibat Proses Perebusan.Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan
Tropis.

Nursandi N. M. N. J. 2014. Karakteristik Kimiawi Rumput Laut Lokal


(Caulerpa sp) Dan Potensinya Sebagai Sumber Antioksidan.Disajik
an dalam Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi
Pertanian Politeknik Negeri Lampung.

Pertiwi Y., Alipha T. P., Amalia dan Maya M. 2011. Formulasi Sediaan
Masker Gel Peel Off Antioksidan Ekstrak Daun Nipah (Nypa
Fructicans). Jurnal Ilmu Kefarmasiaan.ISSN 2685-8150.
33

Pratiwi L, Wahdaningsih S. 2018. Formulasi dan aktivitas Antioksidan


Masker wajah Gel Peel OFF Ekstrak Metanol Buah Pepaya (Carica
papaya L.). Pharmacy Medical Journal

Printo, J. 2014. Cantik Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah. PT


Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Purwanto U. R. E, Ariani L. W. 2019. Optimasi Dan Analisa Kadar Total


Pigmen Klorofil Dalam Formula Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol
Kulit Buah Semangka Kuning ( Citrullus lanatus Thnb). Media
Farmasi Indonesia. 13(2).

Putri. 2019. Pengaruh Proporsi Tepung Biji Nangka Dan Daun Sirih
(Piperis Folium) Terhadap Sifat Fisik Dan Masa Simpan Masker
Wajah Tradisional. e-Journal.Vol 08.

Poncomulyo, T. Maryani, H. dan Kristiani, L., 2006. Budidaya dan


Pengolahan Rumput Laut. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Rahmawati D, Yulianti N, Fitriana M. 2015. Formulasi dan Evaluasi


Masker Wajah Peel Off Mengandung Kuersetin dengan Variasi
Konsentrasi Gelatin dan Gliserin. Media Farmasi. 12 (1): 17-32.

Ridhowati, Asnani. 2016. Potensi Anggur Laut Kelompok Caulerpa


racemosa Sebagai Kandidat Sumber Pangan Fungsional
Indonesia. ISSN 0216-1877.

Rowe. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.


Washintong: Pharmaceutical Press And American Pharmacistis
Association.

Raniello, R. (2004). Photosynthetic plasticity of an invasive variety of Caulerpa racemosa:


light harvesting capacity and seasonal acclimation. Mar. Ecol. Prog. Ser., 271,
113-120.

Sudibyo, A., Hutajulu, T.F., dan Setyadjit. 2010 . Pendugaan Masa


Simpan Produk Kopi Instan Menggunakan Study Penyimpanan
yang diakselerasi dengan Model Kinetika Arrhenius. Warta IHP,
27(1):12-24.

Sulastry A., Chaerunnisa Y. H. 2016. Formulasi Masker Gel Peel Off


Untuk Perawatan Kulit Wajah. Jurnal Farmaka. 14(3) : 17-26.

Sundari S. Fadhliani. 2019. Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada Sediaan
Kosmetik Lotion X Di BBPOM Medan.

Sunnah I, Erwiyani A. R., Yunisa K. O., Pratama N. M. 2020. Skreening


Fitokimia Masker Gel Peel Off Nano Ekstrak Daging Labu Kuning
34

(Cucurbita maxima). Indonesian Journal of Pharmacy And Natural


Product. Vol 03 (1).

Sugindro, Sugindro, Etik Mardliyati, and Joshita Djajadisastra.


"Pembuatan dan mikroenkapsulasi ekstrak etanol biji jinten hitam
pahit (Nigella sativa Linn.)." Majalah Ilmu Kefarmasian 5.2 (2008):
1.

Supriadi, Syamsuddin, Abustang dan Yasir Inayah. 2016. Pertumbuhan


dan Kandungan Karetonoid Lawi-Lawi Caulerpa racemosa yang
ditumbuhkan pada Tipe Substrat Berbeda. Jurnal Rumput Laut
Indonesia.1 (2):117-122.

Susanti M, Aditya C. A., Fatmawati E. R. 2019. Teknik Budidaya Rumput


Laut (Caulerpa racemosa) Dengan Metode Sebar Di Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah. Disajikan
dalam Prosiding seminar Nasional Mipa 2019 Universitas Tidar.

Syarifah, R. S., Muliyanti, D., dan Gadri, A. 2015. Formulasi Masker Gel
Peel Off Ekstrak Daun Papaya (Caricia papaya L.) Sebagai Anti
Jerawat dan Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri Propionibacterium
Acnes. Prosiding Penelitian Spesia Unisba 662-670. 662-670.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.


Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Talakua.2011. Analisis kandungan gizi makroalga Caulerpa racemosa dari


pantai arowi.fdokument com/document/analisis-kandungan-gizi-
makroalga-caulerpa-rcemosa-dari-pantai-arowi.html. (Diakses, 15
Mei 2022).

Velasco, M. V. R., Viera, A. R. Fermandes, M.F. Dario, C. A. S. O. Pinto,


C. A. Pedriali, T. M. Kaneko, dan A. R. Baby. 2014. Short-Team
Clinical Of Peel-Off Facial Mask Moisturizers. International Jurnal
Of Cosmetic Science 36 (4) : 355-360.

Vieira, R.P, 2009, Physical and Physicochemical Stability Evaluation of


Cosmetic Formulations Containing Soybean Extract Fermented by
Bifidobacterium animalis, Brazilian Journal of Pharmaceutical
Sciences, 45(3): 515-525

Wati D. V. 2018.Pengaruh Proporsi Seledri (Apium Graveolens) Dan


Tepung Beras Terhadap Hasil Penggunaan Masker Wajah Untuk
Kulit Berjerawat.e-Journal Vol 07.

Wijayanti, N. P. A. D., et al. "Profil Stabilitas Fisika Kimia Masker Gel Peel-Off
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)." Jurnal Farmasi
Udayana 4.1 (2015): 279692.
35

Widyarti S., Masluhiya S., Widodo. 2016. Formulasi Masker Alami


Berbahan Dasar Bengkoang Dan Jintan Hitam Untuk Mengurangi
Kerutan Pada Kulit Wajah.Jurnal Care Vol. 04 (02).

Wikipedia.com, “Tabung (wadah)” 18 April 2022 (https://en-m-wikipedia-


org.translate.goog/wiki/Tube_(container)) [Diakses, 29 juni 2022]

Yudasmara.2014. Budidaya Anggur Laut (Caulerpa racemosa)Melalui


Media Tanaman Rigid Quadrant Nets Berbahan Bambu. ISSN:
2303-3142.

Zaman P. N., Gasali M, Nurjannah. 2019. Skreening Alga Hijau Halimeda


Opuntia (Linnaeus) as an Antioxidant From The Coast Of West
Aceh. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 24 (3): 267-272.

Zague, V., M.R. Velasco, and A.R. Baby, 2008, Mascaras faciais, Sao
Paulo: Livraria Santa Isabel
STABILITAS DAN MIKROBIOLOGI MASKER GEL PEEL OFF
RUMPUT LAUT (Caulerpa racemosa)

INDRIANTI
STK118030

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


INSTITUT TEKNOLOGI MARITIM BISNIS
L
Caulerpa racemosa A
T
A
Masker Gel peel off R

B
Stabilitas masker E
Gel Peel Off L
A
K
Pengemasan A
N
G
Rumusan masalah

bagaimana pengaruh kemasan berbeda terhadap daya


simpan masker gel peel off rumput laut (Caulerpa
racemosa)?

Tujuan penelitian

untuk mengetahui pengaruh kemasan berbeda


terhadap daya simpan masker gel peel off rumput laut
(Caulerpa racemosa)
Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian percobaan


(experimental laboratories). Metode eksperimental
laboratories merupakan metode penelitian uji coba
hal yang baru terhadap stabilitas pada masker gel
peel off rumput laut (Caulerpa racemosa). Dengan
parameter uji ALT, pH, Organoleptik, Viskositas.
Komposisi formula masker gel Peel Off Caulerpa racemosa
(Nurhayanah, 2021)

Bahan Konsentrasi (b/b)


Caulerpa racemosa 10%
Polivinil Alkohol 10 %
Carbomer 940 0,5 %
Gliserin 5%
Trietinolamin (TEA) 0,5 ml
Pengawet 1%
Parfum 0,01 ml
Aquades Add 100 ml
TAHAP PEMBUATAN MASKER

1. Polivinil alkohol (PVA) digerus hingga lebih halus kemudian dikembangkan dengan cara
dilarutkan kedalam aquadest panas diatas penangas air pada suhu 70-80⁰C.
2. Carbomer 940 dikembangkan dengan aquades dingin hingga larut, kemudian dicampur
kedalam basis polivinil alkohol sambil diaduk membentuk campuran yang homogen.
3. Gliserin dan TEA dihomogenkan kedalam basis polivinil alcohol
4. Tambahkan konsentrasi 10 grumput laut Caulerpa racemosa
5. Tambahkan pengawet dengan konsentrasi 1 % kedalam rumput laut Caulerpa racemosa
6. Tambahkan parfum kedalam basis gel sambil lakukan pengadukan hingga diperkirakan
homogen.
7. Tambahkan aquades hingga mencapai 10 ml sampai membentuk campuran basis gel yang
homogen.
8. Terakhir dilakukan penyimpanan ke dalam dua kemasan berbeda yaitu Aluminium foil
sachet dan kemasan tube.
Diagram alir penelitian stabilitas dan mikrobiologi masker gel
pell off Caulerpa racemosa.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai