Oleh:
TITA ALMIRA OCTIVIA
1910712320013
Oleh:
TITA ALMIRA OCTIVIA
1910712320013
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Proposal Kegiatan Praktik
Lapangan Akuakultur (PLA) ini dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Dr. Hj. Indira Fitriliyani, S.Pi., M.Si., Sebagai ketua pembimbing dan bapak
Siswanto, S.Pi., MP. sebagai anggota pembimbing PLA atas segala bimbingan,
arahan dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam penulisan Proposal
Praktik Lapangan Akuakultur ini. Penulis juga menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan Proposal ini.
Praktikan menyadari bahwa Proposal Praktik Lapangan Akuakultur
ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati praktikan
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Proposal Praktik Lapangan
Akuakultur ini.
Akhir kata, semoga Proposal Praktik Lapangan Akuakultur ini
bermanfaat bagi semua orang dan bisa berguna sebagaimana mestinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... .iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan Kegiatan.......................................................................... 3
BAB 2. METODE PRAKTIK LAPANG AKUAKULTUR................... 4
2.1. Waktu dan Tempat....................................................................... 4
2.2. Rancangan Kegiatan.................................................................... 4
2.2.1. Teknik Kegiatan Budidaya Perairan.................................. 5
2.2.2. Manajemen Kuantitas dan Kualitas Air............................. 8
2.2.3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.................................. 8
2.3. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data............................. 9
2.3. Metode Pengumpulan Data.................................................. 9
2.4. Metode Pengolahan Data..................................................... 10
2.5. Metode Analisis Data........................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. 12
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
4
5
ikan yang beredar banyak dipasaran adalah pelet. Keberadaan pakan ikan di
pasaran relatif mahal, maka dari itu dilakukan pembuatan pakan sendiri menjadi
salah satu solusi untuk menekan biaya dalam budidaya ikan (Zaenuri, 2014).
a. Persiapan bahan baku pakan
Tahapan persiapan pembuatan pakan uji diawali dengan menyiapkan
bahan baku pakan. Bahan baku pakan yang terdiri atas tepung ikan dan tepung
Maggot sebagai sumber protein hewani, tepung kedelai sebagai sumber protein
nabati, tepung dedak sebagai sumber karbohidrat, minyak ikan sebagai sumber
lemak, tepung sagu sebagai perekat, mineral mix sebagai sumber mineral, dan
vitamin mix sebagai sumber vitamin. Semua bahan baku dibuat dalam bentuk
tepung halus dengan menggunakan grinder.
Sebagai bahan baku pembuatan tepung, maggot BSF perlu diolah melalui
serangkaian proses yang tepat untuk menghasilkan pakan dengan kualitas terbaik.
Peningkatan kualitas pakan dapat dilakukan dengan meningkatkan kandungan
protein dan menurunkan kandungan lemak (Sipayung et al. 2015).
Adapun metode cara pengolahan maggot sebagai berikut:
1. Proses pengeringan maggot
Proses pengeringan Maggot dilakukan dengan cara pengovenan dengan
suhu 50 C selama 7 jam atau maggot segar benar-benar kering selanjutnya di
blender sampai maggot halus dan berubah menjadi tepung (Natsir et al., 2020).
2. Proses Pengukusan maggot
Pengukusan merupakan salah satu metode pemasakan yang disarankan
pada bahan dengan tinggi kandungan lemak sebab tidak meningkatkan kandungan
lemak ketika proses pemasakan terjadi. Penurunan kandungan lemak pada proses
pengukusan bahan dapat terjadi karena hilangnya cairan jaringan selama proses
pengukusan berlangsung. Panas pada proses pengukusan dapat mempercepat
gerakan molekul lemak. Hal itu dapat mempermudah lemak keluar sebab jarak
antara molekul lemak bertambah besar (Dhanpal et al. 2012).
b. Pemanfaatan maggot sebagai protein hewani
Komposisi nutrisi dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan
kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan disebut dengan formulasi pakan. Formulasi
yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara
7
pakan ikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pakan ikan adalah
kemampuannya ketika mengapung didalam air. Pakan ikan yang cepat tenggelam
didalam air tidak dapat dimanfaatkan secara baik dan optimal oleh ikan, sehingga
tingkat efisiennya sangat rendah. Daya apung pakan dilakukan dengan
menjatuhkan 5 butir pakan ke dalam gelas ukur 500 ml yang berisi air setinggi 20
cm. Setelah itu mengamati dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh pakan
tersebut mencapai dasar ember dengan menggunakan stopwatch (Dini Siswani
Mulia, 2017).
2.2.2. Manajemen Kuantitas dan Kualitas Air
Kuantitas air yaitu jumlah kebutuhan air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan di laboratorium nutrisi. Sedangkan, Kualitas air adalah kondisi kalitatif
air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan
metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas
air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi
parameter fisik, kimia dan mikrobiologis. Data yang dikumpulkan selama
kegiatan PLA adalah untuk mengetahui manajemen kuantitas dan kualitas air di
laboratorium nutrisi meliputi sumber air yang digunakan serta untuk mengetahui
apakah air yang sudah digunakan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.
2.2.3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia ialah pendekatan strategi serta
berhubungan untuk mengelola aset paling berharga milik Laboratorium Nutrisi
yaitu orang-orang yang bekerja dalam Laboratorium Nutrisi baik secara individu
maupun kelompok,meliputi kemampuan dan potensi yang dimiliki pimpinan
kepala Laboratorium Nutrisi dan karyawan yang bekerja di Laboratorium Nutrisi
dalam sebuah kegiatan penelitian atau praktikum. Manajemen sumber daya
manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan
oleh pimpinan mengenai aspek-aspek SDM dari manajemen kerja. Diperlukan
waktu yang panjang untuk memahami manajemen sumber daya manusia karena
pada hakikatnya mempelajari disiplin ilmu ini sama artinya kita harus
mempelajari pula disiplin ilmu lain seperti manajemen, psikologi dan ilmu
perilaku.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M, Ferdinand H. T., Yulisman, Retno C. M., Madyasta A.R., Rizki Marli Antika.
2020. Efektivitas Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Sebagai
Pakan Ikan Terhadap Peningkatan Produktivitas Budidaya
Ikan Lele (Clarias sp.).
Dhanpal, K., V.S, Naik B.B., Venkateswarlu, G., Reddy A.D., Basu S. 2012. Effect of
Cooking on Physical, biochemical, bacteriological
Characteristics and Fatty Acid Profile of Tilapia
(Oreochromis mossambicus) Fish Steaks. Archives of
Applied Science Research. 4(2).
Handajani, 2007. Optimalisasi Subtitusi Tepung Azolla Terfermentasi pada Pakan Ikan
untuk Meningkatkan Produksi Ikan Nila Gift. Jurnal
Teknik Industri, 12 (2) : 177-181.
Haryati, E. Saade dan A. Pranata. 2010. Pengaruh Tingkat Substitusi Tepung Ikan
dengan Tepung Maggot Terhadap Retensi dan Efisiensi
Pemanfaatan Nutrisi Pada Tubuh Ikan Bandeng (Chanos
chanos forsskal). Skripsi Fakultas Perikanan Universitas
Hasanuddin Makassar. 14 hlm. (tidak diterbitkan).
Katayane, A.F., F.R. Wolayan, M.R. Imbar. 2014. Produksi dan kandungan protein
maggot (Hermetia illucens) dengan menggunakan media
tumbuh berbeda. J. Zootek. 34 (edisi khusus): 27-36.
DOI: 10.35792/zot.34.0.2014.4791.
Mulia, D. S., Wulandari, F., dan Maryanto, H., 2017. Physical Test Of Fish Feed Using
Cassava Flour Binder. Jurnal Riset Sains dan Teknologi,
e-ISSN 2549 – 9750 Vol.1,37.
Natsir, W. N. I., Daruslam, M. A., dan Azhar, M. 2020. Palatabilitas Maggot Sebagai
Pakan Sumber Protein Untuk Ternak Unggas. Jurnal
Agrisistem, 16(1), 27-32.
Nurhandi, A. 2018. Manajemen Laboratorium Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan.
Vol. 4 No. 01, 1-12.
Purhantara, Wahyu, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010.
Wardhana, A. H. 2016. Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Sumber Protein
Alternatif Untuk Pakan Ternak. Balai Besar Penelitian
Veteriner. Bogor.
Zaenuri, R., Suharto, B., & Haji, A. T. 2014. Kualitas Pakan Ikan Berbentuk Pelet Dari
Limbah Pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam Dan
Lingkungan, Vol. 1, No. 1 : 31-36.
Rosaliza, M. 2015. Wawancara sebuah interaksi komunikasi dalam penelitian kualitatif.
Jurnal Ilmu Budaya. 11(2) : 71-79.