Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PRAKTIK LAPANGAN AKUAKULTUR

FORMULASI PAKAN BUATAN BERSUMBER PROTEIN HEWANI


TEPUNG MAGGOT (Hermatia illucens) DI LABORATORIUM NUTRISI

Oleh:
TITA ALMIRA OCTIVIA
1910712320013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2023
PROPOSAL PRAKTIK LAPANGAN AKUAKULTUR
FORMULASI PAKAN BUATAN BERSUMBER PROTEIN HEWANI
TEPUNG MAGGOT (Hermatia illucens) DI LABORATORIUM NUTRISI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kegiatan Praktik


Lapangan Akuakultur pada Fakultas Perikanan Dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat

Oleh:
TITA ALMIRA OCTIVIA
1910712320013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Formulasi Pakan buatan Bersumber Protein Hewani


Tepung Maggot (Hermatia illucens) di laboratorium
nutrisi
Nama : Tita almira octivia
NIM : 1910712320013
Fakultas : Perikanan dan Kelautan
Program Studi : Akuakultur
Waktu Pelaksanaan : 25 September 2023 ‒ 22 Oktober 2023

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Hj. Indira Fitriliyani, S.Pi., M.Si Siswanto, S.Pi., MP


NIP 19751005 200003 2 005 NIP 19900312 201903 1 013

Mengetahui,

Dekan Koordinator Program Studi

Dr. Ir. Hj. Agustiana, M.P Dr. Ir. H. Untung Bijaksana.,MP


NIP 19630808 198903 2 002 NIP. 19640517 199303 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Proposal Kegiatan Praktik
Lapangan Akuakultur (PLA) ini dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Dr. Hj. Indira Fitriliyani, S.Pi., M.Si., Sebagai ketua pembimbing dan bapak
Siswanto, S.Pi., MP. sebagai anggota pembimbing PLA atas segala bimbingan,
arahan dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam penulisan Proposal
Praktik Lapangan Akuakultur ini. Penulis juga menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan Proposal ini.
Praktikan menyadari bahwa Proposal Praktik Lapangan Akuakultur
ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati praktikan
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Proposal Praktik Lapangan
Akuakultur ini.
Akhir kata, semoga Proposal Praktik Lapangan Akuakultur ini
bermanfaat bagi semua orang dan bisa berguna sebagaimana mestinya.

Banjarbaru, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... .iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan Kegiatan.......................................................................... 3
BAB 2. METODE PRAKTIK LAPANG AKUAKULTUR................... 4
2.1. Waktu dan Tempat....................................................................... 4
2.2. Rancangan Kegiatan.................................................................... 4
2.2.1. Teknik Kegiatan Budidaya Perairan.................................. 5
2.2.2. Manajemen Kuantitas dan Kualitas Air............................. 8
2.2.3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.................................. 8
2.3. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data............................. 9
2.3. Metode Pengumpulan Data.................................................. 9
2.4. Metode Pengolahan Data..................................................... 10
2.5. Metode Analisis Data........................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. 12

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1. Jadwal Rencana PLA 2023............................................................ 5

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Peta Tempat Pelaksanaan PLA diLaboratorium Nutrisi............... 4

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik Lapangan Akuakultur (PLA) adalah salah satu kegiatan


pembelajaran dilapangan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan
menumbuhkan kemampuan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. Program
studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung
Mangkurat menerapkan magang pada semester 7 dengan memiliki bobot 3 Satuan
Kredit Semester (SKS). Persyaratan dalam mengikuti PLA yaitu telah
menyelesaikan 122 SKS. Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ≥ 2,00.
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Perikanan dan kelautan ULM
Nomor :3632/UN8.1.27/SP/2023 tentang : Tim Pembimbing Mahasiswa PLA
Semester Ganjil TA 2023/2024 Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM
Menimbang ayat (1) yang berbunyi : Bahwa untuk memenuhi salah satu Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan beban studi di Fakultas Perikanan dan Kelautan
ULM semester Ganjil TA 2023/2024, perlu adanya kegiatan Praktik lapang di
lapangan. dan ayat (2) yang berbunyi: Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan dan pelaporan mahasiswa peserta Praktik lapang Semester Ganjil TA
2023/2024 Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM perlu dibentuk Tim
Pembimbing bagi Mahasiswa melalui Surat Keputusan Dekan.
PLA bersifat wajib berdasarkan keputusan rektor Universitas Lambung
Mangkurat Nomor 600/UN8/SP/2015 tentang Peraturan Akademik bagian ketujuh
(7) Kuliah Kerja Mahasiswa Pasal (31) ayat (1) yang berbunyi : Kerja Lapangan/
Praktik Lapangan/ Pengalaman Lapangan/ Praktik Kerja Lapangan/ Pengalaman
Lapangan/ Praktik Kerja Lapangan/ Magang/ KKN, bersifat wajib dilaksanakan
mahasiswa dengan bobot 2-4 SKS dan ayat (2) Kegiatan kuliah kerja yang
dimaksud ayat (1) dipilih/ditetapkan oleh masing-masing Fakultas/Program
Studi/Bagian sesuai dengan kurikulumnya.
Lokasi Praktik Lapangan Akuakultur di Laboratorium Nutrisi Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Alasan pemilihan
lokasi di laboratorium nutrisi karena fasilitasnya yang cukup lengkap untuk
pembuatan pakan buatan. Laboratorium Nutrisi merupakan tempat pengembangan
2

skill mahasiswa lebih tepatnya yaitu tempat praktikum mahasiswa yang


fasilitasnya sudah memenuhi kriteria standar laboratorium. Juga mendukung
kegiatan budidaya ikan dalam pembuatan pakan ikan yaitu lebih dominan pakan
tenggelam dan bisa juga pakan apung. Laboratorium Nutrisi juga bisa difungsikan
sebagai tempat penelitian mahasiswa. Laboratorium adalah tempat sekelompok
orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan,
pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari
berbagai macam disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu
tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya,
atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya laboratorium juga dapat
merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka (Arisal, 2018).
Topik yang diambil pada Praktik Lapang Akuakultur ini adalah
Formulasi Pakan Buatan Bersumber Protein Hewani Tepung maggot (Hermatia
illucens) dikarenakan Maggot yang merupakan larva dari BSF (Hermatia illucens)
ini merupakan salah satu jenis serangga yang banyak ditemukan dan mudah
dikembangbiakkan. Keberhasilan produksi dan kualitas maggot sangat ditentukan
oleh media tumbuh, misalnya maggot BSF ini menyukai aroma media yang khas
untuk dapat dijadikan tempat bertelur (Katayane, 2014). Maggot atau benih dari
lalat black soldier fly (Hermatia illucens) merupakan salah satu alternatif pakan
yang memenuhi persyaratan sebagai sumber protein. Bahan makanan sumber
protein adalah yang kaya akan protein dengan nilai protein di atas 20%
(Handayani & Widodo 2010). Kandungan protein pada maggot cukup tinggi,
yaitu 44,26% dengan kandungan lemak mencapai 29,65%. Nilai asam amino,
asam lemak dan mineral yang terkandung di dalam larva juga tidak kalah dengan
sumber-sumber protein lainnya, sehingga larva BSF merupakan bahan baku ideal
yang dapat digunakan sebagai pakan ternak (Wardhana, 2016).
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari berbagai macam bahan baku
pakan baik nabati maupun hewani dengan memperhatikan kandungan gizi, sifat
dan ukuran ikan. Komposisi nutrisi dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan
kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan disebut dengan formulasi pakan. Formulasi
yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara
ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga memberikan keuntungan.
3

Sementara itu, untuk menyusun formulasi pakan dibutuhkan pengetahuan tentang


bahan baku pakan. (Sary, 2019).
Pakan menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang akan dibudidayakan. Di dalam
pakan harus terkandung nutrisi yang memenuhi kebutuhan ikan seperti
karbohidrat, protein dan lemak serta beberapa mineral. Ikan lebih banyak
menggunakan protein sebagai sumber energi utama dibanding karbohidrat,
sehingga pada formulasi pembuatan pakan hal utama yang harus di perhatikan
adalah kandungan proteinnya. Menurut Handajani et al., (2014), kebutuhan
protein dalam pakan antara spesies ikan sangat berbeda dan pada umumnya
berkisar antara 20%-60%.
Berdasarkan topik yang dipilih dapat menjadi langkah awal dalam kegiatan
PLA sesuai dengan minat untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman,
wawasan, skill dan bekal dalam persiapan menghadapi penelitian skripsi.

1.2. Tujuan Kegiatan


Tujuan dari kegiatan Praktik Lapangan Akuakultur Sebagai berikut:
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan maggot
sebagai bahan baku pakan ikan.
2. Pemanfaatan maggot sebagai sumber protein hewani dalam formulasi pakan
ikan.
3. Menganalisa kadar lemak dan protein pakan hasil formulasi.
4. Mengetahui parameter uji fisik pakan
BAB 2. METODE PRAKTIK

2.1. Waktu dan Tempat

Praktik Lapang Akuakultur PLA akan dilaksanakan selama 1 bulan pada


tanggal 25 September – 22 Oktober 2023 bertempat di Laboratorium Nutrisi,
Fakultas perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Jarak yang
ditempuh mulai tempat tingal sampai tempat Praktik Lapangan Akuakultur
berkisaran 6,2 km dengan menempuh waktu 14 menit dengan menggunakan
kendaraan.

Gambar 2.1. Peta tempat pelaksanaan PLA di Laboratorium Nutrisi


(Sumber : Google maps 2023)

2.2. Rencana Kegiatan PLA Di Laboratorium Nutrisi


Kegiatan Praktik Lapangan Akuakultur akan dilaksanakan pada bulan
September – November 2023 selama satu bulan penuh selama hari kerja. Jadwal
kegiatan merupakan hasil keputusan yang telah disusun bersama sebelum
mahasiswa berangkat ke lokasi praktik lapangan akuakultur. Adapun rencana
kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

4
5

Tabel 2.1. Rencana Kegiatan


WAKTU
N
URAIAN KEGIATAN AGT SEP OKT NOP
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengisian google form
X
peserta PLA
2. Verifikasi data peserta
(SKS), dan terprogram di X
SIMARI
3. Pengajuan SK pelaksana
X
PLA
4. Rapat Staf di Prodi
X
Akuakultur
5. Pertemuan dengan peserta
X
PLA
6. Perbekalan Peserta PLA X
7. Penentuan lokasi PLA (surat
pengantar dan kesediaan X X
tempat PLA)
8. Konsultasi dengan
X X
pembimbing PLA
9. Proposal PLA atau minimal
X
OUTLINE kegiatan PLA
10. Ke Lokasi PLA X X X X
11. Laporan dan Konsultasi X X
12. Ujian PLA X X
13. Perbanyakan Laporan X
14. Distribusi Laporan X

2.2.1. Teknis Kegiatan Akuakultur


Rancangan kegiatan yang akan dilakukan di laboratorium nutrisi adalah
melaksanakan dan mengikuti arahan serta mencatat dan mendokumentasikan
semua kegiatan yang ada disana. Pembuatan pakan yang dilakukan di
Laboratorium Nutrisi dimulai dari persiapan alat dan bahan yang digunakan pada
kegiatan pembuatan pakan antara lain yaitu baskom, nampan, saringan, oven,
tepung maggot, tepung ikan, tepung sagu, tepung kedelai, tepung dedak, minyak
ikan, vitamin mix. Selanjutnya dilakukan pengayakan atau bahasa lainnya
pemisahan tepung yang halus dan yang kasar sebagai untuk mempermudah
melakukan pembuatan pakan tenggelam.
Pakan buatan dapat diartikan sebagai pakan hasil olahan beberapa bahan
pakan dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan ikan terpenuhi. Salah satu pakan
6

ikan yang beredar banyak dipasaran adalah pelet. Keberadaan pakan ikan di
pasaran relatif mahal, maka dari itu dilakukan pembuatan pakan sendiri menjadi
salah satu solusi untuk menekan biaya dalam budidaya ikan (Zaenuri, 2014).
a. Persiapan bahan baku pakan
Tahapan persiapan pembuatan pakan uji diawali dengan menyiapkan
bahan baku pakan. Bahan baku pakan yang terdiri atas tepung ikan dan tepung
Maggot sebagai sumber protein hewani, tepung kedelai sebagai sumber protein
nabati, tepung dedak sebagai sumber karbohidrat, minyak ikan sebagai sumber
lemak, tepung sagu sebagai perekat, mineral mix sebagai sumber mineral, dan
vitamin mix sebagai sumber vitamin. Semua bahan baku dibuat dalam bentuk
tepung halus dengan menggunakan grinder.
Sebagai bahan baku pembuatan tepung, maggot BSF perlu diolah melalui
serangkaian proses yang tepat untuk menghasilkan pakan dengan kualitas terbaik.
Peningkatan kualitas pakan dapat dilakukan dengan meningkatkan kandungan
protein dan menurunkan kandungan lemak (Sipayung et al. 2015).
Adapun metode cara pengolahan maggot sebagai berikut:
1. Proses pengeringan maggot
Proses pengeringan Maggot dilakukan dengan cara pengovenan dengan
suhu 50 C selama 7 jam atau maggot segar benar-benar kering selanjutnya di
blender sampai maggot halus dan berubah menjadi tepung (Natsir et al., 2020).
2. Proses Pengukusan maggot
Pengukusan merupakan salah satu metode pemasakan yang disarankan
pada bahan dengan tinggi kandungan lemak sebab tidak meningkatkan kandungan
lemak ketika proses pemasakan terjadi. Penurunan kandungan lemak pada proses
pengukusan bahan dapat terjadi karena hilangnya cairan jaringan selama proses
pengukusan berlangsung. Panas pada proses pengukusan dapat mempercepat
gerakan molekul lemak. Hal itu dapat mempermudah lemak keluar sebab jarak
antara molekul lemak bertambah besar (Dhanpal et al. 2012).
b. Pemanfaatan maggot sebagai protein hewani
Komposisi nutrisi dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan
kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan disebut dengan formulasi pakan. Formulasi
yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara
7

ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga memberikan keuntungan.


Komposisi nutrisi bahan baku yang terkandung dalam pakan akan berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan nutrisi pada masing – masing biota air. Oleh karena
itu, pemilihan bahan baku pakan merupakan langkah awal dalam penyusunan
formulasi pakan. Selain memilih bahan baku apa saja yang akan digunakan
sebagai bahan pembuatan pakan, kandungan atau komposisi nutrisi dari setiap
bahan baku tersebut juga harus diketahui (Sary, 2019).
c. Prosedur pembuatan pakan
Pembuatan sebuah pakan dilakukan dengan menimbang bahan pakan yang
sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan
pencampuran bahan pakan dimulai dengan mencampur bahan yang jumlahnya
paling sedikit terlebih dahulu kemudian diaduk hingga merata dan tambahkan air
40% lalu diaduk hingga tercampur. Apabila campuran bahan sudah homogen,
maka dilakukan pencetakan pakan yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Setelah selesai pakan hasil cetak dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari. Setelah kering, pakan akan disimpan dalam wadah yang tertutup di
dalam ruangan yang kering atau ruangan yang tidak lembab (Amin et al., 2020).
d. Menganalisa kadar lemak dan protein
Pada umumnya sumber protein hewani pakan ikan berasal dari tepung ikan
sementara tepung ikan tersebut memiliki ketersediaan yang terbatas dan harganya
mahal. Untuk itu perlu dilakukan alternatif pengganti dari sumber protein hewani
yang mudah didapat, mengandung protein tinggi dan relatif murah. Salah satu
alternatif yang digunakan adalah tepung maggot. Maggot (Hermetia illucens)
memiliki kandungan gizi yang baik yaitu protein 43,23%, lemak 19,83%, serat
kasar 5,87%, abu 4,77% dan BETN 26,3% (Haryati, 2010) serta memiliki asam
amino esensial lengkap seperti Glisin 3,80%, Lisin 10,65%, Arginin 12,95%,
Alanin 25,68% dan Prolin 16,94%. Untuk meningkatkan pemanfaatan maggot
(Hermetia illucens) sebagai bahan pakan ikan maka dapat dibuat dalam bentuk
tepung.
e. Uji Coba Pakan
Uji coba pakan dilakukan tiga tahap uji kualitas pakan mulai dari fisik. Uji
fisik pakan ikan meliputi daya apung, tingkat homogenitas, dan kecepatan pecah
8

pakan ikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pakan ikan adalah
kemampuannya ketika mengapung didalam air. Pakan ikan yang cepat tenggelam
didalam air tidak dapat dimanfaatkan secara baik dan optimal oleh ikan, sehingga
tingkat efisiennya sangat rendah. Daya apung pakan dilakukan dengan
menjatuhkan 5 butir pakan ke dalam gelas ukur 500 ml yang berisi air setinggi 20
cm. Setelah itu mengamati dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh pakan
tersebut mencapai dasar ember dengan menggunakan stopwatch (Dini Siswani
Mulia, 2017).
2.2.2. Manajemen Kuantitas dan Kualitas Air
Kuantitas air yaitu jumlah kebutuhan air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan di laboratorium nutrisi. Sedangkan, Kualitas air adalah kondisi kalitatif
air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan
metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas
air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi
parameter fisik, kimia dan mikrobiologis. Data yang dikumpulkan selama
kegiatan PLA adalah untuk mengetahui manajemen kuantitas dan kualitas air di
laboratorium nutrisi meliputi sumber air yang digunakan serta untuk mengetahui
apakah air yang sudah digunakan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.
2.2.3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia ialah pendekatan strategi serta
berhubungan untuk mengelola aset paling berharga milik Laboratorium Nutrisi
yaitu orang-orang yang bekerja dalam Laboratorium Nutrisi baik secara individu
maupun kelompok,meliputi kemampuan dan potensi yang dimiliki pimpinan
kepala Laboratorium Nutrisi dan karyawan yang bekerja di Laboratorium Nutrisi
dalam sebuah kegiatan penelitian atau praktikum. Manajemen sumber daya
manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan
oleh pimpinan mengenai aspek-aspek SDM dari manajemen kerja. Diperlukan
waktu yang panjang untuk memahami manajemen sumber daya manusia karena
pada hakikatnya mempelajari disiplin ilmu ini sama artinya kita harus
mempelajari pula disiplin ilmu lain seperti manajemen, psikologi dan ilmu
perilaku.
9

2.3. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian. Menurut Purhantara (2010), Sumber data terdiri dari sumber
data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data atau keterangan
yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data primer dapat diperoleh berupa
wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil
observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda), dengan kata
lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan
riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi). Data sekunder
adalah data atau keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa orang
maupun catatan, buku, laporan, buletin dan majalah yang sifatnya dokumentasi.
Data sekunder diperoleh dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian,
pusat arsip atau membaca banyak buku dan membaca jurnal penelitian yang
berhubungan dengan penelitiannya.
2.3.1. Observasi
Observasi bermanfaat untuk mengumpulkan berbagai data perilaku atau
interaksi sosial. Dalam observasi pengamatan menjadi alat utama untuk
mendapatkan data-data, sehingga peran dari narasumber sangat penting untuk
membantu peneliti memahami suatu kegiatan yang berkaitan. Alat yang
digunakan untuk membantu praktikan dalam mecatat hasil observasi dapat
berbentuk catatan lapangan, rekaman suara maupun catatan dalam komputer
(Rachmawati, 2017).
2.3.2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu kaidah mengumpulkan data yang paling
biasa digunakan dalam praktikan. Wawancara digunakan untuk mendapat
informasi yang dianggap sebagai data yang diperlukan untuk membuat suatu
rumusan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan praktikan (Rosaliza M. 2015).
Pengumpulan data dengan metode wawancara dilakukan secara langsung dengan
cara menanyakan langsung kepada asisten di lokasi PLA.
2.3.3. Partisipasi
10

Partisipasi merupakan keikutsertaan, keterlibatan seseorang atau


beberapa orang dalam suatu kegiatan. Partisipasi yang dilakukan pada kegiatan
PLA ini ialah mengikuti semua arahan yang diberikan asisten di laboratorium
nutrisi, Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Universitas Lambung Mangkurat
dalam semua kegiatan sehingga memperoleh data dari beberapa orang secara
langsung.
2.4. Metode Pengolahan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data kegiatan PLA di
Laboratoriun Nutrisi akan dituliskan dalam bentuk tabulasi dan menggunakan
Microsoft Word dan Microsoft Excel serta mendeskripsikan hasil tersebut dalam
bentuk deskripsi agar dapat lebih jelas dan mudah dipahami.
2.5. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil PLA, selanjutnya
diberikan interpretasi oleh praktikan dengan bantuan referensi yang relevan
dengan teknis nutrisi ikan, manajemen pengelolaan kuantitas dan kualitas air, dan
sumber daya manusia. Tujuan analisis data adalah mengendalikan data agar
sistematis dan sesuai dengan perumusan masalah.
11

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M, Ferdinand H. T., Yulisman, Retno C. M., Madyasta A.R., Rizki Marli Antika.
2020. Efektivitas Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Sebagai
Pakan Ikan Terhadap Peningkatan Produktivitas Budidaya
Ikan Lele (Clarias sp.).
Dhanpal, K., V.S, Naik B.B., Venkateswarlu, G., Reddy A.D., Basu S. 2012. Effect of
Cooking on Physical, biochemical, bacteriological
Characteristics and Fatty Acid Profile of Tilapia
(Oreochromis mossambicus) Fish Steaks. Archives of
Applied Science Research. 4(2).
Handajani, 2007. Optimalisasi Subtitusi Tepung Azolla Terfermentasi pada Pakan Ikan
untuk Meningkatkan Produksi Ikan Nila Gift. Jurnal
Teknik Industri, 12 (2) : 177-181.
Haryati, E. Saade dan A. Pranata. 2010. Pengaruh Tingkat Substitusi Tepung Ikan
dengan Tepung Maggot Terhadap Retensi dan Efisiensi
Pemanfaatan Nutrisi Pada Tubuh Ikan Bandeng (Chanos
chanos forsskal). Skripsi Fakultas Perikanan Universitas
Hasanuddin Makassar. 14 hlm. (tidak diterbitkan).
Katayane, A.F., F.R. Wolayan, M.R. Imbar. 2014. Produksi dan kandungan protein
maggot (Hermetia illucens) dengan menggunakan media
tumbuh berbeda. J. Zootek. 34 (edisi khusus): 27-36.
DOI: 10.35792/zot.34.0.2014.4791.
Mulia, D. S., Wulandari, F., dan Maryanto, H., 2017. Physical Test Of Fish Feed Using
Cassava Flour Binder. Jurnal Riset Sains dan Teknologi,
e-ISSN 2549 – 9750 Vol.1,37.
Natsir, W. N. I., Daruslam, M. A., dan Azhar, M. 2020. Palatabilitas Maggot Sebagai
Pakan Sumber Protein Untuk Ternak Unggas. Jurnal
Agrisistem, 16(1), 27-32.
Nurhandi, A. 2018. Manajemen Laboratorium Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan.
Vol. 4 No. 01, 1-12.
Purhantara, Wahyu, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010.

Rachmawati, T. 2017. Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. UNPAR


Press. Bandung.
Sary, I. R. 2019. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Berbasis Skkni Level Iv:
Membuat Pakan Buatan.
Sipayung, MY. Suparmi. Dahlia. 2015. Pengaruh Suhu Pengukusan Terhadap Sifat
Fisika Kimia Tepung Ikan Rucah. Jurnal Online
Mahasiswa Bidang Perikanan dan Kelautan. 2(1).
12

Wardhana, A. H. 2016. Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Sumber Protein
Alternatif Untuk Pakan Ternak. Balai Besar Penelitian
Veteriner. Bogor.
Zaenuri, R., Suharto, B., & Haji, A. T. 2014. Kualitas Pakan Ikan Berbentuk Pelet Dari
Limbah Pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam Dan
Lingkungan, Vol. 1, No. 1 : 31-36.
Rosaliza, M. 2015. Wawancara sebuah interaksi komunikasi dalam penelitian kualitatif.
Jurnal Ilmu Budaya. 11(2) : 71-79.

Anda mungkin juga menyukai