Oleh:
AHMAD BAHRUL ULUM
RUDIANTO
WIRANTI
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik Lapang
I yang berjudul “Pengamatan dan Pemasaran Produk Keong Mas Ikan
Baracuda di P2MKP Sari Ulam Tegal, Jawa Tengah”. Alasan penulis mengambil
judul tersebut adalah untuk mengetahui secara langsung alur proses produksi Keong Mas
dengan menggunakan bahan baku ikan barakuda menguji mutu dari bahan baku dan
produk akhir, rendemen dari bahan baku hingga produk akhir, sanitasi dan hygiene dari
tempat produksi, strategi pemasaran produk, rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran.
Proposal Praktik Lapang I ini merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan
Praktik Lapang I pada Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan di
Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Penulis menyadari dalam penulisan Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal praktik lapang 1 yang berjudul
“Pengamatan dan Pemasaran Produksi Keong Mas Ikan Baracuda di P2MKP Sari Ulam,
Tegal (Jawa Tengah)”.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rufnia Ayu
Afifah, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan serta
arahan yang sangat berarti dalam penyusunan Proposal Praktik Lapang 1 ini. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Hery Riyadi Alauddin., S.Pi., M.Si. selaku Direktur
Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta.
2. Bapak Dr. I Ketut Sumandiarsa, S.St.Pi, M.Sc. selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
3. Ibu Heny Budi Purnamasari, S.St.Pi,. M.ST.Pi. Selaku Sekretaris Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan.
4. Orang tua dan kerabat atas bantuan doa dan dukungan selama proses
penyusunan proposal ini.
5. Rekan bombing yang telah bekerja sama dengan baik
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal Praktik
Lapang 1 ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal Praktik Lapang 1 ini masih
jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan proposal Praktik Lapang 1 ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
UCAPAN TERIMAKASIH...............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................vi
1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah................................................................................................2
2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Barakuda.........................................................3
2.2 Kandungan Kimia Ikan Barakuda.....................................................................3
2.3 Pengolahan Keong Mas.....................................................................................4
2.4 Perhitungan Finansial Pada Laba dan Rugi Pada Pengolahan Keong Mas.......7
2.5 Penerapan Sanitasi dan Hygiene Pada Proses Pengolahan Keong Mas...........7
3 METODE PELAKSANAAN PRAKTIK.................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik..........................................................10
3.2 Bahan dan Alat.................................................................................................10
3.3 Metode Pengumpulan Data..............................................................................10
3.4 Pengamatan Alur Proses dan Rendemen Keong Mas......................................10
3.5 Pengamatan Suhu Pada Pengolahan Keong Mas.............................................12
3.6 Metode Pengujian Organoleptik atau Sensori Keong Mas..............................13
3.7 Pengamatan Aspek Finansial............................................................................13
3.8 Pengamatan Sanitasi dan Hygiene...................................................................14
4 RENCANA KEGIATAN..........................................................................................15
4.1 Jadwal Kegiatan...............................................................................................15
4.2 Rancangan Anggaran.......................................................................................15
4.3 Penutup............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16
LAMPIRAN......................................................................................................................18
DAFTAR TABEL
1 Ikan barakuda................................................................................................................3
2 Produk keong mas ikan barakuda..................................................................................5
3 Alur proses pengolahan keong mas..............................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN
Dapat dilihat dari gambar 1, ciri-ciri Morfologi Ikan barakuda yaitu bergigi tajam
memiliki bentuk tubuh bulat, panjang dengan kepala menirus kebagian moncong dengan
mulut lebar, rahang bawah lebih panjang daripada rahang atas, dikeduarahangnya
memiliki gigi yang cukup besar dan relatif panjanghal ini dikarenakan ikan ini merupakan
jenis karnivora. Pinggir tubuh dan perutnya berwarna keperakan dan mengkilat tetapi
punggungnya berwarna hijau dan abu- abu, badan ikan bagian bawah berwarna keperakan
(Fatmawati et al., 2018).
Kimia*
Histamin*** mg/kg Maks. 100
Residu kimia*
Kloramfenikol**** - Tidak boleh ada
Malachite green dan leuchomalachite - Tidak boleh ada
green****
Nitrofuran (SEM, AHD, AOZ, - Tidak boleh ada
AMOZ)****
Racun Hayati*
Ciguatoksin***** - Tidak boleh ada
Parasit* - Tidak boleh ada
CATATAN * Bila diperlukan
** untuk ikan predator
*** untuk ikan scombroidae (scombroid), clupeidae, pomatomidae,
coryphaenedae
**** untuk ikan hasil budidaya
***** untuk ikan karang
Sumber: Badan Standardisasi Nasional, (2013)
2.3.2 Pengolahan keong mas
Pengolahan keong mas merupakan olahan dari daging ikan segar dengan
komponen pembentuk tepung tapioka dan putih telur yang dibungkus dengan kulit
pangsit. Keong mas merupakan produk yang sama dengan somay namun bentuknya yang
membedakan kedua olahan tersebut. Bentuk dari produk keong mas dapat dilihat pada
gambar 2.
Produk keong mas adalah produk modifikasi dari somay sehingga pengolahan
nya mengacu pada SNI somay. Menurut SNI 7756:2013, Nasional, 2013 siomay
berbahan dasar surimi mempunyai alur prosesnya sebagai berikut:
1) Penerimaan bahan baku
Penerimaan bahan baku berupa surimi ikan dan bahan tambahan lainnya diterima,
diuji secara organoleptik, ditangani secara cepat dan saniter sesuai dengan prinsip
penanganan yang baik dan benar.
2) Pelelehan
Pelelehan bahan baku surimi dengan cara surimi direndam didalam air dingin atau
air yang mengalir secara cermat atau saniter. Proses ini sering disebut sebagai proses
thawing.
3) Sortasi 1
Sortasi awal pada bahan baku yaitu dengan cara memisahkan bahan baku sesuai
dengan mutu bahan baku. Proses ini dilakuan dengan cara hati-hati, cepat, cermat dan
saniter untuk mempertahankan rantai dingin (00C-50C).
4) Pencampuran
Surimi yang telah disortasi kemudian dimasukkan ke dalam alat pencampuran dan
ditambahkan bahan tambahan lainnya. Proses ini dilakukan secara cepat dan cermat serta
tetap menjaga rantai dingin pada adonan. Tunggu sampai adonan homogen.
5) Pembentukan
Adonan yang dihomogen, kemudian dibungkus dengan menggunakan kulit pangsit. Cara
ini dilakukan dengan cepat, cermat dan dalam kondisi suhu dingin.
6) Pengukusan
Tahap pengukusan siomay ikan dilakukan sesuai dengan spesifikasinya.
7) Pendinginan
Pendinginan siomay ikan yang telah dikukus yaitu dengan cara ditiriskan kemudian
didinginkan menggunakan bantuan kipas angin secara saniter.
8) Sortasi 2
Sortasi 2 dilakukan untuk memisahkan bentuk dan berat dari produk siomay ikan.
Sortasi ini memisahkan antara produk yang layak dipasarkan atau tidak.
9) Pengemasan dan penimbangan
Siomay ikan dikemas agar menghindari kerusakan dan kontaminasi dari bakteri dan
mikroba. Siomay ikan yang telah dikemas kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang
telah ditetapkan oleh industri. Proses ini dilakukan secara cepat dan saniter.
10) Penyimpanan beku
Produk akhir disimpan di dalam ruang dengan suhu yang telah ditetapkan agar
mempertahankan mutu dan menghindari pertumbuhan bakteri pathogen.
11) Pemuatan
Produk dalam kemasan dimuat dalam alat transportasi agar terhindar dari penyebab
yang dapat merusak atau menurunkan mutu produk.
2.3.3 Syarat produk keong mas
Adapun syarat standar mutu keong mas merujuk pada standar siomay ikan pada
referensi SNI 7756:2013 yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Persyaratan mutu dan keamanan siomay ikan
Parameter uji Satuan Persyaratan
a. Sensori Min 7 (skor 3-9)
b. kimia
kadar air % Maks 60,0
kadar abu % Maks 2,5
kadar protein % Min 5,0
kadar lemak % Maks 20,0
c. Cemaran Mikroba
ALT Koloni/g Maks 5 x 10
Eschetichia coli APM/g <3
Salmonella - Negatif/25 g
Vibrio cholera* - Negatif/25 g
Staphylococcus aureus Koloni/g Maks 1x 10
d. Cemaran Logam
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1
- Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0,5
- Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,3
- Arsen (As) mg/kg Maks 1,0
- Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0
e. Cemaran Fisik
- Filth 0
CATATAN* Bila di perlukan
Sumber: Nasional, 2013
2.3.4 Perhitungan rendemen pada pengolahan keong mas
Rendemen merupakan perbandingan antara berat akhir produk yang diinginkan
dengan berat semula. Perhitungan rendemen digunakan untuk memperkirakan berapa
banyak dari tubuh ikan barakuda yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi rendemen yaitu mutu bahan baku (faktor
kesegaran ikan sangat berpengaruh terhadap rendemen yang dihasilkan), sarana dan
prasarana, tenaga kerja, ukuran dan jenis bahan baku (Suryanto & Sipahutar, 2018).
2.3.5 Penerapan suhu dalam produksi keong mas ikan barakuda
Suhu merupakan ukuran kuantitatif terhadap temperatur panas dan dingin, diukur
dengan termometer. Suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
kesegaran ikan dan juga mampu memperpanjang sistem rantai dingin ikan menjadi lebih
lama jika pada saat proses penanganan ikan tetap memperhatikan (Wiranata et al., 2017).
Penerapan suhu pada produksi keong mas dapat dilakukan dengan mengukur suhu
bahan baku sampai produk akhir. Suhu bahan baku sesuai dengan SNI 2729:2013 harus
tetap dipertahankan 0-5 derajat celcius. Dapat dilihat pada proses pengolahan menurut
penelitian Sari et al., (2016) suhu somay ikan biasanya dikukus dengan lama waktu
selama 15 menit dengan suhu 100 derajat celcius.
2.3.6 Pengujian mutu pada produk keong mas
Organoleptik adalah sebuah uji bahan makanan berdasarkan kesukaan dan
keinginan pada suatu produk. Uji organoleptik biasa disebut juga uji indera atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Indera yang dipakai dalam
uji organoleptik adalah indera penglihat/mata, indra penciuman/hidung, indera
pengecap/lidah, indera peraba/tangan. Kemampuan alat indera inilah yang akan menjadi
kesan yang nantinya akan menjadi penilaian terhadap produk yang diuji sesuai dengan
sensor atau rangsangan yang diterima oleh indera (Gusnadi et al., 2021)
2.4 Perhitungan Finansial Laba dan Rugi Pada Pengolahan Keong Mas
Analisis finansial berkaitan dengan penentuan kebutuhan jumlah dana dan
sekaligus alokasinya serta mencari sumber dana yang berkaitan secara efisien sehingga
memberikan keuntungan maksimal. Pada praktik kali ini analisis finansial akan dihitung
laba rugi. Laba rugi adalah sebuah Laporan Keuangan yang mana menyimpulkan tentang
pendapatan, pengeluaran dan biaya sebuah bisnis dalam satu periode. Umumnya, satu
periode bisnis direkap selama 1 atau
3 bulan. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana pencapaian sebuah bisnis, bisa itu
meraih keuntungan ataupun kerugian (Andriawan, 2019).
2.5 Penerapan Sanitasi dan Hygiene Pada Proses Pengolahan Keong Mas
Sanitasi dan hygiene merupakan salah satu cara atau prosedur dalam suatu unit
pengolah ikan yang dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi, karena
sanitasi higiene merupakan standar kebersihan dan
kesehatan yang harus dipenuhi agar dapat mencegah terjadinya kerusakan pada ikan
tersebut dan akan menghasilkan mutu yang di inginkan (Domili, 2017).
Sanitasi dan hygiene adalah salah satu faktor penting yang mendukung terciptanya
keamanan pangan untuk pengolahan pangan. Praktek sanitasi higiene pengolahan pangan
yang kurang baik dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan konsumen, seperti
keracunan makanan maupun penyakit yang ditularkan melalui makanan (Hatta et al.,
2014).
Menurut penelitian Herlina, (2019) kunci 8 SSOP sebagai berikut:
1) Keamanan Air dan Es
Beberapa hal yang harus diperhatikan tentang penggunaan air dan es :
a) Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak terasa.
b) Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang
agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan air kotor.
c) Apabila menggunakan air laut harus sesuai dengan persyaratan.
d) Monitoring kualitas air dilakukan minimal 6 bulan 1 kali.
e) Es terbuat dari air yang memenuhi syarat (tidak bebau, tidak berwarna dan
tidak berasa).
f) Dalam penggunaanya, es harus ditangani dan disimpan di tempat yang bersih
agar terhindar dari kontaminasi
2) Kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan Permukaan
peralatan dan perlengkapan yang kontak dengan bahan baku
dan produk akhir harus bebas dari lubang-lubang tidak beracun dan didesain sedemikian
rupa sehingga air dapat mengalir dengan baik. Peralatan dan perlengkapan yang
berhubungan dengan produk dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan serta dilakukan
secara rutin dan periodik. Kondisi peralatan dan ruang pengolahan terawat, bersih dan
saniter, pemukaan halus, dapat dibersihkan dan disanitasikan.
Bahan – bahan yang aman untuk digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Non-toksin (tidak ada bahan kimia yang larut)
b) Non-absorbent (dapat dikeringkan)
c) Tahan karat
d) Tahan terhadap pembersihan dan bahan sanitasi
Sedangkan bahan yang harus dihindari adalah bahan – bahan yang terbuat dari
bahan kayu dan besi.
3) Pencegahan kontaminasi silang
Kontamonasi silang adalah transfer kontaminan biologi atau kimia terhadap produk
pangan dari bahan baku, personel, atau lingkungan penanganan produk. Kontaminasi
silang sering menyebabkan terjadinya keracunan terutama pada saat bakteri pathogen
yang dapat mengkontaminasi produk akhir dapat bersumber dari personil unit usaha,
bahan baku, peralatan dan perlengkapan, dan lingkungan unit pengoahan.
4) Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi, dan toilet
a) Washtafel, toilet, dan fasilitas sanitasi
1) Washtafel minimal 1 buah untuk 10 karyawan, dekat pintu masuk, air harus
mengalir, dan dilengkapi dengan fasilias sanitasi (sabun antiseptik, pengering
tangan)
2) Toilet sesuai dengan jumlah karyawan, berfungsi baik, tidak berhubungan
langsung dengan fasilitas sanitasi.
b) Ruang ganti karyawan, dan loker
1) Ruang ganti karyawan untuk ganti pakaian kerja, tersedia dengan jumlah
memadai, selalu dalam keadaan bersih.
2) Loker digunakan untuk menyimpan pakaian kerja dan ganti karyawan serta
peralatan pribadi karyawan, tersedia dalam jumlah yang cukup.
c) Program mencuci tangan
Program mencuci tangan menjadi sangat penting karena banyak karyawan
(pekerja/pengolah) yang tidak mencuci tangan secara rutin, dan mencuci tangan yang
dilakukan tidak benar.
Adapun mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:
1) Melepas perhiasan
2) Membasahi tangan dengan air, gunakan sabun, bilas, lalu keringkan dengan
lap atau pengering lainnya,
3) Hindari rekontaminasi, dan proteksi dari bahan-bahan kontaminan.
5) Bahan kimia, pembersih dan saniter
Digunakan sesuai dengan persyaratan dan petunjuk yang dipersyaratkan. Bahan-
bahan tersebut sebaiknya disimpan diruang khusus dan terpisah dengan ruang
penyimpanan/pengolahan produk. Dalam penggunaanya harus ditunjuk petugas yang
khusus bertanggung jawab dalam penanganan bahan kimia.
6) Pelabelan, penyimpanan dan penggunaan bahan toksin yang benar Tujuannya
adalah untuk menjamin bahwa pelabelan, penyimpanan dan
penggunaan bahan toksin adalah benar untuk proteksi produk dari kontaminan. Bahan
kimia dan bahan berbahaya diberi label yang jelas dan disimpan secara terpisah dalam
wadah yang sama. Bahanbahan ini digunakan sesuai dgan metode yang dipersyaratkan
dan dilengkapi dengan tanda (label) yang dipersyaratkan.
7) Pegawasan kondisi kesehatan personil
Tujuannya adalah untuk mengelola personil yang mempunyai tanda – tanda
penyakit, luka atau kondisi lain yang dapat menjadi sumber kontaminasi mikrobiologi.
Caranya adalah sebagai berikut :
a. Memonitor kesehatan pekerja secara periodik, pekerja yang sakit tidak diizinkan
untuk bekerja. Beberapa jenis penyakit yang dapat mengkontaminasi diantaranya
batuk, flu, diare, penyakit kulit.
b. Karyawan/pekerja penanganan, pengolahan, pengepakan harus mencuci tangan
sebelum dan setelah bekerja.
c. Karyawan pekerja harus menggunakan alat perlengkapan diri berupa pakaian
kerja termasuk tutup kepala, masker, sapatu dan sarung tangan.
8) Pengendalian Pest
Beberapa pest yang mungkin membawa penyakit diantaranya lalat dan kecoa.
3 METODE PELAKSANAAN PRAKTIK
Penerimaan
Bahan lainnya
Kemasan dan label Bahan baku
Pencucian 1
Penyiangan
Pencucian 2
Pengambilan daging
Pelumatan daging
Pencampuran
Pembentukan
Pengukusan
Pendinginan
Sortasi 2 Pengemasan
Penyimpanan
Pemuatan
Berat Akhir
Rendemen = x 100%
Berat Awal
𝑋̅ =
𝑖 =1
𝑛
∑𝑛 (𝑋𝑖−𝑋̅̅2)
2 𝑖=1
S = 𝑛
∑𝑛 (𝑋𝑖−𝑋̅̅2)
𝑖=1
S =√ 𝑛
Keterangan:
n = Banyaknya panelis S^2
= Keragaman nilai mutu
1,96 = Koefisien standar deviasi pada taraf 95%
X = Nilai mutu dari panelis ke-1, dimana i=1 sampai n S
= Simpangan baku nilai mutu
Pengolahan dan
analisis data
Penyusunan laporan
4.3 Penutup
Demikian proposal Praktik Lapang I ini kami buat dengan sebenarnya, semoga
kegiatan Praktik Lapang I ini dapat terlaksana dengan lancar dan selesai tepat waktu, atas
perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussamad, E. M., Retheesh, T. B., Thangaraja, R., Bineesh, K. K., & Prakashan, D.
(2015). Sphyraena arabiansis a new species of barracuda (Family: Sphyraenidae)
from the south-west coast of India. Indian Journal of Fisheries, 62(2), 1–6.
Andriawan, F. (2019). Apa yang Dimaksud dengan Laporan Laba Rugi Serta
Formatnya? https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/laporan-laba-
rugi/#:~:text=Keuntungan (Profit)%3A Laba bersih,karena produk tidak laku dsb.
Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI Somay Ikan.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Standar Nasional Indonesia Ikan Segar 2729:2013.
In Sni 2729:2013 (pp. 1–15).
Domili, R. S. (2017). Sanitasi dan Hygiene pada Proses Pembuatan Rambak Ikan
Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di UKM JAYA UTAMA. Jurnal Aquabis, 7(2),
1–5.
Fatmawati, Aqmal, A., & Rampeng. (2018). Pengaruh Konsentrasi Rumput Laut
(Kappaphycusalvarezii) Terhadap Tekstur Bakso Ikan Alu-Alu (Sphyraenagenie).
Jurnal Ecosystem, 18(1), 1039–1047.
Gusnadi, D., Taufiq, R., & Baharta, E. (2021). Uji Organoleptik dan Daya Terima pada
Produk Mousse Berbasis Tapai Singkong sebagai Komoditi UMKM di Kabupaten
Bandung. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2883–2888.
Hatta, W., Sudarwanto, M. B., Sudirman, I., & Malaka, R. (2014). Praktek sanitasi
higiene pada usaha pengolahan dangke susu sapi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi
Selatan. J. Veteriner, 15(1), 147–155.
Herlina. (2019). Penerapan Sanitasi dan Higiene Pada Proses Pengolahan Gurita
(Octopus Sp) Utuh Beku di PT. Multisari Makassar.
Hidayat, M. W. (2013). Modifikasi Pori Hidroksiapatit Dari Tulang Ikan Alu-Alu
(Sphyraena barracuda). Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013, 2010, 32–
261.
Istiana, Y., Utami, S. N., Randi, M. J., Adita, M. D., Agribisnis, P. S., & Setiabudi,
U. M. (2022). Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada
Usaha Produk Olahan Ikan (Studi Kasus UMKM Sari Ulam Kota Tegal).
6(4), 2508–2515. https://doi.org/10.36312/jisip.v6i4.3845/http
Jateng, D. P. (2017). Kandungan Gizi Pada Ikan.
https://dkp.jatengprov.go.id/index.php/artikel/bidangpukp/mengenal- kandungan-
gizi-pada-ikan#:~:text=Ikan mengandung 18 %25 protein
terdiri,dapat digunakan oleh jaringan tubuh.
KKP. (2020). Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020. In
Laporan Tahunan KKP.
Noor Zuhry, et all. (2022). Analisis Indeks Nilai Relatif Produksi Perikanan
Tangkap Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. 98411(0951), 19600511.
Pangestika, W., Abrian, S., Nita, N., & Wijaya, S. (2020). Analisis Proksimat Keong
Mas Dari Poklahsar Maju Jaya, Tegal. Marlin, 1(1), 7.
https://doi.org/10.15578/marlin.v1.i1.2020.7-15
Sari, M. O. S. K., Suharno, B., & Rahayu, P. (2016). Kandungan Protein dan Sifat
Organoleptik Pempek Ikan Rucah dengan Berbagai Konsentrasi Bawang Putih
(Allium sativum). Entrepreneurship, 424–431.
https://www.researchgate.net/publication/330142148
Supriyono, M., & Sukriadi, E. H. (2022). Pemanfaatan Ikan Barakuda Pada
Pembuatan Batagor ( Baso Tahu Goreng ). 1(2), 73–77.
Suryanto, R. M., & Sipahutar, Y. H. (2018). Penerapan GMP dan SSOP pada
Pengolahan Udang Putih ( Litopenaeus vannamei ) Peeled Deveined Tail
On ( PDTO ) Masak B ... 204–221.
Syaferi. (2021). Pengaruh Penambahan Kaldu Udang (Metapenaeus monoceros)
dan Rajungan (Portunus pelagicus) Sebagai flavor Pada Pembuatan
Siomay dari Ikan Nila.
Tasriani, E., & Agribisnis, P. S. (2022). Strategi Pemasaran Kerupuk Ikan Gabus
Studi Kasus Industri Rumahtangga Sentani Barokah Distrik Sentani
Kabupaten Jayapura. 1(2), 22–29.
Wikipedia, E. bebas. (2023). Barakuda. In wikimedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Barakuda
Wiranata, K., Widia, I. W., & Sanjaya, I. P. G. B. (2017). Pengembangan sistem rantai
dingin ikan tongkol (Euthynnus affini) segar untuk pedagang ikan keliling. BETA
(Biosistem Dan Teknik Pertanian), 6(1), 12–21.
Metode pengamatan
Metode analisis
LAMPIRAN
Kode Contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3 4 5
1. Kenampakan
a. Mata
- Bola mata cembung, kornea dan pupil jernih, mengkilap
9
spesifik jenis ikan
- Bola mata rata, kornea dan pupil jernih, agak mengkilap
8
spesifik jenis ikan.
- Bola mata rata, kornea keruh, pupil agak keabu-
7
abuan, agak mengkilap spesifik jenis ikan
- bola mata agak cekung, kornea agak keruh,
pupil agak keabu-abuan, agak mengkilap,
6
spesisfik jenis ikan
- Bola mata agak cekung, kornea keruh, pupil
5
keabu-abuan, tidak mengkilap.
- Bola mata cekung, kornea keruh, pupil keabu-
3
abuan, tidak mengkilap
- Bola mata sangat cekung, kornea sangat keruh, pupil
1
abu-abu, tidak mengkilap.
b. Insang
- Warna insang merah tua atau coklat
kemerahan, cemerlang dengan sedikit sekali
9
lender transparan.
- Warna insang merah tua atau coklat
kemerahan, kurang cemerlang dengan
sedikit lendir transparan. 8
3. Bau
- Sangat segar, spesifik jenis kuat 9
- Segar, spesifik jenis 8
- Segar, spesifik jenis kurang 7
- Netral 6
- Sedikit bau asam 5
- Bau asam kuat 3
- Bau busuk kuat 1
4. Tekstur
- Padat, kompak, sangat elastis 9
- Padat, kompak, elastis 8
- Agak lunak, agak elastis 7
- Agak lunak, kurang elastis 6
- Agak lunak, kurang elastis 5
- Lunak bekas jari terlihat dan sangat lambat hilang
3