Oleh:
AJI PRATAMA (55193112592)
CLAUDY PEBRIE TAMBUNAN (54183212288)
MELUR GITAWIGATI HANDAYANI (55193112625)
Oleh:
AJI PRATAMA (55193112592)
CLAUDY PEBRIE TAMBUNAN (54183212288)
MELUR GITAWIGATI HANDAYANI (55193112625)
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Dr. I Ketut Sumandiarsa, S.St.Pi., M.Sc Heny Budi Purnamasari, S.St.Pi., M.S.T.Pi
Ketua Program Studi Sekretaris Program Studi
Puji dan syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Lapang I dapat diselesaikan. Penulis
mengambil judul “Pengolahan Kaki Naga dengan Jenis Ikan yang Berbeda”
yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2022 – 20 April 2022. Laporan praktik
lapang I ini berisi tentang pengujian bahan baku ikan Bandeng, ikan Nila, dan ikan
Cakalang (Organoleptik, Uji TVB, protein, dan lemak) pengolahan kaki naga dari
tiga jenis ikan yang berbeda (ikan Bandeng, ikan Nila, dan ikan Cakalang),
melakukan pengujian mutu produk akhir kaki naga yang meliputi uji mikrobiologi
(ALT dan Eschericia coli), uji kimia (kadar protein, lemak, air dan abu), dan uji
hedonik. Laporan ini sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Perkuliahan
Semester VI di Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Lapang I ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan dan perbaikan Laporan Praktek Lapang I ini.
Semoga Laporan Praktik Lapang I ini dapat memenuhi fungsinya dan
bermanfaat sebagai penambah pengetahuan dan wawasan dalam mencari ilmu
pengetahuan khususnya di bidang Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
Penulis
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Lapang I yang berjudul “Pengolahan Kaki Naga dengan Jenis Ikan yang
Berbeda” ini.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Resmi Rumenta
Siregar, S.St.Pi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
dan bimbingan yang sangat berarti dalam praktek dan peyusunan Laporan Praktik
Lapang I ini. Selain itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Muhammad Hery Riyadi Alauddin., S.Pi., M.Si., selaku Direktur Politeknik
Ahli Usaha Perikanan, atas perizinan Praktik Lapang I di Kampus
2. Dr. I Ketut Sumandiarsa, S.St.Pi., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, atas arahan terkait Praktik Lapang I
3. Heny Budi Purnamasari, S.St.Pi., M. ST. Pi., selaku Sekretaris Program Studi
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, atas arahan terkait Praktik Lapang I
4. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
Laporan Praktik Lapang I ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktik Lapang I ini
masih jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1 PENDAHULUAN
berperan sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat, bahan pengisi yang biasa
digunakan adalah tepung (Tumion dan Hastuti, 2017). Ikan cakalang dipilih karena
termasuk ikan yang cukup mudah didapatkan dan memiliki kandungan gizi yang
tinggi. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
konsumsi makanan yang bermutu dan pengaruhnya terhadap kesehatan, maka
diperlukan sebuah penelitian mengenai upaya peningkatan mutu produk
makanan.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk komoditas yang banyak
dikembangkan dikarenakan permintaan pasar yang cukup tinggi, rasa dagingnya
yang enak, harga yang relatif stabil serta pemeliharaannya yang mudah. Ikan nila
mudah beradaptasi sehingga bisa memakan segala bahan makanan yang berada
di depannya dan termasuk ikan golongan omnivora. Protein dalam tubuh ikan
merupakan senyawa yang kandungannya paling tinggi setelah air. Protein
memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi tubuh, seperti pertumbuhan
dan reproduksi. Hasil penelitian Ramlah et al., (2016) menunjukkan dalam 100
gram ikan nila mempunyai kandungan protein 16,79 g, kandungan karbohidrat
0,32 g, kandungan lemak 0,18 g, kandungan kalsium 4,782 mg, kandungan fosfor
610 mg, dan kandungan zat besi 0,835 mg (Putri et al., 2018).
Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia
Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku
Chanidae (Indriastuti et al, 2018). Ikan bandeng merupakan jenis ikan yang sangat
digemari oleh masyarakat karena mempunyai kandungan gizi yang baik yakni
kandungan protein tinggi. Ikan bandeng mempunyai kandungan gizi yang sangat
banyak sekali dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Ikan bandeng kebanyakan
disajikan dalam bentuk olahan dengan berbagai aneka olahan produknya (Abriana
et al., 2021). Salah satunya adalah produk olahan kaki naga.
Berdasarkan urain diatas, maka penulis mengambil judul Praktik Keahlian
yaitu “Pengolahan Kaki Naga dengan Jenis Ikan yang Berbeda”.
1.2 Tujuan
Tujuan dari proposal ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengujian mutu bahan baku ikan bandeng, ikan nila dan ikan
cakalang;
2) Melakukan pengolahan kaki naga dengan ikan yang berbeda (ikan bandeng,
ikan nila, dan ikan cakalang);
3) Melakukan pengujian mutu produk akhir kaki naga;
4) Melakukan desain label kemasan.
3) Pengujian mutu produk akhir kaki naga formulasi terpilih meliputi uji hedonik,
uji mikrobiologi (ALT dan Eschericia coli) dan uji kimia (kadar air, kadar abu,
kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat);
4) Membuat desain label kemasan produk kaki naga mengikuti Peraturan BPOM
Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Bahan Pangan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Protein 21,3
Lemak 4,74
Air 71,59
Abu 1,54
Karbohidrat 0,83
(Sumber: Johanna & Tinglioy, 2021)
1. Air
Air yang digunakan sebagai bahan penolong dalam proses pengolahan
harus standar kualitas air minum sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Es
Penggunaan es sebagai bahan penolong haru sesuai dengan SNI 01-
4872.1-2006.
2.5.4 Persyaratan bahan lainya
Bahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan kaki naga harus food
grade dan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
2.5.5 Standar mutu kaki naga
Standar mutu kaki naga memiliki tekstur elastis dan kenyal, rasa gurih dan
renyah, warna menunjukkan kecoklatan, dan aroma spesifik khas kaki naga
(Pusdik KKP, 2018). Persyaratan mutu kaki naga menurut SNI 7759:2013 dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Persyaratan mutu dan keamanan kaki naga ikan
Parameter Uji Satuan Persyaratan
(1:1), formalin netral, vaselin, larutan BCG 0,1%, larutan MM 0,1%, etanol, dan
aquades.
Penyiangan
Pencucian
Formula (gram)
No. Bahan
Ikan Bandeng Ikan Nila Ikan Cakalang
1 Tepung tapioka 350 350 350
2 Es Batu (Bahan
Penolong) 33,3 33,3 33,3
3 Garam 10 10 10
4 Wortel 70 70 70
5 Lada 3 3 3
6 Daun seledri 10 10 10
7 Daun Bawang 10,5 10,5 10,5
8 Bawang Bombay 12,5 12,5 12,5
9 Bawang putih 20 20 20
10 Gula 10 10 10
11 Penyedap rasa 9 9 9
12 Telur 50 50 50
13 Tepung roti (bahan
500 500 500
pembantu)
Alur proses pembuatan kaki naga yang mengacu pada Dias et al.2017
dapat dilihat pada Gambar 5.
14
Daging Ikan bandeng Daging ikan nila lumat Daging ikan cakalang
lumat lumat
Uji hedonik
Kaki naga
Gambar 5. Proses pembuatan kaki naga
15
Rumus rendemen:
𝐵𝑒𝑎𝑟𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
3.5.1 Organoleptik
Pengujian organoleptik bahan baku ikan bandeng, ikan nila dan ikan
cakalang menggunakan score sheet ikan segar berdasarkan SNI 2729:2013.
Adapun parameter yang diuji adalah kenampakan, mata, insang, lendir permukaan
badan, daging, bau dan tekstur. Kisaran pengujian organoleptik bahan baku
adalah 1-9. Score sheet ikan segar dapat dilihat pada Lampiran 1.
Keterangan:
Vc = volume larutan HCl pada titrasi contoh
Vb = volume larutan HCL pada titrasi blanko
N = normalitas larutan HCl
14,007 = berat atom nitrogen
100 = faktor pengenceran
3.5.3 Hedonik
Pengujian hedonik kaki naga ikan cakalang dilakukan berdasarkan BSN
(2006). Parameter penilaian meliputi kenampakan, bau, rasa, dan tekstur dengan
kisaran nilai yang disediakan 1-5 yaitu 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3
(Netral), 4 (suka), 5 (sangat suka). Score sheet hedonik dapat dilihat pada
Lampiran 2.
6. Memasukkan labu ke alat destruksi lalu ditutup selama 1 jam atau hingga
warna larutan menjadi transparan (tidak keruh).
7. Mendinginkan larutan dan menambahkan 70 ml aquadest melalui dinding
labu.
4) Destilasi
1. Membuka kran air dan memastikan pemanas telah terisi.
2. Tabung protein dimasukkan ke dalam alat destilasi satu persatu.
3. Menyalakan alat dan setel 60 ml NaOH 40 % selama 5 menit.
4. Mengisi erlenmeyer 250 / 300 ml dengan asam borak 4% sebanyak 25 ml,
kemudian ditambahkan 20 tetes indikator protein (metil merah (MM) :
Brom Kresol Green (BCG) ; 2 : 3).
5. Memastikan air pada pemanas mendidih, lalu menekan tombol kuning.
6. Menunggu alat berhenti bekerja dengan hasil berubah warna pada
erlenmeyer menjadi hijau dan ada letupan-letupan kecil.
7. Membuang larutan di tabung protein pada aliran air. Kemudian menitrasi
larutan hasil destilasi dengan HCl 0,1 N.
Kadar Protein dapat dihitung menggunakan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut:
Pembakuan HCL:
20 𝑥 𝑁𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑥
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟. 𝐻𝐶𝐿 =
𝑉𝐻𝐶𝐿
Kadar HCL:
(𝑁 𝑋 𝑉) 𝑥 1,4007 𝑥 6,25
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛(%) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ × 1000
Keterangan:
N = Normalitas HCl standar
V = Volume titrasi HCL
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖
̅=
×
𝑛
𝑛
∑ 𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )²
𝑆2 =
𝑛
21
∑𝑛 (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )²
𝑠 = √ 𝑖=1
𝑛
𝑠 𝑠
𝑃 (𝑥̅ − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ (𝑥̅ + (1,96. )) =
̃ 95%
√𝑛 √𝑛
Keterangan
n = banyaknya panelis
S2 = keragaman nilai mutu
1,96 = koefisien standar deviasi pada taraf 95 %
x = nilai mutu rata-rata
xi = nilai mutu dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3......n
s = simpangan baku nilai mutu.
𝑋̅ = ∑ 𝑋𝑖
𝑖=1
𝑛
Keterangan:
𝑋̅ = nilai mutu rata-rata (diturunkan metode analisis data)
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 6. Penyiangan
kelajuan tinggi dengan waktu yang lebih singkat, sehingga ikan tidak mengalami
perubahan mutu, yang berarti dalam mencapai suhu rendah penyimpanan dan
dapat mengawetkan ikan dalam waktu panjang selama penyimpanan beku dan
distribusi (Torres, 2017). Proses pembekuan dapat dilihat pada Gambar 14.
4.2 Rendemen
Rendemen diukur dengan cara menimbang berat ikan utuh dan berat daging
ikan bersih dengan membandingkan antara keduanya. Berat awal yaitu berat ikan
utuh dan berat akhir yaitu berat daging ikan tanpa kepala, tulang, jeroan, insang,
ekor, sirip, dan kulit. Nilai rendemen terdapat pada Tabel 7.
28
Bahan Baku Berat Awal (kg) Berat Akhir (kg) Rendemen (%)
4.3 Hasil Pengujian Mutu Bahan Baku (Ikan Bandeng, Ikan Nila, Ikan
Cakalang) dan Produk Akhir Kaki Naga
4.3.1 Organoleptik bahan baku
Pengujian ini dilakukan dengan membagikan scoresheet kepada 6 orang
panelis. Hasil pengujian organoleptik bahan baku dapat dilihat pada Tabel 8.
4,00 3,67
3,33
3,00
2,00
1,00
Menurut (Nugroho et al., 2014) bahwa kenampakan dari kaki naga dapat
dipengaruhi oleh bahan baku. Kenampakan warna dari kaki naga memegang
peranan penting dalam penerimaan konsumen dan petunjuk dari perubahan kimia
dan biologi.
30
2) Bau
Bau makanan berasal dari molekul-molekul yang menguap dari makanan
yang ditangkap oleh hidung sebagai indera pembau (Dyas et al., 2017). Bau
makanan dapat menghasilkan daya tarik yang kuat. Nilai hedonik parameter bau
kaki naga ikan bandeng 3,56 (netral-suka), kaki naga ikan nila 3,56 (netral-suka),
dan kaki naga ikan cakalang 2,78 (tidak suka-netral). Panelis cenderung menyukai
bau kaki naga ikan bandeng dengan bau netral atau tidak meninggalkan bau amis
ikan. Kaki naga ikan nila memiliki nilai yang sama dengan kaki naga ikan bandeng
namun ikan nila sedikit menimbulkan bau amis, sedangkan bau kaki naga ikan
cakalang cenderung tidak disukai oleh panelis karena meninggalkan bau yang
tajam. Nilai hedonik bau kaki naga terdapat pada Gambar 17.
5,00
3,00 2,78
2,00
1,00
Ikan Bandeng Ikan Nila Ikan Cakalang
Kaki Naga
5,00
4,00
3,44
3,22
Nilai Rasa
3,00
2,44
2,00
1,00
Ikan Bandeng Ikan Nila Ikan Cakalang
Kaki Naga
4,00 3,56
3,00 2,67
2,33
2,00
1,00
Ikan Bandeng Ikan Nila Ikan Cakalang
Kaki Naga
tersebut masih masih sesuai dengan Nurjanah et al., (2011) yang menyatakan
bahwa kisaran protein ikan antara 15-25%.
Hasil pengujian Hafiludin (2015) kadar lemak ikan bandeng 0,7%,
sedangkan hasil pengujian yang didapatkan kadar lemak ikan nila 1,2%, dan ikan
cakalang 0,9%. Menurut penelitian Paramudhita (2014) kadar lemak ikan cakalang
segar sebesar 0,6%. Kadar lemak ikan cakalang yang rendah disebabkan
mengandung trigliserida yang dapat langsung digunakan sebagai sumber energi.
Ikan bandeng memiliki kadar lemak yang tinggi. Daging ikan Nila berwarna putih
bergantung pada glikogen sebagai sumber energi saat metabolisme anaerob
sehingga kadar lemak daging ikan Nila lebih tinggi daripada ikan cakalang
(Nurjanah et al., 2011)
4.3.4 Proksimat produk kaki naga
Pengujian proksimat pada produk akhir dilakukan pada kaki naga ikan nila
sebagai produk terpilih. Uji proksimat produk akhir dilakukan untuk mengetahui
kualitas kaki naga yang dihasilkan. Hasil pengujian proksimat kaki naga ikan nila
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Hasil pengujian proksimat kaki naga ikan nila
Standar Kaki Naga Ikan
Parameter Kadar (%)
(SNI 7759:2013)
Kadar protein 15,4 Min 5,0
Kadar lemak 0,8 Maks 15,0
Kadar air 63,2 Maks 60,0
Kadar abu 1,7 Maks 2,5
Kadar karbohidrat 18,9 Maks 25,0
Tabel 11 menunjukkan bahwa kadar protein produk terpilih kaki naga ikan
nila adalah 15,4%. Kadar protein produk kaki naga ikan nila yang diperoleh
memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu minimal 5% (BSN, 2013). Kadar
protein kaki naga ikan nila yang diperoleh lebih besar dibandingkan kadar protein
kaki naga ikan tenggiri pada penelitian Nugroho et al., (2014) yaitu berkisar antara
8,87-10,05%. Tingkat kandungan protein kaki naga ikan nila dipengaruhi oleh
tingginya kandungan protein bahan baku yang mencapai 24,8%.
Kadar lemak produk terpilih yaitu kaki naga ikan nila sebesar 0,8%. Kadar
lemak tersebut memenuhi persyaratan yaitu persyaratannya maksimal 15% (BSN,
2013). Kadar lemak yang rendah pada kaki naga ikan nila karena kadar lemak ikan
nila yang rendah yaitu 1,2%. Lemak berfungsi untuk meningkatkan pelatibilitas
atau rasa enak dan lezat pada pangan sehingga dapat memperbaiki cita rasa dan
tekstur pangan (Basuki et al., 2020). Sebaliknya, produk dengan kandungan lemak
yang tinggi dapat mengalami kerusakan dengan cepat jika terkena sinar (Oka,
2018).
Kadar air kaki naga ikan nila sebesar 63,2%. Nilai kadar air tersebut melebihi
batas yang telah ditentukan persyaratan untuk produk kaki naga yaitu maksimal
60% (BSN, 2013). Kadar air kaki naga ikan nila lebih besar dari kaki naga ikan nike
pada penelitian Husain et al., (2020) yaitu berkisar antara 41,64-44,66%. Pangan
yang mempunyai kadar air tinggi dapat mempercepat laju pertumbuhan mikroba
34
dan reaksi enzimatis, sehingga umur simpan dari pangan tersebut relatif cepat
(Basuki et al., 2020).
Abu menggambarkan jumlah mineral kotor namun tidak spesifik
menggambarkan jumlah mineral dalam bahan pangan. Kadar abu kaki naga ikan
nila sebesar 1,7%. Kadar abu kaki naga ikan nila lebih kecil dari kaki naga ikan
nike pada penelitian Husain et al., (2020) yaitu berkisar antara 1,85-2,17%. Kadar
abu kaki naga ikan nila tidak melebihi ambang batas yang dipersyaratkan yaitu
maksimal 2,5% (BSN, 2013).
Hasil kadar karbohidrat kaki naga ikan nila yaitu sebesar 18,9%. Penelitian
(Husain et al., 2020) kadar karbohidrat kaki naga ikan nike lebih besar
dibandingkan kadar kaki naga ikan nila sebesar 30,75%. Kaki naga ikan nila tidak
melebihi batas yang ditetapkan yaitu maksimal 25% (BSN, 2013).
4.3.5 Hasil uji mikrobiologi kaki naga
Kaki naga terpilih diuji secara mikrobiologi untuk mengetahui tingkat
keamanan kaki naga ikan nila. Pengujian yang dilakukan antara lain meliputi angka
lempeng total dan Escherichia coli.
1) Angka lempeng total (ALT)
Angka lempeng total digunakan digunakan sebagai indikator kebusukan
makanan (Akerina, 2016). Tujuan pengujian angka lempeng total yaitu untuk
mengetahui mikroba yang terdapat pada bahan makanan mentah ataupun olahan.
Jumlah angka lempeng total kaki naga ikan nila dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Hasil perhitungan koloni bakteri
Ulangan Pengenceran Blanko Jumlah ALT Standar ALT
10ˉ¹ 10ˉ² 10ˉ³ (koloni/gram) (koloni/gram)
1 113 9 3
1 8,55 x 10² 5 x 10⁴
2 60 9 1
Hasil pengujian angka lempeng total pada kaki naga ikan nila yaitu 8,55 x
10² koloni/gram (perhitungan angka lempeng total dapat dilihat pada Lampiran 11).
Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional (2013) syarat jumlah angka lempeng
total pada kaki naga yaitu sebesar 5x10⁴ koloni/gram. Maka kaki naga ikan nila
memenuhi standar mutu dalam jumlah angka lempeng total yang ditetapkan.
Jumlah koloni yang rendah kemungkinan disebabkan dari proses pengukusan dan
pembekuan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Berdasarkan
ketahanan bakteri terhadap suhu pertumbuhannya, bakteri dikelompokkan
menjadi 3 yaitu bakteri psikrofilik suhu pertumbuhan -5-30°C, mesofilik suhu
pertumbuhan 10-45°C dan thermofilik suhu pertumbuhan 25-80°C. Suhu kaki naga
yang disimpan dalam suhu beku yaitu -18°C menyebabkan pertumbuhan bakteri
psikrofilik, mesofilik dan thermofilik terhambat, hal ini diduga menyebabkan jumlah
total bakteri pada kaki naga memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
35
2) Escherichia coli
Pengujian Eschericia coli digunakan untuk mengindikasikan penerapan
sanitasi dan hygiene selama proses pengolahan makanan. Kontaminasi bakteri
Eschericia coli dapat terjadi melalui tangan dan secara tidak langsung melalui air
yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan (Akerina, 2016). Bahaya
Escherichia coli meliputi gastroenteritis taraf sedang sampai parah, menyebabkan
diare akut yang berlangsung selama kurang lebih 14 hari, dan menyebabkan
sintitis yang merupakan peradangan pada selaput lender organ (Melliawati, 2009).
Selain itu, dapat menginfeksi saluran kemih/kencing (Sutiknowati, 2016).
Pengujian yang dilakukan meliputi uji pendugaan Coliform, uji penegasan
Coliform, uji pendugaan Escherichia coli, uji penegasan Escherichia coli, uji
morfologi, uji biokimia (indol, voges proskauer, sitrat, MR dan VP).
bahwa bakteri dapat memfermentasi laktosa. Tabung positif BGLB dapat dilihat
pada Gambar 21.
Gambar 22 Ec broth
Gambar 25 Indol
Pengujian MR dilakukan dengan mendeteksi bakteri dengan asam
campuran. Pengujian MR dilakukan dengan menambahkan 5 tetes indikator
methyl red pada media MRVP broth. Hasil menunjukkan reaksi positif dengan
warna merah yang terjadi karena bakteri Escherichia coli dapat memfermentasi
glukosa dan media menjadi asam sehingga menurunkan pH menjadi 5,0 atau lebih
rendah sehingga methyl red yang ditambahkan pada media menjadi warna merah
(Saridewi et al., 2017).
39
Gambar 26 MR VP
Uji Sitrat menggunakan media Simmon Citrate Agar digunakan untuk melihat
kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat (Saridewi et al., 2017). Hasil
menunjukkan reaksi positif dengan adanya pertumbuhan dan media berubah
warna dari hijau ke biru. Escherichia coli tidak mampu menggunakan Simmon
Citrate sebagai satu-satunya sumber karbon, sehingga dikatakan mengandung
bakteri Escherichia coli harus menunjukkan uji sitrat yang negatif (Saridewi et al.,
2017). Hasil uji sitrat dapat dilihat pada Gambar 27.
Hasil pengujian dari pengujian pelengkap dan biokimia Eshericia coli pada
media L-EMB, PCA, MR, VP dan Simmon citrate agar dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Hasil pengujian pelengkap dan biokimia Escherichia coli
Uji Pelengkap Uji Biokimia
LEMB PCA I MR VP SCA
+ + - - + +
f. Uji morfologi
Uji morfologi didapatkan dari pewarnaan gram yang dilakukan untuk
membedakan jenis bakteri gram negatif dan gram positif dan melakukan
pengamatan menggunakan mikroskop untuk mengamati morfologi dari bakteri. Uji
morfologi dilakukan dengan membuat preparat dengan meletakan bakteri
tersangka pada kaca preparasi, selanjutnya dilakukan pewarnaan gram yang
diawali dengan hucker’s crystal violet dan dicuci menggunakan air. Dilanjutkan
dengan menaruh larutan gram Iodine dan dicuci dengan air, menggunakan ethanol
95% dan mencuci kembali menggunakan air. Tahap selanjutnya mennggunakan
larutan hucker’s counterstain (safranin) dan dicuci kembali dengan air mengalir.
Tahap terakhir dilakukan pengamatan morfologi menggunakan mikroskop.
Morfologi yang diamati sama dengan morfologi bakteri Escherichia coli
berupa bakteri gram negatif berbentuk batang pendek dan tidak terdapatnya motil.
Bakteri gram negatif hanya memiliki sedikit peptidoglikan dan tidak mengandung
asam pada dinding selnya dan hanya mengandung sejumlah polisakarida
sehingga menyebabkan warna ungu yang larut dan hanya tersimpan warna merah
(Saridewi et al., 2017). Morfologi bakteri dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28 Morfologi
41
Hasil dari interpretasi hasil dari gas pada tabung ltb, indol, Methyl Red
(MR), Voges proskauler,sitrat dan uji morfologi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Interpretasi hasil
Kriteria Hasil Biotipe 1 Biotipe 2
Gas pada tabung LTB + + +
Indol - + -
Methyl Red (MR) - + +
Voges Proskauer (VP) + + +
Sitrat + - +
Uji Morfologi Gram negatif, Gram negatif, Gram negatif,
bentuk batang bentuk batang bentuk batang
pendek pendek tidak pendek tidak
berspora berspora
Berdasarkan Tabel 15 hasil pengujian coliform dan Escherichia coli terhadap
produk kaki naga ikan Nila bahwa produk tersebut hanya mengandung Coliform
7,4 APM/g dan tidak mengandung bakteri Eschericia coli yang dibuktikan dengan
hasil biokimia tidak termaksud dalam biotipe 1 dan biotipe 1 dan morfologi yang
tidak sama dengan ciri bakteri Escherichia coli
Abriana, A., Indrawati, E., Rahman, R., & Mahmud, H. (2021). Produk Olahan Ikan
Bandeng (Bandeng Cabut Duri, Abon Ikan Bandeng dan Bakso Ikan
Bandeng) di Desa Borimasunggu Kabupaten Maros. Jurnal Dinamika
Pengabdian, 6(2), 273–283.
Afrianto dan Liviawaty. (2016). Pengawetan dan Pengolahan Ikan.
Ahmad, M. Y. (2021). Aplikasi Z-Transformation Untuk Pendugaan Musim
Beberapa Jenis Ikan. Agroscience, 5(1), 1–13.
Akerina, F. O. (2016). Analisis Mikroba Ikan Tuna Asap pada beberapa Pasar di
Tobelo, Halmahera Utara. Febrina Olivia Akerina, S.Pi, M.Si *). 1(2),
Prosiding Seminar Nasional KSP2K II. 45–50.
Aliyas, Ndobe, S., & Ya’la, Z. R. (2016). Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Ikan Nila (Oreochromis sp.) yang Dipelihara pada Media Bersalinitas. Jurnal
Sains dan Teknologi Tadulako. 19–27.
Anita. (2014). Proses Pembekuan Blok Headless dari Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei).
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2018). Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Label
Pangan Olahan. Badan Pengawas Obat Dan Makanan, 53, 1689–1699.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Ikan bandeng (Chanos chanos, Forskal) –
Bagian 1: Induk ICS. Ikan Bandeng (Chanos Chanos, Forskal) – Bagian 1:
Induk ICS, 1–6.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Ikan Segar. Badan Standarisasi Nasional,
1–15.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Kaki Naga Ikan. Standar Nasional
Indonesia, 1–12.
Badan Standarisasi Nasional. (2015). SNI-2332.3 Penentuan Angka Lempeng
Total (ALT) pada Produk Perikanan. Badan Standardisasi Nasional: Jakarta,
11.
Badan Standarisasi Nasional. (2006). Cara uji mikrobiologi - Bagian 1 : Penentuan
coliform dan Escherichia coli pada produk perikanan. SNI 01-2332.1-2006
Badan Standarisasi Nasional. (2006). Cara uji mikrobiologi-Bagian 3 : Penentuan
angka lempeng total ( ALT ) pada produk perikanan. SNI 01-2332.3-2006
Badan Standarisasi Nasional. (2006). Petunjuk pengujian organoleptik dan atau
sensori 67.240. SNI 01-2346-2006
Basuki, E., Widyastuti, S., Prarudiyanto, A., Saloko, S., Cicilia, S., & Amaro, M.
(2020). Review buku kimia pangan (Issue October).
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Bahan Tambahan Pangan (Food
Additive).
Dewatisari, W. F., Rumiyanti, L., & Rakhmawati, I. (2018). Rendemen dan Skrining
Fitokimia pada Ekstrak Daun Sanseviera sp. Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan, 17(3), 197.
44
LAMPIRAN
Lampiran 1 (lanjutan)
Rata-
Panelis Mata Insang Lendir Daging Bau Tekstur
Rata
Aji 8 7 7 7 7 7 7,17
Claudi 7 7 7 7 8 7 7,17
Melur 7 7 8 7 7 5 6,83
Dela 7 7 8 8 8 7 7,50
Naufal 7 9 7 8 6 7 7,33
Rigan 8 7 6 7 8 6 7,00
Jumlah 44 44 43 44 44 39 43,00
Rata-
7,17
Rata
̅ = 7,17
×
2
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )²
𝑆 =
𝑛
(7,17−7,17)2 +(7,17−7,17)2 +(6,83−7,17)2 +(7,50−7,17)2 +(7,33−7,17)2 +(7,00−7,17)2
= 6
0 + 0 + 0,1156 + 0,1089 + 0,0256 + 0,0238
=
6
0,2739
= = 0,04565
6
𝑆 = √0,04565 = 0,2137
𝑠 𝑠
𝑃 = (𝑥̅ − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ (𝑥̅ + (1,96. )) =
̃ 95%
√𝑛 √𝑛
0,21 0,21
𝑃 = ( 7,17 − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ ( 7,17 + (1,96. ))
√6 √6
𝑃 = (7,17 − 0,17) ≤ 𝜇 ≤ (7,17 + 0,17)
𝑃 = 7,00 ≤ 𝜇 ≤ 7,34
Rata-
Panelis Mata Insang Lendir Daging Bau Tekstur
Rata
Aji 8 8 8 7 9 7 7,83
Claudi 7 9 8 8 8 7 7,83
Melur 8 8 8 8 9 8 8,17
Dela 8 7 8 8 8 7 7,67
Naufal 7 8 7 6 8 8 7,33
Rigan 8 7 6 6 7 7 6,83
Jumlah 46 47 45 43 49 44 45,67
Rata-
7,61
Rata
̅ = 7,61
×
2
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )²
𝑆 =
𝑛
(7,83−7,17)2 +(7,83−7,17)2 +(8,17−7,17)2 +(7,67−7,17)2 +(7,33−7,17)2 +(6,83−7,17)2
= 6
0,0484 + 0,0484 + 0,3136 + 0,0036 + 0,0784 + 0,6084
= 6
1,1004
= 6 = 0,1835
𝑆 = √0,1835 = 0,4284
𝑠 𝑠
𝑃 = (𝑥̅ − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ (𝑥̅ + (1,96. )) =
̃ 95%
√𝑛 √𝑛
0,42 0,42
𝑃 = ( 7,61 − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ ( 7,61 + (1,96. ))
√6 √6
𝑃 = (7,61 − 0,34) ≤ 𝜇 ≤ (7,61 + 0,34)
𝑃 = 7,27 ≤ 𝜇 ≤ 7,95
Rata-
Panelis Mata Insang Lendir Daging Bau Tekstur
Rata
Aji 7 7 8 8 7 7 7,33
Claudi 7 8 8 7 7 7 7,33
Melur 7 7 7 7 7 7 7,00
Dela 5 7 8 8 8 7 7,17
Naufal 7 7 7 8 7 7 7,17
Rigan 8 7 6 7 7 7 7,00
Jumlah 41 43 44 45 43 42 43,00
Rata-
7,17
Rata
̅ = 7,17
×
2
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )²
𝑆 =
𝑛
(7,33−7,17)2 +(7,33−7,17)2 +(7,00−7,17)2 +(7,17−7,17)2 +(7,17−7,17)2 +(7,00−7,17)2
= 6
0,0256 + 0,0256 + 0,0289 + 0 + 0 + 0,0289
=
6
0,109
= = 0,01817
6
𝑆 = √0,01817 = 0,1348
𝑠 𝑠
𝑃 = (𝑥̅ − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ (𝑥̅ + (1,96. )) =
̃ 95%
√𝑛 √𝑛
0,13 0,13
𝑃 = ( 7,17 − (1,96. )) ≤ 𝜇 ≤ ( 7,17 + (1,96. ))
√6 √6
𝑃 = (7,17 − 0,104) ≤ 𝜇 ≤ (7,17 + 0,104)
𝑃 = 6,90 ≤ 𝜇 ≤ 7,27
Bahan Baku Berat Awal (kg) Berat Akhir (kg) Rendemen (%)
Ikan bandeng
𝐵𝑒𝑎𝑟𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%
1,04
= 2,06 𝑥100%
= 49,51%
Ikan nila
𝐵𝑒𝑎𝑟𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
R𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%
1,08
= 𝑥100%
2,22
= 49,51%
Ikan cakalang
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
Rendemen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑥100%
1,33
= 2,82 𝑥100%
= 47,16%
54
Nama:……………………… Tanggal:……………………….
Beri tanda √ pada nilai yang disukai dari contoh yang disajikan
Sangat suka 5
Suka 4
Netral 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
(Sumber: (BSN, 2006)
55
1) Kadar TVB
1) Ikan Bandeng
Ulangan 1
Vc = 0,12
Vb = 0,08
14,007 = Berat atom Nitrogen
100 = Pengenceran
(𝑉𝑐−𝑉𝑏)×𝑁.𝐻𝐶𝐿×14,007×40
mg-N/100g = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔𝑟)
× 100
(0,12−0,08) 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥40
= 𝑥 100
10,004
0,448
= 𝑥 100
10,004
= 4,48 mg-N/100g
Ulangan 2
Vc = 0,1
Vb = 0,08
14,007 = Berat atom Nitrogen
100 = Pengenceran
(𝑉𝑐−𝑉𝑏)×𝑁.𝐻𝐶𝐿×14,007×40
mg-N/100g = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔𝑟)
× 100
(0,1−0,08) 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥40
= 10,004
𝑥 100
0,224
= 𝑥 100
10,004
= 2,24 mg-N/100g
4,48+2,24
Rata-rata TVB = = 3,36 mg-N/100g
2
Jadi kadar TVB ikan Bandeng adalah 3,4 mg-N/100g (Ikan sangat segar)
2) Ikan Nila
Ulangan 1
Vc = 0,24
Vb = 0,08
14,007 = Berat atom Nitrogen
100 = Pengenceran
57
(𝑉𝑐−𝑉𝑏)×𝑁.𝐻𝐶𝐿×14,007×40
mg-N/100g = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔𝑟)
× 100
(0,24−0,08) 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥40
= 10,002
𝑥 100
1,792
= 10,002 𝑥 100
= 17,92 mg-N/100g
Ulangan 2
Vc = 0,12
Vb = 0,08
14,007 = Berat atom Nitrogen
100 = Pengenceran
(𝑉𝑐−𝑉𝑏)×𝑁.𝐻𝐶𝐿×14,007×40
mg-N/100g = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔𝑟)
× 100
(0,12−0,08) 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥40
= 𝑥 100
10,002
0,448
= 𝑥 100
10,002
= 4,48 mg-N/100g
17,92 + 4,48
Rata-rata TVB= 2
= 11,2 mg-N/100g
Jadi kadar TVB ikan Nila adalah 11,2 mg-N/100g (ikan segar)
3) Ikan Cakalang
Ulangan 1
Vc = 0,18
Vb = 0
N = 002
100 = Pengenceran
14,007 = Berat Nitrogen
(𝑉𝑐−𝑉𝑏)×𝑁.𝐻𝐶𝐿×14,007×40
mg-N/100g = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔𝑟)
× 100
(0,18−0) 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥40
= 10,03
𝑥 100
2,017
= 10,03
𝑥 100
= 20,1 mg-N/100g
Ulangan 2
Vc = 0,2
Vb =0
N = 0,02
14,007 = Berat Nitrogen
100 = Pengenceran
(𝑉𝑐−𝑉𝑏)×𝑁.𝐻𝐶𝐿×14,007×40
mg-N/100g = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔𝑟)
× 100
(0,2−0) 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥40
= 10,00
𝑥 100
58
2,242
= 10,00 𝑥 100
= 22,4
20,1+22,4
Rata-Rata TVB = 2
= 21,3 𝑚𝑔 − 𝑁/100𝑔
Jadi kadar TVB ikan Cakalang yaitu 21,3 mg-N/100g (ikan layak konsumsi)
2) Kadar Protein
N.HCl = (20 x N.Boraks)/V_HCl
= (20 x 0,1)/23,3
= 0,085
a. Ikan Bandeng
Ulangan 1
Berat contoh = 1,414 g
Vts = 59,9
Vtb = 0,5
N = 0,085
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝑥100%
𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
(59,9−0,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 1,414 𝑥 1000
𝑥 100%
441,819
= 1414
𝑥 100%
= 31,2%
Ulangan 2
Berat contoh = 1,081 g
Vts = 51,4
Vtb = 0,5
N = 0,085
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
𝑥100%
(51,4−0,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 1,081 𝑥 1000
𝑥 100%
378,596
= 1081
𝑥 100%
= 35%
31,2+35
Rata-rata kadar protein = 2
= 33,1%
Jadi, kadar protein yang didaptkan dari ikan Bandeng yaitu 33,15
59
b. Ikan Nila
Ulangan 1
Berat contoh = 1,35 g
Vts = 47
Vtb = 0,5
N = 0,085
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝑥100%
𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
(47−0,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 1,35 𝑥 1000
𝑥 100%
346,017
= 1350
𝑥 100%
= 25,6%
Ulangan 2
Berat contoh = 1,16 g
Vts = 38
Vtb = 0,5
N = 0,085
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑏)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
𝑥100%
(38−0,5)𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 𝑥 100%
𝑥 1000
278,926
= 1160
𝑥 100%
= 24%
25,6+24
Rata-rata = 2
= 24,8%
Jadi kadar protein ikan Nila yaitu 24,8%
c. Ikan Cakalang
Ulangan 1
Berat contoh = 1,03 g
Vts = 30
Vtb = 2,5
N = 0,085
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
𝑥100%
(30−2,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 1,03 𝑥 1000
𝑥 100%
204,54
= 1030
𝑥 100%
60
= 19,8%
Ulangan 2
Berat contoh = 1,02 g
Vts = 29,2
Vtb = 2,5
N = 0,085
14,007 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝑥100%
𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
(29,2−2,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 1,02 𝑥 1000
𝑥 100%
198,595
= 1020
𝑥 100%
= 19,4%
19,8+19,4
Rata-rata = 2
= 19,6%
Jadi kadar protein ikan Cakalang yaitu 19,6%
3) Kadar Lemak
a. Ikan Nila
Ulangan 1
B = 22,156 gram
A = 22,124 gram
X = 2,059 gram
(𝐵−𝐴)
Kadar Lemak (%) = × 100%
𝑋
22,156−22,124
= 2,059
𝑥100%
= 1,55 %
Ulangan 2
B = 21,987 gram
A = 21,969 gram
X = 2,038 gram
(𝐵−𝐴)
Kadar Lemak (%) = 𝑋
× 100%
21,987−21,969
= 𝑥100%
2,038
= 0,88%
1,55+0,88
Rata-rata = 𝑥100 = 1,22%
2
Jadi kadar lemak ikan Nila yaitu 1,22%
b. Ikan Cakalang
Ulangan 1
B = 22,985 gram
A = 22,959 gram
61
X = 2,019 gram
(𝐵−𝐴)
Kadar Lemak (%) = 𝑋
× 100%
22,985−22,959
= 𝑥100%
2,019
= 1,28%
Ulangan 2
B = 22,520 gram
A = 22,509 gram
X = 2,066 gram
(𝐵−𝐴)
Kadar Lemak (%) = 𝑋
× 100%
22,520−22,509
= 2,066
𝑥100%
= 0,53 %
62
1) Kadar Protein
Kadar Kimia (%)
Kode
Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata
231 15,92 14,9 15,41
Ulangan 1
Vts = 25,2
Vtb = 2,5
N = 0,085
14,001 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
𝑥100%
(25,2−2,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 𝑥 100%
1,06 𝑥 1000
168,92
= 𝑥 100%
1,060
= 15,92%
Ulangan 2
Vts = 23,4
Vtb = 2,5
N = 0,085
14,001 = Berat atom N
6,25 = Faktor konfersi
(𝑉𝑡𝑠−𝑉𝑡𝑣)𝑁.𝐻𝐶𝑙 𝑥 6,25𝑥14,007
Kadar Protein = 𝑥100%
𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥1000
(23,4−2,5) 𝑥 0,085 𝑥 6,25 𝑥 14,007
= 1,04 𝑥 1000
𝑥 100%
155,455
= 𝑥 100%
1040
= 14,9%
15,92+14,95
Rata-rata protein = = 15,41%
2
Jadi kadar protein kaki naga ikan Nila yaitu 15,41% (memenuhi standar)
2) Kadar Lemak
Kadar Kimia (%)
Kode
Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata
231 0,97 0,67 0,82
63
Ulangan 1
(𝐵−𝐴)
Kadar lemak = 𝑥 100%
𝑋
22,981−22,961
= 2,060
𝑥 100%
= 0,97%
Ulangan 2
(𝐵−𝐴)
Kadar lemak = 𝑋
𝑥 100%
22,538−22,524
= 𝑥 100%
2,069
= 0,67%
0,97+0,67
Rata-rata = 2
= 0,82%
Jadi kadar lemak kaki naga ikan Nila yaitu 0,82%
3) Kadar Abu
Kadar Kimia (%)
Kode
Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata
231 1,45 1,98 1,72
Ulangan 1
(𝐵−𝐴)
Kadar abu = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
23,33−23,29
= 2,07
𝑥 100%
= 1,45%
Ulangan 2
(𝐵−𝐴)
Kadar abu = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑥 100%
26,64−26,60
= 2,02
𝑥 100%
= 1,98%
1,45+1,98
Rata-rata kadar Abu = 2
= 1,72%
Jadi kadar abu kaki naga ikan Nila yaitu 1,72%
4) Kadar Air
Kadar Kimia (%)
Kode Ulangan Ulangan
Rata-Rata
1 2
231 63,7 62,7 63,2
Ulangan 1
Berat contoh : 2,04
Berat Cawan (A) : 7,96
Berat cawan + contoh awal (B) : 9,98
Berat cawan + contoh kering (C) : 8,68
64
𝐵−𝐶
Kadar air = 𝐵−𝐴 × 100%
9,98−8,68
= 9,98−7,94 𝑥 100%
1,3
= 𝑥 100%
2,04
= 0,637 x 100%
= 63,7%
Ulangan 2
Berat contoh : 2,01
Berat Cawan (A) : 8,09
Berat cawan + contoh awal (B) : 10,1
Berat cawan + contoh kering (C) : 8,84
𝐵−𝐶
Kadar air = 𝐵−𝐴 × 100%
10,1−8,84
= 10,1−8,09 𝑥 100%
1,26
= 2,01 𝑥 100%
= 0,627 x 100%
= 62,7%
5) Kadar Karbohidrat
Kadar Kimia (%)
Kode
Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata
231 17,96 19,75 18,86
Ulangan 1
Karbohidrat = 100% - (Kadar air+kadar abu+kadar protein+kadar lemak)
= 100% - (63,7 + 1,45 + 15,92 + 0,97)
= 100% - 82,04%
= 17,96%
Ulangan 2
Karbohidrat = 100% - (Kadar air+kadar abu+kadar protein+kadar lemak)
= 100% - (62,7 + 1,98 + 14,9 + 0,67)
= 100% - 80,25%
= 19,75%
17,96+19,75
Rata-rata = 2
= 18,86%
65
Lampiran 11. Data hasil pengujian angka lempeng total kaki naga
Pengenceran Blanko
Ulangan
10ˉ¹ 10ˉ² 10ˉ³
1 113 9 3
1
2 60 9 1
Penyelesaian
Σ𝐶
N = [(1 𝑥 𝑛
1)+(0,1 𝑥 𝑛1 )] 𝑥 (𝑑)
(113−1)+(60−1)
= (1𝑥2) 𝑥 10−1
112+59
= 2
𝑥 101
171
= 2
𝑥 101
1
= 85,5 x 10
= 8,55 x 102 koloni/gram
Jadi jumlah koloni kaki naga ikan Nila yaitu 8,55 x 102 koloni/gram (memenuhi
standar)
67