PROPOSAL
Oleh :
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
NIT : 21.3.02.030
Menyetujui
Mengetahui,
Ketua Program Studi TBP
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapang (PKL) ini tepat pada
waktunya.
Penyusunan Proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak I Gusti Putu Gede Rumayasa Yudana, S.Pi, M.P, selaku Direktur
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang
(PKL) ini.
2. Ibu Lusiana BR. Ritonga, M.P, selaku ketua Program Studi Teknik Budidaya
Perikanan sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah merencanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapang I (PKL) .
3. Bapak Ir. Moch. Hery Edy., M.S selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan pembimbingan dalam penyusunan Proposal
Praktik Kerja Lapang I (PKL) ini.
4. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih ada kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya proposal ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.5.1 Persiapan Media Pemeliharaan Larva ............................................... 13
2.5.2 Pengelolaan Pakan ............................................................................ 13
2.5.3 Pengelolaan Kualitas Air .................................................................... 14
2.6 Pendederan.............................................................................................. 14
2.6.1 Persiapan Kolam Pendederan ........................................................... 14
2.6.2 Pengelolaan KualItas Air .................................................................... 15
2.6.3. Pengelolaan Pakan ........................................................................... 15
2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Pembenihan Ikan Gurami ......... 15
2.8 Panen....................................................................................................... 17
III. METODOLOGI........................................................................................ 19
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.............................................................. 19
3.2 Metode Praktik ......................................................................................... 19
3.3 Sumber Data ............................................................................................ 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 20
3.5 Teknik Pengelolaan .................................................................................. 20
3.6 Teknik Analisa Data ................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
LAMPIRAN........................................................................................................ 26
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
I. PENDAHULUAN
memiliki suhu yang cenderung hangat, hal ini menjadi salah satu faktor ikan yang
hidup diperairan Indonesia tidak akan pernah habis (Sari et al., 2019).
yang menyebar dibeberapa perairan Indonesia seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan
Kalimantan (Kristina dan Sulawanti, 2015). Ikan gurami memiliki prospek budidaya
penggunaan sumberdaya untuk budidaya ikan gurami cukup hemat, baik dari segi
Dilihat dari segi bisnis usaha budidaya ikan gurami sangat menguntungkan
dibandingkan ikan air tawar lainnya, ini dikarenakan ikan gurami memiliki harga
yang lebih mahal dan lebih stabil di pasaran. Sejalan dengan pengembangan
budidaya ikan gurami yang semakin luas, maka kebutuhan akan induk dan benih
juga semakin meningkat. Dengan pembenihan yang baik dan benar, maka dapat
benih ikan gurami, namun terdapat persoalan lain yang dapat menghambat
1
tersedianya benih ikan gurami. Seperti terbatasnya sumberdaya manusia,
pembudidaya yang kurang memahami sifat dan karakter ikan gurami, yang
Budidaya Pandaan Kabupaten Pasuran Provinsi Jawa Timur sebagai tempat PKL
1 dikarenakan pada instalasi tersebut dilakukan usaha pembenihan ikan dan salah
satu komoditasnya adalah ikan gurami yang mana komoditas tersebut sesuai
1.2.1 Maksud
Maksud dari pelaksaan Praktik Kerja Lapang (PKL) I ini adalah untuk
Pasuruan.
1.2.2 Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Labyrinthici, yaitu bangsa ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yaitu
labirin. Berupa selaput tambahan dengan bentuk seperti tonjolan pada tepi atas
lapisan insang pertama, sehingga dapat mengambil oksigen langsung dari udara,
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Family : Anabantidae
Genus : Osphronemus
3
2.1.2 Morfologi
Ikan gurami umumnya memiliki ukuran tubuh yang relatif panjang, dengan
bentuk tubuh yang pipih sehingga terlihat lebar dan tinggi. Seluruh permukaan
tubuh ikan gurami ditutupi oleh sisik-sisik yang besar, kasar dan kuat. Pada tubuh
bagian bawah ikan gurami terdapat sirip perut yang memiliki jari-jari, dimana jari-
jari tersebut memiliki fungsi sebagai alat peraba (Surianti, 2022). Selain sirip perut,
ikan gurami memiliki sirip punggung (dorsal) dengan jumlah duri sebanyak 12-13.
Pada ikan gurami terdapat 8 buah garis tegak yang dimiliki oleh ikan gurami
muda, namun garis tersebut akan hilang setelah ikan gurami dewasa. Bintik gelap
dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh
diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam ( Saparinto,
2008)
Ikan gurami muda memiliki bentuk kepala yang lancip atau terkesan
meruncing pada bagian depannya namun, bentuk tersebut akan berubah agak-
agak bulat saat ikan gurami tumbuh menjadi ikan gurami dewasa (Surianti, 2022).
Pada bagian kepala ikan gurami jantan yang sudah tua memiliki tonjolan seperti
cula dengan garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus (Mahyudin, 2009).
4
2.1.3 Habitat dan Kebiasaan Makan
subtropis, di alam ikan gurami dapat hidup di sungai-sungai atau rawa air tawar
gurami dapat hidup di air yang sedikit asin, namun meskipun ikan gurami memiliki
daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, gurami lebih cocok hidup
dilingkungan air tawar dengan suhu optimal berkisar 24-28˚C, kandungan oksigen
Gurami termasuk ikan pemakan segala atau omnivora. Larva gurami yang
masih kecil akan memakan binatang renik seperti rotifera, infusoria, moina dan
daphnia, namun benih gurami akan lebih menyenangi larva serangga seperti
crustaceae, zooplankton, dan cacing sutra. Setelah besar ikan gurami akan
cenderung bersifat herbivora yang akan lebih condong untuk memakan daun-
pada musim. Kematangan kelamin biasanya dicapai ketika gurami berumur 2-3
tahun. Biasanya gurami ini sebelum induk betina bertelur induk jantan akan
membuat sarang terlebih dahulu yang akan digunakan untuk meletakkan telur.
Setelah induk betina meletakkan telur kedalam sarang, indukan jantan akan
membuahi telur tersebut dan juga indukan jantan akan menjaga telur hingga
menetas. Telur akan menetas umumnya setalah 5 hari. Setelah perkawinan, induk
betina akan menjaga keturunannya.. telur yang menetas akan menghasilkan larva
5
2.1.5 Reproduksi Ikan Gurami
eksternal. Ikan jantan dan betina akan mendekat satu sama lain, kemudian ikan
betina akan mengeluarkan telur dan selanjutnya ikan jantan akan mengeluarkan
spermanya sehingga telur dan sperma akan menyatu di dalam air. Cara
dahulu mana indukan jantan dan mana indukan betina. Menurut Sulhi (2010),
perbedaan indukan jantan dan indukan betina dapat dilihat pada Tabel 1.
6
Menurut Mahyuddin (2009), indukan yang unggul dan berkualitas memiliki ciri-
d. Memiliki sususan sisik yang rapih,teratur,lincah dan mengkilap, serta tidak ada
luka.
e. Umur yang produktif untuk induk betina usia 4-10 tahun dan untuk induk jantan
3-7 tahun.
f. Berat induk betina 2kg/ekor dan untuk induk jantan harus lebih besar beratnya
perut dekat anus lancip. Gerakkannya lincah dan memiliki warna tubuh yang
gelap.
untuk menetralkan pH tanah serta membunuh pathogen didalam kolam dan yang
Kolam pemeliharaan induk dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok,
tetapi yang perlu diperhatikan bagian dasar kolam harus tetap tanah. Karena
sebaiknya dilapisi dengan anyaman bamboo, hal ini diperuntukkan agar dinding
7
pematang kolam tidak mudah rusak, longsor, bocor, dan aman dari predator. Pada
kolam induk harus ada saluran atau pintu untuk keluar masuknya air, yang
Selain itu air yang akan digunakan diusahakan jernih, tenang dan mengalir
(Mahyuddin, 2009).
Induk gurami harus diberikan pakan yang bermutu baik. Pakan yang dapat
diberikan terdiri dari 2 jenis pakan yaitu, pakan buatan yang berupa pellet dan
diberikan sebanyak 8% dari total berat badan dan pakan pellet dapat diberikan
sebanyak 1% dari berat total tubuh ikan. Pellet yang baik diberikan dengan jumlah
Pakan tumbuhan yang dapat diberikan kepada ikan gurami dapat berupa
daun talas. Frekuensi pemberiannya dapat dilakukan dua hari sekali secara ad-
libitum. Daun talas mengandung protein sebanyak 32% yang bermanfaat untuk
lingkungan yang optimal bagi ikan agar tetap bisa hidup dan tumbuh maksimal
(Mahyuddin, 2009). Parameter kualitas air yang optimal untuk pemeliharaan ikan
gurami yaitu, suhu berkisar 25-30˚C, kisaran pH 6,5-8,5 (BSNI 2000), sedangkan
untuk kandungan oksigen terlarut yaitu 4-6 mg/L (Sitanggang dan Sarwono 2007).
8
meliputi pembersihan kolam, pengeringan kolam yang dilakukan selaman 2-3 hari,
yang bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang ada pada kolam,
pengapuran kolam dengan dosis 50-200 gr/m2 agar tidak dijadikan tempat
persembunyian hama, lalu dilakukan pemupukan pada kolam dengan dosis 250-
500 gr/m2 dan yang terakhir dilakukan pengisian kolam dengan ketinggian air 80-
90 cm karena habitat alami ikan gurami adalah dirawa dan menyukai air tenang
(Sulhi, 2010).
Dalam proses pemijahan kualitas air yang optimal digunakan adalah pada
suhu 25-30, dengan nilai pH 6,5-8,0, laju pergantian airnya 10%-15% per hari,
Sulhi et al. (2012) menyatakan bahwa tidak semua induk yang akan
dipijahkan sudah siap pijah dalam waktu bersamaan. Oleh karena itu, sebelum
diakukan pemijahan dilakukam seleksi induk terlebih dahulu, seleksi induk ini
dilakukan agar dapat diketahui induk mana yang telah siap untuk dipijahkan.
pemijahan. Penebaran induk ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 08:00
9
(Iskandar, 2022). Padat tebar pada kolam pemeliharaan induk ikan gurami adalah
dilakukan dengan memegang bagian kepala dan ekor induk secara terbalik, hal
ini dilakukan bertujuan agar induk merasa nyaman dan tidak agresif. Induk
dimasukkan kedalam kolam dengan posisi terbalik dan secara hati-hati, kemudian
dibandingkan induk betina. perbandingan induk jantan dan betina yaitu 1:3 dengan
1 jantan dan 3 betina (Andriani, 2020). Dalam pemijahan induk gurami akan
induk betina untuk memikatnya. Setelah itu induk betina akan mengeluarkan telur-
telurnya di sarang yang telah dibuat agar dibuahi oleh induk jantan (Sunaryo,
2005). Dalam keadaan normal pemijahan akan terjadi selama dua hari hingga telur
induk betina habis dikeluarkan. Sarang akan ditutupi oleh induk jantan ketika induk
sarang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam
air, untuk membantu proses penetasan telur dalam sarang (Iskandar, 2022).
10
2.4 Penetasan Telur
ember, baskom, paso, dan kolam/bak. Sebelum telur dimasukkan kedalam media
adalah prosesnya :
1. Pencucian
atau bahan beracun dan berbaya lainnya. Pencucian dapat dilakukan dengan
2. Pengisian Air
air sumur dapat diendapkan terlebih dahulu selama 2 hari. Jika menggunakan
air PAM maka dapat dilakukan pengendapan selama 4 hari, air PAM yang
kolam pemijahan, kolam penetasan, sawah, paso, dan juga baskom. Berikut
metode penetasan telur pada jenis-jenis wadah yang berbeda (Jangkaru, 2007) :
11
dikarenakan induk akan dibutuhkan untuk menjaga dan merawat telur serta
larva.
dasar kolam dengan kerikil-kerikil halus yang bertujuan agar telur, larva
dan benih tidak terbungkus oleh lumpur. Setelah itu dapat dilanjutkan
diangkat 2-4 hari setelah proses pemijahan. Setelah 3 hari kemudian telur-
amat memadai.
Media penetasan yang dapat digunakan yaitu berupa baskom plastik, fiber,
karet, maupun papan. Untuk penetasan pada skala industri baskom yang
digunakan bisa di beri naungan. Jenis naungan yang bisa digunakan dapat
perairan. Telur akan cepat menetas jika berada pada suhu yang tinggi. Jika dalam
keadaan suhu yang tinggi, proses metabolisme akan terjadi lebih cepat sehingga
perkembangan embrio dalam cangkang akan lebih intensif dan penetasan terjadi
12
2.5 Pemeliharaan Larva
ikan, termasuk ikan gurami. Karena pada fase larva ini sangat sensitif terhadap
lingkungan dan pakan yang tidak sesuai. Pada fase larva ini pula biasanya terjadi
tingkat mortalitas yang paling tinggi dibandingkan pada tahap penetasan telur,
menggunakan wadah berupa akuarium, ember, paso dan bak. Selain itu
diruang terbuka ini sangat sulit dilakukan hal ini dikarenakan faktor pengaruh
cuaca, suhu, hujan, hama dan penyakit sangat sulit untuk dikendalikan, sehingga
dengan ketinggian 30-40 cm. Harus diupayakan untuk menjaga agar suhu stabil
pada 27-30 º C. Perlu juga digunakan aerator atau blower untuk menyuplai oksigen
kedalam kolam. Aerasi juga harus diatur tekanannya dengan memasang batu
aerasi pada ujung selang aerator karena larva masih sangat lemah.
Telur akan menetas menjadi larva selama 30-36 jam, telur yang menetas
akan menghasilkan larva yang masih memiliki kuning telur (Sari et al., 2019). Larva
yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena memiliki cadangan makanan
berupa kuning telur yang akan habis dalam waktu 10 hari (Lucas, 2015).
Setelah kuning telur habis, larva ikan dapat diberikan pakan alami berupa
cacing sutra. Cacing sutera sangat baik diberikan bagi pertumbuhan ikan air tawar,
13
termasuk benih ikan gurami post larva karena cacing sutera memiliki kandungan
protein yang tinggi, selain itu cacing sutera juga mudah dicerna. Cacing sutera
2015). Frekuensi pemberian pakan alami dapat diberikan sekali dalam sehari
dengan dosis satu wadah pakan penuh yaitu 47 gram (Sari et al., 2019)
Menurut Kordi (2014), selain sumber air dan kuantitas (jumlah) air yang
memadai, air yang digunakan untuk pemeliharaan larva ikan gurami harus
memenuhi kebutuhan optimal larva. Berikut persyaratan kualitas air yang optimal
2.6 Pendederan
Larva ikan gurami yang telah berumur 9-10 hari, yang sudah habis kuning
melakukan pembersihan dengan menyikat dinding kolam dan dasar kolam agar
14
2.6.2 Pengelolaan KualItas Air
mengukur suhu dan pH pada kolam pemeliharaan. Menurut SNI (2000) kualitas
air yang ideal pada kolam pendederan yaitu, suhu 25-30 º C, pH 6,5-8,5, ketinggian
40-60 cm, kecerahan >30 cm, debit air 0,4 liter/detik - 0,7 liter/detik untuk lahan
500 m2. Untuk menjaga kualitas air dapat dilakukan penyiponan setiap 3 hari
sekali.
pakan alami berupa cacing sutra yang dicacah terlebih dahulu hingga berukuran
sangat kecil. Cacing sutra dipilih sebagai pakan alami, dikarenakan mudah
dikuonsumsi sehingga larva ikan gurami dapat mencerna dengan cepat, selain itu
cacing sutra praktis untuk digunakan. Pemberian pakan dilakukan ketika kuning
telur telah habis, dan metode pemberiannya dapat dilakukan secara adlibitum atau
a. Hama
dapat berupa persaingan ruang hidup, pakan, atau oksigen. Hama memiliki
ukuran yang bervarietas ada yang lebih kecil dan ada yang lebih besar dari
gurami
1. Ular merupakan hama yang sangat senang menyerang ikan gurami pada
fase benih, dan juga menyerang ikan gurami yang ukurannya masih kecil.
15
Cara penanggulangannya adalah dengan memasang jebakan untuk
2016).
memakan benih ikan gurami yang memiliki warna tubuh terang, seperti
yang sasaran serangannya pada telur dan larva ikan gurami, apabila telur
atau larva telah terserang hama ini, maka gurami akan rentan terinfeksi
oleh jamur. Hama ini membunuh mangsanya dengan cara menusuk ikan,
lalu mengisap cairan tubuh ikan. Cara penganggulangan hama ini yaitu
b. Penyakit
Penyakit ikan adalah penyebab keadaan tidak normal pada ikan atau
(Rahmaningsih, 2016).
parasiter dan penyakit non parasiter. Penyakit parasiter adalah penyakit yang
mikroorganisme lainnya.
Berikut adalah penyakit yang sering dialami pada saat pembenihan ikan
gurami .
16
1. Penyakit bercak putih merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kolam.
dan system syaraf. Ciri ikan yang terinfeksi penyakit ini adalah, ekor ikan
insangnya.
biasanya menyerang benih ikan gurami. Ciri ciri benih yang terserang
penyakit ini adalah nafsu makan menurun, gerakan tidak agresif, benih
(Iskandar, 2022)
2.8 Panen
rendah umumnya pada pagi dan sore. Hal ini dilakukan untuk menghindari stress
pada ikan.
17
seser, penangkapan benih dilakukan pada bagian hilir hingga habis, selanjutnya
kebagian hulu sampai depan pipa prmasukkan air. Pemanenan dengan cara ini
bertujuan agar benih ikan yang berada di bagian hilir tidak stress/mabuk (Setyani,
2021).
18
III. METODOLOGI
dengan 3 Juni 2023. Adapun tempat yang akan digunakan dalam pelaksanaan
Teknik pengambilan data pada Praktik Kerja Lapang I (PKL I) ini dilakukan
untuk mendapatkan informasi dalam upaya mencapai tujuan. Terdapat dua teknik
a. Data primer
(2013), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
b. Data sekunder
seperti buku dan bacaan lain, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
19
(Puspita, 2013). Pada kegiatan Praktik Kerja Lapang I (PKL I) ini setelah dilakukan
pengumpulan data primer, data yang didapatkan akan dianalisis atau dikaji lebih
lanjut memanfaatkan acuan literatur yang ada, seperti buku, jurnal, situs internet
dilakukan dengan :
a. Observasi Partisipan
b. Wawancara
c. Partisipasi Aktif
Dalam Praktik Kerja Lapang I (PKL 1) data yang diperoleh akan diolah
dengan cara :
a. Editing
Menurut Hamdi (2014), sebelum data diolah data yang terkumpul akan
dilakukan pengeditan terlebih dahulu, dengan kata lain data atau keterangan yang
telah dikumpulkan seperti daftar pertanyaan, ataupun hasil dari interview guide
20
perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika dirasa masih terdapat hal-hal yang
masih meragukan.
b. Tabulating
kasus dalam berbagai kategori (Hamdi, 2014). Tabel data yang akan dibuat yaitu
tabel berat induk ikan gurami jantan dan betina, contoh tabel dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Teknik analisa data dilakukan setelah editing dan tabulating. Tujuan dari
Penggunaan analisa data ini adalah analisa deskriptif yaitu memberikan fakta
dan Achmadi, 2001). Analisa data terhadap pertumbuhan ikan gurami adalah
sebagai berikut :
1. Fekunditas
Effendie (1997) :
𝑊𝑡−𝑊𝑠
F= 𝑊𝑡𝑜𝑡
x 100%
Keterangan :
F = fekunditas (butir)
21
Untuk menghitung fertilization rate dapat menggunakan rumus
Keterangan :
FR = fertilization rate
et al. (2001)
∑𝑇𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠
HR = x 100%
∑𝑇𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
hidupan suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dari awal ikan tebar
Keterangan :
22
DAFTAR PUSTAKA
Anna, L.Y. 2015. Mekanisme Hormon Reproduksi Dan Tingkah Laku Pemijahan
Pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Tugas Paper Biologi
Perikanan. Universitas Gajah Mada.
Bachtiar, Y. 2019. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis Ikan Gurami . PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Badan Estándar Nasional Indonesia (BSNI). 2000. Produksi Benih Ikan Gurame
(Osphronemus gouramy, Lac) Kelas Benih Sebar. Estándar Nasional
Indonesia. 01-6485.3-2000 : 1-7.
Effendie, M.I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 111.
Ghofur, M., M. Sugihartono, dan J. Arfah. 2016. Uji Efektifitas Ekstrak Kunyit
(Curcuma domestical) Terhadap Daya Tetas Telur Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy). Jurnal Ilmiah Universitas BAatanghari Jambi,
16(1) : 68 – 76.
23
Kordi, M. G. H. 2014. Panen Untung Dari Akuabisnis Ikan Gurami. Lily Publisher.
Yogyakarta.
Martawijaya, E. I. 2020. Bisnis Pembibitan Ikan Gurami Dalam Galon. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Mukti, A. T., Rustidja., B. S. Sutiman, dan M. S. Djati. 2001. Poliploidisasi Ikan Mas
(Cyprinus carpio L.). Jurnal Ilmu-ilmu Hayati Biosain, 1(1) : 111-123.
Putri, D. A., Muslim, dan Fitriani, M. 2013. Persentase Penetasan Telur Ikan Betok
(Anabas testudineus) Dengan Suhu Inkubasi Yang Berbeda. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia, 1 (2) : 184-191.
Puspita, I.L. 2013. Pengaruh GrowthAsset Dan Intrinsic Value Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Di bursa efek indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, 2(2) : 105-112.
Rahmaningsih, S. 2016. Diklat Mata Kuliah Hama dan Penyakit Ikan. Edisi 1.
Deepublish. Yogyakarta.
Rianto, A. 2018. Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Ikan Gurami.
https://www.isw.co.id/post/2018/10/25/hama-dan-penyakit-yang-sering-
menyerang-ikan gurame#:~:text=Penyakit%20bercakputih,kembang%20
kempis%20seakan%20kekurangan%20oksigen. 23 Maret 2023 (13:15).
24
Setyani, I. A. 2021. Teknik Perkembangbiakkan Komoditas Perikanan Air Tawar
Untuk SMK kelas XI. Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian
Indonesia. Nusa Tenggara Barat.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2000. SNI : 01-6485.1-2000. Induk Ikan Gurame
(Osphronemus gourami, Lac).
Sulhi, M. 2010. Produksi Benih Ikan Gurame Dilahan Sempit. Seminar Nasional
Pangan Sedunia XXVII. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
6 hal.
Tirta dan Riski S. 2011. Usaha Pembenihan Gurami. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wandasari, N. D. 2013. Perlakuan Akuntansi Atas PPH Pasal 21 Pada PT. Arth
Prima Finance Kotamobagu. Jurnal Emba, 1 (3) : 558-566.
25
LAMPIRAN
I. Persiapan Induk
1. Persiapan Induk
- Dari mana induk yang akan digunakan ?
- Apa saja kriteria induk yang akan digunakan ?
- Apa ciri-ciri induk yang sehat ?
- Apa ciri-ciri induk yang matang gonad?
2. Persiapan Kolam Induk
- Kapan dilakukan persiapan kolam ?
- Jenis kolam apa yang digunakan dan berapa luas kolam ?
3. Persiapan Media
- Sumber air media yang digunakan ?
- Apa saja treatment yang perlu dilakukan ?
- Bagaimana proses pergantian air ?
4. Penebaran Induk
- Bagaimana cara dan padat tebar penebaran induk ?
- Syarat induk yang siap ditebar ?
5. Pemeliharaan Induk
- Bagaimana proses pemberian pakan dan pengecekan kualitas air ?
- Bagaimana pengendalian hama dan penyakit yang sering menyerang
induk ikan gurami?
6. Seleksi Induk Matang Gonad
- Apa tujuan dari seleksi induk ?
- Bagaimana teknik seleksi ?
- Kapan waktu yang tepat dilakukan seleksi induk ?
II. Pemijahan
1. Persiapan kolam pemijahan
- Jenis kolam apa yang digunakan ?
- Sarana dan prasarana apa yang diperlukan ?
- Waktu persiapan ?
2. Persipan media
- Sumber air yang digunakan ?
26
- Volume air yang digunakan ?
- Treatment apa yang dilakukan ?
3. Bagaimana cara pemijahan ikan gurami, dan berapa lama prosesnya?
4. Pemindahan telur
- Cara pemindahan ?
- Waktu yang baik untuk pemindahan ?
- Alat dan bahan yang digunakan ?
III. Penetasan Telur
1. Persiapan wadah
- Jenis wadah apa yang digunakan ?
- Berapa ukuran yang digunakan ?
- Sarana dan prasarana apa yang diperlukan ?
2. Persiapan media
- Sumber air yang digunakan ?
- Sarana dan prasarana yang diperlukan ?
- Volume air yang diperlukan ?
3. Penebaran telur
- Cara penebaran telur ?
- Waktu penebaran ?
- Padat tebar ?
4. Proses penetasan
- Bagaimana proses penetasan berlangsung, dan berapa lama proses
penetasan ?
5. Pemindahan larva
- Tujuan pemindahan ?
- Cara memindahkan ?
- Sarana dan prasaran yang digunakan ?
- Waktu pemindahan ?
IV. Pemeliharaan Larva
1. Persiapan bak larva
- Jenis bak dan ukuran bak yang akan digunakan ?
- Sarana dan prasarana yang diperlukan ?
2. Persiapan media
- Sumber air yang digunakan ?
- Sarana dan prasarana yang diperlukan ?
27
- Treathmen apa yang perlu dilakukan?
3. Penebaran larva
- Cara penerbaran larva ?
- Waktu untuk menebar larva ?
- Berapa padat tebar larva ?
V. Pendederan
1. Monitoring pertumbuhan
- Bagaimana cara melakukan monitoring pertumbuhan ?
- Apa tujuan dari monitoring pertumbuhan ?
4. Pengelolaan pakan
- Jenis pakan apa yang digunakan ?
- Bagaimana cara memperolehnya ?
- Dosis pakan yang diberikan ?
- Frekuensi dan waktu pemberian pakan ?
5. Kontrol kualitas air
- Suhu
- pH
6. Pengendalian hama dan penyakit
- Tujuan ?
- Hama dan jenis penyakit apa yang sering menyerang ikan gurami ?
- Bagaimana gejalanya ?
- Pengendalian dan cara pengobatannya bagaimana ?
- Cara dan dosis penggunaan obat ?
VI. Panen
1. Pelaksanaan panen
- Cara panen ?
- Ukuran atau size?
- Teknik pemanenan?
- Hasil?
- Sarana dan prasarana apa yang digunakan ?
VII. Perhitungan
- Fekunditas ?
- FR ?
- SR ?
- HR ?
28
Lampiran 2. Tabel Analisis Data
29