Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GABUS (Channa striata)


SECARA ALAMI DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR
TAWAR ( BPBAT ) SUNGAI GELAM, JAMBI

Oleh :

RIZKY ZUNAIDI
0051235759

KOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA
PROVINSI RIAU
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan Praktik Kerja Industri dengan judul “Pembenihan Ikan Gabus


(Channa striata) “ di “BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR
( BPBAT ) SUNGAI GELAM JAMBI” dari tanggal 14 Februari 2023 sampai
dengan 15 Maret 2023 telah disetujui dan disahkan oleh SMK Negeri 1 Perhentian
Raja, pada hari Minggu Tanggal
Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Fahrul Rozi, S.Pi Resty Ika Prahesti, S.Pd


NUPTK. 9062773674130023 NUPTK. 5651769670130142

Mengetahui,
Ketua Panitia Praktik Kerja Industri Ketua Kompetensi Keahlian
SMKN 1 Perhentian Raja Agribisnis Perikanan Air Tawar

Nafrizal, S.Pi Wiwik Purwanti, S.Pi


NIP. 198111172022211003 NUPTK. 4862758659300072

Menyetujui,
Kepala SMKN 1 Perhentian Raja

Muhammad Ifwandi, S.Pd.


NIP.197905022008011015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, penulis

dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktik Kerja Industri dengan judul “Teknik

Pembenihan Ikan Gabus (Channa striata)’’ di Balai Perikanan Budidaya Air

Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi. Penulis ucapkan terimakasih yang tiada

terhingga disampaikan kepada guru pembimbing atas saran dan motivasi yang

telah diberikan kepada penulis.

Terimakasih kepada seluruh pihak sekolah SMK Negeri 1 Perhentian Raja,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktik

Kerja Industri Tahun Ajaran 2022/2023. Penulis telah berusaha semaksimalnya,

namun masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis harapkan kritik dan

saran yang bermanfaat membangun demi penyempurnaan penulis dimasa yag

akan datang. Semoga Laporan Hasil Praktik Kerja Industri ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Selesainya penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantun dan bimbingan

dari berbagai pihak, pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan tulus

penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:

1. Orang tua penulis yang telah mendukung dan berpartisipasi serta

membiayai penulis selama prakerin.

2. Bapak Muhammad Ifwandi ,S.Pd ,Selaku Kepala SMKN 1 Perhentian

Raja yang telah memfasilitasi penulis sehingga bisa melaksanakan Praktik

Kerja Industri.
3. Bapak Nafrizal, S.Pi. Sebagai ketua Prakerin SMKN 1 Perhentian Raja

yang telah memberikan pembekalan, bimbingan serta arahan selama

penulis melaksankan Praktik Kerja Industri.

4. Bapak Wiwik Purwanti, S.Pi. Sebagai ketua jurusan Agribisnis Perikanan

Air Tawar SMKN 1 Perhentian Raja yang telah menyetujui penulis untuk

melaksankan Praktik Kerja Industri di instalasi konservasi.

5. Bapak Dr. Andy Artha Donny Oktopura , S.T, M, T, M.Eng selaku

kepala BPBAT Sungai Gelam Jambi, yang telah memberikan waktu dan

kesempatan bagi saya untuk melaksanakan praktik kerja industri.

6. Ibu Reni Agustina Lubis, S.Pi. selaku pembimbing lapangan yang telah

membimbing saya selama prakerin berlangsung.

7. Bapak Fahrul Rozi, S.Pi Selaku pembimbing 1 yang telah sabar serta telah

meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing laporan dari

awal sampai akhir dari penulisan laporan ini.

8. Ibu Resty Ika Prahesti, S.Pd Selaku pembimbing II yang telah sabar serta

meluangkan waktuya dan pemikirannnya untuk membimbing laporan ini

sampai akhir penulisan laporan

9. Ibu Tini Nuriyah S.Pd selaku wali kelas yang telah memberikan semangat,

motivasi dan doa dalam melaksanakan prakerin

10. Semua pihak yang telah membantu dan saling berpatisipasi dalam

meningkat kan kemajuan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)

Sungai Gelam Jambi yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan

Akhir Praktik Kerja Industri ini. Semoga bantuan selama ini bisa dibalas

oleh Allah SWT.


Semua pihak yang telah membantu dan saling berpatisipasi dalam

meningkat kan kemajuan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai

Gelam Jambi yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Akhir Praktik

Kerja Industri ini. Semoga bantuan selama ini bisa dibalas oleh Allah SWT.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun masih terdapat

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi penyempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga

laporan praktik kerja industri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Perhentian Raja, April 2023

Rizky Zunaid
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH ...................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI ...................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
BAB 1.PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.2.Tujuan dan Manfaat........................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
2.1 Biologis Ikan Gabus (Channa Striata)........................................... 4
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus (Channa striata)... 4
2.1.2 Habitat Ikan Gabus ( Channa striata )............................... 4
2.1.3 Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa Striata)....................... 5
2.1.4 Reproduksi Ikan Gabus ( Channa striata )....................... 6
2.1.5 Pakan Induk Ikan Gabus ( Channa striata )...................... 6
2.1.6 Kualitas Air....................................................................... 6
2.1.7 Hama dan Penyakit........................................................... 6
2.2 Keadaan Umum BPBAT Sungai Gelam Jambi........................... 6
2.2.1 Lokasi BPBAT Sungai Gelam Jambi............................... 6
2.2.2 Sejarah Singkat Berdirinya BPBAT Sungai Gelam Jambi 11
2.2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi BPBAT Sungai Gelam Jambi.. 7
2.2.4 Visi dan Misi BPBAT Sungai Gelam Jambi..................... 8
2.2.5 Struktur Organisasi BPBAT Sungai Gelam Jambi........... 9
2.2.6 Keberagaman Sumber Daya Manusia di BPBAT............. 11
2.2.7 Sarana dan Prasarana BPBAT Sungai Gelam Jambi........ 13
BAB III. METODELOGI PRAKTIK KERJA INDUSTRI....................... 18
3.1.Waktu dan Tempat.......................................................................... 18
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 18
3.3. Prosedur Kerja............................................................................... 19
3.3.1 Pemeliharaan Induk ..................................................................... 19
3.3.2 Seleksi Induk Matang Gonad ...................................................... 22
3.3.3 Persiapan Wadah Pemijahan........................................................ 23
3.3.4 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva................................... 23
3.3.5 Pemeliharaan Larva..................................................................... 24
3.3.6 Pendederan Pertama ................................................................... 25
3.3.8 Pakan Untuk Larva .................................................................... 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 34
4.1.Hasil........................................................................................... 34
4.2 Pembahasan................................................................................ 34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 38
5.1.Kesimpulan................................................................................. 38
5.2. Saran.......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 40
LAMPIRAN.................................................................................................... 41
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Gabus.........................................................................................4
2. Kantor pusat BPBAT Sungai Gelam Jambi..................................10
3. Lokasi BPBAT Sungai Gelam Jambi............................................10
4. Struktur organisasi BPBAT Sungai Gelam Jambi........................13
5. (a). Kolam induk (b) KJA (c) Bioflok (d) Budidamber................17
6. (a) hatchery 1 (b) hatchery 2 (c) hatchery 3 (d) hatchery 4..........18
7. Prosedur kerja................................................................................22
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Parameter pengujian kualitas air pemeliharaan ikan gabus..............
8
2. Jumlah pegawai di BPBAT Sungai Gelam Jambi.............................
15
3. Tingkat pendidikan tenaga kerja di BPBAT Sungai Gelam Jambi...
16
4. Jenis ukuran dan kolam.....................................................................
16
5. Hatchery yang dimiliki di BPBAT Sungai Gelam Jambi.................
17
6. Bangunan yang dimiliki di BPBAT Sungai Gelam Jambi................
19
7. Sarana transportasi BPBAT Sungai Gelam.......................................
19
8. Alat yang digunakan.........................................................................
21
9. Bahan yang digunakan......................................................................
22
10.Sampling pertumbuhan ikan gabus...................................................
25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lokasi magang............................................................................
2. Lay out BPBAT SG Jambi..........................................................
3. Alat yang digunakan selama magang di BPBAT SG Jambi.......
4. Bahan yang digunakan selama magang di BPBAT SG Jambi....
5. Kegiatan selama praktek magang di BPBAT SG Jambi.............
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal dunia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai


macam jenis perairan yang mengandung komoditas perikanan yang melimpah.
Seperti laut dan air tawar seperti sungai, danau, maupun rawa yang memiliki
potensi perikanan besar di dalam nya. Salah satu perairan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai sumber ekonomi dan pangan adalah perairan tawar.Sekitar
2000 spesies ikan air tawar yang terdapat di Indonesia, sedikitnya ada 27 jenis
yang sudah dibudidayakan (Amri dan Khairuman, 2011). Dan perairan rawa yang
terbentang antara pesisir timur pulau sumatera, kalimantan, hingga papua
merupakan salah satu sumber penghasil komoditas ikan konsumsi yang
dimanfaatkan masyarakat Hal ini tentunya harus disikapi dengan tidak hanya
melakukan pemanfaatan melalui penangkapan, tetapi juga perlu dikembangkan
dengan kegiatan budidaya. Salah satu alasan dilakukannya kegiatan budidaya,
karena permintaan konsumen mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
sementara hasil tangkapan dari alam cenderung menurun.
Salah satu jenis ikan rawa yang digemari oleh masyarakat sebagai ikan
konsumsi adalah ikan gabus ( Channa striata ) yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi.Pemanfaatan ikan gabus berbagai ukuran dari kecil sampai
besar menyebabkan kebutuhan ikan gabus semakin meningkat. Untuk memenuhi
permintaan ikan gabus yang semakin meningkat, maka intensitas penangkapan
ikan ini di alam juga semakin meningkat. Semakin intensifnya penangkapan ikan
gabus memberikan dampak terhadap menurunnya populasi ikan gabus di
alamSelain itu, benih ikan gabus hasil pengembangbiakan dapat digunakan untuk
usaha budidaya secara terkontrol (Muslim dan Syaifudin, 2012a)..
Ikan gabus memiliki potensi biologi yang baik untuk dikembangkan
menjadi komoditi budidaya perikanan. Ikan Gabus Selama Ini kita kenal sebagai
ikan yang mempunyai beberapa khasiat dan menjadi ikan dengan tingkat
kesukaan masih rendah. Ikan gabus аdаlаh salah satu jenis ikan уаng digunakan
untuk keperluan konsumsi dan di buat sebagai obat terapi penyembuhan terhadap
masa pemulihan. Ikan gabus diketahui memiliki kandungan protein уаng disebut
albumin уаng ѕаngаt tinggi. (Mustafa et al., 2012).
Upaya mendomestikasi ikan gabus dari alam liar kedalam media budidaya
(Muslim dan Syaifudin, 2012a; Muslim dan Syaifudin, 2012b), penelitian tentang
biologi reproduksi ikan gabus hasil domestikasi (Muslim dan Syaifudin, 2013),
upaya pematangan gonad ikan gabus menggunakan hormon dalam skala
laboratorium (Zultamin et al, 2014) dan upaya pemijahan ikan gabus dalam skala
laboratorium ( Saputra et al, 2015).
Penyediaan benih tidak hanya dalam jumlah yang cukup dan terus
menerus, tetapi diperlukan mutu yang baik dan tepat sasaran.Untuk memenuhi
kebutuhan benih tersebut ikan gabus yang dibudidayakan di BPBAT Sungai
Gelam Jambi termasuk komoditas baru dalam pemuliaan ikan balai tersebut maka
banyak yang dapat dikembangkan kembali dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan praktek
magang di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi
tentang teknik pemijahan ikan gabus (Channa striata).
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktek magang ini yaitu untuk mengetahui
secara langsung bagaimana teknik pemijahan ikan gabus (Channa striata) di Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi, untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi saat melakukan pemijahan ikan Gabus dan mencari
alternatif untuk memecahan masalah tersebut, mendapat keterampilan dan
pengalaman memijahkan ikan gabus (Channa striata).
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari praktek magang ini adalah dapat melakukan
praktek pemijahan ikan gabus (Channa striata) secara langsung dan dapat
dijadikan sebagai sumber informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman sehingga
menambah wawasan,pengalaman dan keterampilan dalam menerapkan ilmu yang
di dapat untuk diri sendiri dan juga dapat diterapkan oleh masyarakat langsung
untuk membuka lapangan kerja.
14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologis Ikan Gabus (Channa Striata)


2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus (Channa striata)
Ikan gabus (Channa striata) tergolong salah satu komoditas perikanan
perairan rawa yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena pemanfaatan nya yang
tidak hanya sebagai ikan konsumsi namun juga diolah untuk kebutuhan farmasi
karena tinggi akan albumin, sehingga untuk mengurangi penangkapan alam secara
langsung banyak pembudidaya yang mulai membudidayakan ikan ini. Adapun
klasifikasi ikan gabus menurut Klasifikasi ikan gabus menurut Rahayu dkk.
(1992), sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Actinopterygii
Order : Perciformis
Family : Channidae
Genus : Channa
Species : Channa striata.
Morfologi ikan gabus dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan Gabus (Channa striata)


Sumber : Dokumentasi pribadi
Weber dan Beaufort (1931) dalam Saanin (1986) menggambarkan ikan
gabus sebagai berikut : kepala simetris seperti ular dan bersisik, sebelah depan
15

agak gepeng dengan mulut lebar dan dapat dijulurkan, langit-langit mulut,memliki
dua baris gigi kecil dan runcing, badan silindris, sirip punggung panjang dan
bersatu serta berjari-jari lemah sebanyak 37-43 buah, sirip dubur berjari-jari lemah
sebanyak 21-27 buah, mempunyai labirin, sisik pada rusuk 52-57 lembar,
berwarna hitam dengan sedikit belang pada bagian gigi dan punggung, putih pada
bagian bawah. Kottelat et al (1993) menyatakan bahwa ikan gabus pada sisi
badannya mempunyai pita warna berbentuk “<” mengarah ke depan bagian atas
umumnya tidak jelas pada jenis dewasa.
2.1.2. Habitat Ikan Gabus ( Channa striata )
Ikan gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan air tawar yang dapat
hidup di sungai, danau, kolam, bendungan, rawa, banjiran, sawah, bahkan parit,
dan air payau. Menurut Allington (2002), bahwa ikan gabus (Channa striata)
mampu menghirup udara dari atmosfer karena memiliki organ napas tambahan
pada bagian atas insangnya. Hal ini juga yang membuat ikan tersebut mampu
bergerak dalam jarak jauh pada musim kemarau untuk mencari sumber air.
Samaseperti pada ikan lele (Clasrias sp.), ikan betok (Anambas testudineus), ikan
sepat (Trichogaster sp.) yang tergolong jenis-jenis ikan labirinchy yang
mempunyai alat bantu pernapasan (Muslimin, 2007).
Adanya alat bantu pernapasan ini, maka ikan gabus (Channa striata)
mampu memanfaatkan oksigen yang ada di atmosfer sebagai sumber gas
pernapasan, sehingga ikan gabus (Channa striata) mampu mempertahankan
hidupnya lebih dari 8 jam tanpa air. Menurut Asmawi (1993) dalam Bijaksana
(2004), kisaran pH yang mampu untuk ditolerir ikan gabus adalah 4,5–6,0. Selain
perairan tawar (sungai, rawa, selokan, dan sawah), ikan gabus (Channa striata)
juga ditemukan di perairan payau atau agak asin. Ikan gabus (Channa striata)
dapat ditemukan di perairan dataran rendah dan juga di dataran tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan gabus (Channa striata) memiliki toleransi terhadap
lingkungan, bahkan dalam kondisi yang sangat ekstrim (rawa-rawa kering) ikan
ini dapat mempertahankan diri dengan cara mengubur diri dalam lumpur.
2.1.3. Pertumbuhan Ikan Gabus ( Channa striata )
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada setiap
16

makhluk hidup dalam perjalanan waktu tertentu (Allvanialista, 2013).


Pertumbuhan pada ikan biasanya diikuti dengan perkembangan, yaitu perubahan
dalam pertambahan berat, panjang, dan kemampuannya yang mengarah pada
pendewasaan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi faktor genetik, hormon, umur, kemampuan dalam memanfaatkan
makanan atau efisiensi penggunaan ransum dan ketahanan terhadap suatu
penyakit. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar seperti ruang
gerak, kepadatan penebaran, kuantitas dan kualitas makanan (Iskandar dkk.,
2011).
2.1.4. Reproduksi Ikan Gabus ( Channa striata )
Ikan Gabus bereproduksi secara eksternal yaitu pembuahannya terjadi di luar
tubuh. Sistem reproduksi pada ikan gabus (Channa striata) menggunakan alat
kelamin jantan (testis), bentuk testis pada ikan berwarna putih susu, lembek dan
terletak pada bagian internal dan berbentuk longitudinal. Umumnya berpasangan
tergantung rongga tubuh. Sedangkan Rahardjo (1980) menyatakan bahwa
ovarium berbentuk longitudinal, letaknya internal dan jumlahnya
sepasang,bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan prantara mesovaria.
Posisinya dibawah tulang punggung dan ginjal disamping gelembung udara,
warnanya berbeda-beda, keputihan pada waktu belum matang, dan menjadi
kekuningan atau agak oranye setelah matang. Kelenjar kelamin yang berwarna
putih mempunyai permukaan licin, berisi sel-sel kelamin jantan (sperma) dan
saluran pelepasan disebut “deferense”, saluran ini bertemu dan bersatu dengan
saluran urine, sedangkan pada ikan betina kelenjar kelamin mempunyai
permukaan kasar, berbintik-bintik, berisi sel telur dan ovum, dan saluran
pelepasan tersebut disebut “oviduct” (Suripto, 1982). Ikan gabus yang matang
telur memijah pada tepi perairan yang banyak terdapat tanaman air.Telur
kemudian dibuahi dan warnanya berubah menjadi kuning terang berbentuk bulat
transparan, mengapung dan tidak melekat satu dengan yang lainnya. 1–2 hari
setelah dibuahi, telur yang baik akan berubah dari kuning menjadi kehitam-
hitaman, sedangkan yang rusak berwarna kuning keruh. Menurut Chen ( 1976)
pada hari ketiga atau keempat telur menetas menjadi larva dengan stadia sebagai
berikut :
17

a. Ukuran pro larva pada stadia hari 1 – 3 adalah berkisar antara 3,8–4,3 mm.
Pada fase ini larva hanya memakan kuning telur.
b. 4 – 7 hari setelah penetasan ukuran berubah menjadi 4,2 – 5,1 mm, warnanya
masih tetap kecoklat-coklatan tetapi mulai aktif mencari makan.
2.1.5. Pakan Indukan Ikan Gabus ( Channa striata)
Asnawi (1986) menyatakan bahwa pakan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pertumbuhan ikan. Untuk merangsang pertumbuhan, diperlukan
jumlah dan mutu pakan yang tersedia dalam keadaan cukup serta sesuai dengan
kondisi perairan.
Jumlah pakan tergantung pada ukuran ikan yang dibudidayakan, pada
tingkat pembesaran dan pematangan induk diberikan 2 sampai 3 % dari total
bobot perhari, pemberian pakan dalam waktu siang dan sore hari. Pakan yang
dikonsumsi tidak langsung dicerna melainkan disimpan terlebih dahulu dalam
perut, untuk waktu pemberian pakan disesuaikan dengan lamanya waktu mulai
dari makan sampai pengeluaran feses (Ghufran, 2010). Dalam penyusunan
ransum makanan ikan perlu diperhatikan keseimbangan antara protein dan energi.
Pakan yang kandungan energinya kurang akan menyebabkan ikan
menggunakan sebagai sumber energi untuk keperluan metabolismenya sehingga
bagian nutrisi untuk pertumbuhan gonad menjadi berkurang. Protein berfungsi
sebagai zat pembangun, membentuk berbagai jaringan yang rusak dan
bereproduksi. Kebutuhan akan protein tergantung masing-masing jenis ikan dan
faktornya antara lain ukuran ikan, suhu, jumlah pakan yang dimakan, ketersediaan
pakan alami dan kualitas protein (Ghufran, 2010). Keadaan ini juga akan
membatasi jumlah protein yang dimakan ikan, akibatnya pertumbuhan ikan
menjadi relatif rendah, kebutuhan protein agar tumbuh dengan baik membutuhkan
pakan dengan kandungan protein 47,02%, kebutuhan lemak mencapai 12,0% dan
asam lemak essensial adalah 1,4%.
Menurut Sukendi (2003) menyatakan bahwa proses pematangan gonad
berkaitan dengan proses pembentukan vitelogenin (vitelogenesis), dimana pada
proses ini sangat dibutuhkan bahan dasar untuk vitelogenin tersebut, yaitu protein,
lemak dan karbohidrat serta ditambah zat pelengkap vitamin E dan C.
18

2.1.6. Kualitas Air


Air merupakan media hidup bagi ikan, didalamnya terkandung berbagai
bahan kimia, baik yang terlarut maupun dalam bentuk partikel. Kualitas air bagi
perikanan didefenisikan sebagai air yang sesuai untuk mendukung kehidupan dan
pertumbuhan ikan, dan biasanya hanya ditentukan dari beberapa parameter,
seperti parameter fisika, kimia dan biologi (Ratnaningdiah, 2000).
Selanjutnya Boyd dan Lichtkoppler (1982) mengatakan bahwa stratifikasi
suhu air diperlukan dalam rangka penyebaran oksigen, sehingga dengan adanya
stratifikasi suhu air lapisan dasar tidak terjadi anaerob. Hickling (1971)
menyebutkan bahwa keadan pH air yang bersifat netral atau basa akan lebih baik
serta produktif bila dibandingkan dengan air yang bersifat masam. Pada pH air
yang kecil dari 5,5 akan menjadi racun (toksik) bagi kebanyakan ikan di kolam
dan pH di atas 9 berbahaya sekali bagi kehidupan ikan (Huet, 1975). Boyd (1982)
menambahkan bahwa pH 4 dan 11 merupakan titik kematian ikan, kisaran pH yng
baik bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang adalah pH 6,5-9. Menurut Hartono
et al., (1998) mengatakan bahwa pemeliharaan induk di keramba jaring apung
memberikan keuntungan berupa pergantian air yang terus menerus, sehingga
kualitasnya tetap baik. Menurut Muslim (2007) parameter kualitas air yang baik
untuk pemeliharaan ikan gabus adalah:

Tabel 1. Parameter Pengujian Kualitas Air Pemeliharaan Ikan Gabus


No Parameter Batas Toleransi

1. Suhu (0C) 25,5 °C- 32,7 °

2. pH (mg/L) 4-9

3. Oksigen Terlarut (mg/l) 2,0-3,7 mg.1 -1 .

4. Salinitas (ppt) 0-4

2.1.7. Hama dan Penyakit


Hama merupakan organisme pengganggu yang dapat memangsa,
membunuh, dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun
19

secara bertahap (Gusrina, 2008). Hama yang masuk dalam lingkungan budidaya
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan ikan sehingga ikan menjadi
sakit dan menyebabkan kematian. Hama dapat masuk ke dalam wadah budidaya
melalui saluran pemasukan air maupun masuk secara langsung melalui pematang
untuk memangsa ikan yang ada. Hama juga dapat berasal dari kolam budidaya
yang biasanya dalam persiapan kolam tersebut yang kurang sempurna seperti
tidak dilakukannya penyaringan pada saluran pemasukan air dan pembersihan
pematang kolam.
Penyakit pada ikan merupakan suatu kondisi terganggunya kesehatan ikan
yang disebabkan oleh berbagai hal yang dapat menurunkan kesehatannya.
Penyakit juga dapat diartikan sebagai adanya organisme yang hidup di dalam
tubuh ikan sehingga organ tubuh ikan dapat terganggu. Faktor-faktor yang
menjadi penyebab timbulnya penyakit pada ikan budidaya meliputi adanya
serangan organisme parasite, virus, bakteri, dan jamur. Lingkungan yang tercemar
oleh amoniak dan bahan- bahan kimia beracun, serta kondisi tubuh ikan yang
lemah karena faktor genetic sehingga ikan tidak kuat dalam menghadapi
perubahan lingkungan (Gusrina, 2008).

2.2 Keadaan Umum BPBAT Sungai Gelam Jambi


2.2.1 Lokasi BPBAT Sungai Gelam Jambi

Gambar 2. Kantor Pusat BPBAT Sungai Gelam Jambi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi


berlokasi di Jl. Bumi Perkemahan Pramuka, Desa Sungai Gelam, Kecamatan
20

Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi 36381 (-+ 23 km dari
Kota Jambi). BPBAT Sungai Gelam mempunyai luas 40 ha yang terdiri dari 4,8
ha areal perkolaman, 5,85 ha waduk dan 29 ha daratan yang sebagian wilayah
untuk perkantoran, asrama, mes operator dan sarana penunjang lainnya. Sumber
air berasal dari resapan lahan di sekitar balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Sungai Gelam Jambi yang ditampung dalam tiga buah wadah atau
reservoir.

Gambar 3. Lokasi BPBAT Sungai Gelam Jambi


2.2.2 Sejarah Singkat Berdirinya BPBAT Sungai Gelam Jambi
Lokasi budidaya air tawar jambi yang berstatus eselon IV dibentuk
berdasarkan surat keputusan menteri pertanian No: 346/kpts/OT.210/5/94 tanggal
6 Mei 1994. Pada tahun 2001, nama Lokasi Budidaya Air Tawar Jambi yang
berstatus eselon III berdasarkan surat keputusan menteri kelautan dan perikanan
No: KEP. 26-E/MEN/2001. Kemudian pada tahun 2019 nama Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar Sungai Gelam berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor : No. 6/PERMEN-KP/2014 tentang oerganisasi dan tata kerja
UPT perikanan budidaya.

2.2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi BPBAT Sungai Gelam Jambi.


Tugas pokok dari BPBAT Jambi adalah “Melaksanakan Uji Terap Teknik dan
Kerjasama, Produksi, Pengujian Laboratorium, Serta Bimbingan Teknis Perikanan
Budidaya Air Tawar”. BPBAT Sungai Gelam memiliki sarana teknis sebagai
21

tempat melaksanakan kegiatan perekayasaan serta produksi benih dan induk.


Fungsi dari BPBAT Jambi terdiri dari 11 fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Penyususnan rencana kegiatan teknis, anggaran, pemantauan, evaluasi serta
laporan
2. Pelaksaan uji terap teknik perikanan budidaya air tawar
3. Pelaksaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya air tawar
4. Pelaksanaan sistem sertifikasi perikanan budidaya air tawar
5. Pelaksanaan kerjasama teknis perikanan budidaya air tawar
6. Pengelolaan layanan informasi, dan publikasi perikanan budidaya air tawar
7. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis
perikanan budidaya air tawar
8. Pelaksanaan pengujisn kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air tawar
9. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi
perikanan budidaya air tawar
10. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2.2.4 Visi dan Misi BPBAT Sungai Gelam Jambi


Visi
Sebagai penghasil induk dan teknologi terapan budidaya air tawar terbesar
dan berkelanjutan di Sumatera.
Misi
Untuk menjalankan Visi yang telah ditetapkan, maka Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi mempunyai Misi sebagai
berikut:
1. Mengembangkan teknologi terapan budidaya air tawar
2. Meningkatkan produksi induk dan benih unggul
3. Meningkatkan sistem informatika IPTEK dan stndarisasi perikanan air tawar
4. Meningkstksn jasa pelayanan teknologi dan produksi
5. Melaksanakan pelestarian sumberdaya ikan (plasma nuftah) dan lingkungan.
22

2.2.5 Struktur Organisasi BPBAT Sungai Gelam Jambi


Berdasarkan PERMEN Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP 6/PERMEN-
KP/2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar, struktur organisasi BPBATSG Jambi terdiri atas:
a. Kepala Balai
b. Sub Bagian Tata Usaha (Sub Tu)
c. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis (PDT)
d. Seksi Uji Terapan Teknis dan Kerja Sama (UTTKS)
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Suatu usaha pembenihan atau balai benih ikan baik berskala kecil maupun
menengah yang membutuhkan tenaga dan staff yang terdiri dari kepala, tenaga
administrasi dan tenaga lapangan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Balai
Benih Ikan yang dipimpin oleh seorang Kepala Balai (Alawi, 1994).
Bagian Struktur Organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Sungai Gelam Jambi.

Kepala Sub Bagian

Ta

Seksi Uji Terap


Kepala Seksi Pengujian
dan Dukungan Teknis
Teknik dan Kerja

Koordinator

Kelompok Fungsional

Kelompok Kelompok Kelompo Kelompok Kelompok


Kelompok
Ikan Ikan k Ikan Ikan Nutrisi
Ikan Patin
Spesifik Cyclid Lele Carper Dan
Lokal Kesehatan

Gambar 4. Struktur Organisasi BPBAT Sungai Gelam Jambi


(Sumber: Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi)
23

Kegiatan umum yang dilakukan BPBAT Sungai Gelam Jambi adalah


melaksanakan uji terap teknis dan kerjasama, pengelolaan produksi, pengujian
laboratorium, mutu pakan, residu kesehatan ikan dan lingkungan serta bimbingan
teknis perikanan budidaya air tawar.
BPBAT Sungai Gelam Jambi dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh
Kasubbag, Kasi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Berikut adalah uraian tugas
dari masing-masing seksi dalam struktur oerganisasi mengacu pada PERMEN
Kelautan dan Perikanan No: 6/PERMEN-KP/2014:
a. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program, dan anggaran
pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, jabatan fungsional, persuratan,
barang kekayaan milik Negara dan rumah tangga, serta evaluasi dan pelaporan.
b. Sekssi Pengujian dan Dukungan Teknis
Mempunyai tugas persiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian
laboratorium persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan,
produksi induk unggul, benih bermutu dan sarana produksi serta bimbingan teknis
perikanan budidaya air tawar.
c. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik,
standarisasi, kerjasama teknik, pengelolaan dan pelayanan system informasi serta
publikasi perikanan budidaya air tawar.
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perekayasaan, pengujian,
penerapan bimbingan, pengendalian standar/sertifikasi pembenihan dan
pembudidayaan ikan air tawar, pengendalian hama dan penyakit ikan, pengawasan
benih/budidaya dan penyuluhan serta kegiatan lai yang sesuai dengan tugas
masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pada kelompok jabatan fungsional ini dibagi enam kelompok besar yaitu:
1. Kelompok Ikan Patin
2. Kelompok Ikan Spesifik Lokal
3. Kelompok Ikan Siklid
24

4. Kelompok Ikan Carper


5. Kelompok Ikan Lele
6. Kelompok Nutrisi, Kesehatan Ikan dan Lingkungan.

2.2.6 Keberagaman Sumber Daya Manusia di BPBAT


Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam Jambi merupakan
suatu institusi yang melakukan perekayasaan dan kaji terap akan berbagai
informasi ilmu pengetahuan Steknologi yang berhubungan dengana teknologi
budidaya air tawar yang baru dan menyempurnakan teknologi yang sudah ada
sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi teknik maupun administrasi Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam Jambi menggunakan sistem
pemilihan sesuai dengan keahlian dan keterampilan karyawan. Tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan kemampuan
seorang tenaga kerja dalam menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi baik secara umum dan khusu dalam usaha pembenihan dan budidaya
ikan. Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia secara terus menerus, balai
mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat atau kursus yang diadakan oleh
instansi terkait. Pegawai yang mengikuti diklat atau kursus tersebut dikirim ke
daerah- daerah. Berdasarkan Status kepegawaiannya dapat dilihat di tabel,
sedangkan berdasarkan Tingkat pendidikannya dan berapa presentase tingkat
pendidikan di Balai Budidaya Air Tawae Sungai Gelam Jambi dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Pegawai Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam
Berdasarkan Status Kepegawaiannya
No Status Jumlah (orang)
1 ASN 69
2 Kontrak 55
Total 124
Sumber : Data Sekunder
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi teknik maupun administrasi pada
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam menggunakan sistem
25

pemilihan sesuai dengan keahlian dan keterampilan masing-masing karyawan.


Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
menentukan kemampuan seorang tenaga kerja dalam menyerap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara umum dan khusus dalam usaha
pembenihan dan budidaya ikan. Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia
secara terus menerus Balai mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat atau
kursus yang diadakan oleh intansi terkait. Pegawai yang mengikuti diklat atau
kursus tersebut dikirim ke daerah-daerah. Secara umum tingkat pendididkan
tenaga kerja yang ada di Balai Perikanan Air Tawar Sungai Gelam dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Di Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar Sungai Gelam Provinsi Jambi
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase
1 Magister 16 23,18%
2 Sarjana 30 43,47%
3 D3 7 10,14%
4 SLTA 13 18,84%
5 SLTP 1 1,44%
6 SD 2 2,89%
Total 69 100%
Sumber : Data Sekunder
2.2.7 Sarana dan Prasarana BPBAT Sungai Gelam Jambi
 Sarana Produksi Perkolaman
Perkolaman ini digunakan untuk kegiatan pendederan, pembesaran,
pemeliharaan induk, serta untuk kegiatan perekayasaan. Kolam yang ada di
BPBAT Jambi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis, ukuran, dan jumlah kolam di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Sungai Gelam Jambi
No Jenis Kolam Ukuran (m2) Jumlah (Unit)
1 Kolam induk 600 10
2 Kolam pendederan 500 15
250 28
26

3 Kolam pembesaran 1500 11


500 18
4 Kolam induk ikan hias 50 4
5 Keramba Jaring Apung (KJA) 16 60
6 Bak Bioflok 4 44
3 24
Sumber : Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 5. (a) kolam induk, (b) keramba jaring apung, (c) bak biflok, (d)
budamber
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
 Sarana Produksi Hatchery
Jumlah Hatchery yang dimiliki oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Sungai Gelam Jambi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hatchery yang dimiliki oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Sungai Gelam Jambi
No Hatchery Komoditas
1 Patin Patin Siam dan Lele
27

2 Domestik Arwana, Botia, Kapiat, Nilem, dan Gurami


3 Cyclid & Carper Nila (Mas dan Jelawat)
4 Lele Lele
Sumber : Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi

(a) (b)

(b) (d)
Gambar 6. (a) hatchery 1, (b) hatchery 2, (c) hatchery 3, (d) hatchery 4
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

 Jaringan Listrik
Kapasitas terpasang jaringan listrik yang ada di BPBAT Jambi sebesar 60
KVA berasal dari PLN Rayon Kota Baru Jambi. Untuk menangulanggi terjadinya
gangguan pemadaman listrik dari PLN maka disiapkan juga Generator Set
(Genset) sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing-masing 60 KVA (1 unit), 150
KVA (1 unit), 20 KVA (1 unit) dan 40 KVA (1 unit).
 Administrasi
28

Bangunan berfungsi untuk menunjang kelancaran aktifitas di BPBAT Sungai


Gelam Jambi karena sudah menjadi keharusan Balai Perikanan memiliki fasilitas
gedung. Jumlah Bangunan di BPBAT Sungai Gekam Jambi dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Bangunan yang dimiliki oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Sungai Gelam Jambi
No Tipe Bangunan Luas (m2) Jumlah (unit)
1 Gedung Perkantoran 240 1
2 Aula 170 1
3 Gedung Pejabat Fungsional 120 1
4 Perpustakaan 100 1
5 Asrama 90 1
6 Mes Operator 100 1
 Tipe 21 147 7
 Tipe 36 360 10
 Tipe 45 820 18
 Tipe 70 350 5
7 Gudang - 5
8 Bengkel/ Workshop - 1
Sumber : Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi
 Sarana Transportasi
Sarana transportasi berfungsi untuk menunjang kelancaran semua kegiatan
di BPBAT Sungai Gelam Jambi data kendaraan operasional BPBAT dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Sarana transportasi yang dimiliki oleh Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi
No Tipe Kendaraan Jumlah (Unit) Keadaan
1 Truk 2 Layak Pakai
2 Kijang Minibus 6 Layak Pakai
3 Kijang Pick Up 1 Layak Pakai
4 Mitsubishi L300 1 Layak Pakai
5 Isuzu ELF Minibus 1 Layak Pakai
6 KIA Travello 1 Layak Pakai
29

7 Kendaraan Roda 3 6 Layak Pakai


8 Kendaraan Roda 2 9 Layak Pakai
Sumber : Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi

Dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi, sudah sangai memadai dan
menunjang kegiatan yang ada di BPBAT Jambi. Hal ini sesuai petunjuk teknis
Dirjen Perikanan Budidaya (2006), yaitu untuk mendukung optimalisasi fungsi
pembangunan prasarana budidaya maka dalam pembangunan prasarana budidaya
harus dibuat skala prioritas pembangunan prasarana budidaya berdasarkan
kebutuhan dan dana yang tersedia. Untuk menentukan skala prioritas maka
prasarana budidaya dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) komponen bangunan
yaitu Bangunan Pokok, Bangunan Pendukung, Bangunan Penunjang, Bangunan
Pengamanan, dan Bangunan Pelengkap.
Prasarana pokok adalah bangunan yang harus ada karena terkait langsung
dalam proses produksi benih (misalnya : kolam/bak induk, kolam/ bak pemijahan,
dll). Prasarana pendukung adalah bangunan yang keberadaannya mempermudah,
mempercepat, dan memperkecil biaya proses pembenihan (Misalnya : kantor,
jaringan jalan dan tempat parkir, laboratorium, dll). Prasaranan penunjang adalah :
bangunan yang keberadaannya bersifat melengkapi dan tidak mempengaruhi
proses pembenihan (misalnya : gedung pertemuan, fasilitas olahraga, dll).
Prasarana Pengaman adalah : bangunan yang diperlukan untuk pengamanan
fasilitas perbenihan (misalnya : pagar keliling/limgkungan, pos jaga, dll).
Prasarana pelengkap adalah : bangunan yang fungsinya melengkapi bangunan
pendukung, bangunan penunjang dan bangunan pengaman sehingga bangunan
perbenihan dimaksud beroprasi lebih optimal dan lebih berdaya guna (misalnya :
rumah pompa, rumah gense, garansi kendaraan, dll).
BAB III
METODE PRAKTEK
30

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Prakerin


Praktik magang ini telah dilaksanakan dari tanggal tanggal 14 Februari 2023
sampai dengan 15 Maret 2023, yang bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi yang terletak di Jl. Sungai Gelam,
Kecamatan Kumpeuluh, Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam melakukan pemijahan ikan Gabus


(Channa striata) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam
Jambi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Alat yang Digunakan

No Alat Kegunaan
1 Timbangan Mengukur berat ikan
2 Penggaris Mengukur panjang induk
3 Jaring Menangkap induk ikan
Mengukur pH (Derajat Keasaman)
4 pH meter
air
5 Thermometer Mengukur suhu perairan
Mengukur kandungan oksigen
6 DO meter
terlarut
7 Handphone Dokumentasi
Dokumentasi dan mendapatkan
8 Alat tulis dan kuisioner
informasi
Wadah tempat pemijahan induk
9 Bak pemijahan
ikan
10 Baskom besar Wadah untuk menetaskan telur
Pengamatan embriogenesis telur
11 Mikroskop binokuler
ikan
Mengambil sample telur
12 Wadah saringan
pengamatan FR %
13 Eceng gondok Media peletakan telur ikan
31

Tempat meletakkan induk untuk


14 Baskom grading
ditimbang
15 Bak induk Tempat pemeliharaan induk
16 Cawan petri Tempat pengamatan telur

Bahan–bahan yang digunakan dalam melakukan pemijahan Ikan Gabus


(Channa striata) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam
Jambi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Bahan Yang Digunakan


No Bahan Kegunaan
1 Induk Jantan Menghasilkan Sperma
2 Induk Betina Menghasilkan Telur
3 Pelet Pakan Induk Ikan Gabus
4 Ikan rucah Pakan tambahan untuk induk ikan

3.3. Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada pembenihan ikan gabus dapat dilihat pada Gambar 6.

Pemeliharaan Pemeliharaan Pendederan


induk Larva pertama

Seleksi induk Penetasan


Pakan larva
matang gonad telur

Persiapan
Penebaran
wadah
induk
pemijahan

Gambar 7. Prosedur Kerja

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
32

4.1 Pemeliharaan Induk Ikan Gabus (Channa striata)


Pemeliharaan induk ikan gabus berasal dari calon induk hasil pembesaran
yang dilakukan sendiri oleh BPBAT Sungai Gelam, Jambi. Induk jantan dan
betina ikan gabus dipelihara pada 2 bak . Masing-masing ukuran bak memiliki
ukuran 4 x 2 meter padat tebar 100 dan 200 ekor/.

Induk ikan gabus diberi makan 2 kali sehari. Pakan yang digunakan untuk
induk adalah pakan komersil apung yang mengandung protein 36% sebanyak 2-3
% dari bobot biomassa.

4.2 Seleksi Induk Matang Gonad


Kegiatan seleksi induk ini dilakukan pemilihan induk yang memiliki
ciriciri atau penampakan yang baik untuk menjadi induk, Seleksi induk bertujuan
untuk menghasilkan induk yang bagus sehingga dapat meningkatkan produksi
benih. Kegiatan ini sangat berperan dalam menghasilkan benih-benih yang baik
dan berkualitas. Induk yang digunakan berasal dari budidaya sendiri. Seleksi
induk dilakukan di bak pemeliharaan, calon induk ditangkap dengan cara
menyurangi isi air dalam bak untuk mempermudahkan menangkap indukan jantan
dan betina pada ikan gabus dan memudahkan dalam proses seleksi. 12
menghindari induk ikan gabus stress. Induk ikan gabus yang diseleksi akan
dipuasakan terlebih dahulu untuk mengetahui dan memastikan perut buncit pada
induk ikan gabus betina merupakan telur bukan pakan. Seleksi induk matang
gonad dilakukan dengan memilih satu persatu induk yang matang gonad dengan
mengamati keadaan perut dan urogenital. Induk betina ikan gabus yang telah
matang gonad dapat ditandai dengan perut yang membesar dan berwarna
kemerahan pada urogenital.
4.3 Persiapan Wadah Pemijahan
Wadah yang digunakan untuk pemijahan induk ikan gabus adalah bak
persegi dengan ukuran bak 2 x 2 meter. Jumlah bak persegi yang ada di BPBAT
Sungai Gelam Jambi berjumlah 11 bak dan bak bulat dengan berdiameter 150 cm
dengan jumlah 11 . Untuk persiapan wadah pemeliharaan induk, hal yang pertama
33

kali dilakukan yaitu pengeringan air bak dengan cara memutar kran saluran outlet
sehingga air dapat keluar. Proses pengeringan memerlukan waktu kurang lebih
20- 30 menit. Setelah air dalam bak mulai habis, kemudian dilakukan
pengangkatan induk ikan gabus yang telah dipijahkan pada siklus sebelumnya.
Langkah selanjutnya yaitu membersihkan dasar bak dari kotoran baik itu lumpur,
sisa pakan, maupun sampah-sampah kering seperti misalnya daun. Setelah
sampahsampah terangkat, kran outlet yang ada diluar bak ditutup dan lubang
outlet yang ada didalam bak.diberi pipa paralon di lubang outlet, kemudian setelah
semua kotoran sudah dibersihkan dan outlet sudah ditutup, kolam diisi kembali
dengan air setinggi 40-50 cm dan dimasukkan induk ikan baru yang sudah
dipelihara serta diseleksi sebelumnya dari bak induk .

4.4 Penebaran Induk Untuk Pemijahan


Penebaran induk ikan gabus dilakukan setelah seleksi induk matang gonad
dilakukan di bak. Proses pengangkutan induk dilakukan dengan menggunakan
motor roda tiga yang diisi air sebanyak 25 L. Induk dibawa menggunakan kantong
plastik packing yang berisi 2 induk. Proses penebaran induk dilakukan dengan
menebar induk betina dan induk jantan sekaligus.

No Indukan Bobot sebelum di pijah Bobok setelah Berat Gonat


memijah
1 jantan 500 gram - -
2 Betina 660 gram 640 gram 20 gram

Fekunditas = Berat Gonad/ Berat rata rata telur


= 20 gr/0,002
=10.000 butir
FR= Telur terrrbuahi/Butir telur x 100%
= 9.200/10.000x100%
=92%
4.5 Penetasan telur dan Pemeliharaan larva
Setelah induk ikan jantan di pasangkan dengan induk ikan betina, lalu di
lalukan pegecekan telur setelah 3 hari dipijahkan dan di lakukan pengecekan telur
34

setiap hari, dalam jangka waktu 2 minggu. Telur ikan gabus bewarna bening,
bergerombol,dan terapung di atas permukaan air.

Hr = 8.000/9.200x100%

=86,95%

4.6 Pemeliharaan Larva


Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara di bak fiber penetasan sampai
umur 24-26 jam. Penetasan ini di lakukan di dalam bak pemijahan indukan dan air
penetasan harus diganti agar menghindari kualitas air yang buruk, apabila larva
telah diberi makan pergantian air dilakukan setelah terlihat adanya kotoran dan
dengan cara menyipon, pemeliharaan larva ini didalam bak fiber.
4.7 Pendederan pertama
Setelah larva berumur 3 hari, larva di pindahkan ke bak fiber berukuran
2x1,5 dan ketingian air 20 cm.padat tebar 1000-1500ekor per ,meter. Larva diberi
pakan sekenyangnya mengunakan moina segar sampai berumur 8 hari kemudian
setelah itu larva bisa di kasi pakan moina beku. Selama pemeliharaan di lakukan
penyiponan apabila ad kotoran di dasar bak. Tidak di lakukan pengantian air
selama pemeliharaan dimana penambahan air yang berkurang karna
penyiponan ,saja dikarnakan lama pemeliharaan di pendederan 1 selama 15
sampai 20 hari.

4.8 Pakan untuk larva dam data pertumbuhan


Pakan yang diberikan kepada larva apabila telah habis kuning telur yang
berkisaran 3-4 hari itu bisa di berikan pakan berupa moina setelah 18 hari larva di
epindahkan ke kolam.
Selama pemeliharan larva, dilakukan sampling pertumbuhan larva ikan gabus
seperti yang tertera pada Tabel di bawah ini.

Tabel 10. Sampling pertumbuhan larva ikan gabus

Umur SL (cm) TL (cm) BW (gram)


(Hari)
8 2,1 cm 1,8 cm 0,16 gram
35

14 4,2 cm 4,5 cm 0,52 gram


20 6,2 cm 6,8 cm 1,73 gram

Ket : PT = Panjang Total; PS = Panjang standar

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
36

5.1 Kesimpulan
Ikan merupakan sumber pangan hewani yang sudah dikenal berbagai
lapisan masyarakat di berbagai belahan negara. Alternatif sumber protein hewani
yang saat ini memungkinkan untuk dikembangkan adalah ikan gabus
( Ophiocephalus striatus) atau di Jawa dikenal sebagai ikan “kutuk”. Ikan gabus
merupakan ikan yang banyak terdapat secara alami di sungai-sungai dan
bendungan serta masih sedikit dibudidayakan. Nilai gizi ikan gabus cukup tinggi,
yaitu protein sebesar 42% ,lemak1,7%, dan juga mengandung berbagai mineral
dan vitamin A; dengan demikian ikan gabus sangat potensial untuk dikembangkan
dalam industri pangan.

5.2 Saran
Pengetahuan yang didapat tentang ikan gabus dari mata kuliah
Sumberdaya Perikanan dinilai masih kurang. Sebaiknya ditunjang lagi dengan
kegiatan praktikum dan turun langsung ke lapang untuk lebih mengetahui tentang
kondisi ikan gabus yang ada di masyarakat.
37

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, A. (2019). Teknik Pembesaran Ikan Gabus (Channa Striata) Pada Kolam
Beton Di Unit Kerja Balai Air Tawar Wonocatur Balai Pengembangan
Teknologi Perikanan Budidaya, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
ALFARISY, M. U. (2016). Pengaruh jenis kelamin dan ukuran terhadap kadar
albumin pada ikan gabus (Channa striata) (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember).
Allington NI. 2002. Channa striatus. Fish Capsule Report for Biology of Fishes.
Allvanialista,I.2013.PertumbuhandanPerkembangan.JurnalPertumbuhandan
Perkembangan. 7(1):1-6.
Amri, K., & H. Khairuman. 2011. Budidaya dan Bisnis 15 Ikan Konsumsi. Jakarta
Selatan: PT AgroMedia Pustaka.
Ari, S., Muslim, M., & Mirna, F. (2015). Pemijahan ikan gabus (Channa striata)
dengan rangsangan hormon gonadotropin sintetik dosis berbeda. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 1-9.
Asnawi, S. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Cetakan Kedua. PT.
Gramedia. Jakarta, 44 hlm.
Asnawi, S. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Cetakan Kedua. PT.
Gramedia. Jakarta, 44 hlm.
Augusta, T. S., & Pernando, R. (2019). Teknik pemijahan ikan gabus (Channa
striata) di instalasi budidaya ikan lahan gambut Desa Garung Pulang
Pisau. JURNAL ILMU HEWANI TROPIKA (JOURNAL OF TROPICAL
ANIMAL SCIENCE), 8(1), 13-18.
Boyd, C. E., 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture
Development, in Aquaculture and Fish Science, Elsevier Scientific Pub.
Comp., Vol. 9. Elsevier Scientific Pub. Comp. 318 p.

Chen, T.P. 1976. Aquaculture Practice in Taiwan. Fishing New Books


Dewi, S. (2011). Jurus Tepat Budidaya Ikan Patin. Pustaka Baru Press.
Puwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta.
Djarijah, A.S. 2001. Pembenihan Patin. Kanisius. Yogyakarta
38

Efendi.M.I, 2002.Metodologi Biologi Perikanan. Cetakan ke IV. Yayasan Dewi


Sri, Bogor. 112 pp.
Ghufran.M.2010. Budidaya Kerapu Batik. Akademia. Jakarta. 30-37 hlm.

Habibi, S. (2019). Teknik Pemeliharaan Induk Ikan Gabus (Channa Striata) Di


Balai Benih Ikan (Bbi) Jepun, Tulungagung, Provinsi Jawa
Timur (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Kordi M.G dan Tanjung A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Jakarta : Rineka Cipta. Kordi, K dan Ghufran, M. 2010.
Budidaya Ikan Nila di kolam terpal. Yogyakarta : Lily publisher.
Makmur, S. (2006). Fekunditas dan diameter telur ikan gabus (Channa striata
Bloch) di daerah Banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan. Jurnal
Perikanan Universitas Gadjah Mada, 8(2), 254-259.
Murtidjo. 2001. Budidaya Karper Dalam daring Keramba Apung. Kanisius.
Jakarta.

Muslim, M. (2019). Pematangan gonad, pemijahan, penetasan telur dan perawatan


larva ikan gabus (Channa striata). Pena Akuatika: Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan, 18(2).
Muslim. 2007. Analisis Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Ikan Gabus (Channa
striata) di Rawa Sekitar Sungai Kelekar. Jurnal Agria, 3.2: 25-27.
Mustafa, A., M.A. Widodo and Y. Kristianto. 2012. Albumin And Zinc Content
Of Snakehead Fish (Channa striata) Extract And Its Role In Health.
International Journal of Science and Technology (IJSTE) : 1 (2): 1-8.
PUSPITASARI, S. D. (2018). TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GABUS (Channa
striata) DI UPTD BALAI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERIKANAN
BUDIDAYA (BPTPB) CANGKRINGAN, SLEMAN, DI
YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, FAKULTAS PERIKANAN DAN
KELAUTAN).
Rahardjo, A., Marliani. 2007. Nilem Diolah Naik Derajat. Trubus, Jakarta.
http://www.trubus.com. (Diakses pada 23 Januari 2013).
Rahayu, W.P., Maoen, Suliantari, S. Fardiaz. 1992. Teknologi Fermentasi Produk
Perikanan. Pusat Antar Universitas IPB Bogor : Bogor.
Ratnaningdyah, M. 2000. Budidaya Ikan Laut Bernilai Ekonomis. Overseas Fish
Cooperation Foundation, Japan, 23-30 hlm.
Rukmini, R. (2020). PEMBERIAN PAKAN DENGAN KOMBINASI YANG
BERBEDA UNTUK PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa
striata Blkr). Laporan Penelitian.
39

Saanin, 1986. Taksonomi dan Identifikasi Ikan. Bagian I. Bina Cipta. Bogor. 255
halaman.
Saputra, Ari., Muslim., Fitriani, Mirna. 2015. Pemijahan Ikan Gabus (Channa
striata) dengan Rangsangan Hormon Gonadotropin Sintetik Dosis
Berbeda. PS. Akuakultur Fakultas Pertanian UNSRI. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia. Riau.
Subagia, J.,R.Gustiano, Winarlin. 2007. Teknologi Reproduksi Ikan Nilem
(osteochilus hasselti c.v): Pematangan Gonad, Penanganan Telur dan
Penyediaan Calon Induk. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar
Bogor.

Sugiyanto. 2013. Analisa Usaha Budidaya Ikan Gabus dalam Rangka


Meningkatkan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat di Sekitar Bantaran
Bengawan Solo-Bojonegoro. STIE Cendekia Bojonegoro.
Sukendi. 2003. Vitelogenesis dan Manipulasi Fertilisasi pada ikan. Bagian Bahan
Mata Kuliah Biologi Reproduksi Ikan. Jurusan Budidaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

Suripto, 1982. Anatomi Ikan, Merpati, Kadal Dan Marmut, Seri Bi-1. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan
Menengah Umum, Jakarta. 80 Hlm.
40

LAMPIRAN

Lampiran 1. `Lokasi Magang


41

Lampiran 2. Lay Out BPBAT-SG Jambi


42

K Keterangan:
Reservoir/waduk
Kolam induk
Kolam pendederan
Kolam pembesaran
Kolam sedimentasi
1. Kantor BPBAT Jambi
2. Perpustakaan
3. Kantor JICA Expert
4. Aula
5. Mess Operator (type 70)
6. Mess Operator (type 45)
7. Asrama
8. Kantin
9. Mess operator (type 21)
10. Bak pemberokan
11. Kantor LSSM
12. Bak pengendapan
13. Hatchery 1
14. Mess penjaga
15. Green house
16. Lab. Kualitas air
17. Lab. Pakan dan nutrisi
18. Gudang peralatan
19. Bengkel kerja
20. Lab. Kesehatan ikan
21. Gudang pakan
22. Kolam botia
23. Ruang generator
24. Lab. Ikan hias
25. Bak nila
26. Hatchery 2
27. Hatchery 3
28. Bak pemeliharaan kodok
43

Lampiran 3. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Magang di BPBAT-SG


Jambi

Paz
44

Lampiran 4. Bahan yang Digunakan Selama Magang di BPBAT-SG Jambi


45

Lampiran 5. Kegiatan Selama Praktek Magang di BPBAT-SG Jambi

Anda mungkin juga menyukai