Anda di halaman 1dari 59

MAGANG INDUSTRI TEKNIK PEMIJAHAN IKAN NILA GMT

(Genetically Male Tilapia) SECARA ALAMI DI CV DEJEEFISH


KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI
JAWA BARAT.

(Laporan Magang Industri)

Oleh:

Nousya Nabila 20744051

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2023
MAGANG INDUSTRI TEKNIK PEMIJAHAN IKAN NILA GMT
(Genetically Male Tilapia) SECARA ALAMI DI CV DEJEEFISH
KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI
JAWA BARAT.

(Laporan Magang Industri)

Oleh:

Nousya Nabila 20744051

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2023
RINGKASAN
Pelaksanaan magang industri ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2023 - 07
Juli 2023 di CV. Dejeefish yang beralamatkan di Jalan Cibaraja No.70 Kecamatan
Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Tujuan pelaksanaan magang
industri ini yaitu mengetahui secara umum kondisi lapang di CV. Dejeefish,
struktur organisasi serta standarisasi yang diterapkan dalam ruang lingkup
pembenihan ikan nila mulai dari pemeliharaan induk, seleksi induk, persiapan
kolam pemijahan, tingkah laku pemijahan hingga ke tahap pemanenan larva.
Berdasarkan hasil pengamatan CV. Dejeefish telah menerapkan standar
operasional prosedur yang baik dan selaras dengan yang telah disyaratkan oleh
Standar Nasional Indonesia (SNI) mulai dari klasifikasi induk pokok hingga kelas
benih sebar. Sistem manajemen sudah berjalan dengan baik dan dilakukan
pengontrolan secara berkala mengenai sarana dan prasarana pendukung terkait
pembenihan ikan nila dikarenakan CV. Dejeefish telah tersertifikasi CPIB pada
ikan nila.
Hasil yang diperoleh adalah teknik pemijahan alami ikan nila GESIT jantan
dan betina SULTANA yang dilakukan secara massal dengan rasio pemijahan 1 : 3
tergolong berhasil namun kurang optimal jika dilihat berdasarkan data ukuran
panjang induk jantan 37-40 cm dan beratnya 940-1100 gr, sedangkan induk betina
panjang 32-36 cm dan beratnya berkisar 700-900 g memenuhi nilai minimal yang
telah di syaratkan oleh SNI 6138:2009 namun persentase memijah hanya 6,83% -
20,5% dimana nilai tersebut merupakan nilai yang rendah dimana biasanya induk
memijah 30% - 40% per periode pemijahan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis mampu meenyelesaikan Laporan Magang Industri
yang berjudul “Magang Industri Teknik Pemijahan Ikan Nila GMT
(Genetically Male Tilapia) Secara Alami di CV Dejeefish Kecamatan Cisaat,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat” dengan sebaik-baiknya.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Sarono, M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung.
2. Ibu Dr. Rakhmawati, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Jurusan Peternakan.
3. Bapak Rio Yusufi Subhan, S.Pi., M.Si. Ketua Program Studi Teknologi
Pembenihan Ikan
4. Bapak H. Deny Rusmawan. A.Md selaku pimpinan CV. Dejeefish
5. Ibu Dian Febriani, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Magang Industri
6. bapak M. Rizal Fauzi, A.Md selaku Pembimbing Lapang Magang Industri
7. Seluruh karyawan CV. Dejeefish yang telah membantu dan membimbing
selama proses magang industri berlangsung.
8. Teman-teman Prodi Teknologi Pembenihan Ikan angkatan 2020 yang selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan Magang industri ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun dan
mendidik sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

I. PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1


1.2. Latar Belakang...........................................................................................2
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................2
1.4. Metode Pelaksanaan..................................................................................2

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN......................................................4


2.1. Letak Geografis.........................................................................................4
2.2. Sejarah Singkat..........................................................................................5
2.3. Struktur Organisasi....................................................................................6

III. PELAKSANAAN MAGANG........................................................................4


3.1. Rencana Pelaksanaan Magang..................................................................4
3.1.1. Persiapan Kolam Pemijahan.........................................................12
3.3.2. Induk Pengadaan...........................................................................10
3.3.3. Seleksi Induk.................................................................................11
3.3.4. Teknik Pemijahan Alami...............................................................12
3.3.5. Pemanenan Larva..........................................................................14
3.3.6. Pengelolaan Pakan Induk..............................................................15
3.2. Hasil Pelaksanaan Magang........................................................................4
3.3. Pembahasan............................................................................................18
3.3.1. Brodstock / Induk..........................................................................18
3.3.2. Strategi dan Tingkah Laku Pemijahan..........................................20
3.3.3. Pemanenan Larva..........................................................................22
3.3.4. Pengelolaan Pakan Induk..............................................................24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................26


4.1. Kesimpulan..............................................................................................26
4.2. Saran........................................................................................................26
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Struktur Organisasi..........................................................................................6

2. Rencana Kegiatan Magang di CV. Dejeefish..................................................8

3. Ukuran Kolam Pemijahan..............................................................................10

4. Alat Pemijahan Ikan Nila...............................................................................12

5. Bahan Pemijahan Ikan Nila............................................................................13

6. Kadar Nutrisi Pada Pakan Induk....................................................................16

7. Hasil Pelaksanaan Magang............................................................................16

8. Panjang dan Bobot Ikan Nila...........................................................................18

9. Karakteristik Induk Matang Gonad...............................................................19

10. Induk Berina Sultana Sampel.........................................................................20

11. Total Larva dan Persentase Induk Memijah...................................................23

12 Manajemen Pakan Induk.................................................................................24


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Lokasi CV. Dejeefish.........................................................................4

2. Pengeringan, Pengapuran, dan Pemupukan.............................................10

3. Kelamin Induk Ikan nila..........................................................................12

4. Proses Penyurutan Air..............................................................................15

5. Pakan Induk Ikan Nila.............................................................................15

6. Penghitungan Larva Metode Volumetrik.................................................22

7. Induk Belum Matang Gonad....................................................................23


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila merupakan salah satu komoditas


penting perikanan budidaya air tawar di Indonesia.
Ikan ini sebenarnya bukan asli perairan Indonesia,
melainkan ikan introduksi yang berasal dari Afrika
(Khairuman dan Khairul Amri, 2006). Menurut
sejarahnya, ikan nila pertama kali didatangkan dari
Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar,
Bogor pada tahun 1969. Setahun kemudian ikan ini
mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian
nama nila berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal
Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari
nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian
diubah menjadi nila.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak
diminati orang karena memiliki citarasa daging
yang gurih serta kandungan gizi yang tinggi
sehingga ikan nila sebagai salah satu komoditi
penting yang layak untuk dikembangkan guna
memenuhi kecukupan pangan protein tinggi bagi
masyarakat. Ikan nila merupakan komoditas ikan
yang mudah dikembang biakkan serta memiliki
adaptasi tinggi terhadap perubahan lingkungan,
akan tetapi terdapat permasalahan dalam budidaya
berupa perkawinan liar yang membuat pertumbuhan
ikan kurang optimal sehingga terjadi penurunan
pada produktivitas di lingkungan budidaya.
Usaha budidaya ikan nila dapat dicapai
optimal apabila memiliki pengetahuan serta
pengalaman mengenai teknik pemijahan ikan nila
yang baik dan benar. Hal ini sangat diperlukan
dalam rangka menjamin ketersediaan benih unggul
secara berkelanjutan guna memenuhi permintaan
konsumen. Upaya untuk memenuhi kebutuhan pasar
ikan nila dapat dimulai dengan melakukan
perbaikan kualitas mulai dari induk pokok sebagai
upaya untuk memacu laju pertumbuhan yang cepat.
Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi
telah mengembangkan ikan nila GESIT (Genetically
Supermale Indonesia Tilapia) yang merupakan jenis
unggulan super jantan, sedangkan Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi
mengembangkan ikan nila SULTANA (Seleksi
Unggul Selabintana) yang memiliki keunggulan
yaitu tahan terhadap penyakit, pertumbuhan lebih
cepat dan produksi telur lebih banyak. Jika ikan nila
GESIT dikawinkan dengan ikan nila Sultana maka
menghasilkan keturunan yang 99% adalah jantan
yang disebut ikan nila GMT (Genetically Male
Tilapia). Ikan nila GMT ini bisa tumbuh lebih cepat
sebesar 150% dibanding ikan nila betina, ukurannya
lebih seragam dan aman dikonsumsi. (Efraim 2016)
Pemilihan CV. Dejeefish sebagai tempat
pelaksanaan Magang Industri didasari pada
produktivitas pembenihan yang baik dan telah
tersertifikasi CPIB (Cara pembenihan ikan yang
baik) pada ikan nila, sehingga mahasiswa dapat
belajar secara langsung mulai dari persiapan media
pemeliharaan induk, proses pemijahan induk hingga
pemanenan larva ikan nila sesuai dengan
standarisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
terkait.

1.2 Latar Belakang

1. Untuk mempelajari, memahami dan mempraktikkan secara


langsung kegiatan pemijahan ikan nila GMT

2. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam


kegiatan pemijahan ikan nila secara umum dan meningkatkan
keterampilan fisik guna persiapan memasuki dunia kerja
dikemudian hari.

3. Untuk pengembangan lebih lanjut dari pengetahuan yang sudah


didapat di bangku kuliah.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Magang Industri dilaksanakan pada


tanggal 20 Maret 2023 hingga 07 Juli 2023,
bertempat di CV. Dejeefish, Kecamatan Cisaat,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

1.4. Metode Pelaksanaan

Kegiatan Magang Industri di CV. Dejeefish


dibimbing oleh pembimbing lapang dan
pembimbing akademik.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung yang dilakukan dengan


pengamatan terhadap setiap kegiatan pada pembenihan ikan nila di
CV. Dejeefish
2. Wawancara
Metode ini dilaksanakan langsung dengan melakukan wawancara
terhadap pekerja di lapangan terkait untuk memperoleh data yang
akurat dan prosedur kegiatan yang dilakukan.
3. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif atau mengikuti kegiatan langsung di lapangan
dilakukan dengan harapan peserta magang dapat menerapkan tri
dharma perguruan tinggi yaitu sesuai dengan bidang pendidikan dan
penelitian. Dalam bidang pendidikan khususnya mempelajari terkait
pemijahan ikan nila dari pemeliharaan induk sampai pemanenan
larva ikan nila di CV. Dejeefish..
4. Literatur
Literatur merupakan cara pengambilan data dari buku maupun
internet yang berhubungan dengan pembenihan ikan nila sebagai
perbadingan atau pelengkap informasi yang akurat.
5. Dokumentasi
Metode pelaksanaan dokumentasi dilakukan bertujuan untuk melengkapi
informasi yang didapat guna menunjang kebenaran dan keterangan.

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Letak Geografis

Perusahaan CV. Dejeefish beralamat di Jalan Cibaraja no 70, desa Nagrak,


kecamatan Cisaat, kabupaten Sukabumi, provinsi Jawa Barat. Secara administratif
letak geografik CV. Dejeefish mempunyai batasan-batasan sebagai berikut.
1. Batas wilayah sebelah utara Desa Nagrak berbatasan dengan Desa Sukasari.
2. Batas wilayah sebelah selatan Desa Nagrak berbatasan dengan Desa Cibatu.
3. Batas wilayah sebelah barat Desa Nagrak berbatasan dengan Desa Salajambe
dan Desa Cibolangkaler
4. Batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamanah.

Perusahaan Cv. Dejeefish merupakan perusahaan swasta yang bergerak di


bidang perikanan air tawar yang terintegrasi mulai dari pembenihan, pendederan,
pembesaran, jasa pengiriman ikan domestik dan internasional sampai jasa
pelatihan budidaya perikanan air tawar.
Secara umum lokasi CV. Dejeefish cukup strategis karena dekat dengan
gunung gede pangrango yang dimana sumber air pada kolam pemeliharaan
berasal langsung dari gunung dan dekat dengan pusat kota sukabumi. CV.
Dejeefish memiliki Sarana prasarana yang memadai sehingga dapat menunjang
kegiatan produktivitas budidaya degan sangat baik seperti tersedianya akses
listrik, sarana komunikasi, serta akses transportasi.

Gambar 1 Peta lokasi CV. Dejeefish

2.2. Sejarah Singkat

Perusahaan CV. Dejeefish berdiri sejak tahun 2006 merupakan perusahaan


swasta yang bergerak dibidang perikanan dengan tujuan pasar yang telah
menembus pengiriman luar negeri. Pendiri perusahan ini adalah Bapak H. Deny
Rusmawan, A,Md dengan Visi dan misi sebagai berikut.
Visi Perusahaan : "Menjadi perusahaan perikanan air tawar terbaik dan terdepan"

Misi Perusahaan :

1. Mewujudkan usaha budidaya perikanan yang sesuai dengan kaidah-kaidah


CPIB dan CBIB.

2. Berupaya menjadi unit pembenihan dan pembesaran Ikan Air Tawar yang
mempunyai produk unggul melalui sertifikasi CPIB DAN CBIB.

3. Menyelenggarakan proses pelatihan dan pemagangan guna mencetak


sumberdaya manusia yang handal di bidang usaha perikanan dengan
mengedepankan pemerataan keahlian sumberdaya manusia perikanan di
daerah-daerah potensial.

4. Menyiapkan peserta pelatihan perikanan menjadi insan mandiri, berani


mengembangkan potensi diri, memiliki kreatifitas dan tanggung jawab.

5. Mewujudkan pelatihan perikanan dan pemagangan perikanan yang


mengembangkan kewirausahaan.

6. Penguatan peran serta pemerintah, masyarakat perikanan dalam


pengembangan perikanan.

7. Mewujudkan usaha perikanan yang terorganisir hulu sampai hilir

8. Pelayanan terbaik untuk kepada semua pelanggan, peserta pelatihan dan


pemagangan.

Perusahaan CV. Dejeefish memiliki legalitas perusahaan berupa surat izin


tempat usaha dan terdaftar secara resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan
dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukabumi tahun 2011 dengan nomor
503.4/538/SITU.438-BPPT/2011. Surat izin tempat usaha CV Dejee Fish dapat
dilihat pada Lampiran.

Perusahaan CV.Dejefish memiliki izin jenis usaha perseroan komanditer


diperoleh tahun 2010 oleh notaris Ny. Elly Heryati, SH dengan nomor 67/2010.
CV. Dejeefish memiliki hatchery ikan sebanyak 3 unit, 5 kolam tanah, 8 kolam
sistem sauna, 8 kolam terpal, 70 unit plasma pembenihan, 1 kantor utama, 1 ruang
karantina ikan, 1 ruang packing ikan, 1 ruang pelatihan, 1 rumah olahan, 1 outlet
penjualan pakaian dan olahan serta 6 mess peserta pelatihan. CV Dejeefish
mengalami perkembangan setiap tahunnya dan melahirkan unit usaha lainnya,
yaitu Dejee Food (usaha pengolahan ikan), Dejee Fashion (usaha konveksi
pakaian), Dejee Travel (usaha penjualan tiket pesawat) dan Dejee Car (usaha
penyewaan mobil).

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi berguna sebagai pedoman bagi sebuah perusahaan atau


institusi terkait manajemen agar tercapainya target yang telah ditetapkan. Adapun
struktur organisasi yang ada di CV. Dejeefish adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Struktur organisasi CV. Dejeefish.

Perusahaan CV. Dejeefish yang bergerak dalam bidang perikanan air tawar
yang didirikan oleh Bapak Deny Rusmawan sekaligus menjabat sebagai Direktur
CV. Dejeefish serta membawahi Ibu Dini Handayani sebagai Bendahara, Ibu
Fondayanti sebagai Admin 1, Ibu Ratu Fanisa Meilani sebagai Admin 2. Terdapat
4 Divisi yang terbagi menjadi Divisi Dejee Fashion dengan Ibu Dini Handayani
sebagai produksi dan pemasaran. Divisi Dejee Food dengan Ibu Poppy Afifah,
A.Md sebagai produksi dan pemasaran. Divisi umum dengan Bapak M.Rizal
Fauzi sebagai Pusat Pelatihan dan Magang dan Bapak Reza Fadilla, A.Md sebagai
Pemasaran dan Quality Control dan bertanggung jawab atas staf-staf di bawahnya.
Pada divisi Produksi Bapak deni rusmawan menjabat pula sebagai MPM dengan
membawahi Bapak Agus Agrianto sebagai Kepala Produksi Budidaya dan
bertanggung jawab terhadap staf-staf dibawahnya.

III. PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Rencana Pelaksanaan Magang

Kegiatan Magang Industri Kampus Merdeka dilaksanakan


pada tanggal 20 Maret 2023 hingga 07 Juli 2023, bertempat di CV.
Dejeefish, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa
Barat. Rencana kegiatan yang dilakukan di CV. Dejeefish dapat
dilihat pada tabel (2) dibawah ini.

Tabel 2. Rencana kegiatan di CV. Dejeefish

No. Rencana Kegiatan


1.Menyiapkan sarana dan prasarana Pembenihan
A. Menyiapkan sarana dan prasarana pemeliharaan induk
B. Menyiapkan sarana dan prasarana pemijahan
C. Menyiapkan sarana dan prasarana penetasan dan pemeliharaan larva
D. Menyiapkan sarana dan prasarana pendederan
E. Menyiapkan sarana dan prasarana kultur pakan alami
F. Menyiapkan sistem aerasi dan sarana penunjang pembenihan
lainnya
2.Mengelola Induk
A. Memelihara Induk
B. Memilih dan menentukan calon induk
C. Mengelola pakan pada pemeliharaan induk
D. Melakukan seleksi induk
3.Melakukan Pemijahan :
A. Pemijahan secara alami
B. Pemijahan secara semi buatan
C. Pemijahan buatan
4.Melakukan penetasan Telur:
A. Menghitung jumlah telur yang dihasilkan (fekunditas)
B. Menghitung derajat pembuahan telur (FR)
5.Melakukan pemeliharaan larva :
A. Menghitung derajat penetasan telur (HR)
B. Mengamati perkembangan dan kesehatan larva
C. Menghitung sintasan/ kelangsungan hidup larva (SR)
D. Menentukan padat tebar larva dalam media pemeliharaan larva

6.Menyediakan dan mengelola pakan Larva :


A. Mengenali jenis-jenis pakan alami dan pakan buatan yang digunakan
B. Mengkultur pakan alami
C. Mengelola ketersediaan pakan alami bagi kebutuhan larva
D. Menghitung kebutuhan pakan alami maupun pakan buatan bagi larva
Melakukan kegiatan Pendederan dan Pemanenan :
A. Melakukan penebaran dan aklimatisasi benih
B. Menentukan/menghitung padat tebar benih
C. Memelihara benih
D. Menghitung pertumbuhan benih
E. Menghitung sintasan/kelangsungan hidup benih (SR)
F. Melakukan pemisahan/grading pada benih
G. Melakukan pemanenan
H. Melakukan packing benih
Melakukan teknik pemberian pakan:
A. Melakukan pemberian pakan
B. Menghitung kebutuhan pakan
C. Menentukan waktu dan frekuensi pemberian pakan
Melakukan penanganan Kualitas Air dan
Pengendalian Penyakit:
A. Mengukur dan mengecek kandungan oksigen terlarut (DO)
B. Mengukur dan mengecek ph media pemeliharaan
C. Mengukur dan mengecek parameter kualitas air lainnya
D. Melakukan pengecekan dan sampling kesehatan benih

Mengenali sistem Tataniaga Benih:


A. Mengetahui harga pasar benih
B. Melakukan pengecekan kualitas benih yang siap jual
C. Mengetahui lokasi pasar/konsumen benih

3.3.1 Persiapan Kolam Pemijahan


Sebelum dimulai kegiatan produksi, Media pemeliharaan
adalah hal penting yang harus disiapkan terlebih dahulu guna
meminimalisir resiko selama kegiatan pembenihan berlangsung,
secara umum langkah yang dilakukan mengikuti kebiasaan dan
prosedur yang di terapkan oleh CV. Dejeefish yaitu melakukan
pengeringan kolam dasar kolam pemeliharaan induk maupun
kolam pemijahan, pembersihan kolam dan pembalikkan tanah guna
memberantas hama dan penyakit yang ada, setelah itu tanah dasar
di kapur untuk menstabilkan PH tanah dengan dosis 100-300gr/m2
dilanjut dengan proses pemupukan dengan dosis 100-200gr/ ㎡ .
(Gambar 2)
Gambar 2. Pengeringan, pengapuran dan pemupukan

Air yang digunakan sebagai media pembenihan berasal


langsung dari gunung dan tidak memiliki bak penampungan
(tandon) Air tersebut langsung dialirkan ke koolam pemeliharaan
melalui saluran inlet. Kolam pemijahan menggunakan sistem
kobakan yakni terdapat kolam yang berada ditengah kolam dan ada
saluran yakni dari saluran mulai masuknya jalan air menuju ke arah
kobakan kemudian air akan memenuhi kobakan di kolam tersebut,
dan kobakan tersebut dekat dengan tempat saluran pembuangan.
Sistem kobakan tersebut berfungsi untuk memisahkan induk
dengan larva sehingga larva tidak banyak yang mati saat
melakukan pemanenan larva. Ukuran kolam pemijahan disajikan
pada tabel 3.

Tabel 3. ukuran kolam pemijahan.


Parameter Keterangan

1 Jenis Kolam Kolam tanah


2 Luas Kolam 400 m2
3 Tinggi Kolam 75 cm
4 Tinggi air 60 cm

.
3.3.2 Pengadaan Induk

Induk ikan nila yang digunakan sebagai Broodstock untuk


induk jantan merupakan ikan nila gesit hasil pemuliaan yang
dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT-KKP RI) Sukabumi bekerja sama dengan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Ikan nila gesit (Genetically Supermale Indonesia Tilapia)


adalah nila yang secara genetis diarahkan menjadi jantan super.
Untuk induk betina menggunakan Nila sultana (Seleksi unggul
salabintana) yang dihasilkan dari BBPBAT Sukabumi, Jawa Barat.
Penemuan sultana sebenarnya sudah lama yaitu pada tahun 2001
yang lalu namun legalitas pengakuan dari Kementrian Kelautan
dan Perikanan berdasarkan keputusan menteri No. KEP.28-MEN-
2012 pada tanggal 7 juni 2012. Nila sultana merupakan hasil
penelitian selama kurang lebih 10 tahun sejak 2001 dan merupakan
hasil persilangan 10 varietas nila unggul seperti nila gift, JICA,
gesit, putih dan beberapa nila unggul lainnya

3.3.3 Seleksi Induk

Pada kegiatan seleksi dilakukan pengenalan terhadap jenis


kelamin jantan betina pada induk ikan nila dengan memperhatikan
urogenitalnya yang dapat dilihat pada gambar (2). Seleksi induk
adalah memilih atau memisahkan antara induk induk yang sudah
matang gonad atau matang telur dengan tujuan mendapatkan induk
matang gonad yang siap dipijahkan, dimana telur bisa dibuahi dan
sperma bisa membuahi. Seleksi induk adalah langkah awal dalam
kegiatan pembenihan ikan, langkah ini menentukan persentase
keberhasilan pada pembenihan sehingga pada tahap seleksi induk
ini harus dilakukan secara baik dan benar berdasarkan kriteria yang
sudah ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menurut Sumarni (2018) Calon induk yang dipilih haruslah


ikan yang sehat, tidak cacat, bentuk tubuh proporsional. Seleksi
induk bertujuan untuk memilih indukan yang sudah matang gonad
kemudian dimasukkan dalam kolam pemijahan. Perbedaan ciri ikan
nila jantan warna tubuh lebih cerah, ukuran tubuh lebih kecil,
memiliki dua lubang pada bagian abdomen, dan untuk ikan betina
warna tubuh lebih pucat, ukuran tubuh lebih besar, memiliki tiga
lubang pada bagian abdomen. Untuk ikan jantan yang matang
gonad terlihat dari kelaminnya berwarna merah dan untuk ikan
betina yang matang gonad terlihat dari alat kelaminnya lebar dan
memerah.

Gambar 3. Kelamin induk Jantan (A) dan Induk Betina (B)

3.3.4 Teknik Pemijahan Alami

Pemijahan ikan nila dilakukan secara alami dengan


menyatukan induk betina dan jantan kedalam satu kolam
pemijahan (Sumarni, 2018). Teknik pemijahan yang dilakukan di
CV. Dejeefish ialah pemijahan secara massal sebanyak 100 ekor
induk jantan GESIT dan 300 ekor induk betina SULTANA secara
alami di kolam tanah. Induk diberi pakan pada pagi dan sore hari
dengan FR 3% dari biomassa ikan. Setiap hari dilakukan
pengecekan secara berkala terhadap tingkah laku ikan dan juga
kualitas air. Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan
pada pemijahan ikan nila. (Tabel 4)
Tabel 4. Alat pemijahan ikan nila.
Alat JumlahSpesifikasi Kegunaan

Hapa pemeliharaan 1 unit Ukuran 4x5x1m Guna menampung larva


induk pada saat panen

Kolam 1 unit Luas 400 m2 Untuk memijahkan induk


pemijahan

Ember 4 BuahBahan plastik Guna menampung induk


Volume 19 pada saat panen
Liter
Timbangan 2 buahKapasitas 5 kg dan Untuk mengukur bobot
0,01 gr larva dan induk
Penggaris 1 buahKetelitian 0,1 mm Pengukuran induk
dan larva
Seser 4 buahMesh size 5 cm Untuk menangkap induk

Saringan 1 Stainles
Bahan Untuk membuang air kolam
Diameter 1 mm larva
Cangkul Tidak
2 ada Memperbaiki pematang dan
kemalir, serta
membuang lumpur
Sorongan Bahan
1 kayu Untuk meperbaiki kemalir
dan kobakan

Tabel 5. Bahan pemijahan ikan nila.


Bahan
No Jumlah Spesifikasi Kegunaan
Induk nila 400 ekor dengan 100
Induk jantan rerata 700Untuk
g menghasilkan
ekor jantan, dan betina 350 g benih nila yang
dan 300 ekor berkualitas
betina.
Pakan induk % dari berat Pelet apung Untuk
biomassa dengan diameter 5 mm mempercepat
kematangan
gonad
Pupuk 200 kg pupuk kandang dengan Untuk
dosis 500 g/m2 menumbuhk
an pakan
alami
Kapur Dolomit20 kg Kapur dolomit dengan Untuk menaikkan
dosis 50 g/m2 ph tanah
dan
sterilisasi

Hari ke-14 setelah induk berada di kolam pemijahan larva


dipanen dengan cara mengeringkan kolam pemijahan sampai hanya
tersisa air yang berada di kobakan, lalu larva yang berada di
kobakan di seser perlahan demi perlahan dan dimasukkan ke dalam
ember, kemudian di pindahkan ke dalam hapa yang telah disiapkan
sebelumnya. Jumlah larva dihtung dengan metode volumetrik,
metode ini dilakukan menggunakan gelas ukur 1000ml. Larva disi
kedalam gelas ukur tanpa memasukkan airnya, untuk ukuran
1000ml terdapat 18.000 - 20.000 larva yang dijadikan standar
untuk menghitung keseluruhan jumlah larva pada saat panen.

3.3.5 Pemanenan Larva


Pemanenan larva biasanya dilakukan setiap 14 hari sekali pada
pagi hari. Penyurutan air dilakukan sehari sebelum proses panen di
lakukan guna meminimalisir air belum surut pada saat proses
panen dilakukan, sebelum air surut total bak tempat panen perlu
dibersihkan dari kotoran berupa lumpur dengan membuka sumber
outlet pada kobakan. Penyusutan dilakukan hingga air yang tersisa
hanya pada kobakan saja (Gambar 4) Lakukan pengambilan larva
menggunakan skop net dengan mesh size 0,01 mm.

Proses pengambilan larva ini dapat dilakukan oleh dua orang.


Pemungutan larva dilakukan secara total sampai bersih termasuk
yang masih terdapat dalam sarang, dengan cara membongkar
sarang dan mengarahkan larva ke kobakan. Sarang tempat memijah
induk nila yang berbentuk bulat di dasar kolam dihitung untuk
menaksir jumlah induk yang memijah dan diratakan kembali.
Ukuran larva yang dipanen ada dua ukuran, untuk itu perlu
dilakukan sortasi dengan menggunakan baskom grading. Jumlah
induk betina yang memijah sebanyak 30-40%.

Gambar 4. Proses penyusutan air

3.3.6 Pengelolaan Pakan Induk


Pakan yang digunakan guna pematangan gonad induk berupa pakan pelet
komersial berupa pelet apung extruder 3 (Gambar 5) dan diberikan sebanyak 3%
dari biomassa induk. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi
hari pukul 07.30 dan sore hari pukul 15.00 WIB. Jika induk yang telah memijah
maka pemberian pakan tetap dilakukan akan tetapi dosis yang digunakan
dikurangi hingga 1 % dari bobot biomassa.

Gambar 5. Pakan induk ikan nila


Dosis pakan yang diberikan pada kolam pemijahan lebih
rendah yaitu 2% dari biomassa hal ini didasari bahwa pada ikan
nila kolam pemijahan berfungsi untuk kolam pengeraman telur
sehingga dalam satu kolam pemijahan terdapat induk yang belum
memijah dan sudah memijah. Induk yang sudah memijah ditandai
dengan mengerami telur dalam mulut sehingga hal ini memicu
nafsu makan yang rendah dari biasanya. Hal ini yang menjadikan
acuan jumlah pakan diturunkan menjadi 2% dari biomassa ikan.
Komposisi nutrisi pada pakan pelet yang digunakan ditampilkan
pada tabel 6. dibawah ini.

Tabel 6. Kadar nutrisi pada pakan induk


No Komposisi Jumlah (%)
1 Protein 28
2 Lemak 6
3 Serat kasar 5
4 Kadar Abu 11
5 Kadar Air 11

3.2 Hasil Pelaksanaan Magang

Berikut merupakan uraian kegiatan magang industri yang


terealisasikan terhitung dari tanggal 20 Maret 2023 - 07 Juli 2023
Di Cv. Dejeefish. (Tabel 7)

Tabel 7. Hasil pelaksanaan magang


No Kegiatan Magang Realisasi Kegiatan Hasil Kegiatan
Menyiapkan sarana 100% Persiapan sarana berupa alat dan
dan prasarana bahan yang digunakan dalam
pembenihan kegiatan pemijahan yang mencakup
hapa, anco, kolam berukuran 40 x 10
m dan induk ikan nila.
Mengelola induk 100% Induk dipelihara di kolam pemijahan
dengan jumlah induk jantan 100 ekor
dan induk betina 300 ekor. Induk
yang digunakan berumur >2 tahun
dengan pemberian pakan komersil
dan campuran dedak
Melakukan 100% Pemijahan dilakukan secara alami
pemijahan dengan sex ratio 1:3
Melakukan 100% Penetasan telur dilakukan secara
penetasan telur alami yaitu di erami oleh induk betina
selama 3-5 hari.
Melakukan 100% Pemeliharaan larva dilakukan di
pemeliharaan larva kolam pendederan dengan luas 10 x
4,5 m
Menyediakan dan 100% Pakan larva berupa plankton yang
mengelola pakan ditumbuhkan dari hasil pengapuran
larva pada tahap persiapan kolam
pendederan
Melakukan 100% Penebaran benih dari hasil panen
penebaran dan ditebar pada pagi atau sore hasil
aklimatisasi benih dengan melakukan aklimatisasi
terlebih dahulu
Melakukan teknik 100% Teknik pemberian pakan dilakukan
pemberian pakan dengan feeding rate 3% dari biomassa
diberikan sebanyak 2 kali pada pagi
dan sore hari dan diselingi oleh
pemberian dedak.
Melakukan 100% Pengecekan kualitas air dilakukan
penanganan kualitas secara periodic sebanyak 1 minggu
air dan sekali. Pengendalian penyakit yaitu
pengendalian melakukan pencegahan dengan
penyakit pemberian antibiotic berupa bawang
putih pada pakan komersil
Mengenali sistem 100% Pada pembenihan ikan nila di CV.
tataniaga benih Dejeefish hasil panen berupa larva
dan benih dijual secara domestik.
3.3 Pembahasan
3.3.1. Brodstock / Induk

Perusahaan CV. Dejeefish menggunakan induk jantan strain


gesit dan induk betina strain sultana dengan kualitas induk yang
dapat dilihat berdasarkan kriteria ukuran panjang total dan bobot
induk ikan nila. Pada kegiatan pemijahan ini menggunakan induk
dengan ukuran yang telah disajikan pada tabel berikut. (Tabel 8)

Tabel 8. Ukuran panjang dan bobot induk ikan nila


Jantan Betina
Umur
N Panjang Berat Panjang Berat
(tahun)
(cm) (gr) (cm) (gr)
1 > 36 700 26 350

2 > 33 650 25 300

3 > 36 700 23 270

4 > 33,5 660 24 310

5 > 30 600 26 360

6 > 37 750 26,5 370

7 > 37 750 22 250

8 > 33 650 26 350

9 > 32 640 25 300

1 > 36 700 25,5 320

R 1 34,3 ±2,4 680 ±48,5 24,9 ±1,46 318 ±39,6


e
r
a
t
a
S > >25 >250 >22 >200

Salah satu faktor utama dalam menentukan kualitas serta


kuantitas benih ialah kualitas dari induk yang dipijahkan. Panjang
rata - rata dan berat rata - rata pada induk yang dipijahkan susah
sesuai dengan yang disyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia
(SNI) nomor SNI 6138:2009. Menurut SNI 6138:2009 induk jantan
panjang total >25cm/ekor, dengan bobot >250gr/ekor. sedangkan
induk betina 22 ± cm dengan bobot 200gr/ekor. Ukuran induk yang
digunakan di CV. Dejeefish yaitu panjang rata rata 34,3 ±2,4cm
dan berat rata - rata 680 ±48,3gr untuk induk jantan sedangkan
untuk induk betina memiliki panjang rata rata 24,9 ±1,46cm dan
berat rata rata sebesar 318 ±39,6gr. hal ini menunjukkan bahwa
kualitas indukan yang digunakan telah mencapai batas ideal ukuran
induk serta umur yang masih berada pada masa produktif sehingga
kriteria indukan telah memenuhi standarisasi untuk dipijahkan.

Induk yang telah matang gonad merupakan faktor utama


induk y ang akan siap memijah, hal ini ditandai dengan
karakteristik induk matang gonad dapat diamati secara morfologi
dengan memperhatikan warna dan bentuk kelamin induk. Berikut
merupakan ciri ciri induk ikan nila matang gonad disajikan dalam
Tabel 9. dibawah ini.

Tabel 9. Karasteristik induk matang gonad

No KarakteristikInduk jantan (Gesit) Induk betina (Sultana) SNI:01-


6138-1999
Warna Badan berwarna hitam / Badan berwarna hitam /
merah tua merah tua
Bentuk kelamin Runcing, berwarna Alat kelamin
kemerahan membulat dan
berwarna
kemerahan
Rasio pemijahan 1 1:3
Jumlah Induk 100 300

Perbandingan antara induk jantan dan betina yang digunakan


pada kegiatan pemijahan adalah 1:3 dengan kepadatan 1 ekor/m2.
Oleh karena luas kolam pemijahan yang digunakan di Cv.
Dejeefish adalah 400m2. induk yang ditebarkan sebanyak 100 ekor
jantan dan 300 ekor betina (Tabel 9).
Rasio pemijahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
1:3 dimana rasio yang digunakan oleh CV. Dejeefish setara jika
dibandingkan dengan rasio pemijahan yang disyaratkan dalam SNI
6138:2009. Hal ini menunjukkan Cv. Dejeefish telah menetapkan
standarisasi yang sesuai dengan SNI, Hal ini ditandai dengan
adanya sertifikat CPIB pada pembenihan ikan nila dengan predikat
baik. Proses pemijahan berpengaruh terhadap efesiensi sel sperma
untuk membuahi sel telur, yang dapat diartikan jumlah sperma
yang dihasilkan oleh seekor induk jantan dapat membuahi telur-
telur yang dilepaskan oleh 3 ekor induk betina.
Induk betina Sultana yang dijadikan sampel yaitu bobot
270gr dapat dilihat pada Tabel 10 memiliki fekunditas sebanyak
641 butir telur, sedangkan dalam SNI 6138:2009 induk betina ikan
nila dengan bobot >200g/ekor memiliki fekunditas >1000 butir
dalam 1 periode pemijahan. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
fekunditas telur yang dihasilkan tidak mencapai nilai minimal
seperti yang ditetapkan SNI 6138:2009. Menurut Suyanto (2009),
ukuran induk 200–250 gram menghasilkan telur sebanyak 500–
1000 butir telur. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina
bervariasi, ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh respon pakan
yang diberikan saat pematangan gonad.

Tabel 10. induk betina SULTANA yang dipilih sebagai sampel


No Parameter Induk Betina
1 Strain Induk SULTANA
2 Bobot Induk (g) 270
3 Panjang (cm) 23
4 Fekunditas (butir) 641
5 Umur (tahun) 1

Kualitas induk merupakan salah satu penentu keberhasilan


dalam ruang lingkup pembenihan. Secara umum ciri-ciri induk
yang baik menurut (Khairuman dan Khairul 2003) yaitu mampu
memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang
tinggi; pertumbuhannya sangat cepat; sangat responsif terhadap
makanan buatan yang diberikan; resisten terhadap serangan hama,
parasit dan penyakit; dapat hidup dan tumbuh baik pada
lingkungan perairan yang relatif buruk.

3.3.2. Strategi dan Tingkah Laku Pemijahan

Pemijahan merupakan proses terjadinya perkawinan antara


induk jantan dan betina sehingga masing-masing induk melepaskan
sel sperma atau sel telur dan terjadi pembuahan. Proses
perkawinan dan pembuahan telur dapat berjalan dengan baik
apabila kondisi lingkungan mendukung seperti kualitas air yang
bagus dan terhindar dari serangan hama dan penyakit (Khaeruman
dan Amri 2003).
Strategi pemijahan yang dilakukan di CV. Dejeefish adalah
pemijahan alami secara massal. Hal ini bertujuan untuk efisiensi
pemanfaatan induk dan kolam. Strategi pemijahan ini tetap
memberi peluang bagi berlangsungnya proses pemijahan ikan nila
yang bersifat memberi perlindungan kepada telur maupun
larvanya, melalui tingkah laku dalam fase-fase pemijahan.
Proses pemijahan ikan nila berlangsung dalam tiga fase, yaitu
fase pra pemijahan (pra spawning), fase pemijahan (spawning) dan
fase pasca pemijahan (pasca spawning). Fase pra pemijahan
ditandai dengan induk jantan membuat sarang berupa cekungan
atau kubangan berbentuk bulat di dasar kolam. Untuk terjadinya
tingkah laku pemijahan ini maka konstruksi kolam di Cv. Dejeefish
berupa kolam tanah. Setelah induk jantan selesai membuat
cekungan, maka induk jantan akan menggiring betina yang juga
sudah siap untuk memijah menuju sarang tersebut. Induk
bercumbu di dasar sarang yang telah dibuatnya.
Proses pemijahan alami diawali terlebih dahulu oleh induk
jantan dengan mendiami sarang pemijahan dengan berdiameter 30-
50 cm kemudian induk betina akan menghampiri dan mendiami
sarang yang telah dibuat induk jantan sampai induk jantan
menghampiri induk betina dan setelah itu terjadi proses pemijahan
secara alami, Induk betina mengeluarkan telurnya dan untuk induk
jantan mengeluarkan spermanya (Sumarni, 2018).
Fase pasca pemijahan ditandai dengan induk nila betina
memasukkan telur yang telah dibuahi ke dalam mulutnya dan
dierami sampai telur tersebut menetas menjadi larva. Larva
dipelihara selama tiga hari di dalam mulut. Selama induk betina
memelihara telur dan larva di dalam mulut maka induk tidak
makan.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, Pada saat
pengeraman berpangsung induk betina kurang aktif bergerak atau
berdiam diri di dasar kolam untuk menjaga terjadinya gangguan
dari predator terhadap telur dan anaknya. Kemudian pada saat itu
juga, induk betina tidak melakukan kegiatan makan karena
adanya telur di dalam mulut yang menghalangi makanan masuk ke
rongga mulut. Gerakan pernapasan induk ikan berupa gerakan
membuka dan menutup mulut secara terus menerus,
memungkinkan telur-telur yang berdesakan di dalamnya
memperoleh aliran air dan oksigen yang cukup.
3.3.3. Pemanenan Larva
Pemanenan larva dilakukan pada pagi hari, Pemanenan
dilakukan secara hati-hati untuk mengurangi tingkat stress pada
dan kematian larva ketika larva ditebar pada kolam pemeliharaan
(Polania, 2015). Sistem penghitungan total larva menggunakan
metode volumetrik yang dimana SOP perusahaan menetapkan
dalam dalam 1 Liter gelas ukur terdapat 18-000 - 20.000 larva ikan
nila ukuran 0,9 - 1,2 cm. Dilakukan sampling pada pemanenan
larva siklus 1 menggunakan gelas ukur 250ml, dalam gelas ukuran
250ml terdapat sebanyak 5.125 ekor larva dan apabila di
konversikan dalam 1 Liter gelas ukur sebanyak 20.500 ekor larva
(Gambar 6). Menurut SNI (2009) total produksi larva minimal 500-
750 larva per ekor induk per satu periode, dapat diartikan apabila
dalam 1 kolam memiliki 300 ekor induk betina jumlah total larva
yang dihasilkan dalam satu periode pemijahan adalah 150.000 -
225.000 ekor larva.

Gambar 6. Penghitungan larva metode volumetrik


Persentase induk memijah dalam setiap periode pemijahan
ikan nila di CV. Dejeefish relatif rendah, hal ini dapat dibuktikan
pada tabel (11) bahwa Persentase induk memijah terdapat pada
siklus 4 hanya 6.83% dengan total larva sebanyak 10.250 dan
persentase tertinggi pada siklus 1 yaitu 20,5% dengan total larva
sebanyak 30.750 ekor. Hal ini menunjukkan adanya penurunan
produktivitas pemijahan yang seharusnya persentase induk
memijah biasanya 30% dari total induk di kolam pemijahan.
Tabel 11. Total larva dan persentase induk memijah per periode

No Siklus Pemijahan Total larva (ekor) Induk memijah (%)


1 Siklus 1 30.750 20,5

2 Siklus 2 20.500 13,66


3 Siklus 3 20.500 13,66
4 Siklus 4 10.250 6,83
5 Siklus 5 20.500 13,66

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan ditemukan


sampel induk yang tergolong sebagai indukan belum siap
dipijahkan karena belum matang gonad berdasarkan warna kelamin
yang putih pucat pada induk betina (Gambar 7) Jika dilihat
berdasarkan masa produktif induk yang digunakan masih berada
pada fase produktif dikarenakan usia indukan >1 tahun, dapat
dikatakan indukan sudah tidak produktif apabila usia >2 tahun
(SNI, 2009). Banyak ditemukan sampel induk yang belum matang
gonad ditandai karena kurangnya pemenuhan nutrisi induk pada
tahap pematangan gonad, pakan yang diberikan diselingi dengan
pakan dedak, dapat diketahui bahwa dedak hanya memiliki 8-12%
kandungan protein (Mahargya, 2019). Hal ini memicu proses
pematangan gonad yang lambat dan tidak signifikan. Selain itu
terlalu banyak lumpur pada kolam pemijahan pada saat penyurutan
air lumpur menutupi sarang yang masih terdapat larva di dalamnya
sehingga larva yang dapat dipanen tidak maksimal jumlahnya.
Gambar 7. Induk belum matang gonad

3.3.4. Pengelolaan Pakan Induk

Pakan yang diberikan pada induk yang sedang dipijahkan


adalah sebanyak 2% dari biomassa hal ini dikarenakan pada tahap
pemijahan induk betina yang sedang mengerami telur akan
berpuasa sehingga pemberian pakan dengan FR yang tinggi hanya
akan menyebabkan pakan mengendap di dasar kolam. Pakan yang
diberikan sebaiknya memiliki kandungan protein sebesar 28–33%
Menurut BSN (2009) pada pemijahan induk ikan nila diberi pakan
sebanyak 2-3% dari bobot biomassa/hari dengan kandungan
protein 28-35%. (Tabel 12)

Tabel 12. Manajemen pakan induk


Jenis Pakan Kolam pemijahan
Dosis (% biomassa) 2
Frekuensi (kali/hari) 2
Waktu pemberian pagi (08.00); sore(15.30)
Cara pemberian ditebar secara merata di
permukaan air
Lama pemeliharaan (hari) Jenis 14
pakan terapung 28
Kandungan protein (%)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
performansi di CV. Dejeefish terdapat beberapa
kesimpulan yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan pemijahan ikan nila strain gesit jantan dan sultana betina
dilakukan secara massal dengan teknik pemijahan alami, Sex
ratio yang digunakan yaitu 1 : 3 dengan luas kolam pemijahan
400㎡

2. Induk yang digunakan merupakan induk strain berkualitas baik


yaitu strain gesit jantan dan strain betina sultana, indukan telah
memenuhi syarat kriteria induk yang siap dipijahkan jika dilihat
dari panjang rata-rata induk jantan 34,3±2,3cm dan berat
680±48,5gr sedangkan paniang rata-rata induk betina
24,9±1,46cm dan berat rata-rata 318±39,6gr

3. Persentase induk memijah dalam setiap periode pemijahan ikan


nila di CV. Dejeefish relatif rendah, bahwa persentase induk
memijah dengan total 5 siklus hanya berkisar 6.83% - 20,5%

4. Ditemukan sampel induk yang tergolong karakteristik sebagai


induk belum siap dipijahkan karena belum matang gonad
berdasarkan warna kelamin yang putih pucat pada induk jantan
maupun betina hal ini didasari pemberian pakan yang tidak sesuai
kebutuhan nutrisi ikan nila pada tahap pematangan gonad.

5.2. Saran

Pada tahap pemberian pakan induk


sebaiknya memberikan pakan yang sesuai dengan
standar baku mutu kualitas SNI ysitu 28-33%
dikarenakan pemberian pakan harus sesuai dengan
harus sesuai dengan kadar nutrisi yang dibutuhkan
oleh ikan nila.

DAFTAR PUSTAKA

BP4K Kabupaten Sukabumi. 2013. BP3k Cisaat Tahun 2011. BP4K


Kabupaten Sukabumi. Sukabumi.
http://bp4kkabsukabumi.net/index.php? option= com_content
&task =view&id=37&Itemid=53 (diakses tanggal 12 Mei
2023)
Badan Standar Nasional, 2009. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila.
Dejeefish. "Selayang pandang CV. Dejeefish Hatchery, Fish Cargo
Training and Aquaculture Training"
https://dejeefish2.wordpress.com/about/. Diakses pada
Tanggal 27 Mei 2023 pukul 17.01
Dokumen. 2021. Modul Pelatihan Budidaya Ikan Nila Tahun 2021.
CV Dejee Fish. Sukabumi
Efraim. 2016. Teknik Pemijahan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L)
Strain Gesit Jantan dan Sultana Betina Secara Alami di Balai
Besar Perikanan Air Tawar Sukabumi Jawa Barat. Politeknik
Pertanian Negeri Pengkaje dan Kepulauan.
Khairuman dan Amri 2003. Proses Pemijahan Ikan Nila. Agromedia
Pustaka Jakarta
Khairuman dan Amri 2003. Keberhasilan Pemijahan Ikan Nila.
Agromedia Pustaka Jakarta
Khairuman dan Amri 2006. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif.
Agromedia Pustaka, Jakarta, 146:23-24.
Mahargya Tita. 2019. Kontral Kualitas Dedak Padi Sebagai Bahan
Pakan Unggas. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jawa
Tengah.
Polonia H. 2015. Teknik pembenihan ikan nila merah (Oreochromis
niloticus) [Tugas Akhir]. Sorong (ID): Politeknik Kelautan
dan Perikanan Sorong
Standar Nasional Indonesia 6138:2009. Induk Ikan Nila Hitam
(Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Induk Pokok.
Direktorat Perbenihan Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Standar Nasional Indonesia 6139:2009. Induk Ikan Nila Hitam
(Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Induk Pokok.
Direktorat Perbenihan Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Standar Nasional Indonesia 6140:2009. Benih Ikan Nila Hitam
(Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar.
Direktorat Perbenihan Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Standar Nasional Indonesia 6141:2009. Produksi Ikan Nila Hitam
(Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar.
Direktorat Perbenihan Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Sumarni. 2018. Penerapan Fungsi Manajemen Perencanaan
Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Untuk
Menghasilkan Benih Ikan Yang Berkualitas. Jurnal Galung
Tropika. 7(3):175-183).
Suyanto, 2009. Penyebaran Spesies Ikan Nila. Penebar Swadaya
Jakarta.
27

LAMPIRAN
28

Lampiran 1. Surat Tugas dan Penerimaan


29

Lampiran 2. Rekapan Absensi


Mahasiswa : 20744051 / NOUSYA NABILA
Perusahaan : CV Dejeefish
Kabupaten / Province : Kabupaten Sukabumi / Jawa Barat
30
31
32

Lampiran 3. Rekapan Jurnal


Nama Mahasiswa : Nousya Nabila
NPM : 20744051
Program Studi : TPI
Jurusan : Peternakan
Lokasi PKL : CV Dejeefish
Pembimbing Lapang : M. Rizal Fauzi
33
34
35
36
37
38

Lampiran 4. Nilai Pembimbing Lapang


39

Lampiran 5. Sertifikat Magang


40

Lampiran 6. Surat Izin Usaha CV. Dejeefish


41

Lampiran 7. Sertifikat CPIB CV. Dejeefish


42

Lampiran 8. kolam pemijahan Lampiran 9. Proses pengeringan kolam

Lampiran 10. Penimbangan kapur Lampiran 11. Proses penebaran kapur


43

Lampiran 12. Seleksi induk Lampiran 13. Penimbangan pakan induk

Lampiran 14. Persiapan pemberian pakan Lampiran 15. Pemberian pakan pagi
44

Lampiran 16. Penyurutan air kolam Lampiran 17. Proses pengambilan larva

Lampiran 18. Pemindahan larva Lampiran 19. Pembuangan lumpur


45

Lampiran 20. Pemindahan larva ke hapa Lampiran 21. Grading larva

Lampiran 22. Sampling ukuran larva Lampiran 23. Induk betina mengerami
46

Lampiran 24. Pemberian pelet sore hari Lampiran 25. Pembersihan kolam

Lampiran 26. Sampel induk jantan Lampiran 27. Sampel induk betina
47

Lampiran 28. Pemberian pakan dedak Lampiran 29. Pengecekan suhu air

Lampiran 30. Pengecekan PH Lampiran 31. Sampling induk


48

Lampiran 32. Pembersihan pematang


kolam

Siklus Persentase Induk Memijah (%)


1 20,5 30.750
x
2 13,66 20.500
x
3 13,66 20.500
x
4 13,66 10.250
x
5 13,66 20.500
x

Lampiran 33. Perhitungan persentase memijah

Anda mungkin juga menyukai