Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

PROFIL PETERNAKAN KERBAU DI PROVINSI ACEH KABUPATEN


SIMEULUE KECAMATAN SIMEULUE TIMUR

OLEH
RIZKA AMALIA AY
E10016102

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

PROFIL PETERNAKAN KERBAU DI PROVINSI ACEH KABUPATEN


SIMEULUE KECAMATAN SIMEULUE TIMUR

OLEH:
RIZKA AMALIA AY
E10016102

Telah Diuji di Hadapan Tim Penguji


Pada Hari ……., tanggal …………….., dan dinyatakan lulus

Ketua :
Anggota : 1. ………….
2. ………….

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan/Prodi Peternakan Pembimbing Lapangan

Dr. Ir. Endri Musnandar, MS Dr. sc. Agr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc
NIP. 19590926 1986031004 NIP.196612151992031002

1
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatan praktek kerja lapang ini. Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten
Simeulue Kecamatan Simeulue Timur. Tema yang penulis pilih berkenaan
mengenai ”Profil Peternakan Kerbau di Provinsi Aceh Kabupaten Simeulue
Kecamatan Simeulue Timur”. Banyak sekali pengalaman yang penulis peroleh
dari kegiatan ini terutama pengetahuan yang tidak bisa didapatkan pada saat
perkuliahan.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Pembimbing Lapangan yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, koreksi, petunjuk dan masukan serta motivasi untuk penulis selama
penulisan laporan ini.
Penulis sadar bahwa Laporan Praktek Kerja Lapang ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi, Maret 2020

Dto

Rizka Amalia Ay

i
DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1........................................................................................................ Latar
Belakang........................................................................................ 1
1.2........................................................................................................Tujuan
2
1.3........................................................................................................Manfaat
2
BAB II PROSEDUR KERJA...................................................................... 3
2.1. Tempat dan Waktu....................................................................... 3
2.2. Materi........................................................................................... 3
2.3. Prosedur Kerja.............................................................................. 3
2.4. Analisis Data................................................................................ 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 4
3.1. Kondisi Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang............................. 4
3.2. Karakteristik Responden ............................................................. 6
3.3. Populasi Ternak............................................................................ 7
3.4. Aspek Pemeliharaan..................................................................... 8
3.5. Manajemen Reproduksi Ternak Kerbau...................................... 9
3.6. Manajemen Kesehatan Ternak Kerbau........................................ 10
3.7. Aspek Lokasi................................................................................ 10
3.8. Aspek Hygiene............................................................................. 11
BAB V PENUTUP....................................................................................... 13
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 13
5.2. Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

ii
LAMPIRAN.................................................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Karakteristik peternak kerbau di Kecamatan Simeulue Timur.. 6
2. Populasi ternak di Kecamatan Simeulue Timur....................... 7
3. Aspek pemeliharaan................................................................. 8
4. Manajemen reproduksi ternak kerbau...................................... 9
5. Manajemen kesehatan ternak kerbau di Kecamatan
Simeulue Timur........................................................................ 10
6. Aspek lokasi............................................................................. 10
7. Aspek hygiene.......................................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerbau rawa dan kerbau pantai............................................ 5

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Karakteristik Responden....................................................... 15
2. Jumlah Ternak Kerbau.......................................................... 17
3. Aspek Kesehatan................................................................... 19
4. Aspek Kesehatan Ternak Kerbau.......................................... 21
5. Aspek Lokasi........................................................................ 22
6. Aspek Hygiene...................................................................... 24

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan merupakan salah satu sub sektor yang sangat mempengaruhi


pendapatan masyarakat. Sumber penghasil daging di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Simeulue Timur masih bertumpuh pada ternak ruminansia besar yaitu
didominasi oleh kerbau karena mudah dalam pemeliharaan, lahan kosong yang
luas dan pakan yang melimpah untuk ternak.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan
kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan
maka kebutuhan permintaan daging menjadi semakin meningkat. Khususnya saat
menjelang hari-hari besar seperti lebaran serta untuk tradisi sebelum puasa yaitu
hari meugang.
Menurut Putri dan Amri (2018) Aceh memiliki salah satu tradisi yang unik
yaitu menjelang puasa dan lebaran baik idul fitri maupun idul adha . Sebuah
tradisi atau lebih dikenal dengan meugang yaitu tradisi masak memasak daging
menjelang hari besar yang dilakukan 2 hari sebelum memasuki perayaan besar.
Tradisi ini cukup unik, masyarakat pada hari tersebut sudah mempersiapkan
berbagai kebutuhan dan peralatan untuk memasak daging.
Daging yang digunakan masyarakat Kabupaten Simeulue yaitu daging kerbau.
Menurut Aurivan (2017) kerbau lebih diminati oleh masyarakat Simeulue karena
rasa dagingnya lebih manis. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor 579/Kpts/Sr.120/4/2014 Kerbau Simeulue merupakan
kerbau lokal yang diperlihara secara turun temurun oleh masyarakat Simeulue
yang berasal dari India pada abad ke 19 dan dibudayakan oleh masyarakat sekitar
hingga sekarang.
Akan tetapi kendala yang dihadapi masyrakat Simeulue mengenai populasi
kerbau masih sangat minim. Seharusnya pemerintah daerah setempat harus
memiliki data akurat yang dapat dijadikan informasi bagi masyarakat. Sehingga
diperlukan survey mengenai “ Profil Peternakan Kerbau di Kecamatan Simeulue
Timur Kabupaten Simeulue “.

1
1.2. Tujuan

Survey ini dilakukan untuk mengetahui informasi akurat mengenai profil


peternakan kerbau di Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Timur

1.3. Manfaat

Hasil survey ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi


bagi peneliti, peternak dan masyarakat umum

2
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1. Tempat dan Waktu

Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di Provinsi Aceh Kabupaten Simeulue


Kecamatan Simeulue Timur mulai tanggal 23 Desember 2019 sampai dengan 23
Januari 2020

2.2. Materi

Materi yang digunakan dalam pelaksanaan praktek kerja lapang yaitu


kerbau, alat tulis, kamera, alat transportasi berupa sepeda motor, dan lembaran
kuisioner

2.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktek kerja lapang di Kecamatan


Simeulue timur yaitu sebagai berikut.
1. Pada tanggal 27 Januari 2020 penulis mengunjungi kantor Kecamatan
Simeulue Timur untuk meminta surat izin melakukan praktek kerja lapang
di Kecamatan tersebut serta untuk meminta 10 rekomendasi desa yang
mempunyai populasi kerbau terbanyak di Kabupaten tersebut.
2. Setelah mendapatkan surat izin, pada tanggal 1 dan 2 Januari 2020 penulis
mengunjungi 10 kantor kepala desa yang direkomendasikan untuk
mendapatkan informasi berupa 5 orang peternak yang memiliki populasi
kerbau terbanyak disetiap desa.
3. Pada tanggal 3 Januari 2020 sampai selesai penulis melakukan survey ke
setiap desa. Kegiatan tersebut mencakup pemberian lembaran kuisioner
kepada para peternak, wawancara, dan dokumentasi disetiap lokasi survey.

2.4. Analisi Data

Data yang dihimpun selama kegiatan praktek kerja lapang adalah adalah
data primer. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan
wawancara kepada peternak kerbau disetiap desa. Data yang diambil meliputi

3
karakteristik peternak kerbau di Kecamatan Simeulue Timur, jumlah ternak, aspek
pemeliharaan, manajemen kesehatan ternak kerbau, aspek lokasi, dan aspek
hygiene.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang

Gambar 1. Kerbau rawa dan kerbau pantai

Simeulue merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Aceh,


yang berasal dari daerah pemekaran Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999.
Pulau simeulue memiliki panjang lebih kurang 100,2 km dan lebar 8- 28 km, luas
wilayah 212.512 Ha dengan jumlah penduduk 83.691 jiwa serta memiliki 10
kecamatan dan 138 desa. Simeulue merupakan pulau yang terpisah dengan semua
kabupaten yang ada di Aceh, Kabupaten tersebut dikelilingi oleh lautan lepas.
Ibukota Kabupaten Simeulue yaitu sinabang. Kata Sinabang berasal dari kata
Navang. Navang adalah si pembuat garam masa dulu di daerah babang (teluk
Sinabang). Dulunya navang membuat garam dengan membendung air laut yang
masuk ke pantai Babang, kemudian dikeringkan lalu menjadilah garam. Garam
navang lambat laun menjadi dikenal. Jika penduduk membutuhkan garam, maka
mereka akan menuju si Navang, yang lambat laun konsonan ‘V’ pada Navang
berubah menjadi Nabang. Dari situlah kata Sinabang berasal.
Kerbau di Simeulue memiliki 2 jenis habitat yang berbeda, ada kerbau
pantai, dan ada juga kerbau gunung/rawa. Karakteristik kerbau Simeulue yaitu
memiliki bagian leher yang berwarna hitam kemerah-merahan, bentuk garis muka
cekung, tanduk yang melingkar ke belakang dan arah ke atas (sorong). Menurut
Aurivan (2017). Ukuran tubuh kerbau Simeulue yaitu memiliki tinggi pundak
105,1 ± 8,0 cm pada jantan, 108,9 ± 6,7 cm pada betina. Panjang badan 102,4 ±

5
7,4 cm jantan, 110,5 ± 15,3 cm pada betina. Lingkar dada 153,8 ± 40,0 cm jantan,
155,8 ± 17,6 cm pada betina. Sedangkan bobot badan 352,2 ± 87,5 kg pada jantan,
318 kg ± 75,3 kg pada betina.
Sistem pemeliharaan kerbau di Simeulue terbilang masih sangat
tradisional, kerbau dibiarkan lepas dan merumput sendiri, kebiasaan kerbau
Simeulue yaitu pada pagi hari kerbau bermukim dihutan, tetapi apabila telah sore
maka kerbau-kerbau tersebut pergi ke laut dan rawa untuk berkubang.

3.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam praktek kerja lapang ini


meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pengalaman beternak dan
prioritas beternak. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik peternak kerbau di Kecamatan Simeulue Timur


No Karakteristik Responden Jumlah % dari Total
Responden Responden
1 Jenis Kelamin
 Laki-laki 48 96
 Perempuan 2 4
2 Umur
 ≤ 50 Tahun 31 62
 ≥ 50 Tahun 19 38
3 Pendidikan Terakhir
 Tidak Sekolah 2 4
 SD 16 32
 SMP 7 17
 SMA 22 44
 Sarjana 3 6
4 Pengalaman Beternak
 ≤ 5 tahun 11 22
 6 – 10 tahun 19 38
 ≥ 11 tahun 20 40
5 Prioritas Beternak
 Pekerjaan Utama 7 14
 Pekerjaan Sampingan 23 86

Responden yang berasal dari Kecamaran Simeulue Timur 96 % berjenis


kelamin laki-laki. Umur responden terbagi menjadi dua kategori, yaitu peternak

6
yang berumur kurang dari 50 tahun dan peternak yang berumur lebih dari 50
tahun. Komposisi umur tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden dalam keadaan produktif. Menurut Maulida (2013) semakin muda usia
responden (usia produktif) rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi
dan semakin tinggi pula minat mengadopsi kemajuan teknologi. Pengalaman
beternak di Kecamatan Simeulue timur 40 % lebih dari 11 tahun. Menurut
Lestariningsih dan Basuki (2008) pengalaman beternak berpengaruh terhadap
keterampilan dan tingkat pengetahuan peternak mengenai ternaknya. Selain itu
pengalaman beternak dapat dijadikan suatu pedoman dan penyesuaian terhadap
sesuatu permasalahan yang dihadapi peternak pada masa yang akan datang.
Secara umum tingkat pendidikan responden memiliki pendidikan terakhir
tidak sekolah sebanyak 4 %, Sekolah Dasar 32 %, Sekolah Menengah Pertama 17
%, Sekolah Menengah Atas 44 % dan Sarjana 6 %. Pada Tabel 1 dapat dilihat
sebanyak 86 % peternak menjadikan beternak sebagai pekerjaan sampingan. Hal
ini mengindikasikan tingkat perhatian dan kualitas kerja yang kurang baik karena
beternak kerbau masih menjadi pekerjaan sampingan bagi para responden
sehingga saat ini beternak kerbau belum sepenuhnya memberikan kesejahteraan
bagi para peternak maupun terhadap masyarakat secara merata.

3.3. Populasi Ternak

Tabel 2. Populasi ternak di Kecamatan Simeulue Timur


Desa Jumlah Ternak Kerbau Jumlah
Dewasa Remaja Anak
Air Pinang 75 29 16 120
Ganting 95 36 24 155
Kota Batu 109 45 17 171
Kuala Makmur 152 38 27 217
Linggi 102 36 25 163
Lugu 100 27 22 149
Sefoyan 94 24 24 142
Suak Bulu 173 85 42 300
Suka Karya 87 28 9 119
Ujung Tinggi 129 45 22 196
Grand Total 1116 393 228 1732

7
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa, populasi kerbau di Kecamatan
Simeulue Timur yaitu sebanyak 1732 ekor. Dan Desa yang memiliki kerbau
terbanyak adalah desa Suak bulu dengan jumlah kerbau dewasa 173 ekor, remaja
85 ekor dan anak 42 ekor yang jika ditotal yaitu sebanyak 300 ekor. Sedangkan
populasi kerbau yang paling sedikit jumlahnya adalah desa Suka Karya yaitu
sebanyak 119 ekor. Salah satu penyebab ternak kerbau sangat sedikit di desa
tersebut dikarenakan desa Suka Karya terletak di Ibu Kota Kabupaten yaitu
Sinabang. Sehingga lahan kosong sangat sedikit karena tergolong salah satu desa
padat penduduk.

3.4. Aspek Pemeliharaan

Tabel 3. Aspek pemeliharaan


No Aspek Pemeliharaan Jumlah % dari Total
Responden Responden
1 Sistem pemeliharaan
 Digembalakan 50 100
 Dikandangkan 0 0
2 Penggunaan konsentrat
 Ada 50 100
 Tidak 0 0
3 Jenis pakan
 Rumput liar 50 100
4 Sumber air
 Sungai 50 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden menggunakan sistem


pemeliharaan dengan cara digembalakan. Hal tersebut dikarenakan di Kecamatan
Simeulue Timur masih banyak sekali lahan kosong yang tidak digunakan.
Menurut Ruswendi (2004) keuntungan pengembalaan yaitu hemat biaya dan
tenaga, serta tidak memerlukan kandang kusus. 100% ternak kerbau yang ada di
Kecamatan Simeulue Timur memakan rumput liar yaitu berupa rumput lapang
Menurut Rinduwati (2017) rumput lapang merupakan pakan yang sudah umum
digunakan sebagai pakan utama ternak ruminansia yang banyak terdapat disekitar
sawah, ladang, pegunungan dan ditepi jalan. 100% responden tidak memberikan
konsentrat ke ternak kerbau, Hal tersebut dikarenakan ternak hanya dibiarkan
merumput sendiri. Dan untuk pemenuhan kebutuhan air minum ternak, 100 %

8
diperoleh dari air sungai sekitar yang dekat dengan tempat pengembalaan ternak
kerbau.

3.5. Manajemen Reproduksi Ternak Kerbau

Tabel 4. Manajemen reproduksi ternak kerbau


No Manajemen Reproduksi Jumlah Responden % dari Total
Responden
1 Cara mengawinkan ternak
 Secara alami 50 100
 IB 0 0
2 Pemeriksa kebuntingan
 Dokter Hewan/ Mantri 32 64
 Tidak ada 18 36
3 Pembantu proses kelahiran
 Mantri 18 36
 Tidak ada 32 64

Menurut Sudono dkk, (2003) metode perkawinan ternak kerbau yang


umum dilakukan oleh peternak dibagi menjadi dua macam yaitu kawin alam dan
inseminasi buatan (IB). Tetapi di Kecamatan Simeulue timur 100 % responden
menggunakan metode kawin secara alami. Budisatriya (2016) berpendapat bahwa
metode perkawinan secara alami dilakukan karena peternak terbiasa dengan
sistem pengembalaan. Ternak yang digembalakan selain dapat mencari makanan
sendiri juga dapat melakukan perkawinan tanpa diketahui oleh pemiliknya.
Sebanyak 64% responden memilih untuk memeriksa kebuntingan ternak
mereka dilakukan oleh dokter hewan atau mantri yang direkomendasikan Dinas
Peternakan Kabupaten Simeulue. Namun pada saat proses kelahiran, sebanyak
64 % responden tidak dibantu oleh mantri melainkan ternak kerbau dibiarkan
melahirkan sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak kerbau
di Kecamatan Simeulue Timur masih sangat tradisional sehingga apa yang
dilakukan pendahulunya masih saja dilanjutkan oleh generasi penerusnya. Tetapi
36 % responden mempercayakan kepada mantri dalam menangani proses
kelahiran ternak kerbau.

9
3.6. Manajemen Kesehatan Ternak Kerbau

Tabel 5. Manajemen kesehatan ternak kerbau di Kecamatan Simeulue Timur


No Aspek Kesehatan Jumlah % dari Total
Responden Responden
1 Pemeriksaan kesehatan
 Ya 46 92
 Tidak 4 8
2 Frekuensi pemeriksaan
 1 Kali 7 14
 2 Kali 29 58
 3 Kali 2 4
 Tidak tentu 12 24
3 Tindakan yang dilakukan saat ternak sakit
 Diobati sendiri 39 78
 Menunggu Dokter Hewan / Mantri 11 22

Dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak 98% responden menyatakan


bahwa mereka melakukan pemeriksaan terhadap ternaknya. Menurut Samal
(2015) pemeriksaan kesehatan ternak merupakan faktor yang sangat berpengaruh
pada kondisi ternak. Kesehatan mutlak diperlukan karena dapat mencegah
kerugian bila terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan pencegahan,
penanganan dan penanggulangan penyakit. Frekuensi pemeriksaan kesehatan
hewan sebagian besar dilakukan sebanyak 2 kali. Apabila terdapat ternak yang
sakit, sebanyak 78 % responden lebih memilih mengobati ternaknya sendiri.
Selebihnya responden menyatakan ternaknya diobati oleh dokter hewan.

3.7. Aspek Lokasi

Tabel 6. Aspek lokasi


No Aspek Lokasi Jumlah % dari Total
Responden Responden
1 Lokasi pengembalaan jauh dari tempat
tinggal
 Ya 36 72
 Tidak 14 28
2 Lokasi pengembalaan memiliki
pembatas dengan lingkungan sekitar
 Ya 35 70
 Tidak 15 30

10
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 72 % responden
mengembalakan kerbau tersebut jauh dari lokasi tempat tinggal mereka. Tetapi
masih mudah dicapai oleh kendaraan. Menurut Maulida (2013) lokasi
pengembalaan sebaiknya jauh dari pemukiman warga sehingga tidak mengganggu
kenyamanan masyarakat sekitar seperti kotoran ternak berserakan sehingga
beresiko terjadinya penyebaran penyakit. Namun Handayani (2012) berpendapat
bahwa lokasi pengembalaan yang tidak jauh dari lokasi tempat tinggal
mempunyai keuntungan tersendiri seperti memudahkan pengawasan terhadap
ternak, dapat mengetahui gejala-gejala birahi, melahirkan serta serangan penyakit
pada ternak. Sementara lokasi pengembalaan sebagian besar mempunyai
pembatas dengan lingkungan sekitar untuk mengantisipasi ternak turun ke jalan
sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan.

3.8. Aspek Hygiene

Tabel 7. Aspek hygiene


No Aspek Higiene Jumlah % dari
Responden Total
Responden
1 Pekerja yang berhubungan langsung dengan
ternak memakai sepatu boot
 Ya 43 86
 Tidak 7 14
2 Kebersihan pekerja yang kontak langsung
dengan ternak terjaga dengan baik
 Ya 42 84
 Tidak 8 16
3 Pekerja mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan ternak
 Ya 40 80
 Tidak 10 20

Pekerja yang berhubungan / kontak langsung dengan ternak sebagian besar


telah memenuhi aspek hygiene yaitu memakai sepatu boot apabila pergi ke lokasi
pengembalaan, setelah kontak langsung dengan ternak responden mencuci tangan
terlebih dahulu. Menurut Yunasaf (2011) sanitasi dan hygiene harus dilakukan
oleh para peternak, standar hygiene dilakukan oleh setiap peternak yaitu dengan
memakai sepatu boot yang secara rutin dibersihkan dan mencuci tangan sebelum

11
dan sesudah memegang ternak. Menurut Shojaei dkk, (2006) mencuci tangan
dengan sabun terbukti dapat mengurangi frekuensi kontaminasi mikroba pada
tangan. Sehingga pekerja dapat terhindar dari serangan penyakit.

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada survey ini yaitu peternak di


Kecamatan Simeulue Timur didominasi oleh laki-laki yang berumur produktif
yaitu ≤ 50 tahun sehingga semakin muda usia responden maka semakin tinggi
pula minat mengadopsi kemajuan teknologi namun di daerah tersebut beternak
bukanlah menjadi pekerjaan utama sehingga saat ini beternak kerbau belum
sepenuhnya memberikan kesejahteraan bagi para peternak, dan pemeliharaan
ternak kerbau di Kecamatan Simeulue Timur sudah tergolong baik walaupun
masih secara tradisional.

5.2. Saran

Untuk memajukan peternakan di Kecamatan Simeulue Timur, peternak


disarankan untuk mengikuti penyuluhan tentang peternakan yang diadakan oleh
dinas-dinas terkait dan tidak menolak untuk mengikuti kemajuan teknologi yang
ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astari, P., dan A. Amri. 2018. Akulturasi dalam tradisi meugang ( Studi deskriptif
pada masyarakat gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(1): 763-775.

Handayani, A. Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten


Bulukumba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Lestariningsih, M., dan E. Basuki. 2008. Peran serta wanita peternak sapi perah
dalam meningkatkan taraf hidup keluarga. Ekuitas, 12(1): 177-137.

Maulida, F. 2013. Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di


Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor ( Studi Kasus KTTSP Baru
Sireum). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Rinduwati. 2013. Studi Potensi Padang Penggembalaan dengan Pendekatan


Spasial di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Tesis. Sekolah
Pascasarjana. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Samal, F. 2015. Analisis Manajemen Kesehatan terhadap Produktivitas Ternak


Sapi Potong di PT. Berdikari United Livestock (BULS) Kabupaten
Sidrap. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, Makassar.

Sudono, N., T. Sunarti dan M. Hamzah. Analisis motivasi beternak sapi potong
bagi peternak lokal dan transmigran serta pengaruhnya terhadap
pendapatan di Kecamatan Kairatu. Buletin Peternakan, 35(2): 113-123.

Yunasaf, F. 2011. Peran Penyuluh dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi


Perah Rakyat di Kecamatan Cisarua. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

14
LAMPIRAN

1. Karakteristik Responden
Umur Pengalaman Prioritas
No Nama L/P Desa Pendidikan
(Th) Beternak Ternak
Pekerjaan
1 Yuslim 47 L Kota Batu SMP 15 Utama
Pekerjaan
2 Akbar 42 L Kota Batu SMA 8 Sampingan
Pekerjaan
3 M. Jidar 46 L Kota Batu SMA 11 Sampingan
Arisman Pekerjaan
4 Hulu 36 L Kota Batu SMA 5 Sampingan
Pekerjaan
5 Rasmidin 45 L Kota Batu SMA 4 Sampingan
Pekerjaan
6 Budi Kari 49 L Linggi SMA 8 Sampingan
Pekerjaan
7 Anton 36 L Linggi SMA 4 Sampingan
Pekerjaan
8 Reon 33 L Linggi SMP 5 Sampingan
Rahmat Pekerjaan
9 Junaidi 62 L Linggi SD 28 Utama
Pekerjaan
10 Gunawan 54 L Linggi SMA 12 Sampingan
Kalimubi Pekerjaan
11 n 52 L Air Pinang SMA 6 Sampingan
Pekerjaan
12 Ishak 54 L Air Pinang SMA 14 Utama
Pekerjaan
13 Sakrudin 63 L Air Pinang SD 3 Sampingan
Dodi Pekerjaan
14 Mulyadi 28 L Air Pinang SMA 3 Sampingan
Pekerjaan
15 Husein 48 L Air Pinang SD 2 Sampingan
Pekerjaan
16 Gedak 40 L Lugu SMA 9 Utama
Pekerjaan
17 Mahlil 57 L Lugu SD 10 Sampingan
Pekerjaan
18 Darwis 37 L Lugu SMP 6 Sampingan
Pekerjaan
19 Munawir 56 L Lugu SMA 12 Utama
Pekerjaan
20 Sarfil 43 L Lugu SMP 6 Sampingan

15
Umur Pengalaman Prioritas
No Nama (th) L/P Desa Pendidikan Beternak Ternak
Pekerjaan
21 Mukhtadir 49 L Ganting SD 12 Sampingan
Pekerjaan
22 Ruslan 45 L Ganting SMP 6,5 Sampingan
Pekerjaan
23 Amin 62 L Ganting SMP 14 Sampingan
Pekerjaan
24 Hasan 50 L Ganting Sarjana 9 Sampingan
Pekerjaan
25 Indra 63 L Ganting SD 20 Sampingan
Kuala Pekerjaan
26 M. Yunus 39 L Makmur SD 8 Sampingan
Kuala Pekerjaan
27 Amsar 65 L Makmur SD 30 Utama
Kuala Pekerjaan
28 Dahlan 56 L Makmur SD 13 Sampingan
Ali Kuala Pekerjaan
29 Hasyim 30 L Makmur SMA 3 Sampingan
Sabu Kuala Pekerjaan
30 Nasir 48 L Makmur SMP 18 Sampingan
Pekerjaan
31 Hamda S 38 L Suak Bulu SMA 10 Sampingan
Reki Pekerjaan
32 Rikardo 38 L Suak Bulu SMA 10 Sampingan
Hj Tidak Pekerjaan
33 Rostina 78 P Suak Bulu Sekolah 51 Sampingan
Pekerjaan
34 Arsiman 45 L Suak Bulu SMA 15 Sampingan
Pekerjaan
35 Adok 69 L Suak Bulu SD 30 Sampingan
Pekerjaan
36 Irwan J 44 L Sefoyan SD 6 Sampingan
Doni Pekerjaan
37 Alafanta 32 L Sefoyan SMA 2 Sampingan
Pekerjaan
38 Noni 35 P Sefoyan SMA 3 Sampingan
Pekerjaan
39 Badrun 60 L Sefoyan SD 9 Sampingan
Ajril Pekerjaan
40 Amin 49 L Sefoyan SMA 12 Sampingan
Mandar M Pekerjaan
41 Adam 51 L Suka Karya SD 10 Sampingan
Pekerjaan
42 Raduin 54 L Suka Karya SARJANA 13 Sampingan

16
Umur Pengalaman Prioritas
No Nama (th) L/P Desa Pendidikan Beternak Ternak
Pekerjaan
43 Herman 39 L Suka Karya SMA 8 Sampingan
Pekerjaan
44 Jumardi 52 L Suka Karya SD 15 Sampingan
Pekerjaan
45 Rinal 49 L Suka Karya SMA 6 Sampingan
Ujung Pekerjaan
46 Mikaris S 44 L Tinggi Sarjana 5 Sampingan
M. Ujung Pekerjaan
47 Rasyim 50 L Tinggi SD 10 Sampingan
Sarlis Ujung Pekerjaan
48 Lahanta 53 L Tinggi SD 15 Sampingan
Ujung Tidak Pekerjaan
49 Kudri 47 L Tinggi Sekolah 20 Utama
Ujung Pekerjaan
50 Nasir 45 L Tinggi SMA 10 Sampingan

2. Jumlah Ternak Kerbau

Jumlah Kerbau
No Nama Umur (Th) L/P
Dewasa Remaja Anak
1 Yuslim 47 L 28 12 4
2 Akbar 42 L 14 8 3
3 M. Jidar 46 L 34 10 4
4 Arisman Hulu 36 L 23 12 6
5 Rasmidin 45 L 10 3 0
6 Budi Kari 49 L 13 8 9
7 Anton 36 L 18 7 3
8 Reon 33 L 8 4 3
9 Rahmat Junaidi 62 L 38 8 6
10 Gunawan 54 L 25 9 4
11 Kalimubin 52 L 28 14 5
12 Ishak 54 L 18 5 4
13 Sakrudin 63 L 5 4 3
14 Dodi Mulyadi 28 L 9 4 2
15 Husein 48 L 15 2 2
16 Gedak 40 L 32 7 2
17 Mahlil 57 L 13 6 4
18 Darwis 37 L 15 0 6
19 Munawir 56 L 28 6 5
20 Sarfil 43 L 12 8 5

17
Jumlah Kerbau
No Nama Umur (Th) L/P
Dewasa Remaja Anak
21 Mukhtadir 49 L 11 6 4
22 Ruslan 45 L 17 4 3
23 Amin 62 L 18 6 4
24 Hasan 50 L 16 5 6
25 Indra 63 L 33 15 7
26 M. Yunus 39 L 9 0 6
27 Amsar 65 L 72 14 5
28 Dahlan 56 L 36 14 3
29 Ali Hasyim 30 L 19 5 6
30 Sabu Nasir 48 L 16 5 7
31 Hamda S 38 L 20 8 5
32 Reki Rikardo 38 L 23 13 5
33 Hj Rostina 78 P 43 13 5
34 Arsiman 45 L 7 8 6
35 Adok 69 L 80 43 21
36 Irwan J 44 L 15 4 4
37 Doni Alafanta 32 L 43 6 10
38 Noni 35 P 5 2 2
39 Badrun 60 L 17 3 2
40 Ajril Amin 49 L 14 9 6
41 Mandar M 51 L 20 5 4
42 Raduin 54 L 18 6 0
43 Herman 39 L 10 4 0
44 Jumardi 52 L 22 8 2
45 Rinal 49 L 17 5 3
46 Mikaris S 44 L 12 4 0
47 M. Rasyim 50 L 43 13 8
48 Sarlis Lahanta 53 L 12 6 0
49 Kudri 47 L 38 14 8
50 Nasir 45 L 24 8 6

3. Aspek Kesehatan

18
Pemeriksaan
Pemeriksaan Yang dilakukan Saat
No Nama Kesehatan
Kesehatan Ternak Tenak Sakit
dalam setahun

19
1 Yuslim Ada 2 Kali Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
2 Akbar Ada 2 Kali Dokter/ mantri
Menunggu kedatangan
3 M. Jidar Ada 1 Kali Dokter/ mantri
4 Arisman Hulu Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
5 Rasmidin Ada 2 Kali Dokter/ mantri
6 Budi Kari Ada 2 Kali Diobati Sendiri
7 Anton Ada 2 kali Diobati Sendiri
8 Reon Ada 2 kali Diobati Sendiri
9 Rahmat Junaidi Ada 2 kali Diobati Sendiri
10 Gunawan Ada 2 kali Diobati Sendiri
11 Kalimubin Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
12 Ishak Ada 2 kali Diobati Sendiri
13 Sakrudin Ada 2 kali Diobati Sendiri
14 Dodi Mulyadi Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
15 Husein Ada 1 Kali Diobati Sendiri
16 Gedak Ada 2 Kali Diobati Sendiri
17 Mahlil Ada 2 Kali Diobati Sendiri
18 Darwis Ada 2 Kali Diobati Sendiri
19 Munawir Ada 2 Kali Diobati Sendiri
20 Sarfil Ada 2 Kali Diobati Sendiri
21 Mukhtadir Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
22 Ruslan Ada 2 Kali Diobati Sendiri
23 Amin Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
24 Hasan Ada 2 Kali Diobati Sendiri
25 Indra Ada 2 Kali Diobati Sendiri
26 M. Yunus Ada 2 Kali Diobati Sendiri
27 Amsar Ada 1 Kali Diobati Sendiri
28 Dahlan Tidak ada 1 Kali Diobati Sendiri
29 Ali Hasyim Tidak ada 2 Kali Diobati Sendiri
30 Sabu Nasir Ada 1 Kali Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
31 Hamda S Ada 1 Kali Dokter/ mantri
Menunggu kedatangan
32 Reki Rikardo Ada 3 kali Dokter/ mantri
Pemeriksaan
Pemeriksaan Kesehatan Yang dilakukan Saat
No Nama Kesehatan Ternak dalam setahun Tenak Sakit
33 Hj Rostina Ada 2 Kali Diobati Sendiri
34 Arsiman Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
35 Adok Tidak ada Tidak Tentu Diobati Sendiri

20
36 Irwan J Ada 2 kali Diobati Sendiri
37 Doni Alafanta Ada 2 Kali Diobati Sendiri
38 Noni Tidak ada 1 Kali Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
39 Badrun Ada Tidak Tentu Dokter/ mantri
40 Ajril Amin Ada 3 kali Diobati Sendiri
41 Mandar M Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
42 Raduin Ada 2 Kali Dokter/ mantri
43 Herman Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
44 Jumardi Ada Tidak Tentu Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
45 Rinal Ada 2 Kali Dokter/ mantri
Menunggu kedatangan
46 Mikaris S Ada 2 Kali Dokter/ mantri
47 M. Rasyim Ada 2 kali Diobati Sendiri
48 Sarlis Lahanta Ada 2 kali Diobati Sendiri
Menunggu kedatangan
49 Kudri Ada Tidak Tentu Dokter/ mantri
Menunggu kedatangan
50 Nasir Ada 2 Kali Dokter/ mantri

4. Aspek Kesehatan Ternak Kerbau

Yang membantu proses


No Nama Yang memeriksa kebuntingan
kelahiran
1 Yuslim Tidak ada Tidak ada
2 Akbar Tidak ada Mantri
3 M. Jidar Mantri Mantri

21
4 Arisman Hulu Tidak ada Tidak ada
5 Rasmidin Mantri Mantri
6 Budi Kari Mantri Mantri
7 Anton Mantri Mantri
8 Reon Mantri Mantri
9 Rahmat Junaidi Tidak ada Tidak ada
10 Gunawan Tidak ada Tidak ada
11 Kalimubin Mantri Tidak ada
12 Ishak Mantri Mantri
13 Sakrudin Mantri Tidak ada
14 Dodi Mulyadi Mantri Tidak ada
15 Husein Mantri Tidak ada
16 Gedak Mantri Tidak ada
17 Mahlil Mantri Mantri
18 Darwis Mantri Tidak ada
19 Munawir Mantri Mantri
20 Sarfil Mantri Mantri
21 Mukhtadir Tidak ada Tidak ada
22 Ruslan Mantri Tidak ada
23 Amin Tidak ada Tidak ada
24 Hasan Mantri Mantri
25 Indra Mantri Tidak ada
26 M. Yunus Mantri Mantri
27 Amsar Mantri Tidak ada
28 Dahlan Tidak ada Tidak ada
29 Ali Hasyim Mantri Mantri
30 Sabu Nasir Mantri Tidak ada
31 Hamda S Tidak ada Tidak ada
32 Reki Rikardo Mantri Mantri
33 Hj Rostina Tidak ada Tidak ada
34 Arsiman Tidak ada Tidak ada
35 Adok Tidak ada Tidak ada
36 Irwan J Mantri Mantri
37 Doni Alafanta Mantri Tidak ada

Yang membantu proses


No Nama Yang memeriksa kebuntingan
kelahiran
38 Noni Tidak ada Tidak ada
39 Badrun Mantri Tidak ada
40 Ajril Amin Mantri Mantri
41 Mandar M Tidak ada Tidak ada
42 Raduin Mantri Tidak ada

22
43 Herman Tidak ada Tidak ada
44 Jumardi Mantri Tidak ada
45 Rinal Mantri Tidak ada
46 Mikaris S Mantri Mantri
47 M. Rasyim Tidak ada Tidak ada
48 Sarlis Lahanta Tidak ada Tidak ada
49 Kudri Tidak ada Tidak ada
50 Nasir Mantri Mantri

5. Aspek Lokasi

Lokasi Pengembalaan Lokasi Pengembalaan Memiliki


No Nama Jauh dari Pemukiman Pembatas dengan Lingkungan
Warga( Iya/ Tidak) Sekitar (Ya/ Tidak)
1 Yuslim Iya Iya
2 Akbar Tidak Tidak
3 M. Jidar Tidak Tidak
4 Arisman Hulu Iya Ya
5 Rasmidin Tidak Tidak
6 Budi Kari Iya Ya
7 Anton Iya Ya
8 Reon Iya Ya
9 Rahmat Junaidi Iya Tidak
10 Gunawan Iya Ya
11 Kalimubin Iya Ya
12 Ishak Iya Ya
13 Sakrudin Iya Ya
14 Dodi Mulyadi Iya Ya
15 Husein Iya Ya
16 Gedak Iya Ya
17 Mahlil Iya Ya
18 Darwis Iya Ya
19 Munawir Iya Ya
20 Sarfil Iya Ya
Lokasi Pengembalaan Lokasi Pengembalaan Memiliki
Jauh dari Pemukiman Pembatas dengan Lingkungan
No Nama Warga( Iya/ Tidak) Sekitar (Ya/ Tidak)
21 Mukhtadir Iya Ya
22 Ruslan Iya Ya
23 Amin Tidak Tidak
24 Hasan Iya Ya
25 Indra Iya Ya

23
26 M. Yunus Iya Ya
27 Amsar Iya Ya
28 Dahlan Iya Ya
29 Ali Hasyim Iya Ya
30 Sabu Nasir Iya Ya
31 Hamda S Tidak Ya
32 Reki Rikardo Iya Ya
33 Hj Rostina Tidak Tidak
34 Arsiman Tidak Tidak
35 Adok Tidak Tidak
36 Irwan J Tidak Tidak
37 Doni Alafanta Iya Ya
38 Noni Iya Ya
39 Badrun Iya Ya
40 Ajril Amin Iya Ya
Mandar M
41 Adam Iya Ya
42 Raduin Iya Ya
43 Herman Iya Ya
44 Jumardi Tidak Tidak
45 Rinal Ya Tidak
46 Mikaris S Tidak Tidak
47 M. Rasyim Iya Ya
48 Sarlis Lahanta Tidak Tidak
49 Kudri Tidak Tidak
50 Nasir Tidak Tidak

6. Aspek Hygiene

Pekerja yang Kebersihan Pekerja mencuci


berhubungan pekerja yang
tangan sebelum
No Nama dengan ternak kontak dengan
memakai sepatu ternak terjaga dan sesudah kontak
boot dengan baik dengan ternak
1 Yuslim Ya Ya Ya
2 Akbar Ya Ya Ya

24
3 M. Jidar Ya ya ya
4 Arisman Hulu ya ya ya
5 Rasmidin ya Tidak ya
6 Budi Kari ya ya Tidak
7 Anton Ya Ya Tidak
8 Reon Ya Ya Tidak
9 Rahmat Junaidi Ya Ya Ya
10 Gunawan Ya Ya Ya
11 Kalimubin Ya Ya Ya
12 Ishak Ya Ya Ya
13 Sakrudin Ya Ya Ya
14 Dodi Mulyadi Ya Ya Ya
15 Husein Ya Ya Ya
16 Gedak Ya Ya Ya
17 Mahlil Ya Ya Ya
18 Darwis Ya Ya Ya
19 Munawir Ya Ya Ya
20 Sarfil Ya Ya Ya
21 Mukhtadir Ya Ya Ya
22 Ruslan Ya Ya Ya
23 Amin Tidak Tidak Ya
24 Hasan Ya Ya Tidak
25 Indra Tidak Ya Ya
26 M. Yunus Ya Ya Ya
27 Amsar Ya Ya Ya
28 Dahlan Ya Ya Tidak
29 Ali Hasyim Ya Ya Ya
30 Sabu Nasir Ya Ya Ya
31 Hamda S Tidak Tidak Ya
32 Reki Rikardo Ya Tidak Ya
33 Hj Rostina Ya Ya Ya
34 Arsiman Tidak Tidak Tidak
35 Adok Ya Tidak Tidak
Pekerja yang Kebersihan
berhubungan pekerja yang Pekerja mencuci
dengan ternak kontak dengan tangan sebelum
memakai sepatu ternak terjaga dan sesudah kontak
No Nama boot dengan baik dengan ternak
36 Irwan J Ya Ya Ya
37 Doni Alafanta Ya Ya Tidak
38 Noni Ya Ya Ya
39 Badrun Ya Ya Tidak
40 Ajril Amin Ya Ya Ya

25
Mandar M
41 Adam Ya Ya Ya
42 Raduin Tidak Tidak Ya
43 Herman Tidak Ya Ya
44 Jumardi Tidak Tidak Tidak
45 Rinal Ya Ya Ya
46 Mikaris S Ya Ya Ya
47 M. Rasyim Ya Ya Ya
48 Sarlis Lahanta Ya Ya Ya
49 Kudri Ya Ya Ya
50 Nasir Ya Ya Ya

26

Anda mungkin juga menyukai