OLEH
TIZA AGISTA CAHYANI
E10020057
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
OLEH
TIZA AGISTA CAHYANI
E10020057
Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Jurusan Peternakan Pembimbing
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang
dan laporan yang berjudul “Sistem Pemberian Pakan Ayam KUB di Peternakan
PRO IDE Rt 05 Desa Danau Kedap Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro
Jambi”. Banyak hal yang telah didapatkan pada saat melaksanakan Praktek Kerja
Lapang yang dituangkan dalamlaporan ini yang dapat bermanfaat untuk penulis
dan teman-teman mahasiswa lainnya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr.Ir Noferdiman, M.P. selaku
pembimbing praktek kerja lapang yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada teman-teman PRO IDE dalam hal membantu penulis
dalam pengambilan data.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kebaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat menjadi contoh bagi
mahasiswa yang akan melaksanakan praktek kerja lapang. Demikian dari penulis,
semoga laporan ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1........................................................................................................... Latar
Belakang.......................................................................................... 1
1.2........................................................................................................... Tujuan
..........................................................................................................3
1.3........................................................................................................... Manfaa
t........................................................................................................ 3
BAB II. MATERI DAN METODA................................................................... 4
2.1. Tempat dan Waktu.......................................................................... 4
2.2. Materi dan Peralatan....................................................................... 4
2.3. Prosedur Kerja................................................................................ 4
2.4. Analisis Data................................................................................... 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 6
3.1. Gambaran Umum Peternakan PRO IDE Danau Kedap.................. 6
3.2. Pengalaman Praktek Kerja Lapang................................................. 6
3.3. Kandang.......................................................................................... 6
3.4. Sistem Pemberian Pakan................................................................. 8
3.5. Konsumsi Pakan.............................................................................. 11
3.6. Pertambahan Bobot Badan............................................................. 11
3.7. FCR (Feed Conversion Ratio)........................................................ 14
3.8. Mortalitas........................................................................................ 16
BAB IV. PENUTUP.......................................................................................... 17
4.1. Kesimpulan..................................................................................... 17
4.2. Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kandang................................................................................................. 7
2. Tempat Pakan......................................................................................... 9
3. Tempat Minum ...................................................................................... 9
4. Pemberian Pakan.................................................................................... 10
5. Grafik Pertambahan Bobot Badan......................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Ayam lokal atau yang lebih dikenal dengan ayam kampung merupakan
plasma nutfah ternak unggas asli Indonesia yang potensial (Suprayogi et al., 2018)
dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan (Nangoy &
Karisoh, 2018) sehingga cocok untuk dikembangkan oleh masyarakat kecil dan
menengah.
Pola pemeliharaan ayam kampung yang banyak dilakukan oleh peternak di
pedesaan adalah pola pemeliharaan yang sederhana/ekstensif. Pola ekstensif
merupakan pola pemeliharaan ayam kampung yang membiarkan ayam bebas
berkeliaran dan mencari makanan sendiri (Tarigan et al., 2021) tanpa diukur
berapa kebutuhan yang sesuai. Bahan pakan yang biasa diberikan untuk ayam
kampung dengan pola ekstensif yaitu nasi sisa, nasi kering/aking, dan sisa
makanan manusia. Walaupun begitu, nasi aking juga mengandung sumber protein,
asam amino serta zat mineral yang sangat berpotensi menjadi penentu berat pada
tubuh ayam. Akan tetapi, hal itu memerlukan waktu 5 – 8 bulan untuk
menghasilkan bobot badan yang optimal. Oleh karena itu, Menurut Suprijatna
(2010), pola pemeliharaan ayam kampung secara ekstensif kurang optimal
dibandingkan pola pemeliharaan intensif. Pola ini memiliki beberapa kelemahan
yaitu berdasarkan sisi keuntungan yang diperoleh masih belum optimal,
sedangkan dari sisi kualitas dan kuantitas nutrisi dalam pakan serta jumlah ayam
yang dipelihara masih sedikit, sehingga menjadikan pola pemeliharaan ekstensif
kurang menguntungkan.
Ayam Kampung kurang berkembang disebabkan oleh berbagai faktor,
salah satu diantaranya adalah pemberian pakan yang belum memenuhi patokan
kebutuhan optimal, dimana jumlah pakan yang diberikan belum mencukupi dan
pemberian pakan belum mengacu pada kaidah ilmu nutrisi, terutama kebutuhan
makanan yang belum memperhatikan kebutuhan nutrisinya (Akhadiarto, 2017).
Dalam mengelola usaha peternakan ayam, tiap peternak harus memahami 3 (tiga)
unsur penting dalam produksi, yaitu : breeding (pembibitan), feeding (makanan
1
ternak/pakan), dan manajemen (pengelolaan usaha peternakan). Bibit yang
berkualitas baik memiliki performa yang baik. Pakan merupakan faktor terpenting
dalam usaha peternakan karena kontribusinya mencapai 60-70% dari total biaya
produksi. Pakan yang memenuhi kebutuhan akan meningkatkan produktivitas
ayam. Manajemen pemberian pakan adalah tata kelola pada pemeliharaan ayam
yang berfokus pada perelakuan pemberian pakan yang akan mempengaruhi
keberhasilan usaha.
Potensi usaha peternakan juga dapat dilihat dari jumlah permintaan protein
hewani asal unggas oleh masyarakat yang sadar akan pentingnya protein hewani
dengan nilai gizi tinggi dan aman untuk dikonsumsi (Suprayogi et al., 2018).
Rata-rata konsumsi daging ayam kampung penduduk Indonesia adalah 5,8
g/kapita/hari, sehingga jumlah asupan protein hewani dapat terpenuhi dari
komoditas peternakan dari ternak ayam lokal (Munir et al., 2016). Ayam kampung
cocok diternakkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu komoditas
protein hewani yang murah dan mudah didapatkan. Jumlah konsumsi daging
ayam kampung/ras pada tahun 2019 sebesar 12,4 g/kapita/minggu (BPS, 2020).
Bergesernya minat konsumsi daging ayam broiler ke ayam kampung saat ini
cukup besar karena cita rasa dari daging ayam kampung lebih disukai, selain itu
peluang di pasar juga masih terbuka lebar. Kebutuhan daging ayam lokal dalam
skala nasional saat ini hanya dapat terpenuhi sebesar 30%. Hal ini memberikan
peluang besar untuk pengembangan usaha ayam KUB (Mayora et al., 2018).
Ayam KUB merupakan jenis ayam kampung yang diperkenalkan oleh
badan litbang pertanian sebagai ayam unggul sejak 2014. Balai Pengkajian Ternak
(Balitnak) Ciawi selaku lembaga pengkajian Badan Litbang Pertanian, telah
mendapatkan varietas bibit ayam kampung unggul hasil dari seleksi dari beberapa
galur yang kini disebut sebagai ayam KUB. Ayam KUB merupakan salah satu
galur ayam hasil pemuliaan ayam kampung (Gallus-gallus domesticus) yang 2
berasal dari daerah Cianjur, Depok, Majalengka, dan Bogor Provinsi Jawa Barat.
Ayam KUB ini memiliki penampilan sama seperti ayam kampung biasa yang ada
di masyarakat, warna bulu sangat bervariasi, warna kaki ada yang hitam, kuning
dan sedikit kehijau lumut. Dalam masa pengenalannya ayam KUB dianjurkan
untuk dibudidayakan secara intensif yakni dikandangkan, diberi pakan yang
2
cukup serta diberi vitamin atau suplemen mirip peternakan ayam broiler. Cara
intensif memerlukan input yang tinggi untuk tujuan output yang tinggi. Dalam hal
itu, pemeliharaan ayam kub pada fase starter (1-4 minggu) dilakukan untuk
melihat bobot badan secara optimal yang tentunya tidak lepas dari bagaimana
sistem pemberian pakannya. Untuk meningkatkan produktivitas ayam kub perlu
dilakukan sistem pemberian pakan yang baik agar bobot badan yang dihasilkan
dapat maksimal. Sistem pemberian pakan itu sendiri meliputi tempat
penyimpanan pakan yang baik, tempat pakan yang memadai, dan cara pemberian
pakan yang baik. Peternak menggunakan berbagai pakan tambahan, pakan
suplemen, dan antibiotik sintetik untuk mengatisipasi menghadapi kerentanan
terhadap penyakit yang sering menyerang unggas.
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian
pakan ayam KUB untuk umur 0-4 minggu di Peternakan PRO IDE, maka telah
dilakukan praktek kerja lapang di Peternakan tersebut dengan judul “Sistem
Pemberian Pakan Ayam KUB di Peternakan PRO IDE Rt 05 Desa Danau Kedap
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Jambi
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
3
BAB II
MATERI DAN METODA
Materi yang dikaji pada Praktek kerja lapang ini adalah Ayam KUB fase
starter sebanyak 306 ekor. Pakan yang diberikan adalah pakan berupa pur merek
Brooster yang juga ditambahkan dengan Em4, lalu untuk minumannya diberi
penambahan seperti Probiotik. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari sekitar
pukul 07.30 WIB, 11.00 WIB dan sore sekitar pukul 15.30 WIB. Peralatan yang
digunakan adalah tempat minum, tempat pakan, lampu, tali, terpal, timbangan,
Termometer, cangkul, sapulidi, sekam padi, kapur, dan ember.
4
kerja lapang ini dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Pagi hari berupa:,
Mengukur Suhu dan sisa pakan, Pembersihan tempat minum dan tempat makan,
Memberikan pakan dan minum. Pada siang hari mengukur suhu dan sisa pakan,
memberikan pakan dan mengganti air minum jika habis, dan pada sore hari, yaitu
menghidupkan lampu agar ayam dapat melihat saat makan lalu memberikan
pakan dan minum serta mengukur Suhu kandang. Setelah itu, saya dan teman –
teman tidak lupa untuk selalu melakukan sanitasi kandang minimal 2 kali dalam
seminggu dengan menggunakan Formades.. Kegiatan ini dilakukan hingga selesai
dan setiap minggu juga ayam KUB selalu ditimbang agar tahu berapa bobot badan
yang didapat perminggu.
Data yang diperoleh pada kegiatan Praktek Kerja Lapang berupa data
primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data yaitu secara langsung. Data
primer meliputi jumlah ternak, pemberian pakan dan minum, data pertambahan
bobot badan perminggu, konsumsi ransum dan konversi ransum. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari recording atau pencatatan.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peternakan ayam KUB pada peternakan ini berdiri pada tahun 2022 yang
merupakan hasil dana Program Inovasi Desa (PRO IDE). Program Inovasi Desa
(PRO IDE) adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
mahasiswa melalui Organisasi FKI AL- IZZA. Terletak di Rt 05 Desa Danau
Kedap Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Ayam KUB yang
dipelihara dipeternakan PRO IDE sebanyak 306 ekor. Kandang pada peternakan
ayam KUB PRO IDE dibangun di atas lahan seluas 6 x 4 m. Kandang PRO IDE
sudah cukup dikatakan ideal. Pembangunan kandang harus memperhatikan faktor
biologis dan faktor ekonomi, selain itu pembangunan juga mempertimbangkan
modal. Kandang peternakan tersebut dilengkapi dengan 10 tempat pakan, 10
tempat minum serta lampu 5 watt sebagai penerangan, dengan area kandang
dikelilingi oleh pagar bambu, dibangun menggunakan kerangka kayu, atap nipa
dan dinding dibuat dari nipa serta bagian depan dan belakang ditutup dengan
terpal.
3.3. Kandang
6
lainnya sehingga kandang juga harus nyaman bagi ternak (Mulyantini, 2010).
Ketersedian air bersih mencukupi di pertenakan PRO IDE yang berasal dari air
sumur yang berada tidak jauh dari lokasi kandang yang memiliki kualitas yang
cukup baik. Kandang ayam KUB ini berjarak kurang lebih 22 meter dari jalan
raya dengan kondisi jalan yang baik sehingga memudahkan dalam rangka
pemeliharaan ayam KUB. Jarak dari kandang ayam KUB dan rumah penduduk
tidak begitu jauh karena lokasi yang memungkinkan cuman disitu.
Gambar 1. Kandang
7
menyatakan bahwa iklim tropis seperti di Indonesia sebaiknya mengguanakn
kandang sistem terbuka untuk menjamin sirkulasi udara.
Tempat pakan serta minum untuk ayam KUB di peternakan PRO IDE
menggunakan nipple. Tempat pakan yang dipakai ada 2 ukuran tergantung umur
ayam, untuk ayam DOC tempat pakan yang dipakai yaitu sebanyak 4 buah ukuran
1 Kg dan untuk fase setelah DOC memakai tempat pakan sebanyak 20 buah
1
ukuran 3 Kg. Untuk meminimalisisr tercecernya pakan, pada tempat pakan diisi
2
setengahnya dari kapasitas tampung. Untuk tempat pakan dan minum dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
8
Gambar 2. Tempat Pakan Gambar 3. Tempat Minum
Pakan merupakan elemen pokok dalam usaha budidaya ayam KUB, pakan
yang diberikan harus mampu memenuhi kebutuhan nutrisi pada ayam. Kualitas
pakan dapat dilihat dari kandungan proteinnya, semakin tinggi protein dan
lengkap nutrisinya maka pakan tersebut semakin baik (Sugiyono et. al., 2015).
Untuk standar nutrisi pakan ayam Kub bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Asam Asam
Energi
Calsium Pospor Amino Amino
Fase Protein Metabolis
(%) (%) Lysin Methionin
(kka/Kg)
(%) (%)
Starter
20 3.000 0,9 0,6 1,1 0,45
(0-3 Mg)
Grower
17,5 2.800 0,9 0,5 0,9 0,4
(4-12 Mg)
Layer
16,5 2.800 3,2 0,5 0,9 0,4
(>12 Mg)
9
pakan Brooster yaitu jagung kuning, dedak padi, bungkil kedelai, tepung daging
dan tulang serta minyak nabati. Sistem pemberian pakan yang terdapat di
peternakan PRO IDE sudah sangat terstuktur dengan baik. Pemberian pakan rutin
dilakukan 3 kali dalam sehari.
10
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa kandungan
nutrisi pakan ayam KUB fase starter yang digunakan di peternakan PRO IDE
adalah kadar air 12%, Abu 8%, Protein kasar 22%, Lemak kasar 5%, Serat Kasar
4%, Ca 0,8 %, P 0,50 %, lisin 1,30% dan metionin 0,50%. Prinsip penyusunan
formulasi pakan ayam yaitu membuat pakan yang memiliki kandungan gizi sesuai
dengan kebutuhan zat gizi ayam untuk memperoleh hasil pertumbuhan, daging
atau produksi telur (Sinurat, 1999). Kandungan protein kasar pada pakan Brooster
diatas kebutuhan gizi protein ayam KUB. Kebutuhan protein dipengaruhi oleh
umur ayam, kandungan zat gizi pakan menunjukkan bahwa pakan Brooster
memiliki kandungan protein kasar yaitu sebesar 22%. Hal ini sesuai pada tabel 1.
standar nutrisi pakan ayam KUB yang menyatakan bahwa kebutuhan protein
kasar ayam kampung untuk menunjang pertumbuhan sebesar 20% untuk fase
starter. Besarnya konsumsi protein pada Praktek Kerja Lapang ini sesuai dengan
hasil penelitian Ariesta (2011) yang menggunakan pakan PK 22% dan 3100
kkal/ME/Kg dimana hasilnya adalah 5,11 g/ekor/hari. Selain itu, Pemberian air
minum untuk Ayam KUB fase starter (0-4 minggu) diberikan secara adlibitum.
Tempat minum yang dipakai berwarna merah agar ayam mudah tertarik dan
dipasang sejajar dengan punggung ayam agar memudahkan ayam untuk
meminum serta tidak tumpah dan membasahi litter. Menurut Mulyantini (2010),
menyatakan bahwa penggunaan air minum pada fase starter tidak terbatas
(adlibitum) harus sejajar dengan bagian punggung ayam. Pemberian air minum
diberikan berlebih agar dapat tersedia sepanjang hari serta air minum ditambah
vitamin pada cuaca buruk agar daya tahan tubuh terjaga. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nuroso (2012) bahwa kebutuhan air minum dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu populasi ayam, jenis kelamin, umur, kondisi cuaca, berat badan serta
kesehatan ayam.
Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dimakan oleh ternak dalam
jangka waktu tertentu yang bertujuan agar dapat hidup, meningkatkan
pertambahan bobot tubuh serta untuk produksi. Pakan diberikan pada pagi, siang
11
dan sore hari, berdasarkan praktek kerja lapang yang telah dilakukan konsumsi
pakan dapat dilihat pada Tabel 3.
300
250
200
150
100
50
0
DOC 1 2 3 4
Pertambahan bobot badan menjadi salah satu faktor yang dapat dilihat
secara kuantitatif dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam. Makin
besar rata-rata pertambahan bobot badan harian (average daily gain = ADG),
13
berarti makin bagus pula pertumbuhan ayam yang dipeliharanya (Binda et al.,
2012).
Berdasarkan Tabel 4. Dapat diketahui bahwa bobot badan ayam setiap
minggunya mengalami beberapa peningkatan. PBB yang diperoleh pada minggu
ke -2 sebesar 90,13 g/ekor/minggu. Pada minggu ke-3 menurun menjadi 67,81
g/ekor/minggu. Dan pada minggu ke-4 meningkat menjadi 81,12 g/ekor/minggu,
sehingga rata –rata pertambahan bobot badan selama satu bulan sebesar 281,06
g/ekor/bulan. Berdasarkan hasil diatas, PBB pada minggu ke tiga mengalami
penurunan dikarenakan kekurangan protein dan energi yang menyebabkan
menurunnya laju pertumbuhan ayam menjadi tidak optimal. Hal itu disebabkan
oleh ayam yang suka mengorak-arik makanannya dan membuat makanan itu
banyak yang jatuh sehingga feed intake tidak masuk dan berat badan tidak
tercapai. Dampaknya konsumsi ransum tinggi namun peningkatan bobot badan
terjadi penurunan. Hal ini sesuai pendapat Ichwan (2003) yang menyatakan
bahwa, secara umum penambahan bobot badan akan dipengaruhi oleh jumlah
konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan
tersebut
14
3 174,68 67,81 2,58
4 209,66 81,12 2,59
15
3.8. Mortalitas
Tabel 6. Mortalitas
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Saran untuk kegiatan Praktek Kerja Lapang pada Peternakan PRO IDE
yaitu agar diperhatikan lagi kebersihan kandang dengan pelaksaan sanitasi yang
secara rutin dilakukan agar ayam terhindar dari berbagai penyakit.
17
DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2020). Rata-rata konsumsi per kapita seminggu beberapa macam bahan
makanan penting. https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/950/rata
rata-konsumsi-per-kapita-seminggu-beberapa-macam-bahan-makanan-
penting-2007-2021.html
Ichwan, 2003. Membuat pakan ras pedaging. Agro Media Pustaka, Tangerang
Kaleka, N. 2019. Beternak ayam kampung super jawa super tanpa bau. Penerbit
Arcitra, Yogyakarta
Manurung, E.J. 2011. Performa Ayam Broiler Pada Frekuensi Dan Waktu
Pemberian Pakan Yang Berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi Dan
Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Mulyantini, N. G. A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Halaman 4-35.
Munir, I. M., Haryani, D., Amin, N., Kardiyanto, E., Muchtami, A., Makmur, A.,
& Kusumawati, S. (2016). Kajian pengembangan ayam kampung unggul
badan litbang pertanian (KUB) di Provinsi Banten 2016.
Rajab, dan B. J. Papilaya. 2012. Sifat Kuantitatif Ayam Kampung Lokal Pada
Pemeliharaan Tradisional. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Vol.
2 No. 2. Oktober 2012. Hlm. 61-64.
Sinurat A.P. 1999. Penggunaan Bahan Pakan Lokal Dalam Pembuatan Ransum
Ayam buras. Wartazoa volume 9 nomor 1 halaman 12-20.
Suprayogi, W. P. S., Wida, E., & Dwi, S. (2018). Budidaya ayam kampung
intensif melalui program pengembangan usaha inovasi kampus. Inoteks,
22(1), 18-27. https://journal.uny.ac.id/index.php/inotek/a rticle/view/18917
Tagueha, A. D., I. J. Liur, dan Rajab. 2018. Performa Produksi Beberapa Galur
Ayam Buras yang Diberi Jamu Fermentasi. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak
dan Tanaman Vol. 6 No. 1. Oktober 2018. Hlm. 39-43.
Tarigan, I. S., Gea, I., Situmorang, M., Dubois, W. R., & Widiastuti, M. (2021).
Percepatan produksi daging ayam kampung melalui pengontrolan aspek
pemeliharaan: Upaya peningkatan ekonomi keluarga pra sejahtera. Jurnal
Pionir, 7(1), 10-26. http://jurnal.una.ac.id/index.php/pionir/arti
cle/view/1869
Wicaksono, D. 2015. Perbandingan Fertilitas, Susut Tetas, Daya Tetas, danBobot
Tetas Ayam Kampung pada Peternakan Kombinasi. 1 (2) 1--6.
Windara, I. M., Tantalo, S., Nova, K., & Sutrisna, R. (2018). Performa ayam kub
(Kampung Unggul Balitnak) periode starter pada pemberian ransum dengan
protein kasar yang berbeda performance of the starter on kub chicken
rationing with different crude protein. In Jurnal Riset dan Inovasi
Peternakan (Vol. 2, Issue 1).
LAMPIRAN
21420−115
Minggu 1. Konsumsi ransum ¿ = 69,62 (g/ekor/minggu)
306
42840−367
Minggu 2. Konsumsi ransum = =1 38,80(g/ekor/minggu)
306
53550−97
Minggu 3. Konsumsi ransum = =174,68 (g/ekor/minggu)
306
64050−104
Minggu 4. Konsumsi ransum = = 209,65 (g/ekor/minggu)
305
3. Data Bobot Badan
Rata – rata
Umur PBB
bobot badan
(Minggu) (g/ekor/minggu)
( g/ekor/minggu)
DOC 37,00 -
1 79,00 42,00
2 169,13 90,13
3 236,94 67,81
4 318,06 81,12
Jumlah 281.06
Konsumsi Ransum
Konversi Ransum = ( g / Minggu )
Pertambahan bobot badan
138,80
Konversi Ransum Minggu 2 = = 1,429 ( g / minggu )
97,066
174,65
Konversi Ransum Minggu 3 = = 2,131 (g / minggu )
81,969
209,66
Konversi Ransum Minggu 4 = = 2,176 ( g / minggu )
96,3125
6. Perhitungan Mortalitas