Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

SISTEM PEMBERIAN PAKAN AYAM KUB DI PETERNAKAN PRO IDE


RT 05 DESA DANAU KEDAP KECAMATAN MARO SEBO KABUPATEN
MUARO JAMBI

OLEH
TIZA AGISTA CAHYANI
E10020057

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

SISTEM PEMBERIAN PAKAN AYAM KUB DI PETERNAKAN PRO IDE


RT 05 DESA DANAU KEDAP KECAMATAN MARO SEBO KABUPATEN
MUARO JAMBI

OLEH
TIZA AGISTA CAHYANI
E10020057

Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Jurusan Peternakan Pembimbing

Dr. Ir. Endri Musnandar. Dr. Ir. Noferdiman, M.P.


NIP. 195909261986031004 NIP. 196811191993031004
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang
dan laporan yang berjudul “Sistem Pemberian Pakan Ayam KUB di Peternakan
PRO IDE Rt 05 Desa Danau Kedap Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro
Jambi”. Banyak hal yang telah didapatkan pada saat melaksanakan Praktek Kerja
Lapang yang dituangkan dalamlaporan ini yang dapat bermanfaat untuk penulis
dan teman-teman mahasiswa lainnya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr.Ir Noferdiman, M.P. selaku
pembimbing praktek kerja lapang yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada teman-teman PRO IDE dalam hal membantu penulis
dalam pengambilan data.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kebaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat menjadi contoh bagi
mahasiswa yang akan melaksanakan praktek kerja lapang. Demikian dari penulis,
semoga laporan ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Jambi, Desember 2022

Tiza Agista Cahyani

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1........................................................................................................... Latar
Belakang.......................................................................................... 1
1.2........................................................................................................... Tujuan
..........................................................................................................3
1.3........................................................................................................... Manfaa
t........................................................................................................ 3
BAB II. MATERI DAN METODA................................................................... 4
2.1. Tempat dan Waktu.......................................................................... 4
2.2. Materi dan Peralatan....................................................................... 4
2.3. Prosedur Kerja................................................................................ 4
2.4. Analisis Data................................................................................... 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 6
3.1. Gambaran Umum Peternakan PRO IDE Danau Kedap.................. 6
3.2. Pengalaman Praktek Kerja Lapang................................................. 6
3.3. Kandang.......................................................................................... 6
3.4. Sistem Pemberian Pakan................................................................. 8
3.5. Konsumsi Pakan.............................................................................. 11
3.6. Pertambahan Bobot Badan............................................................. 11
3.7. FCR (Feed Conversion Ratio)........................................................ 14
3.8. Mortalitas........................................................................................ 16
BAB IV. PENUTUP.......................................................................................... 17
4.1. Kesimpulan..................................................................................... 17
4.2. Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Standar Nutrisi Pakan Ayam KUB........................................................ 9


2. Kandungan Nutrisi pada pakan Brooster............................................... 10
3. Konsumsi Pakan..................................................................................... 12
4. Pertambahan Bobot Badan Ayam KUB................................................. 13
5. Konversi Pakan...................................................................................... 14
6. Mortalitas............................................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kandang................................................................................................. 7
2. Tempat Pakan......................................................................................... 9
3. Tempat Minum ...................................................................................... 9
4. Pemberian Pakan.................................................................................... 10
5. Grafik Pertambahan Bobot Badan......................................................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ayam lokal atau yang lebih dikenal dengan ayam kampung merupakan
plasma nutfah ternak unggas asli Indonesia yang potensial (Suprayogi et al., 2018)
dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan (Nangoy &
Karisoh, 2018) sehingga cocok untuk dikembangkan oleh masyarakat kecil dan
menengah.
Pola pemeliharaan ayam kampung yang banyak dilakukan oleh peternak di
pedesaan adalah pola pemeliharaan yang sederhana/ekstensif. Pola ekstensif
merupakan pola pemeliharaan ayam kampung yang membiarkan ayam bebas
berkeliaran dan mencari makanan sendiri (Tarigan et al., 2021) tanpa diukur
berapa kebutuhan yang sesuai. Bahan pakan yang biasa diberikan untuk ayam
kampung dengan pola ekstensif yaitu nasi sisa, nasi kering/aking, dan sisa
makanan manusia. Walaupun begitu, nasi aking juga mengandung sumber protein,
asam amino serta zat mineral yang sangat berpotensi menjadi penentu berat pada
tubuh ayam. Akan tetapi, hal itu memerlukan waktu 5 – 8 bulan untuk
menghasilkan bobot badan yang optimal. Oleh karena itu, Menurut Suprijatna
(2010), pola pemeliharaan ayam kampung secara ekstensif kurang optimal
dibandingkan pola pemeliharaan intensif. Pola ini memiliki beberapa kelemahan
yaitu berdasarkan sisi keuntungan yang diperoleh masih belum optimal,
sedangkan dari sisi kualitas dan kuantitas nutrisi dalam pakan serta jumlah ayam
yang dipelihara masih sedikit, sehingga menjadikan pola pemeliharaan ekstensif
kurang menguntungkan.
Ayam Kampung kurang berkembang disebabkan oleh berbagai faktor,
salah satu diantaranya adalah pemberian pakan yang belum memenuhi patokan
kebutuhan optimal, dimana jumlah pakan yang diberikan belum mencukupi dan
pemberian pakan belum mengacu pada kaidah ilmu nutrisi, terutama kebutuhan
makanan yang belum memperhatikan kebutuhan nutrisinya (Akhadiarto, 2017).
Dalam mengelola usaha peternakan ayam, tiap peternak harus memahami 3 (tiga)
unsur penting dalam produksi, yaitu : breeding (pembibitan), feeding (makanan

1
ternak/pakan), dan manajemen (pengelolaan usaha peternakan). Bibit yang
berkualitas baik memiliki performa yang baik. Pakan merupakan faktor terpenting
dalam usaha peternakan karena kontribusinya mencapai 60-70% dari total biaya
produksi. Pakan yang memenuhi kebutuhan akan meningkatkan produktivitas
ayam. Manajemen pemberian pakan adalah tata kelola pada pemeliharaan ayam
yang berfokus pada perelakuan pemberian pakan yang akan mempengaruhi
keberhasilan usaha.
Potensi usaha peternakan juga dapat dilihat dari jumlah permintaan protein
hewani asal unggas oleh masyarakat yang sadar akan pentingnya protein hewani
dengan nilai gizi tinggi dan aman untuk dikonsumsi (Suprayogi et al., 2018).
Rata-rata konsumsi daging ayam kampung penduduk Indonesia adalah 5,8
g/kapita/hari, sehingga jumlah asupan protein hewani dapat terpenuhi dari
komoditas peternakan dari ternak ayam lokal (Munir et al., 2016). Ayam kampung
cocok diternakkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu komoditas
protein hewani yang murah dan mudah didapatkan. Jumlah konsumsi daging
ayam kampung/ras pada tahun 2019 sebesar 12,4 g/kapita/minggu (BPS, 2020).
Bergesernya minat konsumsi daging ayam broiler ke ayam kampung saat ini
cukup besar karena cita rasa dari daging ayam kampung lebih disukai, selain itu
peluang di pasar juga masih terbuka lebar. Kebutuhan daging ayam lokal dalam
skala nasional saat ini hanya dapat terpenuhi sebesar 30%. Hal ini memberikan
peluang besar untuk pengembangan usaha ayam KUB (Mayora et al., 2018).
Ayam KUB merupakan jenis ayam kampung yang diperkenalkan oleh
badan litbang pertanian sebagai ayam unggul sejak 2014. Balai Pengkajian Ternak
(Balitnak) Ciawi selaku lembaga pengkajian Badan Litbang Pertanian, telah
mendapatkan varietas bibit ayam kampung unggul hasil dari seleksi dari beberapa
galur yang kini disebut sebagai ayam KUB. Ayam KUB merupakan salah satu
galur ayam hasil pemuliaan ayam kampung (Gallus-gallus domesticus) yang 2
berasal dari daerah Cianjur, Depok, Majalengka, dan Bogor Provinsi Jawa Barat.
Ayam KUB ini memiliki penampilan sama seperti ayam kampung biasa yang ada
di masyarakat, warna bulu sangat bervariasi, warna kaki ada yang hitam, kuning
dan sedikit kehijau lumut. Dalam masa pengenalannya ayam KUB dianjurkan
untuk dibudidayakan secara intensif yakni dikandangkan, diberi pakan yang

2
cukup serta diberi vitamin atau suplemen mirip peternakan ayam broiler. Cara
intensif memerlukan input yang tinggi untuk tujuan output yang tinggi. Dalam hal
itu, pemeliharaan ayam kub pada fase starter (1-4 minggu) dilakukan untuk
melihat bobot badan secara optimal yang tentunya tidak lepas dari bagaimana
sistem pemberian pakannya. Untuk meningkatkan produktivitas ayam kub perlu
dilakukan sistem pemberian pakan yang baik agar bobot badan yang dihasilkan
dapat maksimal. Sistem pemberian pakan itu sendiri meliputi tempat
penyimpanan pakan yang baik, tempat pakan yang memadai, dan cara pemberian
pakan yang baik. Peternak menggunakan berbagai pakan tambahan, pakan
suplemen, dan antibiotik sintetik untuk mengatisipasi menghadapi kerentanan
terhadap penyakit yang sering menyerang unggas.
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian
pakan ayam KUB untuk umur 0-4 minggu di Peternakan PRO IDE, maka telah
dilakukan praktek kerja lapang di Peternakan tersebut dengan judul “Sistem
Pemberian Pakan Ayam KUB di Peternakan PRO IDE Rt 05 Desa Danau Kedap
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Jambi

1.2. Tujuan

Tujuan PKL ini untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dari


mempelajari sistem pemberian pakan ayam KUB di Peternakan PRO IDE RT 05
Desa Danau Kedap Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi.

1.3. Manfaat

Manfaat kegiatan PKL untuk mahasiswa adalah agar menambah wawasan,


pengetahuan dan pengalaman kerja terkait dengan usaha ternak ayam KUB
terutama dalam sistem pemberian pakan ayam KUB. Dan juga diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat tentang sistem pemberian pakan yang
baik agar menghasilkan pertambahan bobot badan yang optimal.

3
BAB II
MATERI DAN METODA

2.1. Tempat dan waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Peternakan PRO IDE


yang beralamat di RT.05 Desa Danau Kedap, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten
Muaro Jambi.
Waktu pelaksanaan praktek kerja lapang dimulai dari tanggal 8 Oktober
sampai 5 November. Setiap hari senin sampai minggu, pada waktu pagi hari pukul
08.00-12.00 WIB dan sore hari pukul 13.00-17.00 WIB.

2.2. Materi dan Peralatan

Materi yang dikaji pada Praktek kerja lapang ini adalah Ayam KUB fase
starter sebanyak 306 ekor. Pakan yang diberikan adalah pakan berupa pur merek
Brooster yang juga ditambahkan dengan Em4, lalu untuk minumannya diberi
penambahan seperti Probiotik. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari sekitar
pukul 07.30 WIB, 11.00 WIB dan sore sekitar pukul 15.30 WIB. Peralatan yang
digunakan adalah tempat minum, tempat pakan, lampu, tali, terpal, timbangan,
Termometer, cangkul, sapulidi, sekam padi, kapur, dan ember.

2.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilaksanakan pada Sistem Pemberian Pakan Ayam


KUB adalah dimulai dari Saat kedatangan DOC disiapkan air gula merah dengan
konsentrasi gula 2 % dari total air dan untuk pemberian pakannya disebar terlebih
dahulu dibawah yang alasnya sudah diberi Koran agar memberikan ajaran makan
yang baik untuk ayam DOC, hal ini dilakukan untuk hari pertama saja. lalu untuk
seterusnya hanya dilakukan Pembersihan tempat Pakan dan minum dengan air
biasa serta sabun jika ada benda asing seperti bulu dan kotoran ayam yang
terdapat di tempat makan dan minum dapat mudah dibersihkan. kemudian
pemasangan tempat pakan dan minum dan setelahnya pemberian pakan dan
minumnya. Untuk ayam DOC yang baru datang, terlebih dahulu diberi minum
yang telah dicampur dengan probiotik selama 1 minggu. Kegiatan selama praktek

4
kerja lapang ini dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Pagi hari berupa:,
Mengukur Suhu dan sisa pakan, Pembersihan tempat minum dan tempat makan,
Memberikan pakan dan minum. Pada siang hari mengukur suhu dan sisa pakan,
memberikan pakan dan mengganti air minum jika habis, dan pada sore hari, yaitu
menghidupkan lampu agar ayam dapat melihat saat makan lalu memberikan
pakan dan minum serta mengukur Suhu kandang. Setelah itu, saya dan teman –
teman tidak lupa untuk selalu melakukan sanitasi kandang minimal 2 kali dalam
seminggu dengan menggunakan Formades.. Kegiatan ini dilakukan hingga selesai
dan setiap minggu juga ayam KUB selalu ditimbang agar tahu berapa bobot badan
yang didapat perminggu.

2.3.4. Analisis Data

Data yang diperoleh pada kegiatan Praktek Kerja Lapang berupa data
primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data yaitu secara langsung. Data
primer meliputi jumlah ternak, pemberian pakan dan minum, data pertambahan
bobot badan perminggu, konsumsi ransum dan konversi ransum. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari recording atau pencatatan.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Peternakan PRO IDE Danau Kedap

Peternakan ayam KUB pada peternakan ini berdiri pada tahun 2022 yang
merupakan hasil dana Program Inovasi Desa (PRO IDE). Program Inovasi Desa
(PRO IDE) adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
mahasiswa melalui Organisasi FKI AL- IZZA. Terletak di Rt 05 Desa Danau
Kedap Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Ayam KUB yang
dipelihara dipeternakan PRO IDE sebanyak 306 ekor. Kandang pada peternakan
ayam KUB PRO IDE dibangun di atas lahan seluas 6 x 4 m. Kandang PRO IDE
sudah cukup dikatakan ideal. Pembangunan kandang harus memperhatikan faktor
biologis dan faktor ekonomi, selain itu pembangunan juga mempertimbangkan
modal. Kandang peternakan tersebut dilengkapi dengan 10 tempat pakan, 10
tempat minum serta lampu 5 watt sebagai penerangan, dengan area kandang
dikelilingi oleh pagar bambu, dibangun menggunakan kerangka kayu, atap nipa
dan dinding dibuat dari nipa serta bagian depan dan belakang ditutup dengan
terpal.

3.2. Pengalaman Praktek Kerja Lapang

Selama melakuakan Praktek Kerja Lapang di Peternakan PRO IDE


diperoleh pengalaman baru diantaranya mengetahui cara memelihara ayam kub
mulai dari DOC hingga umur 4 minggu, pemberian pakan ayam KUB dilakukan
sehari tiga kali pagi, siang dan sore. Pakan yang diberikan akan ditimbang dan
dicatat setiap kali pemberian, demikian pula sisa pakan untuk mengetahui jumlah
konsumsi pakan. lalu membersihkan kandang di Peternakan PRO IDE juga rutin
dilakukan dari mulai seminggu satu kali menjadi seminggu tiga kali dan tidak lupa
pula pemeriksaan terhadap ayam yang menunjukkan gejala sakit.

3.3. Kandang

Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat


tinggal bagi ternak, tempat berteduh dari cuaca dingin dan panas serta gangguan

6
lainnya sehingga kandang juga harus nyaman bagi ternak (Mulyantini, 2010).
Ketersedian air bersih mencukupi di pertenakan PRO IDE yang berasal dari air
sumur yang berada tidak jauh dari lokasi kandang yang memiliki kualitas yang
cukup baik. Kandang ayam KUB ini berjarak kurang lebih 22 meter dari jalan
raya dengan kondisi jalan yang baik sehingga memudahkan dalam rangka
pemeliharaan ayam KUB. Jarak dari kandang ayam KUB dan rumah penduduk
tidak begitu jauh karena lokasi yang memungkinkan cuman disitu.

Gambar 1. Kandang

Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari panas matahari, hujan


serta berfungsi untuk menghindari ternak dari gangguan manusia dan hewan liar.
Letak kandang dipeternakan PRO IDE pada bagian depan menghadap ke arah
selatan, bagian belakang kandang menghadap ke arah utara tetapi pada bagian
timur, di tutupi terpal yang bisa di buka tutup sehingga sinar matahari langsung
menyinari kandang. Bangunan kandang dipeternakan PRO IDE yaitu kandang
panggung, dengan kapasitas tampung 306 ekor. Untuk ayam dengan jumlah
sekitar 306 ekor rmaka dibutuhkan kandang dengan ukuran panjang kandang 6
meter dengan lebar kandang 4 meter, dengan tinggi kandang 3 meter pada bagian
samping dan tinggi tengah sekitar 4 meter, untuk tepi atap mempunyai lebar 1
meter dari dinding kandang. Sistem perkandangan yang digunakan pada
peternakan PRO IDE adalah kandang open house. Kandang yang digunakan oleh
peternakan ini sesuai dengan pendapat sudaryani dan santoso (2011) yang

7
menyatakan bahwa iklim tropis seperti di Indonesia sebaiknya mengguanakn
kandang sistem terbuka untuk menjamin sirkulasi udara.

3.4. Sistem Pemberian Pakan

a. Tempat penyimpanan pakan

Penyimpanan pakan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan


yang selalalu terkait dengan waktu bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga
pakan yang disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor
yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas pakan tersebut. Dapat diketahui
tempat penyimpanan pakan yang terdapat di peternakan PRO IDE merupakan
tempat penyimpanan pakan yang berupa karung yang telah dialasi papan agar
tidak menyentuh tanah yang akan mengakibatkan pakan lembab. Tempat
penyimpanan pakan ini memiliki keuntungan yaitu pakan tidak lembab karena
tempat penyimpanan selalu tertutup rapat setelah dipakai, pakan tidak cepat rusak
karena pakan habis dalam waktu sekitar seminggu. Hal ini sesuai dengan pendapat
CJ Feed Indonesia, (2008) pakan tidak boleh disimpan lebih 1 minggu, dan pakan
yang didatangkan lebih dulu adalah yang digunakan terlebih dahulu.
Walaupun tempat penyimpanan pakan hanya di karung saja tetapi
penyimpanan pakan juga harus tetap diperhatikan agar pakan tidak lembab atau
rusak. Tempat penyimpanan pakan diusahakan kering dan bebas hama, baik
serangga, tikus, maupun binatang lain.

b. Tempat Pemberian Pakan

Tempat pakan serta minum untuk ayam KUB di peternakan PRO IDE
menggunakan nipple. Tempat pakan yang dipakai ada 2 ukuran tergantung umur
ayam, untuk ayam DOC tempat pakan yang dipakai yaitu sebanyak 4 buah ukuran
1 Kg dan untuk fase setelah DOC memakai tempat pakan sebanyak 20 buah
1
ukuran 3 Kg. Untuk meminimalisisr tercecernya pakan, pada tempat pakan diisi
2
setengahnya dari kapasitas tampung. Untuk tempat pakan dan minum dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

8
Gambar 2. Tempat Pakan Gambar 3. Tempat Minum

c. Cara Pemberian Pakan dan Minum

Pakan merupakan elemen pokok dalam usaha budidaya ayam KUB, pakan
yang diberikan harus mampu memenuhi kebutuhan nutrisi pada ayam. Kualitas
pakan dapat dilihat dari kandungan proteinnya, semakin tinggi protein dan
lengkap nutrisinya maka pakan tersebut semakin baik (Sugiyono et. al., 2015).
Untuk standar nutrisi pakan ayam Kub bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Standar Nutrisi Pakan Ayam KUB

Asam Asam
Energi
Calsium Pospor Amino Amino
Fase Protein Metabolis
(%) (%) Lysin Methionin
(kka/Kg)
(%) (%)

Starter
20 3.000 0,9 0,6 1,1 0,45
(0-3 Mg)

Grower
17,5 2.800 0,9 0,5 0,9 0,4
(4-12 Mg)

Layer
16,5 2.800 3,2 0,5 0,9 0,4
(>12 Mg)

Sumber : Petunjuk teknis produksi ayam local pedaging unggul, 2017

Selama melaksanakan PKL selama 4 minggu jenis pakan yang diberikan


yaitu Brooster dari PT. Cargill Indonesia. Bahan pakan yang digunakan pada

9
pakan Brooster yaitu jagung kuning, dedak padi, bungkil kedelai, tepung daging
dan tulang serta minyak nabati. Sistem pemberian pakan yang terdapat di
peternakan PRO IDE sudah sangat terstuktur dengan baik. Pemberian pakan rutin
dilakukan 3 kali dalam sehari.

Gambar 4. Pemberian Pakan

Sebelum memberi pakan, perlu kita ketahui dulu beberapa kandungan


nutrisi yang terdapat dalam pakan Brooster yang dibutuhkan ayam KUB agar
memberikan pertambahan bobot badan yang optimal. Kandungan Nutrisi pada
pakan Brooster dapat kita lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi pada pakan Brooster


Kandungan Nutrisi Persentase
Kadar Air 12%
Abu 8%
Protein Kasar 22%
Lemak Kasar 5%
Serat Kasar 4%
Kalsium (Ca) 0,80 - 1,10%
Fosfor (p) 0,50%
Lisin 1,30%
Metionin 0,50%

Sumber : P.T. CarGill Indonesia, 2022

10
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa kandungan
nutrisi pakan ayam KUB fase starter yang digunakan di peternakan PRO IDE
adalah kadar air 12%, Abu 8%, Protein kasar 22%, Lemak kasar 5%, Serat Kasar
4%, Ca 0,8 %, P 0,50 %, lisin 1,30% dan metionin 0,50%. Prinsip penyusunan
formulasi pakan ayam yaitu membuat pakan yang memiliki kandungan gizi sesuai
dengan kebutuhan zat gizi ayam untuk memperoleh hasil pertumbuhan, daging
atau produksi telur (Sinurat, 1999). Kandungan protein kasar pada pakan Brooster
diatas kebutuhan gizi protein ayam KUB. Kebutuhan protein dipengaruhi oleh
umur ayam, kandungan zat gizi pakan menunjukkan bahwa pakan Brooster
memiliki kandungan protein kasar yaitu sebesar 22%. Hal ini sesuai pada tabel 1.
standar nutrisi pakan ayam KUB yang menyatakan bahwa kebutuhan protein
kasar ayam kampung untuk menunjang pertumbuhan sebesar 20% untuk fase
starter. Besarnya konsumsi protein pada Praktek Kerja Lapang ini sesuai dengan
hasil penelitian Ariesta (2011) yang menggunakan pakan PK 22% dan 3100
kkal/ME/Kg dimana hasilnya adalah 5,11 g/ekor/hari. Selain itu, Pemberian air
minum untuk Ayam KUB fase starter (0-4 minggu) diberikan secara adlibitum.
Tempat minum yang dipakai berwarna merah agar ayam mudah tertarik dan
dipasang sejajar dengan punggung ayam agar memudahkan ayam untuk
meminum serta tidak tumpah dan membasahi litter. Menurut Mulyantini (2010),
menyatakan bahwa penggunaan air minum pada fase starter tidak terbatas
(adlibitum) harus sejajar dengan bagian punggung ayam. Pemberian air minum
diberikan berlebih agar dapat tersedia sepanjang hari serta air minum ditambah
vitamin pada cuaca buruk agar daya tahan tubuh terjaga. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nuroso (2012) bahwa kebutuhan air minum dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu populasi ayam, jenis kelamin, umur, kondisi cuaca, berat badan serta
kesehatan ayam.

3.5. Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dimakan oleh ternak dalam
jangka waktu tertentu yang bertujuan agar dapat hidup, meningkatkan
pertambahan bobot tubuh serta untuk produksi. Pakan diberikan pada pagi, siang

11
dan sore hari, berdasarkan praktek kerja lapang yang telah dilakukan konsumsi
pakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsumsi Pakan


Konsumsi Konsumi
Sisa
Jumlah ransum ransum
Pakan yang pakan
Minggu ayam (g/ (g/
diberi(g) (g/ekor/
(ekor) ekor/ ekor/
minggu)
minggu) hari)
1 21420 115 306 69,62 9,94
2 42840 367 306 138,80 19,83
3 53550 97 306 174,68 24,95
4 64050 104 305 209,66 29,95
Jumlah 180470 592.76

Berdasarkan Tabel.3 konsumsi Pakan ternak ayam KUB pada minggu


pertama yaitu 9.94 g/ekor/ hari. Pada minggu kedua yaitu 19.83 g/ekor/hari.
Sedangkan pada minggu ketiga yaitu 24.95 g/ekor/hari dan pada minggu keempat
29,95 g/ekor/hari.
Konsumasi ayam akan meningkat dengan bertambahnya umur ayam.
Jumlah konsumsi pakan tersebut masih dalam kisaran normal sebagaimana yang
dinyatakan Kaleka (2019) bahwa rataan konsumsi ayam KUB berkisar antara 19-
47 gr/ekor/hari, hal ini juga didukung oleh pernyataan Hayanti (2014) dimana
kebutuhan ayam KUB umur 2-4 minggu berada pada angka 20-30 gr/ekor/hari.
Konsumsi pakan yang relative sama tersebut, diduga dipengaruhi oleh kandungan
nutrisi yang relatif sama pada setiap pakan yang diberikan, sebagaimana Widya
(2017) yang melaporkan bahwa, kandungan zat makanan pada pakan yang
diberikan relatif sama, sehingga konsumsi pakan tidak jauh berbeda.

3.6. Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan adalah perubahan ukuran tubuh ternak yang


meliputi perubahan bobot hidup, bentuk, komposisi tubuh, termasuk perubahan
komponen-komponen tubuh seperti otot, lemak, protein, dan abu pada karkas.
12
Pertambahan bobot badan ternak ayam KUB di peternakan PRO IDE dapat dilihat
pada Tabel 4.dan Grafik 1.

Tabel 4. Pertambahan Bobot Badan Ayam KUB

Rata – rata bobot


Umur PBB PBB
badan
(Minggu) (g/ekor/minggu) ( g/ekor/hari)
(g/ekor/minggu)
DOC 37,00 - -
1 79,00 42,00 6
2 169,13 90,13 12,88
3 236,94 67,81 9,69
4 318,06 81,12 11,59
Jumlah 281,06

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan Bobot Badan


350

300

250

200

150

100

50

0
DOC 1 2 3 4

Rata - Rata Bobot Badan (g/ekor/Minggu) PBB (g/ekor/Minggu)

Pertambahan bobot badan menjadi salah satu faktor yang dapat dilihat
secara kuantitatif dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam. Makin
besar rata-rata pertambahan bobot badan harian (average daily gain = ADG),

13
berarti makin bagus pula pertumbuhan ayam yang dipeliharanya (Binda et al.,
2012).
Berdasarkan Tabel 4. Dapat diketahui bahwa bobot badan ayam setiap
minggunya mengalami beberapa peningkatan. PBB yang diperoleh pada minggu
ke -2 sebesar 90,13 g/ekor/minggu. Pada minggu ke-3 menurun menjadi 67,81
g/ekor/minggu. Dan pada minggu ke-4 meningkat menjadi 81,12 g/ekor/minggu,
sehingga rata –rata pertambahan bobot badan selama satu bulan sebesar 281,06
g/ekor/bulan. Berdasarkan hasil diatas, PBB pada minggu ke tiga mengalami
penurunan dikarenakan kekurangan protein dan energi yang menyebabkan
menurunnya laju pertumbuhan ayam menjadi tidak optimal. Hal itu disebabkan
oleh ayam yang suka mengorak-arik makanannya dan membuat makanan itu
banyak yang jatuh sehingga feed intake tidak masuk dan berat badan tidak
tercapai. Dampaknya konsumsi ransum tinggi namun peningkatan bobot badan
terjadi penurunan. Hal ini sesuai pendapat Ichwan (2003) yang menyatakan
bahwa, secara umum penambahan bobot badan akan dipengaruhi oleh jumlah
konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan
tersebut

3.7. FCR (Feed Conversion Ratio)

Rasio konversi pakan ( Feed Conversion Ratio) adalah perbandingan


jumlah pakan yang dikonsumsi dengan kenaikan berat badan pada waktu tertentu,
sehingga rasio konversi pakan menunjukan efisiensi penggunaan pakan pada
pemeliharaan ayam. Pakan yang diberikan memberikan output sebagai
pertambahn berat badan yang sesuai dengan standar produksi bibit ayam yang
digunakan. Nilai konversi pakan akan semakin baik jika memiliki nilai lebih kecil.
FCR ternak ayam kub di peternakan PRO IDE danau kedap dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 5. Konversi Pakan

Minggu Konsumsi PBB


FCR
Ke- (g/ekor/minggu) (g/ekor/minggu)
1 69,62 42,00 1,66
2 138,80 90,13 1,54

14
3 174,68 67,81 2,58
4 209,66 81,12 2,59

Rata – rata 2,09

FCR merupakan suatu variable yang digunakan untuk mengukur tingkat


efisiensi penggunaan pakan dalam menghasilkan daging, yang nilainya diperoleh
dari perbandingan jumlah pakan yang dihabisi dengan jumlah daging yang
diperoleh dengan persatuan berat. Semakin kecil nilai konversi pakan, maka
pemanfaatan pakan oleh ternak semakin bagus, sehingga peternak memperoleh
keuntungan. Berdasarkan Perhitungan pada Tabel 5. Dapat dilihat bahwa Feed
Conversion Ratio ternak ayam KUB di peternakan PRO IDE pada minggu
pertama yaitu 1,66 , pada minggu kedua yaitu 1,54, pada minggu ketiga yaitu 2,58
dan pada minggu ke empat yaitu 2,59. Jadi rata – rata konversi pakan yang
didapat yaitu 2,09. Hal ini sesuai dengan penelitian Wicaksono (2015), yaitu
dengan nilai rata-rata konversi ransum berkisar antara 2,60--2,95. Nilai konversi
ransum tersebut mengartikan bahwa untuk meningkatkan 1 kg bobot badan
membutuhkan 2,60--2,95 kg ransum, Artinya nilai konvesi pada PKL ini masih
dalam standar konversi ayam kampung yang baik. Semakin kecil angka konversi
ransum berarti semakin efisien ransum tersebut digunakan oleh ternak. Hal ini
juga sesuai dengan pendapat Allama et al. (2012) yang menyatakan bahwa, nilai
konversi pakan yang rendah menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan pakan
yang baik, karena semakin efesien ayam mengkonsumsi pakan untuk
memproduksi daging.
Menurut Andriyanto et al. (2015) salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi nilai FCR yaitu kualitas nutrisi. Mahardika et.al (2013)
menyatakan bahwa penurunan kandungan energi dan protein menyebabkan
rendahnya protein yang dicerna dan menurunnya retensi protein sehingga akan
menurunkan pertumbuhan yang pada akhirnya meningkatkan nilai konversi
ransum. Menurut Rao et al. (2002) bahwa konsumsi pakan pakan yang tinggi dan
produksi yang rendah penyebab utama dari tingginya nilai FCR ayam pedaging.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai konversi pakan adalah
stress, penyakit, cara dan waktu pemberian pakan , air , cahaya, dan suhu
(Manurung , 2011).

15
3.8. Mortalitas

Mortalitas merupakan persentase jumlah ayam yang mati selama periode


pemeliharaan. Persentase Mortalitas ternak ayam KUB di Peternakan PRO IDE
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 6. Mortalitas

Minggu Jumlah Ayam Ayam mati Mortalitas


(ekor) (%)
DOC 306
1 306 0 0
2 306 0 0
3 306 0 0
4 305 1 0.33
Total 1 0.33

Angka kematian atau mortalitas ayam Kampung periode starter pada


Peternakan PRO IDE yang diberi pakan Brooster baik pada ayam KUB adalah
sebesar 0.33%, artinya selama periode pemeliharaan tidak ada seekor ayam yang
mati. Sistem pemeliharaan intensif dimana ayam dipelihara secara terkontrol
dalam kandang, dan juga pakan diberikan sesuai standar kebutuhannya baik
kuantitas maupun kualitasnya berperan besar dalam memperkecil angka kematian
ayam.
Rajab dan Papilaya (2012) menyatakan bahwa angka kematian ayam
Kampung pada pemeliharaan secara tradisonal mencapai lebih dari 80 % karena
ayam dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri dan tinggal di lingkungan
tanpa adanya kandang. Tagueha et al. (2018) menyatakan kapasitas kandang juga
berpengaruh terhadap mortalitas ayam lokal, dimana kandang yang sempit dengan
kapasitas yang padat berdampak terhadap tingkah laku kanibalisme pada ayam.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan


di Peternakan PRO IDE bahwa sistem pemberian pakan ayam KUB sudah
berjalan cukup baik dari segi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi
pakan dan mortalitas

4.2. Saran

Saran untuk kegiatan Praktek Kerja Lapang pada Peternakan PRO IDE
yaitu agar diperhatikan lagi kebersihan kandang dengan pelaksaan sanitasi yang
secara rutin dilakukan agar ayam terhindar dari berbagai penyakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiarto, S. 2017. Kajian Pembuatan Pakan Lokal Dibanding Pakan Pabrik


Terhadap Performan Ayam Kampung Di Gorontalo. M.P.I. Vol. 11 No. 1.
April 2017. Hlm. 41-50.

Allama, H., O. Sofyan, E. Widodo dan H. S. Prayogi. 2012. Pengaruh penggunaan


tepug ulat kandang (Alphitobius diaperinus) dalam pakan terhadap
penampilan produksi ayam pedaging. J. Ilmu ± Ilmu Peternakan. 22 (3): 1-8.

Andriyanto, A. S. Satyaningtijas, R. Yufiadri, R. Wulandari, V. M. Darwin dan S.


N. A. Siburian. 2015. Performan dan kecernaan pakan ayam broiler yang
diberi hormon testosterone dengan dosis bertingkat. J. Acta Veterinaria
Indonesiana. 3 (1): 29-37.

Ariesta, A. H. 2011 Pengaruh kandungan energi dan protein ransum terhadap


penampilan ayam kampung umur 0-10 minggu. Program Studi Ilmu
Peternakan. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Denpasar. Thesis.

Binda, B. D., I. A. Yousif, K. M. Elamin, and H. E. Eltayeb. 2012. A Comparison


of Performance among Exotic Meat Strains and Local Chicken Ecotypes
under Sudan Conditions. International Journal

BPS. (2020). Rata-rata konsumsi per kapita seminggu beberapa macam bahan
makanan penting. https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/950/rata
rata-konsumsi-per-kapita-seminggu-beberapa-macam-bahan-makanan-
penting-2007-2021.html

CJ Feed Indonesia Corporation. 2008. Memaksimalkan Produksi Ayam


Petelur.http://cjfeed.co.id_ index.htm.

Hayanti, S. Y. 2014. Petunjuk Teknis Budidaya Ayam Kampung Unggul (KUB)


Badan Litabang Pertanian."

Ichwan, 2003. Membuat pakan ras pedaging. Agro Media Pustaka, Tangerang

Kaleka, N. 2019. Beternak ayam kampung super jawa super tanpa bau. Penerbit
Arcitra, Yogyakarta

Mahardika, I.G., Kristina Dewi, G.A.M.,Sumadi, I.K.,danSuasta, I.M.


2013.Kebutuhan energi dan protein untuk hidup pokok dan
pertumbuhan pada ayam kampung umur 10--20 minggu.MIP16: 8--9.

Manurung, E.J. 2011. Performa Ayam Broiler Pada Frekuensi Dan Waktu
Pemberian Pakan Yang Berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi Dan
Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Mulyantini, N. G. A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Halaman 4-35.

Munir, I. M., Haryani, D., Amin, N., Kardiyanto, E., Muchtami, A., Makmur, A.,
& Kusumawati, S. (2016). Kajian pengembangan ayam kampung unggul
badan litbang pertanian (KUB) di Provinsi Banten 2016.

Nangoy, F. J., & Karisoh, L. C. H. (2018). Pemberdayaan masyarakat pedesaan


pada ayam kampung pasawungen di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas
Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal LPPM Bidang Sains
dan Teknologi, 5(2), 57-66. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lpp
msains/article/view/24091

Nuroso. 2012. Pembesaran Ayam Kampung Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rajab, dan B. J. Papilaya. 2012. Sifat Kuantitatif Ayam Kampung Lokal Pada
Pemeliharaan Tradisional. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Vol.
2 No. 2. Oktober 2012. Hlm. 61-64.

Rao, Q. S. V., D. Nagalashmi, and V. R. Redy. 2002. Feeding to Minimize Heat


Stress. Poultry Internasional 41 : 7.

Santoso, H dan Sudaryani, T. 2011. Pembesaran Ayam Pedanging di Kandang


Panggung Terbuka. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinurat A.P. 1999. Penggunaan Bahan Pakan Lokal Dalam Pembuatan Ransum
Ayam buras. Wartazoa volume 9 nomor 1 halaman 12-20.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi ( Mix Methodes). Bandung :


Alfabeta.

Suprayogi, W. P. S., Wida, E., & Dwi, S. (2018). Budidaya ayam kampung
intensif melalui program pengembangan usaha inovasi kampus. Inoteks,
22(1), 18-27. https://journal.uny.ac.id/index.php/inotek/a rticle/view/18917

Suprijatna, E. (2010). Strategi pengembangan ayam lokal berbasis sumber daya


lokal dan berwawasan lingkungan. Seminar Nasional Unggas Lokal ke IV,
Semarang, Indonesia.

Tagueha, A. D., I. J. Liur, dan Rajab. 2018. Performa Produksi Beberapa Galur
Ayam Buras yang Diberi Jamu Fermentasi. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak
dan Tanaman Vol. 6 No. 1. Oktober 2018. Hlm. 39-43.

Tarigan, I. S., Gea, I., Situmorang, M., Dubois, W. R., & Widiastuti, M. (2021).
Percepatan produksi daging ayam kampung melalui pengontrolan aspek
pemeliharaan: Upaya peningkatan ekonomi keluarga pra sejahtera. Jurnal
Pionir, 7(1), 10-26. http://jurnal.una.ac.id/index.php/pionir/arti
cle/view/1869
Wicaksono, D. 2015. Perbandingan Fertilitas, Susut Tetas, Daya Tetas, danBobot
Tetas Ayam Kampung pada Peternakan Kombinasi. 1 (2) 1--6.

Widya P. 2017. Nutrisi dan Menejemen pakan burung puyuh. Airlangga


university press. Surabaya. Widya P. 2017. Nutrisi dan Menejemen pakan
burung puyuh. Airlangga university press. Surabaya.

Windara, I. M., Tantalo, S., Nova, K., & Sutrisna, R. (2018). Performa ayam kub
(Kampung Unggul Balitnak) periode starter pada pemberian ransum dengan
protein kasar yang berbeda performance of the starter on kub chicken
rationing with different crude protein. In Jurnal Riset dan Inovasi
Peternakan (Vol. 2, Issue 1).
LAMPIRAN

1. Recording Konsumsi RansumAyam


Jumlah Recording Konsumsi Ransum
Hari / Tanggal
Ayam Disediakan Sisa Konsumsi

08-10-2022 306 3060 65 9,79

09-10-2022 306 3060 50 9,83

10-10-2022 306 3060 - 10

11-10-2022 306 3060 - 10

12-10-2022 306 3060 - 9,37

13-10-2022 306 3060 - 10

14-10-2022 306 3060 - 9,84

15-10-2022 306 6120 50 19,84

16-10-2022 306 6120 - 20

17-10-2022 306 6120 - 20

18-10-2022 306 6120 36 19,88

19-10-2022 306 6120 - 20

20-10-2022 306 6120 - 20

21-10-2022 306 6120 281 19,08

22-10-2022 306 7650 - 25

23-10-2022 306 7650 50 25

24-10-2022 306 7650 20 24,69

25-10-2022 306 7650 - 24,95

26-10-2022 306 7650 27 25


27-10-2022 306 7650 - 25

28-10-2022 306 7650 - 25

29-10-2022 305 9150 - 30

30-10-2022 305 9150 - 30

31-10-2022 305 9150 34 29,78

01-11-2022 305 9150 - 30

02-11-2022 305 9150 - 30

03-11-2022 305 9150 - 30

04-11-2022 305 9150 70 29,67

2. Perhitungan Konsumsi Ransum


Minggu Pakan yang Sisa Jumlah Konsumsi Konsumsi
diberikan(g) pakan ayam ransum ransum
(g/ekor/ (ekor) (g/ (g/ekor/hari)
minggu) ekor/
minggu)
1 21420 115 306 69,62 9,94
2 42840 367 306 138,80 19,83
3 53550 97 306 174,68 24,95
4 64050 104 305 209,66 29,95
Jumlah 180470 590,45

Jumlah pakan yang diberi ( g )−Sisa pakan(g)


Konsumsi Ransum ¿
Jumlah Ayam( ekor )

21420−115
Minggu 1. Konsumsi ransum ¿ = 69,62 (g/ekor/minggu)
306
42840−367
Minggu 2. Konsumsi ransum = =1 38,80(g/ekor/minggu)
306
53550−97
Minggu 3. Konsumsi ransum = =174,68 (g/ekor/minggu)
306
64050−104
Minggu 4. Konsumsi ransum = = 209,65 (g/ekor/minggu)
305
3. Data Bobot Badan

Sampel Minggu Minggu Minggu Minggu


Ayam 1 2 3 4
A1 70 134 204 286
A2 85 172 244 324
A3 77 182 254 334
A4 76 180 249 320
A5 86 198 268 348
A6 73 161 231 312
A7 85 179 249 329
A8 78 156 227 307
A9 87 169 236 316
A10 79 154 235 314
A11 80 180 238 323
A12 81 148 223 302
A13 75 176 247 326
A14 80 190 261 323
A15 82 196 266 341
A16 73 162 232 311
A17 83 167 217 297
A18 71 142 210 280
A19 82 189 250 338
A20 83 186 258 328
A21 72 188 252 319
A22 84 126 189 269
A23 81 153 233 413
A24 73 168 248 318
A25 80 183 256 326
A26 74 164 241 310
A27 82 186 242 299
A28 83 177 248 369
A29 71 146 231 307
A30 85 162 250 344
A31 80 166 176 257
A32 77 172 217 288
Jumlah 2528 5412 7582 10178
Rata – rata 79,00 169,13 236,94 318,06
4. Perhitungan Bobot Badan

Rata – rata
Umur PBB
bobot badan
(Minggu) (g/ekor/minggu)
( g/ekor/minggu)
DOC 37,00 -
1 79,00 42,00
2 169,13 90,13
3 236,94 67,81
4 318,06 81,12
Jumlah 281.06

PBB = BB Akhir - BB Awal

PBB Minggu 1 = 79,00 – 37,00 = 42,00( g/ekor/minggu)

PBB Minggu 2 = 169,13 – 79,00 = 90,13( g/ekor/minggu)

PBB Minggu 3 = 236,94 - 169,13 = 67,81( g/ekor/minggu)

PBB Minggu 4 = 318,06 – 236,94 = 81,12( g/ekor/minggu)

5. Perhitungan Konversi Ransum

Minggu Konsumsi Ransum PBB FCR


Ke- (g/ekor/minggu) (g/ekor/minggu)
1 69,62 42,00 1,66
2 138,80 90,13 1,54
3 174,68 67,81 2,58
4 209,66 81,12 2,59
Rata – rata 2,09

Konsumsi Ransum
Konversi Ransum = ( g / Minggu )
Pertambahan bobot badan
138,80
Konversi Ransum Minggu 2 = = 1,429 ( g / minggu )
97,066
174,65
Konversi Ransum Minggu 3 = = 2,131 (g / minggu )
81,969
209,66
Konversi Ransum Minggu 4 = = 2,176 ( g / minggu )
96,3125

6. Perhitungan Mortalitas

Mingg Jumlah Ayam Ayam mati Mortalitas


u (ekor) (%)
DOC 306
1 306 0 0
2 306 0 0
3 306 0 0
4 305 1 0.33
Total 1 0.33

Jumlah Ayam Mati


Mortalitas (%) = X 100%
Jumlah Total Ayam
1
Mortalitas (%) =
306
x 100% = 0,33%

Foto Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Kandang ayam Tempat Minum Tempat Pakan

Brooster Em4 Formades

Kandungan Brooster Sanitasi sekitar kandang Penimbangan pakan 1


PembersihanLitter Penimbangan Ayam KUB Penimbangan Pakan 2

Pemberian Pakan Pemasangan Tempat Minum Mencatat BB Ayam

Anda mungkin juga menyukai