Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MAGANG

PENGGANTI KKN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI BRAHMAN FASE SAPIH


DI BPTU HPT SEMBAWA

OLEH
MARIO ARMANDONA GENESIA
E10018141

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat


Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Magang
dengan judul “Manajemen Pemeliharaan Sapi Brahman Fase Sapih di BPTU –
HPT Sembawa”. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga selama
magang, terutama kepada kedua orang tua tersayang, Ibu Idawati dan Bapak
Takdirman yang telah memberikan doa restu, kasih sayang, dan semangat serta
dorongan moral maupun materi selama magang. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Raguati, M. P. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan pengarahan dalam menyusun laporan
magang.
Ucapan terima kasih kepada bapak Bagong Kusminandar, S.Pt Selaku
kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Sembawa, Ibu
Delly Nista, S.Pt., M.P selaku Kepala Kasie Informasi Jasa Dan Produksi, yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan magang, terima kasih juga kepada Ibu
Wani Yanuarti, S.Sos selaku penanggung jawab magang, dan Bapak Sutikno
selaku pembimbing lapangan selama melaksanakan kegiatan magang di BPTU-
HPT Sembawa, tidak lupa pula juga ucapan terima kasih disampaikan kepada
seluruh tenaga kerja di BPTU-HPT Sembawa yang tidak bisa disebutkan namanya
satu persatu yang telah memberikan ilmu dan pengalaman baru bagi penulis
selama melaksanakan kegiatan magang.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan penulisan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Jambi, Januari 2022

Mario Armandona Genesia

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iii
DAFTAR BAGAN...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan.......................................................................................... 2
1.3. Manfaat........................................................................................ 2
1.4. Tempat dan Waktu...................................................................... 2
BAB II. KEADAAN UMUM BPTU - HPT SEMBAWA........................... 3
2.1. Sejarah umum BPTU - HPT Sembawa....................................... 3
2.2. Visi, Misi dan Tupoksi BPTU - HPT Sembawa.......................... 3
2.3. Profil Lokasi BPTU - HPT Sembawa.......................................... 4
2.4. Struktur Organisasi BPTU - HPT Sembawa............................... 5
2.5. Kegiatan Umum BPTU - HPT Sembawa.................................... 6
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 8
3.1. Manajemen Pemeliharaan Sapi Brahman Fase Sapih.................. 8
3.2. Manajemen Perkandangan........................................................... 8
3.3. Manajemen Pakan........................................................................ 10
3.3.1. Pakan Hijauan.................................................................... 11
3.3.2. Pakan Konsentrat............................................................... 11
3.3.3. Pakan Tambahan................................................................ 14
3.4. Manajemen Kesehatan................................................................. 15
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 16
4.1. Kesimpulan.................................................................................. 16
4.2. Saran ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Jumlah Sapi Brahman di BPTU – HPT Sembawa Per Desember 2021.. 12
2. Pengadukan Konsentrat/Hari Fase Sapihan............................................ 12
3. Pengadukan Konsentrat/Hari Calf Starter............................................... 13

iii
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman
1. Struktur Organisasi BPTU – HPT SEMBAWA...................................... 6
2. Pelayanan BPTU – HPT SEMBAWA .................................................... 7

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kandang Anak ........................................................................................ 9
2. Atap Kandang.......................................................................................... 9
3. Lantai Kandang....................................................................................... 10
4. Tempat Makan dan Minum..................................................................... 10
5. Mesin Mixer Vertikal.............................................................................. 12
6. Pemberian Konsentrat............................................................................. 13
7. Pemberian Mineral Blok......................................................................... 14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sapi brahman merupakan spesies sapi asli India yang mempunyai ciri punuk
yang berukuran besar, kulitnya longgar, ada gelambir yang terdapat mulai dari
bawah leher hingga perutnya dengan banyak lipatan-lipatan. Ukuran telinganya
panjang, menggantung dan berujung runcing yang membuat jenis sapi ini menjadi
salah satu sapi potong yang baik untuk dibudidayakan. Sapi brahman adalah
keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss, tergolong sapi potong terbaik untuk
dikembangkan. Ada beberapa jenis Sapi Brahman yang beredar di pasaran.
pertama adalah sapi Brahman asli yang belum disilangkan. Lalu ada sapi Brahman
Cross yang merupakan hasil persilangan sapi Brahman dengan beberapa sapi
Australia seperti Limosin, Simmental, dan Hereford.
Sapi brahman mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1970-an hingga
sekarang. Sapi ini memiliki ciri fisik berupa tubuh yang besar jika dibandingkan
dengan sapi lokal, serta ada punuk pada punggungnya. Peternakan sapi potong
jenis Brahman sudah banyak di Indonesia. Utamanya di kawasan Sumba yang
dikenal sebagai sentra peternakan sapi Brahman dengan kualitas unggul. Sapi
brahman yang dipelihara dengan baik bisa naik bobotnya hingga 500kg dalam dua
tahun. Setelah itu baru dipotong atau dipersiapkan sebagai sapi potong indukan
yang berkualitas.
Pedet didefinisikan sebagai anak sapi yang baru lahir hingga berumur 8
bulan. Pedet yang baru dilahirkan (dan kondisinya sehat) dipelihara bersama
induknya di dalam satu kandang. Sumber makanan pedet untuk fase ini berupa
kolostrum dan susu induk. Setelah beberapa bulan barulah pedet dapat disapih.
Manajemen pemeliharaan sapi brahman fase sapi ialah salah satu bagian dari
proses menciptakan bibit sapi berkualitas. Sangat diperlukan penanganan yang
tepat dan efektif dari mulai pedet lahir sampai dewasa. Salah satu penanganan
pedet yang sangat penting diperhatikan sebagai penentu produktivitas ternak sapi
adalah manajemen penyapihan pedet. Namun proses penyapihan pedet memiliki
resiko pedet terserang penyakit yang hingga menyebakan kematian tinggi
mencapai 50%.

1
Balai Pembibitan Ternak Unggul - Hijauan Pakan Ternak (BPTU - HPT)
Sembawa Banyuasin, Sumatera Selatan merupakan unit pelaksana teknis milik
pemerintah yang bergerak di bidang peternakan hewan dan bibit unggul ini telah
mendesain produk ternak dengan sangat baik sehingga mengahasilkan bibit-bibit
ternak sapi Brahman yang unggul.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan magang pengganti KKN ini untuk menambah
wawasan, menerapkan teori yang didapatkan dan memahami kegiatan yang
berhubungan terkait manajemen pemeliharaan sapi Brahman fase sapi yang ada di
BPTU – HPT Sembawa.

1.3. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan magang pengganti KKN ini adalah mahasiswa
mendapatkan pengetahuan, pengalaman serta meningkatkan wawasan dan
pengalaman kerja terkait manajemen pemeliharaan sapi Brahman fase sapi.

1.4. Tempat dan Waktu


Kegiatan Magang dilaksanakan di Di BPTU – HPT Sembawa yang
berlokasi Jl. Raya Palembang - Pangkalan Balai KM. 29 Kecamatan Sembawa
Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pelaksanaan magang dimulai Pada
Tanggal 08 November 2021 sampai 08 Januari 2022. Waktu pelaksanaan
dilakukan setiap hari Senin – Kamis jam 07.00 - 16.00 WIB, hari Jum at 07.00 -
16.30 dan pada hari Sabtu jam 07.00 – 12.00 WIB.

2
BAB II
KEADAAN UMUM BPTU - HPT SEMBAWA

2.1. Sejarah BPTU – HPT Sembawa


BPTU-HPT Sembawa adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis, yang
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian. BPTU-HPT Sembawa sejak tanggal 16 April 2002 sampai
dengan 23 Mei 2013 bernama Balai Pembibitan ternak Unggul Sapi Dwiguna dan
Ayam Sembawa. Dan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi
UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maka berubah menjadi
BPTU-HPT Sembawa berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
56/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013 tentang organisasi dan Tata
Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Sembawa
BPTU-HPT Sembawa melakukan kegiatan pembibitan dan pengembangan ternak
unggul sapi, ayam dan hijauan pakan ternak, yang wilayah pelayanannya
menjangkau seluruh propinsi (Nasional).

2.2. Visi, Misi dan Tupoksi BPTU – HPT Sembawa


Visi : "Menjadikan BPTU-HPT Sembawa yang profesional dalam menghasilkan
bibit sapi, ayam dan Hijauan Pakan Ternak berkualitas dan berkelanjutan."
Misi:
1. Mewujudkan kinerja BPTU BPTU-HPT Sembawa yang profesional.
2.Melaksanakan pemuliaan melalui seleksi, pengaturan perkawinan, uji
performance serta pencatatan ternak bibit sapi, ayam dan Hijauan Pakan Ternak
yang berkelanjutan.
3.Melaksanakan pemeliharaan yang efektif melalui penerapan teknologi
peternakan.
4. Melaksanakan distribusi dan pelayanan yang prima.

Motto: "Bibit Unggul Peternak Makmur"


Tugas:
Melaksanakan pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pengembangan, penyebaran,
dan distribusi bibit tenak unggul, serta produksi dan distribusi benih/bibit hjauan
pakan ternak.

3
Fungsi:
1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja sama,
serta penyiapan evaluasi dan pelaporan.
2. Pelaksaaan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul.
Pelaksaan uji performance dan uji zuriat ternak unggul.
3. Pelaksanaan recording pembibitan ternak unggul.
4. Pelaksanaan pelestarian plasma nutfah.
5. Pelaksanaan pengembangan bibit ternak unggul.
6. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan ternak
unggul.
7. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan, dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan.
8. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak
9. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak
10. Pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran, dan distribusi hasil produksi
bibit ternak unggul bersertifikat dan hijauan pakan ternak
11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan
ternak unggul
12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul
13. Pengelolaan sarana dan prasarana teknis
14. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Kantor BPTU-HPT
Pemberian pelayanan teknis pemuliaan dan produksi bibit ternak unggul

2.3. Profil Lokasi Magang


Lokasi BPTU-HPT Sembawa terletak pada 1030 lintang selatan dan 1040
bujur timur, berlokasi di kilometer 29 Jalan raya Palembang-Pangkalan Balai,
Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan. Lokasi ini + 2 km dari jalan raya, berdampingan dengan Balai
Inseminasi Buatan (BIB) Sembawa dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian
Pembangunan (SPP) Negeri Sembawa serta Balai Penelitian Perkebunan
Sembawa.
Luas Luas areal BPTU-HPT Sembawa seluaas 265,04 ha dan berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Selatan DA Nomor:

4
593.3/226/III/1984, tanggal 14 Nopember 1984 sebagai Hak Pakai dengan
sertifikat Nomor: 1 tanggal 13 September 1985. Berdasarkan hasil pengukuran
ulang tanggal 5 Desember 2016, luas areal BPTU-HPT Sembawa menjadi seluas
265,70 Ha. Topografi Keadaan tempat/topografi adalah bergelombang dan
berbukit landai dengan kemiringan antara 5 0 – 200 serta ketinggian 10 m dari
permukaan laut. Iklim Keadaan iklim tergolong daerah basah dengan curah hujan
antara 3 bulan kering dan 7 bulan basah serta 2 bulan sedang. Temperatur berkisar
antara 20,50C - 35,0C dan kelembaban antara 61 - 98 %. Tanah Jenis tanah pada
umumnya podzolik dengan PH antara 3,5 sampai 6,8 defisiensi unsur Ca, P dan
N.

2.4. Struktur Organisasi BPTU – HPT Sembawa

Struktur Organisasi BPTU-HPT Sembawa terdiri dari Kepala Balai, Sub


bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknis Produksi, Seksi Prasarana dan Sarana
Teknis, Seksi Informasi dan Jasa Produksi, serta Kelompok Jabatan Fungsional
(Bagan 1). Kepala Balai bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatn balai dan pembibitan ternak sapi
potong. Sub bagian Tata Usaha bertugas melakukan penyiapan penyusunan
program rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, penyiapan evaluasi
dan pelaporan, serta pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga
dan perlengkapan.
Seksi Pelayanan Teknis Produksi bertugas melakukan pemberian pelayanan
teknis pemeliharaan bibit ternak unggul yang meliputi pemeliharaan dan
pengawasan bibit ternak unggul antara lain pemeliharaan dan pengawasan
kesehatan ternak, penyediaan pakan ternak, produksi dan pemuliaan ternak
unggul, serta pengelolaan unit pembenihan atau pembibitan, serta pemeliharaan
produksi dan pengembangan hijauan pakan ternak. Seksi Prasarana dan Sarana
Teknis bertugas melakukan pengelolaan prasarana dan sarana teknis meliputi
instalasi kandang bibit ternak unggul, kebun bibit hijauan pakan ternak, ladang
penggembalaan, serta sarana teknis dan sarana pendukung. Seksi informasi dan
jasa produksi bertugas melakukan pemberian informasi dokumentasi serta
melakukan penyeb aran dan distribusi bibit ternak unggul dan hijauan pakan
ternak.

5
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari pengawas bibit ternak (wasbitnak),
pengawas mutu pakan (wastukan), medik veteriner, dan paramedik veteriner yang
bertugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu,
untuk lebih memudahkan pembagian kerja, kelompok jabatan fungsional dibagi
menjadi beberapa penanggungjawab seperti penanggungjawab pemeliharaan
ternak di kandang, pemeliharaan ternak di padang penggembalaan, reproduksi
ternak, recording ternak, pakan konsentrat, pakan hijauan pastura maupun rumpu
potong, kesehatan ternak, dan lain sebagainya. Berikut adalah bagan struktur
organisasi di BPTU-HPT Sembawa.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BPTU-HPT SEMBAWA

KELOMPOK
KEPALAJABATAN
BALAI
FUNGSIONAL
Subbag TATA USAHA

Sub Sub Koordinator Sub Koordinator


Koordinator PRASARANA INFORMASI
PELAYANAN DAN JASA DAN
TEKNIS SARANA PRODUKSI

WASBITNAK WASTUKAN MEDIK DAN PARAMEDIK

Bagan 1. Struktur organisasi BPTU-HPT Sembawa

2.5. Kegiatan Umum BPTU – HPT Sembawa

BPTU-HPT Sembawa memberikan pelayanan terhadap instansi terkait


baik pemerintah, swasta koperasi ataupun masyarakat di bidang:
1. Penjualan Produk: Bibit Sapi, Bibit Ayam, Telur Tetas, Rumput Leguminosa

6
(Hijauan Pakan Ternak) dan hasil samping: Telur konsumsi dan pupuk bokasi.
2. Pelayanan jasa: Teknis, Konsultasi, penelitian, pelatihan magang,

PenjualanProduk

Sapi Bibit

Day Old Chicken


(DOC)
TelurTetas

Bibit Rumput dan Legum

Hasil samping : Telur


Konsumsi dan
pupuk bokasi

Pelayanan teknis (IB, PKb,


ATR, TE, Keswan)

BimbinganTeknis

Konsultasi dan Pembinaan

Magang/PKL/Penelitian/Kunjungan

pengembangan sentra bibit, pembinaan kelompok tani, kunjungan/ Bimtek dll.


Pelayanan yang terdapat di BPTU – HPT Sembawa (Bagan 2) sebagai berikut.

Bagan 2. Pelayanan BPTU – HPT SEMBAWA

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Manajemen Pemeliharaan Sapi Brahman Fase Sapih


Pemeliharaan sapi brahman fase sapih di BPTU-HPT Sembawa adalah
menggunakan sistem pemeliharaan intensif. Pemeliharaan sistem intensif sering
digunakan pada sapi potong di Indonesia karena lebih efisien dalam hal pemberian
pakan, pembersihan kandang, penanganan penyakit dan memandikan ternak
(Sugeng, 2001).
Dengan melakukan sistem pemeliharaan secara intensif, kebutuhan akan
pakan hijauan dan konsentratnya terpenuhi sehingga produktivitas sapi brahman
fase sapihan dapat tumbuh dengan baik. Walaupun begitu, sistem pemeliharaan
secara intensif memiliki kekurangan yaitu sapi yang sangat sulit diatur sehingga
butuh usaha ekstra untuk menjinakkannya.
Penyapihan merupakan proses pemisahan antara induk dan pedet agar
pemberian susu (baik susu yang berasal dari induk sendiri, induk lain, ataupun
susu buatan pabrik) dapat dihentikan. Tujuan penyapihan adalah untuk
menghemat biaya pembesaran pedet, meningkatkan volume susu induk yang
dapat dijual, dan mempersiapkan induk untuk kawin/bunting kembali. Ternak sapi
brahman di BPTU – HPT Sembawa yang diberada di fase sapih biasanya berumur
berkisar antara 3-6 bulan. Jika sapi ketika pedet sudah mampu mengkonsumsi
pakan calf starter sebanyak 0,5-0,7 kg/ekor/hari dan hijauan 1,5-2 kg/ekor/hari,
maka bisa dikatakan rumen pedet sudah berkembang dengan baiksudah masuk ke
fase lepas sapih yang dimana pada fase ini, sapi dipindahkan ke kandang yang
sesuai kelaminnya dan umurnya.

3.2. Manajemen Perkandangan


Kandang sapi fase sapih menggunakan bentuk model kandang Kelompok
(Loose housing) yang merupakan model kandang dalam satu ruangan kandang
yang ditempatkan ternak secara bebas tanpa diikat serta dapat memiliki efisiensi
dalam pembersihan kandang. Kandang ini digunakan untuk pemeliharaan anakan
sapi sapihan, pejantan, dan juga dara dengan kapasitas 25 – 30 ekor.

8
Gambar 1. Kandang Anak
Ukuran kandang di BPTU-HPT Sembawa yaitu untuk kandang sapi sapihan
dan muda ( anak ) yaitu berukuran 30 x 25 meter, kandang koloni (sapi bunting
dan menyusui yaitu berukuran 40 x 25 meter dan untuk kandang tempat
pengamatan birahi ± 100 x 50 meter). Konstruksi kandang di BPTU-HPT
Sembawa terdiri dari atap kandang, lantai kandang, ukuran kandang, tempat pakan
dan tempat minum, tempat pembuangan kotoran.
Atap kandang terbuat dari abses dengan ketinggian 3 meter sehingga dapat
melindungi ternak dari panas sinar matahari, yang memiliki tujuan untuk
menciptakan keadaan lebih sejuk di dalam kandang. Akan tetapi atap kandang
sapi di BPTU-HPT sembawa merupakan atap kandang sebagian dimana hanya
sebagian dari kandang yang tertutupi oleh atap sehingga atap tidak dapat
melindungi ternak dari sinar matahari dan hujan.

Gambar 2. Atap Kandang


Lantai kandang terbuat dari beton sehingga dapat memudahkan untuk
membersihkan kandang seperti sisa pakan dan feses sapi. Lantai kandang yang
terbuat dari beton yang tidak licin dan memiliki selokan sehingga mempermudah
pembersihan kandang. Konstruksi kandang yang baik untuk ternak harus kuat dan
mampu menahan beban benturan serta dorongan yang kuat sehingga ternak

9
merasa nyaman (Ainur dan Hartati, 2007). Lantai kandang dibersihkan setiap pagi
dan sore hari oleh petugas yang ada disana.

Gambar 3. Lantai Kandang


Tempat makan sapi biasanya hanya diberi di sepanjang lantai lorong
sehingga pada saat rumput datang maka akan langsung diberikan kepada sapi.
Tempat minum sapi yang terdapat di dalam kandang berada di tengah dengan
ukuran lebar 1 meter, panjang 4 meter dan kedalaman 1 meter. Pakan dan air
minum untuk ternak selalu tersedia (adlibitum). Hal ini sesuai dengan pendapat
Purbowati dan Rianto (2009) yang menyatakan bahwa tempat pakan dan minum
sebaiknya mudah dibersihkan, konstruksinya dijaga agar ternak tidak mudah
menginjak pakan dan minum.

Gambar 4. Tempat makan dan minum

3.3. Manajemen Pakan

Fungsi pakan adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok, membentuk sel-sel


dan jaringan tubuh, menggantikan bagian-bagian yang rusak, keperluan produksi,
serta akhirnya untuk proses reproduksi. Dalam pemberian pakan sapi harus
diperhatikan kebutuhan nutrisinya. Setiap fase atau umur sapi membutuhkan

10
jumlah yang berbeda.

3.3.1. Pakan Hijauan


Sebagai balai yang dilabeli HPT, maka pakan hijauan sangat perlu perhatian
khusus baik di bidang kualitas maupun kuantitas. BPTU-HPT Sembawa memiliki
kebun rumput sebanyak 28 blok dengan luas keseluruhan 20 Ha yang merupakan
lahan pakan hijauan untuk kebutuhan sapi. Jenis rumput yang diberikan pada
ternak sapi brahman fase sapih yaitu rumput raja (Pennisetum purpuerophoides).
Dalam usaha pembibitan sapi Brahman fase sapih pakan harus tersedia
cukup baik yang berasal dari pakan hijauan, konsentrat maupun pakan tambahan
seperti mineral blok. Pemberian hijauan sebesar 10% dari berat badan sedangkan
pemberian konsentrat sebesar 1% dari berat badan sapi.

3.3.2. Pakan Konsentrat


Bahan pakan dalam campuran konsentrat di BPTU-HPT Sembawa
beberapa berasal dari limbah pengolahan seperti onggok (hasil sampingan
pengolahan tapioka), bungkil kelapa (hasil sampingan pengolahan minyak
kelapa), bis (hasil sampingan pengolahan minyak kelapa sawit), pollard (hasil
sampingan pengolahan gandum), dan CGF/corn gluten feed (hadil sampingan
pengoalan minyak jagung). Bahan pakan tambahan lainnya seperti mineral, pellet
untuk sapi menyusui (BIG GENY), dan pellet untuk sapi sapihan (BIG BEEF).
Bahan pakan yang digunakan harus yang mudah untuk didapatkan dan
dengan biaya yang murah. Menurut Siregar (2003) biaya pakan memiliki
kontribusi yang cukup besar dalam pemeliharaan sapi potong, sehingga kita
mencari pakan yang murah tetapi memiliki nutrisi yang bagus, seperti halnya
limbah pertanian atau industri pertanian.
Pembuatan konsentrat di BPTU-HPT Sembawa dilakukan dari hari senin-
sabtu dimana pembuatannya dilakukan dipagi hari sekitar pukul 7:30 wib dan
selesai sampai jam 11:00 wib. Bahan baku terlebih dahulu di siapkan sesuai fase
pertumbuhan sapi, bahan yang sudah disiapkan kemudian dimasukkan kedalam
mesin mixer vertikal (dapat dilihat pada Gambar 19) dan bila kondisi sedang mati
lampu, maka akan dilakukan pengadukan secara manual . Menurut Siregar (2003),
pencampuran konsentrat dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia

11
ataupun dapat dilakukan dengan bantuan mesin.

Gambar 5. Mesin Mixer Vertikal


Pengadukkan bahan baku dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan sapi.
Pencampuran konsentrat untuk sapi fase sapih yang mana dalam pembuatan
sebanyak 441 kg. Dalam pengadukan pakan pun harus mempertimbangkan
beberapa hal, yang pertama bahan baku dengan tekstur lebih kasar dan persentase
terbanyak yang lebih didahulukan, seperti onggok dan bungkil kelapa. Kemudian
bahan baku dengan tekstur lebih halus dan persentase lebih sedikit yang
dimasukkan. Karena penggunaan mineral yang lebih sedikit, para pekerja lebih
dahulu mencampurnya diatas CGF(corn gluten feed) sebelum dimasukkan
kedalam mesin.
Konsentrat harus dibuat sehari sebelum pendistribusian. Jadi dalam sehari
ada 3 kali pengadukan pakan untuk 3 fase pertumbuhan sapi. Berikut formulasi
pengadukan konsentrat yang digunakan.
Tabel 1. Jumlah Sapi Brahman di BPTU-HPT Sembawa Per Desember 2021
Sapi dewasa 473
Sapi sapihan 226
Pedet 166
Jumlah 865

Tabel 2. Pengadukan konsentrat/hari fase sapihan


Bahan % Kg
CGF 27 119
Bungkil kelapa 17 75
Mineral 1 4
Bungkil sawit 6 26
Big beef 22 97
Pollard 27 119

12
Total 100 441
Tabel 3. Pengadukan konsentrat/hari calf starter
Bahan % Kg
Bungkil Kelapa 19 8
Pollard 44 19
Mineral 1 0,4
Ampok Jagung 36 16
Cmr - -
Cgf - -
Molases - -
Garam - -
100 43

Pendistribusian pakan ke setiap kandang di BPTU HPT Sembawa


menggunakan mobil truk untuk mengangkut konsentrat yang sudah dikarungkan.
Bobot perkarung adalah 30 kg.
Pendistribusian konsentrat dilakukan setiap hari pada jam 7:00 pagi. Dan
pada hari sabtu dilakukan 2 kali pengangkutan, hal tersebut dilakukan untuk
persediaan konsentrat pada hari minggu, dikarenakan pada hari minggu tidak ada
kegiatan yang dilakukan digudang pakan. Berikut data pendistribusian pakan sapi
di BPTU-HPT Sembawa.
Pakan didistribusikan kekandang, langkah selanjutnya adalah pemberian
pakan. Pekerja kandang mengambil pakan yang sudah didistribusikan,
sebelumnya sisa pakan hijauan harus dibersihkan terlebih dahulu, selanjutnya
konsentrat diberikan sebelum pemberian pakan hijauan, dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 6. Pemberian Konsentrat


Di BPTU-HPT Sembawa setiap ternak sapi memiliki fase pemberian

13
konsentrat yang berbeda. Untuk sapi brahman fase sapihan diberikan konsentrat
sebanyak 2,9 kg/hari. Jumlah pemberian pakan konsentrat di BPTU-HPT
Sembawa ditentukan oleh formulasi ransum yang telah ditetapkan oleh BPTU-
HPT Sembawa. Bobot badan merupakan hal pertama yang harus diketahui
sebelum menghitung formulasi ransum karena kebutuhan nutrisi tergantung dari
bobot badan sapi. Perhitungan formulasi ransum disesuaikan oleh target ADG
(Average Daily Gain), maksudnya adalah berapa jumlah pertambahan bobot
badan setiap harinya yang ingin dicapai. Untuk semua jenis sapi di BPTU-HPT
Sembawa ADG perhari rata-rata 0,5 kg. Berikut data pakan konsentrat yang
diberikan.
Frekuensi pemberian konsentrat di BPTU-HPT Sembawa dilakukan dua kali
dalam sehari semalam, yaitu pada pagi dan sore hari. Ada jarak waktu pemberian
antara pemberian konsentrat dan pemberian hijauan. Menurut Ardiansyah et al.,
(2017) pemberian hijauan dilakukan Setelah 2 jam pemberian konsentrat.

3.3.3. Pakan Tambahan


Pakan tambahan dapat berupa mineral. Pakan tambahan ini dibutuhkan
oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang hidupnya berada di dalam kandang
terus menerus. Mineral merupakan zat makanan esensial yang tidak dapat
disentesa didalam tubuh ternak sehingga mineral harus tersedia didalam ransum
atau suplemen yang diberikan (Farizal, 2008). Satu mineral blok mempunyai berat
10 kg, diberikan pada setiap kandang dengan pemberian yang diperkirakan.
Dibawah ini contoh pemberian mineral blok pada ternak sapi dan jenis mineral
blok yang digunakan.

Gambar 7. Pemberian mineral blok

14
3.4. Manajemen Kesehatan
Pada fase sapih, sapi rentan terserang penyakit dari dalam maupun luar, karena
pada fase ini sapi melakukan adaptasi dari meminum susu induknya hingga
memakan hijauan. Untuk itu dilakukan manajemen kesehatan sapi brahman fase
sapih. Pada pos kesehatan hewan di BPTU – HPT Sembawa, mereka memiliki
program pemberian vitamin serta obat cacing pada sapi fase sapihan. Dengan
memberikan suntikan vitamin A, D, dan E seperti yang terkandung dalam produk
Vitol. Hal ini karena ketiga vitamin tersebut berfungsi meningkatkan daya tahan
tubuh pedet yang masih rentan terhadap infeksi bibit penyakit.
Pada program pemberian obat cacing (Wormzol-B atau Wormectin Injeksi) ketika
pedet mulai berumur 1 bulan dan diulang setiap 3 bulan untuk mencegah penyakit
cacingan yang dapat mengancam pedet. Serta memberikan suplemen Injeksi
Vitamin B Kompleks atau Vita B Plex Bolus untuk membantu meningkatkan
pertumbuhan bobot badan pedet.

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan magang yang telah dilakukan di BPTU-HPT


Sembawa dapat disimpulkan bahwa:
1. Manajemen pemeliharaan sapi brahman fase sapih di BPTU-HPT Sembawa
dengan metode pemeliharaan secara intensif sudah sangat efektif untuk sapi
tersebut karena sapi sapihan perlu diperhatikan secara khusus pertumbuhannya.
2. Perkandangan sapi brahman fase sapih sudah cukup baik hal ini dapat dilihat
dari lengkapnya perlengkapan kandang mulai dari tempat pakan dan minum.
3. Pada manajemen pakannya yang terdapat hijauan dan konsentrat cukup baik
untuk memenuhi kebutuhan harian sapi brahman fase sapih sehingga dapat
tumbuh dengan optimal.
4. Untuk kesehatan sapi brahman fase sangat dijaga oleh pihak kesehatan hewan
di BPTU - HPT Sembawa sehingga angka kematian yang kecil pada
sapihannya.

4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk kegiatan magang BPTU-HPT Sembawa
yaitu agar pada pekerja di kandang memberikan pakan hijauan dan konsentrat
tepat waktu dan juga perlunya perbaikan kandang sapi dan juga mengurangi
kapasitas sapi per kandang sehingga dapat mengurangi pedet yang terinjak oleh
sapi lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, D., Irwani, N., Priabudiman, Y., 2017. Tata Laksana Pengelolaan
Pakan Sapi Potong Feeding Management of Beef Catlle. J. Peternak. Terap.
1, 1–7.
Farizal. 2008. Respon Pemberian Multi Mineral Blok (MMB) Terhadap
Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan
Mei, Vol. XI. No. 2.
Hartati, Ainur Rasyid. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong.
Pasuruan: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan.
Purbowati dan Rianto. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Siregar, S.B. 2003. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunarso.
Sugeng, Y.B. 2001. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai