Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

MAGANG PENGGANTI KKN

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI BRAHMAN


DEWASA DI BPTU-HPT SEMBAWA

OLEH :
FACHRI RAMADHAN
E10018108

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG PENGGANTI KKN

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI BRAHMAN


DEWASA DI BPTU-HPT SEMBAWA

OLEH
FACHRI RAMADHAN
E10018108

Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Jurusan Pembimbing

Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si. Ir. Darlis, M.Sc., Ph.D


NIP. 197212101999031003 NIP. 196203301988031001

i
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI BRAHMAN
DEWASA DI BPTU-HPT SEMBAWA

Fachri Ramadhan E10018108 dibawah bimbingan :

Ir. Darlis, M.Sc., Ph.D

RINGKASAN
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)
Sembawa adalah instasi pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsi kegiatan
pembibitan dan pengembangan ternak unggul terutama ternak sapi Brahman.
Kegiatan magang yang dilaksanakan di Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan Ternak adalah untuk mengetahui tentang bagaimana manajemen
Pemberian pakan ternak Sapi Brahman dewasa. Pelaksanaan magang dimulai Pada
Tanggal 08 November 2021 sampai 08 Januari 2022. Jenis pakan yang diberikan
untuk ternak sapi di BPTU-HPT Sembawa terdapat dua macam yaitu hijauan dan
konsentrat. Pakan hijauan yang diberikan terdiri dari beberapa jenis seperti rumput
kinggrass dan rumput Brachiaria Decumbens/Brachiaria Humidicola. Rumput
kinggrass biasanya diberikan untuk ternak sapi saat masa pertumbuhan seperti
masa pedet sampai dengan masa dara/muda. Sedangkan rumput jenis Brachiaria
Decumbens/Brachiaria Humidicola diberikan pada ternak yang sudah memasuki
fase dewasa. Pemberian pakan di BPTU-HPT Sembawa dilakukan sebanyak empat
kali, yaitu pagi, siang, sore dan malam. Pada pagi hari, pakan yang diberikan
adalah konsentrat, setelah pemberian konsentrat selang waktu sekitar 2 jam baru
dilakukan pemberian pakan hijauan. Berdasarkan hasil yang telah dibahas dapat
disumpulkan bahwa manajemen pemberian pakan di BPTU-HPT Sembawa sudah
baik. Jumlah pemberian pakan didasarkan pada bobot badan ternak dan kandungan
nutrisi sudah disesuaikan dengan ternak tiap-tiap fase. Pertambahan bobot badan
juga tidak jauh dari target yang diharapkan. frekuensi pemberian pakan juga sudah
tepat yaitu 4 kali dalam sehari.
Kata Kunci : BPTU -HPT Sembawa, Manajemen Pemberian Pakan, Sapi Brahman

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan magang pengganti kkn yang berjudul “Manajemen Pemberian Pakan Ternak
Sapi Brahman Dewasa di BPTU-HPT Sembawa”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada bapak Ir. Darlis, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing magang yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan magang dan penulisan
laporan.
Laporan ini dibuat berdasarkan pengamatan, informasi dan pengalaman yang
telah saya dapatkan selama melakukan kegiatan magang di BPTU-HPT Sembawa.
Semoga laporan ini dapat berguna sehingga menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.

Jambi, Februari 2022

Fachri Ramadhan

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... i
RINGKASAN............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN.................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii
DAFTAR TABEL..................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Tujuan .................................................................................... 2
1.3. Manfaat .................................................................................. 2
1.4. Tempat dan Waktu.................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG................................ 3


2.1. Sejarah BPTU-HPT Sembawa................................................ 3
2.2. Lokasi Magang....................................................................... 5
2.3. Struktur Organisasi BPTU-HPT Sembawa............................. 5
2.4. Kegiatan Umum BPTU-HPT Sembawa................................. 6

BAB III. PELAKSANAAN MAGANG................................................... 8


3.1. Bidang atau Unit Kerja........................................................... 8
3.2. Prosedur Pelaksanaan............................................................. 8
3.3. Identifikasi Masalah................................................................ 8
3.4. Pemecahan Masalah................................................................ 9

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 10


4.1. Kondisi Umum BPTU-HPT Sembawa................................... 10
4.2. Manajemen Pemberian Pakan Sapi Brahman......................... 11
4.2.1. Jenis Pakan Yang Diberikan............................................. 11
4.2.2. Jumlah Pemberian Pakan.................................................. 14
4.2.3. Frekuensi Pemberian Pakan.............................................. 15
4.3. Pertambahan Bobot Badan...................................................... 16

iv
BAB V. PENUTUP................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan.............................................................................. 17
5.2. Saran........................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 18
LAMPIRAN.............................................................................................. 19

v
DAFTAR BAGAN

Tabel Halaman
1. Struktur Organisasi BPTU-HPT Sembawa........................................ 6
2. Pelayanan BPTU-HPT Sembawa....................................................... 7

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Hay dan Silase.................................................................................... 12
2. Pemberian Mineral Blok..................................................................... 14
3. Pemberian Hijauan............................................................................. 15
4. Pemberian Konsentrat......................................................................... 15

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Komposisi Nutrien Hijauan................................................................ 12
2. Komposisi Nutrien Bahan Baku Penyusun Konsentrat...................... 13
3. Pemberian pakan sapi brahman berdasarkan fase.............................. 14
4. Rataan Pertambahan Bobot Badan..................................................... 16

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sapi potong atau sapi pedaging adalah jenis ternak yang dipelihara untuk
menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Salah satu upaya dalam memenuhi
tingginya permintaan daging sapi adalah dengan dilakukannya pembibitan sapi
potong. Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)
Sembawa merupakan salah satu usaha peternakan milik kementrian pertanian yang
fokus pada pembibitan. Terdapat beberapa jenis sapi yang di kembangkan di BPTU-
HPT Sembawa diantaranya adalah jenis Brahman.
Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss indiscuss, aslinya berasal
dari India kemudian masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di
Amerika, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu
genetiknya. Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan. Sapi
brahman memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana
yang sangat minimal, toleransi terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuh
anak, daya tahan terhadap kondisi yang jelek seperti penyakit dan parasite dan
memiliki kualitas daging yang baik. Sapi Brahman telah mulai dikembangkan di
Indonesia dan telah beradaptasi dengan lingkungan dan manajemen setempat
sehingga perlu di lindungi dan dilestarikan (Komariah, 2016). Ciri fisik yang
membedakan sapi Brahman dengan sapi lainnya adalah ukuran tubuh besar, dengan
kedalaman tubuh sedang, warna abu-abu muda, tapi ada pula yang merah atau hitam.
Warna pada jantan lebih gelap daripada yang betina. Kepalanya panjang, telinganya
bergantung, ukuran tanduk sedang, lebar, dan besar. Ukuran punuk pada jantan lebih
besar dari pada yang betina.
Keberhasilan usaha pembibitan atau penggemukan ternak sapi potong
ditentukan oleh salah satu faktor terbesar, yaitu pakan. Pakan adalah semua yang bisa
dimakan oleh ternak, baik berupa bahan organik maupun anorganik, yang sebagian
atau seluruhnya dapat dicerna dan tidak mengganggu kesehatan ternak (Djarijah,

1
2008). Pakan yang diberikan pada sapi harus memiliki syarat sebagai pakan yang
baik. Pakan yang baik yaitu pakan yang mengandung zat makanan yang memadai
kualitas dan kuantitasnya, seperti energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang
semuanya dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang sehingga bisa
menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi (Haryanti,
2009). Manajemen pakan yang baik yaitu harus memperhatikan jenis pakan yang
diberikan, jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan, imbangan hijauan dan
konsentrat, serta frekuensi dan cara pemberian pakan yang tepat.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan kegiatan magang untuk
mengetahui bagaimana manajemen pemberian pakan sapi Brahman di Balai
Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Sembawa.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya magang yaitu untuk mengetahui bagaimana manajemen


pemberian pakan sapi brahman dewasa di BPTU-HPT Sembawa.

1.3. Manfaat

Melalui kegiatan magang ini dapat memberikan pengetahuan tentang


bagaimana manajemen pemberian pakan sapi Brahman, meningkatkan kemampuan
dalam melakukan kegiatan pemberian pakan pada sapi yang baik dan benar, dan
memperoleh pengalaman kerja secara langsung serta ilmu yang bermanfaat.

1.4. Tempat dan Waktu

Kegiatan Magang dilaksanakan di Di Balai Pembibitan Ternak Unggul -


Hijauan Pakan Ternak (BPTU - HPT). Pelaksanaan magang dimulai Pada Tanggal 08
November 2021 sampai 08 Januari 2022.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG

2.1. Sejarah BPTU-HPT Sembawa

Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT)


Sembawa Sumatera Selatan sebagai salah satu Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Peternakan Departemen Pertanian yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Struktur Organisai berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
313/Kpts/Org/5/1978 tertanggal 25 Mei 1978 dengan tugas pokok melaksanakan
penyediaan akan kebutuhan bibit ternak dan bibit hijauan pakan ternak yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan
usaha peternakan, Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Sembawa
mampu melayani kebutuhan terutama bagi 4 Provinsi : Sumatera Selatan, Lampung,
Bengkulu dan Jambi.
Dengan mengikuti perkembangan pembangunan peternakan kedepan
perananan BPTU-SDA, Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam
Sembawa adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis UPT pada tanggal 16 April 2002
melalui surat keputusan Menteri Pertanian Nomor :291/Kpts/OT.210/4/2012. BPT-
HMT berubah menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam
Sembawa (BPTU-SDA) dengan tugas pokok melaksanakan pemuliaan, produksi, dan
pemasaran bibit sapi dwiguna maupun ayam unggul.
Dalam rangka penyempurnaan organisasi tata kerja peningkatan kualitas
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peraturan Menteri Pertanian Lingkup Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maka melalui Peraturan Menteri
Pertanian Nomor : 56/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan
Ternak (BPTU-HPT) Sembawa, nomen kelatur atas keputusan Menteri Pertanian
No291/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16 April 2002 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam (BPTU-SDA)
Sembawa. Melalui keputusan Menteri Pertanian Republik Iindonesia berubah

3
menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)
Sembawa, sampai sekarang.

Visi, Misi dan Motto


Visi :
Menjadikan BPTU-HPT Sembawa yang professional dalam menghasilkan
bibit sapi, ayam, dan hijauan pakan temak berkualitas dan berkelanjutan.
Misi :
1. Mewujudkan kinerja BPTU-HPT Sembawa yang professional
2. Melaksanakan pemuliaan melalui seleksi, pengaturan perkawinan, uji
performance, serta pencatatan temak bibit sapi, ayam dan hijauan Pakan Ternak
yang berkelanjutan
3. Melaksanakan pemeliharaan yang efektif melalui penerapan teknologi
peternakan.
4. Melaksanakan distribusi dan pelayanan Prima.
Motto:
"Bibit Unggul Peternak Makmur"
Tugas dan Fungsi
Tugas :
Melaksanakan pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pengembangan,
penyebaran, dan distribusi bibit tenak unggul, serta produksi dan distribusi benih/bibit
hjauan pakan ternak.
Fungsi :
1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja sama, serta
penyiapan evaluasi dan pelaporan.
2. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul.
Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat ternak unggul.
3. Pelaksanaan recording pembibitan ternak unggul.
4. Pelaksanaan pelestarian plasma nutfah.
5. Pelaksanaan pengembangan bibit ternak unggul.

4
6. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan ternak
unggul.
7. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan, dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan.
8. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak
9. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak
10. Pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran, dan distribusi hasil produksi
bibit ternak unggul bersertifikat dan hijauan pakan ternak.
11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan
ternak unggul
12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul
13. Pemberian pelayanan teknis pemuliaan dan produksi bibit ternak unggul
14. Pengelolaan sarana dan prasarana teknis
15. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Kantor BPTU-HPT

2.2. Lokasi Magang

Pusat kegiatan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
(BPTU-HPT) Sembawa terletak pada 103,180 LS dan 104,080 BT, berlokasi di
Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan , lokasi ± 2
km dari jalan raya berdampingan dengan balai penelitian Sembawa dan Sekolah
Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Sembawa dan berdekatan dengan Balai
Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Sumatera Selatan.
Luas area keseluruhan BPTU-HPT Sembawa kurang lebih 268,04 Ha, ini
berdasarkan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah TK.1 Sumatera Selatan
SK.DA Nomor : 593.3/226/III/1984 tanggal 14 November 1984 sebagai hak pakai
dan sertifikat tanah Nomor: 9053570 tanggal 13 september 1985.

2.3. Struktur Organisasi BPTU-HPT Sembawa

Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


:56/Permentan/OT/5/2013 tanggal 24 mei 2013 Tentang Organisasi dan tata kerja

5
BPTU-HPT Sembawa terdiri atas (a) Kepala Balai; (b) Subbagian Tata Usaha; (c)
Seksi Pelayanan teknis (d) Seksi Prasarana Dan Sarana Teknis (e) Seksi Informasi
dan Jasa Produksi (f) Kelompok Jabatan Fungsional (Pengawasan Bibit Ternak,
Pengawas Mutu Pakan, Para Medik).

Bagan 1. Struktur Organisasi Bptu-Hpt Sembawa

KEPALA BALAI

Subbag TATA USAHA

SUB KOORDINATOR TEKNIS PRASANA DAN SEKSI INFORMASI DAN


PELAYANAN TEKNIS SARANA TEKNIS JASA PRODUKSI

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

WASBITNAK WASTUKAN MEDIK DAN PARAMEDIK

2.4. Kegiatan Umum BPTU – HPT Sembawa

BPTU-HPT Sembawa memberikan pelayanan terhadap instansi terkait baik


pemerintah, swasta koperasi ataupun masyarakat di bidang:

1. Penjualan Produk: Bibit Sapi, Bibit Ayam, Telur Tetas, Rumput Leguminosa
(Hijauan Pakan Ternak) dan hasil samping: Telur konsumsi dan pupuk bokasi.
2. Pelayanan jasa: Teknis, Konsultasi, penelitian, pelatihan magang,
pengembangan sentra bibit, pembinaan kelompok tani, kunjungan/ Bimtek dll

6
BPTU – HPT SEMBAWA SIAP MELAYANI

PenjualanProduk

Sapi Bibit

Day Old Chicken


(DOC)
TelurTetas

Bibit Rumput dan Legum

Hasil samping : Telur


Konsumsi dan

Pelayanan teknis (IB, PKb,


ATR, TE, Keswan)

BimbinganTeknis

Konsultasi dan Pembinaan

Magang/PKL/Penelitian/Kunjungan

Bagan 2. Pelayanan BPTU – HPT Sembawa

7
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Bidang atau Unit Kerja

Bidang dan unit kerja yang dilakukan penulis di Balai Pembibitan Ternak
Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Sembawa yaitu bidang pemeliharaan ternak sapi,
bidang hijauan pakan ternak dan bidang kesehatan hewan. Data yang dihimpun
difokuskan pada manajemen pemberian pakan sapi brahman dewasa di BPTU-HPT
Sembawa.

3.2. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan praktek kerja lapangan di BPTU-HPT Sembawa ini


dilakukan dengan metode sebagai berikut :
a. Pengamatan Langsung
Dilakukan dengan mengikuti kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan teknis
manajemen pemberian pakan ternak sapi brahman dewasa seperti jenis pakan,
jumlah pemberian pakan, dan frekuensi pemberian pakan.
b. Studi Pustaka
Informasi yang dikumpulkan secara tertulis melputi nama instansi pemerintah,
sejarah berdiri dan kondisi umum BPTU-HPT Sembawa maupun studi literature
yang berhubungan dengan manajemen pemberian pakan ternak sapi Brahman
dewasa di BPTU-HPT Sembawa
c. Metode Wawancara
Dilakukan wawancara dengan petugas hijauan pakan ternak dilapangan dan
seluruh petugas di BPTU-HPT Sembawa yang berhubungan dengan manajemen
pemberian pakan ternak sapi Brahman dewasa di BPTU-HPT Sembawa.

3.3. Identifikasi Masalah

Masalah yang dihadapi dilapangan saat melakukan pemberian pakan hijauan


dan konsentrat sapi brahman yaitu kurang akuratnya jumlah pakan hijauan yang

8
diberikan. Terkadang pakan hijauan yang diberikan banyak yang bersisa sehingga
sisa pakan akan terbuang begitu saja. Terkait pemberian pakan konsentrat yang
diberikan tanpa adanya campuran air sehingga akan sulit bagi ternak untuk
mencernanya.

3.4. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam pemberian pakan hijauan atau konsentrat adalah


harus sering dilakukannya evaluasi terhadap pemberian pakan hijauan agar tidak lagi
terjadinya kelebihan ataupun kekurangan pakan hijauan yang diberikan. Mengenai
pakan konsentrat sebaiknya pakan konsentrat yang diberikan pada ternak sapi terlebih
dahulu dilarutkan dengan menggunakan air agar mudah bagi ternak dalam mencerna.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum BPTU-HPT Sembawa

Usaha pembibitan yang dilakukan BPTU-HPT Sembawa terdiri dari dua jenis
yaitu pembibitan ternak sapi dan pembibitan ternak ayam. Sapi yang dipelihara di
BPTU-HPT Sembawa yaitu sapi brahman, sapi peranakan ongole, dan Sapi Belgian
Blue Cross. Sedangkan untuk Jenis ayam yang di kembangkan di BPTU-HPT
Sembawa yaitu ayam arab sembawa, ayam merawang, ayam KUB dan ayam kapas.
Total ternak sapi yang ada di BPTU-HPT Sembawa berjumlah sekitar 1466 ekor.
Luas area keseluruhan BPTU-HPT Sembawa kurang lebih 268,04 Ha yang mana
terdapat beberapa lahan yang ditanami hijauan pakan ternak seperti rumput kinggrass,
rmput pachong, rumput odot, rumput brachiaria decumbens dan lain sebagainya.
Ternak sapi tersebut dipelihara pada dua farm yang berbeda. Farm 1 dikhususkan
untuk pemeliharaan sapi PO dan sapi Belgian Blue Cross, sedangkan farm 2
dikhususkan untuk pemeliharaan sapi Brahman. Sistem pemeliharaan yang dilakukan
juga terdapat dua jenis, yaitu pemeliharaan secara fullday dan pemeliharaan dengan
sistem semi intensif.
Pemeliharaan dengan sistem fullday merupakan sistem pemeliharaan ternak
yang tidak menggunakan kandang secara khusus, artinya ternak-ternak tersebut
dilepaskan sepanjang hari di padang penggembalaan. Sumber pakan yang digunakan
juga berasal dari produksi padang penggembalaan dan konsentrat. Jenis sapi yang
dipelihara pada sistem fullday ini adalah sapi indukan bunting dan jantan dewasa.
Sistem pemeliharaan secara semi intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak
yang menggunakan kandang intensif tetapi juga untuk waktu-waktu tertentu
dilepaskan ke padang penggembalaan selama 3-4 jam. Sumber pakan pada sistem
pemeliharaan semi intensif tidak hanya berasal dari padang penggembalaan, tetapi
juga berasal dari pemberian hijauan hasil produksi kebun rumput potong dan kebun
legum. Jenis sapi yang dipelihara pada sistem semi intensif ini adalah semua jenis
sapi berdasarkan fase.

10
4.2. Manajemen Pemberian Pakan Sapi Brahman

4.2.1. Jenis Pakan yang Diberikan

Jenis pakan yang diberikan untuk ternak sapi di BPTU-HPT Sembawa


terdapat dua macam yaitu hijauan dan konsentrat. Sejalan dengan pendapat Anwar et
al., (2021) Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari
hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan yang diberikan terdiri dari beberapa jenis
seperti rumput kinggrass dan rumput Brachiaria Decumbens/Brachiaria Humidicola.
Rumput kinggrass biasanya diberikan untuk ternak sapi saat masa pertumbuhan
seperti masa pedet sampai dengan masa dara/muda. Sedangkan rumput jenis
Brachiaria Decumbens/Brachiaria Humidicola diberikan pada ternak yang sudah
memasuki fase dewasa, karena ternak sapi pada fase dewasa tidak terlalu
membutuhkan perlakuan yang lebih dibandingan ternak sapi yang masih pada fase
pertumbuhan seperti pada fase sapihan. Pemberian hijauan dilakukan dengan dua
cara, ada yang berbentuk cacahan dan ada yang diberikan secara langsung. Jenis
hijauan seperti rumput king grass akan di cacah terlebih dahulu menggunakan mesin
chopper dan kemudian diberikan kepada ternak agar ternak lebih mudah dalam
mencernanya dan meningkatkan nilai efisiensi pakan. Sesuai dengan pendapat
Hidayat et al., (2006). bahwa pakan ternak yang dicaca terlebih dahulu dengan
ukuran 2-5 cm akan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan . Sedangkan jenis
hijauan seperti rumput Brachiaria Decumbens/Brachiaria Humidicola dan leguminosa
diberikan secara langsung kepada ternak. Komposisi nutrient hijauan yang diberikan
di BPTU-HPT Sembawa dapat dilihat pada tabel 1.

11
Tabel 1. Komposisi nutrien hijauan
Zat Nutrien Jenis Hijauan
No
(%) Kinggrass Brachiaria Decumbens
1. BK 10.46 29.25
2. Abu 14.35 5.35
3. Protein Kasar 10.67 6.15
4. Lemak Kasar 1.03 0.42
5. Serat Kasar 33.82 14.72
6. BETN 29.67 44.11
7. TDN 57.22 80.86
8. Ca 2.390 0.210
9. P 0.670 0.160

Hijauan juga ada yang dijadikan dalam bentuk hay dan silase dengan tujuan
untuk meningkatkan zat nutrien pada hijauan, menampung kelebihan produksi
hijauan pakan ternak, memperpanjang masa penyimpanan dan juga untuk
mengantisipasi kekurangan bahan pakan saat musim kemarau. Sesuai dengan
pendapat Prasetyo (2019) Pembuatan Pakan Ternak Fermentasi (Silase) bertujuan
untuk menampung kelebihan produksi hijauan pakan ternak atau memanfaatkan
hijauan pada saat pertumbuhan terbaik tetapi belum digunakan. Hijauan yang telah
dijadikan hay dan silase di BPTU-HPT Sembawa dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hay dan Silase


Pembuatan hay menggunakan rumput yang sudah tua yang berasal dari
paddock atau padang penggembalaan seperti rumput brachiaria decumbens dan
brachiaria humidicola. Sedangkan hijauan yang biasanya dibuat menjadi silase adalah

12
rumput kinggrass. Silase dibuat dalam media box dengan kapasitas sekitar 5-6 ton
dengan waktu pembuatan sekitar 21 hari.
Selain pakan hijauan, ternak sapi brahman di BPTU-HPT Sembawa juga
diberikan pakan jenis konsentrat. Tujuan dari diberikannya konsentrat ini adalah
untuk meningkatkan nilai nutrien pakan, meningkatkan konsumsi dan daya cerna
pakan. Sesuai dengan pendapat Akoso (2009) konsentrat merupakan pakan penguat
yang berfungsi meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan
normal ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat. Pakan konsentrat yang
digunakan oleh BPTU-HPT Sembawa adalah konsentrat mix yang dibuat sendiri oleh
bagian pergudangan pakan. Pakan konsentrat memiliki komposisi onggok, bungkil
kelapa, bungkil kedelai, tepung jagung, bekatul, pollard dan mineral. Hasil
pembuatan konsentrat ini akan didistribusikan ke bagian pemeliharaan ternak, baik itu
yang dikandangkan maupun yang digembalakan sepanjang hari (sistem fullday).
Pembuatan konsentrat dibedakan berdasarkan kelompok umur. Komposisi nutrient
bahan baku penyusun konsentrat yang digunakan di BPTU-HPT Sembawa dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Komposisi nutrien bahan baku penyusun konsentrat
Kandungan nutrient (%)
No Bahan Pakan
BK Abu PK LK SK BetaN TDN Ca P
14.1
1 Ampok Jagung 91.31 3.71 9.35 0 8.18 55.44 79.23 0.06 0.40
2 Bungkil Kelapa 88.62 7.39 21.55 6.73 18.56 34.39 67.87 0.08 0.53
11.4
3 B. Sawit 88.20 7.39 19.20 0 14.80 35.41 67.87 0.40 0.02
4 Bekatul 87.51 7.67 13.20 6.50 4.70 55.44 79.23 0.40 1.20
5 Pollard 87.60 5.93 14.00 5.80 8.90 61.90 69.20 1.60 4.10
6 Onggok 86.20 1.21 1.80 2.60 11.20 80.80 57.75 0.10 0.20
7 Mineral 99.28 96.08 0.80 0.00 0.00 2.40 0.00 22.34 0.35

Ternak sapi di BPTU-HPT Sembawa juga diberikan pakan tambahan berupa


mineral blok. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara
intensif, yang hidupnya berada di dalam kandang terus menerus. Mineral merupakan
zat makanan esensial yang tidak dapat disentesa didalam tubuh ternak sehingga
mineral harus tersedia didalam ransum atau suplemen yang diberikan (Farizal, 2008).

13
Satu mineral blok mempunyai berat 10 kg, diberikan pada setiap kandang dengan
pemberian yang diperkirakan. Pemberian mineral blok pada ternak sapi dan jenis
mineral blok yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Pemberian Mineral Blok

4.2.2. Jumlah Pemberian Pakan

Ternak sapi brahman di BPTU-HPT Sembawa diberi pakan dalam jumlah


yang berbeda yaitu didasarkan fase ternak. Pemberian pakan sapi brahman yang
diberikan di BPTU-HPT Sembawa berdasarkan kelompok fase yang berbeda dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pemberian pakan sapi brahman berdasarkan fase
Jumlah
Sapi As Fed (kg) BK (kg/bk)
Fase
Brahman
(ekor) Kinggrass BD/BH Konsentrat Kinggrass BD/BH Konsentrat
Bunting 52 42,39 - 3,38 4,23 - 3,00
Menyusui 60 56,73 - 4,52 5,67 - 4,02
Dewasa 151 - 30,04 3,12 - 8,78 2,77
Muda 81 - 25,44 2,50 - 7,44 2,22
Sapihan 114 20,12 - 2,39 2,01 - 2,13
Pedet 39 0,24 - 0,30 0,02 - 0,27
Sumber : BPTU-HPT Sembawa;
Keterangan : BD/BH: Brachiaria Decumbens
Berdasarkan data diatas Jumlah pakan hijauan maupaun konsentrat yang
diberikan untuk sapi Brahman di BPTU-HPT Sembawa jumlah dan jenisnya itu
berbeda. Pakan diberikan dengan jumlah hijauan 10% dari bobot badan dan
konsentrat 1% dari bobot badan. Sesuai dengan pendapat Sugeng (2008) yang

14
menyatakan rata-rata kebutuhan konsumsi pakan bagi sapi potong yaitu 10% dari
berat badan. Sapi brahman dewasa diberikan hijauan berupa rumput brachiaria
decumbens sebanyak 13,04 kg/ekor/hari dalam bentuk asfed/ bahan segar. Jika
dihitung berdasarkan bahan kering (bk) maka pemberian hijauan sapi brahman
dewasa adalah sebanyak 3,78 kg/bk. Total sapi brahman dewasa yang ada di BPTU-
HPT Sembawa adalah sebanyak 151 ekor, jadi untuk pemberian hijauan sapi
brahman dewasa per hari adalah sekitar 570,78 kg/bk. Selanjutnya pemberian
konsentrat juga didasarkan pada kelompok umur, Sapi brahman dewasa diberikan
konsentrat sebanyak 3,12 kg/ekor/hari dalam bentuk segar. Jika dihitung berdasarkan
bahan kering (bk) maka pemberian konsentrat sapi brahman dewasa adalah sebanyak
2,77 kg/bk. Total pemberian konsentrat sapi brahman dewasa per hari adalah
sebanyak 418,27 kg/bk.

4.2.3. Frekuensi Pemberian pakan

Ternak sapi di BPTU-HPT Sembawa diberi pakan dalam jumlah yang cukup
dan sesuai dengan kebutuhan ternak. waktu pemberian pakan juga sudah sesuai
dengan pendapat Sandi et al., (2018) pemberian hijauan dilakukan secara bertahap
dan minimal 4 kali dalam sehari semalam. Pemberian pakan hijauan dan konsentrat
dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Pemberian Hijauan Gambar 4. Pemberian Konsentrat

15
Pemberian pakan di BPTU-HPT Sembawa dilakukan sebanyak empat kali,
yaitu pagi, siang, sore dan malam. Pada pagi hari, pakan yang diberikan adalah
konsentrat, setelah pemberian konsentrat selang waktu sekitar 2 jam baru dilakukan
pemberian pakan hijauan. Sesuai dengan pendapat Ardiansyah et al., (2017)
pemberian hijauan sebaiknya dilakukan Setelah 2 jam pemberian konsentrat.
Selanjutnya sedangkan di siang, sore dan malam hari diberikan jenis pakan hijauan.

4.3. Pertambahan Bobot Badan

Bobot badan merupakan hal pertama yang harus diketahui sebelum


menghitung formulasi ransum karena kebutuhan nutrisi tergantung dari bobot badan
sapi. Rataan pertambahan bobot badan harian sapi brahman di BPTU- HPT Sembawa
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Rataan Pertambahan Bobot Badan
Rataan Berat Rataan Berat Rataan PBB
No Jenis Sapi
Awal (kg) Akhir (kg) Harian (kg)
1. Brahman Jantan 244,80 322,97 0,43
2. Brahman Betina 190,15 266,90 0,42

Tabel diatas menunjukkan bahwa rataan pertambahan bobot badan harian sapi
brahman di BPTU-HPT Sembawa adalah sekitar 0,43 kg. Sedangkan target
pertambahan bobot badan harian yang harus di capai sapi di BPTU- HPT Sembawa
adalah sekitar 0,5 kg. Menurut Umiyasih (2003) PBBH optimal untuk sapi dara yaitu
0,5 kg/hari dapat tercapai apabila jumlah pemberian bahan kering pakan pada sapi
dara adalah 3% dari berat badan.

16
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dibahas dapat disumpulkan bahwa manajemen


pemberian pakan di BPTU-HPT Sembawa sudah baik. Jumlah pemberian pakan
didasarkan pada bobot badan ternak dan kandungan nutrisi sudah disesuaikan dengan
ternak tiap-tiap fase. Pertambahan bobot badan juga tidak jauh dari target yang
diharapkan. frekuensi pemberian pakan juga sudah tepat yaitu 4 kali dalam sehari.

5.2. Saran

Untuk pemberian konsentrat kepada ternak sebaiknya dicampurkan terlebih


dahulu dengan menggunakan air agar mudah dicerna oleh ternak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, D., Irwani, N., Priabudiman, Y., 2017. Tata Laksana Pengelolaan Pakan
Sapi Potong Feeding Management of Beef Catlle. J. Peternak. Terap. 1, 1–7.
Farizal. 2008. Respon Pemberian Multi Mineral Blok (MMB) Terhadap Pertambahan
Bobot Badan Sapi Bali. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Mei, Vol. XI. No.
2.
Sugeng. 2008. Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya.
Stefani, J. W. H., F. Driehuis, J. C. Gottschal, and S. F. Spoelstra. 2010. Silage
fermentation processes and their manipulation: Electronic Conference on
Tropical Silage. FAO: 6 – 33
Komariah, 2016. Produktivitas kerbau lumpur berdasarkan agroekosistem dan strategi
pengembangannya di Kabupaten Cianjur. Thesis. Institut Pertanian Bogor.
Haryanti, N.W. 2009. Ilmu nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminansia. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Hidayat, M., Harjono, Marsudi, Andri Gunanto. 2006. Evaluasi Kinerja Teknik
Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak. Jurnal Enjiniring Pertanian. Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Vol. IV, No.2, 2006: 61-64.
Akoso, B.T. 2009. Epidemologi dan Pengendalian Antraks, Kanisius. Yogyakarta.

Anwar, R., T. A. Wibowo, D. S. Untari. 2021. Manajemen Pemberian Pakan Ternak


Sapi Potong Di Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Open
Science and Technology. 1(2) : 190-195.
Sandi, S., M. Desiarni, dan Asmak. 2018. Manajemen Pakan Ternak Sapi Potong di
Peternakan Rakyat di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan
Ilir. Jurnal Peternakan Sriwijaya.7(1): 21-29.
Prasetyo, T.B. 2019. Pembuatan Pakan Ternak Fermentasi (Silase). Indonesian
Journal Of Community Empowerment. 1(1): 48-54.

18
LAMPIRAN

1. Jumlah Pemberian Pakan Sapi Brahman di BPTU-HPT Sembawa


Jumlah
Sapi As Fed (kg) BK (kg/bk)
Fase
Brahman
(ekor) Kinggrass BD/BH Konsentrat Kinggrass BD/BH Konsentrat
Bunting 52 42,39 - 3,38 4,43 - 3,00
Menyusui 60 56,73 - 4,52 5,67 - 4,02
Dewasa 151 - 30,04 3,12 - 8,78 2,77
Muda 81 - 25,44 2,50 - 7,44 2,22
Sapihan 114 20,12 - 2,39 2,01 - 2,13
Pedet 39 0,24 - 0,30 0,02 - 0,27

Pemberian dalam bentuk BK


(BK = Pemberian dalam bentuk segar (kg) x Bk bahan (%))
HIjauan
a. Bunting Bk = 42,39 x 0.1046 = 4,43 kg/bk
b. Menyusui Bk = 56,73 x 0,1046 = 5,67 kg/bk
c. Dewasa Bk = 30,04 x 0,2925 = 8,78 kg/bk
d. Muda Bk = 25,44 x 0,2925 = 7,44 kg/bk
e. Sapihan Bk = 20,12 x 0,1046 = 2,01 kg/bk
f. Pedet Bk = 0,24 x 0, 1046 = 0,02 kg/bk
Konsentrat
a. Bunting Bk = 3,38 x 89,81 = 3 kg/bk
b. Menyusui Bk = 4,52 x 89,81 = 4,02 kg/bk
c. Dewasa Bk = 3,12 x 89,81 = 2,77 kg/bk
d. Muda Bk = 2,50 x 89,81 = 2,22 kg/bk
e. Sapihan Bk = 2,39 x 89,81 = 2,13 kg/bk
f. Pedet Bk = 0,30 x 89,81 = 0,27 kg/bk

19
2. Rataan Pertambahan Bobot Badan
No Jenis Sapi Rataan Berat Rataan Berat Rataan PBB
Awal (kg) Akhir (kg) Harian (kg)
1. Brahman Jantan 244,80 322,97 0,43
2. Brahman Betina 190,15 266,90 0,42

Berat badan akhir−Berat bad an awal


PBB =
jumlah hari
322, 97−244 ,80
a. Brahman Jantan = = 0,43 kg/hari
182
266 , 90−190 , 15
b. Brahman Betina = = 0,42 kg/hari
182
3. Pemberian Hijauan dan Konsentrat

4. Pengadukan Konsentrat

20
5. Distribusi Konsentrat

6. Tambahan Mineral

21

Anda mungkin juga menyukai