PROVINSI JAMBI
Oleh :
RENDI DARMAWAN
D1B016001
KABUPATEN MERANGIN
PROVINSI JAMBI
RENDI DARMAWAN
D1B016001
Mengetahui, Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kuliah
kerja lapang yang berjudul “MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT
DI PT. SARI ADITYA LOKA 1 KECAMATAN TABIR SELATAN
KABUPATEN MERANGIN ”.
1. Bapak Dr. Ir. Ahmad Riduan, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi
2. Bapak Slamet Riyadi selaku Administratur PT. Sari Aditya Loka-1
3. Bapak Tresno Sulistio selaku Kepala Kebun Inti 1 PT. Sari Aditya Loka-1,
Bapak Cardo M. Haloho selaku Asisten Afdeling Fanta sekaligus
pembimbing lapang selama kegiatan magang berlangsung.
4. Ibu Ir. Yusma Damayanti,M.Si selaku dosen pembimbing magang yang
telah membimbing dalam kegiatan magang ini.
5. Bapak Ardhiyan Saputra, S.P. M.Si selaku ketua komisi magang yang telah
bekerja keras dalam pelaksanaan magang ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
3.5 Pengolahan TBS di Pabrik .............................................................. 22
3.6 Penentuan Kualitas CPO ................................................................. 27
3.7 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit .............................. 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 31
4.1 Pelaksanaan Pemanenan Kelapa Sawit Di PT. SAL-1.................... 31
4.1.1 Kriteria Matang Panen ............................................................. 31
4.1.2 Taksasi Produksi (Peramalan Produksi)................................... 35
4.1.3 Peralatan Panen ........................................................................ 41
4.1.4 Basis Panen .............................................................................. 43
4.1.5 Rotasi Dan Seksi Panen ........................................................... 46
4.1.6 Pelaksanaan Panen ................................................................... 47
4.1.6.1 Prosedure Pelaksanaan Panen ........................................... 47
4.1.6.2 Kontrol Berjenjang ............................................................. 50
4.1.6.3 Meeting Optimis................................................................. 51
4.2 Pelaksanaan Fungsi Manajemen Pada Pemanenan Kelapa Sawit di
PT.Sari Aditya Loka-1 ................................................................... 52
4.2.1 Perencanaan (Planning) Pemanenan ........................................ 53
4.2.2 Pengorganisasian ( Organizing) Pemanenan ............................ 56
4.2.3 Menggerakkan (Actuating) Pemanenan ................................... 62
4.2.4 Pengawasan (Controling) Pemanenan...................................... 65
V. PENUTUP .............................................................................................. 69
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 69
5..2 Saran ................................................................................................ 69
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
I.PENDAHULUAN
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun 2014 sampai 2018
cenderung selalu mengalami peningkatan ,kecuali pada tahun 2016 yang sedikit
1
mengalami penurunan, dan pada tahun berikutnya kembali mengalami
peningkatan lagi. Jika dilihat dari status pengusahaanya perkebunan kelapa sawit
milik swasta selalu lebih tinggu luasannya dibandingkan perkebunan rakyat
ataupun perkebunan milik negara. Jika di hitung berdasarkan presentase, luas
perkebunan swasta pada tahun 2018 sebesar 55 % , luas perkebunan rakyat
sebesar 40,56 % dan luas perkebunan milik negara hanya 4,44 % dari total
keseluruhan. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwasannya perkebunan
kelapa sawit di Indonesia di dominasi oleh perkebunan kelapa sawit milik swasta.
Hal tersebut dapat dilihat di dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaan Tahun 2014-
2018*)
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki luas lahan
perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Sampai tahun 2017, luas
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi mencapai 887.795 Ha, dengan total
produksi 1.849.969 ton. Dan salah satu kabupaten yang memiliki perkebunan
kelapa sawit yang cukup luas di Provinsi Jambi adalah Kabupaten Merangin yang
mana terdapat luas lahan perkebunan kelapa sawit yaitu 79.681 Ha dan total
produksi 227.732 ton pada tahun 2017. (Direktorat Jendral Perkebunan 2018).
Provinsi Jambi memiliki 7 perkebunan besar negara dan 88 perkebunan
swasta yang juga berkontribusi dalam pengolahan minyak kelapa sawit .Dan salah
2
satu perusahaan tersebut berada di kabupaten Merangin. Salah satu perusahaan
kelapa sawit yang ada di kabupaten Merangin tersebut adalah PT. Sari Aditya
Loka-1. PT. Sari Aditya Loka-1 merupakan anak perusahaan PT. Astra Agro
Lestari Tbk yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang memiliki
wilayah perkebunan yang cukup luas.PT. Sari Aditya Loka 1 merupakan
perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang berpusat di Desa
Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi. PT. Sari
Aditya Loka-1 telah berdiri sejak tahun 1989 dengan luas areal yang ditanam
yaitu ± 5.076 Ha dengan pembagian areal kebun inti 1 seluas 3.338,3 Ha, Kebun
inti II seluas 1.738,43 Ha, kebun plasma Hitam Ulu seluas 10. 170,01 Ha dan
kebun plasma Tanah garo seluas 4.214,18 Ha.
Teknik pelaksanaan dan manajemen budidaya kelapa sawit yang baik
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang optimal, baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Salah satu aspek teknik budidaya tanaman kelapa sawit
yang perlu dicermati atau di manajemen dengan baik agar dapat menghasilkan
produksi yang optimal adalah kegiatan pemanenan.
Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari memotong tandan
matang panen sesuai krieria matang panen, mengumpulkan dan mengutip
brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan
panen adalah memperoleh minyak sawit dan inti sawit yang optimal dari tandan
buah segar (TBS) dengan mutu asam lemak bebas (ALB) yang standart
(Sulistyo,2010).
Manajemen secara umum adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha atau kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen pemanenan
dilakukan mulai dari peramalan produksi hingga pelaksanaan kegiaan pemanenan
dan pengangkutan TBS. Manajemen pemanenan ini sangat penting karena
mengatur segala proses kegiatan dalam pemanenan sehingga kegiatan pemanenan
dapat dilakukan secara optimal
Manajemen panen sawit merupakan kegiatan pengelolaan pemanenan
sawit agar tercapai hasil produksi yang maksimal dan menguntungkan. Untuk
mendapatkan hasil panen yang optimal, terdapat beberapa faktor yang dapat
3
mempengaruhi keberhasilan kegiatan pemanenan. Faktor-faktor manajemen panen
harus benar-benar dimengerti oleh pimpinan kebun, agar hasil produksi yang
berkualitas dapat tercapai. Beberapa faktor tersebut yaitu sistem panen, taksasi
panen, seksi panen, rotasi panen, kriteria matang panen, kebutuhan tenaga kerja,
peralatan panen, pelaksanaan panen, dan transportasi panen (Sukamto, 2008).
Manajemen pemanenan penting untuk dilakukan agar kegiatan
pemanenan yang tidak efektif yang disebabkan oleh pemanenan buah mentah
,buah matang yang tidak terpanen, brondolan yang tidak terkutip dan juga tidak
sesuainya kegiatan pemanenan dengan syarat dan juga peraturan panen yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan dapat dihindarkan.
Sasaran usaha perkebunan kelapa sawit adalah hasil tandan buah segar
(TBS) yang tinggi dengan rendemen (CPO dan Inti) yang tinggi serta asam lemak
bebas (ALB) yanvg memenuhi standar pasaran dunia (<3%). Kegiatan pemanenan
sangat berkaitan dengan kuantitas dan kualitas CPO yang dihasilkan. Kualitas
CPO sangat ditentukan oleh kadar asam lemak bebas (ALB) ,semakin tinggi ALB
maka semakin rendah kualitas CPO yang di hasilkan. (Pahan,2015)
Agar kualitas CPO dapat terjaga maka kegiatan pemanenan harus
dilakukan diwaktu yang tepat karena pemanenan buah yang dilakukan dalam
keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam
persentase tinggi (>3%). Sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam keadaan
buah belum matang, maka walau kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang
diperolehnya juga rendah. Maka dari itu,kegiatan pemanenan harus di manajemen
dengan baik, agar kegiatan tersebut dapat dilakukan secara optimal dan dapat
memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, dalam kegiatan kuliah kerja lapangan penulis
tertarik untuk melakukan pembelajaran lebih lanjut melalui observasi/
pengamatan, tanya jawab, diskusi, maupun penerapan langsung di lapangan
mengenai pemanenan tanaman kelapa sawit di PT. Sari Aditya Loka 1 (SARI
ADITYA LOKA-1). Berlandaskan pernyataan tersebut maka penulis tertarik
untuk mengambil topic yang berjudul “MANAJEMEN PEMANENAN
KELAPA SAWIT DI PT. SARI ADITYA LOKA-1 (PT.SARI ADITYA
LOKA-1) KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI”
4
1.1 Tujuan
Tujuan Khusus.
1. Mengetahui pelaksanaan pemanenan kelapa sawit di PT.Sari Aditya
Loka 1 yang meliputi kegiatan Penentuan sistem panen, taksasi panen,
seksi panen, rotasi panen, kriteria matang panen, kebutuhan tenaga
kerja, peralatan panen, pelaksanaan panen, dan transportasi panen
2. Mengetahui pelaksanaan fungsi manajemen (P,O,A,C) dalam kegiatan
pemanenan kelapa sawit di PT. Sari Aditya Loka 1
Tujuan Umum
Mengikuti dan mengamati segala aspek kegiatan dan pekerjaan yang
dilakukan di PT Sari Aditya Loka 1 sebagai sarana untuk melatih mahasiswa agar
dapat mempraktikkan ilmu dan keterampilan yang sudah di dapatkan dalam
perkuliahan, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar
memahami dan memecahkan berbagai masalah, serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan kalangan masyarakat diinstansi atau
perusahaan.
5
II. METODE PELAKSANAAN
Waktu
Kegiatan magang ini akan dilakukan selama 8 minggu dari bulan September
2019 sampai November 2019 serta di sesuaikan dengan jam kerja di PT Sari
Aditya Loka 1 (PT. SARI ADITYA LOKA-1).
.
Tempat
6
a. Kegiatan Pemanenan Kelapa Sawit :
1. Sistem Panen
2. Taksasi Panen
Taksasi panen atau taksasi produksi merupakan kegiatan untuk
memprediksi hasil produksi dengan menghitung angka kerapatan panen. Angka
kerapatan panen (AKP) merupakan angka yang menunjukkan tingkat kerapatan
buah matang panen dalam suatu areal, AKP diperoleh dari kegiatan sensus
produksi
3. Seksi Panen
Seksi panen adalah luasan tertentu yang harus selesai dipanen dalam satu
hari. Seksi panen dibuat demikian agar satu seksi selesai dipanen satu hari,
mempermudah pindah hancakantar blok, mempermudah pengawasan tim
supervise,efisiensi transpor buah, dan meningkatkan output pemanen
4. Rotasi Panen
Rotasi panen merupakan jarak waktu antara memanen di satu blok sampai
panen berikutnya di blok yang sama.
5. Kriteria Matang Panen
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen
agar memotong buah yang benar. Kriteria yang umum digunakan adalah
berdasarkan jumlah brondolan yang lepas secara alami dari tandan yaitu 2
brondolan per Kg (2 x nilai BJR).
7
Dalam kegiatan pemanenan biasanya dibutuhkan tenaga kerja berupa
tenaga pemanen dan pembrondol Pada dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol
diperhitungkan 1 : 1, pada periode produksi rendah (low crop) jumlah pembrondol
bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen. Pemanen dan pembrondol agar
diupayakan sebagai karyawan (SKU).
7. Peralatan Panen
Kegiatan panen didukung oleh beberapa alat panen yang masing-masing
memiliki fungsi tersendiri dan harus dilengkapi oleh pemanen.
8. Pelaksanaan Panen
9. Transportasi Panen
Kegiatan setelah panen adalah pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik.
Dan transportasi panen adalah alat atau armada yang di gunakan untuk
mengangkut TBS dari TPH ke pabrik
1. Perencanaan (Planning)
8
2006). Sehingga perencanaan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan
dengan penyediaan biaya, material, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif besar.
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pergerakan (Actuating)
4. Pengawasan (kontrollling)
9
Pengawasan diartikan sebagai usaha menentukan apa yang sedang
dilaksanakan dengan cara menilai hasil atau prestasi yang dicapai dan kalau
terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera
diadakan usaha perbaikan, sehingga semua hasil atau prestasi yang dicapai
sesuai dengan rencana (Handayaningrat, 2006).
10
III.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Sari Aditya Loka-1 merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri perkebunan kelapa sawit. PT. Sari Aditya Loka-1 didirikan pada
tahun 1989 dan berlokasi di Desa Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Selain perkebunan kelapa sawit, terdapat
juga pabrik kelapa sawit pada PT. Sari Aditya Loka-1 yang mulai berproduksi
pada bulan Mei tahun 1995 dengan kapasitas produksi 30 ton perjam. Pada tahun
1997, kapasitas produksi pabrik kelapa sawit tersebut ditingkatkan menjadi 60 ton
perjam dan pada tahun 2003 dibangun unit pabrik KCP (Kernel Crushing
Plant)namun untuk sekarang sedang tidak berproduksi.
PT. Sari Aditya Loka-1 berpartisipasi aktif dalam mengelola lingkungan
dan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. PT. Sari Aditya Loka-1
selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat sekitar, terutama
untuk komunitas adat tertinggal yang berada di sekitar perusahaan. Berbagai
upaya pemberdayaan Suku Anak Dalam yang dilakukan diantaranya adalah
program-program pendidikan dan kesehatan untuk membantu komunitas Suku
Anak Dalam mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak.
PT. Sari Aditya Loka-1 juga memiliki visi dan misi perusahaan. Adapun
visinya adalah “Menjadi panutan dan berkonstribusi dalam pembangunan dan
kesejahteraan bangsa” dan misinya adalah “Menjadi perusahaan agribisnis yang
paling produktif dan inovatif di dunia”.
PT. Sari Aditya Loka-1 memiliki kantor yang pusat yang berlokasi di Desa
Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Selain kantor pusat, PT. Sari Aditya Loka-1 juga memiliki kantor pabrik dan 2
kantor kebun. Kantor pabrik berlokasi di Desa Muara Delang. Sedangkan kantor
kebun yang pertama atau kantor kebun inti 1 berada di Desa Bungo Antoi
11
Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin dan kantor krbun inti 2 terletak di
Desa Air Hitam Kabupaten Sarolangun
3.1.3. Luas Areal dan Tata Guna Lahan
PT. Sari Aditya Loka-1 memiliki luas areal kebun secara keseluruhan
seluas 5.076 Ha yang terdiri dari kebun inti-1 dengan luas 3.38,3 Ha dan kebun
inti-2 dengan luas 1.738,43 Ha. Kebun inti 1 terdiri dari 6 afdeling mulai dari
afdeling Alfa dengan luas lahan 491,15 Ha, afdeling Bravo dengan luas lahan
604,91 Ha, afdeling Charly dengan luas lahan 664, 78 Ha, afdeling Delta dengan
luas lahan 555,74 Ha ,afdeling Eko dengan luas lahan 629,48 Ha dan afdeling
Fanta dengan luas lahan 550,22 Ha. Sedangkan kebun inti 2 terbagi menjadi tiga
afdeling dengan yaitu afdeling Golf dengan luas lahan 696,88 Ha, afdeling Hotel
dengan luas lahan seluas 632,77 Ha dan afdeling Indian dengan luas lahan seluas
608,78 Ha. Selain itu PT. Sari Aditya Loka-1 juga memiliki kebun binaan Plasma
Hitam Ulu dengan luas 14.441,9 Ha dan Plasma Tanah Garo seluas 1.718,5 Ha.
Untuk lokasi magang dilakukan di kebun inti-1 tepatnya di afdeling Fanta dengan
luas 550,22 Ha dan terbagi menjadi 20 blok.
3.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Sari Aditya Loka-1 merupakan salah satu anak perusahaan PT. Astra
Agro Lestari Tbk. yang berpusat di Jakarta. PT. Sari Aditya Loka-1 termasuk ke
dalam lingkup Area Andalas III di PT Astra Agro Lestari Tbk. PT. Sari Aditya
Loka-1 dipimpin oleh seorang administratur (ADM). Dalam menjalankan
tugasnya, administratur (ADM) dibantu oleh kepala tata usaha (KTU), kepala
kebun (askep), kepala teknik (infrastruktur), kepala pabrik (mill manager), dan
kepala Community Development Office (CDO) serta seluruh karyawan PT. Sari
Aditya Loka-1.
12
Asisten kebun atau assisten afdeling memiliki tangung jawab langsung
atas pelaksanaan kegiatan teknis dan oprasional yang ada di wilayah tanggung
jawabnya. Satu assisten kebun diberi tanggung jawab terhadap 1 afdeling kebun.
Seluruh kegiatan yang ada di afdeling tersebut merupakan tanggung jawab asisten
kebun. Untuk pelaksanaanya, tugas assisten kebun di bantu oleh supervise atau
sering disebut Mandor 1. Mandor 1 panen bertugas mengkordinasikan dan
mengkontrol kerja bawahhanya yang terdiri dari mandor panen yang bertanggung
jawab atas karyawan panennya dan juga mandor rawat yang bertanggung jawab
atas karyawan rawat. Sedangkan untuk kegiatan administrasi kebun dilaksanakan
oleh krani. Berikut ini adalah struktur organisasi umum perusahaan PT. Sari
Aditya Loka-1 yang dapat di lihat pada Gambar 1.
Administratur
Staff ADM
Asst. Afd OA Asst. Afd OB Asst. Afd OC Asst. Afd OD Asst. Afd OE Asst. Afd OF
Mandor Panen Mandor Panen Mandor Panen Mandor Panen Mandor Panen Mandor Panen
Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat
13
Untuk setiap afdeling yang ada di kebun inti 1 memiliki struktur organisasi
yang sedikit berbeda, hal tersebut didasarkan oleh luas lahan yang berbeda
sehingga jumlah tenaga kerja yang digunakan juga berbeda, dan di bawah ini
adalah struktur organisasi yang ada di afdeling Fanta secara lebih spesifik dapat
dilihat pada gambar 2.
Administratur
SLAMET RIYADI
TRESNO SULISTIO
Assiten OF
CARDO M. HALOHO
Mandor Panen Mandor Panen Mandor Panen Mandor Rawat Mandor Rawat
14
kerja rawat yang terdiri dari pengendalian gulma, pengendalian hama dan
penyakit tanaman, pemangkasan (prunning) dan pemupukan.
15
membedakan dari setiap item tersebut adalah norma kerja masing-masing item
kegiatan.
Pengendalian gulma yang berikutnya adalah pengendalian gulma secara
kimia atau chemist. Pengendalian gulma secara kimia atau chemist meliputi
kegiatan CWC (Circle Weeding Chemist), WDC (Weeding Chemist) dan CPT
(Circle,Path dan TPH). Setiap item kegiatan tersebut di lakukan dengan
menggunakan bahan kimia atau pestisida, yang membedakannya adalah jika
CWC yang harus di kendalikan adalah gulma yang ada di piringan dan juga
gawangan,WDC adalah pengendalian gulma yang ada di gawangan saja,
sedangkan CPT adalah pengendalian gulma yang ada di di Circle ,Path dan TPH.
3.2.1.2 Pemangksan (Prunning)
16
tetapi biaya yang di keluarkan sangat besar. Sehingga pelaksanaannya harus
dilakukkan dengan baik, agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan hasil yang di
dapatkan. Pemupukkan yang baik harus mempertimbangkan prinsip 5 T yaitu
tepat jenis.tepat dosis,tepat cara, tepat waktu, tepat tempat jika dilakukukan secara
manual dan 4 T jika dilakukan secara mekanis. Dengan cara mekanis atau dengan
mesin, maka kita tidak perlu memprtimbangkan prinsip tepat tempat, karena
pemupukkan dengan menggunakan mesin kurang memperhatikan tempat
pengaplikasian pupuk. Kegiatan pemupukan di kebun inti 1 PT. Sari Aditya Loka-
1 dilakukan dengan pupuk kimia dan pupuk organik. Pemberian pupuk kimia
dilakukan dengan rotasi 3 kali dalam setahun sedangkan pemberian pupuk organik
dilakukan dengan rotasi 1 kali dalam setahun
Pupuk kimia yang digunakan di PT Sari Aditya Loka-1 adalah pupuk
NPK, Dolomit, kaptan dan kliserit, cara pengaplikasian pupuk kimia untuk saat ini
dilakukan secara manual. sedangkan pupuk organik di PT Sari Aditya Loka-1
yang digunakan adalah jenis kawul ( tankos yang sudah di cacah ) ataupun
tangkos yang masih padat. Dosis yang biasanya digunakan untuk 1 Ha tanaman
adalah sebanyak 30 Ton/Ha. Pada pengaplikasiannya, pengecer tangkos
menggunakan ankong laba-laba atau angkong yang telah di modifikasi sedemikian
rupa sehingga mampu membantu pengecer agar dapat bekerja secara lebih
effesien, dengan menggunakan angkong laba-laba tersebut untuk satu gawangan
ataupun satu titik aplikasi tangkos membutuhkan sebanyak 3 angkong tankos
ataupun kawul. Titik aplikasi tangkos baiknya di lakukan di bawah ujung tajuk
antar 2 pokok tanaman ataupun ditengah-tengah gawangan.
3.2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tanaman di PT. Sari Aditya Loka-1
menerapkan sistem EWS (Early Warning System) yaitu sistem yang dilakukan
sedini mungkin untuk memantau keberadaan jenis OPT ( Organisasi Penggangu
Tanaman) ,tingkat populasi, stadia OPT,pola seranngan,intensitas serangan,luas
dan kategori serangan OPT di lapangan. Hasil dari EWS tersebut digunakan
sebagai acuan untuk pengambilan keputusan mengenai tindakan pengendalian.
OPT dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Hama Dan Penyakit.
17
Hama yang umum menyerang tanaman kelapa sawit di afdeling Fanta
adalah ulat pemakan daun, rayap, tikus,tupai, kumbang penggerek buah dan babi.
Sedangkan penyakit yang ada umum menerang adalah busuk pupus (Spear Rot),
Busuk Tandan (merasmius) dan Busuk Pangkal batang yang disebabkan oleh
jamur ganoderma. Selama kegiatan magang dan mengikuti kegiatan EWS hama
yang terlihat ada pada lokasi EWS adalah rayap,tikus dan ulat pemakan daun.
Sedangkan penyakit yang banyak ditemukan adalah penyakit ganoderma yang
disebabkan oleh jamur ganoderma.
Penentuan sample tanaman pada kegiatan EWS untul melihat serangan
hama seperti ulat adalah dengan menggunakan sampel tanaman yang ada pada
BSTS ( baris sample titik sample) yang telah ditetapkan. dalam satu baris sample
terdiri dari 3 TS. Dan dalam 1 TS terdiri dari 19 sample tanaman. Sehingga dalam
1 BSTS terdiri dari 57 sample tanaman. Dan agar dapat mewakili, maka di
harapkan sample yang di ambil adalah sebanyak 10 % dari total tanaman yang ada
pada 1 blok yang dilakukan kegiatan EWS pada hari tersebut. Sedangkan pelepah
yang di ambil sebagai sample adalah pelepah ke 17. Di bawah ini adalah gambar
tentang pola yang menggambarkan tanaman yang di jadikan sampe dengan
melihat TS yang sudah didapatkan.
Gambar 3. Pola Penentuan Pokok Sampe Berdasarkan Titik Sample
X14
X13 X15
X12 X5 X16
X4 X6
X3 X7
X10 X2 X18
X9 X19
X8
18
dan juga dengan memanfaatkan agen hayati atau musuh alami dari hama yang
ada. Pengendalian dengan bahan kimia di lakukan pada kegiatan fogging atau
pengasapan. Pengasapan dilakukan untuk mengendalikan ulat pemakan daun
kelapa sawit (UPDKS) pada fase larva ketika intensitas serangan > 25 %
,sedangkan untuk pengendalian pada tingkat serangan rendah dapat dilakukan
dengan cara light trap untuk menekan populasi imago. Sedangkan agen hayati
yang dapat digunakan untuk mengendalikan UPDKS adalah seperti sycanus
dichotomus yang memangsa ulat api dan ulat kantong. Sedangkan untuk hama
tikus agen hayatinya adalah bantuan burung hantu (Tyto Alba). Bururng hantu
merupakan msuh alami yang efektif, karena burung hantu dapat memangsa tikus
2-5 ekor dalam 1 hari.
Kelas Blok adalah sebuah penilaian terhadap kualitas pekerjaan yang telah
dilakukan dalam blok tersebut.. Kelas blok ini adalah upaya untuk membuat angka
penilaian, dari angka kwalitatif menjadi kwantitatif. Artinya ketika kita melihat
hasil pekerjaan baik, tidak baik, maka dengan kelas blok ini maka bisa dihitung
dengan angka, bukan hanya penilaian yang subyektif. Contoh kelas blok Nilai
A dengan kreteria nilai 91 persen s.d 100 persen, artinya bahwa 90 persen sampai
100 persen pekerjaan dengan nilai sempurna kebenaranaya sesuai dengan Standar
Operasional Prosedure (SOP).
Cara Perhitungan penilaian CGP untuk menentukan kelas blok
ml okok
CGP = ml okok n
19
Klasifikasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai C,G,P
(Circle, Gawangan, Pruning) yang telah di dapatkan, sedangkan untuk
menentukkan nilai kelas blok yang di dapatkan , SOP yang ditetapkan oleh PT
Sari Aditya Loka-1 adalah nilai terkecil dari nilai CGP lah yang digunakan untuk
menentukan nilai dari blok tersebut. Contohnya, nilai CGP dari suatu blok
didapatkan nilai Circle A,nilai Gawangan B dan nilai Pruning C, maka nilai dari
kelas blok tersebut adalah C.
3.2.4 Water Management Sistem
Air merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman setelah matahari.
Dibandingkan pupuk, air lebih penting keberadaannya. Karena sinar matahari
tidak dapat di atur pencahayaannya, maka yang dapat dikelola adalah air, pupuk,
dll. Oleh karena itu Air menjadi sangat penting sekali untuk dikelola dengan baik,
kuantitasnya (volume, water level dan water table) dan kualitasnya (pH
air,dll). Level air di perkebunan sawit di areal rendahan (rawa dan gambut) harus
di jaga ketinggiannya. Karena tanaman tidak boleh kekurangan air dan tidak boleh
kelebihan air. Kelebihan maupun kekurangan air berdampak buruk bagi
perkembangan kelapa sawit bahkan bisa menyebabkan layu permanen atau
kematian pada tanaman sawit bahkan kebakaran pada lahan kelapa sawit.
PT Sari Aditya Loka-1 merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan
sistem management air yang di namakan dengan sebutan WMS ( Water
Management Sistem).untuk mengelola serta mengkontrol air yang ada di dalam
kebun kelapa sawit yang ada di PT Sari Aditya Loka-1 maka di buat beberapa
item yang dapat digunakan untuk mengelola dan mengkontro air yang ada di PT
Sari Aditya Loka-1. Item tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Parit ( Drainage )
Air yang masuk kedalam kebun di tampung dan dialirkan diparit. level air
atau ketinggian air diparit biasa di sebut water level. parit dibagi menjadi beberapa
type menyesuaikan ukuran dan fungsinya :
a. Parit Sirip atau parit tersier atau parit infield, biasanya ukuran parit ini 1x1 m
dengan panjang 300 m.
b. Parit Blok atau parit primer atau parit Collection/transport, biasanya ukuranya
(3-4) x (2-2.5) berada mengelilingi blok.
20
c. Parit utama atau Maindrain, biasanya ukurannya cukup besar (5-12) x (3-6) m
mengalir ke arah sungai.
Air di parit sirip akan di alirkan ke parit blok kemudian ke maindrain kemudian di
alirkan kesungai.
2. Pembuatan Tanggul ( Boundary )
Tanggul berfungsi untuk menahan dan mencegah masuknya debit air dari
luar yang berlebihan terutama pada saat musim penghujan. Jika air masuk secara
massive dan berlebihan dapat menyebabkan banjir yang efeknya buruk bagi
tanaman bahkan kematian tanaman serta sangat mengganggu operasional rawat
dan panen. Tanggul pada saat musim kemarau juga berfungsi untuk mencegah
over drain atau keluarnya air keluar kebun secara berlebihan yang dapat
menyebabkan kekeringan sehingga pada saat musim kemarau air harus ditahan
agar tidak over drain.
3. Pompa
Pompa berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan didalam kebun
pada saat musim penghujan kedalam embung dan memasukan air dari embung
pada saat kekurangan air di musim kemarau. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan pompa adalah kapasitas output pompa, konsumsi solar, spare
part dan pH air.
4. Pintu Air ( Water gate )
Pintu air berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air dengan gaya
gravitasi akibat selisih elevasi tinggi air didalam dan diluar kebun. pintu air
biasanya dipasan di tanggul atau batas luar kebun. Pintu air yang biasanya
digunakan adalah pintu air dengan model pintu irigasi manual atau pintu
klep. Pintu irigasi dioperasikan secara manual untuk membuka dan menutup
pintunya. Sedangkan pintu klep membuka dan menutup secara otomatis
menyesuaikan perbedaan elevasi air didalam dan diluar kebun, Jika Air didalam
lebih tinggi dari luar maka pintu klep membuka, sedangkan jika elevasi di luar
lebih tinggi maka pintu klep menutup.
5. Over Flow
Overflow bertujuan untuk mengatur dan menjaga level air di parit dan
mengurangi laju air. Ketinggian over flow dibuat menyesuai ketinggian level air
21
yang diinginkan. sehingga air akan mengalir melewati over flow jika sudah
melebih ketinggian overflow.
6.Physical
Physical adalah suatu alat berupa mistar yang di letakkan di dalam parit
blok, fungsi dari physical tersebut adalah untuk melihat ketinggian air permukaan
yang ada dalam parit blok tersebut. Dalam satu jalur pengamatan,terdapat 2
physical yang diletakkan di sebelah selatan dan utara.
8.Piezometer
Piezometer memiliki fungsi yang sama dengan physical, hanya saja
piezometer diletakan didalam blok. Cara kerja dari piezometer juga berbeda
dengan physical, karena didalam piezometer diberikan sebuah mistar yang
terdapat bola yang dapat mengapung , sehingga ketikka air permukaan dalam
lahan semakin tinggi, maka mistar tersebut akan terangkat karena bola yang
menempel dengan mistar akan akan mengangkat mistar tersebut. Untuk mengukur
ketinggian air permukaan , maka cara menghitungnya adalah dengan mengukur
tinggi rata-rata dari physical dan piezometer pada blok tersebut. Dan klasifikasi
keadaan air pada suatu blok dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 3. Klasifikasi Water Level
Klasifikasi Water Warna Keterangan
Level
<30 Merah Berbahaya Kelebihan Air
30 – 45 Kuning Waspada
45- 60 Hijau Normal
60 – 80 Biru Waspada
>80 Coklat Berbahaya Kekurangan Air
Sumber : PT. Sari Aditya Loka-1
3.5 Pengolahan Tandan Buah Segar di Pabrik Kelapa Sawit
22
kuantitas dan kualitas CPO ataupun PKO yang baik, selain dari proses pemanenan
dan pengangkutan TBS, proses pengolahan TBS didalam pabrik juga dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas CPO dan PKO yang dihasilkan. Maka dari
itu pengolahan TBS di dalam pabrik harus dilakukan dengan baik dan benar.
Salah satu perusahaan yang mengolah TBS adalah PT Sari Aditya Loka-1,
PT Sary Aditya Loka-1 dulunya mengolah TBS menjadi CPO dan PKO,tetapi
karena pertimbangan harga, permintaan pasar dan biaya oprasional ,saat ini PT
Sari Aditya Loka-1 hanya menjual minyak dalam bentuk CPO sedangkan inti
sawit di jual dalam bentuk karnel utuh. Ada beberapa langkah pengolahan yang
melewati beberapa Stasiun di PT Sari Aditya Loka-1 yang digunakan untuk
proses pengolahan TBS mulai dari TBS masuk ke pabrik hingga TBS di pasarkan
kembali dalam bentuk CPO dan karnel. Langkah dan stasiun tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan
Pada setasiun ini terdapat pos keamanan atau pos satpam dan juga
jembatan timbang, pos satpam ditunggu oleh beberapa security yang bertugas
untuk menjaga keamanan dari gangguan luar maupun dalam pabrik serta
menertibkan dan mencatat kendaraan – kendaraan yang masuk maupun keluar di
PT.Sari Aditya Loka-1 seperti truk TBS, Truk CPO,Kernel , truk tankos dan
angkutan lain selain dari karyawan pabrik. Selain itu, pada stasiun ini juga
terdapat jembatan timbang yang digunakan untuk menghitung berat TBS yang
masuk maupun CPO dan karnel yang keluar dari pabrik. Untuk mendapatkan
berat bersih TBS yang masuk atau CPO dan karnel yang keluar, maka
penimbangan di lakukan sebanyak 2 kali.
23
dilakukan untuk menimbang angkutan beserta CPO ataupun karnel yang dibawa,
sehingga perusahaan bisa mengetahui berat bersih CPO ataupun karnel yang
dibawa keluar.
2.Stasiun Grading
Stasiun ini memiliki fungsi sebagai tempat penyortiran atau proses grading
bagi buah mentah, buah busuk ataupun buah yang memiliki tangkai panjang.
Untuk buah plasma, TBS yang bermasalah atau yang telah disortir akan kembali
dimasukkan kedalam mobil untuk dikembalian kepada sopir, sedangkan untuk
buah inti, sortir hanya digunakan sebagai sample , karena tidak semua mobil dari
kebun inti akan disortir. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas TBS
yang dihasilkan oleh kebun inti. Ada 2 stasiun grading yang ada di PT Sari Aditya
Loka-1, stasiun grading yang pertama khusus untuk buah inti dan stasiun yang
kedua digunakan untuk grading buah plasma,kkpa ataupun buah luar.
Lori
Lori merupakan sebuah wadah yang di jadikan sebagai tempat
pengangkutan TBS dari tempat penimbunan menuju stasiun stelilizer. kapasitas
dari 1 lori yaitu sebanyak 3,5 ton. Selanjutnya lori yang telah terisi TBS akan
digerakkan menuju transfer carriage agar dapat diarahkan menuju stelilizer. .
Capstand
Capstand merupakan alat yang digerakkan oleh elektro motor yang
berfungsi untuk menjalankan / menarik lori dengan wire rope (sling) dari rell
menuju transfer carriage dan dari transfer carriage menuju stelilizer. .
Transfer Carriage
24
Transfer carriage adalah alat untuk memidahkan lori yang telah diisi TBS
menuju jalur perebusan (rail track). Untuk sekali angkut transfer carriage hanya
mampu menggangkut 3 unit lori.
4. Stasiun Stelilizer
Stasiun ini bertujuan untuk melakukan perebusan pada TBS , perebusan
dilakukan melalui tiga tahap perebusan. Perebusan dimulai dari tekanan yang
lebih kecil ke tekanan yang lebih besar. Setiap suhu ataupun tekanan yang
dilakukkan maka akan membutuhkan waktu yang berbeda. Setelah TBS selesai
direbus, maka TBS akan dikelurkan dari stelilizer yang kemudian diarahkan
menuju stasiun chaiman. Perebusan pada stelilizer ini bertujuan untuk
menonaktifkan enzim (enzim lipase) penghasil ALB
mempermudahkan lepasnya brondolan dari janjang
dehidrasi buah untuk membantu pemumatan dan pengepresan
Mengubah komposisi mesocarp sehingga proses pelumatan dan klarifikasi
effisien
Dehidrasi nut sehingga karnel lekang dari cangkangnya dan memudahkan
proses berikutnya.
5. Stasiun Chaiman
Stasiun ini berfungsi sebagai tempat pemindahan lori yang berisi TBS
yang telah di rebus didalam stelilizer yang kemudian akan di bawa menuju stasiun
tresher. Pada stasiun ini, lori akan diangkat menggunakan crane menuju auto
feeder yang ada pada stasiun threaser. Crane juga digunakan untuk
mengembalikan lori dari stasiun chaiman menuju loading ramp atau posisi
semula.
6. Stasiun Thresher
Stasiun penebahan TBS (Thresher) bertujuan untuk memisahkan
janjangan dengan brondolan. Hal ini diperlukan untuk meningkat rendemen dan
troughput yang nantinya akan dihasilkan pabrik kelapa sawit. PT. Sary Aditya
Loka-1 memiliki tiga buah thresher. Setelah buah di masukkan kedalam auto
feeder, selanjutnya buah akan di banting-banting pada proses thressing yang akan
menyebabkann buah dan janjang akan terpisah. Janjang akan di press terlebih
dahulu sebelum di arahkan ke tempat penampungan jankos untuk meminimalisir
25
kehilangan minyak dalam janjang,karena dalam janjang kosong masih
mengandung minyak sekitar 2,5- 3 % minyak. Dan untuk brondolan akan di
arahkan ke stasiun digester melalui elevator. Di bawah ini adalah flow Proces
yang ada di stasiun thresher .
8. Stasiun Klarifikasi
26
9. Stasiun Karnel
Pada stasiun ini terjadi pengolahan nut yang dihasilkan atau yang sudah
dipisahkan dengan daging buah dari mesin press yang kemudian dikelola menjadi
karnel.
10.Stasiun Bloiler
Pada stasiun ini terjadi pemanfaatan fiber menjadi bahan bakar yang
digunakan untuk memanaskam boiler. Kemudian melalui beberapa tahap
pengolahan uap dari mesin boiler diubah menjadi sumber energi yang di gunakan
sebagai sumber listrik bagi PT Sari Aditya Loka-1.
Selain dilihat dari kuantitas, CPO yang baik harus diimbangi dengan
kualitas yang dihasilkan. Karena CPO merupakan salah satu produk turunan dari
kelapa sawit yang dapat di ekspor, maka kualitas CPO yang dihasilkan oleh
perusahaan harus mempertimbangkan permintaan pasar, sehingga harga jual CPO
dapat dijaga. PT Sari Aditya Loka-1 merupakan salah satu perusahaan yang
menghasilkan CPO. Maka dari itu ada beberapa indikator yang digunakan pleh PT
Sari Aditya Loka-1 untuk mengukur kualitas CPO yang mereka hasilkan .
indicator serta standar mutu CPO yang ditetapkan oleh PT Sari Aditya Loka-1
tersebut adalah sebagai berikut
27
Aditya Loka-1 akan mencampurkan minyak dari storage lain yang memiliki ALB
lebih rendah sehingga ALB dapat diturunkan.
b. Dirt ( segala jenis sampah yang terkandung dalam CPO). < 0,02 %
Selain analisa dari FFA , moisture dan dirt sendiri tidak cukup untuk
mewakili kualitas minyak yang dihasilkan. Memasukkan doby dalam analisa
memberikan sebuah indikasi bahwa proses pengolahan CPO dari kebun ,pabrik /
pengolahan (mill) sampai ke refineri berlangsung dengan baik. Semakin tinggi
nilai doby menandakan kualitas CPO yang dihasilkan semakin baik. Hal-hal yang
dapat menyebabkan doby rendah antara lain adalah tingginya presentase buah
hitam, tertundanya proses pengolahan, waktu perebusan buah yang panjang
dengan suhu tinggi serta kontaminasi CPO dengan kondensate rebusan.
28
3.7 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit.
Selain menghasilkan CPO dan Karnel, pengolahan di pabrik PT Sari
aditya Loka-1 juga menghasilkan limbah padat dan juga limbah cair. Limbah
padat berupa tankos bisa langsung diaplikasikan langsung kedalam kebun tanpa
perlakuan khusus, sedeangkan untuk limbah cair yang dihasilkan hasil melalui
beberapa perlakuan agar dapat di apliasikan ke dalam kebun. PT Sary Aditya
Loka-1 menggunakann sistem pengolahan IPAL ( instalasi pengolahan air limbah)
dalam mengelola limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit yang
dimilikinya. Sistem IPAL menggunakan beberapa jenis kolam yang memiliki
fungsi masing-masing. Didalam kolam tersebutlah limbah cair mengalami
beberapa perlakuan atau proses hingga layak untuk di aplikasikan ke dalam
kebun. Kolam-kolam tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cooling pond
Cooling pond digunakan untuk menurunkan temperature limbah cair yang
baru saja dikeluarkan dari sisa-sisa pengolahan dari suhu awal yang berkisar
antara 70-80 °C menjadi 40-45 °C. Pengisian limbah kedalam cooling pond harus
selalui kita kontroll karena cooling pond tidak boleh terisi terlalu penuh ( 15 cm
dari permukaan atas). Pengisian cooling pond juga harus bergantian setiap harinya
agar penurunan temperature bisa segera tercapai. Ketika suhu sudah sesuai dengan
yang diharapkan, maka limbah dari cooling pond harus segera di alirkan ke dalam
kolam mixing pond. Jika di dalam colling pond terdapat lapisan minyak maka
harus segera dikutip.
2. Mixing pond
Mixing pond merupakan tempat proses adifikasi dan menaikan PH raw
sludge ( Limbah mentah) dengan cara mencampurkan limbah dari cooling pond
dengan limbah dari anaerobic pond dengan rasio tertentu, biasanya rasio yang
digunakan adalah 1: 1 atau 1: 2,kegiatan penyaluran limbah dari anaerob pond ke
mixing pond disebut mixing back tujuan dari kegiatan tersebut adalah agar terjadi
proses adifikasi. Limbah harus didiamkan selama 1 x 24 jam, setelah itu limbah
baru boleh dialirkan kembali ke anaerobic pond. Hal itu dilakukan agar limbah
dari mixing pond sudah memenui syarat untuk dapat masuk kedalam anaerobic
29
pond, jika tidak di berikan perlakuan tersebut, maka limbah dapat membunuh
bakteri pengurai yang ada dalam anaerobic pond
3. Anaerobic pond
Dalam anaerobic pond terjadi proses perombakan bahan-bahan organic
(polutan) yang diindikasikan dengan nilai BOD dengan menggunakan bantuan
bakteri anaerob. Dalam aerobic pond , setiap hari dilakukan pengambilan sampel
yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap PH ,VFA, dan alkalinity.
Sebelum feeding atau proses pemberian makan dari mixing pond ke anaerobic
pond , kita harus mengalirkan limbah dari anaerobic pond ke contact pond , jika
feeding dilakukan pada pagi hari, maka biasanya pengaliran limbah melalui valve
overvlow dilakukan pada malam harinya sebelum feeding dilakukan. Hal itu
bertujuan agar tidak terjadi lebih banyak endapan didalam anaerobic pond yang
menyebabkan kolam anaerobic menjadi dangkal. Selain dengan dialirkan dengan
membuka valve, agar tidak terjadi pengendapan limbh dalam anaerobic pond ,
maka di dalam anaerobic pond di beri High rate digestion yang berfungsi sebagai
pompa yang digunakan untuk memokpa limbah di bagian bawah agar tidak terjadi
pengendapan , HRD juga dapat digunakan untuk mempercepat penurunan BOD di
kolam anaerobic. Limbah baru boleh dialirkan ke land aplikasi apabila nilai 3500
mg/it< BOD <5000 mg/it dengan PH > 6
4. Contact pond
Contact pond berfungsi sebagai tempat penampungan sementara limbah
cair dari anaerobic pond sebelum dipompakan atau dialirkan untuk land aplikasi.
Pengisian contact pont harus terus dijaga agar tidak terjadi peluberan limbah dari
contact pond. Jika telah selesai, valve harus segera ditutup dengan sempurna. Pada
sat aplikasi pastikan valve inlet tertutup dan valve outlet terbuka . banyaknya
limbah yang harus dialirkan harus di kordinasikan dengan PIC land aplikasi.
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
31
b. Menghemat cost, karena ketika buah sudah over ripe maka brondolan akan
semakin banyak hal tersebut akan menyebabkan pengutipan brondolan akan
membutuhkan waktu yang semakin lama sehingga cost akan semakin tinggi.
c. Meminimalisir kehilangan brondolan dilapangan karena banyaknya
brondolan yang sulit di ambil di tempat-tempat tertentu.
Kriteria matang tersebut digunakan untuk sawit yang normal, tetapi pada
kenyataannya di lapangan masih di temukan sawit yang abnormal seperti sawit
sakit yaitu sawit yang masih berwarna hitam tetapi sudah membrondol, selain itu
buah abnormal yang sering dijumpai oleh pemanen adalah buah batu atau buah
yang sudah merah tetapi tidak membrondol, buah seperti itu harus tetap di panen
tanpa harus mempertimbangkan kriteria matang panen yang telah ditetapkan.
Dari tabel di atas dapat kita llihat bagaimana kriteria matang dan fraksi
buah pada tandan buah segar(TBS) yang ada di lapangan. Dari keterangan
tersebut, kita juga sudah mengetahui bahwa masing-masing kriteria masuk
kedalam fraksi buah yang mana saja. Dan tujuan pembagian fraksi berdasarkan
kriteria matang adalah untuk mengetahui kandungan rendemen dan kadar ALB
(asam lemak bebas) pada masing-masing kriteria matang tersebut. Secara singkat
dapat di terangkan, jika semakin tinggi fraksi buah, rendemen yang akan di
hasilkan akan semakin tinggi. akan tetapi kualitas minyak yang dihasilkan akan
semakin rendah karena kadar ALB yang semakin tinggi. Penjelasan mengenai
32
Hubungan antara fraksi dan rendemen minyak serta kadar ALB akan di sajikan
pada tabel berikut ini.
Dari kriteria matang yang telah ditentukkan, PT. Sari Aditya Loka-1 dalam
melakukkan grading buah di TPH yang dilakukkan oleh seorang checker hanya
membagi buah menjadi 3 kategori, yaitu buah matang, buah busuk dan juga buah
mentah. Dan untuk pemanen yang memanen buah mentah ataupun buah busuk
maka buah tersebut akan di sortir dan pemanen tersebut akan mendapatkan sanksi
berupa denda sebesar Rp.5000 untuk setiap janjangnya, sanksi tersebut diberikkan
karena pemanen tersebut telah merugikkan perusahan dengan menyebabkan losses
pada kegiatan pemanenannya.
33
seluruh pemanen di afdeling OF pada saat mahasiswa mengikuti kegiatan
pemanenan pada tanggal 14-21 Oktober 2019 di afdeling tersebut :
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwasannya masih terdapat TBS yang
tidak sesuai dengan kriteria matang yang telah ditetapkan pada kegiatan
pemanenan di PT. Sari Aditya Loka-1. Dilihat dari seksi panen A presentase buah
mentahnya adalah sebesar 1,4 % dari total jumlah janjang yang didapatkan, dan
untuk buah busuk pada seksi A adalah sebesar 0,09% dari total janjang yang di
dapat. Untuk seksi B buah mentah sebesar 0,89% dan buah busuk sebesar0,31%,
untuk seksi C buah mentah sebesar 1,87% dan buah busuk sebesar 0,25%. Untuk
seksi D buah mentah sebesar 1,13% dan buah busuk sebesar 0,14%. Pada seksi E
buah mentah sebesar 1,11% dan buah busuk sebesar 0,17 % dan untuk seksi F
buah mentahnya adalah sebesar 0,64% dan buah busuk 0,4%.
Dari seluruh presentase tersebut dapat kita lihat bahwa presentase buah
mentah terbesar terdapat padaa saat seksi C yaitu sebesar 1,87% dan presentase
buah busuk paling besar adalah pada saat seksi F yaitu sebesar 0,25 %. Untuk
nilai toleransi yang ditetapkan perusahaan untuk setiap pemanen adalah untuk
buah mentah sebesar 2% dan buah busuk sebesar 0%, jika melebihi angka tersebut
maka pemanen akan mendapatkan denda/ pinalti.
34
dipiringan, hal tersebut disebabkan karena kondisi pokok tanaman yang terdapat
banyak pelepah sengkleh.
1.Sensus 4 Bulanan
35
b) Pengambilan sample menggunakan menentukkan BSTS (baris sample titik
sample ) yang juga digunakan untuk penentuan sesnsus HPT (Hama
Penyakit Tanaman).
c) Setiap pokok yang di jadikkan sample dihitung buah merah (BM), buah
hitam (BH) dan bunga betina. Tetapi tujuan utamanya adalah untuk
menentukan jumlah bunga betina.
2. Sensus Bulanan
36
Tujuan dari sensus harian adalah untuk menentukkan estimasi produksi
pada hari besok dengan melihat angka kerapatan buah yang akan siap dipanen
pada hari besok. Sensus harian pada hari tersebut adalah pada seksi panen hari
besok. Sensus H-1 juga dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga
panen pada kegiatan pemanenan hari besok. Berikut ini adalah metode dalam
melakukkan sensus harian.
ml B M t ng mpl
AKP = 𝑥 %
j ml pokok mpl
Keterangan :
37
Hitung AKP, taksasi produksi dan kebutuhan HK dengan output rata-rata
pemanen afdeling OF 2000 kg
Jawab :
ml B M t ng mpl
AKP = 𝑥 %
j ml pokok mpl
j nj ng
AKP = % = 26%
okok
Tonn
Kebutuhuan HK = tp t R t −r t H
kg
Kebutuhuan HK = = 8,7 Hk
kg
Tonn
Kebutuhan Transportasi = p it Angk t n
Untuk memenuhi kebutuhan transport. PT. Sari Aditya Loka-1 tidak hanya
menggunakan trnspot internal yang dimiliki oleh perusahaan, dalam memenuhi
kebutuhan transportasi panennya PT.Sari Aditya Loka-1 juga menggunakan
transportasi dari luar perusahaan atau milik masyarakat sekitar dengan
menggunakan sistem kontrak. Bahkan menurut Mandor 1 transpot. Jumlah
38
transport panen yang di miliki oleh perusahaan hanya sebanyak 5 armada,
sedangkan kebutuhan transpotasi yang di butuhkan oleh kebun inti 1 dalam satu
hari rata-rata adalah 50 angkutan, jadi dalam sehari unit kontraktor yang masuk
bisa mencapai 45 unit kontraktur atau transportasi dari luar perusahaan.
Dan di bawah ini adalah hasil taksasi dan juga realisasi kegiatan
pemanenan di PT. Sari Aditya Loka-1 selama mahasiswa magang mengikuti
kegiatan pemanenan pada 14-21 Oktober 2019 di afdeling tersebut :
A 101,45 13.329 21 2.799 17,14 47.974 24 101,45 13.329 24 3.225 17,14 55.276 24 13
B 82,73 10.842 22 2.385 17,06 40.688 23 82,73 10.842 20 2.233 17,06 38.094 21 -7
C 91,66 12.101 18 2.178 18,67 40.663 21 91,66 12.101 19 2.341 18,67 43.706 21 7
D 73,20 9.182 25 2.295 21.06 48.332 25 73,20 9.182 23 2.122 21.06 44.689 25 -8
E 86,72 11.444 23 2.632 20,21 53.192 27 86,72 11.444 25 2.861 20,21 57.820 26 8
F 83,72 10.751 25 2.687 17,3 46.481 24 83,72 10.751 27 2.930 17,3 50.689 24 8
Keterangan :
39
Karena hasil taksasi sangat berpengaruh terhadap keefektifan dan
keefesienan penggunaan tenaga kerja dan juga transportasi, maka perusahaan
menetapkan standar nilai deviasi yang masih dapat di toleransi adalah lebih dari
dan kurang dari 10% .dan jika taksasi sudah tidak sesuai dengan batas toleransi
yang ditetapkan oleh perusahaan maka dapat dikatakan terdapat masalah dalam
pembuatan taksasi produksi H-1.
Beberapa hal yang menyebabkan seksi panen pada hari tersebut tidak
selesai adalah tenaga kerja yang telah di rencanakan tidak sesuai dengan realisasi
tenaga kerja yang tersedia di lapangan, selain itu banyaknnya tenaga panen yang
belum memiliki pengalaman panen akan menyebabkan output panen mereka
rendah, sehingga target produksi yang telah ditetapkan tidak tercapai. Dan faktor
alam seperti hujan juga merupakan salah satu kendala yang menyebabkan seksi
panen tidak dapat diselesaikan dalam 1 hari pemanenan. Dari fakta tersebut dapat
kita ketahui bahwasanya jumlah tenaga kerja harus selalu tercukupi agar
pelaksanaan panen dapat berjalan dengan baik, perwatan tanaman pada item
pruning juga harus di jalankan sesuai plaining sehingga kegiatan pemanenan lebih
mudah dilaksanakan. Selain itu, pemanen yang menurunkan buah tetapi tidak
menurunkan pelepah juga harus diminimalisir.
40
4.1.3 Peralatan Panen
Kampak
Egrek
Egrek merupakan alat panen yang menyerupai celurit atau sabit yang
diletakkan pada ujung galah atau fiber yang memiliki fungsi untuk memotong
TBS dari pohon kelapa sawit. Galah terdiri dari tiga fiber penyambung yang
memiliki panjang masing-masing yang dapat di atur panjang pendeknya sehingga
dapat menyesuaikan antara panjang fiber dengan tinggi pokok tanaman kelapa
sawit, panjang fiber bisa mencapai 12 meter.
41
yang diturunkan tersebut diturunkan oleh siapa. Stempel panen di lakukkan pada
TBS yang telah dibuat cangkem kodok dan diberikan tepat pada bagian cangkem
kodok tersebut. Sedangkan kupon panen merupakan subuah kupon yang selalu
dibawa oleh pemanen, kupon panen memiliki fungsi untuk memberikan informasi
bagi checker untuk mengetahui buah yang ada di TPH tersebut milik pemanen
siapa dan jumlah janjang yang ada di TPH memiliki total berapa. TBS di TPH
yang sudah di berikan kupon berarti sudah siap untuk diangkut oleh angkutan.
Karung Brondolan dan Plengki
Gancu
Angkong
42
4.1.4 Basis Panen
Jika didasarkan oleh sensus produksi yang dilakukkan, maka kita dapat
menentukkan estimasi produksi pada bulan depan,6 bulan kedepan dan juga tahun
depan. Berdasarkan hasil tersebut, semakin tinggi angka kerapatan buah yang
menunjukkan potensi produksi akan tinggi, maka basis panen di tuntut lebih tinggi
agar dengan jumlah tenaga panen yang tersedia, pemanen akan mengoptimalkan
usaha mereka untuk mencapai basis tersebut, dan diharapkan produksi yang tinggi
tersebut dapat diselesaikan oleh tenaga panen yang tersedia.
Semakin tua usia tanaman, maka pokok tanaman akan semakin tinggi.
salah satu faktor yang dapat menyebabkan proses panen semakin lama adalah
pada pokok yang sudah terlampau tinggi , biasanya pada pokok yang sudah
melebihi tinggi 12 meter akan menyebabkan proses panen akan semakin sulit.
Atas dasar kesulitan kegiatan pemanenan di tanaman yang sudah tinggi, maka
biaya pemanenan pada tanaman tersebut akan semakin mahal, hal tersebut yang
menjadi pertimbangan jika pada tanaman dengan pokok yang semakin tinggi,
maka basis panen diharapkan akan semakin rendah.
Topografi lahan juga dapat mempengaruhi basis panen, karena pada lahan
ROL atau gambut, maka kegiatan pemanenan akan semakin sulit dilakukkan
terutama pada proses eksekusi TBS ke TPH ,BJR pada lahan gambut juga
43
biasanya lebih kecil dibandingkan pada lahan mineral. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka basis panen pada lahan gambut akan semakin rendah karena cost
panen pada lahan gambut lebih mahal dibandingkan pada lahan mineral. Berikut
ini adalah basis panen yang ditetapkan di afdeling OF kebun inti 1 PT Sari Aditya
Loka-1.
44
Dari tabel diatas kita dapat kita lihat bahwa basis panen masing-masing
blok yang ada di afdeling Fanta berbeda-beda. Dari tabel tersebut juga dapat kita
lihat upah premi yang di dapatkan pemanen setiap mendapatkan kelebihan panen
setiap Kilogramnya, selain itu kita juga dapat membandingkan cost panen jika
hanya mendapat basis dengan nilai premi serta membandingkan rencana cost
panen dan real cost panen. Contoh perhitungnganya adalah sebagai berikut :
G pok Rp
Cost/ Kg Basis (Plain Cost) = =
B i g
= Rp 71/Kg
= 36 Janjang
= Rp 42.271,2
G pok+ nd p t n r mi
Real Cost = Tot l nj ng x B R
Rp +Rp
= =
x
=Rp 66/Kg
45
4.1.5 Rotasi dan Seksi Panen
Ada beberapa hal yang harus diperhatikkan dalam pembuatan seksi panen.
Hal teersebut antara lain adalah sebagai berikut
Setiap seksi diusahakan memiliki luas areal yang sama atau paling tidak
saling mendekati.
Seksi panen harus selalu mengikuti rotasi panen yang digunakan. jika
menggunakan rotasi 6/7 maka seksi panen dibagi menjadi 6 seksi. Dan jika
menggunakan 8/10 maka seksi panen di bagi menjadi 8 seksi.
Seksi panen harus selalu mengikuti arah jarum jam. Hal tersebut
dilakukkan dengan tujuan agar mempermudah kontroll supervisi,satu
seksi dapat selesai dalam 1 hari,Mempermudah perpindahan hancak,
transport buah lebih effesien serta outpun panen lebih tinggi. Perluasan
seksi untuk mencapai outlock produksi lebih mudah dilakukkan
Setiap 1 blok harus masuk kedalam 1 seksi dan tidak boleh terbagi
menjadi beberapa seksi
Dengan aturan diatas, maka jumlah blok dalam 1 seksi akan berbeda dan
luasan setiap seksi akan berbeda, tetapi diusahakan luasannya harus saling
mendekati.
46
Dan berikut ini adalah seksi panen dan luasan setiap seksi yang ada di
afdeling OF kebun inti 1 PT. Sari aditya Loka-1 .
1 2 3 Ket.Seksi
6 5 4 A
7 8 9 B
12 11 10 C
13 14 D
16 15 E
17 18 F
20 19
47
juga memberikan hasil evaluasi kerja hari kemarin yang mereka dapatkan dan
juga pengarahan kepada mandor panen dan juga mandor rawat agar kegiatan pada
hari ini harus bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah di
diskusikan pada kegiatan meeting optimis pada hari sebelumnya. Pada apel
supervisi , mandor panen dan mandor rawat juga diberikan kesempatan untuk
memberikan laporan tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan di hari kemarin
dan juga rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di hari itu. Hal tersebut
bertujuan agar apabila ada masalah pada hari sebelumnya bisa di selesaikan pada
hari itu dan kegiatan hari itu diharapkan dapat di jalankan dengan lebih baik dari
hari sebelumnya.
48
masing-masing. Setelah sampai pada ancaknya, proses kerja pemanenan di awali
dengan pengamatan brondolan di piringan, jika terdapat brondolan diareal
piringan sebanyak 5 brondolan atau sesuai kriteria matang yang ditetapkan
PT.Sari Aditya Loka-1 maka dapat di pastikan terdapat TBS yang siap di panen
pada pokok tersebut. Selain menurunkan TBS, pemanen juga di wajibkan
menurunkan pelepah yang menyonggo buah tersebut. Pelepah yang diturunkan
tersebut akan dipotong menjadi 2 bagian yang kemudian akan disusun pada
gawangan mati.
49
Setelah mandor panen menerima laporan selesai dari karyawan panen,
maka mandor panen di tuntut untuk memberikan informasi kepada chekeer agar
segera di grading dan segera menghubungi mandor transpot agar buah dapat
segera di angkut dan di bawa di pabrik kelapa sawit (PKS).
50
setiap karyawan panen, masing- masing karyawan di ambil 1 baris pada setiap
ancaknya. Tujuan kontrol berjenjang adalah untuk melihat apakah kegiatan
pemanenan sudah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
Item kegiatan pada kontroll berjenjang adalah untuk melihat apakah ada
temuan seperti apakah ada buah tinggal di pokok, losses brondolan , pelepah tidak
ikut turun , dan buah mentah turun. Selain itu, pada kontrol berjenjang , pada form
yang digunakan juga terdapat item untuk menghitung buah merah yang digunakan
sebagai taksasi produksi H-7. Berdasarkan pengalaman di lapangan selama
mengikuti kegiatan pemanenan di kebun Inti 1 khususnya Afeling Fanta. Ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan losess TBS, hal tersebut antara lain sebagai
berikut :
51
Item yang dibahas pada kegiatan ini adalah hasil janjang, pencapaian
output pemanen, kendala yang dihadapi ( PICA). Salah satu yang harus dibuatkan
PICA adalah ketika taksasi dengan realisasi output memiliki deviasi yang
mencapai kurang atau lebih dari 10 % atau seksi panen yang tidak tuntas. PICA
tidak hanya membahas tentang masalah yang terjadi pada hari itu, tetapi asisten
beserta supervise dan mandor dituntut untuk menemukan solusi untuk masalah
tersebut, sehingga masalah tersebut tidak menjadi kendala kembali pada kegiatan
pemanenan atau perawatan pada hari berikutnya.
2. Pembahasan taksasi esok hari
Pada pembahasan taksasi produksi, hal yang didapatkan adalah estimasi
produksi yang didapatkan dari sensus produksi H-1 , apabila ternyata estimasi
produksi masih jauh dari outlock produksi yang harus di capai, maka luasan panen
akan di tambah ke blok yang berada di seksi panen berikutnya. Selain itu, estimasi
produksi juga digunakan sebagai dasar penentuan kebutuhan HK pada kegiatan
pemanenan hari esok
3. Pembahasan dinamika manpower
Dinamika manpower adalah pembahasan mengenai kekurangan atau
kelebihan HK pada kegiatan pemanenan, jika taksasi sedang tinggi dan
berdasarkan output rata-rata pemanen di perkirakan HK tidak mencukupi untuk
menyelesaikan pada seksi panen hari esok, maka tenaga panen akan di tambah
dari tenaga pruning. Sedangkan jika tenaga panen diperkirakan akan berlebih
maka tenaga panen akan di alokasikan ke tenaga pruning
4.2 Pelaksanaan Fungsi Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit PT. Sari
Aditya Loka-1
Dalam skala industri,pengelolaan perkebunan kelapa sawit dituntut untuk
memiliki manajemen yang baik untuk segala aspek kegiatan yang ada di
perkebunan tersebut, baik dari aspek perawatan tanaman, pengendalian hama
penyakit ataupun dalam kegiatan pemanenan kelapa sawit. Manajemen pada
perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal
yaitu dengan cara memperoleh produksi yang maksimal dengan biaya oprasional
yang minimal. Hal tersebut dapat tercapai apabila manajemen yang telah
52
ditetapkan dengan baik juga dilaksanakan dengan baik oleh sumber daya manusia
yang tersedia.
Tujuan kegiatan pemanenan kelapa sawit adalah agar mendapatkan tandan
buah segar (TBS) yang optimal,yaitu dengan kuantitas yang tinggi serta kualitas
yang baik. Agar tujuan tersebut dapat terlaksana secara efektif dan effesien , maka
kegiatan pemanenan memerlukan sebuah perencanaan yang baik, mulai dari
sebelum kegiatan pemanenan, ketika pelaksanaan kegiatan pemanenan serta
setelah kegiatan pemanenan selesai dilaksanakan.
Selain perencanaan yang baik, tujuan pemanenan dapat tercapai jika
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya di jalankan oleh organisasi kerja
secara optimal. Agar pelaksanaan pemanenan dapat dijalankan dengan baik oleh
organisasi kerja yang ada, maka perusahaan butuh peggerak agar anggota kerja
dapat mengoptimalkan apa yang bisa mereka lakukan terhadap tanggung jawab
kerjanya masing-masing. Selain itu, perusahaan juga harus selalu melakukan
kontroll untuk memastikan bahwasanya kegiatan pemanenan telah sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk mencapai tujuan
pemanenan sesuai dengan apa yang perusahaan harapkan, maka kegiatan
pemanenan tidak hanya memerlukkan perencanaan kerja saja, tetapi juga
dibutuhkan struktur organisasi kerja yang baik, penggerak struktur organisasi
tersebut serta pengawasan kegiatan agar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan
yang telah di tetapkan sebelumnya. Setiap kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan pemanenan tersebut disebut sebagai manajemen dalam
pemanenan kelapa sawit yang di dalamnya terdapat unsur perencanaan,
pengorganisasian, penggerak serta pengawasan.
53
Perencanaan harus diusahakan untuk bisa menjawab pertanyaan apa yang
harus dikerjakan, mengapa harus dikerjakan, bagaimana harus dikerjakan, dimana
harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan siapa yang harus mengerjakan.
Perencanaan yang baik akan memperlancar proses visi dan misi perusahaan yang
hendak di capai (Munir dkk, 2006). Sehingga perencanaan harus dibuat sebaik
mungkin karena berkaitan dengan penyediaan biaya, material, dan tenaga kerja
yang jumlahnya relatif besar.
Dalam kegiatan pemanenan ,perencanaan panen bertujuan untuk
mendapatkan hasil panen yang berkualitas melalui tahapan-tahapan pemanenan
sesuai dengan standard operational perusahaan (SOP) yang telah ditetapkan.
Dengan menggunakan SOP sebagai pedoman bekerja, maka di harapkan proses
panen tidak akan menimbulkan permasalahan atau hambatan yang mungkin
timbul yang kemudian dapat menimbulkan beban biaya tambahan yang harus
dikeluarkan. Dari kondisi tersebut dapat dikatakan jika SOP adalah rencana dasar
dalam kegiatan pemanenan yang harus selalu diterapkan.
PT.Sari Aditya Loka-1 melibatkan kepala kebun, asisten kebun, mandor
panen,mandor rawat serta mandor transport dalam membuat perencanaan.
Sedangkan untuk pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
yang telah mendapatkan persetujuan dari Administratur ( manajer Perusahaan)
berdasarkan anggaran yang telah disediakan untuk satu periode agar tidak terjadi
over condition yang dimana biaya yang dikeluarkan lebih banyak daripada
anggaran yang disediakan ataupun hasil produksi yang diperoleh lebih kecil dari
peramalan produksi yang dibuat, sehingga pendapatan yang diterima tidak dapat
menutupi anggaran yang sudah di buat sebelumnya. Dan pada kondisi ini maka
perusahaan bisa jadi tidak mendapatkan keuntungan atau bahkan merugi. Secara
lebih rinci, perencanaan di PT. Sari aditya Loka-1 dibuat menjadi rencana kerja
anggaran pertahun (RKAP), rencana kerja bulanan (RKB) dan rencana kerja
harian (RKH).
54
tentang kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan alat dan barang , sarana dan prasana
dan jumlah biaya yang diperlukan dalam setahun dalam segala jenis kegiatan
mulai dari pengendalian gulma, hama dan penyakit,pemupukan, pemeliharan
jalan dan juga pemanenan.
RKB adalah penyusunan anggaran atau buget dalam waktu satu bulan.
RKB yang dibuat PT.Sari Aditya Loka-1 berisi penganggaran tentang kebutuhan
yang sifatnya jangka pendek seperti kebutuhan penyediaan perlengkapan kerja
yang rusak atau kurang serta biaya perbaikkan peralatan kerja yang rusak selama
digunakan dalam proses kerja. Selain itu, RKB juga berisi biaya yang harus
dikeluarkan untuk gaji karyawan.
55
perusahaan. Selain itu, demi keselamatan kerja dalam kegiatan pemanenan, setiap
karyawan kerja panen harus di pastikan telah menggunakan alat pelindung diri
(APD) yang telah difasilitasi oleh perusahaan.
Rencana kerja harian dibuat berdasarkan sensus produksi harian dan hasil
evaluasi kerja hari sebelumnya. RKH pada kegiatan pemanenan meliputi jumlah
blok yang harus dipanen, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan panen
pada hari itu, kebutuhan tenaga kerja,serta target harian yang harus dicapai
berdasarkan sensus produksi yang telah dibuat. Hal-hal tersebut harus selalu
diperhatikkan agar kegiatan pemanenan hari itu dapat dijalankan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Organisasi panen di PT. Sari Aditya Loka-1 dipimpin oleh seorang kepala
kebun yang membawahi seorang asisten kebun atau asisten afdeling. Assisten
kebun bertanggung jawab langsung atas seluruh kegiatan yang ada di afdelingnya,
yang salah satunya adalah kegiatan pemanenan. Asisten kebun bertanggung jawab
secara lagsung atas kegiatan pemanenan di afdelingnya mulai dari mulai
menyusun perencanaan panen, saat pelaksanaan, setelah selesai kegiatan
pemanenan hingga buah di angkut menuju pabrik serta proses kontrol dari setiap
proses panen yang dilaksanakan dari awal hingga akhir. Dalam struktur organisasi
panen, asisten kebun membawahi mandor 1 yang bertugas langsung sebagai
56
kordinator mandor panen agar dapat mangarahkan karyawannya supaya bekerja
sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. selain itu terdapat krani
panen yang bertugas mencatat seluruh administrasi yang didalamnya termasuk
output pemanen dan kualitas panen berdasarkan grading di TPH yang di bantu
oleh seorang checker. Struktur organisasi.panen afdeling OF kebun inti 1 PT. Sari
Aditya loka-1 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
TRESNO SULISTIO
Checker
Assiten OF
Edo dan Oki
CARDO M. HALOHO
Umi K RISMANDIATO
10 10 10
a. Man
57
mandor panen,krani dan cheker. Man sendiri merupakan alat yang berhubungan
langsung dengan fungsi pengorganisasian. Adapun tugas dari masing-masing
anggota kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan pemanenan adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Kebun
Kepala kebun bertanggung jawab atas semua aktivitas panen mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan dan proses kontroll sehingga kegiatan
pemanenan dapat di pastikan kelancarannya hingga TBS masuk ke pabrik kelapa
sawit. Pada proses kontroll, kepala kebun dibantu oleh asisten kebun yang
langsung turun kelapangan dan memberikan laporan setiap harinya.
2. Asisten Kebun
3. Mandor 1
Tugas mandor 1 adalah sebagai berikut:
Menjadi kordinator mandor panen agar mengarahkan karyawanya bekerja
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
58
Memastikan kecukupan tenaga pemanen setiap hari
Memastikan pekerjaan sesuai dengan perencanaan H-1 dan SOP
Bersama assisten sebagai penanggung jawab meeting optimis harian
,lingkaran mandor dan antrian pagi karyawan
Memastikkan kesiapan perlengkapan panen dan alat pelindung diri
karyawan (APD) agar selalu lengkap
Memastikkan kontroll berjenjang yang di lakukkan mandor panen sudah di
jalankan sesuai dengan prosedure
Melakukkan sensus produksi H-1
Melaporkan kepada asisten jika ada masalah dalam kegiatan pemanenan
4. Mandor Panen
5. Krani Panen
59
Mencatat segala bentuk pemasukkan dan pengeluaran di dalam kegiatan
oprasional kebun, terutama kegiatan panen
6. Checker
7. Pemanen
b. Money
Uang (Money) adalah alat tukar yang dapat dipergunakan dalam segala
bentuk transaksi guna mendapatkan benda atau jasa. Dalam kegiatan pemanenan
uang merupakan imbalan yang menjadi hak bagi pemanen setelah melakukkan
pekerjaannya. Dengan begitu, uang sangat berhubungan dengan pengalokasian
dana perusahaan untuk menanggung kewajiban perusahaan terhadap
karyawannya yang telah bekerja. Selain untuk gaji karyawan, uang juga
digunakan untuk melengkapi keperluan panen seperti pemenuhan peralatan kerja
dan juga alat pelindung diri karyawan panen.
60
Pengalokasian uang atau dana perusahaan harus selalui disesuaikan
dengan hasil produksi dan anggaran yang telah di tetapkan, karena upah atau gaji
karyawan dihitung berdasarkan kilogram hasil panen, maka semakin tinggi
produksi atau hasil yang didapatkan oleh karyawan panen, maka akan semakin
tinggi pengalokasian dana guna membayar gaji karyawan, akan tetapi hal tersebut
berbanding lurus dengan peneriman perusahaan dari produksi yang semakin
tinggi. walaupun begitu, pengalokasian dana harus bisa ditekan sedemikian rupa,
sehingga proses pemanennan dapat menghasilkan pendapatan yang optimal
karena kegiatan berjalan secara lebih efektif dan effisien.
Pengalokasian dana PT. Sari Aditya Loka-1 tidak hanya untuk alokasi gaji
karyawan panen, perlengkapan kerja panen, pemeliharaan dan pembelian
peralatan kerja panen. Tetapi juga digunakan untuk segala alokasi gaji,
perlengkapan dan pembelian alat item kerja lainnya. Gaji pokok pemanen yang
ditetapkan oleh PT.Sari Aditya Loka-1 adalah sebesar Rp 96.960 / hari kerja
sesuai dengan basis yang telah ditentukkan. Jika pemanen melebihi basis panen
yang didapatkan, maka pemanen berhak mendapatkan premi panen yang nilainya
sesuai dengan kelebihan output yang didapatkan dan nilai premi setiap kilogram
output yang didapatkan tersebut.
c. method
61
biaya oprasional pemanenan bisa jauh lebih murah. Bahkan menurut assisten
kebun, biaya panen mekanisasi bisa dua kali lipat lebih tinggi dari biaya panen
konvensional.
d. Material
62
motivasi kepada para asisten afdeling agar melakukan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan benar. Selain itu juga melakukan evaluasi secara
langsung untuk mengetahui kesesuaian antara kondisi nyata dilapangan dengan
kondisi yang dilaporkan oleh asisten.
Mandor 1 panen juga memberikan arahan pada saat apel pagi berlangsung
bersamaan dengan asisten membahas rencana panen pada hari ini dan evaluasi
panen H+1. Mandor panen juga memberikan solusi jika terdapat masalah dalam
pelaksanaan proses panen H+1 agar tidak terulang kesalahan yang sama pada
proses panen hari ini.
a. Penghargaan
b. Sanksi
63
Sanksi adalah hukuman atau teguran yang diberikan kepada pekerja jika
melanggar peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Sanksi yang diberikan
oleh PT.Sari Aditya Loka-1 diberikan secara bertahap, dimulai dari teguran secara
lisan hingga surat peringatan. Tindakan yang dapat menyebabkan karyawan
mendapatkan sanksi adalah pekerja tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas
pekerja yang bekerja tidak sesuai SOP maupun pelanggaran aturan lainnya. Sanksi
yang kami temui selama kegiatan magang ini adalah berupa teguran terhadap
karyawan tepatnya pada pekerja panen yang menanen TBS tidak sesuai dengan
kriteria matang panen, selain itu juga teguran kepada karyawan yang tidak
menggunakan alat pelinding diri (APD).
d. Tunjangan
e. Premi
premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada pekerja jika
pekerja dapat melebihi target (basis) kerja yang sudah ditentukan. Pemberian
premi yang kami temui selama kegiatan magang ini adalah premi yang diberikan
kepada pekerja panen yang melebihi basis panen yang telah ditetapkan
perbloknya.
f. Fasilitas
64
Fasilitas-fasilitas yang diberikan PT.Sari Aditya Loka-1berupa tempat
ibadah, listrik, air, rumah karyawan, klinik (polibun), alat transportasi, dan
beasiswa anak sekolah.
g. Cuti
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam waktu
tertentu. Di PT.Sari Aditya Loka-1 waktu cuti yang diberikan kepada
karyawannya adalah maksimal 12 hari dalam waktu 1 tahun kerja. Jika melebihi
dari masa cuti maka karyawan tersebut akan mendapat teguran atau sanksi.
65
dilakukkan dengan menggunakan laporan-laporan hasil dilapangan yang telah
dibuat.
66
pemanenan hari tersebut Selain itu, pada saat antrian pagi juga cheker
membacakan hasil dan kualitas panen setiap pemanen pada hari sebelumnya,
yang dibacakan adalah total janjang seluruhnya serta total janjang yang tidak
memenuhi kriteria matang panen seperti buah mentah dan buah busuk.
Ketika pamanen sudah mulai menyusun TBS di TPH, maka pada saat itu
pengawasan oleh checker dilakukkan, pengawasan tersebut meliputi pengawasan
terhadap kualitas panen pemanen, untuk mengetahui kualitas panen tersebut,
cheker melakukkan grading di TPH, chekeer akan memisahkan antara buah yang
masuk kriteria matang dengan buah yang tidak masuk kriteria matang atau buah
mentah dan busuk, selain itu checker harus selalu menghitung total janjang
pemanen di TPH sebelum TBS di angkut oleh angkutan. Untuk assisten kebun,
pengawasan dilakukkan untuk memastikkan bahwa proses panen berjalan dengan
baik, dan seluruh anggota kerjanya berada pada wilayah kerjanya masing-masing.
67
untuk diperiksa. Losses terjadi jika terdapat brondolan yang tinggal dipiringan,
terdapat buah matang tidak terpanen dan buah hitam yang terpanen, selain itu
kontrol berjenjang juga bertujuan untuk melihat apakah ketika buah matang turun
apakah pelpah yang menyonggo ikut turun atau tidak. Pada kegiatan kontroll
berjenjang, mandor panen juga melakukkan sensus produksi H-7 pada jalur
kontrol yang mereka kontroll tersebut.
68
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuhan, Malayu S.P. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia. ISBN 979-
526-491-5. Jakarta. PT Bumi Aksara.
https://adventuspratama.wordpress.com/%E2%80%A2mengapa-pertanian-itu-
begitu-penting-di-perekonomian-indonesia/diakses pada tanggal 14
agustus 2019
Pahan Iyung. 2015. Panduan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Untuk Praktisi
Perkebunan. Jakarta.Penebar Swadya
70
Lampiran
71
Lampiran 2. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Pemanenan
72
Lampiran 3. Dokumentasi Pengolahan TBS di PKS
Storage Tank
Storage Tank
73
Lampiran 4. Flow Proses Pengolahan TBS
Terminal Antrian
Stasiun Chaiman
Crane
Stasiun Tresher
Janjangan Brondolan
Storage Tank
Dispacth Area Reclaimed Sludge Pit
Distribusi CPO
74
Lampiran 5. Dokumentasi Kolam Pengelolaan Limbah Cair
Contact Pond
75
Lampiran 6. Keadaan Lahan Dan Basis Panen Di Afdeling Fanta
76
Lampiran 7. Luas Blok, Tahun Tanam .Luas Tanam, Jumlah Pokok Produktif
Dan Hasil Sensus 4 Bulanan Afdeling OF Tahun 2019
77