Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AGROINDUSTRI “Tahu UD Jamhari”

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Agroindustri

Oleh : Kelompok 4

Moch. Imron Mustofa Bisri (181710201025)

Reza Cahaya Fattahillah (181710201058)

Siti Nabila Syahbaniyah (181710201067)

Sandi Ragil Kurnia Putra (181710201076)

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
BAB 1. PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan agroindustri dalam pelaksanaannya terdapat aspek-aspek yang
harus dipenuhi. Beberapa aspek paling mendasar yang harus diketahui dan dipenuhi
oleh seseorang yang melakukan kegiatan agroindustri tersebut adalah perencanan,
pelaksanaan, pengorganisiran, pengaktualisasian, dan evaluasi. Sebelum
melakukan suatu kegitan agro industri hal pertama yang harus diakukan adalah
merencanakan secara matang dan terperinci tentang hal apa saja yang harus
dimiliki, didapat, dan dilakukan selama meakukan kegiatan agroindustri. Setelah
perencanaan sudah tersusun, pelaku agroindustri dapat merinci kegiatan yang harus
dilakukan berdasarkan perencanaan yang sudah dibuat. Kemudian, pelaku
agroindustri juga merinci kegiatan yang harus diorganisir berdasarkan perencanaan.
Setelah itu, pelaku agroindustri dapat merinci kegiatan pengaktualisasian dari
perencanaan yang sudah dibuat. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dari
seluruh kegiatan yang sudah dilakukan agar hasil dari evaluasi dapat dicarikan
solusi. Solusi ini akan membantu agroindustri tersebut menjadi lebih maju.
Aspek-aspek tersebut dibuat dan dilaksanakan agar Agroindustri Tahu UD.
Jamhari kualitas dan kuantitas produknya meningkat. Hal ini mengingat bahwa
agroindustri ini belum memiliki manajemen agroindustri yang baik dalam proses
kegiatan usahanya sehingga penanganan dalam pengolahan dan SDM masih belum
optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan manajemen agroindustri yang dibuat oleh
Agroindustri Tahu UD Jamhari sebelum melakukan kegiatan produksi?
2. Bagaimana pelaksanaan manajemen agroindustri dari Agroindustri Tahu
UD Jamhari?
3. Bagaimana pengorganisasian manajemen agroindustri yang dilakukan
oleh Agroindustri Tahu UD Jamhari?
4. Bagaimana pengaktualisasian manajemen agroindutri dari Agroindustri
Tahu UD Jamhari?
5. Apa saja hal yang menjadi evaluasi dari kegiatan Agroindustri Tahu UD
Jamhari?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perencanaan manajemen agroindustri oleh
Agroindustri Tahu UD Jamhari.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen agroindustri oleh
Agroindustri Tahu UD Jamhari.
3. Untuk mengetahui pengorganisasian manajemen agroindustri oleh
Agroindustri Tahu UD Jamhari.
4. Untuk mengetahui pengaktualisasian manajemen agroindustri oleh
Agroindustri Tahu UD Jamhari.
5. Untuk mengevaluasi manajemen agroindustri oleh Agroindustri Tahu
UD Jamhari
1.4 Manfaat
1. Mengetahui pentingnya penerapan manajemen agroindustri pada usaha
yang berbasis agroindustri.
2. Menyampaikan kepada pembaca mengenai aspek manajemen
agroindustri.
3. Membantu pelaku agroindustri untuk mengetahui aspek-aspek yang
harus ditingkatkan.
2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agroindustri
Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan produk primer
sebagai bahan baku untuk diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang
bersifat setengah jadi, maupun jadi dan dapat dikonsumsi (Siregar, 2016).
Pada dasarnya kegiatan agroindustri adalah meningkatkan kemampuan
pelaku agribisnis dalam meningkatkan pendapatan, menyerap tenaga kerja lebih
banyak, mampu memberikan dampak positif terhadap sektor lain dan memberikan
nilai tambah dari proses tersebut, karena dengan hal ini sektor pertanian dapat
memperpanjang siklus usaha dan menghasilkan produk sekunder yang bermutu,
sehingga pihak yang terlibat yaitu petani dan pelaku agroindustri memperoleh nilai
tambah. Dengan kata lain, nilai tambah merupakan balas jasa dari alokasi tenaga
kerja dan keuntungan pelaku agroindustri. Dalam perusahaan skala rumah tangga,
pemilik bertindak apa saja mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahkan
sampai penjualan hasil agroindustri tersebut, karena dalam agroindustri skala
rumah tangga tidak jelas pembagian tugas (Soekartawi, 2001).
2.1.1 Agroindustri Tahu
Menurut Warisno dan Kris (2010) Kedelai merupakan tanaman subtropis
yang multiguna sudah sejak dulu di manfaatkan sebagai salah satu sumber
pemenuhan protein nabati di berbagai negara, terutama Indonesia. Tahu merupakan
salah satu jenis makanan yang dibuat dari kedelai. Tahu
dibuat dengan cara memekatkan protein dan mencetaknya melalui proses
pengendapan pada titik isoelektrisnya (Lies, M. 2005).
Menurut Purwaningsi, E (2005) Proses pembuatan tahu terdiri dari dua
bagian yaitu pembuatan susu kedelai dan penggumpalan proteinnya. Input untuk
membuat tahu dibagi dua yaitu peralatan dan bahan. Peralatan yang dibutuhkan
untuk membuat tahu adalah drum, panci/wajan, mesin penggiling, tungku bakar,
kain saringan tahu, alat cetak tahu. Bahan untuk membuat tahu adalah kedelai
berkualitas, air bersih dan cairan penggumpal dan kemudian diperlukan tenaga
kerja dan bahan bakar.
3 BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Tempat pelaksanaan wawancara di Darwo Timur, Gebang, Kecamatan
Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Waktu wawancara dilaksanakan
Pukul 09.00-10.00 pada hari Kamis, 5 September 2019.
3.2 Metode
Kegiatan lapang manajemen agroindustri ini menggunakan metode
wawancara. Narasumber dari kegiatan wawancara ini merupakan penerus
dari Agroindustri Tahu UD Jamhari yaitu Bapak Mahris yang merupakan
anak dari Bapak Jamhari.
4 BAB 4. GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Agroindustri Tahu UD Jamhari


Agroindustri Tahu UD Jamhari merupakan sebuah usaha agroindustri yang
menggunakan kedelai sebagai bahan baku utamanya. Kedelai yang digunakan
adalah kedelai impor dari Amerika Serikat yang biji kedelainya sudah terpisah
dengan kulit kedelai. Kedelai impor yang digunakan dikirim ke Indonesia dalam
bentuk 50kg/sak. Agroindustri ini dalam memproduksi tahun menggunakan cara
semi-modern karena untuk menggiling kedelai sudah menggunakan mesin mill
sedangkan proses yang lainnya masih menggunakan cara konvensional.
Ilmu manajemen agroindustri masih belum optimal dalam pengaplikasian di
Agroindustri Tahu UD Jamhari ini. Hal ini membuat beberapa masalah yang ada
tidak dapat dibenahi karena tidak ada peraturan yang mengikat. Oleh karena itu,
jika agroindustri ini menerapkan manajemen agroindustri dengan baik maka
kualitas dan kuantitas produk akan meningkat begitu juga profit yang didapat.
5 BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Perencanaan
Menjalankan suatu agroindustri harus memiliki perencanaan agar
agroindustri tersebut dapat terencana dengan baik. Tahapan perencanaan yang
dilakukan meliputi kegiatan berupa input, kemudian dari input tersebut dilakukan
proses yang akhirnya menghasilkan output yang merupakan jawaban dari proses
yang dibentuk.
Input pada tahap perencanaan ini berupa SDM, bahan baku dan alat yang
digunakan dalam menjalankan suatu usaha. SDM yang dibutuhkan yaitu 27 orang.
Bahan baku utama yang digunakan untuk agroindustri tahu ini adalah kedelai
import dari amerika + 700 kg per minggu, air bersih dan cuka alami serta kayu
bakar sebagai bahan bakar. Alat yang digunakan yaitu mesin penggiling kedelai,
tungku uap, kain saringan tahu, mesin pres, pisau baki penampung, meja dan
cetakan tahu.
Perencanaan proses yang dilakukan agroindutri tahu UD Jamhari meliputi
penentuan standart mutu kedelai yang digunakan sebagai bahan baku, pengolahan
tahu semi mekanis, penggorengan, serta pengemasan. Selain itu, pengolahan limbah
hasil agroindutri dan target pasar juga termasuk dalam perencanaan proses untuk
menghasilkan output yang diinginkan.
Output yang diinginkan berupa tahu putih sekitar +5000 tahu, tahu goreng
sekitar +1000 tahu, limbah berupa ampas tahu serta profit sekitar + Rp. 1000.000,00
per hari.
5.2 Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, input yang dibutuhkan yaitu kedelai sekitar + 100 kg
ditambah air bersih dan cuka alami serta kayu bakar untuk bahan bakar. Alat yang
digunakan yaitu mesin penggiling kedelai, tungku uap, kain saringan tahu, mesin
pres, pisau baki penampung, meja dan cetakan tahu.
Proses pengolahan tahu diawali dengan melakukan perendaman kedelai
selama 2 jam, kemudian kedelai digiling dengan mesin penggiling. Hasil gilingan
berupa bubur kedelai yang disebut pati yang kemudian dimasak dengan
menggunkan wajan besar diatas tungku uap panas sampai mendidih. Pati yang
sudah mendidih disaring menggunakan kain saringan tahu dan diambil sarinya.
Untuk ampasnya akan disisihkan terlebih dahulu. Sari kedelai dimasukkan kedalam
cetakan tahu dan diberi cuka alami buatan agroindustri tahu ini sendiri. Dinginkan
dan pres sari pati yang telah diberi cuka agar padat lalu potong. Tahu putih yang
sudah dipotong sebagian akan digoreng sampai kuning kecoklatan dalam wajan
besar berisi minyak panas diatas tungku.
Limbah air agroindusti tahu UD Jamhari ini langsung dibuang ke sungai tanpa
pengolahan limbah dikarenakan cuka yang digunakan alami. Ampas tahu yang
dihasilkan akan dijual untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe
gembos.
Output yang dihasilkan dengan pelaksanaan pengolahan tahu semi mekanis
yaitu tahu putih sekitar +5000 tahu yang dapat bertahan selama + 5 hari, tahu goreng
sekitar +1000 tahu yang dapat bertahan selama + 2 hari dan amaps tahu.
5.3 Pengorganisasian
Tahapan pengorganisasian ini meliputi pemilihan bahan baku, penempatan
SDM, dan pengelolahan keuangan atau cash flow. Pemilihan bahan baku yaitu
kedelai harus bagus dan bersih. Dalam tahap produksi membutuhkan SDM
sebanyak 27 orang,14 orang di proses produksi, 2 orang di proses penggorengan 5
orang saat pengemasan, serta 6 orang saat pemasaran. Untuk biaya produksi yaitu
sekitar ….. dengan rincian gaji karyawan sekitar Rp 87.000,00 – Rp 100.000,00 per
hari dan keuntungan perharinya sekitar Rp 1.600.000,00 per hari. Dengan
pendapatan ini akan membuat agroindustri tahu ini mudah untuk dikembangkan
5.4 Pengaktualisaian
Pengaktualisasian dilakukan dengan memasarkan tahu yang telah diproduksi
baik tahu putih maupun tahu goreng serta menjual limbah ampas tahu yang juga
menghasilkan profit cukup menjajikan. Tahu putih dijual dengan harga Rp.
50.000,00 per timba, dengan isi tahu per timba sekitar 200 tahu dan tahu goreng
dijual dengan harga Rp. 3000,00 per kantong kresek, dengan isi tahu goreng per
kantong kresek sekitar 12 tahu.
70 % hasil produksi dipasarkan ke Pasar Tanjung Jember, 30 % hasil produksi
langsung dikirim kepada mitra dari agroindustri UD Jamhari. Ampas tahu yang
terkumpul langsung didrop ke pengepul yang sudah bermitra dengan agroindustri
ini.
Output yang diperoleh yaitu profit dari penjualan tahu baik putih maupun
goreng serta ampas tahu. Penjualan tahu menghasilkan profit + Rp. 800.000,00 per
hari dan penjualan ampas tahu sekitar + Rp. 600.000,00 per hari.
5.5 Evaluasi
Dalam kegitan input, penentuan standart mutu bahan baku dirasa perlu
adanya kejelaskan dan peningkatan syarat bahan baku, karena penentuan bahan
baku agroindusti tahu UD Jamhari ini hanya mengandalkan kedelai import Amerika
dengan syarat asal bersih saja yang tidak sesuai dengan standart mutu yang
direncanakan diawal. Kebersihan tempat produksi juga harus diperhatikan, saat
proses produksi berlangsung banyak ceceran bubur kedelai dan tumpahan air yang
menyebabkan lingkungan produksi kotor dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Tingkat kehigeinisan juga sangat rendah, banyak dari pekerja produksi yang
membuka baju, sehingga keringat pekerja terkadang tercampur dalam bubur kedelai
yang akan diproses. Limbah air yang tidak memiliki saluran yang pasti
menyebabkan limbah air terkadang tercecer dan sedikit menggenang sehingga
tempat produksi kotor dan mencemari lingkungan. Ampas tahu yang telah
terkumpul tidak memiliki ruangan tertentu, hal ini mengakibatkan lingkungan
produksi semakin sesak dan terkesan sangat kotor. Penggunaan minyak goreng
berkali – kali sampai jenuh juga harus memiliki intensitas pemakaian tertentu agar
tahu goreng yang dihasilkan sehat untuk dikonsumsi.
Solusi dari kelompok kami terkait penentuan standar mutu bahan baku yaitu
memberikan syarat yang jelas terhadap kualitas kedelai impor seperti bentuk
kedelai yang bulat dan padat, berwarna kuning kecoklatan, kering serta cukup tua.
Terkait kebersihan produksi, hal yang dapat dilakukan yaitu dengan membuatkan
saluran limbah air dan membuat ruangan khusus ampas tahu, karena hal ini sangat
berkaitan dengan penyebab kotornya lingkungan produksi akibat tercecernya
ampas tahu dan limbah air. Permasalahan rendahnya tingkat kehigienisan dapat
diatasi dengan membuat SOP produksi yang jelas dan baik yang dapat diterapkan
oleh seluruh pekerja produksi. Limbah air yang langsung dibuang ke sungai dirasa
perlu adanya penanganan terlebih dahulu seperti uji lab terkait dampaknya terhadap
lingkungan meskipun dalam proses produksi telah menggunakan bahan non kimia
dan cuka alami.
6 BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Menjalankan suatu usaha agroindustri harus dilakukan dengan menyusun
perencanaan-perencanaan agar kegiatan agroindustri dapat berjalan dengan
baik.
2. Melakukan suatu kegiatan agroindustri perlu memperhatikan input, proses
dan outputnya agar kegiatan dapat terlaksana.
3. Melakukan kegiatan agroindustri juga perlu organisir seperti pemilihan
baku, penentuan customer segmen hingga pengaturan SDM agar
mendapatkan output yang diinginkan.
6.2 Saran
Menurut kami, dalam meningkatkan agroindustri di Indonesia perlu adanya
peningkatan-peningkatan dalam mengatur suatu perencanaan usaha agar usaha
yang akan dijalankan dapat terlaksana dengan baik dan perlu adanya pihak-pihak
yang terlibat didalamnya agar dapat memperlancar usaha tersebut.
7 DAFTAR PUSTAKA

Purnama, C. H., D. Rochdiani, dan Sudrajat. 2017. Analisis Usaha Agroindustri


Tahu. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. 4(2): 198-199.
Siregar, N. 2016. Analisis Kelayakan Agroindustri Tahu. Skripsi. Medan: Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
8 LAMPIRAN

Gambar 1. Dokumentasi dengan narasumber

Gambar 2. Proses pengilingan kedelai Gambar 3. Proses pencetakan tahu

Gambar 4. Tahu putih siap jual Gambar 5. Tungku pembakaran

Anda mungkin juga menyukai