Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT.

GREAT GIANT
PINEAPPLE PG4 LAMPUNG TIMUR DALAM PELAKSANAAN
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN TAHUN 2021

Disusun Oleh :

Muhammad Ibnu Hanafi 1913451101

Andu Candra Saputra 1913451106

Septiana Putri Utami 1913451107

Vivi Fitriani 1913451021

Muhammad Kamil Dehto 1913451022

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D-III SANITASI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT. Atas limpahan
rahmat, ridha, dan karunia-Nya laporan Sistem Manajemen Lingkungan PT. Great
Giant Pineapple PG4 dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa
dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi umat islam.

Sehubungan dengan adanya mata kuliah wajib “Sistem Manajemen


Lingkungan”, mahasiswa diharapkan dapat terjun langsung untuk melihat keadaan
di lapangan. Praktik PKL yang dilaksanakan di PT. Great Giant Pineapple PG4
meliputi kegiatan pengamatan sanitasi lingkungan, sistem manajemen lingkungan
dan sistem manajemen K3. Kegiatan PKL diharapkan mampu membuat mahasiswa
terjun ke dunia industri secara langsung dan memperoleh pengalaman. Harapannya,
dalam jangka panjang mahasiswa bisa terjun dalam dunia perindustrian secara
profesional.

Laporan kegiatan PKL ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban


tertulis atas terlaksananya kegiatan. Durasi kegiatan PKL kurang lebih 3 minggu
mulai hari Senin, 11 Oktober 2021 sampai dengan hari Sabtu, 30 Oktober 2021.
Selama periode PKL, aktivitas yang dilakukan mahasiswa adalah terjun langsung
di lapangan di bawah pengawasan pihak PT.

Laporan ini menjelaskan sistem manajemen lingkungan industri PT. GGP


PG4 yang telah dilaksanakan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik
berupa inspirasi maupun motivasi bagi pembaca. Dalam proses pembuatan laporan
tentu masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami harapkan demi perbaikan.

Lampung Timur, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4


1.2 Tujuan ................................................................................................. 7
1.3 Manfaat ............................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 9


2.1 Definisi Tempat Kerja ........................................................................ 9
2.2 Definisi Keselamatan Kerja ................................................................ 9
2.3 Definisi Kesehatan Kerja .................................................................... 9
2.4 Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 ...................................... 10
2.5 Global GAP ........................................................................................ 23

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 24


3.1 Gambaran Umum Industri.................................................................. 24
3.2 Gambaran Lingkungan Industri ......................................................... 24
3.3 Penerapan ISO 14001:2004 ............................................................... 25
3.4 Penerapan Global GAP ...................................................................... 38

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 42

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 42


4.2 Saran .................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Industri adalah salah satu mata kuliah wajib yang
harus diambil dan ditempuh oleh semua mahasiswa/i Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang khususnya pada Jurusan Kesehatan Lingkungan. Selain itu
kegiatan Praktik Kerja Industri ini juga bermanfaat bagi para mahasiswa itu
sendiri agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dan
menjadi tenaga kerja yang profesional dan handal dalam melaksanakan
pekerjaannya.

Pada tahun 2021 Jurusan Kesehatan Lingkungan mengadakan


Praktik Kerja Industri bagi mahasiswa/i selama 3 (tiga) minggu terhitung
sejak tanggal 11 Oktober 2021 sampai dengan 30 Oktober 2021. Praktek
Kerja Industri tersebut dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan swasta
maupun instansi pemerintah.

Kami melaksanakan praktik kerja Industri di PT. Great Giant


Pineapple PG 4 beralamat di Jalan Taman Nasional Way Kambas, Desa
Rajabasa Lama Satu, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur. PT. Great
Giant Pineapple merupakan Perusahaan Swasta yang bergerak dalam
bidang pertanian dengan hasil produksi buah segar, meliputi nanas, jambu
kristal, dan pisang cavendis yang diekspor pada pasar luar negrimaupun
dalam negri. Dalam pelaksanaan kerjanya, PT. Great Giant Pineapple sudah
menerapkan sanitasi industry yang dirancang untuk melindungi Kesehatan
dan keselamatan pekerja di lingkungan industry. Selain itu juga, untuk
melindungi lingkungan alam dari limbah industry dan polusi. Adapun ruang
lingkup sanitasi industry, berupa:

a. Penyediaan air bersih


b. Fasilitas toilet
c. Fasilitas cuci tangan

4
d. Pelayanan personal atau individual (dalam rangka menyediakan
fasilitas kebersihan atau kenyamanan bagi tenaga kerja)
e. Housekeeping (pemeliharaan fasilitas kerumah tanggaan)

Sanitasi merupakan usaha yang dilakukan untuk pencegahan


penyakit dengan memperhatikan kebersihan. Kebersihan disini meliputi
sikap karyawan, perilaku dan kebiasaan perusahaan serta mencakup
kebersihan lainnya yang meliputi kebersihan air, udara, lingkungan,
bangunan dan peralatan. Sanitasi wajib diterapkan suatu industry karena
sanitasi akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap mutu
dan kualitas produk. Penerapan sanitasi dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu system standar sanitasi industry yang berprinsip pada
bersih secara fisik, kimia, dan mikrobiologis. Manfaat yang diperoleh
dengan adanya penerapan sanitasi yaitu menjamin tempat kerja yang bersih,
memperbaiki Kesehatan pada manusia serta yang terpenting adalah yang
menghasilkan produk yang sehat dan aman dari pengaruh penyebab
penyakit pada manusia.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sejumlah produk


barang dan jasa mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan jasa mendorong
tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang memproduksi barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Sehingga sektor
perindustrian berkembang pesat dengan peningkatan teknologi dan
pembangunan. Hal ini berdampak positif pada peningkatan kondisi
ekonomi, tapi tidak dipungkiri bahwa tidak hanya mendatangkan hal positif
tetapi industri juga menimbulkan berbagai dampak negatif karena kegiatan
industri juga menghasilkan material non produk yang dapat mencemari dan
merusak lingkungan jika tidak ada penanganan yang tepat.

Industri di Indonesia telah melakukan berbagai pengelolaan limbah.


Upaya pengelolaan pengelolaan pencemaran pencemaran yang dilakukan
oleh industri selama ini adalah pengolahan setelah limbah terbentuk atau
keluar dari proses produksi (end of pipe treatment ). Semakin banyak jumlah
limbah yang dihasilkan dari produksi mengharuskan industri tersebut

5
melakukan pengolahan limbah (waste) sebelum membuang ke badan
lingkungan.

Sehingga dalam pelaksanaannya, PT. Great Giant Pinapple sudah


mampu mengolah limbah padat maupun limbah cair sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan memenuhi baku mutu. Dalam pelaksanaannya
PT. GGP juga telah menerapkan produksi bersih, dapat dilihat berdasarkan
sertifikat yang telah diperoleh yaitu sertifikasi ISO 14001 mengenai sistem
manajemen lingkungan. Bahwa PT. GGP telah berupaya melaksanakan
melaksanakan sistem produksi produksi bersih dalam kegiatan produksinya
yang bertujuan sebagai pengelolaan lingkungan dan perbaikan yang
berkelanjutan. Peluang-peluang produksi bersih yang ada di industri ini
diharapkan mampu menekan biaya produksi, menurunkan produksi,
menurunkan biaya pengolahan limbah dan mendapatkan keuntungan
ekonomi perusahaan. PT. GGP PG4 juga sudah mendapat sertifikasi Global
GAP (Good Algricultural Practices) yang merupakan standar pekerjaan
yang diberlakukan dalam setiap usaha pertanian agar produksi dapat
memenuhi standar operasional. GAP mencakup penerapan teknologi ramah
lingkungan, pencegahan penularan OTP, penjagaan kesehatan dan
meningkatkan kesejahteraan petani serta prinsip penelusuran balik
(Traceability).

Upaya pengelolaan dan pemamtauan lingkungan PT. Great Giant


Pineapple PG4 menggunakan Global GAP untuk memenuhi persyaratan
ekspor dengan menggunakan pondasi 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
dan semua aspek harus memenuhi persyaratan seperti tidak ada peliharaan,
tidak ada kotoran, hewan ternak, tidak ada puntung rokok, dll. Jika
melanggar persyaratan tersebut maka surat izin ekspor akan dicabut.

Dengan demikian pengembangan perusahaan dilakukan secara


komitmen dan niat untuk mengeksekusi implementasi strategi guna
mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan oleh semua pihak perusahaan.

6
Oleh sebab itu, kami melaksanakan praktik kerja industri di PT.
Great Giant Pineapple karena kami ingin mengetahui atau merasakan
bagaimana penerapan sanitasi industri, sistem manajemen lingkungan di
PT. Great Giant Pineapple PG4 ini.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah ilmu pengetahuan yang didapat dan
membandingkan teori-teori yang telah dipelajari selama masa
perkuliahan dengan realita dunia kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengalaman kerja praktek secara langsung serta
untuk mengetahui kondisi dan segala aktivitas yang terjadi di
lingkungan kerja yang sebenarnya.
b. Untuk mengetahui Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan di
PT. Great Giant Pineapple PG4

1.3 Manfaat
1. Bagi Perusahaan
a. Menerapkan sanitasi kerja dan lingkungan dalam industry sehingga
mengurangi adanya kontaminasi dari pekerja dan lingkungan.
b. Menghasilkan produk yang sehat, bermutu dan berkualitas tinggi
dengan menerapkan sanitasi pekerja dan lingkungan.
c. Dapat memberikan masukan dan evaluasi terhadap kegiatan
produksi yang sudah ataupun yang sedang direncanakan. Melalui
kerja praktek ini diharapkan diperoleh konsep penerapan produksi
bersih pada industry makanan dengan melakukan efesiensi produksi
dan pengurangan limbah pada sumbernya agar dapat meningkatkan
keuntungan secara ekonomi sekaligus mengurangi resiko terhadap
lingkungan akibat kegiatan produksi.lingkungan.

7
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari saat
kuliah pada industry yang bersangkutan secara nyata.
b. Sebagai sarana untuk pendalaman materi pada bidang yang
dipelajari selama masa pendidikan perkuliahan.
c. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja praktek secara nyata
yang dapat dijadikan bekal keterampilan saat turun ke lapangan
kerja.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tempat Kerja


Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan terbuka atau
tertutup, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber-
sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
dan di udara. (Tarwaka, 2008)

2.2 Definisi Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan
lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi.
(Tarwaka, 2008) Sasaran keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik
di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
Tujuan keselamatan kerja adalah :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya, dalam melakukan
pekrjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efisien
(Suma’mur, 1996).

2.3 Definisi Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja adalah hal-hal yang berhubungan dengan penyakit
atau kecelakaan yang disebabkan oleh kerja itu sendiri maupun oleh
lingkungan kerjanya. (Bennet N.B Silalahi, 1995). Tujuan Kesehatan Kerja
adalah :
a. Sedapat mungkin mempertahankaan dan meningkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial dari pekerja disegala bidang pekerjaan.

9
b. Mencegah pekerjaan dari resiko yang diakibatkan oleh faktor-faktor
yang bertentangan dengan kesehatan.
c. Menempatkan pekerja dengan lingkungan yang dapat diadaptasi oleh
kemampuan fisik dan psikologis.

2.4 Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001


a. Arti ISO 14001 dan Maksud ISO 14001
Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001:2004
dalam situsnya www.ISO-14001-forum.blogspot.com adalah suatu
sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah diakui secara
internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat
di bawah koordinasi Organisasi Standar Internasional (ISO:
International Organization For Standardization). Sistem Manajemen
Lingkungan atau Environment Management System (EMS) merupakan
bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur
organisasi, rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek,
prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan,
evaluasi dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. (ISO 14001, 1996)
Pada prinsipnya, ISO 14001 berisi syarat atau aturan komprehensif bagi
suatu organisasi dalam mengembangkan sistem pengelolaan dampak
lingkungan yang baik dan menyeimbangkan dengan kepentingan bisnis,
sehingga upaya perbaikan kinerja yang dilakukan akan disesuaikan
dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam penerapannya
ISO 14001 bersifat sukarela (voluntary), tidak ada hukum yang
mengikat yang mengharuskan dalam penerapannya. (ISO 14001, 2004)

b. Keuntungan Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan


Manajemen Lingkungan merupakan manajemen yang tidak statis
melainkan suatu yang dinamis, sehingga diperlukan penyesuaian bila
terjadi perubahan di perusahaan yang mencakup sumber daya, proses
dan kegiatan perusahaan. Diperlukan pula penyesuaian seandainya
terjadi perubahan di luar perusahaan, misalnya perubahan peraturan

10
perundangan dan pengetahuan yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi. Berbagai manfaat dapat diperoleh bila menerapkan ISO
14001, yang sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari
manajemen lingkungan. Manfaat yang paling penting adalah
perlindungan lingkungan. Dengan mengikuti persyaratan yang ada akan
membantu pula dalam mematuhi peraturan perundangundangan dan
sistem manajemen yang efektif. Perbaikan lingkungan yang
berkesinambungan mempunyai kesamaan konsep dengan manajemen
lingkungan total. Hal tersebut menyajikan konsep bahwa sistem selalu
bisa dikendalikan dan selalu ada cara yang lebih efektif dari segi biaya
untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan lebih jauh selama ada
indikator-indikator yang kreatif dalam perusahaan yang diperbolehkan
menyatakan ide-ide mereka. ( Kuhre, 1996 ) Keuntungan ekonomi dapat
diperoleh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Keuntungan
ini sebaiknya diidentifikasi agar dapat menunjukkan kepada pihak
terkait, khusunya pemegang saham, nilai perusahaan yang memiliki
manajemen lingkungan yang baik. Keuntungaan ini memberikan pula
peluang perusahaan untuk mengkaitkan tujuan dan sasaran lingkungan
dengan hasil financial tertentu dan dengan demikian menjamin bahwa
sumber daya akan dapat diperoleh dimana sumber daya ini memberikan
keuntungan paling baik secara finansial maupun lingkungan.

c. Unsur-unsur di dalam Standar ISO 14001


Standar ISO 14001 merupakan dokumen spesifikasi sistem
manajemen lingkungan. Standard ini memuat unsur-unsur yang harus
dipenuhi oleh perusahaan yang ingin memperoleh sertifikasi atas
pelaksanaan standar ISO 14001. Unsur-unsur yang dirinci dalam ISO
14001 harus diterapkan, didokumentasikan dan dilaksanakan sehingga
lembaga sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan, selaku pihak ketiga
dapat memberikan sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan kepada
perusahaan berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan

11
bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan dengan baik. (ISO 14001, 2004)

Berikut penjabaran dari masing-masing unsur Sistem Manajemen


Lingkungan :
1) Kebijakan Lingkungan
Pernyataan kebijakan adalah suatu deklarasi yang
ditandatangani oleh pemimpin organisasi yang menyatakan bahwa
perlindungan lingkungan menjadi prioritas utama. Sekurangnya
presiden dari perusahaan harus menandatangani karena hubungan
mereka yang penting. Tanpa penunjukan komitmen dari manajemen
puncak ini, aparat perusahaan lainnya tidak akan peduli pada usaha
pengelolaan lingkungan yang dilakukan. Manajemen puncak perlu
memeperlihatkan dukungan sepenuhnya atas kebijakan yang dibuat
dengan beberapa cara. Disamping menandatangani kebijakan
menunjukan dukungan dengan menyediakan dana yang cukup juga
sangat penting. Bila kekurangan dana perusahaan makaa
pengelolaan lingkungan akan terhenti. Dukungan terhadap
kebijakan yang dibuat dapat ditunjukan oleh tindakan-tindakan.
Misalnya jika direktur ingin mencatat sesuatu menggunakan kertas
yang sudah terpakai tetapi halaman belakangnya masih kosong, itu
berarti dia peduli lingkungan. (Kuhre, 1996) Selain itu untuk dapat
menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan dengan baik bukan
saja diperlukan adanya komitmen manajemen puncak namun
diperlukan pula adanya komitmen dari seluruh karyawan, meskipun
komitmen manajemen puncak merupakan unsur yang paling
penting. Selanjutnya, tentang kebijakan lingkungan di dalam standar
ISO 14001 menyebutkan :
1. Sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan dari kegiatan,
produk atau jasanya.
2. Mencakup suatu komitmen untuk penyempurnaan berkelanjutan
dan pencegahan pencemaran.

12
3. Mencakup suatu komitmen untuk mematuhi perundang-
undangan dan peraturan lingkungan yang relevan dan dengan
persyaratan lain yang bisa dilakukan oleh organisasi.
4. Memberikan suatu kerangka untuk menyusun dan mengkaji
tujuan dan sasaran lingkungan.
5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara serta
dikomunikasikan ke semua karyawan.
6. Tersedia untuk umum. ( ISO 14001, 2004 )

2) Perencanaan
Tujuan dari perencanaan atau rencana tindakan adalah
menciptakan kondisi sedemikian sehingga perusahaan dapat
melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kebijakan lingkungan.
a) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan adalah unsur dari suatu kegiatan, produk
atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan. Dalam pengertian ini aspek lingkungan yang
penting adalah aspek lingkungan yang mempunyai atau dapat
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan bagi operasi
di perusahaan di sekeliling perusahaan. Dengan kata lain, suatu
perusahaan mengidentifikasi dampak lingkungannya bila
perusahaan tersebut mengakses apa yang dapat menyebabkan
perubahan pada lingkungan untuk setiap kegiatan, tugas atau
langkah dari prosesnya.

b) Persyaratan Perundangan dan Persyaratan Lainnya.


Perusahaan harus mengidentifikasi dan mengerti semua
persyaratan yang diminta oleh perundang-undangan bila aspek
lingkungan telah diidentifikasi, maupun persyaratan lainnya
yang relevan dengan kegiatan perusahaan. Setiap peraturan yang
diterapka pada kegiatan operasional perusahaan harus
diiidentifikasi. Hal ini mencakup peraturan-peraturan di tingkat

13
internasioal, federal, negara bagian, regional dan lokal. Pada
setiap tingkat pemerintahan ada beberapa peraturan yang
berbeda sehingga tambahan dari peraturan-peraturan yag ada,
pasal-pasal legislatif dan hukum juga harus diidentifikasi. Selain
peraturanperaturan yang ada, ada beberapa persyaratan lainnya
yang dituntut dari suatu perusahaan. Ini dapat mencakup standar
sertifikasi, kebijakan, koorporasi, persetujuan konsumen,
keputusan pengadilan, perizinan dan hal-hal lainnya.
Persyaratan-persyaratan ini juga penting dan harus dituliskan
dalam suatu standar. (Kuhre, 1996)

c) Tujuan dan Sasaran


Menurut standar ISO 14001, tujuan lingkungan adalah cita-
cita lingkungan secara menyeluruh , yang timbul dari kebijakan
lingkungan yang telah ditentukan oleh perusahaan itu sendiri
untuk mencapainya, dan yang dikuantifikasi bila
memungkinkan. Sedangkan tentang sasaran lingkungan, standar
ISO 14001 mendefinisikan sasaran lingkungan sebagai
persyaratan kinerja secara rinci, dikuantifikasikan bila
dimungkinkan, berlaku untuk perusahaan atau bagian yang
diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu ditentukan dan
dipenuhi untuk mencapai tujuan lingkungan. Tujuan dan sasaran
lingkungan harus konsisten dan dimasukkan dalam rencana
strategis perusahaan. Keduanya harus sejalan dengan rencana
strategis perusahaan secara keseluruhan atau bila tidak akan
timbul konflik. Tujuan dan sasaran harus konsisten satu sama
lain dan tidak bertentangan. Tujuan dan sasaran juga harus
mendukunga kesesuaian dengan peraturan yang berlaku,
persyaratan bisnis, penurunan dampak dan pandangan dari
pihak-pihak berkepentingan. Tujuan dan sasaran harus
terintegrasi dengan keseluruhan organisasi. Kedua hal tersebut

14
tidak dapat saling silang atau keduanya tidak akan tercapai sama
sekali. ( Kuhre, 1996 )

d) Program Manajemen Lingkungan


Program Manajemen Lingkungan harus dinamis dan secara
berkala disempurnakan sesuai dengan perubahan tujuan dan
sasaran perusahaan. Pembuatan dan penggunaan satu program
atau lebih merupakan unsur kunci untuk penerapan sistem
manajemen lingkungan yang berhasil. Program tersebut
sebaiknya menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran
perusahaan akan dicapai, termasuk jangka waktu dan personil
yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan
lingkungan perusahaan. ( ISO 14001, 2004 )

3) Penerapan dan Operasi


Suatu perusahaan dapat saja telah memiliki kebijakan
lingkungan yang sangat tepat dan telah memiliki pula tujuan dan
sasaran lingkungan, serta memiliki perencanaan sistem manajemen
lingkungannya yang sangat bagus dan rinci tanpa mereka
menghadapi masalah lingkungan yang disebabkan masalah
penerapan dan operasi sistem manajemen lingkungan belum
memadai.

1. Struktur dan tanggung jawab


Unsur yang paling penting dalam menjalankan sistem
manajemen lingkungan adalah dukungan manajemen puncak,
manajemen garis dan karyawan perusahaan. Penerapan sistem
manajemen lingkungan yang berhasil memerlukan komitmen
dari semua karyawan perusahaan. Oleh sebab itu tanggung
jawab lingkungan tidak dilihat sebatas fungsi lingkungan saja.
Komitmen ini dimulai pada tingkat manajemen tertinggi. Perlu
pula diperhatikan bahwa tanggung jawab kunci sistem

15
manajemen lingkungan yang telah ditentukan dan
dikominikasikan dengan baik ke personil yang relevan. (ISO
14001, 2004)

2. Pelatihan, kepedulian dan kompetensi


Pelatihan adalah hal yang sangat penting bagi pengelolaan
ligkungan karena kompleksnya bidang tersebut. Pelatihan
diperlukan tidak hanya bagi staf di bidang lingkungan tetapi juga
di seluruh bidang pekerjaan lainnya dalam perusahaan dan
beberapa kontraktor dan seluruh pekerja harus dibuat sadar akan
dampak yang mereka timbulkan terhadap lingkungan melalui
pekerjaan yang mereka lakukan dan cara-cara meminimasi
dampak tersebut. ( Kuhre, 1996 ) Dalam ISO 14001,
dokumentasi pelatihan merupakan salah satu kunci penting
dalam penerapan sistem manajemen lingkungan. Pemeliharaan
dokumentasi pelatihan yang baik termasuk siapa yang sudah
dilatih, isi pelatihan dan tanggal pelatihan. ( ISO 14001, 2004 )

3. Komunikasi
Aspek kunci lainnya dari manajemen lingkungan adalah
komunikasi dengan karyawan, perusahaan atau masyarakat
sekitar dan dengan pihak lainnya dari masyarakat yang terkait
dan dengan pelanggan. Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001 menentukan perlu adanya prosedur untuk :
1. Mempertahankan komunikasi internal diantara berbagai
bagian dan tingkatan di dalam perusahaan.
2. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi
komunikasi yang relevan dari pihak terkait dari luar
sehubungan dengan aspek-aspek lingkungan dan sistem
manajemen lingkungan. ( ISO 14001, 2004 )

16
4. Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan
Organisasi harus membuat dan memelihara informasi dalam
media cetak atau elektronik, untuk :
1. Menerangkan unsur-unsur inti sistem manajemen dan
interaksinya.
2. Memberikan petunjuk dokumentasi yang terkait. ( ISO
14001, 2004 ) Dokumentasi sistem manajemen lingkungan
dapat berupa: Informasi tentang proses, bagan organisasi
atau organisasi, Standar internal dan prosedur operasional,
Bagan lokasi keadaan darurat.

5. Pengendalian Dokumen
Maksud pengendalian dokumen adalah untuk menjamin
bahwa perusahaan menyusun dan memelihara dokumen dengan
cara yang memadai untuk menerapkan sistem manajemen
lingkungan. Organisasi harus membuat dan memelihara
prosedur untuk mengendalikan semua dokumen yang diperlukan
oleh standar internasional ini untuk menjamin bahwa :
1. Adanya persetujuan dokumen sebelum diterbitkan.
2. Dokumen secara berkala dikaji, direvisi bila diperlukan dan
disetujui atas kecukupannya oleh personel yang diberi
wewenang.
3. Perubahan dan status revisi dokumen harus diidentifikasi
terlebih dahulu.
4. Dokumen harus dipastikan sah dan mudah diidentifikasi.
5. Dokumen mutakhir yang relevan tersedia di seluruh lokasi
operasi yang sangat penting bagi berfungsinya sistem
manajemen lingkungan yang efektif.
6. Dokumen kadaluarsa segera dimusnahkan dari semua titik
penerbitan dan penggunaan atau sebaliknya dijamin terhadap
penggunaan yang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan.

17
7. Setiap dokumen kadaluarsa disimpan untuk keperluan
perundang-undangan dan atau keperluan pemeliharaan
pengetahuan yang didefinisikan secara tepat. Dokumentasi
harus dapat dibaca, diberi tanggal ( tanggal revisi ) dan
mudah diidentifikasi, dipelihara dengaan teratur dan
disimpan untuk jangka waktu yang ditentukan. Prosedur dan
tanggung jawab atas pembuatan dan modifikasi berbagai
jenis dokumen harus dibuat dan dipelihara. ( ISO 14001,
2004 )

6. Pengendalian Operasional
Perusahaan harus mengidentifikasi operasi dan kegiatan
yang berkaitan dengan aspek lingkungan penting yang telah
diidentifikasi sejalan dengan kebijakan, tujuan dan sasarannya.
Perusahaan harus merencanakan kegiatan ini, termasuk
pemeliharaannya untuk menjamin bahwa kegiatan ini
dilaksanakan pada kondisi tertentu dengan :
1. Membuat dan memelihara prosedur yang terdokumentasi
untuk mengatasi situasi ketiadaan prosedur yang dapat
menyebabkan penyimpangan dari kebijakan, tujuan dan
sasaran lingkungan.
2. Menetapkan kriteria operasi di dalam prosedur.
3. Membuat dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan
aspek lingkungan penting yang dapat diidentifikasi dari
barang dan jasa yang digunakan oleh perusahaan dan
mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang relevan
kepada pemasok dan kontraktor. ( ISO 14001, 2004 )

7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat


Berapapun pengawasan yang diimplementasikan, tidak
mungkin untuk menghilangkan segala masalah atau keadaan
darurat sama sekali. Hal ini meliputi kecelakaan kerja, tumpahan

18
baha kimia, cidera akibat kerja dan rencana persiapan untuk
menghadapi kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga ini.
Prosedur gawat darurat yang terperinci harus dituliskan sebelum
keadaan gawat darurat terjadi. Rencana yang dipersiapkan untuk
mengatasi keadaan ini mempunyai beberapa nama, namun
demikian yang paling umum digunakan adalah rencana respon
gawat darurat dan rencana pemulihan bencana. ( Kuhre, 1996 ).
Bila terjadi keadaan darurat, satu tanggapan yang terorganisir
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan akan membantu
meminimumkan kerusakan terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia atau lingkungan.

4) Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi


Kinerja lingkungan harus dipantau dan diperiksa sedemikian
sehingga bila terjadi ketidaksesuaian dapat segera diketahui, dan
diambil langkah-langkah perbaikan untuk mengkoreksinya.
1. Pemantauan dan Pengukuran
Program pemantauan dan pengukuran merupakan proses
yang kontinyu yang mencakup pengumpulan data mutakhir dan
penelusuran parameter tertentu secara kontinyu. Dengan
menggunakan teknik pemantauan dan pengukuran perusahaan
dapat menilai kemajuannya dalam memenuhi tujuan dan sasaran
lingkungan yang sudah digariskan. ( ISO 14001, 2004 )

2. Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan pencegahan


ISO 14001 mensyaratkan perusahaan untuk membuat dan
memelihara prosedur untuk menangani, menyelidiki dan
memulai tindakan koreksi dan pencegahan terhadap
ketidaksesuaian. Selain itu, tanggung jawab dan wewenang
untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian
harus ditentukan. Ketidaksesuaian meliputi segala sesuatu yang
tidak sesuai dengan persyaratan, seperti yang dipersyaratkan

19
oleh sistem manajemen lingkungan. Hal ini dapat meliputi
ketidaksesuaian pada kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran,
struktur dan tanggung jawab, rencana pelatihan, persyaratan
operasional, jadwal kalibrasi alat, perekaman dan pengarsiban,
pengendalian dokumen, kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan
prosedur tanggapan dan jadwal pelatihannya, rencana
pemantauan dan pengukuran, audit sistem manajemen
lingkungan dan dokumentasi pengkajian manajemen dan
penerapan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan.
Dalam membuat dan mempertahankan prosedur untuk
penyelidikan dan mengoreksi ketidaksesuaian, perusahaan
sebaiknya memasukkan unsur-unsur dasar :
a. Identifikasi penyebab ketidaksesuaian.
b. Identifikasi pilihan tindakan koreksi dan pencegahan
serta pengendalian yang diperlukan.
c. Pelatihan personal.
d. Penerapan rencana untuk tindakan koreksi yang dipilih.
e. Merekam setiap perubahan pada prosedur tertulis yang
dihasilkan dari tindakan koreksi. ( ISO 14001, 2004 )

3. Evaluasi dari Tingkat Kesesuaian


Di dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001
perusahaan harus bersikap konsisten dengan komitmen untuk
mencapai kesesuaian. Selain itu suatu organisasi juga harus
menetapkan prosedur untuk mengevaluasi secara periodik
kesesuaian terhadap peraturan perundangan dan peraturan
lainnya yang terkait. Perusahaan harus membuat catatan hasil
evaluasi periodik. Evaluasi tingkat kesesuaian bisa dilakukan
bersamaan dengan evaluasi kesesuaian peraturan perundangan
atau dengan prosedur yang terpisah. ( ISO 14001, 2004 )

20
4. Rekaman
Sistem manajemen lingkungan menghendaki adanya
rekaman lingkungan yang cukup dan dipelihara sehingga dapat
memperlihatkan bahwa sistem dapat berfungsi dengan efektif.
Bila tidak ada rekaman lingkungan, maka hal ini memberikan
petunjuk bahwa sistem manajemen lingkungan perusahaan harus
diperbaiki. Rekaman lingkungan harus dipersiapkan, disimpan
dan dipelihara oleh perusahaan serta mudah ditelusur bila
diperlukan. Rekaman ini meliputi informasi antara lain tentang
pembelian, audit, pengkajian dan pelatihan.(ISO 14001, 2004)

5. Audit Sistem Manajemen Lingkungan


Di dalam ISO 14001, audit sistem manajemen lingkungan
didefinisikan sebagai suatu proses verifikasi tersistemasi dan
terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif untuk menentukan apakah sistem manajemen
lingkungan dari organisasi sesuai dengan kriteria audit sistem
manajemen lingkungan yang dibuat organisasi, dan untuk
mengkomunikasikan hasil proses ini kepada manajemen. Sistem
manajemen lingkungan terintegrasi dengan sistem manajemen
lainnya. Dengan demikian diharapkan, bahwa Sistem
manajemen yang akan diaudit akan sesuai (compatible) dan
saling mendukung dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya,
seperti; penerapan sistem manajemen K3 dan penerapan sistem
manajemen kualitas produk ISO 9001. Untuk membantu
memudahkan dan membantu pemahaman, bahwa audit sistem
manajemen lingkungan merupakan suatu sistem manajemen
yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya, maka dapat
diidentifikasi terhadap masing-masing kriteria audit.

21
5) Tinjauan Manajemen
Manajemen puncak organisasi atau perusahaan harus
mengkaji sistem manajemen lingkungan sesuai jadwal yang
ditentukan, untuk menjamin kesesuaian, kecukupan dan
keefektifannya secara berkelanjutan. Proses pengkajian manajemen
harus menjamin bahwa informasi penting dikumpulkan untuk
memungkinkan manajemen melakukan evaluasi. Pengkajian ini
harus didokumentasi. Pengkajian manajemen harus membahas
kemungkinan perlunya perubahan kebijakan tujuan dan unsur-unsur
lainnya dari sistem manajemen lingkungan, perubahan keadaan dan
komitmen untuk penyempurnaan berkelanjutan. (ISO 14001, 2004)

6) Perbaikan Lanjutan
Dengan melakukan audit internal dan pemantauan rutin,
akan jelas terlihat bahwa kebijakan, tujuan, target dan perencanaan
harus dapat dimodifikasi. Perbaikan keseluruhan sistem secara
berkelanjutan akan membuatnya efektif dari segi biaya dan akan
menurunkan dampak sebesar mungkin. Perbaikan yang
berkelanjutan bukanlah langkah terakhir. Hal ini adalah langkah
yang terpadu ddari setiap langkah pengelolaan lingkungan. (Kuhre,
1996 )

Model Sistem Manajemen Lingkungan

22
2.5 Global GAP
GAP dapat diartikan sebagai sistem sertifikasi produk pertanian
yang bersifat berkelanjutan dan menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan, sehingga produk pertanian tersebut aman dikonsumsi,
kesejahteraan pekerja diperhatikan, serta dapat memberi keuntungan bagi
produsen (petani).
Sesuai dengan standar yang telah disusun oleh Food Agricultural
Organization (FAO), terdapat 4 prinsip utama dalam sistem GAP, yaitu:
1. Penghematan dan ketepatan produksi demi mempertahankan ketahanan
dan keamanan pangan serta menghasilkan pangan bergizi,
2. Berkelanjutan,
3. Pemeliharaan kelangsungan usaha pertanian serta mendukung
kehidupan berkelanjutan, dan
4. Kelayakan dengan budaya dan kebutuhan suatu masyarakat.

23
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Industri


Sejarah perusahaan PT. Great Giant Pineapple yang bergerak di perkebunan
nanas resmi berdiri pertama kali pada tahun 1992 dengan badan hukum No. C
28979 Hi.01.01 dengan komoditas utamanya yaitu pisang. Serta memiliki luas
lahan 3,750 ha selama 20 tahun dengan status Hak Guna Usaha. PT. Great Giant
Pineapple berdiri melalui beberapa tahapan, pada awal berdirinya bernama PT.
Nusantara Tropical Fruit dan pada tahun 2013 berganti nama menjadi PT.
Nusantara Tropical Farm karena bukan hanya mengelola buah-buahan tetapi
mengelola hewan ternak juga. Selain memiliki lahan yang luas yaitu 3,757 ha
PT. Great Giant Pineapple mempunyai beberapa fasilitas seperti kantor alfa,
kantor general affair, perumahan karyawan, balai pengobatan, packing house,
farming servis, masjid, koperasi, laboratorium pembibitan pisang, cattle sapi,
TPS, areal (nanas, pisang cavendis, jambu kristal).
PT. Great Giant Pineapple selama 29 tahun mengalami peningkatan yang
cukup besar dengn berjalannya waktu pada awal tahun 2018 PT. Nusantara
Tropical Farm marger yang berada di Lampung Timur berganti nama menjadi
PT. Great Giant Pineapple PG4. Setelah kedua perusahaan bergabung, produksi
komoditas utama yang pada mulanya pisang cavendis perlahan mulai dialihkan
ke nanas segar, tetapi produksi buah nanas, jambu kristal tetap dilaksanakan.
Varietas nanas pertama kali ialah varietas nanas tanpa duri (smooth cayenne)
yang berasal dari Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung. Konsultan pada
mulanya didatangkan dari Taiwan Pineapple Corporation dan ahli teknologi
mesin untuk pengelolaan nanas didatangkan dari Amerika Serikat, Jerman
Barat, Jepang, Italia, dan Taiwan yang kemudian dimodifikasi.

3.2 Gambaran Lingkungan Industri


a. Iklim
Penentuan iklim di lokasi perkebunan PT. Great Giant Pineapple,
didasarkan pada klarifikasi iklim menurut Ferguson dan Schmidt. Menurut

24
Schimdht dan Ferguson klasifikasi iklim ditentukan berdasarkan nilai
nisbah Q. Nilai nisbah Q diperoleh dengan mengggunakan persamaan:
Q = Rata-rata bulan kering tahunan : Rata-rata bulan basah tahunan.

Dikatakan bulan kering, jika dalam satu bulan curah hujan kurang dari
60 mm. Dikatakan bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujan lebih
dari 100 mm dan jika curah hujan diantara 60 mm dan 100 mm, bulan
tersebut dikatakan bulan lembab.

Klasifikasi iklim didapatkan dengan memasukkan nilai Q tersebut


kedalam tabel klarifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, seperti
pada tabel dibawah ini:

b. Tanah
Areal perkebunan PT Great Giant Pineapple berada pada
ketinggian antara 50-60 m diatas permukaan laut dengan topografi relatif
datar dan jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) dengan pH tanah
berkisar antara 4,5-6,0.

3.3 Penerapan ISO 14001:2004


Di era persaingan yang semakin kompetitif, dunia industri memegang
peranan penting dalam pembangunan di Indonesia. Seiring dengan
meningkatnya persaingan global dalam dunia industri, para pelaku bisnis dalam
industri pangan mulai menyadari bahwa produk yang dihasilkan haruslah
produk yang memiliki kualitas terbaik dan berdaya saing tinggi serta memiliki
sistem penjaminan mutu yang tepat agar mendapatkan kepercayaan dari
konsumen. Permasalahan sistem penjaminan mutu pada kualitas produk telah
mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka
untuk meningkatkan daya saing dan bertahan pada persaingan global dengan
produk perusahaan lain (Hatani, 2007).
Di Indonesia, kajian intensif mengenai sistem manajemem mutu terintegrasi
belum banyak dilakukan. PT Great Giant Pineapple (GGP) merupakan salah
satu perusahaan pangan khusus bergerak di bidang pengolahan buah nanas yang
berkomitmen tinggi dalam menerapkan sistem manajemen mutu berkualifikasi

25
internasional. Untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pemenuhan
dan pemeliharaan persyaratan pelanggan mengenai persyaratan kesesuaian
produk, keaslian produk dan keamanan pangan, persyaratan perundang –
undangan, pencegahan pencemaran lingkungan, pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, serta untuk selalu melakukan berkelanjutan, maka PT
GGP divisi Factory menerapkan sistem manajemen terintegrasi pada semua
aspek produksi. Sistem manajemen mutu terintegrasi yang telah diterapkan
antara lain ISO 9001:2008, ISO 22000:2005, SMK3-OHSAS 18001:2007, ISO
14001:2004, dan SA 8000.

A. Pengertian
ISO 14001 adalah kumpulan standar-standar terkait pengelolaan
lingkungan yang disusun untuk membantu organisasi untuk:
1. meminimalisir dampak negatif kegiatan-kegiatan (proses dll) mereka
terhadap lingkungan, seperti menimbulkan perubahan yang
merugikan terhadap udara, air atau tanah;
2. mematuhi peraturan perundangan-undangan dan persyaratan-
persyaratan berorientasi lingkungan yang berlaku;
3. memperbaiki hal-hal di atas secara berkelanjutan.

B. Manfaat Penerapan ISO 14001:2004


1. berkurangnya pencemaran lingkungan melalui
penurunan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya,
pengurangan limbah berbahaya
2. mengurangi gangguan sosial yang berasal dari keberadaan industri
itu sendiri misalnya, mengurangi kebisingan, polusi air, polusi
udara, kemacetan, dan social responsibilt
3. Meminimasi potensi konflik antara pekerja dengan pengusaha
dalam penyediaan lingkungan kerja yang layak dan sehat dan
meningkatkan produktivitas pekerja melalui efisiensi waktu dan
biaya

26
4. Menjembatani pemenuhan peraturan lingkungan dengan lebih
terencana dan terstruktur
5. Penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana menuju
terciptanya eko-efisiensi
6. Menjaga citra bisnis industri yang selama ini sering dikaitkan secara
negatif dengan pencemaran lingkungan
7. Bagi konsumen adalah turut berpartisipasi dalam mendukung
perlindungan lingkungan dengan membeli produk yang ramah
lingkungan.

c. Penerapan ISO 14001:2004 PT. GGP PG4


1. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan di PT. Great Giant Pineapple PG4
sudah disusun dengan persyaratan ISO 14001 dan secara legalitas
sudah ada pengakuan secara resmi berupa sertifikat ISO 14001:
2004. Kebijakan lingkungan yang ada di PT. Great Giant Pineapple
PG4 mencakup cara penerapan prinsip-prinsip untuk meminimalkan
dampak negatif lingkungan dalam menjalankan kegiatan. Kebijakan
lingkungan PT. Great Giant Pineapple PG4 adalah sebagai berikut:
a. Meniadakan pencemaran, cidera, sakit dan penyakit akibat
kerja, sehingga tercapai zero accident dan green productivity.
b. Melaksanakan dan berupaya memenuhi persyaratan hukum dan
persyaratan wajib lainnya yang berlaku.
c. Melakukan perbaikan, peningkatan berkesinambungan terhadap
sistem manajemen dan kinerja LK3.
d. Melaksanakan, menerapakan, mendokumentasikan,
memelihara dan meninjau kebijakan LK3
e. Mengkomunikasikan ke seluruh karyawan dan pihak terkait
lainnya serta setiap orang yang merupakan bagian dari kegiatan
Perusahaan bertanggungjawab terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.

27
f. Menyediakan kebijakan LK3 ini untuk umum atau publik yang
membutuhkannya.
Perusahaan selalu melakukan identifikasi aspek lingkungan,
bahaya dan mengendalikan semua resiko yang ditimbulkannya.
Untuk itu perusahaan menyediakan sarana, prasarana kerja dan
pelatihan yang memadai sesuai dengan peran, tanggung jawab dan
wewenang masing-masing departemen.

2. Perencanaan
a. Aspek Lingkungan
Identifikasi dan evaluasi terhadap lingkungan perlu
dilakukan untuk mengatasi segala aspek lingkungan yang timbul
dan berpotensi timbul akibat aktifitas perusahaan. Maka dari itu
PT. Great Giant Pineapple menetapkan dan memelihara prosedur
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi aspek-aspek
lingkungan. Aspek-aspek lingkungan dan dampak yang timbul
diidentifikasi oleh masing-masing departemen. Proses untuk
mengidentifikasi aspek lingkungan dilakukan berdasarkan hal-hal
sebagai berikut:
1) Emisi gas hasil pembakaran boiler dan generator.
2) Buangan air sisa dari proses produksi (waste).
3) Pengelolaan limbah.
4) Kerusakan sumber daya alam.
5) Kebisingan, getaran, panas dan debu.
6) Kegiatan administrasi yang menghasilkan limbah.

b. Persyaratan Perundangan dan Persyaratan lainnya.


Dalam melakukan pemantauan, pengawasan dan
pengendalian dampak terhadap lingkungan harus mengacu
kepada perundang-undangan, peratura-peraturan serta pedoman-
pedoman yang berlaku yang merupakan bagian dari kebijakan
pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang

28
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sistem dokumentasi
dan persyaratan terkait dengan PT. Great Giant Pineapple PG4
sudah dilaksanakan dengan baik. Identifikasi hukum atau
peraturan dan ketentuan lain di PT. Great Giant Pineapple PG4
adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi seluruh peraturan pemerintah dan ketentuan
lain, kemudian mengkaji seluruh peraturan yang ada dan
berkaitan dengan perusahaan.
2) Mengumpulkan dan membuat daftar peraturan yang
berhubungan dengan perusahaan.
3) Mengkomunikasikan ke tiap departemen terkait dan selalu
memelihara peraturan dan ketentuan lain yang berlaku.

Peraturan perundangan dan persyaratan LK3 yang sesuai


dengan seluruh aspek lingkungan mencakup:

1) Undang-undang

2) Perundang-undangan

3) Keputusan Presiden

4) Keputusan Menteri

5) Perijinan yang diterbitkan perusahaan pusat

6) Peraturan Perusahaan

7) Kesepakatan dengan licencor

8) Kesepakatan dengan lingkungan

9) Peraturan daerah I

10) Peraturan daerah tingkat II

11) Ketentuan asuransi

12) Kesepakatan Internasional dan Nasional

29
c. Tujuan dan Sasaran
Penetapan tujuan dan sasaran lingkungan di PT. Great
Giant Pineapple PG4 didasarkan pada aspek yang berdampak
penting terhadap lingkungan. Tujuan dan sasaran ini dibuat
dengan maksud agar tenaga kerja selalu terjaga keselamatan dan
kesehatannya sehingga dapat terwujud produktifitas yang
meningkat, memberikan perlindungan terhadap bahan dan
peralatan produksi agar dapat dipakai secara aman dan efisien.
Tujuan dan sasaran harus terukur dan mencakup komitmen untuk
mencegah polusi, memenuhi peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya serta mencapai continual improvement.

d. Program Manajemen Lingkungan


Tujuan dari program manajemen lingkungan dilakukan
apabila muncul ketidaksesuaian, yang ke semuanya akan
diidentifikasi dalam suatu tinjauan dan dilakukan pula tindakan
perbaikan dan pencegahan untuk menjamin tercapainya tujuan
dan sasaran yang diinginkan.
Program manajemen lingkungan yang dilakukan PT. Great
Giant Pineapple PG4 antara lain :
1) Kampanye lingkungan
2) Penerapan Procedur and Practice Environmental.
3) Monitoring and Measurement of Internal ad External
Environmental. Dilakukan pengukuran emisi stack, limbah
cair, kebisingan, penerangan dan semua kegiatan operasional
yang memiliki dampak lingkungan.

3. Penerapan
a. Struktur dan Tanggung Jawab
Untuk melaksanakan program ISO 14001 perlu dibentuk
suatu struktur dan penanggungjawab yang jelas agar pelaksanaan
program tersebut lebih terarah dan lancar. Dalam hal ini direksi

30
atau manajemen representatif adalah penanggungjawab utama
untuk pelaksanaan kebijakan serta mencapai tujuan dan target
sehingga semua ketentuan ISO 14001 dipenuhi terutama untuk
menjamin bahwa dalam perundangan dan peraturan lingkungan,
juga masalah-masalah lingkungan diidentifikasi, dimonitor,
dicatat dan dievaluasi oleh PT. Great Giant Pineapple PG4 dan
dimasukkan dalam Sistem Manajemen Lingkungan.

b. Pelatihan
Semua karyawan PT. Great Giant Pineapple PG4
memerlukan pelatihan untuk meyakinkan agar dalam
melaksanakan tugasnya selalu memperhatikan dampak terhadap
lingkungan. Macam-macam pelatihan yang dilakukan adalah:
1) Kebijakan Lingkungan untuk EMS karyawan.
2) Pelatihan introduction 14001.
3) Emergency Respon bila terjadi keadaan darurat.
4) Pelatihan pemadam kebakaran.

Pelatihan ini dilakukan per internal departmen dan biasanya


dilakukan tiga bulan sekali. Manajemen melakukan identifikasi
terhadap jenis kebutuhan pelatihan yang dapat menunjang
pelaksanaan sistem manajemen lingkungan oleh karena itu
pelatihan yang relevan sangat diperlukan untuk mendukung
pencapaian tujuan dan target.

c. Komunikasi
PT. Great Giant Pineapple PG4 sudah mengembangkan dan
menjalankan sistem komunikasi dengan baik. Sistem komunikasi
di PT. Great Giant Pineapple PG4 ada dua yaitu komunikasi
internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal di PT.
Great Giant Pineapple PG4 dilakukan pada semua tingkatan dan
fungsi organisasi dimulai dari bawah ke atas ( top managemen ).
Pihak manajemen juga harus memutuskan bagaimana cara

31
mengkomunikasikan secara eksternal aspek lingkungan yang
signifikan dan mendokumentasikan keputusannya. Jika
keputusan tersebut dikomunikasikan, pihak manajemen harus
menetapkan metode untuk komunikasi eksternalnya. Komunikasi
eksternal di PT. Great Giant Pineapple PG4 meliputi instansi
yang terkait ( Hiperkes, Bapedal I, II dan pusat ) serta komunikasi
dengan masyarakat umum. PT. Great Giant Pineapple PG4 akan
menerima, mendokumentasikan dan merespon adanya complain
atau keluhan yang relevan dari pihak eksternal tekait.
Komunikasi lingkungan mengacu pada prosedur komunikasi
eksternal dan internal. Prosedur tersebut mencakup:
1) Komunikasi internal antar berbagai fungsi dan level
organisasi.
2) Penerimaan, dokumentasi dan tanggapan atas komunikasi
yang relevan dari pihak luar yang terkait. ( ISO 14001 , 2004)

d. Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan dan Kontrol


Dokumen
Segala prosedur yang menyangkut atau mengatur tentang
sistem manajemen lingkungan di PT. Great Giant Pineapple PG4
telah didokumentasikan dengan baik. Dokumen yang beredar dan
dipergunakan dalam aktivitas harian adalah dokumen yang
terakhir. Manajemen melakukan tinjauan secara periodik dan bila
diperlukan melakukan revisi terhadap dokumen tersebut.
Dokumen yang sudah tidak berlaku lagi ditarik dari peredaran,
diidentifikasi dan disimpan sebagai catatan untuk keperluan
seperti tujuan hukum dan pengetahuan. Pengontrolan dokumen
dan catatan lingkungan mengacu pada prosedur pengendalian
dokumen dan catatan.

32
e. Kontrol Operasi
Kontrol operasional di PT. Great Giant Pineapple PG4
dibentuk berdasarkan pada aspek penting lingkungan yang
teridentifikasi dan berhubungan dengan ruang lingkup dari sistem
manajemen lingkungan. Kontrol operasi ini akan dilakukan
terhadap semua aktivitas yang berkaitan dengan aspek
lingkungan yang menimbulkan dampak lingkungan. Manajemen
harus merencanakan kegiatan operasionalnya untuk memastikan
bahwa kegiatan operasionalnya dilakukan didalam kondisi yang
diinginkan dengan:
1) Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk
mengendalikan situasi dimana tanpa adanya prosedur tersebut
dapat menimbulkan penyimpangan terhadap kebijakan,
sasaran dan target lingkungan.
2) Menetapkan kriteria operasional dalam prosedur.
3) Menetapkan dan memelihara prosedur yang berhubungan
dengan aspek lingkungan yang signifikan dari produk dan
servis yang digunakan organisasi dan mengkomunikasikan
prosedur dan persyaratan yang sesuai kepada supplier dan
kontraktor. (ISO 14001,2004 )

f. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat


Keadaan darurat diupayakan seminimal mungkin dengan
pengembangan suatu sistem yang memadai. Berkenaan dengan
kesiapsiagaan dan tanggap darurat, manajer setempat
menetapkan SOP ( Standart Operation Procedure ) penanganan
darurat. Keadaan darurat di PT. Great Giant Pineapple PG4
seperti kebakaran, ledakan, bencana alam dan kecelakaan kerja.
Prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang diterapkan di
PT. Great Giant Pineapple PG4 adalah :

33
1) Mengidentifikasi potensi kodisi darurat dan potensi
kecelakaan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan,
dan bagaimana cara meresponnya.
2) Memberi respons terhadap kondisi darurat dan kecelakaan
yang aktual dan mencegah atau menyelidiki dampak
lingkungan.

Dalam kondisi-kondisi yang darurat, partisipasi setiap


karyawan sangat diperlukan. Setiap karyawan secara periodik
meninjau dan bila diperlukan merevisi prosedur kesiagaan dan
tanggap darurat, terutama setelah terjadi kecelakaan atau kondisi
darurat. Pengujian terhadap prosedur kesiagaan dan tanggap
darurat dilakukan secara periodik pula bila memungkinkan.
Penanggulangan keadaan darurat dilakukan sesuai SOP masing-
masing. Apabila kondisi darurat belum terkendali, maka perlu
segera melaporkan adanya keadaan darurat kepada Tim
kesiapsiagaan dan tanggap darurat agar segera ditindak lanjuti.

4. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi


a. Pemantauan dan Pengukuran
Pemantauan dan pengukuran yang dilakukan di PT. Great
Giant Pineapple PG4 dilakukan terhadap operasi dan aktivitas
yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
Aspek lingkungan yang menjadi indikator kinerja meliputi : debu,
gas, kualitas air, getaran, kebauan dan kualitas limbah. Semua
peralatan pemantauan dan pengukuran di kalibrasi terlebih
dahulu untuk menjamin data dapat dipercaya. Dalam pemantauan
dan pengukuran aspek-aspek lingkungan, PT. Great Giant
Pineapple PG4 mengadakan kerja sama dengan Balai Riset dan
Standardisasi Industri Bandar Lampung (BARISTAN). Macam-
macam aspek lingkungan yang dipantau dan diukur PT. Great
Giant Pineapple PG4 adalah :

34
1) Pemantauan dan pengukuran kualitas emisi satu bulan sekali
oleh BARISTAN.
2) Pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambient satu
bulan sekali oleh BARISTAN.
3) Pemantauan dan pengukuran kualitas air.
4) Pemantauan dan pengukuran limbah cair dilakukan setiap
hari untuk pengukuran internal oleh pihak IPAL, sedangkan
untuk pengukuran eksternal dilakukan setiap bulan oleh
BARISTAN.
5) Pemantauan dan pengukuran tingkat kebisingan satu bulan
sekali oleh BARISTAN.
6) Pemantauan dan pengukuran tingkat getaran mekanis satu
bulan sekali oleh BARISTAN.
7) Pemantauan dan pengukuran iklim kerja satu bulan sekali
oleh BARISTAN.
8) Pemantauan dan pengukuran tingkat penerangan satu bulan
sekali oleh BARISTAN.

b. Evaluasi dari Tingkat Kesesuaian


PT. Great Giant Pineapple PG4 menetapkan prosedur untuk
mengevaluasi tingkat kesesuaian dengan peraturan perundangan
dan persyaratan lainnya. Evaluasi tingkat kesesuaian di PT. Great
Giant Pineapple PG4 dilakukan terpisah dengan evaluasi
peraturan perundangan dan dengan prosedur yang terpisah pula.

c. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan


Apabila dalam analisa hasil pemantauan dan pengukuran di
PT. Great Giant Pineapple PG4 ditemukan penyimpangan, maka
dilakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur. Penyimpangan
terhadap suatu aspek lingkungan perlu diikuti dengan suatu
tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan suatu penyimpangan
harus memperhatikan kondisi alam dan tingkat keseriusan,

35
sehingga dapat ditentukan tindakan segera atau tindakan-
tindakan lain untuk mencegah atau meminimalisasi dampak yang
lebih besar.
Setiap masalah yang teridentifikasi kemudian dicatat pada
formulir yang telah ditentukan. Setelah dicatat kemudian laporan
penyimpangan tersebut dianalisa. Dari analisa semua laporan
penyimpangan dapat diketahui kecenderungan aspek lingkungan
dan lingkup dampaknya. Kemudian ditentukan tindak perbaikan
dan atau perubahan prosedur untuk mencegah timbulnya
penyimpangan. Tindakan perbaikan atau pencegahan untuk
menghilangkan penyebab penyimpangan harus sesuai dengan
besarnya masalah dan sepadan dengan dampak lingkungan yang
dihadapi.

d. Pencatatan
Catatan lingkungan yang ada di PT. Great Giant Pineapple PG4
meliputi; peraturan lingkungan, aspek lingkungan, program
pengelolaan lingkungan, struktur dan tanggung jawab, catatan
pelatihan, hasil ketidaksesuaian dari audit dan tinjauan serta
seluruh catatan yang berhubungan dengan sistem manajemen
lingkungan. catatan tersebut disimpan dalam kondisi siap untuk
mudah didapatkan kembali di tempat yang memadai untuk
mencegah kerusakan dan mencegah hilangnya catatan.

e. Audit Sistem Manajemen Lingkungan


Audit terhadap penerapan sistem manajemen lingkungan di
PT. Great Giant Pineapple PG4 ada dua yaitu audit internal dan
audit eksternal. Audit internal sistem manajemen lingkungan
dilakukan enam bulan sekali, biasanya dilakukan sebelum audit
eksternal. Audit eksternal sistem manajemen lingkungan
dilakukan satu tahun dua kali yaitu pada bulan Februari dan Juni.
Tujuan diadakannya audit sistem manajemen lingkungan adalah

36
untuk mengkaji dan mengevaluasi kinerja penerapan sistem
manajemen lingkungan. Audit internal SML dilaksanakan oleh
tim audit ISO 14001 yang ditunjuk oleh pihak manajemen.
Sedangkan audit eksternal dilakukan oleh tim audit dari luar yaitu
dari lembaga SGS (Societe Generale de Surveilance ).
Hasil dari audit dan seluruh ketidaksesuaian selama audit
harus dicatat sebagai bukti obyektif. Pihak manajemen akan
mengkaji efektifitas dari tindakan perbaikan yang dilakukan atas
ketidaksesuaian audit antara lain; check list, laporan hasil audit
sebelumnya yang belum terseleseikan, instruksi kerja, prosedur
dan dokumen pendukung lain.

5. Tinjauan Manajemen
Tinjauan manajemen dimaksudkan untuk memelihara
kesinambungan, kesesuaian dan efektifitas sistem manajemen
lingkungan. Tinjauan sistem manajemen lingkungan meliputi dua hal
yaitu tinjauan manajemen untuk sasaran dan tujuan lingkungan serta
tinjauan untuk efektifitas keseluruhan sistem manajemen lingkungan.
Tinjauan manajemen di PT. Great Giant Pineapple PG4 dilaksanakan
enam bulan sekali.

6. Perbaikan Berkelanjutan
Aspek-aspek lingkungan selalu dipantau dan diukur untuk
meningkatkan keefektifan penerapan sistem manajemen lingkungan.
Dari semua elemen sistem manajemen lingkungan yang dilaksanakan
PT. Great Giant Pineapple PG4 yaitu komitmen dan kebijakan
lingkungan, perencanaan, penerapan dan operasi, pemeriksaan dan
tindakan perbaikan serta tinjauan manajemen selalu diusahakan
untuk menuju continual improvement. Jika terjadi kekeliruan atau
kerusakan pada lingkungan akan segera dilakukan perbaikan
sehingga tercapai tujuan yaitu perbaikan yang berkelanjutan.

37
3.4 Penerapan Global GAP
A. Pengertian
Sertifikat GLOBALGAP, yang telah menjadi prasyarat untuk ekspor
buah dan sayuran segar ke negara-negara Uni Eropa, adalah jaminan
pemantauan produk yang diberikan oleh pengecer Uni Eropa (UE) kepada
konsumen. Konsumen ingin membuat komitmen bahwa setiap makanan
yang diambil dari rak tidak menimbulkan risiko keamanan untuk kebersihan
makanan dan diproduksi melalui praktik ramah lingkungan. Produsen dan /
atau eksportir yang ingin mengekspor ke UE harus membuktikan kepada
konsumen melalui pengecer bahwa produknya memenuhi komitmen ini.
Akibatnya, konsep Sertifikat GLOBALGAP yang dikeluarkan oleh
organisasi independen pihak ketiga, yang menunjukkan bahwa komitmen
yang relevan telah dipenuhi, telah muncul. Sertifikat GLOBALGAP
berfungsi sebagai paspor bagi produsen dan / atau eksportir untuk
mengirimkan produk mereka ke pasar UE.
Standar GLOBALGAP adalah standar yang menentukan
persyaratan keselamatan minimum konsumen. Konsumen, makanan yang
mereka beli;
1) Karena tidak berbahaya dalam hal aspek mikrobiologis, fisik dan kimia,
2) Keseimbangan lingkungan dan alam tidak dirugikan selama produksi,
3) Diproduksi sesuai dengan persyaratan hukum dan
4) Mereka ingin memastikan bahwa semua tindakan yang diperlukan
diambil untuk memastikan kesehatan dan keselamatan orang-orang
yang terlibat dalam produksi.

GLOBALGAP, yang juga dianggap sebagai sistem kualitas di sektor


pertanian, berfokus pada produksi di lapangan, mengadopsi prinsip-prinsip
pertanian terintegrasi, dan telah ditetapkan dengan HACCP dan ISO 9001
dalam hal keamanan dan kualitas pangan; ISO 14001 dalam hal manajemen
lingkungan dan OHSAS 18001 dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja.

38
B. Prinsip Dasar Global GAP
Prinsip dan standar Global GAP, produksi pertanian makanan,
kimia, residu fisik dan mikrobiologis yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, produksi dilakukan tanpa mencemari lingkungan dan merusak
keseimbangan alam, kegiatan produksi tidak berdampak buruk pada
manusia dan makhluk hidup lainnya, dirancang untuk membuktikan bahwa
itu dilakukan dengan benar. Global GAP memiliki prinsip dasar yang dapat
diringkas sebagai berikut:
1) Untuk mencapai kualitas tinggi dalam produksi pangan pertanian
2) Perhatikan kondisi lingkungan selama kegiatan produksi
3) Menghindari kegiatan yang akan merusak keseimbangan ekologis dan
merusak alam
4) Memastikan penggunaan sumber daya alam yang paling efisien
5) Meningkatkan produktivitas dalam produksi pertanian
6) Meningkatkan kualitas hidup produsen, masyarakat dan masyarakat
pada umumnya
7) Menggabungkan metode pertanian tradisional dengan peluang teknologi
yang digunakan saat ini

C. Penerapan Global GAP PT. GGP PG4


Sunpride adalah satu-satunya pemegang sertifikat GLobal GAP
untuk perkebunan Pisang, Guava dan Nanas. Fruitaholi dapat mengecek
data sertifikat Sunpride Global GAP Number (GGN) untuk Pisang, Guava
dan Nanas Sunpride: 4056186911537.
Global GAP yaitu kependekan dari Global Good Agricultural
Practice adalah sistem sertifikasi produk yang menerapkan pendekatan
sistem produksi untuk memastikan keamanan produk buah segar untuk
Fruitaholic konsumsi sehari-hari.
Untuk mendapatkan sertifikat Global GAP, PT. Great Giant
Pineapple PG4 telah memenuhi beberapa syarat ketat sebagai berikut:

39
1) Sistem keamanan pangan
Untuk mendapat Sertifikat Global GAP, Sunpride harus dapat
menjamin keamanan pangan mulai dari pemilihan bibit, pemeliharaan
pohon dan kebun hingga proses pasca panen. Hal ini menjadi standar
baku perkebunan kelas dunia akan kebersihan dan keamanan pangan
selalu dilakukan dengan cara inspeksi secara berkala.
2) No GMO!
Buah-buahan Sunpride memang dikenal dengan tampilan fisiknya
yang mulus dan kenyal, contohnya pisang Cavendish Sunpride. Karena
tampilan yang flawless itu, jadi sering dituduh produk hasil GMO.
Tapi dengan sertifikat ini, merupakan jaminan bahwa untuk
mendapatkan bibit unggul, buah Segar Sunpride tidak menggunakan
praktek rekayasa genetik. Bebas GMO (Genetik modified Organism),
Semua menggunakan bibit yang terjamin dan aman.
3) Dapat ditelusuri
Buah Sunpride bisa ditelusuri, gunanya adalah untuk mengetahui
setiap buah ditanam kapan, ditanam di bagian kebun yang mana,
dipetik kapan, dikemas kapan dan dari PH mana. Sehingga bila ada
keluhan dari siapapun, bisa dicari dengan cepat akar masalahnya untuk
diselesaikan.
4) Keselamatan & Kesejahteraan Tenaga Kerja
Tidak hanya menghasilkan buah yang berkualitas, Perkebunan
Sunpride juga mengutamakan kesejahteraan semua pekerja dengan
menggunakan perlindungan yang sesuai standard kerja perkebunan
kelas dunia. Seperti menyediakan layanan kesehatan,
tidak menggunakan tenaga kerja di bawah umur, tidak lupa
Pembayaran upah dan jam kerja juga harus mengikuti Peraturan
Pemerintah yang berlaku.
5) Ramah Lingkungan dan Bertanggung Jawab secara Sosial
Untuk mendapatkan hasil yang baik dari alam, tentu harus
memperlakukan alam dengan baik terlebih dulu. Sunpride menerapkan
sistem pengendalian hama terpadu, penggunaan pupuk yang dikontrol

40
ketat dan tidak membahayakan bagi habitat, manajemen sistem irigasi
dan sistem pengolahan limbah terpadu serta pelestarian lingkungan
dan satwa liar. Memberikan nilai tambah untuk masyarakat sekitar
dengan cara membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
6) Kualitas ekspor
Pisang Cavendish Sunpride itu 100% buah Nusantara, buah-buah
segar dari Sunpride mempertahankan berkualitas tinggi sehingga
diterima di pasar dunia.

41
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaannya PT. GGP juga telah menerapkan produksi
bersih, dapat dilihat berdasarkan sertifikat yang telah diperoleh yaitu
sertifikasi ISO 14001 mengenai sistem manajemen lingkungan. Bahwa
PT. GGP telah berupaya melaksanakan melaksanakan sistem produksi
produksi bersih dalam kegiatan produksinya yang bertujuan sebagai
pengelolaan lingkungan dan perbaikan yang berkelanjutan. Peluang-
peluang produksi bersih yang ada di industri ini diharapkan mampu
menekan biaya produksi, menurunkan produksi, menurunkan biaya
pengolahan limbah dan mendapatkan keuntungan ekonomi perusahaan.
PT. GGP PG4 juga sudah mendapat sertifikasi Global GAP (Good
Algricultural Practices) yang merupakan standar pekerjaan yang
diberlakukan dalam setiap usaha pertanian agar produksi dapat memenuhi
standar operasional. GAP mencakup penerapan teknologi ramah
lingkungan, pencegahan penularan OTP, penjagaan kesehatan dan
meningkatkan kesejahteraan petani serta prinsip penelusuran balik
(Traceability).

4.2 Saran
1. Meningkatkan kesadaran tenaga kerja mengenai pentingnya menjaga
lingkungan.
2. Peningkatan penumbuhan kesadaran dan motivasi karyawan ataupun
bagi karyawan mitra kerja (klien) dengan memberikan penghargaan,
bonus, reward, dan lain-lain terhadap karyawan yang melaksanakan
program manajemen lingkungan dengan baik.
3. Memberikan sanksi kepada tenaga kerja yang tidak melaksanakan
program manajemen lingkungan dengan baik.
4. Memperbanyak pelatihan-pelatihan terhadap karyawan yang
berhubungan dengan sistem manajemen lingkungan ISO 14001.

42
DAFTAR PUSTAKA

Bennet N.B Silalahi dan Rumondang Silalahi, 1995. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
International Standard ISO 14001, 1996. EMS Spesification with Guidance For
Use. Switzerland : ISO
International Standard ISO 14001, 2004. EMS Spesification with Guidance For
Use. Switzerland : ISO
Sunpride, 2021. Kebun Sunpride Menjadi Satu-satunya Kebun Bersertifikat
GLOBAL GAP di Indonesia. (https://www.sunpride.co.id/kebun-sunpride-
menjadi-satu-satunya-kebun-bersertifikat-global-gap-di-indonesia/ diakses
pada 25 Oktober 2021)
Tarwaka, 2008, Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta :
Harapan Press

43

Anda mungkin juga menyukai