DISUSUN OLEH :
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik,
Nikmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
kerja industri yang berjudul “ LAPORAN PKL SANITASI INDUSTRI DI PT
PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT WAY BERULU DESA
KEBAGUSAN, KEC.GEDONGTATAAN, KAB. PESAWARAN,
LAMPUNG “
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN PKL........................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
Praktek di perusahaan merupakan salah satu program untuk pencapaian
menuju lulusan yang diharapkan. Praktek Kerja Industri ini merupakan
kegiatan akademik yang dilakukan secara langsung pada industri yang sesuai
dengan program studi mahasiswa tersebut. Kurikulum yang diberikan pada
jenjang diploma ini 60% praktek dan 40% teori, sehingga praktek industri ini
memang sangat diperlukan untuk melihat capaian kemampuan mahasiswa.
Mahasiswa Program Studi Diploma III Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Tanjung Karang, salah satu mempelajari materi sanitasi industri dan
keselamatan kerja industri. Pada pemilihan praktek kerja industri, mahasiswa
ingin mendalami dan mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat
diperkulihan serta dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada pada
diri masing-masing sebagai bekal untuk terjun langsung ke dunia kerja setelah
lulus dan mempunyai kualitas dalam bersaing di pasar bebas.Untuk itu
diharapkan adanya kerjasama yang baik yang selalu bersinergi antar dunia
industri dengan institusi pendidikan.
6
dan jenjang ke ahlian, peralatan dan bahan yang digunakan. Faktor-faktor
lingkungan fisik, biologi, kimiawi, sosial, proses produksi, dan sifat pekerjaan
serta teknologi dan metodelogi kerja.
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu adalah salah satu Unit
dari 28 Unit yang dikelola PT. Perkebunan Nusantara VII yang terletak di desa
Kebagusan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Propinsi
Lampung dengan koordinat garis lintang 5°22'1.36"S dan garis bujur 105°
7'15.03"T dan Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu
yang mengelola kebun karet dan pabrik pengolahan karet dengan produk SIR
dan RSS.
Sanitasi merupakan usaha yang dilakukan untuk pencegahan penyakit
dengan memperhatikan kebersihan. Kebersihan disini meliputi sikap karyawan,
perilaku dan kebiasaan perusahaan serta mencakup kebersihan lainnya yang
meliputi kebersihan air, udara, lingkungan, bangunan dan peralatan. Sanitasi
wajib diterapkan suatu industri karena sanitasi akan berpengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap mutu dan kualitas produk. Penerapan sanitasi
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu sistem standar sanitasi industri
yang berprinsip pada bersih secara fisik, kimia dan mikrobiologis. Manfaat
yang diperoleh dengan adanya penerapan sanitasi yaitu menjamin tempat kerja
yang bersih, memperbaiki kesehatan pada manusia serta yang terpenting adalah
menghasilkan produk yang sehat dan aman dari pengaruh penyebab penyakit
pada manusia.
Saat ini, banyak industri yang belum menerapkan industri. Hal ini dapat
dikarenakan minimnya pengetahuan terhadap konsep sanitasi baik dari pihak
manajement perusahaan maupun karyawan yang terlibat. Kurangnya kesadaran
pekerja terhadap pentingnya penerapan sanitasi merupakan suatu kendala
tersendiri. Terlebih lagi pengaruh kondisi lingkungan di sekitar area kerja yang
kurang di sentuh dan di perhatikan oleh pihak manajement industri yang
bersangkutan. Maka dari itu Mahasiswa Poltekkes Kesehatan Jurusan
Kesehatan Lingkungan ingin mempelajari lebih lanjut tentang Sanitasi Industri
dan pengelolaan limbah di PTPN VII Way Berulu
7
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Mahasiswa
8
D. Ruang Lingkup
Dalam laporan praktik kerja lapangan industri PTPN VII Way Beulu tahun
2022 akan membahas hal-hal sebagai berikut:
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian industri
10
B. Pengertian sanitasi dan Kesehatan lingkungan kerja industri
11
syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
7. Menurut Hadi Susanto dalam Eryati Darwin mengatakan bahwa sanitasi
adalah usaha pemutusan mata raintai untuk pencegahan penularan,
penyakit, pencemaran, dan kecelakaan.
8. Menurut Arifin, mengatakan bahwa sanitasi adalah suatu cara untuk
mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan
memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha
kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
9. Menurut kamus besar bahasa indonesia juga dikatakan bahwa sanitasi
adalah usaha dalam membina serta menciptakan suatu kondisi yang baik
dalam bidang kesehatan terutama untuk kesehatan masyarakat
Dari pengertian sanitasi seperti tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa sanitasi penekanannya pada :
1. Upaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan yang bermasalah.
2. Upaya pengawasan terhadap sarana sanitasi.
3. Upaya pemutusan atau pencegahan mata rantai penularan penyakit
menular
4. Perwujudan kondisi lingkungan bersih dan sehat
12
kelelahan mata yang akhirnya menjadi gangguan mata akibat
intensitas cahaya kurang tidak terjadi.
13
1) Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan
kapasitas kerjanya,
2) Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif
bagi keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja ke arah yang
mendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja. juga meningkatkan kondisi
sosial yang positif dan operasi yang lancar dan dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan.
14
F. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
15
1. Mencegah, mengurangi, dan meminimumkan kemungkinan terjadinya;
2. Melindungi karyawan dalam dalam melakukan tugas/pekerjaanbekerja;
3. Menjalankan prosedur yang berbahaya didalam, di atas atau disekitar
peralatan dan mesin,
4. Memelihara kebersihan lingkungan dan ketertiban,
5. Memberikan alat pelindung diri kepada karyawan,
6. Menyempurnakan pengawasan atas pekerjaaan yang mempunyai potensi
kecelakaan tinggi.
16
Permennaker RI. No. Per. O5/MEN/1996 beserta pedoman penerapan pada
lampiran 1 maka organisasi perusahaan diwajibkan untuk melaksanakan
ketentuan pokok yaitu:
1. Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
Sistem Manajemen K3.
2. Adanya kebijakan K3 yang dinyatakan secara tertulis dan ditanda tangani
oleh pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan,
komitmen dan tekat melaksanakan K3, kerangka dan program Kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Di dalam membuat
kebijakan K3 harus dikonsultasikan dengan perwakilan pekerja dan disbar
luaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok, pelanggan dan kontraktor.
Kebijakan perusahaan harus selalu ditinjau ulang atau di review untuk
peningkatan kinerja K3.
3. Adanya komitmen dari pucuk pimpinan (top management) terhadap K3
dengan menyediakan sumber daya yang memadai yang diwujudkan dalam
bentuk (a) penempatan organisasi K3 pada posisi strategis; (b) penyediaan
anggaran biaya, tenaga kerja dan sarana pendukung lainnya dalam bidang K3;
(c) menempatkan personil dengan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
secara jelas dalam menangani K3: (d) perencanaan K3 yang terkoordinasi;
dan (e) penilaian kinerja dan tindak lanjut K3.
4. Padanya tinjauan awal (Initial Review) kondisi K3 di perusahaan, yang
dilakukan dengan cara:
a identifikasi kondisi yang ada, selanjutnya dibandingkan dengan ketentuan
yang berlaku (pedoman Sistem Manajemen K3) sebagai bentuk
pemenuhan terhadap peraturan perundangan (Law Enforcement);
b identifikasi sumber bahaya di tempt kerja; c penilaian terhadap
pemenuhan peraturan perundangan dan standar K3; d meninjau sebab
akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi kecelakaan, dan
gangguan yang terjadi;
c Meninjau hasil penilaian K3 sebelumnya; dan (P) menilai efisiensi dan
efektivitas sumber day yang disediakan.
17
5. Merencanakan pemantauan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan sistem
manajemen K3.
6. Adanya perencanaan tentang identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko,
7. Adanya pemahaman terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
yang berkaitan dengan K3.
8. Adanya penetapan tujuan dan sasaran kebijakan perusahaan dalam bidang K3
yang mencakup Kriteria kebijakan sebagai berikut dapat diukur,
satuan/indikator pengukuran, sasaran pencapaian, dan jangka waktu
pencapajan.
9. Adanya indikator kinerja K3 yang dapat diukur,
10. Adanya perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang
berlangsung.
18
BAB III
PELAKSANAAN PKL
19
C. Data yang dikumpulkan
Data Primer dan Data Sekunder.
D. Sumber data
a. Data Primer
Data primer diambil dari hasil pengamatan langsung (observasi) dilapangan
PTPN VII Unit Way Berulu berdasarkan tahap tata laksana.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari pihak PTPN VII Unit Way Berulu dan instansi
terkait yang mendukung penelitian ini. Berupa data profil di PTPN VII Unit
Way Berulu dan data dukung lainnya.
E. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan data
dari pihak PTPN VII Unit Way Berulu.
G. Kegiatan
20
BAB IV
21
Perkebunan Nusantara VII yang telah dituangkan melalui Notaris Nanda
Fauz Iwan dalam Akta Notaris No:16 tanggal 25 Juli 2019. Perubahan
tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-
0056472.AH.01.02.2019 tanggal 23 Agustus 2019 Saat ini, wilayah kerja
Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri atas 2 Kantor Perwakilan,
9 Unit di Provinsi Lampung, 12 Unit di Provinsi Sumatera Selatan, dan 3
Unit di Provinsi Bengkulu.
2. Keunggulan Perusahaan
22
1. Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, PTPN VII telah
mmenerapkan sistem managemen lingkungan dan telah mendapatkan
Setifikat ISO 14001:2015 oleh PT. Sucofindo.
23
Perbedaan Unit Way Berulu dibandingkan dengan perusahaan agro
industry lainnya sekaligus menjadi kebanggaan bagi kami adalah Unit
Way Berulu merupakan perusahaan karet remah (Crumb rubber/SIR
3L & 3WF) satu satunya di Indonesia sehingga salah satu produk bahan
baku yang dihasilkan untuk kegiatan kehidupan berasal dari perusahaan
kami yang telah mendapatkan Sertifikat Industri Hijau oleh
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dan Setifikat SNI.
Dari uraian diatas, maka PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Way
Berulu “ Layak ” untuk mendapatkan peringkat PROPER HIJAU dalam
program pengelolaan lingkunggan hidup yang diselenggarakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia periode tahun 2020-
2021.
24
Pabrik pengolahan karet remah high grade Unit Way Berulu, saat ini
realisasi produksi karet kering jenis high grade antara 5-10 ton kk/hari.
Dan untuk produksi SIR high grade 15-20 ton kk/hari.
25
➢ Pemasangan diffuser
26
2) Peta areal tanaman karet
27
28
C. GAMBARAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
PTPN VII Unit Way Berulu telah menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan yang dibuktikan dengan diraihnya Sertifikat ISO 14001:2015
yang diterbitkan oleh PT Sucofindo (Persero) pada bulan Agustus 2018.
29
1. Melakukan perbaikan terus menerus dan berkesinambungan serta
menjaga mutu produk.
2. Selalu mematuhi peraturan perundangan yang berlaku yang terkait
dengan pengolahan limbah cair, emisi udara, limbah B3 dan limbah
padat non B3.
3. Mengoptimalkan sumber daya produksi dalam penghematan energy, air
dengan prinsip Reduce, Reuse,& Recycle serta upaya penurunan emisi
gas rumah kaca.
4. Berperan aktif dalam program peduli lingkungan sebagai wujud
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
30
Peningkatan pada kinerja manajemen di PTPN VII Unit Way Berulu ditandai
dengan terbentuknya organisasi yang sudah diterapkan yaitu P2K3L
31
1. EFISIENSI ENERGI
Total pemakaian energi, pemakaian energi listrik untuk proses produksi serta
fasilitas pendukung di PTPN VII Unit Way Berulu selama periode 2018-2022*
dapat dilihat pada tabel berikut :
TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
PEMAKAIAN ENERGI 3,211.66 2,936.97 2,912.33 2,349.93 1,899.50 GJ
a. Pemakaian Energi Proses Produksi 1,959.11 1,791.55 1,776.52 1,668.45 1,329.65 GJ
b. Pemakaian Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 931.38 851.72 844.58 446.49 322.91 GJ
c. Pemakaian Energi lain tidak terkait Produksi 321.17 293.70 291.23 234.99 246.93 GJ
Total Pemakaian Energi di Unit 3,211.66 2,936.97 2,912.33 2,349.93 1,899.50 GJ
HASIL ABSOLUT EFISIENSI ENERGI 364.20 391.20 427.24 395.26 291.57 GJ
a. Efisiensi Energi Proses Produksi 1,659.11 1,826.67 1,841.71 1,949.77 2,288.58 GJ
b. Efisiensi Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 931.38 1,011.04 1,018.19 1,416.28 1,539.85 GJ
c. Efisiens Energi lain tidak terkait Produksi 321.17 348.64 351.10 407.34 395.40 GJ
Total Absolut Efisiensi Energi di Unit 2,911.66 3,186.35 3,210.99 3,773.39 4,223.83 GJ
RASIO EFISIENSI ENERGI
a. Rasio Efisiensi Energi Proses Produksi 0.85 1.02 1.04 1.17 1.72 %
b. Rasio Efisiensi Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 1.00 1.19 1.21 3.17 4.77 %
c. Rasio Efisiens Energi lain tidak terkait Produksi 1.00 1.19 1.21 1.73 1.60 %
Total Rasio Efisiensi Energi di Unit 0.91 1.08 1.10 1.61 2.22 %
TOTAL PRODUKSI DALAM SETAHUN 4,483.57 4,199.48 5,255.29 6,465.70 4,149.78 Ton
INTENSITAS PEMAKAIAN ENERGI
a. Pemakaian Energi Proses Produksi 0.44 0.43 0.34 0.26 0.32 GJ/Ton
b. Pemakaian Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 0.21 0.20 0.16 0.07 0.08 GJ/Ton
c. Pemakaian Energi lain tidak terkait Produksi 0.07 0.07 0.06 0.04 0.06 GJ/Ton
Total Intensitas Pemakaian Energi di Unit 0.72 0.70 0.55 0.36 0.46 GJ/Ton
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022
Proses Produksi
GJ/ Ton 1,61
1.668,45 0,36 %
GJ
681,48 Intensitas Rasio Efisiensi
Fasilitas Pendukung Pemakaian Energi Energi
& Tidak Terkait
32
pendapatan hingga 166% atau 12,6 M (optimis untuk tahun 2023 ), dan realisasi di
tahun 2021 sebesar Rp. 72.672,285,-.
Ajang “Planters Innovation Summit” yang digelar oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN
Group yang melibatkan 300 peserta se PTPN Group dan kini telah memasuki tahap III (Grand
Final) adapun kategori inovasi yaitu Business strategy, Technology Breaktrough, dan Sosial
Innovation. Dan PTPN VII khususnya Unit Way Berulu masuk dalam seleksi tahap ke III masuk
kedalam kategori Business strategy
sebagaimana dapat diakses link : https://www.antaranews.com/berita/3173341/9-
inovator-muda-ptpn-group-lolos-tahap-iii-bootcamp-ajang-pis-2022
395,26
GJ
Tahun 2021
33
2. PENURUNAN EMISI
Total emisi yang dihasilkan baik yang berkaitan dengan proses produksi maupun
yang berkaitan dengan fasilitas pendukung termasuk didalamnya adalah emisi gas
rumah kaca dan emisi gas konvensional yang tersaji dalam table berikut ini :
TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
STATUS BEBAN EMISI GRK 0.85 0.82 0.23 0.23 0.23
a. Beban Emisi dari Proses Produksi 0.84 0.81 0.22 0.22 0.22 TonCo2e
b. Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 TonCo2e
c. Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - TonCo2e
Total Beban Emisi GRK di Unit 0.85 0.82 0.23 0.23 0.23 TonCo2e
STATUS BEBAN EMISI KONVENSIONAL
a. Beban Emisi dari Proses Produksi 1.00 1.13 0.75 1.50 0.84 TonCo2e
b. Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02 TonCo2e
c. Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - TonCo2e
Total Beban Emisi Konvensional di Unit 1.02 1.15 0.76 1.51 0.86 TonCo2e
RASIO PENURUNAN BEBAN EMISI GRK
a. Penurunan Beban Emisi dari Proses Produksi 0.73 0.85 2.09 4.14 2.33 %
b. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 46.83 52.95 43.09 87.20 106.09 %
c. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - %
Total Rasio Penurunan Beban Emisi GRK di Unit 1.20 1.40 3.37 6.70 3.83 %
RASIO PENURUNAN BEBAN EMISI KONVENSIONAL
a. Penurunan Beban Emisi dari Proses Produksi 0.61 0.61 0.60 0.60 0.61 %
b. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 19.97 20.68 49.58 98.41 16.96 %
c. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - %
Total Rasio Penurunan Beban Emisi Konvensional di Unit 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 %
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022
34
Hasil Absolut Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 5 Tahun Terakhir
2018 2019 2020 2021 2022*
No. Kegiatan Efisiensi Energi Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat
(GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000)
1 Mempersingkat Masa Tinggal Kamar Asap - - - - - - 0.01 9,078 0.02 17,525
2 Penggantian Bearing Dryer & Kamar Asap 0.01 12,853 0.02 19,483 0.01 5,793 0.00 2,095 0.00 4,044
3 Penggantian Cerobong Emisi 0.03 6,651 0.07 16,248 0.07 17,584 0.10 25,164 0.19 45,883
4 Penggantian Pelumas Mesin sesuai jam Jalan 0.00 1,086 0.00 2,653 0.00 2,871 0.00 4,108 0.01 7,491
5 Penghijauan Area Emplasment 0.05 2,036 0.11 4,974 0.12 5,383 0.17 7,703 0.31 14,046
6 Modifikasi Blower Kamar Asap 0.01 6,921 0.01 10,491 0.00 3,119 0.00 2,793 0.01 5,392
Jumlah 0.09 29,546 0.21 53,848 0.20 34,749 0.29 50,942 0.53 94,382
3. EFISIENSI AIR
PTPN VII Unit Way Berulu menyadari benar bahwa air merupakan kebutuhan
penting yang digunakan dalam pengelolaan industri perkebunan. Berbagai usaha
telah dilakukan untuk mencapai efisiensi pemakaian air di dalam seluruh proses
produksi. Berikut kami sampaikan data penggunaan air Unit Way Berulu dalam
proses produksi.
35
a. ABSOLUT EFISIENSI AIR
36
c. PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR
Total air limbah yang dihasilkan dari proses produksi, dan air limbah yang
dihasilkan dari fasilitas pendukung oleh unit bisnis yang dinilai dalam PROPER
dapat disajikan dalam tabel berikut ini :
TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER Parameter
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
BEBAN AIR LIMBAH
a. Proses Produksi a. BOD 0.01 0.01 0.01 0.01 0.009 Ton
b. COD 0.01 0.02 0.02 0.02 0.019
c. TSS 0.02 0.03 0.04 0.03 0.028
d. NH3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.000
0.03600 0.05620 0.06900 0.05620 0.05620 Ton
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi a. BOD 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 Ton
b. COD 0.027 0.023 0.025 0.020 0.021
c.TSS 0.036 0.036 0.036 0.036 0.036
d. M&L 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
e. NH3 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
0.072 0.068 0.070 0.065 0.066 Ton
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi Ton
Total Beban Air Limbah di Unit 0.108 0.124 0.139 0.121 0.122 Ton
HASIL ABSOLUT PENURUNAN BEBAN AIR LIMBAH 0.017 0.015 0.023 0.022 0.018
a. Proses Produksi 0.082 0.094 0.106 0.092 0.093 Ton
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi 0.026 0.030 0.033 0.029 0.029 Ton
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi - - - - - Ton
Total Absolut 3R Limbah B3 di Unit 0.11 0.12 0.14 0.12 0.12 Ton
RASIO PENURUNAN BEBAN AIR LIMBAH
a. Proses Produksi 2.28 1.68 1.53 1.64 1.65 %
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi 0.72 0.53 0.48 0.52 0.52 %
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi - - - - - %
Total Rasio Penurunan Beban Air Limbah di Unit 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 %
TOTAL PRODUKSI 4,483.57 4,199.48 5,255.29 6,465.70 4,149.78 Ton
INTENSITAS PENURUNAN BEBAN AIR LIMBAH
a. Proses Produksi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 Ton
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 Ton
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi - - - - - Ton
Total IntensitasPenurunan Beban Air Limbah di Unit 0.00002 0.00003 0.00003 0.00002 0.00003 Ton
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022
Pengelolaan air limbah industri diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 03 tahun 2010. Peraturan tersebut menekankan baku mutu air limbah, namun
tidak dijelaskan mengenai kewajiban pada tata cara daur ulang air limbah.
Sehingga metode penggunaan kembali limbah aMDEA (Aliran Methyl Di-
Ethanol Air) ini merupakan tindakan inisiatif dilakukan tidak dalam rangka untuk
memenuhi kewajiban di dalam peraturan.
37
Reuse Air Pendingin Mesin Press Bale untuk Pencucian Box Trays
38
Dalam pelaksanaanya, PTPN VII Unit Way Berulu telah menerima
beberapa Sertifikasi dan Penghargaan antara lain, sebagai berikut:
Penyelengara
1 Pengelolaan Nasional / 2011-2019 Biru-Hijau
lingkungan hidup Kementerian
(PROPER)
Lingkungan Hidup
2 Upaya Perlindungan Provinsi / 2013 Kategori
dan Pengelolaan Terbaik
Pemerintah Daerah
Lingkungan Hidup
Lampung
3 Penghargaan Nasional / 2013-2019 Level 4 -
Perindustrian
4 Sertifikasi Industri Nasional / - -
Perindustrian
5. Piagam Liga PTPN Awards 2022 Juara 4
Penghargaan Kebun
Karet Tersubur
(Business Strategy)
39
1. Pengukuran dan Pemantauan Hasil Praktek
a) Hasil Pengukuran Kebisingan
Dari Tingkat kebisingan di beberapa titik area PTPN VII Unit Way
Berulu seperti di area SIR dapat diketahui sebesar 82 dBa, untuk area
sortir dapat diketahui sebesar 79 dBa, dan untuk area kamar asap dapat
diketahui sebesar 73 dBa. Berikut hasil tersebut sudah diatas baku
mutuyakni 85 dBa sudah sesuai dengan persyaratan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 70 Tahun 2016 tentang standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja industri.
40
b) Hasil Pengukuran Pencahayaan
41
D. GAMBARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
42
terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal
ini penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab
terhadap unit kerja yang bersangkutan.
d) Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan: Sumber daya di sini
mencakup personel / orang, perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang
dimaksud adalan beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar
tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Untuk
perlengkapan, perlu dipersiapkan ruangan tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan
data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang
terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari
bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi
kegiatan audit dan assesment. Sementara dana adalah dana yang
diperlukan untuk membayar konsultan (bila menggunakan konsultan),
lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan di luar
perusahaan.
43
i) Penerapan Sistem: Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka setiap
anggota kelompok kerja kembali ke masing-masing unit kerjanya untuk
menerapkan sistem yang telah ditulis.
44
SUSUNAN PENGURUS
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(P2K3) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT WAY BERULU
PERIODE 2020-2022
45
Unsur penunjang perlengkapan dalam K3
- Tandu Orang
- Alat Pemadam Kebakaran
- Rambu-rambu petunjuk
- Spanduk k3
- MCK
- P2K3
- Papan Pengumuman berupa rambu-rambu Isyarat Bahaya dan
himbauanhimbauan
c. Monitoring
Berikut Data K3 di PTPN VII Way Berulu:
1. Sarana dan Prasarana
a. Sarana K3
2. Hydrant 1 Terpasang
3. Rambu K3
• Petunjuk Arah 100 Terpasang
Darurat
• Tempat Titik Kumpul 2 Terpasang
46
8. Puskesmas PTPN VII 1
Way Berulu
Waktu Penyebab
Perkiraan
Kejadian Data Korban Akibat Faktor Kecelakaan Kerugian
Kecelakaan
NIHIL
Ket : M= Meninggal; CT = Cacat Tetap; STB= Sementara Tidak Bekerja; Cr = Cidera
Ringan
4. Data Penghargaan K3
47
PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN K3 TAHUN 2021
UNIT WAY BERULU
KOMODITI : KARET
NO DAMPAK PENTING PROGRAM MANAJEMEN LK3 SASARAN UPAYA PENCAPAIAN PERIODE PEMANTAUAN *) PIC
1 Erosi Tanah - Penanaman Tanaman Penutup Tanah (LCC) - Mempertahankan erosi aktual lebih rendah dari pada erosi yang dib - Mempertahankan kerapatan tanaman penutup tanah (LCC) Selama kebun berproduksi Asisten Tanaman
- Menanam LCC (Legumen Cover Crop ) 3 bulan sebelum bibit
2 Pencemaran Air - Pengelolaan/Pemeliharaan Kolam IPAL - Kondisi Kolam dan lingkungan IPAL bersih, terawat dan asri - Pengutipan scum pada permukaan kolam fakultatif dan Kolam Ae Harian Mandor Limbah
(Instalasi Pengelolaan Air limbah) - Pembersihan area disekitar kolam dan penataan taman Harian Mandor Limbah
- Menekan kehilangan remahan karet dalam proses produksi - Mengurangi losis lateks yang terbuang saat proses pengolahan Harian Mandor Pengolahan
- Melakukan proses giling bila kondisi bekuan sudah beku sempurn Harian Mandor Giling
- Analisa Mutu Air Limbah Inlet dan Outlet - Mempertahankan kualitas air limbah dibawah BMAL - Pengukuran pH dan Debit Harian Air Limbah Harian Mandor Limbah
- Analisa Mutu Air Limbah Inlet dan Badan Sungai Triwulan Kepala Laboratorium
- Penurunan beban pencemaran air limbah - Menurunkan nilai parameter air limbah untuk BOD dan COD dibaw a- Pembersihan permukaan kolam Anaerob dari rumput dan sampah Harian Mandor Limbah
air limbah - Pembersihan permukaan kolam Fakultatif dan Aerob dari scum, Harian Mandor Limbah
- Mengoperasionalkan difuser dan air mancur pada kolam Aerob Harian Mandor Limbah
- Menjaga populasi ikan pada kolam aerob agar tidak terlalu bany a Bulanan Mandor Limbah
- Mempertahankan volume IPAL dan masa retensi yang ada - Melakukan pendalaman pada kolam yang mulai terjadi Kondisional Asisten Teknik
pendangkalan
- Recycling Air Limbah untuk Proses Produk - Efisiensi penggunaan air permukaan - Pengukuran pemakaian air recycling Harian Mandor Limbah
- Konservasi Air - Pencadangan sumber air - Pembersihan permukaan embung-embung Bulanan Mandor Limbah
48
dan memancing
3 Pencemaran Emisi Udara dan - Analisa Mutu Udara Emisi, Ambient, Kebi s- Hasil Analisa Udara Emisi, Ambient, Kebisingan dibawah Baku Mutu - Melakukan Analisa Udara Emisi, Ambient, Kebisingan dan Kebau a Semester Asisten Teknik
Ambient
dan Gas Rumah Kaca Getaran dan Kebauan - Pemeliharaan Rutin/Maintenance Genset dan Kamar Asap Harian Mandor Besar Teknik
- K3 Pekerja dan Lingkungan terjaga - Pekerja menggunakan alat pelindung diri Harian Mandor Besar Teknik
- Efisiensi Pemakaian Energi - Penghematan Pemakaian Listrik, BBM dan bahan bakar kayu - Memasang stiker hemat energi Harian Asisten Teknik dan Pengolahan
- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) - Penurunan Emisi GRK sebesar 2 % dari tahun sebelumnya - Mematikan lampu pada saat kondisi terang/pulang kerja Harian Asisten Teknik dan Pengolahan
- Pengaturan penggunaan pemakaian kamar asap dan kendaraan din a Harian Asisten Pengolahan dan Teknik
4 Pencemaran Limbah Bahan - Pengurangan timbulan LB3 - Mengurangi timbulan LB3 minimal 2 % dari tahun sebelumnya - Mengurangi pemakaian bahan yang menyebabkan timbulan LB3 Bulanan Asisten Teknik
Berbahaya
dan Beracun (B3) - Penaatan Pengelolaan LB3 100 % - Penaatan Pengelolaan LB3 sesuai ketentuan dari KLH 100 % - Membuat logbook, checklist, neraca LB3 Bulanan Krani Teknik
- Pemasangan simbol, label LB3 sesuai jenis dan karakteristik Krani Teknik
LB3
- Menyimpan LB3 sesuai masa simpan yang diizinkan Masa Simpan 365 Asisten Teknik dan Pengolahan
hari
- Menyerahkan LB3 kepada pengangkut dan pemanfaat/ Asisten Teknik dan Pengolahan
NO DAMPAK PENTING PROGRAM MANAJEMEN LK3 SASARAN UPAYA PENCAPAIAN PERIODE PEMANTAUAN *) PIC
5 Pencemaran Limbah Padat Non B3 - Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Padat - Pemisahan sampah menurut jenis menjadi organik, anorganik dan - Penempatan Kotak Sampah yang dibedakan sesuai Jenis Asisten Teknik
- Mengelola Sampah organik menjadi Kompos yang dapat - Pembuatan kompos dari daun-daun dan sisa-sisa makanan Mingguan Asisten Pengolahan
- Mengelola aval karet dari proses pengolahan sehingga masih - Pengutipan Aval karet di Rubber Trap dan Kolam Anaerob Mandor Limbah
Harian
memiliki nilai jual
- Memilimalisir dan memanfaatkan sampah anorganik dari kegiatan ka - Pemakaian halaman kertas bolak balik, kertas yang masih Harian Asisten TUK
6 PROPER - Peringkat PROPER HIJAU - Membuat Laporan RKL/RPL dan Melaporkan ke KLH, Propinsi, Kab u- Pembuatan Laporan RKL RPL secara Rutin Triwulan Asist. Teknik & Pengolahan
49
- Pengelolaan Pemakaian Air dan IPAL - Pembersihan dan perawatan IPAL Asist. Teknik & Pengolahan
Mingguan
- Pengelolaan Limbah LB3 - Pengelolaaan Sumber LB3, TPS LB3 dan Penyimpanan LB3 Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan
- Pengelolaan Emisi Udara dan Ambient serta Gas Rumah Kaca - Pengelolaan Sumber emisi & perawatan genset dan kamar asap Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan
- Pengelolaan Limbah Padat Non B3 - Pengelolaan sampah-sampah padat non B3 Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan
- Pengelolaan Lingkungan/ House Keeping - Pembersihan dan perawatan taman-taman Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan
7 Keanekaragaman Hayati - Identifikasi Potensi Keanekaragaman Hay a- Mengidentifikasi dan Mengelola Flora, Fauna, Cagar Alam, Banguna n- Membuat identifikasi / Daftar Flora dan Fauna serta habitat Bulanan Ketua P2K3L
yang ada disekitar Unit Kebun dan Pabrik Bersejarah yang ada di sekitar Perusahaan yang masuk dalam daftar Keanekaragaman hayati
- Meningkatkan populasi Flora dan Fauna yang dilindungi - Memasang papan pengumuman untuk perlindungan flora
keanekaragamanhayati
8 CSR dan CD - Peduli Kemitraan - Memperkenankan masyarakat sekitar menggunakan fasilitas olahrag - Membangun fasilitas olahraga, fasilitas pendidikan, Sarana Tahunan Asisten SDM & Umum
- Peduli Pendidikan pendidikan, sarana ibadah, kesehatan dan jalan Perusahaan Ibadah dan Kesehatan
- Peduli Pembangunan - Menciptakan keharmoisan hubungan pekerja dengan penduduk sekit a- Membantu korban bencana alam yang ada disekitar Perusahaan
- Peduli Bencana Alam melalui kegiatan olah raga, perayaan keagamaan dan kesenian - Membantu perbaikan gorong-gorong, perbaikan rumah ibadah,
- Peduli Kesehatan - Membantu desa sekitar dalam perbaikan jalan desa, gorong-gorong, jembatan dan jalan
- Peduli Keagamaan jembatan, sarana ibadah - Memberikan bibit pohon keras untuk desa sekitar
- Peduli Pelestarian Lingkungan - Membantu petani, peternak dan wirausaha untuk meningkatkan kem a- Memberikan program kemitraan dan pembentukan kelompok
dengan program kemitraan dan pembentukan kelompok-kelompok tan i tani dan peternak di sekitar Perusahaan
9 Kebakaran di Pabrik - Kelengkapan sarana dan prasarana antisip a- Memasang Hydrant dan APAR - Melakukan perawatan pada instalasi hydrant dan APAR Bulanan Asisten Teknik
- Memasang tanda-tanda larangan merokok dan menghidupkan api dis e- Menempatkan tanda-tanda peringatan di lokasi yang strategis Tahunan Ketua P2K3L
- Simulasi Tanggap Darurat - Membuat program simulasi tanggap darurat - Membuat program Simulasi untuk antisipasi beberapa bahaya/b e Tahunan Ketua P2K3L
- Melakukan simulasi tanggap darurat - Melakukan safety briefing dan simulasi tanggap darurat Tahunan Ketua P2K3L
- Memasang tanda rute evakuasi, jalur evakuasi, area berkumpul - Menempatkan tanda-tanda peringatan di lokasi yang mudah dilal u Tahunan Ketua P2K3L
- Membuat laporan simulasi tanggap darurat - Melaporkan laporan kegiatan simulasi kepada pihak yang terkait Tahunan Ketua P2K3L
10 Kecelakaan Kerja - Kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri) - Meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja - Melakukan pembersihan di area kerja sebelum dan sesudah melak Harian Asisten Pengolahan
- Meraih penghargaan Zero Accident - Memakai APD yang disediakan oleh perusahaan Harian Asisten Pengolahan
50
- Memasang tanda-tanda peringatan di area kerja Tahunan Asisten Pengolahan
- Melakukan briefing dan do'a setiap awal kerja Harian Asisten Pengolahan
51
E. GAMBARAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH
a. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Salah satu permasalahan lingkungan hidup yang sangat potensial
adalah tercemarnya air. Upaya In Plant Control dan house keeping
dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran limbah dengan
membuat berbagai sarana dan instalasi limbah yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat, dengan menggunakan acuan baku mutu
limbah (Bagan alir IPAL terlampir). Instalasi Limbah Cair (IPAL) terdiri
dari beberapa kolam yaitu:
Keterangan :
52
- Kompa recycle dipasang pada kolam aerob I yang berfungsi
untuk memompa air limbah yang akan digunakan untuk proses
pengolahan SIR jika tidak tersedianya air bersih.
- Dengan kondisi IPAL yang ada hasil analisa limbah cair
dibawah baku mutu.
Berikut Adalah Hasil Uji Outlet Ipal Yang Dilakukan Secara Rutin Setiap 1 (Satu)
Bulan Sekali,
53
Berikut adalah Hasil Uji Inlet Ipal Yang Dilakukan Secara Rutin Setiap 3 (Tiga)
Bulan Sekali
54
mengumpulkan partikel sehingga terhindar dari kotoran seperti tanah.
Penggunaan kembali atau daur ulang partikel karet di kolam rubber trap
penting dilakukan karena dengan daur ulang ini akan mengurangi
kandungan karet yang terkandung dalam air limbah buangan sehingga
bahaya terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
Tabel limbah padat non B3 yang dihasilkan unit bisnis yang dinilai
dalam PROPER dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :
3R Limbah Padat Non B3
Berikut adalah data penjualan limbah padat rubber trap pada bulan
agustus :
55
c. Limbah B3
56
Data pengangkutan limbah b3 oleh pihak ke3 :
57
BAB V
A. KESIMPULAN
✓ PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu telah berkerja sama dengan
baik antara manajer staff dan pekerja dengan baik dan saling menjalin
silahturahmi
✓ Untuk pengolahan air limbah telah memenuhi standar baku mutu yang telah
ditentukan oleh permen LHK no.5 tahun 2014 tentang baku mutu air
limbah, lalu untuk pengangkutan dan pengolahan limbah B3 dilakukan oleh
pihak ke3 yang telah tersertifikasi, dan limbah padat non B3 yang ada di
58
PTPN VII Way Berulu masih diminati oleh konsumen Sebagai bahan baku
untuk pembuatan produk – produk konsumable.
✓ Keselamatan dan Kesehatan kerja atau K3 di PTPN VII Way Berulu telah
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan yaitu pada Permenaker
no.5 tahun 2018 tentang standar keselamatan dan Kesehatan kerja seperti
tersedianya APD dan lain-lain.
B. SARAN
1. Bagi Industri
2. Bagi Mahasiswa
a. Selalu menjunjung tinggi nama baik Instutusi secara umum dan
Program Studi secara khusus dengan cara menjaga attitude selama
melaksanakan kerja praktek di perusahaan tempat mahasiswa praktek.
b. Selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan tidak
malu bertanya kepada staff yang ada apabila mengalami kesulitan
maupun sesuatu yang belum kita ketahui.
c. Bekerjasama dengan baik dengan seluruh staff yang ada, agar tercipta
suasana kerja yang nyaman. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja
praktek secara nyata yang dapat dijadikan bekal keterampilan saat
turun ke lapangan kerja.
59
3. Bagi Institusi
a. Pemantauan terhadap mahasiwa/i yang sedang Prakerin maupun yang
baru akan melaksanakan Prakerin agar lebih ditingkatkan lagi untuk
menyakinkan pihak perusahaan terhadap program PRAKERIN ini.
b. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan
terutama untuk pembinaan mental siswa/i.
c. Dan juga Bapak/Ibu Dosen selalu memberikan motivasi, bimbingan dan
keringanan pada mahasiswa yang sedang PRAKERIN.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
LAMPIRAN
62
63