Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT PERKEBUNAN

NUSANTARA VII WAY BERULU, DESA KEBAGUSAN KEC.


GEDONGTATAAN KAB. PESAWARAN LAMPUNG TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

Delia Andini 2013451053

Denita Mutiara 2013451054

Dennaya Okti Gintari E. Hidayat 2013451055

Diah Ayu Septiana 2013451057

Firda Ayu Romadhani 2013451064

Lucy Rinda Melati Sari 2013451084

Nadia Adila Sudrajat 2013451094

Natasya Ernico Putri 2013451095

Nevy Rahmawati 2013451097

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIII SANITASI

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Industri Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik


Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Tahun Ajaran 2022/2023.

Bandar Lampung, 27 Oktober 2022

Pembimbing Praktik Kerja Industri Pembimbing Praktik Kerja Industri


Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Haris Kadarusman, SKM,M.Kes Suka Basuki, S.T


NIP. 196109151986031004 NIP. 2088220193

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik,
Nikmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
kerja industri yang berjudul “ LAPORAN PKL SANITASI INDUSTRI DI PT
PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT WAY BERULU DESA
KEBAGUSAN, KEC.GEDONGTATAAN, KAB. PESAWARAN,
LAMPUNG “

Dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Kerja Lapangan ini penulis


menyadari bahwa terselesaikannya ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
yang terhormat:

1. PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu atas kesempatan dan


kepercayaan yang diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan
Praktikum Kerja Lapangan
2. Bapak Warjidin Aliyanto, ST., M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang
3. Bapak Ahmad Fikri, ST.,M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
4. Bapak Suka Basuki, S.T selaku Pembimbing Lapangan sekaligus Masinis
Kepala Wilayah dari PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu
5. Bapak Haris Kadarusman SKM,M.Kes selaku Pembimbing Lapangan
sekaligus Dosen dari Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
6. Kedua Orang Tua kami yang senantiasa memberikan semangat,
membimbing dan doa yang telah diberikan
7. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat, atas perhatiannya
penulis ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 27 Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN PKL........................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dari kegiatan praktik industri ini diharapkan mahasiswa dapat


memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa
pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk melanjutkan kiprahnya di dunia
kerja yang sebenarnya. Sebab, untuk dapat terjun langsung di masyarakat tidak
hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi dengan perolehan nilai yang
memuaskan serta keterampilan (skill) dan pengalaman pendukung untuk lebih
mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
dilahirkan oleh perwujudan dan keinginan pemerintah dan masyarakat untuk
menjadi lembaga pendidikan tinggi professional menghasilkan lulusan yang
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan tinggi, mandiri dan berwawasan
maju dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, budaya dan kemanusian
dalam upaya kesejahteraan masyarakat.
Sanitasi industri adalah proses menciptakan kondisi atau suasana lingkungan
industri yang lebih bersih dengan harapan karyawan dapat bekerja dengan
aman, nyaman dan lebih produktif dan pada akhirnya dapat memberi kontribusi
yang positif bagi industri itu sendiri.
Kompetensi yang diharapkan Program Studi Diploma III Sanitasi Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Tanjung Karang yaitu menguasai dan
mampu menerapkan sanitasi industri dan keselamatan kerja pada tingkat
madya yang berbasis pada bidang kesehatan lingkungan dalam arti yang luas,
mencakup sanitasi industri dan keselamatan kerja, beberapa persyaratan
sanitasi industri antara lain ketersedian air bersih, adanya pengelolaan air
limbah dan sampah, ketersediaan ruang yang cukup sesuai persyaratan , tingkat
kebisingan di tempat kerja, getaran, syarat radiasi, ketiadaan vektor pembawa
penyakit, serta adanya manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja(K3).

5
Praktek di perusahaan merupakan salah satu program untuk pencapaian
menuju lulusan yang diharapkan. Praktek Kerja Industri ini merupakan
kegiatan akademik yang dilakukan secara langsung pada industri yang sesuai
dengan program studi mahasiswa tersebut. Kurikulum yang diberikan pada
jenjang diploma ini 60% praktek dan 40% teori, sehingga praktek industri ini
memang sangat diperlukan untuk melihat capaian kemampuan mahasiswa.
Mahasiswa Program Studi Diploma III Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Tanjung Karang, salah satu mempelajari materi sanitasi industri dan
keselamatan kerja industri. Pada pemilihan praktek kerja industri, mahasiswa
ingin mendalami dan mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat
diperkulihan serta dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada pada
diri masing-masing sebagai bekal untuk terjun langsung ke dunia kerja setelah
lulus dan mempunyai kualitas dalam bersaing di pasar bebas.Untuk itu
diharapkan adanya kerjasama yang baik yang selalu bersinergi antar dunia
industri dengan institusi pendidikan.

Dalam pembangunan dan pendirian industri tidak pernah terlepas dari


aturan pemerintah mengenai industri, agar semua berjalan selaras dengan
meminimalisir semua resiko akibat operasi industri dan untuk mengurangi serta
mengendalikan faktor-faktor lingkungan kerja yang merugikan, maka dari itu
harus dilaksanakannya sanitasi industri dan pengelolaan limbah pada semua
industri, karena kegiatan industri memerlukan pekerja yang sehat dan produktif
dengan suasana kerja yang aman dan nyaman. Kecelakaan, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat timbul karena potensi-
potensi berbahaya yang dapat membahayakan, dan mengakibatkan kerugian
material yang tidak sedikit dan bahkan dapat menyebabkan kerugian jiwa. Oleh
karena itu setiap industri harus melakukan program sanitasi industri guna untuk
melakukan upaya pencegahan atau preventif terhadap penyakit akibat kerja
ataupun penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja, dan hal ini
harus diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek
manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang di kerjakan.
Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi : tenaga kerja dari semua jenis

6
dan jenjang ke ahlian, peralatan dan bahan yang digunakan. Faktor-faktor
lingkungan fisik, biologi, kimiawi, sosial, proses produksi, dan sifat pekerjaan
serta teknologi dan metodelogi kerja.
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu adalah salah satu Unit
dari 28 Unit yang dikelola PT. Perkebunan Nusantara VII yang terletak di desa
Kebagusan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Propinsi
Lampung dengan koordinat garis lintang 5°22'1.36"S dan garis bujur 105°
7'15.03"T dan Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu
yang mengelola kebun karet dan pabrik pengolahan karet dengan produk SIR
dan RSS.
Sanitasi merupakan usaha yang dilakukan untuk pencegahan penyakit
dengan memperhatikan kebersihan. Kebersihan disini meliputi sikap karyawan,
perilaku dan kebiasaan perusahaan serta mencakup kebersihan lainnya yang
meliputi kebersihan air, udara, lingkungan, bangunan dan peralatan. Sanitasi
wajib diterapkan suatu industri karena sanitasi akan berpengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap mutu dan kualitas produk. Penerapan sanitasi
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu sistem standar sanitasi industri
yang berprinsip pada bersih secara fisik, kimia dan mikrobiologis. Manfaat
yang diperoleh dengan adanya penerapan sanitasi yaitu menjamin tempat kerja
yang bersih, memperbaiki kesehatan pada manusia serta yang terpenting adalah
menghasilkan produk yang sehat dan aman dari pengaruh penyebab penyakit
pada manusia.
Saat ini, banyak industri yang belum menerapkan industri. Hal ini dapat
dikarenakan minimnya pengetahuan terhadap konsep sanitasi baik dari pihak
manajement perusahaan maupun karyawan yang terlibat. Kurangnya kesadaran
pekerja terhadap pentingnya penerapan sanitasi merupakan suatu kendala
tersendiri. Terlebih lagi pengaruh kondisi lingkungan di sekitar area kerja yang
kurang di sentuh dan di perhatikan oleh pihak manajement industri yang
bersangkutan. Maka dari itu Mahasiswa Poltekkes Kesehatan Jurusan
Kesehatan Lingkungan ingin mempelajari lebih lanjut tentang Sanitasi Industri
dan pengelolaan limbah di PTPN VII Way Berulu

7
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang sanitasi industri, sistem manajemen k3, sistem


manajemen lingkungan, dan pengelolaan limbah di PTPN VII Way Berulu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran umum PTPN VII Way Berulu

b. Untuk mengetahui Alur Proses Produksi di PTPN VII Way Berulu

c. Untuk mengetahui system manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja


di PTPN VII Way Berulu

d. Untuk mengetahui sistem manajemen lingkungan di PTPN VII Way


Berulu

e. Untuk mengetahui pengelolaan limbah cair, limbah B3 dan limbah


padat, yang ada di PTPN VII Way Berulu.

C. Manfaat

1. Bagi Perusahaan

a. Menerapkan sanitasi pekerja dan lingkungan dalam industri sehingga


mengurangi adanya kontaminasi dari pekerja dan lingkungan.
b. Menghasilkan produk yang sehat, bermutu dan berkualitas tinggi
dengan menerapkan sanitasi pekerja dan lingkungan.

2. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari saat


kuliah pada industri yang bersangkutan secara nyata.
b. Sebagai sarana untuk pendalaman materi pada bidang yang dipelajari
selama masa pendidikan perkuliahan di perguruan tinggi.
c. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja praktek secara nyata yang
dapat dijadikan bekal keterampilan saat turun ke lapangan kerja.

8
D. Ruang Lingkup

Dalam laporan praktik kerja lapangan industri PTPN VII Way Beulu tahun
2022 akan membahas hal-hal sebagai berikut:

1. Gambaran umum tentang perusahaan


2. Alur proses produksi
3. Sarana dan prasarana produksi
4. Sanitasi industri
5. Sistem manajemen lingkungan
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Sistem pengolahan limbah

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian industri

Industri menurut Undang-Undang No 3 Tahun 2014 adalah seluruh bentuk


kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya
industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Menurut BPS, Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau
dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang
yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya
lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa
industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling).
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa,
terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan
administrasi tersendiri mengeai produksi dan struktur biaya serta ada seorang
atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Perusahaan Industri
Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)
2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

10
B. Pengertian sanitasi dan Kesehatan lingkungan kerja industri

Sanitasi merupakan salah satu upaya manusia untuk mewujudkan


lingkungan bersih dan sehat dengan cara melakukan upaya pembersihan,
pemeliharaan dan perbaikan terhadap kondisi lingkungan yang bermasalah
akibat tumpukan kotoran, sampah dan genangan air limbah yang dapat
dijadikan media tumbuh kembangnya serangga dan binatang pengerat sebagai
perantara penular penyakit dan terjadinya celaka. Beberapa pengertian perihal
sanitasi menurut para ahli antara lain :
1. Menurut Hopkins mengatakan bahwa sanitasi merupakan cara
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh pada
manusia.
2. Menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI, 2004) mengatakan
bahwa Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya
menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan
tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan .
3. Menurut World Health Organisation ( WHO ) adalah pengawasan
penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah,
pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan
dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan lingkungan
kerja.
4. Menurut Adisasmito, mengatakan bahwa sanitasi adalah usaha
pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang
diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu
perkembangan fisik, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.
5. Menurut Chandra bahwa: “sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan
lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk
mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang
berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan
hidup manusia.
6. Menurut Aswar mengatakan bahwa sanitasi adalah sanitasi minimum
yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi

11
syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
7. Menurut Hadi Susanto dalam Eryati Darwin mengatakan bahwa sanitasi
adalah usaha pemutusan mata raintai untuk pencegahan penularan,
penyakit, pencemaran, dan kecelakaan.
8. Menurut Arifin, mengatakan bahwa sanitasi adalah suatu cara untuk
mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan
memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha
kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
9. Menurut kamus besar bahasa indonesia juga dikatakan bahwa sanitasi
adalah usaha dalam membina serta menciptakan suatu kondisi yang baik
dalam bidang kesehatan terutama untuk kesehatan masyarakat
Dari pengertian sanitasi seperti tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa sanitasi penekanannya pada :
1. Upaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan yang bermasalah.
2. Upaya pengawasan terhadap sarana sanitasi.
3. Upaya pemutusan atau pencegahan mata rantai penularan penyakit
menular
4. Perwujudan kondisi lingkungan bersih dan sehat

C. Aspek Lingkungan Fisik Kerja

Unsur fisik ditempat kerja yang bisa berhubungan dengan keselamatan


kerja seperti :

a. Suhu ruang kerja yang nyaman membantu pekerja untuk dapat


bekerja dengan baik, dengan suhu yang nyaman proses terjadinya
lelah menjadi lambat sehingga kesalahan menjadi kecil, sehingga
terjadinya kerugian akibat kerja bisa diatasi.
b. Intensitas cahaya sangat menentukan kemampuan pekerja
menyelesaikan pekerjaannya, karena dengan intensitas cahaya
yang sesuai dengan jenis pekerjaan akan membantu pekerja untuk
mengetahui dengan jelas obyek yang akan dikerjakan, sehingga

12
kelelahan mata yang akhirnya menjadi gangguan mata akibat
intensitas cahaya kurang tidak terjadi.

c. Intensitas suara sesuai kemampuan ambang dengar, sangat


membantu pekerja yang melakukan pekerjaan dengan kondisi
tenang, karena dengan intensitas suara keras bisa menghambat
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dan keluhan telingan
berdengin dan berlanjut menjadi kemampuan dengar kurng bisa
terjadi.

D. Pengertian keselamatan dan Kesehatan kerja industri

Keselamatan Kerja adalah suatu keadaan terhindar dari bahaya selama


melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan salah satu
faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Unsur-unsur penunjang
keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Darmawi H.2013) :
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja.
b. Adanya kesadaran dalpam menjaga keamanan dan kesehatan
kerja
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan kesehatan kerja.
Kesehatan kerja menurut Komisi Gabungan ILO/WHO dalam Kesehatan
Kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada sesi ke 12 tahun 1995 adalah
upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial semua pekerjaan yang setinggi-tingginya. Mencegah
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi
pekerjaan dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan, penempatan
dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan
kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaannya. Fokus utama upaya Kesehatan Kerja mencapai tiga tujuan :

13
1) Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan
kapasitas kerjanya,
2) Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif
bagi keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja ke arah yang
mendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja. juga meningkatkan kondisi
sosial yang positif dan operasi yang lancar dan dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan.

E. Sasaran Keselamatan Kerja

Sasarannya mencakup segala tempat kerja (darat, di dalam


tanah,permukaan dan dalam air, serta udara), industri, pertanian, pertambangan,
perhubungan, pekerjaan umum dan jasa. Salah satu aspek penting sasaran
keselamatankerja bagaimana risiko bahaya yang terdapat di tempat kerja dan
penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir
digunakan di industri dapat diminimalkan risiko bahaya yang ada, sehingga para
pekerja selamat dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mencapai sasaran
keselamatan kerja, harus ada komitmen dari semua unsur yang ada di industri
tersbut yaitu bahwa keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang
bekerja, dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga
masyarakat pada umumnya.

14
F. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Menurut Prawirosentono Suyadi Program Keselamatan dan Kesehatan


Kerja yaitu:

1. Mencegah, mengurangi, dan meminimumkan kemungkinan terjadinya


kecelakaan dalam pekerjaan.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, bahaya peledakan.
3. Membuat sarana sebagai jalan untuk menyelamatkan diri pada saat terjadi
kebakaran atau kejadian lain yang membahayakan.
4. Memberikan pertolongan pada kecelakaan (PPK).
5. Memberikan alat pelindung diri kepada karyawan.
6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya suhu,
kelembapan, debu kotoran, asap, uap, gas, embusan angina, radiasi, suara,
dan getaran.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat pekerjaan, baik
secara fisik (keracunan, infeksi, dan penularan) maupun psikis (kelelahan
mental, depresi, dan sebagainya).
8. Memperoleh penerapan cahaya yang cukup dan sesuai.
9. Mengatur suhu dan kelembapan udara dengan baik.
10. Memelihara kebersihan lingkungan dan ketertiban.
11. Menciptakan keserasian dalam proses kerja.
12. Memperlancar bongkar muat dan penyimpanan barang/ bahan.
13. Mencegah aliran listrik yang berbahaya.
14. Menyempurnakan pengawasan atas pekerjaaan yang mempunyai potensi
kecelakaan tinggi.

Berdasarakan pendapat para ahli tentang Keselamatan dan Kesehatan


Kerja, maka yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakan dan dampak melalui langkah-langkah
identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian
bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang- undangan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Upaya ini dicerminkan sebagai berikut:

15
1. Mencegah, mengurangi, dan meminimumkan kemungkinan terjadinya;
2. Melindungi karyawan dalam dalam melakukan tugas/pekerjaanbekerja;
3. Menjalankan prosedur yang berbahaya didalam, di atas atau disekitar
peralatan dan mesin,
4. Memelihara kebersihan lingkungan dan ketertiban,
5. Memberikan alat pelindung diri kepada karyawan,
6. Menyempurnakan pengawasan atas pekerjaaan yang mempunyai potensi
kecelakaan tinggi.

Dalam pasal 87 (1); UU No 13 Tahun 2003 Tentang ketenaga kerjaan


dinyatakan bahwa: setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen K3
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Selanjutnya ketentuan
mengenai penerapan sistem manajemem K3 diatur dalam Permenaker RI. NO.
Per. 05/MEN/1996 tentang sistem Manajemen K3. Pada pasal 3 (1 dan 2)
dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan Tenaga kerja
sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh karakteristik proses tau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledekan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan Penyakit Akibat Kerja WAJIB menerapkan Sistem Manajemen
K3. Dengan demikian kewajiban penerapan Sistem Manajemen K3 didasarkan
pada dua hal yaitu ukuran besarnya perusahaan dan potensi bahaya yang
ditimbulkan. Meskipun perusahaan hanya mempekerjakan tenaga kerja kurang
dari 100 orang tetapi apabila tingkat risiko bahayanya bear juga berkewajiban
menerapkan Sistem Manajemen K3 di perusahaannya. Berdasarkan hal tersebut
maka, penerapan Sistem Manajemen K3 bukanlah suka rela (voluntary), tetapi
keharusan yang dimandatkan oleh peraturan perundangan (Mandatory).
Selanjutnya untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 seperti yang tertuang
dalam pasal 4.

16
Permennaker RI. No. Per. O5/MEN/1996 beserta pedoman penerapan pada
lampiran 1 maka organisasi perusahaan diwajibkan untuk melaksanakan
ketentuan pokok yaitu:
1. Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
Sistem Manajemen K3.
2. Adanya kebijakan K3 yang dinyatakan secara tertulis dan ditanda tangani
oleh pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan,
komitmen dan tekat melaksanakan K3, kerangka dan program Kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Di dalam membuat
kebijakan K3 harus dikonsultasikan dengan perwakilan pekerja dan disbar
luaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok, pelanggan dan kontraktor.
Kebijakan perusahaan harus selalu ditinjau ulang atau di review untuk
peningkatan kinerja K3.
3. Adanya komitmen dari pucuk pimpinan (top management) terhadap K3
dengan menyediakan sumber daya yang memadai yang diwujudkan dalam
bentuk (a) penempatan organisasi K3 pada posisi strategis; (b) penyediaan
anggaran biaya, tenaga kerja dan sarana pendukung lainnya dalam bidang K3;
(c) menempatkan personil dengan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
secara jelas dalam menangani K3: (d) perencanaan K3 yang terkoordinasi;
dan (e) penilaian kinerja dan tindak lanjut K3.
4. Padanya tinjauan awal (Initial Review) kondisi K3 di perusahaan, yang
dilakukan dengan cara:
a identifikasi kondisi yang ada, selanjutnya dibandingkan dengan ketentuan
yang berlaku (pedoman Sistem Manajemen K3) sebagai bentuk
pemenuhan terhadap peraturan perundangan (Law Enforcement);
b identifikasi sumber bahaya di tempt kerja; c penilaian terhadap
pemenuhan peraturan perundangan dan standar K3; d meninjau sebab
akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi kecelakaan, dan
gangguan yang terjadi;
c Meninjau hasil penilaian K3 sebelumnya; dan (P) menilai efisiensi dan
efektivitas sumber day yang disediakan.

17
5. Merencanakan pemantauan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan sistem
manajemen K3.
6. Adanya perencanaan tentang identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko,
7. Adanya pemahaman terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
yang berkaitan dengan K3.
8. Adanya penetapan tujuan dan sasaran kebijakan perusahaan dalam bidang K3
yang mencakup Kriteria kebijakan sebagai berikut dapat diukur,
satuan/indikator pengukuran, sasaran pencapaian, dan jangka waktu
pencapajan.
9. Adanya indikator kinerja K3 yang dapat diukur,
10. Adanya perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang
berlangsung.

18
BAB III

PELAKSANAAN PKL

A. Lokasi dan waktu PKL


Lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di PTPN VII Unit Way
Berulu. Kegiatan PKL dilaksanakan selama 3 minggu terhitung dari tanggal
10 Oktober sampai dengan 29 Oktober 2022.
B. Peserta
Mahasiswa Semester 5 Poltekkes Kemenkes TanjungKarang Jurusan
Kesehatan Lingkungan Prodi DIII Sanitasi Kelas Reguler 2, yang terdiri dari:

No. Nama NIM

1. Delia Andini 2013451053

2. Denita Mutiara 2013451054

3. .Dennaya Okti Gintari E. Hidayat 2013451055

4. Diah Ayu Septiana 2013451057

5. Firda Ayu Romadhani 2013451064

6. Lucy Rinda Melati Sari 2013451084

7. Nadia Adila Sudrajat 2013451094

8. Natasya Ernico Putri 2013451095

9. Nevy Rahmawati 2013451097

19
C. Data yang dikumpulkan
Data Primer dan Data Sekunder.

D. Sumber data
a. Data Primer
Data primer diambil dari hasil pengamatan langsung (observasi) dilapangan
PTPN VII Unit Way Berulu berdasarkan tahap tata laksana.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari pihak PTPN VII Unit Way Berulu dan instansi
terkait yang mendukung penelitian ini. Berupa data profil di PTPN VII Unit
Way Berulu dan data dukung lainnya.

E. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan data
dari pihak PTPN VII Unit Way Berulu.

F. Pengolahan data dan analisis data


1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah melalu tahap – tahap antara lain :
a. Editing
Editing yaitu pengoreksian kembali data yang diperoleh sehingga data
yang didapat adalah data yang sebenernya
2. Analisis Data

Data yang diperoleh dari tiap komponen yang diamati hanya


memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat dan dianalisis dengan
membandingkan hasil lapangan di PTPN VII Way Berulu, dengan standar
baku mutunya.

G. Kegiatan

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM INDUSTRI


1. Sejarah Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara VII didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.12 Tahun 1996, yang merupakan konsolidasi dari PT
Perkebunan X (Persero) di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, PT
Perkebunan XXXI (Persero) Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan,
Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat
Provinsi Sumatera Selatan, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan
XXIII (Persero) di Provinsi Bengkulu seperti yang dinyatakan dalam akta
pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil,S.H., No. 40
tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-
8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam
tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober
1996.

Pada tahun 2014 berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17


September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perkebunan Nusantara III maka PT Perkebunan Nusantara
VII (Persero) yang semula merupakan BUMN Perkebunan telah beralih
menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali


perubahan dan perubahan Anggaran Dasar perusahaan terakhir adalah
mengenai Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:S-
433/MBU/06/2019 ; No:DSPN/KPPS/33/VI/2019 tentang Perubahan
Jenis Saham dan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT

21
Perkebunan Nusantara VII yang telah dituangkan melalui Notaris Nanda
Fauz Iwan dalam Akta Notaris No:16 tanggal 25 Juli 2019. Perubahan
tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-
0056472.AH.01.02.2019 tanggal 23 Agustus 2019 Saat ini, wilayah kerja
Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri atas 2 Kantor Perwakilan,
9 Unit di Provinsi Lampung, 12 Unit di Provinsi Sumatera Selatan, dan 3
Unit di Provinsi Bengkulu.

Sejak awal, Perseroan didirikan untuk ambil bagian dalam


melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di
bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta sub-
sektor perkebunan pada khususnya. Ini semua bertujuan untuk
menjalankan usaha di bidang agribisnis dan agroindustri, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan
barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk
mendapatkan keuntungan dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan
melalui prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

2. Keunggulan Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara VII – Unit Way Berulu memiliki


komitmen yang tinggi selalu menjaga konsistensi dalam pelaksanaan
pengendalian dan pecegahan pencemaran (pollution prevention) serta
berperan aktif dalam memandirikan masyarakat sekitar melalui program
pemberdayaan masyarakat (comunity development), sehingga sasaran
pengelolaan lingkungan dapat terkendali dan menjadi perusahaan yang
berwawasan lingkungan (eco-efficiency).

Komitmen yang tinggi terhadap pengelolaan lingkungan tersebut


diwujudkan dalam beberapa upaya yang telah dilaksanakan, sehingga
menjadikan keunggulan-keunggulan bagi PTPN VII Unit Way Berulu
yang telah dicapai antara lain sebagai berikut :

22
1. Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, PTPN VII telah
mmenerapkan sistem managemen lingkungan dan telah mendapatkan
Setifikat ISO 14001:2015 oleh PT. Sucofindo.

2. Unit Way Berulu memiliki 1.990 Hektar tanaman karet dengan


kemampuan untuk memproduksi oksigen dengan rata-rata jumlah
daun perpohon 312 lembar, maka PTPN VII Unit Way Berulu
berkontribusi menyumbang oksigen 400 pohon/ha x 200 x 5 ml =
400 l/jam. Sehingga setiap jam kebun karet PTPN VII Unit Way Berulu
berkontribusi dengan menyumbang oksigen sebanyak 796.000 liter.

3. PTPN VII Unit Way Berulu telah menerapkan sistem Cash


Management System (CMS), E-Office serta System Aplication
Processing (SAP) yang berdampak positif terhadap penggunaan
jumlah kertas yang menjadi sampah.

4. Dalam upaya untuk menurunkan limbah B3 yang dihasilkan, PTPN


VII Unit Way Berulu telah melakukan upaya Reduce Limbah B3
seperti accu bekas, dengan melakukan perbaikan diluar workshop /
bengkel sehingga mampu mengurangi jens timbulan limbah B3.

5. Berkomitmen dan berperan aktif dalam keadaan bencana nasional


dan bencana lingkup daerah perusahaan.

6. Peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup,


pada tahun 2011, 2014 dan 2019 PTPN VII Unit Way Berulu
mendapatkan peringkat PROPER HIJAU, dalam beberapa tahun
terakhir PTPN VII Unit Way Berulu telah masuk kedalam Kandidat
Hijau dan terus berupaya konsisten serta berkomitmen untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup.

23
Perbedaan Unit Way Berulu dibandingkan dengan perusahaan agro
industry lainnya sekaligus menjadi kebanggaan bagi kami adalah Unit
Way Berulu merupakan perusahaan karet remah (Crumb rubber/SIR
3L & 3WF) satu satunya di Indonesia sehingga salah satu produk bahan
baku yang dihasilkan untuk kegiatan kehidupan berasal dari perusahaan
kami yang telah mendapatkan Sertifikat Industri Hijau oleh
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dan Setifikat SNI.

Dari uraian diatas, maka PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Way
Berulu “ Layak ” untuk mendapatkan peringkat PROPER HIJAU dalam
program pengelolaan lingkunggan hidup yang diselenggarakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia periode tahun 2020-
2021.

3. Gambaran Ketenagaan Dan Produksi Industri

4. Gambaran umum proses produksi

Pabrik pengolahan karet remah high grade (PPKR) dan pengolahan


karet konvensional (RSS) Way Berulu mengolah bahan baku lateks yang
berasal dari kebun sendiri dan kebun seinduk (Unit Way Lima, Unit
Trikora, Unit Kedaton, dan Unit Bergen). Proses produksi dengan
mengunakan teknologi yang ada dan kualitas mutu yang dihasilkan telah
memenuhi sepesifikasi teknis dan sessuai dengan permintaan pasar.

24
Pabrik pengolahan karet remah high grade Unit Way Berulu, saat ini
realisasi produksi karet kering jenis high grade antara 5-10 ton kk/hari.
Dan untuk produksi SIR high grade 15-20 ton kk/hari.

Adanya pemakaian air sebanyak 25 m3/ton.kk selama produksi maka


limbah cair yang dihasilkan antara 5,232 m3 (air yang digunakan untuk
proses produksi termasuk air recycling).

Pabrik pengolahan karet remah (PPKR) jenis SIR dan pabrik


pengolahan karet konfensional jenis RSS PT. Perkebunan Nusantara VII
Unit Way Berulu merupakan salah satu kualitas penghasilan devisa negara
memlalui export, sehingga dituntut Unit Way Berulu melakukan
pengendalian dan pengolahan lingkungan antara lain :

➢ Membuat IPAL untuk pengendalian limbah cair

➢ Melaksanakan analisa udara dan emisi, udara ambien , dan


kebisingan

➢ Menyediakan tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3


untuk mengendalikan pencemaran dari limbah B3 (oli bekas, accu
bekas , filter bekas, lampu TL, kain majun atau lap terkontaminasi
LB3 dan limbah medis).

Pengendalian limbah cair yang dihasilkan dari sumbernya adalah


dangan mengendalikan pemakaian air dipabrik (inplencontrol) dan
inhousekeeping yang baik, upaya yang telah dilakukan dan dikembangkan
untuk memenuhi baku mutu limbah cair karet adalah :

➢ Memandang skat-skat perangkap butiran karet diparit saluran air


limbah sebelum masuk ke kolam ruber trap.

➢ Pengutipan karet di trap-trap secara berkelanjutan

➢ Pemasan turbo jet aerator

➢ Pemasangan water sprayer

25
➢ Pemasangan diffuser

Unit Way Berulu tidak melaksakan recycle air limbah secara


keseluruhan, karena atas permintaan masyarakat sekitar supaya air limbah
tetap dialirkan sebagian keperairan umum sebagai sumber air bercocok
tanam.

5. Peta pabrik dan areal tanaman karet


1) Peta Pabrik

26
2) Peta areal tanaman karet

B. GAMBARAN PRODUKSI DAN DAMPAK PROSES PRODUKSI


INDUSTRI
Kegiatan proses produksi pada Unit Way Berulu adalah mengolah Lateks
menjadi karet produksi berupa Ribbed Smoked Sheet (RSS) dan mengolah
bekuan Lateks menjadi Karet Remah (Crumb Rubber) atau Standart
Indonesian Rubber (SIR). Berikut Diagram alur proses produksinya:

27
28
C. GAMBARAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
PTPN VII Unit Way Berulu telah menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan yang dibuktikan dengan diraihnya Sertifikat ISO 14001:2015
yang diterbitkan oleh PT Sucofindo (Persero) pada bulan Agustus 2018.

Adapun untuk mutu produk sudah dilakukan sertifikasi dari Badan


Sertifikasi Indonesia (BSI) yang mengacu kepada ISO 9001, sehingga produk
yang dihasilkan siap untuk di ekspor.
Penerapan SML Pabrik Unit Way Berulu meliputi pengendalian
pencemaran air, udara, Limbah B3 dan melakukan efisiensi sumber daya
meliputi efisiensi energi, air, 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) Limbah B3 dan
non B3 serta perlindungan keanekaragaman hayati dan pemberdayaan
masyarakat (CD dan CSR). Dalam operasional pabrik pengolahan karet, PTPN
VII Unit Way Berulu juga telah menerapkan sistem produksi bersih yang di
buktikan dengan diterbitkannya Sertifikat Industri Hijau oleh Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia.

Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan dilaksanakan secara


berkesinambungan dengan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Bentuk komitemen ini di tuangkan dalam sebuah Kebijakan Lingkungan, yang
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

29
1. Melakukan perbaikan terus menerus dan berkesinambungan serta
menjaga mutu produk.
2. Selalu mematuhi peraturan perundangan yang berlaku yang terkait
dengan pengolahan limbah cair, emisi udara, limbah B3 dan limbah
padat non B3.
3. Mengoptimalkan sumber daya produksi dalam penghematan energy, air
dengan prinsip Reduce, Reuse,& Recycle serta upaya penurunan emisi
gas rumah kaca.
4. Berperan aktif dalam program peduli lingkungan sebagai wujud
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

Dukungan untuk dana pengelolaan lingkungan telah diprogram di dalam Rencana


Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pada setiap tahun anggaran :
Biaya Lingkungan
No
Uraian 2018 2019 2020 2021 2022*
Rekg
(000) (000) (000) (000) (000)
442 Lingkungan 76.837 50.702 87.712 89.715 30.793
442 Efisiensi Energi & Air 41.163 27.162 46.989 48.061 16.496
442 LB3 16.465 10.865 18.795 19.225 6.599
442 Udara 30.186 19.919 34.458 35.245 12.097
442 Limbah non B3 5.488 3.622 6.265 6.408 2.200
442 Keanekaragaman Hayati 16.465 10.865 18.795 19.225 6.599
442 Comdev/Pemberdayaan M asyarakat 52.139 34.405 59.519 60.878 20.895
442 Keselamatan Kesehatan Kerja 35.674 23.540 40.723 41.653 14.297
TOTAL 274.417 181.080 313.257 320.409 109.976

Dalam melakukan pemantauan, pengawasan dan pengendalian dampak terhadap


lingkungan PTPN VII Unit Way Berulu mengacu kepada perundang-undangan,
peraturan- peraturan serta pedoman-pedoman yang berlaku yang merupakan
bagian dari kebijakan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

30
Peningkatan pada kinerja manajemen di PTPN VII Unit Way Berulu ditandai
dengan terbentuknya organisasi yang sudah diterapkan yaitu P2K3L

31
1. EFISIENSI ENERGI

Total pemakaian energi, pemakaian energi listrik untuk proses produksi serta
fasilitas pendukung di PTPN VII Unit Way Berulu selama periode 2018-2022*
dapat dilihat pada tabel berikut :

TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
PEMAKAIAN ENERGI 3,211.66 2,936.97 2,912.33 2,349.93 1,899.50 GJ
a. Pemakaian Energi Proses Produksi 1,959.11 1,791.55 1,776.52 1,668.45 1,329.65 GJ
b. Pemakaian Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 931.38 851.72 844.58 446.49 322.91 GJ
c. Pemakaian Energi lain tidak terkait Produksi 321.17 293.70 291.23 234.99 246.93 GJ
Total Pemakaian Energi di Unit 3,211.66 2,936.97 2,912.33 2,349.93 1,899.50 GJ
HASIL ABSOLUT EFISIENSI ENERGI 364.20 391.20 427.24 395.26 291.57 GJ
a. Efisiensi Energi Proses Produksi 1,659.11 1,826.67 1,841.71 1,949.77 2,288.58 GJ
b. Efisiensi Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 931.38 1,011.04 1,018.19 1,416.28 1,539.85 GJ
c. Efisiens Energi lain tidak terkait Produksi 321.17 348.64 351.10 407.34 395.40 GJ
Total Absolut Efisiensi Energi di Unit 2,911.66 3,186.35 3,210.99 3,773.39 4,223.83 GJ
RASIO EFISIENSI ENERGI
a. Rasio Efisiensi Energi Proses Produksi 0.85 1.02 1.04 1.17 1.72 %
b. Rasio Efisiensi Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 1.00 1.19 1.21 3.17 4.77 %
c. Rasio Efisiens Energi lain tidak terkait Produksi 1.00 1.19 1.21 1.73 1.60 %
Total Rasio Efisiensi Energi di Unit 0.91 1.08 1.10 1.61 2.22 %
TOTAL PRODUKSI DALAM SETAHUN 4,483.57 4,199.48 5,255.29 6,465.70 4,149.78 Ton
INTENSITAS PEMAKAIAN ENERGI
a. Pemakaian Energi Proses Produksi 0.44 0.43 0.34 0.26 0.32 GJ/Ton
b. Pemakaian Energi Fasilitas Pendukung terkait Produksi 0.21 0.20 0.16 0.07 0.08 GJ/Ton
c. Pemakaian Energi lain tidak terkait Produksi 0.07 0.07 0.06 0.04 0.06 GJ/Ton
Total Intensitas Pemakaian Energi di Unit 0.72 0.70 0.55 0.36 0.46 GJ/Ton
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022

Proses Produksi
GJ/ Ton 1,61
1.668,45 0,36 %
GJ
681,48 Intensitas Rasio Efisiensi
Fasilitas Pendukung Pemakaian Energi Energi
& Tidak Terkait

a. ABSOLUT EFISIENSI ENERGI

Untuk mendapatkan hasil penurunan pemakaian energi yang terus menerus,


Unit Way Berulu selalu berupaya secara maksimal dengan melakukan kegiatan
yang sangat sederhana namun mendapatkan hasil yang signifikan. Selain dari
kegiatan yang dilakukan, manajemen juga memfasilitasi karyawan untuk
diikutsertakan dalam kegiatan Innovation Summit yang berhubungan dengan
efisiensi energi. Inovasi efisiensi energi Unit Way berulu adalah Mempersingkat
waktu Pengasapan di Kamar Asap dari semula 6 (enam) hari olah menjadi 5
(lima) hari olah. Tanpa penambahan biaya akan tetapi dapat memaksimalkan

32
pendapatan hingga 166% atau 12,6 M (optimis untuk tahun 2023 ), dan realisasi di
tahun 2021 sebesar Rp. 72.672,285,-.

b. INNOVATOR MUDA PTPN GROUP

Ajang “Planters Innovation Summit” yang digelar oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN
Group yang melibatkan 300 peserta se PTPN Group dan kini telah memasuki tahap III (Grand
Final) adapun kategori inovasi yaitu Business strategy, Technology Breaktrough, dan Sosial
Innovation. Dan PTPN VII khususnya Unit Way Berulu masuk dalam seleksi tahap ke III masuk
kedalam kategori Business strategy
sebagaimana dapat diakses link : https://www.antaranews.com/berita/3173341/9-
inovator-muda-ptpn-group-lolos-tahap-iii-bootcamp-ajang-pis-2022

Hasil Absolut Efisiensi Energi Selama 5 Tahun


2018 2019 2020 2021 2022*
No. Kegiatan Efisiensi Energi Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat
(GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000)
1 Mempersingkat Masa Tinggal Kamar Asap - - - - - - 114.63 72,672 104.97 150,522
2 Modifikasi Kipas Elektromotor 80.12 18,749 78.24 18,308 85.45 19,995 59.29 13,874 29.16 6,823
3 Perbaikan Kapasitor Bank 142.04 33,237 136.92 32,040 149.53 34,991 79.05 18,498 72.89 17,057
4 Efisiensi Pelumas Genset 91.05 21,306 82.15 19,224 89.72 20,995 43.48 10,174 29.16 6,823
5 Pembersihan Dryer - - 39.12 9,154 42.72 9,997 39.53 9,249 26.24 6,141
6 Sky Light pada meja Sortasi 50.99 11,931 54.77 12,816 59.81 13,996 39.53 9,249 14.58 3,411
7 Area rekreasi kolam IPAL - - - - - - 19.76 4,625 14.58 3,411
Jumlah 364.20 85,223 391.20 91,542 427.24 99,974 395.26 138,341 291.57 194,187

Sampai dengan September 2022*

Hasil Absolute Energi

395,26
GJ
Tahun 2021

33
2. PENURUNAN EMISI
Total emisi yang dihasilkan baik yang berkaitan dengan proses produksi maupun
yang berkaitan dengan fasilitas pendukung termasuk didalamnya adalah emisi gas
rumah kaca dan emisi gas konvensional yang tersaji dalam table berikut ini :
TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
STATUS BEBAN EMISI GRK 0.85 0.82 0.23 0.23 0.23
a. Beban Emisi dari Proses Produksi 0.84 0.81 0.22 0.22 0.22 TonCo2e
b. Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 TonCo2e
c. Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - TonCo2e
Total Beban Emisi GRK di Unit 0.85 0.82 0.23 0.23 0.23 TonCo2e
STATUS BEBAN EMISI KONVENSIONAL
a. Beban Emisi dari Proses Produksi 1.00 1.13 0.75 1.50 0.84 TonCo2e
b. Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02 TonCo2e
c. Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - TonCo2e
Total Beban Emisi Konvensional di Unit 1.02 1.15 0.76 1.51 0.86 TonCo2e
RASIO PENURUNAN BEBAN EMISI GRK
a. Penurunan Beban Emisi dari Proses Produksi 0.73 0.85 2.09 4.14 2.33 %
b. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 46.83 52.95 43.09 87.20 106.09 %
c. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - %
Total Rasio Penurunan Beban Emisi GRK di Unit 1.20 1.40 3.37 6.70 3.83 %
RASIO PENURUNAN BEBAN EMISI KONVENSIONAL
a. Penurunan Beban Emisi dari Proses Produksi 0.61 0.61 0.60 0.60 0.61 %
b. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas Pendukung Produksi 19.97 20.68 49.58 98.41 16.96 %
c. Penurunan Beban Emisi dari Fasilitas lain yang tidak terkait Produksi - - - - - %
Total Rasio Penurunan Beban Emisi Konvensional di Unit 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 %
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022

Proses Produksi TonCO2e/Ton 0,06


0,06 0,000035 %
Intensitas Emisi
Rasio
TonCO2e Dihasilkan
Penurunan

a. ABSOLUT PENURUNAN EMISI


Untuk memperoleh hasil yang valid dan terukur, Uji Adisionalitas sebagai
verifikasi dari lembaga yang kompeten dan independen telah dilakukan oleh PT
Sucofindo (Persero). Inovasi yang dilakukan untuk mengurangi beban emisi
udara blower kamar asap menjadi satu kesatuan yang semula berjumlah 2 (dua)
Unit di setiap kamar asap, sekarang menjadi 1 (satu) Unit di setiap kamar asap,
sebagai informasi jumlah kamar asap Unit Way Berulu berjumlah 5 (lima) kamar
asap yang semula memiliki 2 cerobong disetiap kamarnya, dengan inovasi
sentraliasi cerobong tersebut dapat mengurangi beban pencemaran udara
sebesar 50 %

34
Hasil Absolut Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 5 Tahun Terakhir
2018 2019 2020 2021 2022*
No. Kegiatan Efisiensi Energi Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat
(GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000)
1 Mempersingkat Masa Tinggal Kamar Asap - - - - - - 0.01 9,078 0.02 17,525
2 Penggantian Bearing Dryer & Kamar Asap 0.01 12,853 0.02 19,483 0.01 5,793 0.00 2,095 0.00 4,044
3 Penggantian Cerobong Emisi 0.03 6,651 0.07 16,248 0.07 17,584 0.10 25,164 0.19 45,883
4 Penggantian Pelumas Mesin sesuai jam Jalan 0.00 1,086 0.00 2,653 0.00 2,871 0.00 4,108 0.01 7,491
5 Penghijauan Area Emplasment 0.05 2,036 0.11 4,974 0.12 5,383 0.17 7,703 0.31 14,046
6 Modifikasi Blower Kamar Asap 0.01 6,921 0.01 10,491 0.00 3,119 0.00 2,793 0.01 5,392
Jumlah 0.09 29,546 0.21 53,848 0.20 34,749 0.29 50,942 0.53 94,382

3. EFISIENSI AIR

PTPN VII Unit Way Berulu menyadari benar bahwa air merupakan kebutuhan
penting yang digunakan dalam pengelolaan industri perkebunan. Berbagai usaha
telah dilakukan untuk mencapai efisiensi pemakaian air di dalam seluruh proses
produksi. Berikut kami sampaikan data penggunaan air Unit Way Berulu dalam
proses produksi.

Tabel Efisiensi Air


TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
PEMAKAIAN AIR 164,872 118,009 130,845 142,483 86,466
a. Pemakaian Air Proses Produksi 123,654 93,227 103,368 112,562 68,308 M3
b. Pemakaian Air Fasilitas Pendukung Produksi 32,974 18,881 20,935 22,797 13,835 M3
c. Pemakaian Air tidak terkait Produksi 8,244 5,900 6,542 7,124 4,323 M3
Total Pemakaian Air di Unit 164,872 118,009 130,845 142,483 86,466 M3
HASIL ABSOLUT EFISIENSI AIR 18,301 5,086 26,509 66,041 45,853
a. Efisiensi Air Proses Produksi 123,654 30,427 20,286 11,092 55,346 M3
b. Efisiensi Air Fasilitas Pendukung Produksi 32,974 14,093 12,039 10,177 19,140 M3
c. Efisiens Air tidak terkait Produksi 8,244 2,343 1,701 1,119 3,920 M3
Total Absolut Efisiensi Air di Unit 164,872 46,863 34,027 22,389 78,406 M3
RASIO EFISIENSI AIR
a. Rasio Efisiensi Air Proses Produksi 1.00 0.33 0.20 0.10 0.81 %
b. Rasio Efisiensi Air Fasilitas Pendukung Produksi 1.00 0.75 0.58 0.45 1.38 %
c. Rasio Efisiens Air tidak terkait Produksi 1.00 0.40 0.26 0.16 0.91 %
Total Rasio Efisiensi Air di Unit 1.00 0.40 0.26 0.16 0.91 %
TOTAL PRODUKSI DALAM SETAHUN 4,483.57 4,199.48 5,255.29 6,465.70 4,149.78 Ton
INTENSITAS PEMAKAIAN AIR
a. Pemakaian Air Proses Produksi 27.58 22.20 19.67 17.41 16.46 M3/Ton
b. Pemakaian Air Fasilitas Pendukung Produksi 7.35 4.50 3.98 3.53 3.33 M3/Ton
c. Pemakaian Air tidak terkait Produksi 1.84 1.41 1.24 1.10 1.04 M3/Ton
Total Intensitas Pemakaian Air di Unit 36.77 28.10 24.90 22.04 20.84 M3/Ton
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022

35
a. ABSOLUT EFISIENSI AIR

Inovasi dalam penghematan pemakaian air di Unit Way berulu memodifikasi


mesin pendingin press bale yang mengeluarkan air yang semula air tersebut
dibuang sebagai limbah cair namun dengan memodifikasi mesin tersebut menjadi
air untuk kegiatan proses produksi tanpa menimbulakan efek berbahaya bagi
manusia maupun dampak negatif dalam proses produksi.

Hasil absolut 3R Air selama 5 tahun terakhir


2018 2019 2020 2021 2022*
No. Kegiatan Efisiensi Energi Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat Absolut Hemat
(GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000) (GJ) (Rp 000)
1 Mempersingkat Masa Tinggal Kamar Asap - - - - - - 21,133 24,345 14,673 16,903
2 Pemasangan Flow Meter pada setiap stasiun Pipa 6,405 7,379 1,780 2,051 9,278 10,689 9,906 11,412 6,878 7,923
3 Pergantian Instalasi pipa bocor 6,771 7,801 1,882 2,168 9,808 11,299 9,906 11,412 6,878 7,923
4 Pendalaman dan pembuatan bak Recycling 5,124 5,903 1,424 1,641 7,423 8,551 15,189 17,498 10,546 12,149
5 Area Rekreasi di kolam IPAL - - - - - - 9,906 11,412 6,878 7,923
Jumlah 18,301 21,083 5,086 5,859 26,509 30,539 66,041 76,079 45,853 52,823

b. BENCHMARKING EFISIENSI AIR


Posisi intensitas air dibandingkan dengan internal unit grup PTPN 7 untuk jenis
produk yang sama, Unit Way Berulu berada pada posisi pertama karena memiliki
nilai jumlah pengambilan air untuk produksi.

36
c. PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR
Total air limbah yang dihasilkan dari proses produksi, dan air limbah yang
dihasilkan dari fasilitas pendukung oleh unit bisnis yang dinilai dalam PROPER
dapat disajikan dalam tabel berikut ini :
TAHUN SATUAN
NO. PARAMETER Parameter
2018 2019 2020 2021 2022* Per-Tahun
BEBAN AIR LIMBAH
a. Proses Produksi a. BOD 0.01 0.01 0.01 0.01 0.009 Ton
b. COD 0.01 0.02 0.02 0.02 0.019
c. TSS 0.02 0.03 0.04 0.03 0.028
d. NH3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.000
0.03600 0.05620 0.06900 0.05620 0.05620 Ton
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi a. BOD 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 Ton
b. COD 0.027 0.023 0.025 0.020 0.021
c.TSS 0.036 0.036 0.036 0.036 0.036
d. M&L 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
e. NH3 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
0.072 0.068 0.070 0.065 0.066 Ton
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi Ton
Total Beban Air Limbah di Unit 0.108 0.124 0.139 0.121 0.122 Ton
HASIL ABSOLUT PENURUNAN BEBAN AIR LIMBAH 0.017 0.015 0.023 0.022 0.018
a. Proses Produksi 0.082 0.094 0.106 0.092 0.093 Ton
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi 0.026 0.030 0.033 0.029 0.029 Ton
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi - - - - - Ton
Total Absolut 3R Limbah B3 di Unit 0.11 0.12 0.14 0.12 0.12 Ton
RASIO PENURUNAN BEBAN AIR LIMBAH
a. Proses Produksi 2.28 1.68 1.53 1.64 1.65 %
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi 0.72 0.53 0.48 0.52 0.52 %
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi - - - - - %
Total Rasio Penurunan Beban Air Limbah di Unit 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 %
TOTAL PRODUKSI 4,483.57 4,199.48 5,255.29 6,465.70 4,149.78 Ton
INTENSITAS PENURUNAN BEBAN AIR LIMBAH
a. Proses Produksi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 Ton
b. Fasilitas Pendukung yang terkait Proses Produksi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 Ton
c. Fasilitas yang tidak terkait Proses Produksi - - - - - Ton
Total IntensitasPenurunan Beban Air Limbah di Unit 0.00002 0.00003 0.00003 0.00002 0.00003 Ton
Keterangan :
Data Tahun 2022 s.d September 2022

d. ABSOLUT BEBAN PENCEMARAN AIR


Untuk mengurangi beban pencemaran air Unit Way Berulu berinovasi
mengurangi atau zero pemakaian bahan kimia ammonia pada proses produksi
dengan subtitusi ammonia menjadi pacet (semacam lintah) untuk mencairkan
lateks sehingga mengurangi kadar NH3-N pada limbah cair.

Pengelolaan air limbah industri diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 03 tahun 2010. Peraturan tersebut menekankan baku mutu air limbah, namun
tidak dijelaskan mengenai kewajiban pada tata cara daur ulang air limbah.
Sehingga metode penggunaan kembali limbah aMDEA (Aliran Methyl Di-
Ethanol Air) ini merupakan tindakan inisiatif dilakukan tidak dalam rangka untuk
memenuhi kewajiban di dalam peraturan.

37
Reuse Air Pendingin Mesin Press Bale untuk Pencucian Box Trays

Pengelolaan air limbah industri diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup No. 03 tahun 2010. Peraturan tersebut menekankan baku mutu air
limbah, namun tidak dijelaskan mengenai tata cara pendaur ulangan limbah.
Dengan demikian, kegiatan penggunaan kembali eks. Pendingin mesin press bale
ini merupakan tindakan inisiatif PTPN VII Unit Way Berulu untuk pengurangan
jumlah limbah cair.

Hasil absolut penurunan beban pencemaran selama 4 tahun terakhir


2018 2019 2020 2021 2022*
No. Jenis Kegiatan Absolut Hemat (Rp Absolut Hemat (Rp Absolut Hemat (Rp Absolut Hemat (Rp Absolut Hemat (Rp
(GJ) 000) (GJ) 000) (GJ) 000) (GJ) 000) (GJ) 000)
1 Normalisasi Kolam Limbah 0.0103 120,030 0.009 100,677 0.023 310,788 - - - -
2 Zero Ammonia dari kebun Way Berulu - - - - - - - - -
3 Penambahan kolam IPAL 0.0017 19,360 0.001 16,238 - - - - -
4 Penambahan Aerator 0.0047 54,207 0.004 45,467 - - 0.022 370,907 0.0175 189,107
Jumlah 0.017 193,597 0.015 162,381 0.023 310,788 0.022 370,907 0.018 189,107

e. BENCHMARK PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR


Posisi intensitas Penurunan beban pencemaran air limbah dibandingkan
dengan internal unit grup PTPN 7 untuk jenis produk yang sama, Unit Way Berulu
berada pada posisi kedua karena memiliki nilai beban pencemaran air paling
rendah.

38
Dalam pelaksanaanya, PTPN VII Unit Way Berulu telah menerima
beberapa Sertifikasi dan Penghargaan antara lain, sebagai berikut:

No Jenis Kegiatan Tingkat / Tahun Peringkat

Penyelengara
1 Pengelolaan Nasional / 2011-2019 Biru-Hijau
lingkungan hidup Kementerian
(PROPER)
Lingkungan Hidup
2 Upaya Perlindungan Provinsi / 2013 Kategori
dan Pengelolaan Terbaik
Pemerintah Daerah
Lingkungan Hidup
Lampung
3 Penghargaan Nasional / 2013-2019 Level 4 -

Industri Hijau Kementerian Level 5

Perindustrian
4 Sertifikasi Industri Nasional / - -

Hijau (SIH) Kementerian

Perindustrian
5. Piagam Liga PTPN Awards 2022 Juara 4
Penghargaan Kebun
Karet Tersubur

6. Piagam Liga PTPN Awards 2022 Juara 2


Penghargaan Pabrik
Karet TerUtilized

7. Planters Innovation BUMN Holding 2022 10 Besar –


Summit (PIS) 3 Besar

(Business Strategy)

39
1. Pengukuran dan Pemantauan Hasil Praktek
a) Hasil Pengukuran Kebisingan

Berdasarkan hasil pengukuran, kondisi kebisingan yaitu :

No Lokasi Intensitas Memenuhi Tidak Saran


Pengukuran Bunyi Syarat Memenuhi
Syarat
1. Area SIR 82 dBa Memenuhi Menggunakan
earplug

2. Area Sortir 79 dBa Memenuhi Menggunakan


earplug

3. Area Kamar 73 dBa Memenuhi Menggunakan


Asap Earplug

4. Kamar 90 dBa Tidak Menggunakan


Mesin memenuhi Earplug

5. Line crumb 85 dBa Memenuhi Menggunakan


Earplug

6. Teknik 85 dBa Memenuhi Menggunakan


Earplug

Dari Tingkat kebisingan di beberapa titik area PTPN VII Unit Way
Berulu seperti di area SIR dapat diketahui sebesar 82 dBa, untuk area
sortir dapat diketahui sebesar 79 dBa, dan untuk area kamar asap dapat
diketahui sebesar 73 dBa. Berikut hasil tersebut sudah diatas baku
mutuyakni 85 dBa sudah sesuai dengan persyaratan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 70 Tahun 2016 tentang standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja industri.

40
b) Hasil Pengukuran Pencahayaan

Berdasarkan hasil pengukuran, kondisi pencahayaan di Compost Plant yaitu :

No Lokasi Tingkat Memenuhi Tidak


Pengukuran Pencahayaan Syarat Memenuhi Saran
Syarat
1. Ruang RSS 302 LUX Ditambahkan
daya listrik
untuk
pencahayaan

2. Ruang SIR 289 LUX Ditambahkan


daya listrik
untuk
pencahayaan

3. Ruang sortir 120 LUX Ditambahkan


daya listrik
untuk
pencahayaan

Dari hasil sebelumnya Pencahayaan di Area industri, yaitu ruang RSS


mendapatkan hasil yaitu 302 LUX, ruang SIR mendapatkan hasil yaitu 289
LUX, dan ruang sortir mendapatkan hasil yaitu 120 LUX. Masih ada beberapa
yang belum memenuhi persyaratan sesuai dengan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor1405/ Menkes/SK/XI/2002 dimana
untuk pekerjaan rutin seharusnya pencahayaannya 300 lux dan untuk pekerjaan
halus 1000 lux untuk itu diperlukan pengendalian untuk mengetahui
kemungkinan angka kecelakaan kerja dan kesehatan pekerja.

41
D. GAMBARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Gambaran Khusus Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Industri


a. Pelaksanaan Penerapan K3 Industri
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan menghindarkan pekerja dari
kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerjanya. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban
jiwa dan kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan,
yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Jika perusahaan
kurang memperhatikan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan
pekerja, maka kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan akan tinggi dan
kerugian perusahaan akan meningkat.

Langkah-langkah Penerapan K3 Menurut Suardi (2007:23) langkah-


langkah yang harus dilakukan dalam penerapan K3 adalah:

a) Menyatakan Komitmen: Penerapan Sistem Manajemen K3 tidak akan


berjalan tanpa adanya komitmen. Pernyataan komitmen dan penetapan
kebijakan untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 dalam
organisasi/manajemen harus dilakukan oleh manajemen puncak.
Komitmen ini harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga
harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati
dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran staf dan karyawan perusahaan. Staf
dan karyawan perusahaan juga harus mengetahui bahwa tanggung jawab
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja,
tetapi merupakan tanggung jawab seluruh personel dalam perusahaan
mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah.
b) Menetapkan Cara Penerapan: Perusahaan dapat menggunakan jasa
konsultan untuk menerapkan Sistem Manajemen K3.
c) Membentuk Kelompok Kerja Penerapan: Jika perusahaan akan
membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota kelompok kerja tersebut

42
terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal
ini penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab
terhadap unit kerja yang bersangkutan.
d) Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan: Sumber daya di sini
mencakup personel / orang, perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang
dimaksud adalan beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar
tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Untuk
perlengkapan, perlu dipersiapkan ruangan tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan
data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang
terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari
bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi
kegiatan audit dan assesment. Sementara dana adalah dana yang
diperlukan untuk membayar konsultan (bila menggunakan konsultan),
lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan di luar
perusahaan.

e) Kegiatan Penyuluhan: Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan


dari dan untuk kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu perlu
dibangun rasa adanya keikutsertaan atau partisipsi dari seluruh karyawan
dalam perusahaan melalui program penyuluhan.
f) Peninjauan Sistem: Kelompok kerja yang telah dibentuk kemudian mulai
bekerja untuk meninjau sistem yang sedang berlangsung untuk kemudian
dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen
K3. Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yakni dengan
meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaannya.
g) Penyusunan Jadwal Kegiatan: Setelah melakukan peninjauan sistem
maka kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal kegiatan.
h) Pengembangan Sistem Manajemen K3: Beberapa kegiatan yang perlu
dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem Manajemen K3 antara lain
mencakup dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan bagan alir,
penulisan manual Sistem Manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja.

43
i) Penerapan Sistem: Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka setiap
anggota kelompok kerja kembali ke masing-masing unit kerjanya untuk
menerapkan sistem yang telah ditulis.

Dalam praktek pelaksanaanya maka kelompok kerja tidak harus


menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu dokumen selesai dan
sudah mencakup salah satu elemen standar maka penerapan sudah dapat
dikerjakan. Sementara proses penerapan sistem berlangsung, kelompok
kerja tetap melakukan pertemuan berkala untuk pemantauan. Penerapan
sistem ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan
audit internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan
bukti-bukti (dalam bentuk rekaman tercatat) secara memadai dan untuk
melaksanakan penyempurnaan sistem serta modifikasi dokumen.

b. Pengawasan Lingkungan Industri


Pengawasan K3 di lingkungan industri PTPN VII Way Berulu
menerapkan sistem organisasi P2K3. P2K3 atau Panita Pembina
Keselamatan Kerja adalah badan pembantu si tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.

44
SUSUNAN PENGURUS
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(P2K3) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT WAY BERULU
PERIODE 2020-2022

Faktor keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung


terciptanya suasana kerja yang aman baik untuk keselamatan dan kesehatan para
pekerja. Unit penunjang keamanan dalam Alat Pelindung Diri (APD).
- Baju kerja
- Penutup telinga
- Senter
- Kartu pengenal
- Sepatu
- Helm
- Kaca Mata
- Masker Mulut

45
Unsur penunjang perlengkapan dalam K3
- Tandu Orang
- Alat Pemadam Kebakaran
- Rambu-rambu petunjuk
- Spanduk k3
- MCK
- P2K3
- Papan Pengumuman berupa rambu-rambu Isyarat Bahaya dan
himbauanhimbauan
c. Monitoring
Berikut Data K3 di PTPN VII Way Berulu:
1. Sarana dan Prasarana
a. Sarana K3

No Uraian Jumlah Keterangan


1. APAR 23 Terpasang

2. Hydrant 1 Terpasang
3. Rambu K3
• Petunjuk Arah 100 Terpasang
Darurat
• Tempat Titik Kumpul 2 Terpasang

• Tangga Darurat 3 Terpasang


4. Alat Pelindung Diri
• Helm 115 buah Terpakai
• Earplug 5 buah Terpakai
• Masker gas 4 kotak Terpakai
• Masker safety 2 Buah Terpakai
• Sarung tangan safety 4 Pasang Terpakai
• Sarung tangan karet 4 Pasang Terpakai
• Sepatu Safety 366 pasang Terpakai
5. Kotak P3K 4 Unit Berisi Obat-obatan stdr
6. Tempat 1
Ibadah/Musholah
7. Ruang Sekretariat 1
P2K3L

46
8. Puskesmas PTPN VII 1
Way Berulu

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat PTPN VII Way Berulu

No Personil Jumlah Keterangan


1 Dokter 1 orang Penanggung jwb puskes
2 Paramedis Akper -
3 Paramedis Kebidanan 1 orang
4 Paramedis Perawat -
5 Apoteker/juru tulis 1 orang

3. Data Kecelakan Kerja


Data Kecelakaan Kerja Periode Juli s.d.September 2022

Waktu Penyebab
Perkiraan
Kejadian Data Korban Akibat Faktor Kecelakaan Kerugian
Kecelakaan

Nama Jenis Umur M C ST C Cidera Sumber Tipe ;[


Kel. T B R

NIHIL
Ket : M= Meninggal; CT = Cacat Tetap; STB= Sementara Tidak Bekerja; Cr = Cidera
Ringan

4. Data Penghargaan K3

No Uraian Tahun Keterangan

1. Kecelakaan Nihil 2011 - 2014 -

2. SMK3 Belum ada -

3. Program Pencegahan & -


Penanggulangan Belum ada
HIV/AIDS di Tempat
Kerja

47
PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN K3 TAHUN 2021
UNIT WAY BERULU
KOMODITI : KARET
NO DAMPAK PENTING PROGRAM MANAJEMEN LK3 SASARAN UPAYA PENCAPAIAN PERIODE PEMANTAUAN *) PIC

1 Erosi Tanah - Penanaman Tanaman Penutup Tanah (LCC) - Mempertahankan erosi aktual lebih rendah dari pada erosi yang dib - Mempertahankan kerapatan tanaman penutup tanah (LCC) Selama kebun berproduksi Asisten Tanaman
- Menanam LCC (Legumen Cover Crop ) 3 bulan sebelum bibit

ditanam di areal kebun

2 Pencemaran Air - Pengelolaan/Pemeliharaan Kolam IPAL - Kondisi Kolam dan lingkungan IPAL bersih, terawat dan asri - Pengutipan scum pada permukaan kolam fakultatif dan Kolam Ae Harian Mandor Limbah

(Instalasi Pengelolaan Air limbah) - Pembersihan area disekitar kolam dan penataan taman Harian Mandor Limbah

- Penanaman pohon keras di sekitar area IPAL Harian Mandor Limbah

- Melakukan perawatan sarana dan prasarana IPAL Mingguan Mandor Limbah

- Menekan kehilangan remahan karet dalam proses produksi - Mengurangi losis lateks yang terbuang saat proses pengolahan Harian Mandor Pengolahan

- Melakukan proses giling bila kondisi bekuan sudah beku sempurn Harian Mandor Giling

- Analisa Mutu Air Limbah Inlet dan Outlet - Mempertahankan kualitas air limbah dibawah BMAL - Pengukuran pH dan Debit Harian Air Limbah Harian Mandor Limbah

- Melakukan Analisa Mutu Air Limbah Outlet Bulanan Kepala Laboratorium

- Analisa Mutu Air Limbah Inlet dan Badan Sungai Triwulan Kepala Laboratorium

- Penurunan beban pencemaran air limbah - Menurunkan nilai parameter air limbah untuk BOD dan COD dibaw a- Pembersihan permukaan kolam Anaerob dari rumput dan sampah Harian Mandor Limbah

air limbah - Pembersihan permukaan kolam Fakultatif dan Aerob dari scum, Harian Mandor Limbah

rumput dan sampah

- Mengoperasionalkan difuser dan air mancur pada kolam Aerob Harian Mandor Limbah

- Menjaga populasi ikan pada kolam aerob agar tidak terlalu bany a Bulanan Mandor Limbah

- Mempertahankan volume IPAL dan masa retensi yang ada - Melakukan pendalaman pada kolam yang mulai terjadi Kondisional Asisten Teknik

pendangkalan

- Recycling Air Limbah untuk Proses Produk - Efisiensi penggunaan air permukaan - Pengukuran pemakaian air recycling Harian Mandor Limbah

- Konservasi Air - Pencadangan sumber air - Pembersihan permukaan embung-embung Bulanan Mandor Limbah

dan pemasangan papan dilarang membuang sampah , mandi

48
dan memancing

3 Pencemaran Emisi Udara dan - Analisa Mutu Udara Emisi, Ambient, Kebi s- Hasil Analisa Udara Emisi, Ambient, Kebisingan dibawah Baku Mutu - Melakukan Analisa Udara Emisi, Ambient, Kebisingan dan Kebau a Semester Asisten Teknik
Ambient
dan Gas Rumah Kaca Getaran dan Kebauan - Pemeliharaan Rutin/Maintenance Genset dan Kamar Asap Harian Mandor Besar Teknik

- K3 Pekerja dan Lingkungan terjaga - Pekerja menggunakan alat pelindung diri Harian Mandor Besar Teknik

- Efisiensi Pemakaian Energi - Penghematan Pemakaian Listrik, BBM dan bahan bakar kayu - Memasang stiker hemat energi Harian Asisten Teknik dan Pengolahan

- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) - Penurunan Emisi GRK sebesar 2 % dari tahun sebelumnya - Mematikan lampu pada saat kondisi terang/pulang kerja Harian Asisten Teknik dan Pengolahan

- Memasang lampu hemat energi Harian Asisten teknik

- Menggunakan skylight pada proses sortasi Harian Asisten Pengolahan

- Pengaturan penggunaan pemakaian kamar asap dan kendaraan din a Harian Asisten Pengolahan dan Teknik

- Meminimalisir penggunaan Genset Harian Asisten Teknik

4 Pencemaran Limbah Bahan - Pengurangan timbulan LB3 - Mengurangi timbulan LB3 minimal 2 % dari tahun sebelumnya - Mengurangi pemakaian bahan yang menyebabkan timbulan LB3 Bulanan Asisten Teknik
Berbahaya
dan Beracun (B3) - Penaatan Pengelolaan LB3 100 % - Penaatan Pengelolaan LB3 sesuai ketentuan dari KLH 100 % - Membuat logbook, checklist, neraca LB3 Bulanan Krani Teknik

- Memelihara kebersihan housekeeping TPS Harian Mandor Besar Teknik

- Pemasangan simbol, label LB3 sesuai jenis dan karakteristik Krani Teknik

LB3

- Menyimpan LB3 sesuai masa simpan yang diizinkan Masa Simpan 365 Asisten Teknik dan Pengolahan
hari
- Menyerahkan LB3 kepada pengangkut dan pemanfaat/ Asisten Teknik dan Pengolahan

pengolah akhir yang mempunyai izin dari KLH

NO DAMPAK PENTING PROGRAM MANAJEMEN LK3 SASARAN UPAYA PENCAPAIAN PERIODE PEMANTAUAN *) PIC

5 Pencemaran Limbah Padat Non B3 - Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Padat - Pemisahan sampah menurut jenis menjadi organik, anorganik dan - Penempatan Kotak Sampah yang dibedakan sesuai Jenis Asisten Teknik

Non B3 logam Sampah (Sampah Organik, An Organik, Logam)

- Mengelola Sampah organik menjadi Kompos yang dapat - Pembuatan kompos dari daun-daun dan sisa-sisa makanan Mingguan Asisten Pengolahan

digunakan sebagai pupuk tanaman di Pabrik

- Mengelola aval karet dari proses pengolahan sehingga masih - Pengutipan Aval karet di Rubber Trap dan Kolam Anaerob Mandor Limbah
Harian
memiliki nilai jual

- Memilimalisir dan memanfaatkan sampah anorganik dari kegiatan ka - Pemakaian halaman kertas bolak balik, kertas yang masih Harian Asisten TUK

dipakai 1 sisi digunakan untuk amplop

6 PROPER - Peringkat PROPER HIJAU - Membuat Laporan RKL/RPL dan Melaporkan ke KLH, Propinsi, Kab u- Pembuatan Laporan RKL RPL secara Rutin Triwulan Asist. Teknik & Pengolahan

49
- Pengelolaan Pemakaian Air dan IPAL - Pembersihan dan perawatan IPAL Asist. Teknik & Pengolahan
Mingguan
- Pengelolaan Limbah LB3 - Pengelolaaan Sumber LB3, TPS LB3 dan Penyimpanan LB3 Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan

- Pengelolaan Emisi Udara dan Ambient serta Gas Rumah Kaca - Pengelolaan Sumber emisi & perawatan genset dan kamar asap Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan

- Pengelolaan Limbah Padat Non B3 - Pengelolaan sampah-sampah padat non B3 Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan

- Pengelolaan Lingkungan/ House Keeping - Pembersihan dan perawatan taman-taman Mingguan Asist. Teknik & Pengolahan

7 Keanekaragaman Hayati - Identifikasi Potensi Keanekaragaman Hay a- Mengidentifikasi dan Mengelola Flora, Fauna, Cagar Alam, Banguna n- Membuat identifikasi / Daftar Flora dan Fauna serta habitat Bulanan Ketua P2K3L
yang ada disekitar Unit Kebun dan Pabrik Bersejarah yang ada di sekitar Perusahaan yang masuk dalam daftar Keanekaragaman hayati

- Meningkatkan populasi Flora dan Fauna yang dilindungi - Memasang papan pengumuman untuk perlindungan flora

fauna dari pengrusakan

- Memantau perkembangan populasi flora dan fauna yang dilindung

- Membuat statistik perkembangan peningkatan populasi

keanekaragamanhayati

8 CSR dan CD - Peduli Kemitraan - Memperkenankan masyarakat sekitar menggunakan fasilitas olahrag - Membangun fasilitas olahraga, fasilitas pendidikan, Sarana Tahunan Asisten SDM & Umum
- Peduli Pendidikan pendidikan, sarana ibadah, kesehatan dan jalan Perusahaan Ibadah dan Kesehatan

- Peduli Pembangunan - Menciptakan keharmoisan hubungan pekerja dengan penduduk sekit a- Membantu korban bencana alam yang ada disekitar Perusahaan

- Peduli Bencana Alam melalui kegiatan olah raga, perayaan keagamaan dan kesenian - Membantu perbaikan gorong-gorong, perbaikan rumah ibadah,

- Peduli Kesehatan - Membantu desa sekitar dalam perbaikan jalan desa, gorong-gorong, jembatan dan jalan

- Peduli Keagamaan jembatan, sarana ibadah - Memberikan bibit pohon keras untuk desa sekitar

- Peduli Pelestarian Lingkungan - Membantu petani, peternak dan wirausaha untuk meningkatkan kem a- Memberikan program kemitraan dan pembentukan kelompok

dengan program kemitraan dan pembentukan kelompok-kelompok tan i tani dan peternak di sekitar Perusahaan

9 Kebakaran di Pabrik - Kelengkapan sarana dan prasarana antisip a- Memasang Hydrant dan APAR - Melakukan perawatan pada instalasi hydrant dan APAR Bulanan Asisten Teknik
- Memasang tanda-tanda larangan merokok dan menghidupkan api dis e- Menempatkan tanda-tanda peringatan di lokasi yang strategis Tahunan Ketua P2K3L

- Simulasi Tanggap Darurat - Membuat program simulasi tanggap darurat - Membuat program Simulasi untuk antisipasi beberapa bahaya/b e Tahunan Ketua P2K3L

- Melakukan simulasi tanggap darurat - Melakukan safety briefing dan simulasi tanggap darurat Tahunan Ketua P2K3L

- Memasang tanda rute evakuasi, jalur evakuasi, area berkumpul - Menempatkan tanda-tanda peringatan di lokasi yang mudah dilal u Tahunan Ketua P2K3L

- Membuat laporan simulasi tanggap darurat - Melaporkan laporan kegiatan simulasi kepada pihak yang terkait Tahunan Ketua P2K3L

10 Kecelakaan Kerja - Kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri) - Meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja - Melakukan pembersihan di area kerja sebelum dan sesudah melak Harian Asisten Pengolahan
- Meraih penghargaan Zero Accident - Memakai APD yang disediakan oleh perusahaan Harian Asisten Pengolahan

- Melakukan pekerjaan dengan hati-hati Harian Asisten Pengolahan

50
- Memasang tanda-tanda peringatan di area kerja Tahunan Asisten Pengolahan

- Melakukan briefing dan do'a setiap awal kerja Harian Asisten Pengolahan

51
E. GAMBARAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH
a. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Salah satu permasalahan lingkungan hidup yang sangat potensial
adalah tercemarnya air. Upaya In Plant Control dan house keeping
dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran limbah dengan
membuat berbagai sarana dan instalasi limbah yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat, dengan menggunakan acuan baku mutu
limbah (Bagan alir IPAL terlampir). Instalasi Limbah Cair (IPAL) terdiri
dari beberapa kolam yaitu:

No. Nama Kolam Ukuran (Meter) Volume (M³)

1. Rubber Trap 1 16 x 12 x 2,5 480


2. Rubber Trap 2 16 x 12 x 2,5 480
3. An Aerob1 50 x 17,5 x 4 3.500
4. An Aerob 2 70 x 30 x 5,5 11.550
5. An Aerob 3 70 x 30 x 5,5 11.550
6. Fakultatif 1 75 x 40 x 3 9.000
7. Fakultatif 1 75 x 40 x 3 9.000
8. Aerob I 70 x 30 x 1,5 3.150
9. Aerob II 100 x 50 x 1,5 7.500
Total 58.485

Keterangan :

- Pemasangan turbo jet aerator pada kolam Fakultatif II sebanyak


2 Unit yang berfungsi menambah oksigen yang dibutuhkan oleh
biota hidup.
- pemasangan water prayer pada kolam aerob I dan II, dan diffuser
pada kolam aerob I yang berfungsi untuk mengurai NH3 dan N
total

52
- Kompa recycle dipasang pada kolam aerob I yang berfungsi
untuk memompa air limbah yang akan digunakan untuk proses
pengolahan SIR jika tidak tersedianya air bersih.
- Dengan kondisi IPAL yang ada hasil analisa limbah cair
dibawah baku mutu.

- Air limbah atas dasar permintaan masyarakat sekitar sebagian


tetap dialirkan keperairan umum yang akan digunakan untuk
bercocok tanam dan tambak ikan oleh penduduk sekitar
dikarenakan hasil olahan air limbah tersebut dapat menyuburkan
karena kandungan nitrogen.

Berikut Adalah Hasil Uji Outlet Ipal Yang Dilakukan Secara Rutin Setiap 1 (Satu)
Bulan Sekali,

Hasil Uji Bulan September :

53
Berikut adalah Hasil Uji Inlet Ipal Yang Dilakukan Secara Rutin Setiap 3 (Tiga)
Bulan Sekali

Hasil Uji Bulan September :

b. Limbah Padat Non B3


Proses pengolahan limbah cair di IPAL, pada kolam rubber trap masih
terkandung partikel-partikel karet yang masih dapat digunakan sebagai
bahan baku alas kaki. Partikel-partikel karet tersebut akan terapung di
permukaan kolam dan apabila sudah menumpuk, partikel tersebut dapat
diambil dan dimasukkan ke dalam wadah dan kemudian dijual ke industri
alas kaki. Dari segi teknis pemanfaatan partikel ini mudah dilakukan karena
hanya mengambil partikel yang terapung tanpa ada perlakuan yang sulit.
Industri yang akan memanfaatkan partikel karet ini akan mendapatkan
bahan baku yang lebih bersih karena ada penampungan awal untuk

54
mengumpulkan partikel sehingga terhindar dari kotoran seperti tanah.
Penggunaan kembali atau daur ulang partikel karet di kolam rubber trap
penting dilakukan karena dengan daur ulang ini akan mengurangi
kandungan karet yang terkandung dalam air limbah buangan sehingga
bahaya terhadap lingkungan dapat diminimalkan.

Tabel limbah padat non B3 yang dihasilkan unit bisnis yang dinilai
dalam PROPER dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :
3R Limbah Padat Non B3

Berikut adalah data penjualan limbah padat rubber trap pada bulan
agustus :

55
c. Limbah B3

Pada pengamanan limbah B3 hasil pengamatan yang kami dapatkan


bahwa ptpn7 way berulu melakukan pemilahan yaitu ada limbah medis,
limbah lampu tl, limbah oli, filter oli, kain majun bekas yang berizin.
Sedangkan penyimpanan limbah B3 telah memenuhi syarat yaitu
penyimpanan limbah B3 dengan berat kurang dari 50 kg lama penyimpanan
90 hari untuk limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg perhari atau lebih,
sedangkan 180 hari untuk limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg
perhari.
Sesuai dengan PP No.74 tahun 2001 dan No. 18 tahun 1999 PP
nomor 85 tahun 1999 bahwasanya setiap perusahaan wajib melakukan
pengelolaan limbah B3, namun tidak ada ketentuan harus mengikuti metode
tertentu dalam implementasi program pengurangan LB3. Sehingga metode
pengurangan limbah B3 dengan memaksimalkan penggunaan listrik PLN,
pengalihan lampu pijar ke cahaya matahari pada proses sortasi hingga
subtitusi lampu LED diperkenankan sebagaimana mestinya untuk
menunjang program pengurangan limbah B3.
Unit Way Berulu tidak memanfaatkan Limbah B3 tetapi
berkomitmen meminimalisir timbulan Limbah B3 melalui program:
✓ Mengurangi sumber timbulan limbah B3 (oli, accu dan filter) dengan
mengurangi pengoperasian genset atau memaksimalkan listrik PLN.
✓ Pengalihan secara bertahap penggunaan lampu penerangan yang
mengandung argon dan mercury (TL) menjadi lampu LED yang ramah
lingkungan.
✓ Penggunaan pelumas kendaraan dengan umur teknis lebih lama (semula
2500 km /4 liter/bulan menjadi 5000 km /4 liter/bulan
✓ Pengalihan cahaya di Gudang sortasi RSS dari lampu pijar dengan
pencahayaan alami (pengunaan cahaya matahari).

56
Data pengangkutan limbah b3 oleh pihak ke3 :

57
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktek kerja lapangan yaitu :

✓ Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, PTPN VII telah


menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan dan telah mendapatkan
Sertifikasi ISO 14001:2015 oleh PT Sucofindo,

✓ PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu telah berkerja sama dengan
baik antara manajer staff dan pekerja dengan baik dan saling menjalin
silahturahmi

✓ Kebisingan dan pencahayaan telah dilakukan pemeriksaan yaitu kebisingan


dari tingkat Area SIR, Area Sortir, Area Kamar Asap, Lined crumb dan
Area Teknik dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan diarea tersebut
sudah memenuhi standart baku mutuyang telah ditentukan yaitu 85 dBa
yang teratur dalam Peraturan yang sesuai dengan persyaratan Peraturan
Menteri Kesehatan Lingkungan Kerja Industri namun ada bebarapa yang
tidak memenuhi standar yaitu Kamar mesin 90 dBa dikarenakan suara
mesin yang bising, serta pencahayaan yang telah kami cek dengan
menggunakan alat yaitu lux meter dan hasilnya yaitu pencahayaan di area
industri untuk Area RSS sudah memenuhi standar tetapi untuk Area SIR
dan Ruang Sortir masi belum memenuhi persyaratan sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1404/SK/XI/2002
dimana untuk pekerja rutin seharusnya pencahayaan 300 lux dan untuk
pekerja harus 1000 lux untuk itu diperlukan penambahan cahaya untuk
mengurangi kecelakaan akibat kerja.

✓ Untuk pengolahan air limbah telah memenuhi standar baku mutu yang telah
ditentukan oleh permen LHK no.5 tahun 2014 tentang baku mutu air
limbah, lalu untuk pengangkutan dan pengolahan limbah B3 dilakukan oleh
pihak ke3 yang telah tersertifikasi, dan limbah padat non B3 yang ada di

58
PTPN VII Way Berulu masih diminati oleh konsumen Sebagai bahan baku
untuk pembuatan produk – produk konsumable.

✓ Keselamatan dan Kesehatan kerja atau K3 di PTPN VII Way Berulu telah
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan yaitu pada Permenaker
no.5 tahun 2018 tentang standar keselamatan dan Kesehatan kerja seperti
tersedianya APD dan lain-lain.

B. SARAN

1. Bagi Industri

a. Diharapkan agar kerjasama antara institusi dengan pihak industri lebih


baik dengan banyak memberi peluang kepada Mahasiswa/i untuk
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).
b. Hubungan karyawan dengan mahasiswa/i Prakerin diharapkan selalu
terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang
baik.

2. Bagi Mahasiswa
a. Selalu menjunjung tinggi nama baik Instutusi secara umum dan
Program Studi secara khusus dengan cara menjaga attitude selama
melaksanakan kerja praktek di perusahaan tempat mahasiswa praktek.
b. Selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan tidak
malu bertanya kepada staff yang ada apabila mengalami kesulitan
maupun sesuatu yang belum kita ketahui.
c. Bekerjasama dengan baik dengan seluruh staff yang ada, agar tercipta
suasana kerja yang nyaman. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja
praktek secara nyata yang dapat dijadikan bekal keterampilan saat
turun ke lapangan kerja.

59
3. Bagi Institusi
a. Pemantauan terhadap mahasiwa/i yang sedang Prakerin maupun yang
baru akan melaksanakan Prakerin agar lebih ditingkatkan lagi untuk
menyakinkan pihak perusahaan terhadap program PRAKERIN ini.
b. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan
terutama untuk pembinaan mental siswa/i.
c. Dan juga Bapak/Ibu Dosen selalu memberikan motivasi, bimbingan dan
keringanan pada mahasiswa yang sedang PRAKERIN.

60
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Tentang Sanitasi.
Permenaker RI. NO. Per. 05/MEN/1996/ .Tentang sistem Manajemen K3
PTPN 7. (2021). DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN.
STATISTIKA, B. P. (2016). Perusahaan Industri Pengolahan. Retrieved from
BADAN PUSAT STATISTIKA: https://www.bps.go.id/subject/9/industri-
besar-dan-sedang.html
Undang-Undang No 3 Tahun 2014. (2014). UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN.
BAB 1 Pasal 1.

61
LAMPIRAN

62
63

Anda mungkin juga menyukai