Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah Pilihan Oleokimia

PEMANFAATAN VCO DENGAN AKSIMPAIN (EKSTRAKSI ENZIM


PAPAIN) DAN EKSTRAK LIMBAH KULIT JERUK SEBAGAI
ESSENCE SEKALIGUS PENETRAL RADIKAL BEBAS UNTUK
ALTERNATIF BAHAN DASAR PEMBUATAN HAND AND BODY
LOTION

TIM PENGUSUL
Sagitha Fitri Novia 40040117640018/ 2017A
Enrico Fendy Sapatra 40040117640019/ 2017A
Indah Yuniarti 40040117640023/ 2017A
Hovivah 40040117640030/ 2017A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Praktikum : Mata Kuliah Pilihan Oleokimia


Judul Kegiatan : PEMANFAATAN VCO DENGAN AKSIMPAIN (EKSTRAKSI
ENZIM PAPAIN) DAN EKSTRAK LIMBAH KULIT JERUK
SEBAGAI ESSENCE SEKALIGUS PENETRAL RADIKAL BEBAS
UNTUK ALTERNATIF BAHAN DASAR PEMBUATAN HAND
AND BODY LOTION
Dosen Pembimbing : Dr. Eng Vita Paramita, ST, MM, M.Eng
Praktikan : 1. Sagitha Fitri Novia 40040117640018/ 2017A
2. Enrico Fendy S. 40040117640019/ 2017A
3. Indah Yuniarti 40040117640023/ 2017A
4. Hovivah 40040117640030/ 2017A

Laporan Praktikum dengan Judul :

PEMANFAATAN VCO DENGAN AKSIMPAIN (EKSTRAKSI ENZIM PAPAIN)


DAN EKSTRAK LIMBAH KULIT JERUK SEBAGAI ESSENCE SEKALIGUS
PENETRAL RADIKAL BEBAS UNTUK ALTERNATIF BAHAN DASAR
PEMBUATAN HAND AND BODY LOTION

telah disetujui pada tanggal

Semarang, 2019

Dosen pembimbing

Dr. Eng. Vita Paramita, ST, MM, M. Eng.


NIDN. 00-1502-81-02
ORGANISASI KELOMPOK

Praktikum Mata Kuliah Pilihan Oleokimia telah dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Semarang, yaitu sebagai berikut :
1. Sagitha Fitri Novia 40040117640018/ 2017A
2. Enrico Fendy S. 40040117640019/ 2017A
3. Indah Yuniarti 40040117640023/ 2017A
4. Hovivah 40040117640030/ 2017A
Demikian laporan kegiatan ini dibuat dan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Semarang, 2019

Mengetahui,
Praktikan Praktikan Praktikan Praktikan

Sagitha Fitri Novia Enrico Fendy S. Indah Yuniarti Hovivah


40040117640018 40040117640019 40040117640023 40040117640030

Dosen Pembimbing Ka. Laboratorium

Dr. Eng Vita Paramita, ST, MM, M,Eng. Fahmi Arifan, ST, M.Eng
NIDN . 00-1502-81-02 NIP. 19800220 200501 1 001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia merupakan negara yang agraris, dilihat dari segi geografisnya komoditi terbesar
di Indonesia adalah penghasil kelapa terbesar di dunia. Pada akhir tahun 2014 Indonesia dapat
memproduksi sekitar 3.031.310 Ton kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014). Dengan
angka yang cukup tinggi, sangat disayangkan apabila produksi kelapa di Indonesia tidak
digunakan.
VCO adalah minyak yang terbuat dari daging kelapa, yang merupakan salah satu sumber
lemak yang banyak diminati oleh masyarakat karena beberapa kegunaannya (Setiadji dan
Prayugo, 2006). Jika dibandingkan dengan minyak nabati yang lainnya, VCO dapat membantu
mengurangi pigmentasi yang disebabkan radikal bebas melalui vitamin E (mikronutrien utama
VCO) yang berkhasiat sebagai antioksidan, melembabkan dan mencerahkan kulit dengan cara
menghilangkan sel kulit mati di permukaan kulit, melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet
serta mengurangi resiko kanker kulit (Aisyahni, 2012).
Umumnya pembuatan VCO dilakukan dengan cara kering dan basah. Cara kering
dilakukan dengan mengepres kopra, sedangkan cara basah dilakukan dengan dua teknik yaitu
pemanasan dan tanpa pemanasan (fermentasi, enzimatik). Pengolahan minyak kelapa yang
telah lama dilakukan oleh masyarakat yaitu pengolahan cara tradisional yang menghasilkan
minyak dengan mutu kurang baik yaitu mudah tengik (Rindengan, 2004). Pengolahan cara
tradisional ternyata mengakibatkan protein yang terdapat dalam santan terdenaturasi,
kandungan antioksidan dan MCFA (Medium Chains Fatty Acid) berkurang (Sutarmi, 2006).
Minyak yang dihasilkan berwarna kuning serta kadar air dan asam lemak bebas yang cukup
tinggi di dalam minyak kelapa. Daya simpan juga tidak lama yaitu sekitar dua bulan saja. Untuk
memperbaiki mutu minyak kelapa maka dilakukan perbaikan pengolahan minyak dengan cara
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

pengolahan secara enzimatis, diharapkan minyak yang dihasilkan adalah VCO dengan kualitas
yang lebih baik dibandingkan yang diolah secara tradisional.
Pembuatan minyak kelapa secara enzimatis pada dasarnya menggunakan enzim yang cara
kerjanya memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak (santan). Dengan putusnya ikatan
lipoprotein, minyak yang diikat olek ikatan tersebut akan keluar dan menggumpal menjadi satu.
Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi
lemak yaitu papain (papaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting
(Setiaji, 2006).
Kelebihan dari papain yaitu memiliki daya proteolitik yang tinggi, dalam suhu yang tinggi
papain tetap stabil dan papain tetap aktif pada pH antara 3 sampai 12 (Siregar, 2010).
Penggunaan enzim dapat mendegradasi komponen protein dan memecah dinding sel santan
sehingga membantu kualitas minyak kelapa. Dari penelitian yang dilakukan oleh Winarti dkk
(2007) menyimpulkan bahwa semakin banyak papain, maka VCO yang diperoleh akan
semakin menigkat.
Selama ini VCO telah banyak dimanfaatkan, dibidang kosmetik VCO biasa dibuat dalam
bentuk sabun, sampo, minyak pijat, aroma terapi, dan carier oil (Aisyahni Mayana, 2012). Oleh
sebab itu, perlu adanya inovasi baru dalam pengelolahan VCO untuk memaksimalkan
pemanfaatan VCO yang berguna bagi masyarakat, salah satunya dalam bentuk hand and body
lotion yang berguna untuk melindungi kulit dari sinar matahari, melembabkan kulit. Umumnya
hand and body dibuat dengan mencampurkan ekstrak buah atau bunga, akan tetapi ada bahan
lain yang ekstraknya dapat digunakan dan berfungsi untuk menetralkan radikal bebas yang
masuk pada kulit, yaitu kulit jeruk (Jaenudin, 2015). Berdasarkan ulasan diatas, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian tentang pemanfaatan VCO dengan AKSIMPAIN
(ekstraksi enzim papain) dan ekstrak limbah kulit jeruk sebagai essence sekaligus penetral
radikal bebas untuk alternatif bahan dasar pembuatan hand and body lotion.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun
papaya (Carica papaya L.) dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit jeruk (Citrus sinensis
L.) terhadap kualitas dan kuantitas minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) untuk alternatif bahan
dasar pembuatan hand and body lotion.

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM


Adapun beberapa manfaat yang bisa diberikan pada penelitian ini antara lain :
1. Memberikan informasi mengenai pembuatan VCO secara enzimatik dan fermentasi.
2. Memberikan informasi tentang keefektifitasan enzim papain dalam pembuatan VCO.
3. Memberikan informasi mengenai kandungan zat aktif kulit jeruk dan pemanfaatannya
sebagai penetral radikal bebas yang masuk pada kulit.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Nabati


Minyak nabati berasal dari bahan baku seperti kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai, biji
bunga matahari, dan sebagainya. Kandungan utama dari minyak nabati adalah asam lemak,
yang terdiri dari asam lemak jenuh (asam palmitat, asam stearat) dan asam lemak tak jenuh
(asam oleat atau Omega 9, dan asam linoleat atau Omega 6) (Utami,2013).

2.2 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk famili Palmae dari genus Cocos. Tanaman kelapa
merupakan tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut
pohon kehidupan (tree of life) (Setyamidjaja, 1994).
Buah kelapa terdiri dari kulit luar (epicarp), sabut (mesokarp), tempurung (endocarp),
daging buah (endosperm) dan air kelapa (Palungkun, Rony. 1993). Komposisi kimia daging
buah kelapa ditentukan oleh umur buah. Masing-masing memiliki porsi 1,34% dan 1,44% dari
seluruh asam amino dalam daging buah kelapa. Komponen protein dan karbohidrat dalam
daging buah kelapa sangat menentukan dalam pembuatan emulsi santan yaitu berfungsi sebagai
pemantap (Ketaren, 1996).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

2.3 Santan
Santan didefinisikan sebagai cairan putih hasil perasan daging buah kelapa yang sudah
diparut, digiling, atau dikecilkan ukurannya dengan penambahan air (Setiaji, 2006).
Protein (berupa lipoprotein) yang terdapat di dalam santan dapat berfungsi sebagai zat
pengemulsi karena protein terserap dalam permukaan antara cairan yang tidak bercampur
dengan minyak dan air. Salah satu penyebab hilangnya stabilitas protein adalah adanya enzim.
Hal ini berarti bahwa protein mengalami denaturasi sehingga kelarutannya berkurang. Lapisan
molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob berbalik ke luar sedangkan bagian luar
yang bersifat hidfofil terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan
akhirnya akan mengalami pengendapan, sehingga lapisan minyak dan air dapat terpisah
(Winarno, 1991).

2.4 Minyak Kelapa


Minyak kelapa dapat diekstraksi dari daging buah kelapa atau daging kelapa yang
dikeringkan (kopra). Kandungan minyak pada kopra umumnya 60 – 65%, sedangkan daging
buah kelapa sekitar 43% (Suhardiman, 1999).
Minyak kelapa sangat ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliserida yang
merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam
lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air (Sudarmadji, dkk.,
1989).
H2C-OH R1-COOH H2C-O-COR1

HC-OH + R2-COOH HC-O-COR2 + 3H2O

H2C-OH R3-COOH H2C-O-CR3


Gliserol Asam Lemak Trigliserida Air
Gambar 1. Proses Pembentukan Trigliserida
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Berdasarkan kandungan asam lemaknya minyak kelapa digolongkan ke dalam minyak


asam laurat (C12H24O2), karena asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam
lemak lainnya (Ketaren, 1996).
Asam lemak jenuh yang terkandung dalam minyak kelapa adalah asam lemak jenuh rantai
sedang dan pendek yang sangat mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Saat ini minyak kelapa
memiliki peran lebih terhadap kesehatan dibandingkan minyak nabati yang lain dan telah
digunakan sebagai obat, biasanya disebut sebagai minyak kelapa murni (Sutarmi, 2006).
Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

Sumber: Thieme, J. G. (1968) dikutip dari Ketaren, 1986.

2.5 Minyak Kelapa Murni


Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak kelapa yang
terbuat dari daging kelapa segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa pemanasan,
sehingga kandungan yang paling dominan yaitu asam laurat dalam minyak tetap dapat
dipertahankan. Asam laurat ini merupakan lemak rantai sedang yang dapat langsung menjadi
sumber energi di sel-sel tubuh manusia. Asam laurat merupakan suatu asam lemak jenuh
dengan rantai karbon sedang (memiliki 12 atom karbon), termasuk Medium Chain Fatty Acid
atau MCFAyang dapat meningkatkan energi. Hal ini sering dikaitkan dengan peningkatan
metabolise dimana dapat meningkatkan daya tahan serta mempercepat penyembuhan terhadap
penyakit. MCFA membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat
(Arif, 2006).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

VCO memiliki banyak manfaat, di antaranya mampu memulihkan kulit yang kering, kasar,
dan keriput. Karena minyak jenuh ini mampu menghilangkan sel-sel kulit mati dan
memperkuat jaringan kulit sehingga kulit tidak kendur dan keriput. Kandungan asam laurat
pada VCO dapat berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit (Widyasanti, 2017).
Selain itu VCO dapat membantu dalam proses penyembuhan dan mempercepat perbaikan kulit
yang rusak serta memberikan penampilan yang lebih muda dan sehat (Syah, 2005).
Menurut Setiaji (2006) minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena mengandung asam
lemak jenuhnya tinggi sehingga proses oksidasi tidak mudah terjadi. Minyak kelapa secara
fisik berwujud cairan yang berwarna bening sampai kuning kecoklatan dan memiliki
karakteristik bau yang khas (Syah, 2005).
Tabel 3. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Keadaan:
1.1 Bau Khas kelapa segar, tidak tengik
1.2 Rasa Normal, khas minyak kelapa
1.3 Warna Tidak berwarna hingga kuning

2. Air dan senyawa yang % Maks. 0,2


Menguap
3. Bilangan iod g iod/100 g 4,1 – 11,0

4. Asam lemak bebas % Maks 0,2


5. Bilangan peroksida mg ek/kg Maks 2,0

6. Asam lemak:
6.1 Asam kaproat (C6:0) % Tidak terdeteksi – 0,7
6.2 Asam kaprilat (C8:0) % 4,6 – 10,0
6.3 Asam kaprat (C10:0) % 5,0 – 8,0
6.4 Asam laurat (C12:0) % 45,1 – 53,2
6.5 Asam miristat (C14:0) % 16,8 – 21
6.6 Asam palmitat (C16:0) % 7,5 – 10,2
6.7 Asam stearat (C18) % 2,0 – 4,0

2.6 Pembuatan Minyak Kelapa Murni dengan Metode Enzimatis


Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan
tanpa pemanasan melainkan dengan bantuan enzim. Beberapa jenis enzim yang digunakan
untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain (pepaya), bromelin
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

(nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang
terdapat dalam getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat pada
bagian bonggol (hatinya) nanas (Ketaren, 1986).
Enzim papain akan memutus ikatan lipoprotein pada emulsi santan, sehingga minyak
yang diikat oleh ikatan tersebut akan keluar. Kemudian, minyak yang diikat oleh ikatan
tersebut akan keluar dan mengumpul menjadi satu (Setiaji, 2006). Karena minyak
memiliki masa (berat) jenis lebih rendah dibandingkan dengan air, maka posisinya
kemudian berada paling atas, disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) yaitu air
(Ketaren, 1986). Menurut (Purwanto, 2003) pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatis
diduga memiliki keunggulan dalam hal peningkatan potensi pemisahan fraksi minyak dari
sistem emulsi santan serta memiliki pula kelebihan dalam hal kualitas minyak kelapa yang
dihasilkan.

2.7 Klasifikasi dan Morfologi Pepaya (Carica papaya L.)


Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari
Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika dan Asia serta India. Dari India,
tanaman ini menyebar ke berbagai Negara tropis termasuk Indonesia di abad ke-17. Batang
tanaman papaya berbentuk bulat lurus, dibagian tengahnya berongga dan tidak berkayu. Ruas-
ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai daun yang panjang, berbentuk bulat dan
berlubang. Daun papaya bertulang menjari dengan warna permukaan atas hijau-tua, sedangkan
warna permukaan bagian bawah hijau-muda (Syprapti, 2005).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Tabel 4. Analisis Komposisi Buah dan Daun Pepaya


Unsur Komposisi Buah Masak Buah Mentah Daun
Energi (kalori) 46 26 79
Air (g) 86,7 92,3 75,4
Protein (g) 0,5 2,1 8
Lemak (g) - 0,1 2
Karbohidrat (g) 12,2 4,9 11,9
Vitamin A (IU) 365 50 18250
Vitamin B (mg) 0,04 0,02 0,15
Vitamin C (mg) 78 19 140
Kalsium (mg) 23 50 353
Besi (mg) 1,7 0,4 0,8
Fosfor (mg) 12 16 63
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI (2003) dalam Kalie (1996)
Daun pepaya mengandung flavonoid (kaempferol, manghaslin, dan klitorin), saponin,
alkaloid (karpain, pseudokarpain, dan dehidrokarpain I dan II), glikosida, fenol (asam ferulik,
asam kafeik, dan asam klorogenik) dan enzim papain. Pada daun pepaya terdapat banyak getah
putih seperti susu yang dapat digunakan sebagai antikanker serta berbagai macam zat, antara
lain vitamin A, B1, kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, dan air. Selain
itu lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah papaya, antara lain asam aspartate,
treoninm serin, asam glutamate, prolin, glisin, alanine, valine, isoleusin, leusin, tirosin,
arginine, dan sistein. Bahan-bahan tersebut biasanya dipadukan dalam bahan baku industri
kosmetik untuk menghaluskan kulit, menguatkan jaringan agar lebih kenyal dan menjaga gigi
dari timbunan plak (Novizan, 2002).

2.8 Enzim
Enzim merupakan biokatalisator yang diproduksi oleh sel dan telah banyak dimanfaatkan
dalam bidang industri. Sebagai biokatalisator, enzim dapat mempercepat suatu reaksi kimia
tanpa pembentukan produk samping, memiliki spesifitas tinggi, dan dapat menghasulkan
produk akhir yang tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek
kerusakan lingkungan. Pada industri yang menggunakan enzim, 59% enzim yang digunakan
adalah protease, salah satunya adalah papain (Soda dan Agustini, 2013).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

2.9 Enzim Papain


Enzim papain adalah enzim proteolitik yang terdapat pada tanaman papaya (Cacica papaya
L.). Papain merupakan suatu protese sulfihidril dari getah pepaya, baik dalam buah, batang,
dan daunnya. Enzim ini berkemampuan memecahkan molekul protein menjadi suatu produk
yang sangat bermanfaat bagi manusia, baik di rumah tangga maupun industri (Moeksin, 2008).
Papain dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan krim pembersih kulit, terutama
muka. Ini sebabnya papain dapat melarutkan sel-sel mati yang melekat pada kulit dan sukar
terlepas dengan cara fisik (Susanti, 2012).

2.10 Mekanisme Pembentukan Minyak


Krim santan merupakan koloid yang terdiri dari minyak, air, dan protein. Protein berfungsi
sebagai emulgator yang memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. Dengan adanya penambahan
enzim papain, protein yang bersifat sebagai emulgator akan terdegradasi sehingga tidak
berperan lagi sebagai emulgator. Sehingga antara air dan minyak akan terpisah dan setelah
didiamkan selama beberapa jam enzim papain akan naik ke atas, air berada di bawah, dan
minyak kelapa yang terbentuk berada di tengah (Novizan, 2002).
Papain merupakan enzim protease yang dapat memecahkan protein. Enzim papain
merupakan enzim yang mempunyai gugus –SH pada bagian aktifnya. Maka ketika berikatan
dengan peptide atau substrat akan terhidrolisis, sehingga antara minyak dan air dapat terbentuk.
Mekanisme reaksi hidrolisis ikatan peptide yang dikatalis oleh gugus sulfihidril (-SH) dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Mekanisme Reaksi Hidrolisis Ikatan Peptida Dikatalis oleh Gugus


Sulfihidril (-SH) dari bagian aktif enzim peptide (Ketaren, 1986)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

2.11 Klasifikasi dan Morfologi Jeruk


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyte
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sinensis L
Buah jeruk manis berbentuk bulat atau hampir bulat, berukuran agak besar, berwarna hijau
sampai kuning mengkilat (Rukmana, R., 2003). Buah jeruk terdiri dari kulit luar (albedo), kulit
dalam (flavedo), segmen buah (endocarp), yang terdiri dari gelembung–gelembung kecil berisi
cairan dan terbungkus oleh segmen (endocarp), berwarna orange, lunak, tekstur halus, banyak
mengandung air dan rasanya manis sampai agak asam segar (Rukmana R.,2003).
Kandungan kimia pada kulit jeruk yaitu flavonoid, terutama dari flavonoid
polymethoxylated, terpenoid seperti D-limonene (90%) dan linalool (Erukainure dkk., 2012).
Studi epidemiologi menyatakan bahwa flavonoid yang berasal dari jeruk dapat menurunkan
resiko jantung coroner dan dapat bekerja sebagai antikarsionegik dan antiinflamasi (Heganzy
dan Ibrahim, 2012).
Zat limonene pada kulit jeruk memiliki aktivitas sebagai antioksidan untuk menangkal
serangan radikal bebas dan dapat mengatur poliferasi sel. Sebagai antiradical bebas, limonene
dapat masuk dalam aliran darah lalu menangkap radikal bebas pada sel-sel tua dan
memperbaiki sel-sel yang telah mengalami kerusakan. Limonene dan naringin ditemukan
memiliki aktivitas antioksidan pada konsentrasi masing-masing 2-2000 µM dan 5-2000 µM.
Kandungan limonene 90 – 95% pada jeruk juga dapat berfungsi sebagai antibakteri dan dapat
mengurangi resiko kanker mulut, kulit, paru–paru dan payudara (Bacanli M., dkk.,2015).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

2.12 Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang banyak diisolasi dari tanaman karena
manfaatnya sebagai antioksidan, antimikroba, dan antikanker. Sebagai antioksidan, flavonoid
dapat menangkap radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh. Flavonoid ditemukan diberbagai
jenis jeruk, berry, bawang (terutama bawang merah), peterseli, teh (terutama teh putih dan
hijau), anggur merah, dan dark coklat (dengan kadar cocoa 70%) (Shinta, 2008).

2.13 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dalam tubuh
(Rohman dan Riyanto, 2005). Tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang
berlebihan, jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan
eksogen. Senyawa antioksidan sintetik yang biasa digunakan untuk berbagai produk kosmetik,
farmasi maupun makanan misalnya butylated hydroxytoluen (BHT), butylated hydroxyanisole
(BHA) dan tertbutylhydroxyquinone (TBHQ). Penggunaan bahan tersebut sekarang ini tidak
diperbolehkan karena bersifat karsinogenik (Andarwulan et al., 1996).

2.14 Lotion
Lotion adalah salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai campuran dari dua cairan
yang tidak saling bercampur, yang distabilkan dengan system emulsi dan jika ditempatkan pada
suhu ruang, berbentuk cairan yang dapat dituang (Keithler, Jellineck, 1970: 625).
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan humektan.
Pada formulasi lotion ada dua tipe basis emulsi yang digunakan yaitu minyak dalam air (M/A)
dan air dalam minyak (A/M). Pemilihan basis didasarkan atas tujuan pengunaannya dan jenis
bahan yang akan digunakan (Lahman, 1994: 1080).

2.15 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat tertentu, terutama
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Ekstraksi dilakukan dengan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

pelarut yang didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik (Sembiring, 2007). Macam-macam metode
ekstraksi yaitu :
1. Metode maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan pelarut dengan beberapa kali
pengocokkan atau pengadukan pada suhu ruang (kamar).
2. Metode Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang
umumnya dilakukan pada suhu ruang.

Cara Panas
a. Metode Refluks
Metode ini dilakukan dengan pelarut pada suhu titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik.
b. Metode Soklet
Sokletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dilakukan dengan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan dengan
adanya pendingin balik.

2.16 Ragi Tempe


Ragi (inokulum) tempe atau merupakan kumpulan spora kapang atau jamur yang dapat
membentuk benang-benang halus. Laru adalah suatu benda yang mengandung benih kapang
tempe. Laru tempe paling sedikit mengandung tiga spesies kapang yaitu kapang Rhizopus
oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhyzopus stolonifer. Mikroba ini mempunyai kemampuan
menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung
oleh kadar air yang tinggi. Selama fermentasi Rhizopus oligosporus mensintesa lebih banyak
enzim protease, sedangkan Rhizopus oryzae lebih banyak mensintesa enzim amylase
(Ansori,1992).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat : Laboratorium Bioteknologi Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
2. Waktu : Bulan November 2019 – Desember 2019.

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini, kami menggunakan dua metode, yaitu :
1. Bedah Buku
Sesuai dengan metodologi ini, kami menggunakan banyak referensi buku sebagai dasar
dari penelitian. Penelitian yang kami laksanakan adalah penerapan dari teori-teori yang
sudah ada.
2. Penelitian Experimental Laboratorium
Penelitian tentang Pemanfaatan VCO dengan AKSIMPAIN (ekstraksi enzim papain)
dan kstrak limbah kulit jeruk sebagai essence sekaligus penetral radikal bebas untuk
alternative bahan dasar pembuatan hand and body lotion, menggunakan jenis penelitian
eksperimen untuk tahap awal hingga tahap akhir pembuatan minyak kelapa dengan teknik
enzimatis papain yang menggunakan ekstraksi daun pepaya untuk mendegradasi
komponen protein dan merusak emulgator di dalam santan sehingga minyak dan airnya
memisah.
Eksperimen ini diawali dengan mengelompokkan obyek penelitian menjadi empat
kelompok yaitu P0 dengan cara fermentasi dengan penambahan ragi tempe sebagai
kelompok kontrol. Sedangkan kelompok perlakuan menggunakan 600 mL krim/kanil
dengan penambahan ekstraksi daun pepaya dengan perbandingan :
- P1 : 200 ml krim dengan 15 % ekstrak daun pepaya
- P2 : 200 ml krim dengan 30 % ekstrak daun pepaya
- P3 : 200 ml krim dengan 45 % ekstrak daun pepaya
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Eksperimen ini masing-masing kelompok diulang sebanyak dua kali ulangan. Jadi ada
2 obyek penelitian kelompok kontrol dan 6 obyek penelitian kelompok perlakuan.
Pengamatan ini dilakukan setelah 24 jam.
Penelitian dilanjutkan dengan memproduksi Hand and Body Lotion serta pengujian
produk secara kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan hasil eksperimen terbaik.

3.3 Rancangan Penelitian

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian

3.4 Variabel Penelitian


1. Variabel kontrol : Minyak kelapa metode fermentasi ragi tempe
2. Variabel bebas : Minyak kelapa metode enzimatis papain
- 200 ml krim dengan 15 % ekstraksi daun pepaya
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

- 200 ml krim dengan 30 % ekstraksi daun pepaya


- 200 ml krim dengan 45 % ekstraksi daun papaya
3. Variabel terikat :
- Kuantitas minyak kelapa secara kimia dengan mengukur rendemen, % FFA, dan
angka peroksida dibandingkan dengan minyak kelompok kontrol dan minyak
kelapa kemasan di pasaran berdasarkan Standar Mutu Minyak Kelapa Murni
7381:2008
- Kualitas minyak kelapa yang dihasilkan dengan uji organoleptik
- Produk Hand and Body Lotion terbaik berdasarkan pengujian kualitas dan
kuantitasnya

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, menyiapkan alat dan bahan penelitian seperti:
a. Alat
Pemarut kelapa, kain saring, baskom, kompor, erlenmeyer, klem dan statif, corong,
pengaduk kaca, panci, gelas plastik, karet gelang, beaker glass, thermometer, gelas ukur,
sendok reagen, pipet tetes, buret, pH meter, pisau, blender, dan piknometer.
b. Bahan
Kelapa tua, aquadest, ragi tempe, daun pepaya, air, kulit jerukm methanol, minyak
kelapa kemasan pasar, larutan asam asetat-khloroform, KI, Na2SO2O3 0.1 N, larutan pati,
KOH 0.1 N, indicator PP, alkohol 95%, larutan dapar standar netral (pH 7,01), dan larutan
dapar pH asam (4,01).

3.5.2 Tahap Pelaksanaan


a. Pembuatan Krim/Kanil
1) Siapkan alat dan bahan, sterilisasi alat dengan direndam menggunakan air hangat.
2) Menyiapkan dan memilih ±5 daging kelapa yang sudah tua.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

3) Mengupas kulit kelapa dari dagingnya.


4) Parut hingga didapatkan 1 kg daging kelapa.
5) Memeras daging kelapa parut di atas kain saring dengan menambahkan air hangat ke
dalam parutan kelapa sebanyak 1 liter air, perbandingan yang digunakan adalah 1 :1.
6) Menyaring semua santan yang dihasilkan.
7) Diamkan 12000 ml santan selama ±2 jam sehingga terbentuk dua lapisan yaitu skim
dan krim/kanil kelapa.
8) Buang lapisan skim (bagian bawah) dan dihasilkan 600 ml krim/kanil kelapa.
9) Ambil 600 ml krim/kanil kelapa untuk digunakan membuat VCO dengan enzimatis
papain dan 200 ml krim/kanil kelapa yang lain untuk dibuat dengan fermentasi
penambahan ragi tempe.

Gambar 4. Skema Pembuatan Krim/Kanil


b. Persiapan Ragi Tempe
1) Menyiapkan ragi tempe 3 gram.
2) Melarutkan ragi tempe 3 gram dengan aquadest secukupnya.

c. Pembuatan Ekstrak Papain dari Daun Pepaya


1) Ambil daun papaya yang masih muda dari pohon papaya.
2) Timbang daun papaya sebanyak yang diperlukan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

3) Cuci daun papaya dengan air mengalir.


4) Rajang daun papaya dan tambahkan air, perbandingan antara air dengan daun papaya
adalah 1 : 1.
5) Masukkan rajangan daun papaya dan air ke dalam blender lalu haluskan.
6) Peras hasil campuran dari blender dengan kain saring untuk memisahkan air yang
mengandung papain dari ampas daun papaya.

d. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk


1) Mengeringkan kulit jeruk terlebih dahulu.
2) Kulit jeruk yang sudah kering kemudian ditumbuk hingga halus.
3) Larutkan dengan pelarut methanol atau etanol.
4) Langkah terakhir dilakukan penyaringan untuk mengambil cairan kulit jeruk.

3.5.3 Tahap Pembuatan Minyak Kelapa


a. Metode Fermentasi Penambahan Ragi Tempe
1) Masukkan krim/kanil sebanyak 200 ml ke dalam gelas plastik.
2) Menambahkan krim/kanil dengan larutan ragi tempe yang telah dibuat, kemudian aduk
hingga tercampur merata.
3) Mendiamkan campuran tersebut selama 24 jam, hingga terbentuk tiga lapisan. Lapisan
paling atas merupakan minyak kelapa murni, lapisan tengah adalah blondo (ampas
kanil) dan lapisan paling bawah adalah air.
4) Memisahkan minyak kelapa murni dari blondo dan air serta melakukan penyaringan
pada minyak.
5) Menghitung volume minyak kelapa yang didapatkan.

b. Metode Enzimatis Papain


1) Masukkan krim sebanyak 200 ml ke dalam gelas plastik.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

2) Ditambahkan 15%, 30%, dan 45% ekstrak daun pepaya ke dalam krim/kanil sesuai
dengan perlakukan.
3) Diaduk campuran ekstrak daun pepaya dan krim/kanil sampai rata.
4) Ditutup gelas plastiknya dan didiamkan selama 24 jam hingga terbentuk tiga lapisan,
minyak pada lapisan atas, blondo ditengah, dan air pada lapisan bawah.
5) Ambil minyak yang dihasilkan dengan menggunakan pipet tetes dan hati-hati agar
blondo beserta air tidak ikut terpipet.
6) Ukur minyak kelapa yang didapatkan, saring menggunakan kertas saring agar minyak
yang dihasilkan bersih dan bening.

Gambar 5. Pembuatan Minyak Kelapa Metode Enzimatis Papain

3.5.4 Tahap Pengambilan Data Minyak Kelapa


a. Pengukuran Rendemen (Sudarmadji, 1997) :
Rendemen minyak diperoleh dari perbandingan antara berat minyak yang dihasilkan
dengan berat awal bahan baku.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

b. Penentuan Bilangan Peroksida (Sudarmadji, 1997) :


1) Ditimbang sampel sebanyak 2.5 gram dalam Erlenmeyer bertutup, kemudian
ditambahkan 15 ml larutan asam asetat-khloroform (3:2). Lalu larutan digoyangkan
sampai bahan terlarut semua.
2) Ditambahkan 0.25 ml larutan jenuh KI lalu didiamkan selama 1 menit dengan
kadangkala digoyang. Kemudian ditambahkan 15 ml aquadest.
3) Dititrasi dengan Na2S2O3 0.1 N sampai warna kuning hampir hilang. Kemudian
ditambahkan 0.25 ml larutan pati 1% lalu dititrasi dilarutkan sampai warna biru mulai
hilang.
4) Angka peroksida dinyatakan dalam mili-equivalen dari peroksida dalam setiap 1000 gr
sampel.
𝑚𝐿 𝑁𝑎2𝑆203 𝑥 0.1 𝑁 𝑥 1000
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Keterangan :
mL Na2S2O3 = hasil titrasi
Berat sampel = banyaknya minyak yang diperlukan

c. Uji Asam Lemak Bebas (FFA) (Sudarmadji, 1997) :


1) Ditimbang minyak ±4 gr, lalu dimasukkan dalam Erlenmeyer
2) Ditambahkan 10 ml alcohol 95 % netral yang panas dan 2 ml indicator pnenolphtalein
(PP). Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N yang telah distandarisasi.
3) Diakhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama
1
menit.
2

4) Persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat pada kebanyakan minyak dan
lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai laurat,
sedangkan pada minyak kelapa sawit dinyatakan sebagai palmitat.
5) Asam lemak bebas dinyatakan sebagai %FFA atau sebagai angka asam.
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 0.1 𝑁 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑥 100%
%𝐹𝐹𝐴 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Keterangan :
mL NaOH = hasil titrasi
Berat contoh = berat minyak yang diperlukan

Gambar 6. Skema Uji Kuantitas Minyak Kelapa

d. Uji Organoleptik
Uji organoleptic dilakukan dengan menggunakan uji skoring dengan kriteria semakin
tinggi angka maka mutunya semakin baik. Aspek yang dinilai meliputi tingkat kesukaan
terhadap rasa, warna, dan aroma, dimana panelis dimintai tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atas suatu produk menurut tingkatan-tingkatan tertentu.

e. Tahap Pembuatan Hand and Body Lotion


1) Masukkan cocoa butter 5 gram pada wadah berbahan kaca dan VCO 50 ml kedalam
wadah berbahan kaca.
2) Masukkan beeswax 30 gram yang telah dilelehkan kedalam wadah tersebut.
3) Panaskan air 10 ml dalam panci hingga mendidih.
4) Letakkan wadah yang berisi campuran tersebut pada panci yang berisi air mendidih.
5) Panaskan kembali wadah yang berisi campuran tersebut, sambil diaduk hingga
campuran tersebut benar-benar homogen.
6) Masukkan ekstrak kulit jeruk sebanyak 3%, 5%, 7% yang sudah disiapkan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

7) Tambahkan Polisorbate 20 sebanyak 3 ml sebagai emulgator untuk mengemulsi


campuran hand and body dengan ekstrak kulit jeruk.
8) Aduk hingga homogen.
9) Pindahkan ke wadah yang lain. Tambahkan metil paraben 0,2 ml untuk mengawetkan
hand and body, serta tambahkan parfum secukupnya untuk memberikan aroma pada
hand and body
10) Aduk hingga campuran tersebut merata.
11) Hand and body siap digunakan

2. Tahap Pengujian Hand and Body Lotion


1. Penentuan pH
a) Gunakan alat pH meter yang telah dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (4,01) hingga dapat
menunjukkan harga pH.
b) Elektroda yang telah dicuci dengan air suling dikeringkan dengan tisu.
c) Sampel yang dibuat dengan konsentrasi 3% ditimbang sebanyak 1 gram dan
dilarutkan dalam 100 ml air suling.
d) Elektroda dicelupkan dalam larutan, biarkan alat menunjukkan pH sampai harga
konstan.
e) Angka yang ditunjukkan pH meter menunjukkan harga sediaan.

2. Uji Sensori atau Uji Hedonik


Parameter uji sensori meliputi warna, homogenitas, kesan lembab, dan rasa
lengket. Skala penilain pada uji sensori ini mengikuti Carpenter et al. (2000) yaitu
dengan skala hedonik 1-9 dimana: (1) amat sangat tidak suka; (2) sangat tidak suka; (3)
tidak suka; (4) agak tidak suka; (5) normal; (6) agak suka; (7) suka; (8) sangat suka; (9)
amat sangat suka.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

3. Bobot Jenis
a) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan piknometer.
b) Massa piknometer ditimbang terlebih dahulu dan dicatat (a).
c) Kemudian sampel lotion dimasukkan ke dalam piknometer sampai penuh lalu
ditutup, ditimbang dan dicatat massanya (b).
d) Bobot jenis lotion ditentukan dengan rumus :
𝑏−𝑎
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (25 𝑚𝑙)

4. Uji viskositas
a) Dibersihkan viskosimeter ostwald sampai benar-benar bersih, kemudian keringkan
dengan bantuan alat pengering
1
b) Masukkan lotion ke dalam viskosimeter ostwald sampai 2 bola.

c) Hisap lotion menggunakan bola hisap sampai melebihi batas atas


d) Lepaskan bola hisap pada viskosimeter ostwald bersamaan dengan menghidupkan
stopwatch saat lotion melewati batas atas
e) Matikan stopwatch saat lotion melewati batas bawah dan catat waktu yang
dibutuhkan
f) Hitung viskositas lotion dengan rumus :
𝑡𝑥 .𝑑𝑥
Viskositas = 𝑥 µ0
𝑡0 .𝑑0
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Produksi Minyak Kelapa


1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Analisis Kuantitas Minyak Kelapa Murni Secara Kimia

Rata-Rata FFA Rata-Rata Angka Rata-Rata


Sam Ulang Rendemen Rendemen (%) FFA (%) Peroksida Angka
pel an (%) (%) (meq/kg) Peroksida
(meq/kg)

P1 1 16 12±5, 657 0,19 0,195± 2,48 2,44±0,566


2 8 0,2 0,007 2,4

P2 1 8 12,5±6,364 0,2 0,1875± 1.6 1,78±0,255


2 17 0,175 0,018 1,96

P3 1 10 13,75±5,303 0,17 0,135± 0.8 1,16±0,509


2 17,5 0,1 0,495 1,52

P4 1 11,5 10,75±1,061 0,195 0,215± 2 1,8±0,283


2 10 0,235 0,283 1,6

P5 1 - - 0,2 0,1975± 6,4 5,8±0,849


2 - - 0,195 0,004 5,2

Keterangan :
P1 : VCO dengan ekstrak enzim papain 15 %
P2 : VCO dengan ekstrak enzim papain 30 %
P3 : VCO dengan ekstrak enzim papain 45 %
P4 : VCO dengan ragi tempe
P5 : VCO kemasan pasar
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

2. Pembahasan
a. Rendemen

Rendemen menggunakan satuan persen, dimana dapat dihitung dengan membandingkan


minyak yang dihasilkan dengan volume santan mula-mula. Berdasarkan Tabel 5. pada
pengukuran rendemen di dapatkan hasil bahwa pembuatan VCO dengan penambahan ekstrak
papain 45 % menghasilkan rendemen paling banyak karena dengan penambahan konsentrasi
enzim papain ke dalam krim santan yang semakin banyak, ikatan peptida dalam protein santan
yang menyelubungi minyak dapat dihidrolisis oleh enzim papain, maka emulsi santan akan
rusak dan minyak serta air dapat terpisah dengan sempurna, sehingga semakin cepat VCO
terbentuk dan jumlah yang dihasilkan lebih banyak (Ahmat dkk, 2015).

Sedangkan pembuatan VCO metode fermentasi ragi tempe menghasilkan rendemen yang
lebih sedikit karena kerja enzim dari Rhizopus Oligosporus yang dipengaruhi oleh suhu,
dimana suhu optimum untuk pertumbuhan Rhizopus Oligosporus adalah 30-35 ˚C (Presscott
dan Dunn, 1959). Proses fermentasi santan menggunakan ragi tempe menghasilkan rendemen
paling rendah mungkin dikarenakan ragi tempe tradisional merupakan campuran dari ragi
Rhyzopus oligosporus dan Rhyzopus oryzae dimana kedua jenis ragi ini tidak seluruhnya
memproduksi enzim protease. Selama proses fermentasi, Rhyzopus oryzae lebih banyak
mensintesis enzim pemecah pati dibandingkan dengan enzim pemecah protein (Siti, 2016).

b. FFA (Free Fatty Acid)

Penentuan asam lemak bebas (FFA) penting dilakukan sebab tingginya asam lemak bebas
dapat mempengaruhi cita rasa dan bau pada minyak yang disebabkan tingginya kandungan air
dalam VCO yang dapat memancing aktivitas mikroorganisme sehingga akan merusak
kandungan VCO menjadi minyak yang berkadar asam lemak tinggi dan dapat menurunkan
kualitas VCO. Dengan adanya air yang tinggi, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

yang terdapat dalam semua jaringan yang mengandung minyak, hidrolisis lemak akan mudah
terjadi sehingga menyebabkan tingginya kandungan asam lemak bebas (Ahmat dkk, 2015).

Perhitungan asam lemak bebas diambil dari titrasi, dimana VCO dititrasi dengan NaOH
akan mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah muda keunguan. Hasil analisis
FFA pada Tabel 5. menunjukkan perlakuan dengan ekstrak enzim papain menghasilkan jumlah
asam lemak bebas yang lebih sedikit dibandingkan dengan sampel yang lain. Dimana pada
sampel P3 (VCO + ekstrak papain 45 %) menghasilkan FFA yang paling rendah yaitu 0,135±

0,495 %. Hasil tersebut telah memenuhi SNI Minyak Kelapa 7381:2008 yakni nilai bilangan
asam maksimalnya 0,2 %. Semakin banyaknya konsentrasi ekstrak papain, maka kadar asam
lemak bebas cenderung menurun.

Pada VCO pasar dihasilkan FFA sebesar 0,1975±0,007 % dan VCO fermentasi ragi tempe

didapatkan sebesar 0,215±0,283 %. Pada penelitian Kasmir (2014) Kadar FFA VCO ada yang
belum memenuhi standar SNI Minyak Kelapa 7381:2008 yaitu maksimal 0,20 %. Tingginya
kadar FFA VCO ini disebabkan oleh tingginya kadar air dalam VCO sehingga mempengaruhi
kualitas VCO yang diperoleh. Angka asam yang besar menunjukan asam lemak bebas yang
berasal dari hidrolisa minyak atau karena pengolahan yang kurang baik.

c. Angka Peroksida

Angka peroksida sangat penting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak. Asam
lemak tak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya. Semakin tinggi angka
peroksida, maka minyak akan lebih mudah tengik dan jika dikonsumsi menyebabkan penyakit
pengendapan lemak dalam pembuluh darah serta penurunan nilai cerna lemak (Laras, 2009).

Hasil analisis menunjukkan pada sampel P3 (VCO + ekstrak papain 45 %) menghasilkan


jumlah angka peroksida yang paling sedikit yaitu 1,16±0,509 meq/kg. Hasil ini memenuhi SNI

Minyak Kelapa 7382:2008 yaitu angka peroksida maksimal 2,0 meq/kg. Namun ekstrak papain
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

yang 15 % melebihi SNI yaitu angka peroksidanya 2,44±0,566 meq/kg ini disebabkan karena

pada saat titrasi minyak telah mengalami oksidasi dan kontak dengan udara. Semakin tinggi
konsentrasi, maka angka peroksida cenderung menurun karena frekuensi melekatnya substrat
semakin tinggi dan molekul-molekul enzim mudah berinteraksi dengan molekul-molekul yang
lain dan enzim dapat melindungi minyak dari kontak langsung dengan udara. Enzim papain
mempunyai daya proteolitik yang tinggi dan dapat mengurangi adanya interaksi langsung
dengan oksigen. Enzim papain mampu mendegradasi komponen protein dan memecah dinding
sel santan sehingga minyak terpisah dari air. Jadi semakin sedikit kadar air dalam minyak,
maka dapat memengaruhi proses oksidasi dan angka peroksida.

VCO fermentasi telah sesuai dengan SNI namun VCO pasar tidak sesuai dengan SNI. Pada
penelitian Laras (2009) bilangan peroksida VCO dipasaran sebesar 5,8±0,849 meq/kg hal ini

menunjukkan bahwa VCO dipasaran sudah mulai mengalami tanda-tanda ketengikan


disebabkan oleh sejumlah asam lemak tak jenuh yang terdapat pada sampel mengikat oksigen
pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida dan tingginya angka peroksida
menunjukkan semakin rendahnya mutu suatu minyak atau lemak.

B. Kualitas Minyak Kelapa


1. Uji Organoleptik

Pengujian kualitas minyak dilakukan dengan uji organoleptik dengan parameter yang
digunakan, yaitu warna, tekstur, dan aroma. Jumlah panelis yang dibutuhkan pada uji
organoleptik ini ditentukan dengan metode Slovin dimana panelis yang berpartisipasi berasal
dari mahasiswa STr. Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro.

Metode Slovin merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
(Sevilla, 2007). Dimana jumlah sampel yang telalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak
mampu menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya, sedangkan jumlah sampel yang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

terlalu besar dapat menyebabkan pemborosan biaya. Rumus matematis metode Slovin yaitu
sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑒 2 )
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi = 48 orang
E = Batas toleransi kesalahan (error tolerance) = 10% = 0,1

2. Hasil Uji Organoleptik


Tabel 6. Hasil Analisis Kualitas Minyak Kelapa Murni dengan Uji Organoleptik

Sifat Uji Organoleptik


Panelis Warna Tekstur Aroma
A B C A B C A B C
I 3 2 3 3 3 3 3 3 3
II 3 2 4 3 2 4 4 4 4
III 3 2 3 3 3 4 4 4 4
IV 3 2 4 3 3 3 4 3 3
V 4 1 4 3 3 3 3 3 4
VI 4 2 4 2 3 4 3 3 4
VII 3 1 4 3 2 3 3 4 3
VIII 4 1 3 2 2 3 4 3 3
IX 3 2 3 2 2 4 4 3 4
X 4 2 4 2 2 3 3 4 4
XI 3 2 3 3 3 4 3 4 4
XII 3 1 3 3 3 4 4 4 3
XIII 3 2 4 3 2 4 4 3 4
XIV 3 1 3 2 3 4 3 3 3
XV 4 2 4 3 3 3 3 3 3
XVI 3 1 3 2 3 3 3 3 4
XVII 4 1 3 3 2 4 3 3 4
XVIII 3 1 4 2 2 4 3 4 4
XIX 4 2 4 2 3 3 4 3 3
XX 3 2 3 3 2 3 3 4 4
XXI 4 1 4 2 3 3 4 4 3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

XXII 3 2 4 3 2 4 3 3 3
XXIII 3 1 4 2 3 4 4 3 3
XXIV 3 1 3 3 2 4 3 3 3
XXV 3 2 3 2 3 4 4 4 3
XXVI 4 1 4 2 3 3 4 3 4
XXVII 4 2 4 2 2 3 3 3 4
XXVIII 4 1 3 2 2 4 4 4 3
XXIX 4 2 4 3 2 3 4 4 4
XXX 3 2 3 2 3 4 3 3 4
XXXI 3 2 4 2 3 3 4 3 4
XXXII 3 1 4 2 3 4 3 4 3
JUMLA
108 50 114 79 82 113 111 109 113
H

Uji organoleptik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode scoring untuk
menilai sifat sampel yang dihasilkan. Skor yang diberikan yaitu dari 1 sampai 4, dimana
semakin tinggi angka maka semakin baik kualitasnya. Penilaian warna 1 = sangat keruh, 2 =
keruh, 3 = jernih, 4 = sangat jernih. Tekstur 1 = sangat encer, 2 = encer, 3 = kental, 4 = sangat
kental. Aroma 1 = sangat tegik, 2 = tengik, 3 = harum, 4 = sangat harum. Adapun sampel yang
digunakan pada uji organoleptik ini, yaitu VCO yang dihasilkan dengan penambahan ragi
tempe (A), penambahan enzim papain (B), dan VCO kemasan pasar (C).

Pada VCO yang dihasilkan secara fermentasi dengan penambahan ragi tempe memiliki
warna bening, dengan tekstur yang sedikit encer, dan aroma yang dihasilkan tidak tengik. Pada
penambahan enzim papain memiliki warna keruh, dengan tekstur yang sedikit encer, dan aroma
yang tidak tengik. Sedangkan pada VCO kemasan pasar memiliki warna bening, dengan tekstur
kental, dan aroma yang tidak tengik.

Tekstur yang encer pada penambahan ragi tempe dan enzim papain disebabkan oleh proses
pemisahan yang tidak sempurna antara minyak dengan air dengan menggunakan sentrifuge.
Sedangkan warna keruh yang dihasilkan pada penambahan enzim papain disebabkan oleh
adanya pengaruh pigmen hijau kekuningan (klorofil dan karoten) yang terkandung dalam
protease daun papaya yang larut dalam minyak (Witono dkk, 2017).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

C. Produksi Hand and Body Lotion


1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Analisis Kuantitas Hand and Body Lotion Secara Kimia

Ulanga Rata- Densitas Rata-Rata Viskosita Rata-Rata


Sampel pH Rata s (mPa·s)
n (gr/cm³)

P1 1 5,9 5,65±0,3 1,0016 1,0198±0,02 481,1502 479,9681±1,672


54 6
2 5,4 1,038 478,7861

P2 1 6,5 6,7±0,28 0,966 0,982±0,023 441,7184 427,0917±20,68


3 5
2 6,9 0,998 412,4649

P3 1 5,8 5,9±0,14 0,8976 0,962±0,091 402,6738 355,3996±66,85


1 6
2 6 1,0264 308,1255

P4 1 6,3 6,25±0,0 0,9888 0,9934±0,00 406,1489 452,0624±64,93


71 7 2
2 6,2 0,998 497,976

P5 1 5,6 5,75±0,2 0,9724 1,0052±0,04 505,9235 465,7556±56,80


12 6 6
2 5,9 1,038 425,5877

Keterangan :
P1 : Hand and body lotion VCO enzimatis dengan ekstrak kulit jeruk 3 %
P2 : Hand and body lotion VCO enzimatis dengan ekstrak kulit jeruk 5 %
P3 : Hand and body lotion VCO enzimatis dengan ekstrak kulit jeruk 7 %
P4 : Hand and body lotion VCO fermentasi
P5 : Hand and body lotion VCO kemasan pasar

2. Pembahasan
a. pH
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Berdasarkan hasil diperoleh pH yang terbaik dimiliki oleh sediaan P2 (lotion VCO
enzimatis papain + ekstrak kulit jeruk 5%) yang memiliki pH mendekati nilai 7 (netral). Hasil
analisis pH pada Tabel 7. menunjukkan bahwa rata-rata pH lotion yang dihasilkan 5,65±0,354

– 6,7±0,283. Nilai tersebut berada dalam kisaran nilai pH pada SNI 16-4399-1996 sebagai

syarat mutu pelembab kulit (4,5-8). Menurut Amelia (2008) pH yang baik untuk kulit adalah
4-7, maka sediaan diatas memenuhi syarat untuk lotion pelembab kulit sehingga aman untuk
digunakan. Jika lotion yang memiliki pH yang lebih rendah (suasana asam) akan menyebabkan
kulit kering dan iritasi, karena terjadinya kerusakan epidermis kulit.

b. Densitas Hand and Body Lotion

Pengukuran densitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu
produk emulsi. Apabila rasio antara fase pendispersi dan fasa terdispersi tidak sesuai maka
semakin rendah tingkat kestabilan suatu sediaan emulsi (Rizky, 2012).

Nilai rata-rata densitas lotion dengan ekstrak kulit jeruk yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan dengan lotion yang tidak ditambahkan ekstrak kulit jeruk. Hal ini dikarenakan
pada lotion yang menggunakan ekstrak kulit jeruk, menyebabkan volume dari lotion menjadi
lebih besar sehingga nilai densitas menjadi lebih rendah (Riddel, 2019). Nilai densitas yang

dimiliki oleh tiap sampel lotion berkisar antara 0,962±0,091 – 1.0198 ±0,026 gr/cm³. Syarat

densitas lotion menurut SNI 16-4399-1996 adalah 0,95-1,05 gr/cm³.

c. Viskositas Hand and Body Lotion

Hasil rata-rata viskositas dengan ekstrak kulit jeruk lebih rendah daripada sampel lotion
yang lainnya. Hal ini menyebabkan viskositas atau kekentalannya bertambah. Berdasarkan
hasil analisis, nilai viskositas semakin menurun dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak daun
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

papaya yang digunakan. Nilai visositas juga berpengaruh pada densitas yaitu semakin tinggi
viskositas semakin besar pula densitas lotion yang dihasilkan (Riddel, 2019).

D. Kualitas Hand and Body Lotion


1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Analisis Kualitas Hand and Body Lotion dengan Uji Organoleptik

Sifat Uji Organoleptik


NO Panelis Warna Kekentalan Homogenitas Kelembaban
A B C A B C A B C A B C
1 I 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
2 II 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 III 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
4 IV 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
5 V 3 1 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4
6 VI 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
7 VII 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
8 VIII 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
9 IX 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 X 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
11 XI 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
12 XII 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
13 XIII 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4
14 XIV 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4
15 XV 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
16 XVI 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
17 XVII 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4
18 XVIII 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4
19 XIX 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
20 XX 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
21 XXI 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
22 XXII 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
23 XXIII 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4
24 XXIV 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
25 XXV 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4
26 XXVI 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
27 XXVII 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

28 XXVIII 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
29 XXIX 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
30 XXX 3 1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
31 XXXI 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
32 XXXII 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
JUMLAH 100 55 102 101 107 108 100 103 105 120 120 122

2. Pembahasan

Uji organoleptik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode scoring untuk
menilai sifat sampel yang dihasilkan. Skor yang diberikan yaitu dari 1 sampai 4, dimana
semakin tinggi angka maka semakin baik kualitasnya. Penilaian warna 1 = hijau, 2 = hijau
kekuningan, 3 = kuning, 4 = sangat kuning. Tekstur 1 = sangat encer, 2 = encer, 3 = kental, 4
= sangat kental. Homogenitas 1 = tidak homogen, 2 = sedikit homogen, 3 = homogen, 4 =
sangat homogen. Kelembaban 1 = tidak lembab, 2 = sedikit lembab, 3 = lembab, 4 = sangat
lembab. Adapun sampel yang digunakan pada uji organoleptik ini, yaitu hand and body lotion
berbahan dasar VCO yang dihasilkan dengan penambahan ragi tempe (A), penambahan enzim
papain (B), dan VCO kemasan pasar (C).

Pada hasil uji organoleptik yang dilakukan didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda antara
sampel satu dengan yang lainnya. Pada sampel (A) dihasilkan warna kuning bertekstur kental
dengan homogenitas yang homogen, dan kelembaban yang sangat lembab. Pada sampel (B)
dihasilkan warna hijau kekuningan bertekstur kental dengan homogenitas yang homogen, dan
kelembaban yang sangat lembab. Pada sampel (C) dihasilkan warna kuning bertekstur kental
dengan homogenitas yang homogen, dan kelembaban yang sangat lembab.

Perbedaan warna yang dihasilkan pada sampel (B) disebabkan oleh penggunaan bahan
yang berupa VCO dengan penambahan ekstrak daun pepaya. Dimana protease daun pepaya
mengandung pigmen hijau kekuningan (klorofil dan karoten) yang larut dalam minyak (Witono
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

dkk, 2017). Pigmen inilah yang membat lotion yang dihasilkan menjadi warna hijau
kekuningan

BAB V
KESIMPULAN
Pada penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Pada penilitian kami dilakukan dengan 2 tahap, tahap pertama merupakan pengambilan
VCO dan tahap kedua yaitu pembuatan hand and body lotion.
2. Hasil analisis kuantitas VCO secara kimia didapatkan sampel yang terbaik yaitu sampel P3

(VCO dengan konsentrasi enzim papain 45%) dimana diperoleh rendemen sebesar 13,75±

5,303 %, kadar FFA 0,135±0.459 %, dan bilangan peroksida 1.16±0.509meq/kg sehingga


telah sesuai SNI Minyak Kelapa 7382:2008.
3. Berdasarkan uji organoleptik terhadap VCO diperoleh hasil yang paling baik yaitu pada
sampel C (VCO kemasan pasar) dengan ciri-ciri memiliki warna bening dengan tekstur
kental dan aroma yang tidak tengik.
4. Hasil analisis kuantitas hand and body lotion didapatkan sampel P2 (lotion VCO enzimatis
papain + ekstrak kulit jeruk 5%) memiliki pH mendekati nilai 7 (netral), nilai densitas dan
viskositas pada sampe; P1 sampai P5 sudah sesuai standar SNI lotion 16-4399-1996.
5. Uji organoleptik hand and body lotion diperoleh hasil yang paling baik yaitu sampel C
(VCO kemasan pasar) dengan ciri–ciri memiliki warna kuning, bertekstur kental,
homogenitas yang homogen, dan kelembaban yang sangat lembab.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

DAFTAR PUSTAKA

Adebiyi, Ilesanmi, dan Raji. 2012. Sedative effect of hydroalcholic leaf extracts of
Cnidoscolous acontifolius. Nigeria: International jounal of Applied Reseach in Natural
Products, 5(1): 1-6
Ahmad dkk. 2015. Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin
Coconut Oil (VCO).
Aisyahni, Mayana. 2012. Formulasi Sediaan Krim Wajah Ekstrak Daun Gambir (Uncaria

Gambir Roxb)Dengan Basis VCO. Program Study


Amelia 2018. Formulasi Hand Body Lotion Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka (Citrillus
Vulgaris).
Andarwulan, N., H. Wijaya, dan D.T. Cahyono. 1996. Aktivitas Antioksidan dari Daun Sirih
(Piper betle L). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan., VII (I): 29-30
Andi Nur Alam Syah. 2005. Virgin Coconut Oil. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Bacanli M., Basaran A.A., Basaran, N. 2015. The antioxidant and antigenetoxic properties of
citrus phenolies liomonene and naringin. Food and Chemical Toxicology Vol. 81.
Carolina. 2009. Aplikasi Karaginan Dalam Pembuatan Skin Lotion.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara
Karya Aksara. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014. Produksi Kelapa Menurut Provinsi di- Indonesia.
Hapsari. 2013 Penerapan Pengolahan Kelapa Menjadi Minyak Murni (VCO) Menggunakan
Teknologi Pemanas Buatan.
Jaenudin, Jajang., 2015. 9 Manfaat Buah Dan Kulit Jeruk Untuk Kesehatan.
http://obatbenjolandidada1.blogspot.com/2015/09/9-manfaat-buah-dan-kulit-jeruk-
untuk.html [diakses pada 2 Agustus 2019 20.57 WIB]
Julaily, N., Mukarlina dan T.R. Setyawati. 2013. Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.). Universitas
Tanjungpura. Pontianak. Jurnal Protobiont 2 (3): 171-175.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Kasmir 2014. EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI DAUN PALADO (Agave angustifolia) DAN
PEMANFAATANNYA DALAM PROSES PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL.
Keithler, (1938), Soap, Perf., Cosm., 11, 625 dalam Jellineck, S. (1970). Formulation and
Function of Cosmetics. Wiley Interscience, New York
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas
Indonesia (UIPress), Jakarta.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Edisi pertama Jakarta: Penerbit UIPress.
Lahman L. Liberman HA & Kaning JL. 1994. Theory And Practice Of Industrial Pharmacy.
Easton Pennysylvania. Mack Publishing Company.
Laras. 2009. LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI
(VIRGIN COCONUT OIL) MENGGUNAKAN FERMENTASI RAGI TEMPE
Palungkun, R., 1993, Aneka Produk Olahan Kelapa, PT. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Raras 2016 Pelatihan Pembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Secara Fermentasi Di Desa

Belotan, Bendo, Magetan


Riddel. 2019. Pemanfaatan Vco Mengandung Karotenoid Tomat Dan Karagenan Dalam

Pembuatan Lotion.
Rukmana, H.R. 2003. Jeruk Manis. Yogyakarta: Kanisius. Hal 12 – 13
Setiaji, Bambang dan Surip Prayugo.,(2006). Membuat VCO Berkualitas Tinggi, Penebar
Swadaya, Jakarta
Sembiring B. 2007. Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat. Warta
Puslitbangbun Vol 13 No 12 Agutus 2007. Balitro.litbang.depta.go.id (dikses 30 Juni
2015).
Setyamidjaja, D. 1994. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta. 160 Hlm.
Sevilla, C. G. 2007. Research Methods.Rex Printing Company. Quezon City
Shinta, 2018. Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pleurotus ostreatus.
Siti, 2016. Pengaruh Ragi Tradisional Indonesia Dalam Proses Fermentasi Santan Terhadap
Karakteristik Rendemen, Kadar Air, Dan Kadar Asam Lemak Bebas Virgin Coconut Oil
(Vco).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Soda, N.F., dan Agustini, R. 2013. Pengaruh Penambahan Ion K+ Terhadap Aktivitas Enzim
Papain.
Surabaya. Jurusan Kimia. Universitas Negeri Surabaya. UNESA Journal of Chemistry Vol. 2,
May 2013.
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi 1989. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Suhardiman, P. 1999. Bertanam Kelapa Hibrida. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suhartono, M.T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. PAU Bioteknologi IPB. Bogor
Suresh, K., Deepa P., Harisaranraj R., dan Vaira Achudhan V.. 2008. Antimicrobial and
Phytochemical Investigation of the Leaves of Carica papaya L., Cynodon dactylon (L.)
Pers., Euphorbia hirta L., Melia azedarach L. and Psidium guajava L.. Ethnobotanical
Leaflets, Vol.12: 1184-1191.
Syah, A.N.A. 2005. Coconut Oil : Minyak Penakluk Berbagai Penyakit.Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Trizelia. 2001. Pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk Pengendalian Crocidolomia
binotalis, Zell (Lepidotera: Pyralidae). Jurnal Agrikultura 19 (3): 184-190.
Utami, Herti. 2013. Catatan Kecil tentang Minyak Goreng.
http://www.kompasiana.com/hertie/catatan-kecil-tentang-minyak
goreng_552dffd96ea83499168b45b4. [Diakses pada 15 Agustus 2019]
Widyasanti. 2017. Pembuatan Sabun Cair Berbasis Virgin Coconut Oil (Vco) Dengan
Penambahan Minyak Melati (Jasminum Sambac) Sebagai Essential Oil. Jurnal Teknotan
Vol. 11 No. 2.
Wijayanti. 2017. Pembuatan Virgin Coconut Oil Dari Kelapa Hibrida Menggunakan Metode
Penggaraman Dengan Nacl Dan Garam Dapur. Jurnal Chemurgy, Vol. 01, No.2.
Winarti,Sri,dkk. 2007. Proses Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Secara Enzimatis
Menggunakan Papain Kasar, Vol 8, No.2
Witono. 2017. Ekstraksi Virgin Coconut Oil Secara Enzimatis Menggunakan Protease Dari
Tanaman Biduri (Calotropis Gigantea)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

LAMPIRAN

Lapisan skim dan krim/kanil kelapa Pengukuran volume minyak

Proses Fermentasi krim/kanil Proses pengujian Bilangan Peroksida VCO

Minyak yang di hasilkan Proses perajangan daun pepaya


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

VCO enzimatis papain A VCO enzimatis papain B

VCO enzimatis papain C VCO fermentasi ragi tempe

VCO kemasan pasar


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id

LAPORAN RESMI

Hand and Body Lotion enzimatis papain Hand and Body Lotion kemasan pasar

Hand and Body Lotion fermentasi ragi tempe

Anda mungkin juga menyukai