TIM PENGUSUL
Sagitha Fitri Novia 40040117640018/ 2017A
Enrico Fendy Sapatra 40040117640019/ 2017A
Indah Yuniarti 40040117640023/ 2017A
Hovivah 40040117640030/ 2017A
Semarang, 2019
Dosen pembimbing
Praktikum Mata Kuliah Pilihan Oleokimia telah dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Semarang, yaitu sebagai berikut :
1. Sagitha Fitri Novia 40040117640018/ 2017A
2. Enrico Fendy S. 40040117640019/ 2017A
3. Indah Yuniarti 40040117640023/ 2017A
4. Hovivah 40040117640030/ 2017A
Demikian laporan kegiatan ini dibuat dan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Semarang, 2019
Mengetahui,
Praktikan Praktikan Praktikan Praktikan
Dr. Eng Vita Paramita, ST, MM, M,Eng. Fahmi Arifan, ST, M.Eng
NIDN . 00-1502-81-02 NIP. 19800220 200501 1 001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN RESMI
pengolahan secara enzimatis, diharapkan minyak yang dihasilkan adalah VCO dengan kualitas
yang lebih baik dibandingkan yang diolah secara tradisional.
Pembuatan minyak kelapa secara enzimatis pada dasarnya menggunakan enzim yang cara
kerjanya memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak (santan). Dengan putusnya ikatan
lipoprotein, minyak yang diikat olek ikatan tersebut akan keluar dan menggumpal menjadi satu.
Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi
lemak yaitu papain (papaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting
(Setiaji, 2006).
Kelebihan dari papain yaitu memiliki daya proteolitik yang tinggi, dalam suhu yang tinggi
papain tetap stabil dan papain tetap aktif pada pH antara 3 sampai 12 (Siregar, 2010).
Penggunaan enzim dapat mendegradasi komponen protein dan memecah dinding sel santan
sehingga membantu kualitas minyak kelapa. Dari penelitian yang dilakukan oleh Winarti dkk
(2007) menyimpulkan bahwa semakin banyak papain, maka VCO yang diperoleh akan
semakin menigkat.
Selama ini VCO telah banyak dimanfaatkan, dibidang kosmetik VCO biasa dibuat dalam
bentuk sabun, sampo, minyak pijat, aroma terapi, dan carier oil (Aisyahni Mayana, 2012). Oleh
sebab itu, perlu adanya inovasi baru dalam pengelolahan VCO untuk memaksimalkan
pemanfaatan VCO yang berguna bagi masyarakat, salah satunya dalam bentuk hand and body
lotion yang berguna untuk melindungi kulit dari sinar matahari, melembabkan kulit. Umumnya
hand and body dibuat dengan mencampurkan ekstrak buah atau bunga, akan tetapi ada bahan
lain yang ekstraknya dapat digunakan dan berfungsi untuk menetralkan radikal bebas yang
masuk pada kulit, yaitu kulit jeruk (Jaenudin, 2015). Berdasarkan ulasan diatas, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian tentang pemanfaatan VCO dengan AKSIMPAIN
(ekstraksi enzim papain) dan ekstrak limbah kulit jeruk sebagai essence sekaligus penetral
radikal bebas untuk alternatif bahan dasar pembuatan hand and body lotion.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk famili Palmae dari genus Cocos. Tanaman kelapa
merupakan tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut
pohon kehidupan (tree of life) (Setyamidjaja, 1994).
Buah kelapa terdiri dari kulit luar (epicarp), sabut (mesokarp), tempurung (endocarp),
daging buah (endosperm) dan air kelapa (Palungkun, Rony. 1993). Komposisi kimia daging
buah kelapa ditentukan oleh umur buah. Masing-masing memiliki porsi 1,34% dan 1,44% dari
seluruh asam amino dalam daging buah kelapa. Komponen protein dan karbohidrat dalam
daging buah kelapa sangat menentukan dalam pembuatan emulsi santan yaitu berfungsi sebagai
pemantap (Ketaren, 1996).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
2.3 Santan
Santan didefinisikan sebagai cairan putih hasil perasan daging buah kelapa yang sudah
diparut, digiling, atau dikecilkan ukurannya dengan penambahan air (Setiaji, 2006).
Protein (berupa lipoprotein) yang terdapat di dalam santan dapat berfungsi sebagai zat
pengemulsi karena protein terserap dalam permukaan antara cairan yang tidak bercampur
dengan minyak dan air. Salah satu penyebab hilangnya stabilitas protein adalah adanya enzim.
Hal ini berarti bahwa protein mengalami denaturasi sehingga kelarutannya berkurang. Lapisan
molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob berbalik ke luar sedangkan bagian luar
yang bersifat hidfofil terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan
akhirnya akan mengalami pengendapan, sehingga lapisan minyak dan air dapat terpisah
(Winarno, 1991).
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
VCO memiliki banyak manfaat, di antaranya mampu memulihkan kulit yang kering, kasar,
dan keriput. Karena minyak jenuh ini mampu menghilangkan sel-sel kulit mati dan
memperkuat jaringan kulit sehingga kulit tidak kendur dan keriput. Kandungan asam laurat
pada VCO dapat berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit (Widyasanti, 2017).
Selain itu VCO dapat membantu dalam proses penyembuhan dan mempercepat perbaikan kulit
yang rusak serta memberikan penampilan yang lebih muda dan sehat (Syah, 2005).
Menurut Setiaji (2006) minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena mengandung asam
lemak jenuhnya tinggi sehingga proses oksidasi tidak mudah terjadi. Minyak kelapa secara
fisik berwujud cairan yang berwarna bening sampai kuning kecoklatan dan memiliki
karakteristik bau yang khas (Syah, 2005).
Tabel 3. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan:
1.1 Bau Khas kelapa segar, tidak tengik
1.2 Rasa Normal, khas minyak kelapa
1.3 Warna Tidak berwarna hingga kuning
6. Asam lemak:
6.1 Asam kaproat (C6:0) % Tidak terdeteksi – 0,7
6.2 Asam kaprilat (C8:0) % 4,6 – 10,0
6.3 Asam kaprat (C10:0) % 5,0 – 8,0
6.4 Asam laurat (C12:0) % 45,1 – 53,2
6.5 Asam miristat (C14:0) % 16,8 – 21
6.6 Asam palmitat (C16:0) % 7,5 – 10,2
6.7 Asam stearat (C18) % 2,0 – 4,0
LAPORAN RESMI
(nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang
terdapat dalam getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat pada
bagian bonggol (hatinya) nanas (Ketaren, 1986).
Enzim papain akan memutus ikatan lipoprotein pada emulsi santan, sehingga minyak
yang diikat oleh ikatan tersebut akan keluar. Kemudian, minyak yang diikat oleh ikatan
tersebut akan keluar dan mengumpul menjadi satu (Setiaji, 2006). Karena minyak
memiliki masa (berat) jenis lebih rendah dibandingkan dengan air, maka posisinya
kemudian berada paling atas, disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) yaitu air
(Ketaren, 1986). Menurut (Purwanto, 2003) pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatis
diduga memiliki keunggulan dalam hal peningkatan potensi pemisahan fraksi minyak dari
sistem emulsi santan serta memiliki pula kelebihan dalam hal kualitas minyak kelapa yang
dihasilkan.
LAPORAN RESMI
2.8 Enzim
Enzim merupakan biokatalisator yang diproduksi oleh sel dan telah banyak dimanfaatkan
dalam bidang industri. Sebagai biokatalisator, enzim dapat mempercepat suatu reaksi kimia
tanpa pembentukan produk samping, memiliki spesifitas tinggi, dan dapat menghasulkan
produk akhir yang tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek
kerusakan lingkungan. Pada industri yang menggunakan enzim, 59% enzim yang digunakan
adalah protease, salah satunya adalah papain (Soda dan Agustini, 2013).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
2.12 Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang banyak diisolasi dari tanaman karena
manfaatnya sebagai antioksidan, antimikroba, dan antikanker. Sebagai antioksidan, flavonoid
dapat menangkap radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh. Flavonoid ditemukan diberbagai
jenis jeruk, berry, bawang (terutama bawang merah), peterseli, teh (terutama teh putih dan
hijau), anggur merah, dan dark coklat (dengan kadar cocoa 70%) (Shinta, 2008).
2.13 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dalam tubuh
(Rohman dan Riyanto, 2005). Tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang
berlebihan, jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan
eksogen. Senyawa antioksidan sintetik yang biasa digunakan untuk berbagai produk kosmetik,
farmasi maupun makanan misalnya butylated hydroxytoluen (BHT), butylated hydroxyanisole
(BHA) dan tertbutylhydroxyquinone (TBHQ). Penggunaan bahan tersebut sekarang ini tidak
diperbolehkan karena bersifat karsinogenik (Andarwulan et al., 1996).
2.14 Lotion
Lotion adalah salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai campuran dari dua cairan
yang tidak saling bercampur, yang distabilkan dengan system emulsi dan jika ditempatkan pada
suhu ruang, berbentuk cairan yang dapat dituang (Keithler, Jellineck, 1970: 625).
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan humektan.
Pada formulasi lotion ada dua tipe basis emulsi yang digunakan yaitu minyak dalam air (M/A)
dan air dalam minyak (A/M). Pemilihan basis didasarkan atas tujuan pengunaannya dan jenis
bahan yang akan digunakan (Lahman, 1994: 1080).
2.15 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat tertentu, terutama
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Ekstraksi dilakukan dengan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
pelarut yang didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik (Sembiring, 2007). Macam-macam metode
ekstraksi yaitu :
1. Metode maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan pelarut dengan beberapa kali
pengocokkan atau pengadukan pada suhu ruang (kamar).
2. Metode Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang
umumnya dilakukan pada suhu ruang.
Cara Panas
a. Metode Refluks
Metode ini dilakukan dengan pelarut pada suhu titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik.
b. Metode Soklet
Sokletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dilakukan dengan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan dengan
adanya pendingin balik.
LAPORAN RESMI
BAB III
METODOLOGI
LAPORAN RESMI
Eksperimen ini masing-masing kelompok diulang sebanyak dua kali ulangan. Jadi ada
2 obyek penelitian kelompok kontrol dan 6 obyek penelitian kelompok perlakuan.
Pengamatan ini dilakukan setelah 24 jam.
Penelitian dilanjutkan dengan memproduksi Hand and Body Lotion serta pengujian
produk secara kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan hasil eksperimen terbaik.
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
2) Ditambahkan 15%, 30%, dan 45% ekstrak daun pepaya ke dalam krim/kanil sesuai
dengan perlakukan.
3) Diaduk campuran ekstrak daun pepaya dan krim/kanil sampai rata.
4) Ditutup gelas plastiknya dan didiamkan selama 24 jam hingga terbentuk tiga lapisan,
minyak pada lapisan atas, blondo ditengah, dan air pada lapisan bawah.
5) Ambil minyak yang dihasilkan dengan menggunakan pipet tetes dan hati-hati agar
blondo beserta air tidak ikut terpipet.
6) Ukur minyak kelapa yang didapatkan, saring menggunakan kertas saring agar minyak
yang dihasilkan bersih dan bening.
LAPORAN RESMI
4) Persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat pada kebanyakan minyak dan
lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai laurat,
sedangkan pada minyak kelapa sawit dinyatakan sebagai palmitat.
5) Asam lemak bebas dinyatakan sebagai %FFA atau sebagai angka asam.
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 0.1 𝑁 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑥 100%
%𝐹𝐹𝐴 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
Keterangan :
mL NaOH = hasil titrasi
Berat contoh = berat minyak yang diperlukan
d. Uji Organoleptik
Uji organoleptic dilakukan dengan menggunakan uji skoring dengan kriteria semakin
tinggi angka maka mutunya semakin baik. Aspek yang dinilai meliputi tingkat kesukaan
terhadap rasa, warna, dan aroma, dimana panelis dimintai tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atas suatu produk menurut tingkatan-tingkatan tertentu.
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
3. Bobot Jenis
a) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan piknometer.
b) Massa piknometer ditimbang terlebih dahulu dan dicatat (a).
c) Kemudian sampel lotion dimasukkan ke dalam piknometer sampai penuh lalu
ditutup, ditimbang dan dicatat massanya (b).
d) Bobot jenis lotion ditentukan dengan rumus :
𝑏−𝑎
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (25 𝑚𝑙)
4. Uji viskositas
a) Dibersihkan viskosimeter ostwald sampai benar-benar bersih, kemudian keringkan
dengan bantuan alat pengering
1
b) Masukkan lotion ke dalam viskosimeter ostwald sampai 2 bola.
LAPORAN RESMI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
P1 : VCO dengan ekstrak enzim papain 15 %
P2 : VCO dengan ekstrak enzim papain 30 %
P3 : VCO dengan ekstrak enzim papain 45 %
P4 : VCO dengan ragi tempe
P5 : VCO kemasan pasar
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
2. Pembahasan
a. Rendemen
Sedangkan pembuatan VCO metode fermentasi ragi tempe menghasilkan rendemen yang
lebih sedikit karena kerja enzim dari Rhizopus Oligosporus yang dipengaruhi oleh suhu,
dimana suhu optimum untuk pertumbuhan Rhizopus Oligosporus adalah 30-35 ˚C (Presscott
dan Dunn, 1959). Proses fermentasi santan menggunakan ragi tempe menghasilkan rendemen
paling rendah mungkin dikarenakan ragi tempe tradisional merupakan campuran dari ragi
Rhyzopus oligosporus dan Rhyzopus oryzae dimana kedua jenis ragi ini tidak seluruhnya
memproduksi enzim protease. Selama proses fermentasi, Rhyzopus oryzae lebih banyak
mensintesis enzim pemecah pati dibandingkan dengan enzim pemecah protein (Siti, 2016).
Penentuan asam lemak bebas (FFA) penting dilakukan sebab tingginya asam lemak bebas
dapat mempengaruhi cita rasa dan bau pada minyak yang disebabkan tingginya kandungan air
dalam VCO yang dapat memancing aktivitas mikroorganisme sehingga akan merusak
kandungan VCO menjadi minyak yang berkadar asam lemak tinggi dan dapat menurunkan
kualitas VCO. Dengan adanya air yang tinggi, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
yang terdapat dalam semua jaringan yang mengandung minyak, hidrolisis lemak akan mudah
terjadi sehingga menyebabkan tingginya kandungan asam lemak bebas (Ahmat dkk, 2015).
Perhitungan asam lemak bebas diambil dari titrasi, dimana VCO dititrasi dengan NaOH
akan mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah muda keunguan. Hasil analisis
FFA pada Tabel 5. menunjukkan perlakuan dengan ekstrak enzim papain menghasilkan jumlah
asam lemak bebas yang lebih sedikit dibandingkan dengan sampel yang lain. Dimana pada
sampel P3 (VCO + ekstrak papain 45 %) menghasilkan FFA yang paling rendah yaitu 0,135±
0,495 %. Hasil tersebut telah memenuhi SNI Minyak Kelapa 7381:2008 yakni nilai bilangan
asam maksimalnya 0,2 %. Semakin banyaknya konsentrasi ekstrak papain, maka kadar asam
lemak bebas cenderung menurun.
Pada VCO pasar dihasilkan FFA sebesar 0,1975±0,007 % dan VCO fermentasi ragi tempe
didapatkan sebesar 0,215±0,283 %. Pada penelitian Kasmir (2014) Kadar FFA VCO ada yang
belum memenuhi standar SNI Minyak Kelapa 7381:2008 yaitu maksimal 0,20 %. Tingginya
kadar FFA VCO ini disebabkan oleh tingginya kadar air dalam VCO sehingga mempengaruhi
kualitas VCO yang diperoleh. Angka asam yang besar menunjukan asam lemak bebas yang
berasal dari hidrolisa minyak atau karena pengolahan yang kurang baik.
c. Angka Peroksida
Angka peroksida sangat penting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak. Asam
lemak tak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya. Semakin tinggi angka
peroksida, maka minyak akan lebih mudah tengik dan jika dikonsumsi menyebabkan penyakit
pengendapan lemak dalam pembuluh darah serta penurunan nilai cerna lemak (Laras, 2009).
Minyak Kelapa 7382:2008 yaitu angka peroksida maksimal 2,0 meq/kg. Namun ekstrak papain
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
yang 15 % melebihi SNI yaitu angka peroksidanya 2,44±0,566 meq/kg ini disebabkan karena
pada saat titrasi minyak telah mengalami oksidasi dan kontak dengan udara. Semakin tinggi
konsentrasi, maka angka peroksida cenderung menurun karena frekuensi melekatnya substrat
semakin tinggi dan molekul-molekul enzim mudah berinteraksi dengan molekul-molekul yang
lain dan enzim dapat melindungi minyak dari kontak langsung dengan udara. Enzim papain
mempunyai daya proteolitik yang tinggi dan dapat mengurangi adanya interaksi langsung
dengan oksigen. Enzim papain mampu mendegradasi komponen protein dan memecah dinding
sel santan sehingga minyak terpisah dari air. Jadi semakin sedikit kadar air dalam minyak,
maka dapat memengaruhi proses oksidasi dan angka peroksida.
VCO fermentasi telah sesuai dengan SNI namun VCO pasar tidak sesuai dengan SNI. Pada
penelitian Laras (2009) bilangan peroksida VCO dipasaran sebesar 5,8±0,849 meq/kg hal ini
Pengujian kualitas minyak dilakukan dengan uji organoleptik dengan parameter yang
digunakan, yaitu warna, tekstur, dan aroma. Jumlah panelis yang dibutuhkan pada uji
organoleptik ini ditentukan dengan metode Slovin dimana panelis yang berpartisipasi berasal
dari mahasiswa STr. Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro.
Metode Slovin merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
(Sevilla, 2007). Dimana jumlah sampel yang telalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak
mampu menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya, sedangkan jumlah sampel yang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
terlalu besar dapat menyebabkan pemborosan biaya. Rumus matematis metode Slovin yaitu
sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑒 2 )
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi = 48 orang
E = Batas toleransi kesalahan (error tolerance) = 10% = 0,1
LAPORAN RESMI
XXII 3 2 4 3 2 4 3 3 3
XXIII 3 1 4 2 3 4 4 3 3
XXIV 3 1 3 3 2 4 3 3 3
XXV 3 2 3 2 3 4 4 4 3
XXVI 4 1 4 2 3 3 4 3 4
XXVII 4 2 4 2 2 3 3 3 4
XXVIII 4 1 3 2 2 4 4 4 3
XXIX 4 2 4 3 2 3 4 4 4
XXX 3 2 3 2 3 4 3 3 4
XXXI 3 2 4 2 3 3 4 3 4
XXXII 3 1 4 2 3 4 3 4 3
JUMLA
108 50 114 79 82 113 111 109 113
H
Uji organoleptik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode scoring untuk
menilai sifat sampel yang dihasilkan. Skor yang diberikan yaitu dari 1 sampai 4, dimana
semakin tinggi angka maka semakin baik kualitasnya. Penilaian warna 1 = sangat keruh, 2 =
keruh, 3 = jernih, 4 = sangat jernih. Tekstur 1 = sangat encer, 2 = encer, 3 = kental, 4 = sangat
kental. Aroma 1 = sangat tegik, 2 = tengik, 3 = harum, 4 = sangat harum. Adapun sampel yang
digunakan pada uji organoleptik ini, yaitu VCO yang dihasilkan dengan penambahan ragi
tempe (A), penambahan enzim papain (B), dan VCO kemasan pasar (C).
Pada VCO yang dihasilkan secara fermentasi dengan penambahan ragi tempe memiliki
warna bening, dengan tekstur yang sedikit encer, dan aroma yang dihasilkan tidak tengik. Pada
penambahan enzim papain memiliki warna keruh, dengan tekstur yang sedikit encer, dan aroma
yang tidak tengik. Sedangkan pada VCO kemasan pasar memiliki warna bening, dengan tekstur
kental, dan aroma yang tidak tengik.
Tekstur yang encer pada penambahan ragi tempe dan enzim papain disebabkan oleh proses
pemisahan yang tidak sempurna antara minyak dengan air dengan menggunakan sentrifuge.
Sedangkan warna keruh yang dihasilkan pada penambahan enzim papain disebabkan oleh
adanya pengaruh pigmen hijau kekuningan (klorofil dan karoten) yang terkandung dalam
protease daun papaya yang larut dalam minyak (Witono dkk, 2017).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
Keterangan :
P1 : Hand and body lotion VCO enzimatis dengan ekstrak kulit jeruk 3 %
P2 : Hand and body lotion VCO enzimatis dengan ekstrak kulit jeruk 5 %
P3 : Hand and body lotion VCO enzimatis dengan ekstrak kulit jeruk 7 %
P4 : Hand and body lotion VCO fermentasi
P5 : Hand and body lotion VCO kemasan pasar
2. Pembahasan
a. pH
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
Berdasarkan hasil diperoleh pH yang terbaik dimiliki oleh sediaan P2 (lotion VCO
enzimatis papain + ekstrak kulit jeruk 5%) yang memiliki pH mendekati nilai 7 (netral). Hasil
analisis pH pada Tabel 7. menunjukkan bahwa rata-rata pH lotion yang dihasilkan 5,65±0,354
– 6,7±0,283. Nilai tersebut berada dalam kisaran nilai pH pada SNI 16-4399-1996 sebagai
syarat mutu pelembab kulit (4,5-8). Menurut Amelia (2008) pH yang baik untuk kulit adalah
4-7, maka sediaan diatas memenuhi syarat untuk lotion pelembab kulit sehingga aman untuk
digunakan. Jika lotion yang memiliki pH yang lebih rendah (suasana asam) akan menyebabkan
kulit kering dan iritasi, karena terjadinya kerusakan epidermis kulit.
Pengukuran densitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu
produk emulsi. Apabila rasio antara fase pendispersi dan fasa terdispersi tidak sesuai maka
semakin rendah tingkat kestabilan suatu sediaan emulsi (Rizky, 2012).
Nilai rata-rata densitas lotion dengan ekstrak kulit jeruk yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan dengan lotion yang tidak ditambahkan ekstrak kulit jeruk. Hal ini dikarenakan
pada lotion yang menggunakan ekstrak kulit jeruk, menyebabkan volume dari lotion menjadi
lebih besar sehingga nilai densitas menjadi lebih rendah (Riddel, 2019). Nilai densitas yang
dimiliki oleh tiap sampel lotion berkisar antara 0,962±0,091 – 1.0198 ±0,026 gr/cm³. Syarat
Hasil rata-rata viskositas dengan ekstrak kulit jeruk lebih rendah daripada sampel lotion
yang lainnya. Hal ini menyebabkan viskositas atau kekentalannya bertambah. Berdasarkan
hasil analisis, nilai viskositas semakin menurun dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak daun
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
papaya yang digunakan. Nilai visositas juga berpengaruh pada densitas yaitu semakin tinggi
viskositas semakin besar pula densitas lotion yang dihasilkan (Riddel, 2019).
LAPORAN RESMI
28 XXVIII 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
29 XXIX 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
30 XXX 3 1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
31 XXXI 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
32 XXXII 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
JUMLAH 100 55 102 101 107 108 100 103 105 120 120 122
2. Pembahasan
Uji organoleptik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode scoring untuk
menilai sifat sampel yang dihasilkan. Skor yang diberikan yaitu dari 1 sampai 4, dimana
semakin tinggi angka maka semakin baik kualitasnya. Penilaian warna 1 = hijau, 2 = hijau
kekuningan, 3 = kuning, 4 = sangat kuning. Tekstur 1 = sangat encer, 2 = encer, 3 = kental, 4
= sangat kental. Homogenitas 1 = tidak homogen, 2 = sedikit homogen, 3 = homogen, 4 =
sangat homogen. Kelembaban 1 = tidak lembab, 2 = sedikit lembab, 3 = lembab, 4 = sangat
lembab. Adapun sampel yang digunakan pada uji organoleptik ini, yaitu hand and body lotion
berbahan dasar VCO yang dihasilkan dengan penambahan ragi tempe (A), penambahan enzim
papain (B), dan VCO kemasan pasar (C).
Pada hasil uji organoleptik yang dilakukan didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda antara
sampel satu dengan yang lainnya. Pada sampel (A) dihasilkan warna kuning bertekstur kental
dengan homogenitas yang homogen, dan kelembaban yang sangat lembab. Pada sampel (B)
dihasilkan warna hijau kekuningan bertekstur kental dengan homogenitas yang homogen, dan
kelembaban yang sangat lembab. Pada sampel (C) dihasilkan warna kuning bertekstur kental
dengan homogenitas yang homogen, dan kelembaban yang sangat lembab.
Perbedaan warna yang dihasilkan pada sampel (B) disebabkan oleh penggunaan bahan
yang berupa VCO dengan penambahan ekstrak daun pepaya. Dimana protease daun pepaya
mengandung pigmen hijau kekuningan (klorofil dan karoten) yang larut dalam minyak (Witono
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
dkk, 2017). Pigmen inilah yang membat lotion yang dihasilkan menjadi warna hijau
kekuningan
BAB V
KESIMPULAN
Pada penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Pada penilitian kami dilakukan dengan 2 tahap, tahap pertama merupakan pengambilan
VCO dan tahap kedua yaitu pembuatan hand and body lotion.
2. Hasil analisis kuantitas VCO secara kimia didapatkan sampel yang terbaik yaitu sampel P3
(VCO dengan konsentrasi enzim papain 45%) dimana diperoleh rendemen sebesar 13,75±
LAPORAN RESMI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
DAFTAR PUSTAKA
Adebiyi, Ilesanmi, dan Raji. 2012. Sedative effect of hydroalcholic leaf extracts of
Cnidoscolous acontifolius. Nigeria: International jounal of Applied Reseach in Natural
Products, 5(1): 1-6
Ahmad dkk. 2015. Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin
Coconut Oil (VCO).
Aisyahni, Mayana. 2012. Formulasi Sediaan Krim Wajah Ekstrak Daun Gambir (Uncaria
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara
Karya Aksara. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014. Produksi Kelapa Menurut Provinsi di- Indonesia.
Hapsari. 2013 Penerapan Pengolahan Kelapa Menjadi Minyak Murni (VCO) Menggunakan
Teknologi Pemanas Buatan.
Jaenudin, Jajang., 2015. 9 Manfaat Buah Dan Kulit Jeruk Untuk Kesehatan.
http://obatbenjolandidada1.blogspot.com/2015/09/9-manfaat-buah-dan-kulit-jeruk-
untuk.html [diakses pada 2 Agustus 2019 20.57 WIB]
Julaily, N., Mukarlina dan T.R. Setyawati. 2013. Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.). Universitas
Tanjungpura. Pontianak. Jurnal Protobiont 2 (3): 171-175.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
Kasmir 2014. EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI DAUN PALADO (Agave angustifolia) DAN
PEMANFAATANNYA DALAM PROSES PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL.
Keithler, (1938), Soap, Perf., Cosm., 11, 625 dalam Jellineck, S. (1970). Formulation and
Function of Cosmetics. Wiley Interscience, New York
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas
Indonesia (UIPress), Jakarta.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Edisi pertama Jakarta: Penerbit UIPress.
Lahman L. Liberman HA & Kaning JL. 1994. Theory And Practice Of Industrial Pharmacy.
Easton Pennysylvania. Mack Publishing Company.
Laras. 2009. LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI
(VIRGIN COCONUT OIL) MENGGUNAKAN FERMENTASI RAGI TEMPE
Palungkun, R., 1993, Aneka Produk Olahan Kelapa, PT. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Raras 2016 Pelatihan Pembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Secara Fermentasi Di Desa
Pembuatan Lotion.
Rukmana, H.R. 2003. Jeruk Manis. Yogyakarta: Kanisius. Hal 12 – 13
Setiaji, Bambang dan Surip Prayugo.,(2006). Membuat VCO Berkualitas Tinggi, Penebar
Swadaya, Jakarta
Sembiring B. 2007. Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat. Warta
Puslitbangbun Vol 13 No 12 Agutus 2007. Balitro.litbang.depta.go.id (dikses 30 Juni
2015).
Setyamidjaja, D. 1994. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta. 160 Hlm.
Sevilla, C. G. 2007. Research Methods.Rex Printing Company. Quezon City
Shinta, 2018. Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pleurotus ostreatus.
Siti, 2016. Pengaruh Ragi Tradisional Indonesia Dalam Proses Fermentasi Santan Terhadap
Karakteristik Rendemen, Kadar Air, Dan Kadar Asam Lemak Bebas Virgin Coconut Oil
(Vco).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
Soda, N.F., dan Agustini, R. 2013. Pengaruh Penambahan Ion K+ Terhadap Aktivitas Enzim
Papain.
Surabaya. Jurusan Kimia. Universitas Negeri Surabaya. UNESA Journal of Chemistry Vol. 2,
May 2013.
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi 1989. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Suhardiman, P. 1999. Bertanam Kelapa Hibrida. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suhartono, M.T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. PAU Bioteknologi IPB. Bogor
Suresh, K., Deepa P., Harisaranraj R., dan Vaira Achudhan V.. 2008. Antimicrobial and
Phytochemical Investigation of the Leaves of Carica papaya L., Cynodon dactylon (L.)
Pers., Euphorbia hirta L., Melia azedarach L. and Psidium guajava L.. Ethnobotanical
Leaflets, Vol.12: 1184-1191.
Syah, A.N.A. 2005. Coconut Oil : Minyak Penakluk Berbagai Penyakit.Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Trizelia. 2001. Pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk Pengendalian Crocidolomia
binotalis, Zell (Lepidotera: Pyralidae). Jurnal Agrikultura 19 (3): 184-190.
Utami, Herti. 2013. Catatan Kecil tentang Minyak Goreng.
http://www.kompasiana.com/hertie/catatan-kecil-tentang-minyak
goreng_552dffd96ea83499168b45b4. [Diakses pada 15 Agustus 2019]
Widyasanti. 2017. Pembuatan Sabun Cair Berbasis Virgin Coconut Oil (Vco) Dengan
Penambahan Minyak Melati (Jasminum Sambac) Sebagai Essential Oil. Jurnal Teknotan
Vol. 11 No. 2.
Wijayanti. 2017. Pembuatan Virgin Coconut Oil Dari Kelapa Hibrida Menggunakan Metode
Penggaraman Dengan Nacl Dan Garam Dapur. Jurnal Chemurgy, Vol. 01, No.2.
Winarti,Sri,dkk. 2007. Proses Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Secara Enzimatis
Menggunakan Papain Kasar, Vol 8, No.2
Witono. 2017. Ekstraksi Virgin Coconut Oil Secara Enzimatis Menggunakan Protease Dari
Tanaman Biduri (Calotropis Gigantea)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
Telepon (024) 7471379 laman : http://www.vokasi.undip.ac.id
LAPORAN RESMI
LAMPIRAN
LAPORAN RESMI
LAPORAN RESMI
Hand and Body Lotion enzimatis papain Hand and Body Lotion kemasan pasar