UTILITAS
“ENERGI BAHAN BAKAR BIO”
Disusun oleh :
- menciptakan lebih banyak desa mandiri energi yang diprioritaskan pasda daerah-daerah
terpencil yang tidak terjangkau infrastruktur energi
- memperluas lahan perkebunan yang hasil produksinya khusus untuk bahan baku pembuatan
biofuel.
6. Kresna Suryadi (40040117640022)
Teknologi penghilang bau biogas ?
Jawab :
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan zeofilter yang
dapat meningkatkan kualitas biogas sebagai energi baru.
Zeolit alam memiliki potensi penyerapan gas yang bersifat multi-adsorpsi, khususnya
untuk gas pengotor pada biogas, yaitu uap air (H2O), CO2, dan H2S, namun tidak menyerap
metana (CH4) yang merupakan sumber energi dalam biogas, sehingga sangat sesuai untuk pemurni
biogas.
Dalam potensei tersebut, dikatakan, LIPI menggunakan zeolit alam Indonesia menjadi
pemurni gas yang disebut dengan zeofilter. Zeofilter ini mampu membersihkan biogas dari gas-
gas pengotor lain, sehingga kualitas gas yang lebih baik, meningkat 5-20 persen dari kadar metana
awal.
Peningkatan efisiensi energi dalam proses konversi biogas menjadi energi listrik dan
mengurangi potensi korosi dan menghilangkan bau kurang sedap dari biogas.
7. Raissa Wahyu Alvina (40040117640041)
Apa itu biofuel generasi ke dua?
Jawab :
Ilmuwan dan lembaga penelitian bernama telah membuktikan bahwa keseimbangan energi
dari bahan bakar bio saat kini adalah sangat memprihatinkan. Energi yang dibutuhkan lebih besar
dari pada yang energi yang dihasilkan. Hal ini dimungkingkan berkat subsidi negara. Perusahaan
danpara penelitikini berusaha memperbaiki efisiensi energi dari tumbuhan dan hewan serta
prosedur pembuatan biofuel. Langkah berikutnya adalah mematenkannya. Dengan cara ini dari
areal yang sama dan dari jumlah biomassa yang sama biofuel bisa diproduksi lebih banyak lagi.
Hingga kini biofuel diproduksi dari tanaman bergula dan minyak. Bahan-bahan ini hanya
mengandung sebagain kecil biomassa tumbuhan. Bagian yang terbesar adalah selulosa dan lignin.
Di masa depan etanol akan dibuat dari selulosa batang tumbuhan dan kayu. Masalah besar disini
adalah resiko atas manupulasi genetik pepohonan, tumbuh-tumbuhan lainnya dan mikroba.
Apakah dan kapan penelitian ini akan selesai, masih belum tentu. Peningkatan efisiensi
energi tergantung pada batas-batas tehnis, fisik dan biologis. Pemanfaatan seluruh biomassa untuk
produksi biofuel berdampak pada perluasan produksi di atas wilayah ekosistim yang tersisa dan
tanah yang subur.
8. Shabrina Berdiansyah (40040117640050)
Apakah biofuel bersifat iklim atau karbon netral?
Jawab :
Tidak. Itu tidak mungkin. Justru sebaliknya! Dengan tipuan dan perhitungan yang tidak
lengkap pengusaha dan politisi membuat neraca biofuel. Kenyataannya biofuel mempercepat
pemanasan iklim atas alasan berikut:
Pada dasarnya karbondioksida di atmosfir yang diserap oleh tumbuhan semasa
pertumbuhan seluruhnya dilepas kembali ke atmosfir pada saat biofuel dibakar. Di wilayah
tanaman biofuel ini sebelumnya tumbuh tanaman atau pepohonan lain yang sudah menyimpan
CO2. Akibat dari penebangan tumbuhan atau pepohonan ini maka CO2 tersebut dilepas kembali
ke atmosfir.
Untuk perkebunan sawit contohnya di Asia Tenggara hutan hujan dan hutan gambut
dibakar. Pembakaran hutan ini mempunyai andil 18% dari seluruh emisi yang merusak iklim
dunia. Sementara dari sektor pertanian sebesar 14%. Setiap ton produksi minyak sawit
menghasilkan 10 sampai 30 ton CO2. Oleh sebab itu hutan hujan merupakan alat regulasi penting
bagi iklim dunia. Pengrusakannya menyebabkan pemanasan dan pengeringan yang terus
meningkat. Setiap penebangan hutan hujan yang melebihi ketentuan berakibat langsung pada
kehancuran seluruh sistim biologis termasuk iklim. Selanjutnya untuk pembangunan perkebunan
dan proses pembuatan biofuel sejumlah besar bahan bakar fossil digunakan untuk menjalankan
mesin dan kendaraan, Selain itu juga digunakan untuk membajak ladang, menabur bibit,
pembuatan dan penaburan pupuk, penyebaran racun pertanian, melakukan panen, transport,
penyimpanan, pemerasan buah atau biji, penyaringan dlsb.
Bahan pupuk melepaskan sejumlah besar nitrogen oksida N2O. Zat ini mengandung efek gas
rumah kaca 300 kali lipat lebih besar dari CO2.